Anda di halaman 1dari 124

PENGGUNAAN DIKSI DALAM MEDIA SOSIAL FACEBOOK

DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


DAN SASTRA INDONESIA DI SMA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan (S.Pd.)

Oleh
Rifqi Faizah
NIM 1111013000110

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGE SAIIAN PE MBIMBII{G S KJ.IPSI

PENGGIJNAAN DIKSI DALAVI MEDIA SCSIAL FACEBOOK


DAN IMPLTKA.SINYA DALAM PEMBELAJARAN BA}IASA DAN
SASTRA INDONESL{ di SMA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tartriyah dan Keguruan (FITK)
untuk l\4emenuhi Persyaratan ltlemperoleh Gelar Sarjana Penddikan (s.pd.)

oleh:
Rifqi Faizah
1111013000110

Yang Mengesahkan

Ilosen Pembimbing

r#g
Dr. Etvi Susanti, M.Pd.

NIF. 19680801 200801 2 fi16

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN IGGURUAIY

UNTYERSITAS ISLAM NEGERI ON)


SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
,nI {
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MTJNAQOSAH

Skripsi berjudul "Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook dan


Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia" disusun oleh
Rifqi Faizah, NIM 111013000110, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian
Munaqasah pada tanggal 8 Desember 2015 di hadapan dewan penguji. Oleh
karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam
bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Iakarta, 1 8 Desember 201 5

Panitian Uj ian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

Makvun Subuki. M.Hum. N lwlys


NIP 19800305 200901 I 015

ekretaris Panitia ekretaris Jurusan/Prodi)


(
@rk
S (S

JO-/2-*ors-
Dona Aii Karunia Putra. MA. """""'v"'""
NIP. 19840409201101 1 015

Penguji I
Dra. Mahmudah Fitrivah ZA. M.Pd. zB/tt/eor
NIP 19640212 t99703 2 001

Penguji II
I)r. Nurvani. MA. Nf v-[tots
NIP. 19820628200912 2 003
SURAT PER]YYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : RIFQI FAIZAH
NIM : 1111013000110
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Angkatan Tahun : 2011

Alamat : Jl.H.Muchtar Raya Gg.Delima No.18 Rt.001 Rw.0l2


Kel.Kreo, Kec. Larangan, Tangerang-Banten.

MEIYYATAKAN DENGAN SESUNGGUHI\TYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengunaan Diksi Dalam Media Sosiat


Facebook dan rmplikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SMA adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama . Dr. Elvi Susanti M,Pd.


NIP : 19680801 200801 2Arc
Dosen Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakarta, 10 Desember 2015


Yang Menyatakan,

Rifqi Faizah
NIM 1111013000110
ABSTRAK
Rifqi Faizah, NIM 1111013000110. Penggunaan Diksi dalam Media
Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Skripsi ini meneliti tentang penggunaan diksi dalam media sosial
Facebook yang digunakan oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011
dengan mengambil 85 mahasiswa dan mahasiswi. Alasan penulis mengambil
media sosial Facebook karena media sosial Facebook saat ini merupakan alat
komunikasi, melalui media Facebook seseorang dapat saling menyapa satu sama
lain walaupun sedang berada di jarak yang jauh.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif yang berkaitan dengan penggunaan kata ganti media sosial Facebook,
kemudian menggunakan metode simak dan teknik catat untuk memperoleh data
dengan cara menyimak bahasa yang digunakan. Kemudian penulis melakukan
analisis untuk menjawab permasalahan penggunaan kata ganti dalam media sosial
Facebook.
Setelah dilakukan penelitian dan analisa data, diperoleh sebanyak 105 data
penggunaan diksi. Dari penggunaan diksi (1) Pemakaian Kata Bersinonim dan
Berhomofon sebanyak 86 penggunaan diksi, (2) Pemakaian Kata Bermakna
Denotasi dan Konotasi sebanyak 41 penggunaan diksi, (3) Pemakaian Kata
Umum dan Kata Khusus sebanyak 8 penggunaan diksi, (4) Pemakaian Kata
Populer dan Kata Kajian sebanyak 13 penggunaan diksi, (5) Pemakaian Jargon,
Kata Percakapan dan Slang sebanyak 52 penggunaan diksi yang digunakan.

Kata kunci : Media Sosial, Facebook, Diksi.

i
ABSTRACT
Rifqi Faizah, NIM 1111013000110. The Use of Diction in Facebook as
a Social Media and the Implication in the Instruction of Indonesian
Language and Literature. Skripsi. Jakarta: Indonesian Language and Literature
Major, Tarbiya and Teachers Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
This thesis examines the use of diction in the Facebook social media used
by students of PBSI class of 2011 by taking 85 male and female students. The
reason the authors take social media Facebook because Facebook social media is
now a tool of communication, through the medium of Facebook one can greet
each other despite being in a long distance.
This study used a qualitative approach with descriptive methods relating to
the use of the pronoun social media Facebook, then use the methods and
techniques refer to the notes to obtain the data by listening to the language used.
Then the authors conducted an analysis to answer the problem of the use of
pronouns in social media Facebook.
Having done the research and analysis of data, obtained 105 diction usage
data. From the use of diction (1) Use Word Synonymous and Berhomofon as
much as 86 use of diction, (2) use of words Meaningful Denotation and
connotation as much as 41 use of diction, (3) Use of Words General and Kata
Special as many as 8 use of diction, (4) Use of Words Popular and word study as
much as 13 use of diction, (5) Use of Jargon, Slang Words Conversation and as
much as 52 use of diction used.

Keywords: Social Media, Facebook, diction.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, yang
melimpahkan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Shalwat serta salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan
kita Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta
pengikutnya yang diharapkan akan mendapatkan safaatnya di dunia maupun
akhirat.
Skripsi yang dibuat penulis tidak luput dari kesalahan, masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan, namun berkat motivasi, dorongan
dan bantuan orang-orang terdekat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Selama penyusunan skripsi ini banyak yang membantu memberikan
ilmu, waktu dan tenaganya serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas dan Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Makyun Subuki, M.Hum., selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan motivasi,
pengarahan agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi.
3. Dona Aji Kurnia, M.Hum., Sebagai Dosen Penasehat akademik yang selalu
sabar membimbing PBSI-C selama perkuliahan.
4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., dosen pembimbing yang sudah banyak meluangkan
waktunya, tidak henti-hentinya membimbing, memberi motivasi, arahan
kepada penulis dengan luas biasa.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu, membimbing
dengan penuh kesabaran tanpa kenal lelah selama mengikuti perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu karyawan/i Perpustakan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan pelayanan dan pinjaman buku untuk penyusunan skripsi penulis.

