Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan 2/10 kd. 3.

2. Pengaturan Program Pencahayaan (lighting Programe ) Fase


Starter

Penyinaran sangat dibutuhkan dalam budidaya unggas petelur baik pada fase starter, fase
grower dan fase layer. Sedangkan sumber penyinaran ada dua yaitu penyinaran alam yaitu cahaya
sinar matahari dan penyinaran dari cahaya buatan dapat berupa lampu pijar dsb.

Sinar matahari merupakan sumber cahaya alami yang mempunyai peranan dalam pembentukan
telur, membunuh kuman-kuman yang merugikan dan membantu juga dalam pembentukan vitamin.

Pada anak unggas fase starter (masa brooding), pencahayaan terutama digunakan untuk
mengenal lingkungan brooding, atau berfungsi untuk merangsang anak ayam untuk selalu
menkonsumsi pakannya. Adanya cahaya juga akan merangsang kelenjar tiroid untuk
mensekresikan homon tiroksin. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan proses metabolisme,
yaitu berguna dalam memicu pertumbuhan anak ayam. dengan adanya alasan-alasan tersebut
maka selama fase brooding, pencahayaan harus benar-benar tersedia dengan baik.

Lama dan intensitas cahaya setiap fase atau umur unggas berbeda-beda, sesuai dengan
kebutuhan. Pada anak unggas fase starter atau fase brooding, kebutuhan intensitas cahaya
dibutuhkan paling tinggi yaitu 20-40 lux atau 20-40 watt setiap 10 meter2 . Waktu yang dibutuhkan
juga paling lama yaitu 21-24 jam. Oleh sebab itu dibutuhkan cahaya tambahan. Penempatan
cahaya tambahan (lampu pijar) ini diatur dengan jarak antar lampu sekitar 4 meter dengan
ketinggian 2,5 – 3 meter. Tujuannya dari penerangan tambahan ini pada anak unggas fase
brooding adalah :
- Untuk mempermudah ayam mengenali tempat pakan dan tempat air minum sehingga anak
unggas terangsang melakukan aktivitas makan.
- Memacu pertumbuhan.

Lama cahaya yang dibutuhkan dalam periode brooding adalah 24 jam. Secara bertahap dikurangi
sejalan dengan bertambahnya umur ayam. Misalnya pada anak umur 3 minggu penerangan ini dapat
diturunkan menjadi 15-16 jam per hari, dan pada saat anak ayam umur 10 minggu penerangan
tambahan dihentikan dan dapat mengikuti penerangan alamiah saja yaitu selama 12 jam per hari.
Penempatan cahaya tambahan seperti lampu pijar diatur dengan ketentuan sebagai berikut.
Jarak antar lampu sejauh 4 meter dengan ketinggian 2,5–3 meter.
Tabel 2. Pengaturan pemberian cahaya periode starter

Umur Lama Lampu Lampu Ket


(mgg) (Jam) hidup Mati
1 24 6 sore 6 sore Siang hari dimatikan
Umur Lama Lampu Lampu Ket
(mgg) (Jam) hidup mati
2 20 10 malam 6 sore
3 16 2 pagi 6 sore
4 12-14 4 pagi 6 sore
sumber . Caturto, (2008)

Ket : Banyak peternak yang menambah 2 jam lagi pada jam 22.00 – 24.00 (midnight feeding).
Ini untuk menambah jam makan, karena berat badannya masih dibawah standar.

Perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan untuk satuan luasan kandang dapat dihitung
berdasarkan luas kandang, intensitas cahaya, daya lampu dan faktor kontanta. Berikut ini adalah
rumus perhitungan jumlah lampu:
Σ lampu = luas kandang x intensitas cahaya/watt lampu x K faktor
K faktor merupakan konstanta yang nilainya tergantung daya lampu yang digunakan.
Watt 15 25 40 60 100

K 3,8 4,2 4,2 5,0 6,0

Contoh:

Luas kandang 100 m2,


1) Daya lampu 100 watt,
2) Intensitas cahaya 20 lux,
3) Nilai K 6,0
Jumlah lampu yang digunakan = 100 X 20/100 X 6 = 3,3 dibulatkan 4 lampu

