Anda di halaman 1dari 7

RESUME KEPERAWATAN ANAK I

WEBINAR SPEAK #07

SERI 1 : EDUKASI SEKSUALITAS PADA ANAK, YES/NO? WASPADA


KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK

Disusun oleh :

Fira Alsyafirani / 0432950319044

Dosen pengampu : Ns. Rika Harini, M.Kep., Sp.Kep.Ank.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI

2020
 Pendidikan seksualitas bukan hanya tentang hubungan seksual
- Perbedaan laki-laki dan perempuan
- Pubertas
- Kebersihan organ-organ reproduksi
- Area tubuh yang privat (aurat)
- Batasan hubungan dengan lawan jenis
- Hak untuk berkata TIDAK dan pentingnya self-respect.

Mengapa penting ?

1. Meningkatnya angka kekerasan seksual, pelaku terbanyaknya adalah orang terdekat.

2. Kemudahan mengakses informasi, yang belum tentu benar atau sesuai dengan budaya dan
nilai.

3. Secara alamiah, anak punya rasa ingin tahu yang tinggi, termasuk soal seks.

4. Semakin tabu, semakin penasaran. Semakin kurang persiapan, semakin berbahaya.

 Prinsip penting dalam berbicara tentang seksualitas


1. Pastikan kita nyaman berbicara tentang seksualitas dan menjawab pertanyaan anak.
2. Selalu gunakan referensi yang terpercaya (ilmu pengetahuan dan agama).
3. Rasa ingin tahu anak adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan.
4. Sesuaikan penjelasan dengan usia dan tingkat pemahaman anak.
5. Tidak harus dilakukan sekaligus, bisa dicicil saat menemukan situasi yang tepat.
6. Hindari menyebutkan seks sebagai hal yang tabu, menyeramkan, atau berdosa (boleh
jika sudah menikah).

 Hal yang wajib diajarkan ke anak sedini mungkin


1. Menyebut nama alat kelamin dengan tepat (penis dan vagina)
2. Sentuhan yang boleh dan tidak boleh serta batasan aurat
3. Hal yang harus dilakukan jika ada orang yang membuat kita tidak nyaman (lari,
teriak, cerita ke orang tua)
4. Agama : Tuhan memperhatikan dan mencatat segala perbuatan kita
5. Menjaga kebersihan dan kesehata organ reproduksi
6. Pentingnya kejujuran dan keterbukaan didalam keluarga

 Hal-hal yang dapat dilakukan agar anak mau terbuka


1. Bangun kedekatan emosional dengan kedua orang tua sejak bayi
2. Biasakan untuk saling menceritakan pengalaman secara rutin
3. Tunjukkan bahwa kejujuran adalah hal yang sangat penting dan dihargai
4. Berlatih menjadi pendengar yang baik
5. Biasakan untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai keluarga
6. Ceritakan pengalaman pribadi kita di masa lalu untuk memvalidasi perasaan anak

A. MENCEGAH KEKERASAN SEKSUALITAS PADA ANAK


 Anak dan Aktivitas Seksual
- Perkembangan tubuh belum siap
- Tidak mampu memberi persetujuan
- Tidak sepenuhnya ia pahami
- Melanggar hukum atau tabu sosial masyarakat
 Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
1. Pendidikan parenting, pola asuh komunikasi terhadap anak.

Serangkaian perilaku dan pola interaksi yang dilakukan orang tua untuk mendidik
anak dengan tujuan agar anak dapat mencapai tumbuh kembang sesuai usianya untuk menuju
kedewasaan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

a) Usia 0 – 2 tahun

- Tahap perkembangan anak : anak mengembangkan rasa percaya terhadap lingkungannya,


terutama orang tua nya, dan anak belajar membentuk rasa percaya dirinya.

- Peran orang tua : menyediakan kebutuhan anak dan memberikan rasa aman (misalnya
dengan pemberian ASI), mendukung agar anak dapat bergerak bebas serta menghargai dan
meyakini kemampuannya.

