Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
G. Tinjauan Pustaka
G.1. Jambu Biji
Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu
siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, disebarkan
ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau
dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah
jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C.
G.2. Tanin
Tanin dapat digunakan sebagai antibakteri karena mempunyai gugus fenol,
sehingga tanin mempunyai sifat-sifat seperti alkohol yaitu bersifat antiseptik yang
dapat digunakan sebagai komponen antimikroba. Tanin merupakan senyawa yang
dapat mengikat dan mengendapkan protein berlebih dalam tubuh. Pada bidang
pengobatan tanin digunakan sebagai obat diare, hemostatik (menghentikan
pendarahan), dan wasir (Naim, 2004). Siswantoro (2006) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa tanin yang terdapat dalam tanaman dapat digunakan untuk
membunuh bakteri baik pada Streptococcus pyogenes maupun Pasteurella multocida
secara in vitro.
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, tanin dapat bereaksi
dengan protein membentuk polimer yang tidak larut dalam air. Tanin merupakan
senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tumbuhan yang terpisah dari protein
dan enzim sitoplasma. Senyawa tanin tidak larut dalam pelarut non polar,
seperti eter, kloroform dan benzena tetapi mudah larut dalam air, dioksan, aseton, dan
alkohol serta sedikit larut dalam etil asetat (Harborne, 1987).
Tanin adalah suatu nama deskriptif umum untuk satu kelompok subtansi
fenolik polimer yang mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan,
suatu sifat yang dikenal dengan astringent. Tanin terbentuk dari senyawa fenol yang
berikatan atau bergabung dengan senyawa fenol-fenol yang lain sehingga membentuk
polifenol dan pada akhirnya membentuk senyawa tanin (Pansera, 2004). Monomer
tanin adalah digallic acid dan D-glukosa, ekstrak tanin terdiri dari campuran senyawa
polifenol yang sangat komplek dan biasanya bergabung dengan karbohidrat, dengan
adanya gugus fenol maka tanin akan dapat berkondensasi dengan formaldehid
(Linggawati, 2002).
Tanin merupakan himpunan polihidroksi fenol yang dapat dibedakan dari
fenol-fenol lain karena kemampuannya untuk mengendapkan protein. Tanin
mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor. Tumbuhan yang
mengandung tanin banyak jenisnya diantaranya adalah daun teh, daun jambu biji, dan
daun jambu biji(Averrhoa bilimbi L.). Bahan aktif pada daun jambu bijiyang dapat
digunakan sebagai anti diare dan antipiretik salah satunya adalah tanin. Tanin pada
saat ini sudah banyak diisolasi dari tanaman dan dapat dijumpai di pasaran berupa
bubuk atau serbuk putih kekuningan, amorf, beraroma khas. Tanin atau asam tannat
biasanya mengandung H2O 10 % (Pansera dkk, 2004). Senyawa tanin yang
menimbulkan rasa sepat pada jambu biji dapat dimanfaatkan untuk memperlancar
saluran pencernaan dan sirkulasi darah serta dapat menyerang virus (Savitri, 2008).
G.2.1Tanin Sebagai Antibakteri
Tanin diduga berperan sebagai antibakteri karena memiliki kemampuan
membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen, jika
terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein kemungkinan protein akan
terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri menjadi terganggu (Makkar, 1991).
Tanin merupakan growth inhibitor sehingga banyak mikroorganisme yang dapat
dihambat pertumbuhannya oleh tanin. Buah-buahan yang telah matang umumnya
lebih peka terhadap serangan mikroba daripada yang masih muda, hal ini
kemungkinan disebabkan menurunnya kandungan tanin dalam buah tersebut.
Enzim yang dikeluarkan oleh mikroba adalah protein dan protein akan mengendap
oleh tanin sehingga enzim tersebut tidak akan aktif (Winarno, 1981).
Tanaman diduga memproduksi tanin sebagai upaya pertahanan melawan
jamur dan bakteri pathogenik serta melawan pemakannya seperti serangga dan
herbivora. Tanin juga banyak digunakan dalam industri kulit untuk mencegah
pembusukan, terdapat beberapa peneliti berpendapat mengenai mekanisme
antimikroba senyawa tanin. Vargaz (2002) menyebutkan bahwa aktivitas
antimikroba tanin kemungkinan berhubungan dengan penghambatan enzim
antimikroba seperti celulase pektinase dan xylonase selain itu tanin juga dapat
meracuni membran sel. Senyawa tanin dapat menghambat dan membunuh
pertumbuhan bakteri dengan cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi
enzimenzim esensial dan destruksi atau inaktivasi fungsi dan materi genetik.
