Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Case Study ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dan
kepada Ibu Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing, yang telah
1. Ibu Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, M.Kes selaku Rektor Universitas Fort De
3. Ibu Ns. Ratna Dewi, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi
iii
4. Ibu dr. Yendra Afriza Selaku Kepala Puskesmas Tanjung Emas beserta
dukungan, baik moril maupun materil selama ini, serta kasih sayang yang
jauh dari sempurna, hal ini bukanlah suatu kesenjangan melainkan karena
keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis, untuk itu penulis harapkan kritikan
dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
Penulis
iviii
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 5
D. Manfaat Penulisan.......................................................................... 6
viv
E. Fungsi Keluarga........................................................................... 56
F. Stres dan Koping Keluarga.......................................................... 57
G. Pemeriksaan Fisik........................................................................ 59
H. Data Fokus................................................................................... 64
I. Analisa Data................................................................................ 67
J. Prioritas Masalah......................................................................... 71
K. Intervensi..................................................................................... 74
L. Catatatan Perkembangan............................................................. 80
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian................................................................................... 93
B. Diagnosa...................................................................................... 93
C. Intervensi Keperawatan Keluarga............................................... 95
D. Implementasi Keperawatan Keluarga.......................................... 96
E. Evaluasi Keperawatan Keluarga.................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
viv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Depkes, 2006).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
1
2
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu yang
lama). Tekanan darah yang melebihi 140/90 mmhg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah
penyebab faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan
kunyit, Kunyit memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh seperti zat
kuning kurkumin, minyak astiri, mineral tinggi seperti kalium, kalsium, zat
besi dan magnesium. Kalium merupakan suatu komponen penting dari sel dan
cairan tubuh yang membantu untuk mengontrol detak jantung dan tekanan
darah. Kurkumin yang dimiliki oleh kunyit merupakan zat anti oksidan
karena kunyit tidak mengandung kolesterol dan kaya akan serat, kandungan
Peningkatan hipertensi dari 600 juta jiwa pada tahun 1980 nenjadi 1 milyar
(WHO, 2013). Tiap tahunnya 7 juta orang diseluruh dunia meninggal akibat
3
sedangkan yang pernah didiagnosa tenaga kesehatan atau sedang minum obat
hipertensi sendiri sebesar 9,5 persen. Jadi, terdapat 0,1 persen penduduk yang
minum obat sendiri, meskipun tidak pernah didiagnosa hipertensi oleh nakes.
tahun sebesar 25,8 persen jadi cakupan nakes hanya 36,8 persen, sebagian
2014).
Data yang didapat dari dinas kesehatan provinsi sumatra barat pada
barat dengan angka kejadian 248.964 (13,8 % ) setelah penyakit Ispa dengan
terbanyak yang menempati urutan ketiga setelah ISPA dan myalgia. Data
4
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh
masyarakat.
kepalanya.
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tinggi / Hipertensi
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
lainnya.
Hipertensi.
spiritual).
7
4. Bagi Masyarakat
A. Terapi Komplementer
1. Definisi
kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun
sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi
tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan
dan spiritual).
keperawatan
c. Peran edukator
3. Jenis-Jenis Terapi
individu merasa lebih baik dan beradaptasi dengan kondisi akut dan akut.
a.Terapi Relaksasi
berulang atau tetap. Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas
individu mempelajari prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk
hypnoterapy).
homeopathy, nautraphaty).
e. Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi reproduksi
4) Fungsi Ekonomi
a) Fungsi biologis
b) Fungsi Psikologi
c) Fungsi Sosiologi
perkembangan anak.
d) Fungsi Ekonomi
kebutuhan keluarga.
e) Fungsi Pendidikan
yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-
anak tiri.
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah
bersama.
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan
keluarga.
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-
anaknya (poliandri).
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa
keluarga, yaitu :
18
terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak mereka tidak
tinggal bersama.
yang dilahirkannya.
yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan
antara lain:
tua)
b) Mensosialisasikan anak.
yang sehat.
rumah), Tugasnya :
hubungan perkawinan.
maupun istri.
Tugasnya :
anggotanya.
tepat.
kesehatan.
komprehensif.
yang tidak.