iii
7. Teristimewa untuk Ayah tercinta Sutarso dan Bunda tercinta Animar
Cahyaningsih yang selalu membimbing, memberi motivasi dan mendoakan
tanpa kenal lelah. Serta kepada kakak tersayang Rofiqoh Yuliastuti dan
Mohammad Amir yang selalu memberikan kasih sayang sehingga penulis
selalu semangat (Love you my family).
8. Sahabat terbaik penulis yaitu: Patriot Dwi Cahyo yang selalu meluangkan
waktunya untuk membantu dan memotivasi penulis, Rizkie Nurul Yasmi dan
Lulu Hardianti yang senantiasa memberikan masukan dan saran-saran yang
bermanfaat kepada penulis.
9. Teman terbaik yaitu Silviani Marlinda, Amanah Ari Rachmanita, Aminah
Ratna Ningsih, Hardiyani Windari, dan Widyowati TRA yang selalu
memberikan canda tawa serta arahan-arahan yang bermanfaat kepada penulis.
Kemudian untuk teman seperjuangan skripsi Yayah Fauziah yang selalu
menemani dan memberikan masukan serta motifasi kepada penulis.
10. Kawan-kawan PBSI angkatan 2011 khususnya PBSI-C yang selalu kompak,
saling membantu, apapun keadaannya kita selalu bersama.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini, semoga amal baik semuanya dapat diterima di sisi Allah SWT, dan
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya bagi setiap pembaca.
Wassalamualaiku Wr. Wb...

Tangerang, 10 Desember 2015

Rifqi Faizah

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Landasan Teori ........................................................................ 8


1. Diksi (Pilihan Kata) ........................................................... 8
a. Pengertian Diksi (Pilihan Kata) .................................. 8
b. Jenis Diksi ................................................................... 10
c. Persyaratan Ketepatan Diksi ....................................... 12
2. Media.................................................................................. 13
3. Media Sosial ...................................................................... 15

v
a. Pengertian Media Sosial .............................................. 15
b. Sejarah Media Sosial ................................................... 17
1) Blog ....................................................................... 18
2) Twitter .................................................................... 20
3) Facebook ............................................................... 21
B. Ruang Lingkup Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ....... 25
C. Penelitian Relevan ................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 28


B. Metode Penelitian .................................................................... 28
C. Objek Penelitian ...................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 30
E. Teknik Pengolaan Data ........................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ......................................................................... 33


B. Analisis Data ........................................................................... 35

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................. 84
B. Saran ........................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86

LAMPIRAN

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambar Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook


Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 : Uji Refrensi
Lampiran 5 : Biodata Penulis

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Banyaknya jejaring sosial yang hadir di dunia maya membuat
semua orang dapat berinteraksi satu dengan lainnya. Jejaring sosial
merupakan suatu situs dunia yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
orang lain dan yang terhubung dengan layanan internet, jejaring sosial itu
seperti Facebook, Twitter, Blogger, Yahoo! Massanger, Skype, dan
banyak lainnya. Pada zaman globalisasi seperti ini banyak yang dapat
menggunakan jejaring sosial tersebut karena mudahnya internet yang dapat
dijangkau dan menjadi media komunikasi yang paling sering ditemui oleh
semua kalangan serta situs sosial tersebut tidak dikenakan biaya. Namun
kehidupan di dunia maya sangatlah memperhatinkan karena terdapat
pilihan kata yang dipakai masyarakat kurang tepat. Memang tidak ada
larangan menggunakan pilihan kata tetapi alangkah baiknya menggunakan
diksi yang sesuai agar tidak merusak kaidah serta tataran bahasa Indonesia.
Dunia Facebook terdapat banyak pengguna yang menggunakan
kata-kata yang tidak sopan dan tidak pantas karena kurang menyedapkan
mata untuk dibaca. Penulisan dalam berkomunikasi di dunia maya
hendaklah sesuai dengan kesopanan dan kepantasan dalam mengunakan
pilihan kata yang tepat sehingga terdapat bentuk kesopanan dalam
berinteraksi. Penulisan bahasa Indonesia yang diubah-ubah ini seperti aku
menjadi gue, kamu menjadi loe, lu, lo, u, dan penggunaan kata-kata kasar
seperti anjing, babi, tai, bangsat dan banyak lainnya. Sebagai contoh
status Facabook yang dibuat oleh pemilik akun yang bernama Jazima
Fajrina, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menulis status:

1
2

Ah KAJUR berak ga kelar2 AIS gue tai.1


Status Facebook tersebut sangatlah tidak pantas untuk
menyampaikan aspirasinya. Akibat status tersebut akhirnya pemilik akun
justru mendapatkan skorsing dari pihak jurusan. Penulisan tersebut
bukanlah suatu kreativitas yang positif melainkan menjadi sesuatu yang
negatif yang ditakutkan akan menjadi kebiasaan yang buruk dalam
penulisan bahasa Indonesia yang formal.
Kemampuan pemilihan kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan
maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai
dengan situasi dan tempat penggunaan kata itu. Kecilnya perhatian pada
kaidah bahasa Indonesia akan membuat masyarakat mengalami kesulitan
saat berada di lingkungan formal yang mengharuskan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama untuk mahasiswa dan
mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam
pemilihan kata yang kurang tepat dalam media sosial Facebook.
Media sosial ini sangat efektif bagi para mahasiswa dan mahasiswi
PBSI untuk berinteraksi, namun tetap saja ada beberapa mahasiswa dan
mahasiswi yang tidak menggunakan kata ganti sosial yang sesuai
seharusnya mahasiswa dan mahasiswi PBSI sangat memperhatikan dalam
pemilihan kata karena mahasiswa dan mahasiswi PBSI mempelajari
penggunaan diksi yang tepat untuk berinteraksi. Penggunaan diksi yang
sesuai adalah untuk saling menghormati maka hal ini diperlukan karena
kesopanan dalam berinteraksi sangat diperlukan agar dapat mengerti
kaidah bahasa Indonesia yang tepat.
Dalam pendidikan hanya diajarkan kata ganti seperti aku, saya,
kamu, anda, mereka, kalian, kami, dia, nama orang dan lainnya. Hal ini
berdampak pada pengajaran bahasa Indonesia yang harus lebih aktif
memberikan penegasan penggunaan diksi, baik dalam media sosial
1
Andri Yanto, “Pengaruh Facebook Terhadap Keterbukaan Diri Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h.3, tidak
dipublikasikan.
3