Kegiatan Belajar 3. Pengontrolan Kesehatan Unggas Fase Starter

Pengendalian atau pencegahan penyakit adalah suatu tindakan untuk melindungi individu
terhadap serangan penyakit atau menurunkan keganasannya.
Kesehatan anak unggas dapat terganggu karena beberapa hal, diantaranya :
1. Pemanas
Faktor pertama adalah pemanas. Pemanas dalam brooding harus sesuai dengan yang
dibutuhkan yaitu sesuai dengan umur dan besarnya unggas. Pemanas yang kurang akan
menyebabkan anak unggas kedinginan akan memperlemah daya tahan unggas terhadap
penyakit

2. Hembusan angin
Faktor lain yang tak kalah penting adalah hembusan angin yang masuk dalam kandang. Oleh
sebab itu pada minggu pertama sampai minggu ke tiga ventilasi kandang harus ditutup atau
diatur dengan cara dibuka sedikit-sedikit atau sesuai dengan kebutuhannya.
3. Kualitas udara
Standar udara yang berkualitas baik adalah kadar amonia, debu dan CO2 adalah rendah
serta menyediakan oksigen dalam kadar yang cukup. Hal-hal yang perlu dilakukan peternak
adalah :
- Ventiasi yang bagus
- Secara rutin mengangkut litter yang basah dan mengganti dengan litter yang baru
- Perencanaan kandang yang bak
- Pengaturan kepadatan kandang yang baik

4. DOC nya sendiri sebagai pembawa penyakit


Anak unggas yang baru tiba di peternakan, kemungkinan ada yang membawa penyakit baik
dari induk atau dari pembibitannya. Oleh sebab itu pada minggu pertama harus dilakukan
usaha pencegahan penyakit, seperti pemberin vitamin/ anti stress, kegiatan vaksinasi dan
lainnya.

Sumber: Sofyan haris. http://unggasindonesia.wordpress.com/2012


Gambar 6. Kualitas DOC yang kurang baik (kloaka basah/kotor)

Kualitas DOC diawal pembelian (stress, dehidrasi, omphalitis)


Beberapa kendala dan masalah yang yang sering terjadi diawal pembelian bibit anak unggas
adalah stress, dehidrasi dan omphalitis.
1). Stress
Anak unggas yang baru menetas (DOC/DOD/DOQ) mempunyai daya adaptasi yang masih
rendah, sehingga perpindahan tempat dari tempat penetasan ke kandang brooding yang
merupakan lingkungan baru dapat menyebabkan stress. Faktor-faktor yang menyebabkan
stress pada awal kedatangan DOC adalah :
Kondisi kesehatan DOC
Lama perjalanan
Waktu (siang, sore, pagi, malam)
Kondisi transportasi
Kondisi brooding (indukan)
2). Dehidrasi
Dehidrasi diawali dari mulai menetasnya telur di hatchery, khususnya pada telur-telur
yang menetas tidak bersamaan. Telur yang lebih awal menetas dan masih menempati
penetasan akan mengalami dehidrasi. DOC mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk
stress dan dehidrasi selama perjalanan dari hatchery sampai tiba di kandang, sehingga kondisi
DOC menjadi lemas.
Pemberian air gula merupakan solusi untuk untuk memulihkan energi agar DOC tidak lemas,
walaupun tindakan ini kurang tepat. Tindakan yang tepat adalah memberikan cairan elektrolit
agar DOC tidak mengalami dehidrasi.
3). Omphalitis
Penyebab utama peningkatan kematian anak ayam (DOC) pada minggu pertama adalah
omphalitis, atau infeksi kuning telur lewat navel, yang biasa dikenal dengan “mushy chick
disease” dan “penyakit pusar”. Omphalitis adalah peradangan di tali pusat. Hal ini bisa tejadi
karena pada saat pengiriman biasanya belum sepenuhnya kering, sehingga terjadi infeksi saat
perjalanan. Kematian umumnya dimulai sejak 24 jam setelah menetas dan puncaknya terjadi pada
5 sampai 7 hari
Anak ayam yang menderita omphalitis mempunyai ciri-ciri murung dan kepala menunduk.
Penyebab penyakit ini adalah adanya bacteri seperti coliform, Staphylococcus, Stretococcus
dan Proteus. Bila terjadi Omphalitis, maka telah terjadi rute masuknya bakteri penyebab ke
dalam yolk sac.
Anak ayam tidaklah terlahir dalam kondisi lingkungan yang steril. Kemungkinan terjadinya
Omphalitis akan lebih besar bila terjadi letusan telur di mesin tetas, atau jika keranjang hatcher
tidak bersih dan tidak terdesinfeksi sempurna saat transfer