- Tips komunikasi : kosa kata anak sedang berkembang, fokus dan mengenali apa yang
menjadi minat anak, dan bantu anak untuk dapat mengekspresikan perasaan.

b) 2 – 6 tahun
- Tahap perkembangan anak : peningkatan kemampuan berbahasa dan kemampuan untuk
melakukan tindakan yang bertujuan, anak mulai memperhatikan dan berinteraksi dengan
dunia sekitar, anak banyak bertanya dan meniru kegiatan disekitarnya.

- Peran orang tua : banyak melibatkan diri dalam kegiatan bersama anak dan menunjukkan
inisiatif untuk mengerjakan sesuatu tanpa mementingkan hasil, dan terus mendukung anak
untuk bergerak bebas serta menghargai dan meyakini kemampuannya.

- Tips komunikasi : memberikan kesan pada anak bahwa yang ia sampaikan adalah hal yang
penting, membuat kontak mata dengan sejajar pada level anak, meringkas kembali apa yang
mereka sampaikan, serta menunjukkan kasih sayang saat anak berbicara.

c) Usia 6 – 11 tahun

- Tahap perkembangan anak : keterampilan sosial anak semakin berkembang, anak juga
mulai menyukai petualangan dan berani untuk mengambil resiko, anak juga mulai tertarik
dengan masalah seks dan bayi, anak mulai melawan orang tua, banyak berargumentasi, dan
tidak suka membuat pekerjaan rumah.

- Peran orang tua : orang tua perlu membimbing anak untuk tidak melakukan tindakan yang
berbahaya, orang tua perlu memberikan informasi mengenai masalah seks dengan benar,
serta orang tua perlu menjelaskan secara bijaksana kepada anak mengenai tugas dan tanggung
jawabnya.

- Tips komunikasi : promping, guiding, practicing, memberikan pujian ketika ia dapat


berkomunikasi dengan baik, mendiskusikan tentang peraturan yang ada dirumah sehingga
anak dapat memahami apa saja yang diharapkan darinya.

d) Usia 11 – 18 tahun

- Tahap perkembangan anak : terjadinya pembentukan identitas diri yaitu rasa kemandirian,
identifikasi gender, dan peran sosial serta perilaku, anak lebih mendengarkan dan percaya apa
kata temannya dibandingkan orang tua nya, anak mulai mengambil berbagai nilai-nilai etik
dari orang tua maupun orang lain dan menggabungkannya menjadi suatu sistem nilai untuk
dirinya sendiri.

- Peran orang tua : dukungan orang tua sekaligus peran orang tua sebagai pelindung di masa
krisis anak sangat penting pada tahap ini, orang tua diharapkan dapat berempati, mengerti,
serta mendukung, dan dapat bersikap komunikatif dua arah dengan anak, orang tua juga harus
dapat memberikan teladan yang baik bagi anak, bukan hanya menuntut perilaku baik dari
anak.

- Tips komunikasi : kepercayaan menjadi kunci untuk menyeimbangkan antara kebutuhan


kita sebagai orang tua untuk mengetahui apa yang terjadi dengan mereka, serta gunakan
active listening.

2. Pendidikan seksual
3. Pelatihan guru
4. Kampanye media

B. PENDIDIKAN SEKSUAL
 Bagaimana pentingnya pendidikan seksual bagi anak ?
- Pendidikan seksual bukan bertujuan untuk mendorong anak-anak dan remaja
untuk melakukan hubungan seks bebas
- Tidak ada lagi istilah tabu dalam membicarakan tentang masalah seksual
dihadapan anak
- Sejak dini orang tua menjawab pertanyaan anak sesuai dengan tahap
pemikiran anak.
 Apa pentingnya pendidikan seksual sejak dini ?
- Anak secara terbuka dapat membicarakan hal terkait seksual dengan orang
tuanya
- Anak tidak merasa kaget bila terjadi perubahan pada tubuhnya
- Anak mendapatkan penjelasan terkait seksualitas dengan cara yang baik dan
sehat
- Memberi edukasi tentang bahaya seks bebas