maupun dalam kehidupan nyata tanpa adanya perbedaan status sosial dan
status umur baik teman sebaya, orang yang lebih muda maupun orang
yang lebih tua. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sinonim menjadi
salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kecermatan pengunaan
pilihan kata yang sesuai, dengan adanya pembelajaran sinonim maka
peserta didik dapat memilih kesesuaian kata yang tepat dalam berinteraksi.
Penegasan pilihan kata seharusnya lebih bisa direalisasikan bagi
masyarakat maupun peserta didik agar tidak lagi pemakaian diksi yang
melenceng dari kaidah bahasa Indonesia, jika penegasan ini diterapkan
pada masyarakat, maka masyarakat akan terfokus memakai pilihan kata
yang tepat. Penggunaan diksi yang tepat harus sudah dilakukan saat duduk
di bangku sekolah dengan adanya pelajaran sinonim maka akan lebih
terealisasikan bagi peserta didik karena peserta didik akan cepat
menangkap pembelajaran yang lebih sopan dalam berinteraksi. Dengan
demikian penggunaan diksi yang tepat akan menghasilkan suatu bentuk
kesopanan dalam berinteraksi pada maya maupun dunia nyata.
Kesopansantunan inilah yang harus diperhatikan oleh seluruh masyarakat.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam
dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam
memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud
tertentu. Pilihan kata dalam media sosial Facebook terjadi karena adanya
kata ganti yang sedang berkembang dalam media sosial maupun dalam
kegiatan sehari-hari, sehingga pilihan kata ini mudah diingat bagi
masyarakat. Hal ini yang membuat peserta didik mengikuti pilihan kata
yang sedang berkembang sehingga peserta didik seringkali tidak
menghiraukan tempat di mana dia berada dan kata ganti yang tidak sesuai
selalu hadir dalam berinteraksi, ini juga menyebabkan pudarnya kesopanan
dalam diri seseorang.
Pelajaran sinonim dalam bahasa Indonesia sangatlah membantu
peserta didik untuk berinteraksi dengan sopan dan penggunaan pilihan kata
yang tepat, dapat diserap dengan baik agar peserta didik dapat merubah
4

penggunaan diksi dari yang tidak sesuai menjadi sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki
kesamaan arti, misalnya loe, u, lu, memiliki kesamaan arti yaitu dengan
kamu, duit sinonim dari uang dan lain sebagainya. Maka dengan
mengetahui kata sinonim yang sesuai juga melatih diri sendiri peserta
didik agar lebih sopan dalam berinteraksi dalam keadaan formal maupun
informal.
Bedasarkan penjabaran di atas, arti sebuah teknologi pada zaman
sekarang ini menjadi sangat penting untuk berkomunikasi dengan jarak
yang tak terjangkau. Oleh karena itu peneliti akan memabahas lebih jauh
mengenai penggunaan diksi oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI dalam
media sosial Facebook dalam skripsi yang berjudul “Penggunaan Diksi
dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”
5

B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti dapat
mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut:
1. Kurang tepat penggunaan diksi yang dipakai oleh mahasiswa dan
mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam
media sosial Facebook.
2. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) memerlukan penggunaan diksi yang tepat untuk aspek
kesopanan dalam berinteraksi.
3. Terdapat ejaan dan penulisan yang kurang tepat.

C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada:
1. Penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang dipakai oleh
mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI).
2. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) memerlukan penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam
berinteraksi dalam media sosial Facebook.

D. Rumusan Masalah
Bedasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah:
1. Bagaimana penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang
dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (PBSI)?
2. Bagaimana penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam
berinteraksi dalam media sosial Facebook?
6

E. Tujuan Penelitian
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini:
1. Untuk mengetahui penggunaan diksi dalam media untuk mengetahui
sosial Facebook yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
2. Untuk mengetahui penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam
berinteraksi di media sosial Facebook.
3. Untuk mengetahui implikasi penggunaan diksi terhadap pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah tata bahasa Indonesia mengenai kata ganti yang pantas dan
tidak pantas yang digunakan, terutama dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Sebagai sumber balajar bagi siswa, khususnya dalam
pembelajaran sinonim, memberi motivasi, serta meningkatkan
kemampuan penggunaan diksi dengan baik.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan acuan ajar bagi guru dalam penerapan
pembelajaran, khususnya sinonim.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai refrensi dalam penggunaan diksi pada aspek
kesopanan dalam berinteraksi dalam media sosial Facebook.
7
BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Landasan Teori
1. Diksi (Pilihan Kata)
a. Pengertian Diksi (Pilihan Kata)
Gagasan atau ide yang dituangkan, baik dalam bentuk tulisan
maupun dalam bentuk lisan memerlukan kosa kata yang luas namun
masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan
maksudnya karena kurangnya perbendaharaan kata, sehingga
kalimay yang tersirat itu tidak memiliki arti. Oleh karena itu,
masyarakat harus mengetahui dan memahami pemakaian kata dalam
berkomunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau
pilihan kata.
Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh
efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang-
mengarang.1 Menurut Putrayasa mengatakan bahwa, kata diksi
berasal dari kata dictionary (bahasa inggris yang kata dasarnya
diction) berarti perihal pemilihan kata yang digunakan dalam sebuah
kalimat.2
Pemilihan diksi yang tepat akan memudahkan pembaca atau
pendengar dalam memahami gagasan yang hendak ingin
disampaikan. Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan
situasi yang sedang berlangsung. Misal dalam menulis buku cerita
yang memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca,
maka gunakanlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami dengan
demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan sampai pada hati

1
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h.50
2
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.7.

8
9

pembaca. begitupula misalnya saat rapat yang mana suasana adalah


formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai aturan EYD.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat pengertian diksi
yaitu pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti
yang diharapkan.3
Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan kata,
melainkan juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat
diterima dan tidak merusak suasana yang ada. Masyarakat yang
diikat oleh berbagai norma, menghendaki pula agar setiap kata yang
digunakan harus cocok dan serasi dengan norma dan sesuai dengan
situasi masyarakat yang dihadapi.4 Sebuah kata yang tepat sekalipun
dalam penyampaian pesan tertentu, belum tentu dapat diterima
maksudnya oleh para pendengar atau pembaca.
Keraf mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi,
yaitu; 5
a. Pilihan kata atau diksi mencangkup pengertian kata-kata
mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan,
bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya
mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan
kata bahasa itu. sedangkan yang dimaksud perbendeaharaan
kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata
yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.264.
4
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.24.
5
Ibid,. h.24.
10

Jadi diksi merupakan pilihan kata dan penggunaan kata secara


tepat dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan
yang ingin disampaikan kepada orang lain.

b. Jenis Diksi
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seseorang
dalam membuat tulisannya agar dapat dipahami oleh pembaca.
Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca
tentang isi sebuah status Facebook. Jenis diksi menurut Putrayasa,
adalah sebagai berikut;6
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata bersinonim berarti kata yang sejenis, sepadan, sejajar,
dan memiliki arti yang sama. Dalam pemakaiannya bentuk kata
sinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan
mengonkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi
terwujud.
Jadi pemakaian bahasa dapat memilih bentuk kata yang
paling telat untuk dipergunakan sesuai dengan situasi dan
kebutuhannya. Maka, penulis atau pembicara harus dapat
memilih kata untuk menyampaikan apa yang diinginkan
sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak diinginkan.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mendapat
tambahan makna atau perasaan tambahan sedikit pun, atau bisa
disebut pula makna denotasi ini adalah makna yang sebenarnya.
Menurut Subuki makna denotasi adalah bentuk linguistik tertentu
yang mengandung ciri: (1) merupakan arti sentral atau inti; (2)
menghubungkan bentuk linguistik dengan acuan objektinya; (3)