Beberapa permasalahan kesehatan unggas yang timbul dari manajemen brooding yang
kurang benar, seperti:
a. Hidrops ascites

Anak ayam yang terkena hidrops ascites dicirikan dengan suka menggerombol dan mendekati
brooding serta malas beraktivitas seperti makan dan minum. Hal ini diakibatkan karena suhu
brooding yang dingin.
akan terjadi penyempitan pembuluh darah paru-paru, yang menyebabkan kerja paru-paru
terganggu. memicu perut ayam menjadi kembung (hidrops ascites). Untuk menghindari kasus
tersebut perlu dilakukan pengontrolan terhadap suhu brooding secara teratur dan menghindari
aliran udara langsung mengenahi
tubuh ayam.
sumber : Info Medion (2006)
Gambar 7. Anak ayam yang mnegalami hidrops ascites akibat dari suhu
brooding yang dingin

b. Hipoksia
Kekurangan oksigen akan menyebabkan gangguan pada proses metabolisme dalam tubuh
ayam. Hipoksia merupakan kasus yang sering terjadi terutama peternakan yang berlokasi di
daerah dataran tinggi dimana terjadi penurunan kadar oksigen dalam udara. Hipoksia dapat juga
terjadi karena adanya ventilasi yang jelek dan pemanas yang menghasilkan gas CO2 dalam
jumlah banyak.
Langkah terbaik pencegahan hipoksia adalah mengatur sirkulasi udara dalam kandang brooder
dengan membuat lubang ventilasi dan pengaturan buka tutup tirai. Selain itu, jangan terlambat
melakukan pelebaran kandang dan pengaturan kepadatan ayam.

c. Keracunan

Keracunan dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adanya gas sisa pembakaran
yang berupa gas karbondioksida ( CO2) yang bersifat racun bagi ayam , gas amonia akibat
dari kandang yang lembab ataupun keracunan jamur aflaktosin.Infeksi penyakit

. Gangguan penyerapan kuning telur dapat menyebabkan antibodi maternal tidak optimal
sehingga akan mempermudah anak ayam terinfeksi mikroorganisme patogen.

3) Pengontrolan keadaan litter


Alas kandang atau litter berfungsi menampung dan menyerap air dari feses sehingga feses
cepat kering. Selain itu, juga meminimalkan terjadinya lepuh dada dan menjaga kehangatan kandang
brooder. Bahan litter sebaiknya mempunyai daya serap air yang baik. Contohnya sekam padi, serbuk
gergaji, serutan kayu, jerami dll. Bahan litter yang digunakan sebaiknya tidak berjamur, dan
tidak berdebu
Bagaimana kondisi litter yang baik ?
Kondisi litter sangat berhubungan erat dengan kesehatan ternak didalamnya. Litter yang
bersih, kering dan tidak terkontaminasi dengan kotoran atau jamur akan membuat kandang lebih
bersih dan nyaman. Kandang yang nyaman akan berpengaruh pada ternak didalamnya. ternak
akan merasa lebih nyaman dan melakukan aktifitas makan dan minum dengan baik sehingga
akan berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhannya.
sumber : dok. Medion
Gambar 8. Teknik kontrol kondisi litter

Bahan litter (sekam, serbuk gergaji, dll) yang akan digunakan harus dalam kondisi bersih dan
tidak terkontaminasi oleh penyakit serta bebas dari kotoran dan jamur. Sekam ( paling umum
digunakan sebagai bahan litter) yang baik, akan berwarna cerah, tidak terlalu berdebu dan
kelembaban 20-30 %.
Pengontrolan litter harus dilakukan setiap hari dan harus dijaga agar selalu dalam kondisi kering.
Buanglah sekam yang menggumpal, dan gantilah dengan sekam yang baru.
4. Pengontrolan Pemberian Pakan dan Air Minum Unggas Fase
Starter