Tanin berperan sebagai antibakteri karena dapat membentuk komplek dengan
protein dan interaksi hidrofobik, jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin
dengan protein enzim yang terdapat pada bakteri maka kemungkinan akan
terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri terganggu, selain itu dengan adanya
tanin (asam tanat) maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel, mengganggu
sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu aktivitas enzim.
Tanin dapat dibentuk dengan kondensasi derivatif flavon yang
ditransportasikan ke jaringan kayu dari tanaman. Tanin juga dapat dibentuk
dengan polimerisasi unit quinon. Konsumsi minuman yang mengandung tanin,
terutama teh hijau dan anggur merah dapat mengobati atau mencegah sejumlah
penyakit. Banyak aktivitas fisiologik manusia, seperti stimulasi sel-sel fagositik,
host-mediated tumor activity, dan sejumlah aktivitas anti-infektif telah ditetapkan
untuk tanin. kemampuan molekul tanin adalah membentuk kompleks dengan
protein melalui kekuatan non-spesifik seperti ikatan hidrogen dan efek hidrofobik
sebagaimana pembentukan ikatan kovalen. Cara kerja aksi antimikroba tanin
dapat terjadi karena berhubungan dengan kemampuannya untuk menginaktivasi
adhesin mikroba, enzim, protein transport cell envelope (Naim, 2005).
G.3. Staphylococcus aureus
G.4.Antibakteri
Antibakteri adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan atau
mematikan bakteri. Antibakteri dalam definisi yang luas adalah suatu zat yang mencegah
terjadinya pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Antibiotik maupun antibakteri sama-
sama menyerang bakteri, kedua istilah ini telah mengalami pergeseran makna selama
bertahun-tahun sehingga memiliki arti yang berbeda. Antibakteri biasanya dijabarkan
sebagai suatu zat yang digunakan untuk membersihkan permukaan dan menghilangkan
bakteri yang berpotensi membahayakan (Volk and Wheeler, 1993).
Antibakteri adalah jenis bahan tambahan yang digunakan dengan tujuan
untuk mencegah kebusukan atau keracunan oleh mikroorganisme pada bahan
pangan. Beberapa jenis senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri adalah
sodium benzoat, senyawa fenol, asam-asam organik, asam lemak rantai medium
dan esternya, sulfur dioksida dan sulfit, nitrit, senyawa kolagen dan surfaktan,
dimetil karbonat dan metil askorbat. Antibakteri alami baik dari produk hewani,
tanaman maupun mikroorganisme misalnya bakteriosin (Luthana, 2008). Zat
antibakteri dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), baktei static
(menghambat pertumbuhan bakteri), dan germisidal (menghambat germinasi
spora bakteri). Kemampuan suatu zat antimikrobia dalam menghambat
pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : 1)
konsentrasi zat pengawet, 2) jenis, jumlah ,umur, dan keadaan mikrobia, 3) suhu,
4) waktu, dan 5) sifat-sifat kimia dan fisik makanan termasuk kadar air, pH, jenis
dan jumlah komponen di dalamnya (Luthana, 2008).
H. Metode Penelitian
H.1. Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan tahap-
tahap sebagai berikut: preparasi sampel, ekstraksi senyawa tanin dengan metode
maserasi dengan variasi pelarut, uji kadar tanin hasil ekstraksi dengan metode
Lowenthal-Procter, uji aktivitas antibakteri dari hasil ekstrak terbaik, dan analisis
data.
H.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri
Medan, Jl. Williem Iskandar, Pasar V Medan Estate Sumatera Utara.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
2. Uji Tanin
4. Uji Antibakteri
a) Sterilisasi Alat
b) Pembuatan Media
Padat
c) Peremajaan Biakan
Murni
d) Pembuatan Biakan
Aktif
e) Uji Antibakteri
5. Analisis Data
3 Penyusunan Laporan