6
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.8.
11

dapat dijadikan dasar untuk membuat pernyataan yang benar


tentang dunia.7
Makna konotasi adalah kata yang memiliki nilai rasa baik
positif maupun negatif. Makna konotasi mengacu pada makna
kias atau makna bukan sebenarnya. Konotasi memiliki beberapa
dimensi yaitu; (1) lebih luas dari arti sentral dan arti utamanya;
(2) merupakan arti tambahan; (3) bersiat tambahan, subjektif,
emotif, dan menggambarkan sikap penggunanya; (4)
dilatarbelakangi oleh pengalaman.8
Jadi, makna denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya,
sedangkan makna konotasi mengacu pada makna kiasan atau
bukan sebenarnya.
3. Pemakaian Kata Umum dan Kata Khusus
Perbedaan ruang lingkup makna suatu kata terhadap suatu
makna kala lain menyebabkan lahirnya istilah kata umum dan
kata khusus.9 Semakin luas ruang lingkup acuan makna sebuah
kata maka semakin umum sifatnya, sedangkan semakin sempit
ruang lingkup acan makna sebuah kata maka semakin khusu
sifatnya.
4. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Sebagian besar kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata
umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik dari
kaum terpelajar maupun rakyat biasa. Kata-kata inilah yang
menjadi tulang punggung masyarakat dalam menggunakan
bahasa sehari-hari disebut dengan kata populer. Sedangkan kata-
kata yang hanya dipahami oleh sebagian kaum terpelajar atau
kalangan atas terutama dalam tulisan ilmiah dan susah dipahami

7
Makyun Subuki, Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa, (Jakarta:
Transpustaka, 2011), h.48.
8
Ibid., h.50.
9
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.10.
12

oleh masyarakat biasa disebut dengan kata kajian atau kata


ilmiah.
5. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu
bidang ilmu tertantu, kumpulan rahasia atau kelompok-kelompok
khusus lainnya. Contoh: sikon (situasi dan kondusi), prokon (pro
dan kontra), kep (kapten), dok (dokter) dsb. Kata percakapan
adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau
pergaulan orang-orang yang terdidik. Slang adalah kata-kata
tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan
terhadap sesuatu yang baru. Kata slang juga merupakan kata-kata
yang tinggi atau murni. Contoh: mana tahan, eh ketemu lagi,
unyu-unyu, cabi, dsb.

c. Persyaratan Ketepatan Diksi


Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah
kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca
atau pendengar, seperti apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh
penulis dan pembicara.10 Oleh sebab itu, persoalan ketepatan pilihan
kata akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata
seseorang. Pemilihan kata juga harus memperhatikan dengan cermat
agar mendapat kefahaman di antara keduanya.
Berikut ini persyaratan ketepatan diksi yang dikemukanan oleh
Keraf untuk diperhatikan agar dapat mencapai ketepatan pilihan
kata, yaitu;
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan kata-kata yang tepat dengan ejaannya.
4. Hindari kata-kata ciptaan sendiri.
5. Waspada terhadap istilah asing.
10
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.87.
13

6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan


secara idiomatis.
7. Membedakan kata umum dan kata khusus.
8. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi
yang khusus.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata
yang sudah dikenal
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.11

2. Media
Media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara
harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa
Arab, media disebut Wasail bentuk jamak dari Wasilah yakni sinonim
Al-Wasth yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti
berada di dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara (Wasilah) atau
yang mengentarai kedua sisi tersebut karena posisinya berada di
tengah ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni
yang menghantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu
dari sisinya.12
Pendapat lain mengatakan bahwa media merupakan jamak dari
bahasa latin yaitu medium yang berarti alat perantara. Sedangkan
secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan tertentunya.13 Maka media tersebut adalah alat untuk
berinteraksi antar sesama, dengan adanya interaksi, seluruh manusia
dapat berkenalan dan menjalin hubungan dengan baik.
Robert Heinich dan kawan-kawan mengemukakan definisi media
sebagai sesuatu yang membawa informasi antar sumber dan penerima

11
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.88-
89.
12
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006), h.6.
13
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.163.
14

informasi atau pesan.14 Sedangkan menurut Oemar Hamalik definisi


media adalah sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi.15
Adanya media, maka komunikasi semakin dapat dilakukan antar
sesama, karena media merupakan alat sebagai sumber informasi.
Adanya media yang semakin cepat, kita dapat mengetahui kabar
terbaru dari dunia luar, mengetahui apa yang belum kita ketahui maka
informasi yang kita dapatkan akan semakin banyak.
Media menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat (sarana)
komunikasi yang terletak diantara dua pihak, perantara atau
penghubung.16 Tujuan utama media teknologi komunikasi adalah
untuk mempermudah manusia melakukan interaksi dengan lainnya
dalam waktu yang cepat dan singkat, meski tak harus bertatap muka
satu dengan lainnya.
Komunikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu komunikasi satu
arah dan komunikasi dua arah.17 Komunikasi satu arah (one way trafic)
komunikasi ini disebarkan oleh komunikator namun tidak diketahui
apakah pesan tersebut diterima atau tidak, maka umpan balik
komunikasi ini menjadi tertunda. Kemudian komunikasi dua arah (two
way trafic) komunikasi ini terdapat dua orang atau lebih yang saling
memberikan umpan balik langsung (immediate feedback) maka
dengan komunikasi dua arah ini komunikator dan komunikan dapat
mengetahui tanggapan saat itu juga.
Media komunikasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pertama
terdiri dari media teks, grafik, suara, musik, animasi, video; kedua,
media penyimpanan, terdiri dari buku dan kertas, kamera, alat perekam

14
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006), h.6.
15
Benny Agus Pribadi, dan Yuni Katrin, Media Teknologi Edisi Kedua, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004), h.1.2-1.3.
16
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.726.
17
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
h.50.
15

kaset, kamera film dan proyektor, alat perekam video, disk optikal;
serta ketiga, media transmisi, terdiri dari media komunikasi, media
penyiaran dan media jaringan.18
Dengan demikian media merupakan sesuatu yang dapat membantu
penyampaian pesan dan informasi dari sumber pesan (komunikator)
kepada penerima pesan (komunikan).