Pemberian pakan diberikan secara bebas (addlibitum) dan dilakukan dengan sesering mungkin,
minimal (8-9 kali/hari) namun tetap terkontrol. Jangan sampai tempat pakan kosong. Ada beberapa
tips untuk merangsang nafsu makan
1. Berikan pakan bentuk crumble dengan jumlah 8 gram/ekor
2. Ayam harus sering dibangunkan, tertama pada malam hari
3. Berikan pembatas atau sekat didalam kandang sehingga anak unggas tidak lari terlalu jauh
4. Hindari faktor stress seperti temperatur, seperti temperatur di sekitar kandang tidak terlalu
panas atau terlalu dingin. Lingkungan yang nyaman membuat anak unggas akan senang,
bermain dan banyak makan.
Pendistribusian pemberian pakan harus tepat dan merata di setiap area kandang, serta
ketersediaan tempat pakan harus ideal sesuai dengan jumlah unggas yang ada di dalam
kandang tersebut. Kecukupan tempat pakan dan ketersediaan pakan yang rata sangat
berpengaruh terhadap tingkat keseragaman unggas.
Pada saat berat badan anak unggas pada umur 4 minggu mencapai 290 gram/ekor, ganti
secara bertahap pakan starter ke pakan grower. Gantilah pakan pakan starter ke pakan grower
secara bertahap. Perbandingannya dimulai dari :
Hari pertama : 25 % pakan starter : 75% pakan grower
Hari ke -2 : 50 % pakan starter : 50% pakan grower
Hari ke -3 : 75 % pakan starter : 25% pakan starter
Hari ke -4 : sudah mencapai 100%
Jika berat badan belum tercapai teruskanlah memakai pakan starter sampai berat badannya
tercapai. Lakukan penggantian tempat pakan secara bertahap, hari ke-10 semua telah memakai
tempat pakan gantung. untuk memperbaiki kosumsi dan mengurangi kanibalisme, pada umur 7-10
hari dilakukan potong paruh.

5 Pemotongan Paruh Unggas Fase Starter

Pemotongan paruh (Beak trimming atau debeaking)


Beak trimming adalah mengurangi/ memotong paruh pada bagian atas dan bagian bawah pada
unggas. Beak triming sering disebut debeaking. Jadi debeaking adalah suatu usaha pemotongan
paruh unggas untuk tujuan tertentu. Sedangkan alat potong paruh disebut debeaker. Pemotongan
paruh atau debeaking dilakukan untuk mencegah terhadap kemungkinan timbulnya kanibalisme
atau saling mematuk.
Penerapan program potong paruh hanya dilakukan pada unggas darat saja terutama pada ayam,
sedangkan untuk unggas air tidak dilakukan. Unggas air biasanya tidak mempunyai sifat kanibalisme.
Terdapat dua metode debeaking yaitu cold debeaking hot debeaking.
1. Cold debeaking.
54
2. Hot debeaking.
Alat ini digunakan dengan temperatur 11100 F - 15000F sehingga dapat mematikan jaringan
dari paruh. Apabila pelaksanaannya baik dan tepat maka tidak perlu pengulangan kembali

sumber. http://www.poultryhub.org/beak-trimming

Gambar 10. Hot debeaker

Alat untuk melakukan debeaking adalah debeaker. Berdasarkan cara kerjanya , debeaker
dapat dibedakan dua jenis yaitu :
a. elektrik.
Pada pemotongan paruh secara electric maka akan menyebabkan saraf bagian yang
terpotong menjadi mati sehingga tidak pelu mengulanginya lagi. Pemotongan paruh yang paling
baik adalah hot debeaker karena saraf tidak tumbuh kembali.
b. Non elektrik.
Pada pemotongan paruh secara non electric, pemotongan paruh perlu diulangi lagi karena
saraf bagian yang terpotong tidak mati dan kemungkinan saraf itu akan tumbuh kembali.
Berdasarkan bentuk paruh yang dihasilkan, ada dua cara debeaking, yaitu
1. Block debeaking yaitu pemotongan yang dilakukan memberikan hasil paruh bagian atas
sama panjangnya dengan bagian bawah
2. Conventional debeaking, yaitu pemotongan yang dilakukan memberikan hasil paruh bagian
atas lebih pendek dari pada bagian bawah.
Umur pemotongan paruh pada setiap farm bervariasi, tergantung dari manajer farm
masing-masing. Pada umumnya dilakukan pada umur 5-10 hari pada fase starter,
karena
a. Mempermudah penangannya (mudah dipegang)
b. Dapat mengurangi pendarahan dan cekaman
c. Mengurangi rasa stress
d. Daya hidup ayam lebih baik,
e. Biayanya rendah/murah