24
keluarga.
keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
membentuk unit dasar masyarakat dan tentunya unit dasar ini sangat
a. Pengumpulan data
1) Data umum
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
4) Struktur keluarga
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosial
c) Fungsi Perawatan Keluarga
d) Fungsi Reproduksi
e) Fungsi Ekonomi
6) Stress dan Koping Keluarga
stressor
e) Harapan Keluarga
f) Pemeriksaan Fisik
b. Analisa Data
3) Karakter keluarga
27
dapat berupa masalah - masalah aktual, resiko atau potensial atau diagnosis
objektif. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau
Tabel 2.2
Cara Membuat Skor Penentuan Prioritas Masalah Keperawatan
Keluarga (Friedman, 2003)
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
4. Meninjolnya masalah
Skala:
a. Masalah berat harus segera 2 1
ditangani ditangani
b. Masalah yang tidak perlu 1
segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL 5
Skoring = Skor x Bobot
Angka Tertinggi
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga
masyarakat.
keperawatan keluarga.
yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
perawatan.
sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai
berbagai perbaikan.
dan obyektif.
1. Pengertian hipertensi
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
34
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
berat badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan secara umum adalah
adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka
dapat menyerang siapa saja baik muda maupun tua. Hipertensi merupakan
(Pudiastuti, 2013).
2. Klasifikasi Hipertensi
dan diastol. Klasifikasi hipertensi menurut The Sevent Report of The Joint
National .
35
Tabel 2. 1
Kalsifikasi Hipertensi Menurut JNC VII
Tekanan
Tekanan
Klasifikasi tekanan Darah
Darah Sistol
darah Diastol
(mmHg)
(mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi
140-159 90-99
stage I
Hipertensi Stage II 160 atau >160 100 atau>1 00
Sumber : Kemenkes RI, 2014
a. Tensimeter digital
pada layar. Beberapa alat tensimeter digital juga dapat mencetak hasil
b. Tensimeter manual
ini sama. Perbedaan kedua jenis tensimeter ini adalah pada alat untuk
yaitu:
pengukuran
sehingga siku berada pada posisi yang sama tinggi dengan jantung
4. Etiologi hipertensi
penderita hipertensi.
(inaktivitas) dan pola makan. Tipe ini terjadi pada sebagian besar
37
b. Hipertensi sekunder
akibat dari adanya penyakit lain. Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya
sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Beberapa hal yang
sebagai berikut:
a. Usia/Umur
b. Herediter/Keturunan
c. Obesitas/Kegemukan
d. Asupan Garam
tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau
e. Rokok
pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseorang lebih dari satu pak
rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka
f. Kopi
dan terjadi peningkatan sistole yang lebih besar dari tekanan diastole.
40
Kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan darah dalam jangka
tidak baik seperti tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar, nadi cepat,
6. Patofisiologi
2007).
berjalan tanpa gejala dan baru timbul keluhan setelah terjadi kompilasi
yang spesifik pada organ tertentu seperti ginjal, mata, otak dan jantung.
41
biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Akan
tetapi, pada penderita hipertensi berat biasanya akan timbul gejala antara
lain : Sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak nafas, gelisah,
denyut jantung menjadi kuat, cepat atau tidak teratur, impotensi, darah
8. Komplikasi Hipertensi
merusak organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh
a. Penyakit jantung
(Shanty, 2011).
b. Stroke
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan dua jenis stroke yaitu stroke
iskemik dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering sekitar
80% kasus adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi akibat aliran darah
stroke hemoragik sekitar 20% kasus timbul pada saat pembuluh darah
c. Ginjal
bahan sisa dari dalam darah. Bila ginjal tidak berfungsi, bahan sisa
akan menumpuk dalam darah dan ginjal akan mengecil dan berhenti
d. Mata
indikator awal penyakit jantung. Oleh karena itu, dokter lain akan
9. Pencegahan
10. Pengobatan
dilakukan dengan dua cara yaitu non farmakologi (perubahan gaya hidup)
a. Non farmakologi
diantaranya yaitu:
fisik yang dilakukan rutin selama 30-45 menit setiap hari dengan
RI, 2013).
b. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi, obat anti hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII
yaitu:
1) Diuretika
2) Vasodilator
3) Antagonis kalsium
2001).