3. Media Sosial

a. Pengertian Media Sosial


Perkembangan zaman yang kian maju, membuat
perkembangan media yang meningkat. Media seperti telivisi, radio,
dan surat kabar sudah tidak asing lagi bagi kita. Tetapi media baru
yang banyak digunakan saat ini adalah media sosial yang berbasis
web.
Saat ini media terpenting dan memiliki jaringan paling luas
adalah internet, yang menghubungkan komputer-komputer pribadi
yang paling sederhana hingga komputer-komputer super yang
paling canggih. Layanan yang diberikan oleh internet saat ini
sangat beragam, dan terus diinovasi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.19
Media sosial merupakan sebuah media online yang
terhubung melalui internet, di mana para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi seperti Blogger,
Twitter, Wikipedia, Facebook serta forum-forum sosial dalam
dunia maya. Di internet, kita bisa berkenalan dengan siapapun,
kapanpun, latar belakang suku bangsa yang berbeda bahkan antar
negara dengan bahasa yang berbeda pula. Tentu saja seperti halnya
di dunia nyata, etika ketika berkenalan harus tetap dijaga dalam

18
Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi
Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa, (Jakarta: Kencana, 2003), h.6.
19
Ibid., h.10.
16

dunia maya, menjalin hubungan juga dapat dilakukan di dunia


maya. Bedanya kita tidak bisa bertatap muka secara langsung untuk
berjabat tangan ketika menanyakan siapa namanya.
Jejaring sosial juga dapat disebut dengan dunia maya
karena kita dapat terhubung secara langsung kepada seluruh orang
tanpa harus bertatap muka. Pendapat lain mengatakan bahwa media
sosial adalah media online yang membawa sesuatu informasi yang
dimulai dari pengirim pesan (sender) yang memiliki keinginan
untuk mengomunikasikan pesan atau informasi kepada penerima
pesan (receiver)20 dengan menggunakan teknologi berbasis web
atau internet. Dengan demikian penerima pesan dengan mudah
untuk membaca informasi yang dikirim dari pengirim pesan.
Jejaring sosial merupakan situs di mana setiap orang dapat
membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-
teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi melalui jejaring
sosial tersebut. Jejaring sosial terbesar di antaranya yaitu Facebook,
Myspace, Twitter, Blogger dan lain sebagainya. Jika media
tradisional menggunakan media cetak, maka media sosial
menggunakan jaringan internet. Media sosial mengajak siapa saja
yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberikan kontribusi
secara terbuka, memberi komentar serta membagi berbagai macam
informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Media sosial
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang
saja namun bisa ke berbagai orang, contohnya pesam
melalui SMS ataupun internet.
2. Pesan yang ingin disampaikan bebas, tanpa harus melalui
suatu Gatekeeper.

20
Benny Agus Pribadi, dan Yuni Katrin, Media Teknologi Edisi Kedua, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004), h. 1.3.
17

3. Pesan yang disampaikan cendrung lebih cepat


dibandingkan dengan media lainnya.
4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

b. Sejarah Media Sosial

Pada sejarah media paruh kedua abad ke-20, maka


komputer harus dianggap sebagai yang pertama setiap analisis
kesejarahan, karena komputer tidak lagi dianggap sebagai mesin
hitung saja. Dengan adanya komputer sebagai media audio visual,
kita dapat membuat maupun merancang dan mendengarkan musik
dari komputer tersebut.21
Pada tahun 1991 hadirlah sebuah jaringan yang disebut
dengan internet. Internet telah diramalkan bahwa di masa depan,
jaringan akan menjadi bentuk terpenting dari transmisi media.
Pengembangan jaringan telah dimulai sejak tahun 1960-an. Dengan
perkembangan yang berkesinambungan dari fungsi-fungsi
komputer dan peralatan yang terkait maka kini jaringan telah
berkembang pesat.22 Internet merupakan teknologi komunikasi
untuk mencari apa pun yang tidak diketahui menjadi mengetahui
sesuatu hal dari internet tersebut. Kini internet sudah makin
merajalela dengan tidak ada batasan usia untuk mencari apa pun
yang diinginkan.
Layanan yang diberikan oleh internet saat ini sangat
beragam, dan terus diinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
seperti e-mail, file transfer protocol (FTP), dan world wide web
(www), e-commerce, e-government, e-fax, e-office, e-cash, e-
bangking, SMS, MMS dan sebagainya.23 Saat ini hampir seluruh

21
A. Rahman Zainuddin, Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h.342.
22
Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi
Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa, (Jakarta: Kencana, 2003), h.10.
23
Ibid h.10.
18

media massa menggunakan jaringan internet untuk mengakses data


pemberitaan secara online.
Dari sejarah panjang di atas maka muncul sebuah jejaring
sosial dengan adanya internet. Jejaring sosial yang menjadi
interaksi komunikasi setiap manusia harus terhubung dengan
internet demi kelancaran untuk berinteraksi antar sesama. Berikut
ini merupakan jejaring sosial yang tumbuh cepat melalui internet.

1) Blog
Kini terdapat media untuk membuat Website di internet dan
setiap individu dapat mengelolanya sendiri tanpa bantuan orang
lain. Media tersebut adalah Weblog atau Blog ataupun Blogger
merupakan jawaban bagi masyarakat yang ingin memiliki website
sendiri namun tidak menguasai bahasa pemograman yang
digunakan. Blog sangat cocok untuk setiap orang, apalagi
masyarakat saat ini cenderung praktis dan menyukai berbagai hal
yang serba instan.
Blogger merupakan layanan Blog yang dimiliki oleh Google.
Dengan menawarkan berbagai kebebasan dan kemudahan dalam
menulis artikel. Layanan ini dianggap paling mengerti kesulitan
pengguna awam. Fasilitas drag and drop yang ada di dalamnya
sangat membantu dalam mengatur tampilan dan asesoris di
dalamnya.24
Secara umum (meski ada beberapa pengecualian), sebuah Blog
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:25
a. Bidang utama Blog berisi artikel yang tersusun secara
kronologis di mana artikel terbaru berada pada posisi paling

24
Ridwan Sanjaya, Pemanfaatan Blog Untuk Bisnis, Hobby dan Pendidikan, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2008) h, 10.
25
Kurniawan Prasetyo, Membuat Blog Menggunakan Wordpress, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2007) h, 2.
19

atas. Umumnya artikel ini dikelompokkan dalam sebuah


kategori penulisan/pembahasan.
b. Artikel-artikel yang ditulis terdahulu disimpan dalam arsip
yang tersusun secara kronologis.
c. Tersedia fitur bagi pengunjung Blog untuk menuliskan
komentar mengenai artikel yang sedang dibacanya.