55
sumber. http://www.poultryhub.org/beak-trimming

Gambar 11. Mesin pemotong paruh infra red

Sebelum pemotongan paruh dilakukan, DOC diberi vitamin K dan antibiotik melalui air minum.
Setelah pemotongan paruh, DOC diberi vitamin K dan antibiotik melalui air minum. Setelah pemotongan
paruh, DOC dipuasakan minum selama dua jam dan dipuasakan pakan selama 5 bulan. Tujuan
pemuasaan ini agar tidak terjadi pendarahan pada mulut ayam.
Pemotongan paruh tidak dilakukan pada itik. Sedangkan pada puyuh perlu dilakukan potong
paruh. Tujuan potong paruh pada puyuh adalah untuk mengurangi kanibalisme yaitu mematuk
bulu temannya atau mematuk telurnya sendiri.
Pemotongan paruh pertama dilakukan pada puyuh umur 2 minggu. pemotongan paruh kedua
dilakukan sebelum puyuh memasuki masa bertelur yaitu 30-40 hari.
Alat yang digunakan sebagai alat potong paruh untuk puyuh cukup dengan menggunakan
solder. Gunakan solder yang berdaya listrik 75 watt atau 100 watt agar mempermudah pelaksanaan
pemotongan paruh.
Agar tidak stres pada saat proses pemotongan paruh, sebaiknya anak puyuh diberi vitamin
melalui air minum. Selanjutnya harus dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi anak puyuh yang
telah dipotong paruhnya. Jika ada puyuh yang paruhnya berdarah, sebaiknya paruhnya segera
ditempelkan ke solder panas.
Bagaimana dengan ayam buras? Pemotongan paruh dilakukan juga pada ayam buras,
terutama ayam arab. Hal ini dikarenakan ayam arab terlalu agresif dan suka terjadi kanibalisme

Beberapa sisi positip dan sisi negatip dari potong paruh, diantaranya

56
1. Sisi positif dari potong paruh
a) Mengefisiensikan penggunaan pakan. Unggas-unggas yang dipotong paruhnya tidak
akan pilih-pilih makanan sedang pada unggas yang tidak dipotong paruhnya akan lebih
memilih jenis makanan yang berbutir (crumble dan pellet) daripada jenis tepung (mash).
Sehingga kebanyakan makanan yang tersisa adalah jenis tepung.
b) Mengeliminasi sifat kanibal, baik kanibal antar ayam atau kanibal makan telurnya. Sifat
kanibal antar ayam dapat dicegah dengan cara isolasi atau memisahkannya. Sedangkan
kanibal memakan telur merupakan sifat genetik yang akan muncul apabila sifat fenotif
mendukung seperti kepadatan kandang yang terlalu tinggi, keterlambatan pemberian
pakan, ventilasi kurang, dan pakan yang kekurangan NaCl dan lain sebagainya.
c) Meningkatkan pertumbuhan dan produksi telur, dengan efisiensi penggunaan pakan maka laju
pertumbuhan diharapkan meningkat pula.

2. sisi negatip
a) Menimbulkan stress, karena setelah beberapa waktu pelaksanaan potong paruh unggas
akan mengeluarkan darah walaupun jumlahnya kecil dan ini menghalanginya untuk makan
dan aktifitas lainnya.
b) Meningkatkan mortalitas, karena unggas yang stress tidak menutup kemungkinan akan
sampai menyebabkan kematian kalau penanganan pasca potong paruh kurang mendapat
perhatian. Namun demikian, tidak perlu dikhawatirkan, karena unggas-unggas yang
dipotong paruhnya akan menampilkan produknya lebih baik daripada unggas yang tidak
dipotong paruhnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemotongan paruh :


1. Tidak melaksanakan pemotongan paruh selama periode vaksinasi, karena akan menambah
stress dan ayam akan mudah terserang penyakit.
2. Memberi ransum segera setelah paruh dipotong
3. Menambah jumlah makanan/minuman setelah paruh dipotong
4. Memotong paruh sebaiknya pada saat suhu dingin (sore hari)
5. Tidak memotong paruh pada saat menjelang bertelur, karena akan menyebabkan lambatnya
bertelur.