4) Penghambat ACE
BAB III
A. Pengkajian keluarga
1. Data umum
a. Nama KK : Tn. S
b. Umur : 67 tahun
c. Pekerjaan : Tani
d. Pendidikan : SD
e. Alamat : Jorong Saruaso Utara, Kec. Tanjung Emas
f. Komposisi Keluarga
47
48
g. Genogram
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal Serumah
Untuk orang tua dari Ny. N sudah meninggal dunia, dulunya ibu dari
S dan Ny N saat ini tidak ada yang menderita hipertensi dan yang ada
hanya sakit gastritis pada anak kedua dan untuk cucu Tn S tidak ada
h. Tipe Keluarga
yang terdiri dari suami istri dengan anak yang sudah memisahkan diri.
minangkabau.
j. Agama
sakit dan sebagian di tabung jika ada hal-hal yang mendesak dapat
digunakan.
(middle class)
50
sering ditemui oleh anak dan cucunya, dikarenakan jarak rumah tidak
lengkap
terpenuhi
hingga ke punggung, pusing, dada terasa berat kaki sering juga sakit
bila malam hari. untuk tekanan darah Ny.N sering kontrol ke bidan
sakit.
rokok perhari.
3. Pengkajian Lingkungan
1 ruang tamu cukup luas, 1 Ruang keluarga dan ruang makan, dapur
sudah ada.
menggunakan listrik.
53
Denah rumah
Pekarangan
Teras
Ruang Kamar 1
Tamu
Kamar 2
Ruang makan
Kamar 3
Dapur
WC
`
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi
kepala dingin. Untuk anak- anak walaupun sudah berkeluarga jika ada
Tn S.
55
oleh Tn. S .
positif
c. Struktur Peran
dan bekerja.
5. Fungsi Keluarga
B. Fungsi Afektif
menghormati.
a. Fungsi Sosialisasi
juga jarang melakukan olah raga, kadang juga membeli obat bebas
meningkatkan penyakit
sabun & air mengalir masih jarang dilakukan, paling cuci tangan
sehat
Tn. S mengatakan jika ada yang sakit akan di bawa ke rumah sakit
7. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3.1
Pemeriksaan Fisik
8. Harapan Keluarga
DATA FOKUS
C. Analisa Data
63
Ds:
- Ny N mengatakan saat tekanan darahnya Pemeliharaan
tinggi/penyakitnya kumat kepala terasa kesehatan tidak efektif
sakit hingga menjalar ke punggung dan ( D.0117 )
pandangan berkunang – kunang serta
nafas kadang menjadi sesak
- Ny.N sudah menderita hipertensi ini sejak
18ntahun yang lalu
- Ny N dan Tn S mengatakan selama ini
memakan semua makanan yang disukai
dan tidak mengerti dengan larangan
terhadap makanan yang meningkatkan
penyakit
- Ny N memiliki kebiasan minum obat
hanya disaat sakit ( tidak rutin) dan
makan obat warung / obat bebas
- Ny N dan Tn S kurang mengkonsumsi
sayur dan buah serta juga belum
mengkonsumsi susu karena Ny N merasa
mual jika minum susu. Untuk konsumsi
air putih juga kurang dari 2 liter perhari.
- Ny N dan Tn S mengatakan jarang
melakukan aktifitas olah raga
Do :
- RR = 26 x/i
- Nyeri Ulu hati (+)
- Tn. S merupakan perokok aktif
- Tn S menghabiskan ± 2 Bungkus rokok
perhari
- Nafas Ny N sesak apalagi saat tekanan
darahnya tinggi
- Pasien dan keluarganya jarang pergi ko
puskesmas atau polindes .