Banyaknya fasilitas yang disediakan yaitu keanggotaan gratis


dan tak perlu membuat desain sendiri, makin meningkatkan
jumlah pemilik Blog tanpa mengenal batas usia dan profesi.
Sebagian besar pengguna Blog adalah kalangan muda-mudi, Blog
sering kali berfungsi sebagai diary online atau buku harian yang
dapat dipublikasikan di internet. Bagi mereka yang terpenting
adalah bisa menjalin komunikasi seluas-luasnya dengan para
sahabatnya di dunia maya.
Selain kalangan muda-mudi yang menggunakan Blog, kini
guru dan dosen mulai memanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Blog ini digunakan untuk menjadi gudang arsip dan artikel yang
pernah ditulis oleh guru dan dosen.26 Selain dengan tujuan
dokumentasi akademik, hal ini juga membantu pengguna internet
dalam memperoleh informasi.
Kemampuan Blog dalam berkomunikasi antara pemilik dan
pengunjung yaitu, pengunjung dapat memberikan komentar,
sanggahan ataupun catatan tambahan di dalam suatu artikel yang
ditulis oleh pemilik Blog tersebut. Maka dengan Blog pun dapat
menghasilkan hubungan pertemanan di antara pemilik dan
pengunjung, meskipun belum pernah bertemu secara nyata.
Dengan demikian pengguna Blog dapat berasal dari berbagai
profesi, dengan berbagai kepentingan yang beragam dan dapat

26
Sanjaya op.cit., h.7.
20

dimanfaatkan secara positif, Blog juga merupakan media sosial


yang mudah untuk kepentingan-kepentingan tersebut.

2) Twitter
Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging sehingga
memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca
pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan
hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil
pengguna. Selain itu, jumlah pertemanan dalam Twitter dangat
luas dapat menjangkau hingga 3-4 juta lebih followers.
Twitter didirikan oleh 3 orang yaitu Jack Dorsey, Biz Stone,
dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006 dan baru
diluncurkan bulan Juli di tahun yang sama. Sejak diluncurkan,
Twitter mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan saat ini
memiliki lebih dari 100 juta pengguna.27 Setelah kemunculan
Twitter, bermunculan pula situs micro.
Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh
anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Popularitas
Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika terdapat festival
South by Southwess. Selama acara tersebut berlangsung
pengguna Twitter meningkat dari 20.000 menjadi 60.000.
Kemudian pada tanggal 14 September 2010, Twitter mengganti
logo dan meluncurkan desain baru untuk tampilan Twitter.
Dengan keberadaan Twitter ini seseorang dapat berkomunikasi
dengan orang lain melalui dunia maya. Twitter ini tidak hanya
populer di kalangan remaja dan orang dewasa, bahkan selebriti,
dan para pejabat tinggi negara pun memakai aplikasi berbasis web
tersebut.

27
Elcom, Twitter: Best Social Networking, (Jakarta: Andi Jogyakarta, 2009), h.1
21

3) Facebook
Facebook termasuk dalam kategori situs jejaring sosial yang
menyediakan media bagi para penggunanya untuk saling bertukar
informasi dan berinteraksi. Di dalam Facebook kita dapat
menambahkan teman, mengirim pesan, dan memperbaharui profil
pribadi kita agar orang lain dapat melihat tentang diri kita. Seperti
yang dikatakan oleh Jesse Feiler dalam buku How to Do
Everything: Facebook Applications “Facebook starts with real
people and their real relationships. Its helps people communicate
in a veriety of ways; as they do so, they often add new friends,
join groups, and share information”28 maksudnya yaitu Facebook
dimulai dari orang-orang yang nyata dan hubungan yang nyata.
Facebook membantu setiap orang untuk berkomunikasi dengan
yang lainnya, di aplikasi ini dapat menambahkan teman,
bergabung bersama grup dan memberikan informasi yang
dibutuhkan.
Facebook merupakan contoh dari social networking. Menurut
kamus Webster “Social networking is the use of a website to
connect with people who share personal and professional
interest, place of origin, education at a particular school, etc.”
Artinya yaitu jejaring sosial adalah penggunaan sebuah website
untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki kesamaan
minat personal atau profesional, tempat tinggal, pendidikan di
sekolah tertentu, dan lainnya.29
Jejaring dunia maya yang serba instan telah membuka sebuah
ruang baru untuk mengekspresikan diri. Pengguna Facebook kini
dapat bebas bergabung ke banyak jaringan yang diatur bedasarkan
kota, lokasi kerja, sekolah, maupun negara. Lewat jaringan ini,

28
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 4.
29
Sartika Kurniati, Step By Step Facebook, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2009), h.1.
22

mereka dapat berhubungan dengan temannya sekalipun dalam


jarak yang jauh.
Facebook didirikan pada tanggal 4 Febuari 2004. Pada awalnya
Facebook disebut dengan The Facebook dan dimulai sebagai
sebuah website hasil hobi salah seorang karya mahasiswa Harvad,
Mark Zuckerberg. Facebook hanya terbatas untuk kalangan
mahasiswa Harvad dan berkembang ke Stanford. Dengan
kepopuleran yang berkembang, kemudian banyak universitas
yang menggunakan fasilitas ini, hingga seluruh kampus di
Amerika.
Mark Zuckerberg mengatakan pada majalah Time bahwa
“What we are trying to do is just make it really effecient for
people to communicate, get information, and share information.
We always try to emphasize the utility component” yang artinya
apa yang kami lakukan adalah hanya untuk membuat orang
berkomunikasi, memperoleh informasi, dan berbagi informasi
secara efesien. Kami selalu lakukan mencoba untuk
memperbaharui komponen-komponen utilitas.30
Pada bulan September 2004, Peter Thiel dari paypal
menginvestasikan $ 500,000 sebagai permulaan. Kemudian Jim
Breyer dari Acce Partners menginvestasikan $ 12,7 juta untuk
mengembangkan The Facebook.31 Pada Agustus 2005, The
Facebook melepas kata “The” dan Facebook.com didaftarkan
dengan nilai pembelian domain sebesar $ 200,000. Beberapa
bulan kemudian pembatasan pengguna ditinggalkan dan siapa pun
dengan alamat email yang valid bisa mendaftar. Facebook
menjelma menjadi situs nomor enam yang paling banyak
dikunjungi.