Agar tidak terjadi stress yang terlalu berat, hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Pemindahan sebaiknya dilakukan pada malam hari.
2. Bila terpaksa bila dilakukan pada siang hari tetapi tidak waktu hari panas.
3. Setelah pemindahan bisa diberikan antibiotik (3 – 5) untuk mencegah blue comb.
4. Vaksinasi harus sudah lengkap

57
Dalam pelaksanaan pemotongan paruh harus dilakukan oleh seorang yang terampil. kesalahan
pada pemotongan paruh akan menyebabkan ayam akan kesulitan makan dan minum dan
pertumbuhan kelompok tidak seragam.

Puasakan ayam + 2 jam sebelum potong paruh dan setelah potong paruh. Tempat pakan atau
chick feeder tray diberi pakan penuh sehingga tidak terlihat dasar dari feeder tersebut. Hal ini
dimaksudkan, setelah potong paruh, unggas akan makan sebanyak-banyaknya sehingga akan
membantu dalam mempercepat penghentian pendarahan. Namun apabila pendarahan terus
berlanjut tidak ada cara lain selain ayam harus di ulang di potong dengan cara ditempelkan saja
bagian yang berdarah pada penopang pisau yang membara. Kemudian anak ayam diberi minum
dengan campuran vitamin K, kemudian esok harinya diberi vitamin C dan vitamin K juga lewat air
minum.

Metode potong paruh


Pilih diameter lubang alat potong paruh (debeaker) yang sesuai, sehingga dapat memotong
pada posisi 2 mm dari lubang hidung
Pegang anak ayam dengan satu tangan, ibu jari dibelakang kepala, pegang dengan lembut
dengan posisi telunjuk dibawah paruh.
Potong paruh dengan sudut kemiringan 15º
Kontak dengan besi pemanas selama 2-2,5 detik

Saran untuk operator potong paruh


Posisi duduk harus nyaman, sehingga pemotongan paruh untuk setiap ayam seragam
Jangan buru-buru untuk mencapai target pemotongan tinggi, karena akan menyebabkan
banyak kesalahan
Bersihkan pisau setelah dipakai 7000 ekor dengan amplas
Harus menjamin lidah anak ayam tidak terbakar

58
TUGAS

1. Diketahui : luas kandang 500 m2, daya lampu 150 watt, intensitas cahaya 20 lux dan
nilai K
6,0. Hitunglah jumlah lampu yang digunakan!
2. Jelaskan akibat yang akan terjadi apabila pencahayaan pada fase starter tidak
dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku!
3. Manajemen brooding yang tidak benar menyebabkan permasalah pada kesehatan unggas, antara lain :
a. Bobot badan tidak seragam, ayam mengalami kegemukan, omphalitis
b. Dehidrasi, terserang ngorok, kadar 02 tinggi
c. Hipoksia, Saling mematuk, stress
d. hidrop ascites, kekurangan oksigen,keracunan gas CO2
e. menurunnya produksi telur, omphalitis, hipoksia

4. Sel-sel tubuh akan bertambah jumlahnya dengan cara melakukan pembelahan sel, hal ini disebut
a. hypertropi
b. omphalitis
c. hyperplasia
d. aflatoksin
e. hyperactivity

5. Kendala yang terjadi pada saat awal pembelian bibit unggas adalah.....
a. Hembusan angin yang kencang, cekaman panas, stress
b. Stress, kekurangan cairan selama perjalanan, omphalitis
c. Drop ascites,hipoksia, dehidrasi
d. Frame size kecil, produksi telur menurun, stress
e. Uniformity kecil, radang tali pusar, stress

6. Kandang dengan ukuran 5x20 m. Daya lampu yang digunakan 100 watt, intensitas cahaya 20 lux, dan nilai k
faktor adalah 6,0. Berapa jumlah lampu yang digunakan?
a. 10
b. 8
c. 7
d. 5
e. 3

7. Metode potong paruh yang bertujuan mematikan jaringan dari paruh, yaitu metode......
a. Hot debeaking
b. Cut debeaking
c. Cold debeaking
d. Kick debeaking
e. Blood debeaking

59

Anda mungkin juga menyukai