- Tn S dan Ny N kurang konsumsi sayur
dan buah serta air putih kurang dari 2 liter
perhari
DS:
- Ny N dan Tn S mengatakan selama ini Kesiapan peningkatan
memakan semua makanan yang disukai manajemen kesehatan
dan tidak mengerti dengan larangan
terhadap makanan yang meningkatkan ( D 0112 )
penyakit
- Ny N mengatakan saat tekanan darahnya
tinggi/penyakitnya kumat kepala terasa
sakit hingga menjalar ke punggung dan
pandangan berkunang – kunang seta nafas
menjadi sesak
64
DO :
- Keluarga terutama Ny N tampak
bersemangat untuk mengatasi masalah
kesehatan dan pencegahannya
- Ny N dan Tn S tampak sangat
bersemangat mendengarkan beberapa
cara perawatan yang disampaikan
- Pasien masih bingung dengan
perawatannya dengan raut wajah / kening
yang mengkerut dan pada saat ditanya
pasien hanya diam
- Ny N tidak mampu menjelaskan perihal
apa saja yang harus di kontrol dan di agar
penyakitnya tidak kambuh .
- TD: 180/90 mmHg
- Nadi :78 x/i
- RR: 26 x/i
- S: 36,7
DS: Kesiapan peningkatan
- Tn S mengatakan sangat cemas dengan koping keluarga
kondisi mewabahnya virus Covid-19. terhadap penyakit
- Tn S dan Ny N mengatakan bingung mau Covid -19
melakukan aktifitas sehari-hari karena (D.0090)
banyaknya larangan
- Tn S dan Ny N mengatakan tidak nyaman
untuk memakai masker dalam berkegiatan
sehari-hari
DO:
- Ny N tampak gelisah dan tegang dengan
kondisi saat ini
- Ny N dan Tn S bayak bertanya tentang
Covid-19 dan apa saja yang harus
65
dilakukan
- Tn. S dan Ny N tidak menggunakan
masker dalam berkegitan di luar rumah
- TD: 180/90 mmHg
- Nadi :78 x/i
- RR: 26 x/i
- S: 36,7
3. Prioritas Masalah
Skor Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah : Keluarga
Skala : 3/3 x 1 bersemangat
Tidak/ Kurang sehat/ Aktual 3 1 =1 untuk
Ancaman Kesehatan/ Resiko meningkatkan
Keadaan Sejahtera/ Potensial kesehatan
keluarga
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Masalah keluarga
Skala : dapat menerima
Mudah 2 2 2/2 x 2 edukasi dengan
Sebagian =2 baik
Tidak Dapat
3 Potensial Masalah untuk Dicegah Kemampuan
Skala : keluarga untuk
Tinggi 2 1 3/3 x 1 merubah kondisi
Cukup =1 cukup tinggi
Rendah
4 Menonjolnya Masalah Keluarga
Skala : menyadari
Masalah berat, harus segera 2 1 2/2 x 1 masalah anggota
ditangani =1 keluarga dan
Ada masalah tetapi tidak perlu ingin sekali
ditangani meningkatkan
Masalah tidak dirasakan kesehatan
dianggota
keluarganya
Jumlah 9 5
luarganya
Jumlah 9 4 1/2
A. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
DO:
- Ny. N tampak gelisah dan
tegang dengan kondisi saat ini
- Ny. N dan Tn S banyak Keluarga mampu Keluarga mampu
bertanya tentang Covid-19 dan merawat: merawat:
apa saja yang harus dilakukan L.09088 Status koping keluarga: I.12435 Edukasi Perilaku Upaya
- Tn S tampak melakukan “Ketepaparan informasi” Kesehatan
pencegahan covid dengan : mengajarkan cuci
penyemprotan desikfektan di tangan, etika batuk,
sekitar rumah dan cara
- Tn. S dan Ny N tidak menggunakan masker
menggunakan masker dalam yang benar.
berkegitan di luar rumah
- Keluarga Tn. N tampak Keluarga mampu Keluarga
menunjukkan minat untuk memodifikasi mampu
meningkatkan kesehatan lingkungan: memodifikasi
keluarganya dengan bertanya L.13114 Fungsi keluarga: lingkungan :
tentang perilaku hidup bersih Pemenuhan kebutuhan I.13477 Dukungan
dan sehat serta perawatan. anggota keluarga keluarga
merencanakan
- Keluarga tampak antusias Perawatan
dengan pembahasan mengenai
peningkatan kesehatannya
- Keluarga Tn. S tampak
berupaya mengatasi masalah Keluarga mampu Keluarga mampu
yang sedang dihadapi dengan memanfaatkan fasilitas memanfaatkan
mencari informasi sebagai kesehatan: fasilitas kesehatan :
bantuan
73
perawatan O:
Hari/tanggal Jam3. Memfasilitasi Implementasi
keluarga membuat Keluarga tampak mengertiEvaluasi dan berpatisipasi Paraf
Jumat, 22-10- 14.00 WIBkeputusan
Setelah dilakukan interaksi selama 1 dalam S:
x 45 pengambilan keputusan
2021 menit diharapkan keluarga mampu Keluarga Tn S mengatakan sudah mulai
mengenal masalah kesehatan keluargaAdan : mengerti dengan penyakit hipertensi dan
keluarga dapat memutuskan untuk
Keluargajuga cara perawatannya.