30
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 5.
31
Sartika Kurniati, Step By Step Facebook, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2009), h 5-
6.
23

Pemberitaan tentang jejaring sosial Facebook yang ramai di


berbagai media, turut memiliki andil yang besar dalam
mendorong pertumbuhan pengguna Facebook di Indonesia.
Semua umur dan berbagai golongan di Indonesia sudah memiliki
akun Facebook.
Bedasarkan usia 18-24 tahun adalah rentang usia terbesar yakni
13,1 juta pengguna (41,3%). Disusul rentang usia remaja 14-17
tahun sebesar 8,2 juta pengguna (25,8%) dan usia 25-34 tahun
sebesar 6,8 juta pengguna (21,5%). Untuk rentang usia 35-44
tahun penggunanya sekitar 1,9 juta (6,2%). Sementara rentang
usia 45-54 tahun ada sekitar 529.000 (1,7%) terlampau tipis
dengan rentang 55-4 tahun sekitar 127.000 atau 0,4%. Besarkan
gender, pengguna Facebook dari kaum pria lebih banyak dari
perempuan. jumlahnya 18.920.600 juta (59,4%). Bandingkan
dengan perempuan sekitar 12.942.760 juta (40,6%). Sedangkan
pengguna Facebook di dunia yaitu pertama Amerika dengan 146
juta pengguna, kedua yaitu Indonesia dengan 32.131.200 orang
lalu ketiga yaitu Inggris 28,9 juta dan selanjutnya Turki 24,1 juta,
Prancis 20,4 juta, Filipina 18,9 juta, Meksiko 18,2 juta, Italia 17,8
juta, Kanada 17,5 juta dan India 16,9 juta.32
Facebook di dunia menjadi nama jejaring sosial yang besar,
pada beberapa sampel tahun 2007, Facebook menjadi lebih 58
milyar pengguna aktif, lebih dari 30 dari mereka menggunakan
Facebook setiap harinya, lebih dari 55,000 jaringan di seluruh
dunia dan 80% dari 58,000,000 pengguna Facebook sudah
memakai aplikasi Facebook di handphone mereka.33
Ciri-ciri dari sebuah akun Facebook yaitu memiliki pages dan
groups, dapat memperbaharui status lebih dari 140 karakter sesuai

32
Winda Julianita, Be a Smart & Good Facebookers, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2012), h.3
33
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 7.
24

dengan kebutuhan. Dapat langsung memberikan komentar atau


memberikan apresiasi dari status orang-orang yang sudah menjadi
teman di Facebook. Memiliki fasilitas chatting atau obrolan yang
memungkinkan pemilik Facebook dapat melakukan obrolan
secara langsung untuk mempermudah komunikasi. Dapat berbagi
foto dengan cara tagging, dapat membuat album foto juga dapat
memberikan penjelasan singkat mengenai foto tersebut. Dapat
membuat album video yang berdurasi maksimal 2 menit dan
berukuran kurang dari 100 MB.34
Kebanyakan pengguna Facebook di Indonesia adalah dari
kalangan yang memiliki pengetahuan internet dan teknologi.
Mereka menggunakan layanan untuk ajang keterbukaan diri,
bertukar pikiran, menawarkan jasa, dan menjalin pertemanan.
Bahkan untuk kalangan yang sudah mulai kecanduan Facebook,
mereka akan merelakan waktunya untuk memperbaharui
statusnya maupun menanggapi komentar yang masuk di
Facebook-nya.
Di Indonesia memiliki tingkat konsumsi yang luar biasa
terhadap berbagai produk budaya massa, akses Facebook tidak
dibatasi oleh tingkat sosial. Facebook bukan lagi menjadi aktan
penanda sosial, tetapi menjadi kultural karena terkait dengan
identitas seseorang.35 Maka Facebook sudah menjadi bagian dari
gaya hidup semua kalangan, sebagai kelompok masyarakat yang
mampu melakukan akses internet tanpa batas.
Media sosial Facebook dapat menunjukkan sebuah etika.
Media massa mampu menunjukkan mana etika yang baik dan

34
Dewi Pratiwi Putri Aji, “Penggunaan Media Sosial dalam Pemenangan Joko Widodo-
Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas Marketing Politik di Facebook
dan Twitter)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, h.27, tidak
dipublikasikan.
35
Rosida Erowati, What’s On Your Mind?: Facebook sebagai Ruang Sosial, Tabloit
Institut Edisi XXXI April 2014, 2014, h.8.
25

yang tidak.36 Namun dengan banyaknya keunggulan dalam media


sosial, terdapat pengguna Facebook yang tidak bertanggung
jawab yang mengundang kecemasan bagi para pengguna yang
lain, karena Facebook juga memiliki berbagai resiko seperti alat
untuk kegiatan terorisme, pertengkaran, penipuan, perselingkuhan
bahkan penyebaran konten pornografi.

B. Ruang Lingkup Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Adapun materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang
relevan untuk menganalisis penggunaan diksi pada media sosial Facebook
adalah pada pembelajaran sinonim di SMA kelas X. Dalam hal ini, peneliti
akan mengajarkan tentang penggunaan sinonim yang tepat untuk
berinteraksi.
Melalui pembelajaran sinonim ini peserta didik mengerti salah satu
unsur penting sehingga peserta didik diharapkan dapat memahami
bagaimana cara menulis dan berbicara dengan baik dan benar serta santun
dalam berucap dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan ini adalah penelitian terdahulu yang sudah


diteliti sebelumnya. Penelitian relevan ini merupakan dasar atau acuan
yang berupa teori-teori melalui hasil penelitian sebelumnya, hal ini
merupakan sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung.
Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan bagian tersendiri adalah
penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang
dibahas dalam penelitian ini.
Penelitian relavan yang pertama yaitu dengan judul Analisis
Penggunaan Diksi Pada Berita Utama Tangsel Pos Sebagai Sumber

36
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali, 2013), h.73.
26

Belajar Untuk Tingkat SMP yang diteliti oleh Siti Kartini seorang
mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada tahun 2013.
Hasil dari penelitian Siti yaitu diperoleh 145 data dari enam kolom berita
utama yang digunakan, dari penggunaan bahasa yang digunakan cukup
ringan dan kesalahan yang ditemukan sebagian besar sudah tepat
digunakan.
Penelitian dari Ssiti Kartini, dengan penelitian penulis memiliki
kesamaan, yakni pada penggunaan diksi. Selain memiliki kesamaan,
penelitian penulis dengan Siti memiliki perbedaan yakni pada media yang
digunakan, Siti menggunakan Koran Tangsel Pos dan penulis
menggunakan media sosial Facebook.
Penelitian relevan kedua yaitu Penggunaan Media Sosial dalam
Pemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama Pada Pilkada DKI
Jakarta 2012 (Studi Atas Marketing Politik di Facebook dan Twitter),
yang diteliti oleh Dewi Pratiwi Putri Aji seorang mahasiswi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada tahun 2014. Kemudian hasil dari
penelitian tersebut yaitu sangat mempengaruhi pemenangan kedua
pasangan tersebut dengan adanya media sosial (Facebook dan Twitter).
Penggunaan media sosial menjadi media utama untuk menyampaikan
program kerja Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama dan sebagai media
marketing politik saat Pilkada berlangsung.
Penelitian kedua yang penulis temukan memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan skripsi yang penulis angkat. Kesamaan terletak pada
objek penelitian yaitu media sosial dan pendekatan yang dilakukan
memakai kualitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu Dewi Pratiwi memakai
subjek penelitian marketing sosial dan penulis memakai subjek penelitian
penggunaan diksi.
Kemudian penelitian yang relevan yang ketiga Ahmad Fikri Al-Fathi
dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berjudul Pengaruh
Penggunaan Facebook Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII Pada
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
27