1. PENDIDIKAN SEKSUAL PADA ANAK

Reproduksi, identitas gender, perilaku seksual, pubertas, orientasi seksual

a). Anak usia pra sekolah

Pada tahap ini anak mulai memperlihatkan tubuhnya/melihat ke tubuh anak lain.
Pendidikan seksual yang dilakukan oleh orang tua adalah dengan memperkenalkan jenis
kelamin anak dengan nama yang sesuai, persamaan dan perbedaan laki-laki dan perempuan,
serta bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh orang lain.

b). Anak usia sekolah dasar

Pada tahap ini anak mulai terpajan pada TV dan komputer termasuk yang memiliki
konten seksual, serta mulai menunjukkan kesopanan dan sadar diri seperti menutup kamar
mandi saat akan mandi. Pendidikan seksual yang dilakukan oleh orang tua adalah tetap
diedukasi penanaman bagian tubuh yang benar, ajarkan perubahan fisik yang akan
dialaminya, ajarkan cara melindungi diri, dan melatih anak terbuka pada orang tua dengan
cara orang tua terbuka dengan anak.

c). Anak usia sekolah menengah pertama/atas

Pada tahap ini anak mulai mengalami pubertas, eksplorasi tentang seksual melalui
media, pornografi, dan mulai tertarik dengan lawan jenis. Pendidikan yang dilakukan orang
tua adalah penjelasan mengenai pubertas merupakan perubahan biologis yang normal,
menjaga kebersihan diri, identifikasi orang dewasa diluar keluarga yang dapat dipercaya,
menghindari situasi yang penuh tekanan dan tidak nyaman, serta nilai-nilai norma yang
dianut didalam keluarga, agama, dan moral.

d). Anak usia 15-18 tahun

Pada tahap ini anak mulai mencoba ide, hobi, pekerjaan baru, mencari tahu jati diri,
menginginkan kebebasan lebih dari orang tua, mulai memiliki hubungan akrab atau
percintaan, menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman diluar rumah, dan eksplorasi
melalui media tentang seksual meningkat. Pendidikan seksual yang dilakukan oleh orang tua
adalah dengan cara mendukung anak mengejar minat dan memberi kesempatan berkreasi,
memberi contoh atau role model yang positif, berikan kesempatan untuk mandiri dan hormati
privasi mereka, serta kejelasan bahwa bebas bukan berarti tidak tanggung jawab.

2. PUBERTAS

Ciri pubertas pada perempuan Ciri pubertas pada laki-laki


Kulit berminyak Mulai tumbuh jerawat
Tumbuh rambut di ketiak Suara menjadi berat dan besar
Payudara mulai terbentuk Mulai tumbuh jakun
Pinggul membesar Tumbuh rambut diketiak
Menstruasi / haid Mimpi basah
 Bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain
- Mulut tidak boleh dicium
- Dada
- Kemaluan (vagina atau penis, bagian sekitar paha)
- Pantat

 Katakan TIDAK apabila :


- Orang lain menyentuh bagian tubuhmu
- Menyuruhmu membuka baju
- Menunjukkan bagian tubuhnya
- Menunjukkan foto atau film telanjang atau tidak pantas

Kemudian lari cepat ke tempat ramai dan berteriak tolong! Ceritakan ke orang tua,
guru, atau orang dewasa yang dapat dipercaya. Untuk orang tua, peluk dan sayang anak
sesuai kebutuhan anak, bertutur dengan baik dan lemah lembut, jangan biarkan orang tak
dikenal menyentuh anak anda, dengarkan saat anak bercerita, apabila anak sudah bercerita,
jangan berespon tergesa-gesa dengan meyalahkan atau marah, pakaikan anak pakaian yang
sopan, mandikan dan pakaikan baju saat anak belum bisa sendiri.

Untuk diingat, kita dapat membangun hubungan yang baik didalam keluarga melalui
waktu bersama yang cukup dan berkualitas, komunikasi, kerjasama dan saling mengapresiasi.
Orang tua adalah role model bagi komunikasi anak, anak perlu diajarkan pendidikan seksual
sejak dini. Pendidikan seksual bertujuan agar anak memiliki pengetahuan tentang kesehatan
seksual dalam berbagai tahap kehidupannya, serta ajarkan anak untuk mampu melindungi
dirinya sendiri dan mampu menceritakan segala hal kepada orang tua.

Anda mungkin juga menyukai