dapat memutuskan untuk
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan memperbaiki kesehatan keluarga teratasi
keluarga. O:
TUK 1 : Edukasi proses penyakit. P: Keluarga Tn S tampak sudah paham dengan
1. Mengidentifikasi dan penkes
kesiapan Intervensi yang ke
dilanjutkan diberikan,
TUK 3 hal ini terbukti
kemampuan
Sabtu, 23-10- 14.00 WIB Setelah dilakukan menerima
pertemuan informasi.
1 x 55 menit S : dengan keluarga dapat mengulangi kembali
2021 2. Menyediakan materi dan
keluarga dapat merawat anggota keluarga Keluarga media tentang penyakitsudah
mengatakan hipertensi
sedikit paham
pendidikan
dengan masalah hipertensi. kesehatan tentang A :
dengan cara perawatan hipertensi dan akan
“Hipertensi”
TUK 3 : Edukasi prosedur tindakan Keluargauntukdapat
mengusahakan mengenaldalammasalah
menerapkannya
3. Menjelaskan
Terapi komplementer : Juspengertian hipertensi kehidupan
timun, Akupresur Hipertensi.
sehari-hari.
4. Menjelaskan penyebab hipertensi
dan rendam kaki air hangat dan relaksasi
5. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
nafas dalam. O: P:
6. Menjelaskan kesiapan
1. Mengidentifikasi Intervensi
pengobatandan -atauKeluarga dilanjutkan
mampu ke TUK 2
mendemonstrasikan
penatalaksanaan
kemampuan keluarga hipertensi
menerima langkah-langkah apa yang telah
7. Memberikan
informasi kesempatan kepadadiajarkan
keluarga untuk
2. Menjadwalkan bertanya dan
pendkes mengulang
sesuai - Ny N mengkonsumsi Jus timun,
kembali apa saja yang telah dijelaskan. melakukan akupresur, rendam kaki air
kesepakatan.
TUK 2: Pelibatan
3. Menjelaskan Keluargatujuan dan
pada keluarga S : dan relaksasi nafas dalam.
hangat
1. Mengidentifikasi
manfaat perawatan padakesiapan penderitakeluarga
- TTV Keluarga
Ny N sebelummengatakan
meminum Jus akan terlibat
timun
untuk terlibat dalam perawatan
hipertensi dengan obat tradisional “Jus perawatan hipertensi
TD: 180/90 mmHg. pada Ny N
2. Menganjurkan keluarga
timun, akupresur, rendam kaki air terlibat dalam
hangat dan relaksasi nafas dalam A:
4. Menjelaskan langkah-langkah Keluarga dapat merawat hipertensi teratasi
perawatan dengan pemberian Jus timun sebagian
- Siapkan 100 gram timun
- 80 ml air matang dan
- 20 ml sirup
75
P:
- Minum 2 kali sehari Intervensi pemberian Jus timun dan
- Lakukan selama 7 hari. akupresure,rendam kaki air hangat dan
1. Menjelaskan langkah-langkah relaksasi nafas dalam dilanjutkan
komplementer dengan akupresure,
rendam kaki air hangat dan relaksasi
nafas dalam
Minggu, 24- 10.00 WIB 1. Melakukan kembali akupresure kepada S:
10-2021 pasien Keluarga mengatakan sangat senang ibunya
dapat di lakukan terapi akupresure dan mulai
paham langkah langkah melakukan terapi
akupresure,Pasien mengatakan senang dan
badannya terasa lebih rileks setelah di lakukan
akupresure
O:
Pasien tampak rileks tanda tanda vital
TD : 170 / 80 mmhg
Nadi : 80 x / i
RR : 20x/i
Suhu : 36,7
A:
Keluarga dan pasien dapat merawat hipertensi
teratasi sebagian
P:
Intervensi akupresure dilanjutkan
A:
Keluarga dapat merawat hipertensi teratasi
sebagian
P:
Intervensi pemberian Jus timun dan rendam
kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam
dilanjutkan
Senin, 25-10- 19.30 WIB Setelah dilakukan pertemuan via telepon S:
2021 1x15 menit keluarga dapat merawat anggota - Ny N mengatakan telah minum Jus timun
keluarga dengan masalah hipertensi. pukul 08.00 WIB setelah sarapan dan
TUK 3 : 19.00 WIB setelah makan malam.
Terapi komplementer : Jus timun, Rendam - Ny N mengatakan melakukan rendam kaki
kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam. air hangat dan relaksasi nafas dalam
O : Terlaksana
A:
Keluarga dapat merawat hipertensi teratasi
sebagian
P:
Intervensi pemberian Jus timun dan rendam
kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam
dilanjutkan
77
O : Terlaksana
A:
Keluarga dapat merawat hipertensi teratasi
sebagian
P:
Intervensi pemberian Jus timun dan
rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas
dalam dilanjutkan
Rabu 27-10- 14.00 WIB Setelah dilakukan pertemuan via telepon S:
2021 1x15 menit keluarga dapat merawat anggota - Ny N mengatakan telah minum Jus
keluarga dengan masalah hipertensi. timun pukul 08.10 WIB setelah sarapan
TUK 3 : dan 18.00 WIB setelah makan malam.
Terapi komplementer : Jus timun, dan - Ny N mengatakan melakukan rendam
rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas kaki air hangat dan relaksasi nafas
dalam. dalam
O : Terlaksana
A : Keluarga dapat merawat hipertensi
teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
TUK 5: S:
Mampu Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Keluarga mengatakan bahwa fasilitas
Rujukan kesehatan yang akan di kunjungi adalah
1. Mengidentifikasi indikasi rujukan puskesmas, karena puskesmas tersebut
2. Memberikan kesempatan pasien dan merupakan tempat yang paling dekat
keluarga untuk bertanya dan melayani kesehatan anggota keluarga.
mendapatkan jawaban terkait rujukan
(tujuan dan waktu rujukan) O:
a. Puskesmas (setiap hari senin – Keluarga memilih fasilitas kesehatan
kamis pukul 07.30 s/d 14.30 WIB, terdekat yaitu puskesmas
jumat pukul 07.30 s/d 11.30 WIB,
dan sabtu pukul 07.30 s/d 13.00 A:
WIB ) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
b. Bidan Pustu/Poskesri (setiap hari kesehatan teratasi
24 jam)
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur P:
rujukan Intervensi di hentikan
80
Catatan Perkembangan
Diagnosa 2. Kesiapan peningkataanajemenKesehatan
A:
Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan teratasi
P:
Intervensi di hentikan
82
Catatan Perkembangan
Diagnosa 3. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
BAB IV
TELAAH JURNAL
Test Control Groups Design dengan subjek wanita yang berusia 40-60
dari pengkuran berat badan dibandingkan dengan tinggi badan yang diukur
85
86
menggunakan uji Paired t test pada data yang berdistribusi normal dan uji
2. Intervention (I)
merupakan penelitian eksperimen dengan metode pre and post test control
darah selama 2 kali dalam waktu satu minggu sampai jumlah subjek
3. Comparator (C)
8.062 mmHg dan 6.67 + 6.726 mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol
justru terjadi peningkatan rerata tekanan darah baik pada tekanan darah
tekanan darah dengan rata-rata 4 mmHg dan 2 mmHg pada pasien yang
dengan intensitas ringan hingga sedang selama 30-45 menit secara rutin
4. Outcome (O)
Pemberian jus mentimun dengan dosis 100 gram buah mentimun pada
SD mmHg.
88
Hipertensi
Penulis : Sukmadi
Saat ini hipertensi masih merupakan masalah yang cukup penting dalam
aktivitas yang berlangsung dan bekerja pada saat tubuh rileks, sehingga
2020).
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi
2. Intervention (I)
dan post test design. Sampel dalam penelitian ini melibatkan pasien
menit, pasien dianjurkan makan terlebih dahulu sebelum terapi dan tidak
boleh terlalu kenyang. Daerah yang menjadi titik akupresure adalah 4 jari
metatarsal Idan metatarsal II, 3 jari di atas pergelangan tangan, pada lipat
siku, 2 jari dari batas rambut belakang pada sebuah lekukan, 2 jari
dianalisis menggunakan uji paired t-test, pada batas kemaknaan alfa 0,05.
3. Comparator (C)
dan 80% mengalami penurunan. Nilai beda mean tekanan darah sistolik
sebesar 13,98 dengan nilai p value 0,000, artinya bahwa ada pengaruh
hipertensi dan nilai nilai beda mean tekanan darah diastolik sebesar 4,78
dengan nilai p-value 0,000, artinya bahwa ada pengaruh pemberian terapi
hipertensi. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Afrila et al, 2015) dengan
judul efektivitas kombinasi terapi slow stroke back massage dan akupresur
2015).
4. Outcome (O)
sebesar 13,98 untuk sistolik dan 4,78 untuk diastolik dengan p-value =
0,000.
91
C. Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Tekanan Darah
Kata Kunci : Lansia, Hipertensi, Terapi Rendam Kaki Air Hangat Dan
Penulis : Ferayanti, N
digunakan quasi Experimental Desaign dengan rancangan pre and post test
2. Intervention (I)
darah sistolik pada lansia di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma
selama 2 minggu
3. Comparator (C)
Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta setelah diberikan terapi rendam kaki
air hangat dan relaksasi nafas dalam selama 2 minggu dengan penurunan
rata-rata sitolik sebesar 22,71 mmHg dan diastolik sebesar 5,45 mmHg.
4. Outcome (O)
darah sistolik sebelum dan setelah diintervensi sebesar 22,71 mmHg dan
BAB V
PEMBAHASAN
Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, maka di ketahui hal-hal
sebagai berikut:
A. Pengkajian
tinjauan kasus yang didapatkan. Secara teoritis pada pasien dengan hipertensi
akan merasakan sakit kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat
tanda dan gejala yang didapatkan yaitu seperti kepala terasa sakit, pundak
B. Diagnosa
93
94
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
dapat berupa masalah –masalah aktual, resiko atau potensial atau diagnosis
jantung
kebutuhan oksigen
seluruhnya dialami oleh klien. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif
klien dan hasil scoring yang dilakukan bersama keluarga maka dirumuskan
keperawatan yang telah disusun oleh SDKI, SLKI dan SIKI sebagai standar.
yang dapat diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi klien dilapangan.
Pada teori dan kasus, serta jurnal tidak ada perbedaan yang signifikan hanya
beberapa modifikasi dan beberapa inovasi yang penulis lakukan dan masih
keperawatan keluarga yang terdiri dari pre planning I sampai pre planning
VIII
3. Efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam
untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
dengan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun, dalam hal ini setiap
a. Melakukan
b. Melibatkan
rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam terhadap tekanan
darah
97
pada hipertensi
kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam terhadap tekanan darah
Keluarga mampu mengenal masalah stresor yang terjadi dalam keluarga dan
kesehatan
memperbaiki kesehatan serta pola hidup yang bersih dan sehat agar
dengan:
kepala terasa sakit ,nafas kadang sesak, berat pada daerah pundak dan
terbukti dengan:
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan :
timun, akupresure untuk hipertensi, terapi rendam kaki dan relaksasi nafas
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan karya
anggota.
lebih bayak serta dengan lama waktu pengujian yang lebih lama.
102
DAFTAR PUSTAKA
Hernilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulsel: Pustaka As-
Salam
Izzati, Luthfiani. 2017. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Bawang Putih Terhadap
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo
Baleh Kota Bukittinggi: Jurnal keperawatan
Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
MPPKI. 2019. Terapi Non Farmakologi dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi: Systematic Review. Sulsel: Media Publikasi Promosi
Kesehatan Indonesia
Nanda.(2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Ed. 10
editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru.Jakarta: EGC.
PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta:
DPP PPNI
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta:
DPP PPNI
PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI
Smelzer, S.C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 1 Edisi 8. Jakarta :
EGC