Selatan yang diteliti tahun 2011. Hasil dari penelitian tersebut yaitu
adanya kolerasi yang erat antara penggunaan Facebook terhadap minat
belajar siswa signifikan karena r hitung dengan r tabel diterima. Artinya
peningkatan atau penuruanan penggunaan Facebook akan menyebabkan
meningkat atau menurunnya minat mereka untuk belajar pendidikan
agama Islam yang berarti hipotesis yang diajukan dinyatakan terbukti dan
diterima.
Penelitian ketiga yang juga memiliki perbedaan dan kesamaan dengan
skripsi yang penulis angkat. Kesamaan terletak pada objek penelitian yaitu
Facebook. Perbedaannya yaitu pada subjek yang Ahmad angkat adalah
minat belajar siswa, sedangkan penulis mengangkat subjek penelitian pada
penggunaan diksi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah status Facebook
mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011 pada bulan Agustus 2015
sampai September 2015. Penulis akan meneliti penggunaan ketepatan
diksi pada status Facebook tersebut. Dari hasil analisis akan diperoleh
gambaran mengenai penggunaan diksi yang terdapat pada status Facebook
mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011.
Penelitian ini tidak terkait pada tempat tertentu karena bersifat
penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan data-data yang terkait dengan
penelitian ini.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Berkaitan dengan itu, pada hakikatnya, penelitian
adalah suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih
membenarkan kebenaran. Metode kualiatif yaitu sebagai penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya.1 Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.2
Dalam sebuah penelitian yang ditempuh tentu terdapat tujuan yang
ingin dicapai, untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk
mempermudah penelitian tersebut. Pendekatan yang digunakan seorang

1
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah dan
Teknik-teknik Teoritisasi Data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2009), h.4.
2
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), h.4.

28
29

peneliti akan menuntunnya pada metode apa yang harus digunakan, tetapi
dalam pemilihannya ada beberapa yang harus diperhatikan seperti jenis
data yang diteliti, serta paradigma yang menyertainya sehingga tujuan
penelitian dapat tercapai.
Penelitian kualitatif juga dapat dikatakan penelitian langsung,
karena para penelitinya langsung melakukan penelitiannya terhadap objek
yang menjadi sumber penelitiannya tanpa melalui proses statistik atau
bentuk hitungan lainnya. Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan
pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Langkah-langkah penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan
dengan pasti karena langkah-langkah penelitian kualitatif tidak
mempunyai batas-batas tegas. Walaupun demikian langkah-langkah
penelitian kualitatif ini dapat dibagi atas orientasi melalui bacaan,
wawancara ke lapangan, eksplorasi, yaitu mengumpulkan data
berdasarkan fokus yang sudah jelas.3
Maka peneliti memakai penelitian kualitatif karena seluruh sumber
data yang dipakai dan digunakan tidak adanya proses statistik atau bentuk
hitungan, melainkan menggunakan metode deskriptif yang
mendeskripsikan fakta-fakta dalam penelitian dan kemudian akan
dianalisis sesuai dengan konteks penelitian ini.

C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pada media sosial Facebook. Pemilihan
tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa media sosial Facebook
merupakan jejaring sosial yang cukup mempengaruhi penggunaan diksi
setiap pemakai jejaring sosial Facebook saat ini dan sasarannya yaitu pada

3
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.80.
30

mahasiswa dan mahasiswi PBSI yang menggunakan Facebook untuk


berinteraksi.
Peneliti mengambil data sebanyak 98 mahasiswa dan mahasiswi
PBSI angkatan 2011 karena dari data tersebut penulis dapat mengetahui
bagaimana penggunaan diksi yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi
PBSI angkatan 2011 pada media sosial Facebook.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik
dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengumpulan
dokumen-dokumen untuk memperkuat informasi. Teknik pengumpulan
data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.4 Teknik dokumentasi ini digunakan dengan
mengumpulkan data-data dari buku, majalah, dan dokumentasi lainnya
yang berkaitan dengan penggunaan kata ganti media sosial Facebook,
foto-foto dan segala macam benda yang dapat memberikan keterangan
yang bersifat tertulis ataupun tidak. Dokumentasi diperlukan untuk
mempermudah peneliti menemukan jawaban dari permasalahan tersebut
dan juga peneliti dapat menjelaskan secara detail terkait penggunaan kata
ganti media sosial Facebook.

E. Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data yang digunakan penulis yaitu dengan
menggunakan metode simak dan teknik catat. Metode simak yang diikuti
dengan teknik lanjutan yaitu teknik catat atau melakukan dokumentasi.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara
menyimak bahasa yang digunakan. Maka proses menyimak dilakukan
dengan seksama dengan mencatat beberapa bentuk atau data yang relevan
bagi penelitian yang diperoleh dari penggunaan bahasa tertulis.

4
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.69.
31

Setelah dilakukannya dokumentasi dan menyimak pada


penggunaan diksi kemudian penulis melakukan analisis untuk menjawab
permasalahan penggunaan kata ganti dalam media sosial Facebook.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data penelitian untuk mengelola data yang sudah
dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan. Tujuan analasis data
yaitu untuk mengungkapkan data apa yang masih perlu dicari, hipotesis
apa yang perlu diuji, pertanyaan apa yang perlu dijawab, metode apa yang
harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru, dan kesalahan apa
yang harus segera diperbaiki.5
Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif yang artinya data
yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentu deskripsi fenomena, tidak
berupa angka atau koefisien variable. Penelitian ini bersifat kompleks,
maka materi yang dilaporkan perlu diatur sedemikian rupa sehingga
pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang
dicarinya dan dapat memahaminya dengan tepat.
Deskriptif yaitu menggambarkan atau melukiskan dalam hal ini
dapat berupa arti sebenarnya (harfiah), yaitu berupa gambar-gambar atau
foto-foto yang didapat dari data lapangan atau peneliti menjelaskan hasil
penelitian dengan gambar-gambar dan dapat pula berarti menjelaskan
dengan kata-kata.6 Penulis menggunakan metode deskriptif karena pada
dasarnya, metode deskriptif dan penelitian kualitatif ini memiliki
hubungan yang sangat erat.
Maka analisis data yang dilakukan oleh penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu dengan menjelaskan penggunaan diksi yang
dipakai mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011 dalam media
sosial Facebook. Penulis akan menganalisis kata satu-persatu dalam status

5
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), h. 83.
6
Ibid., h.129.
32

tersebut kemudian penulis akan memberikan penjelasan apa saja diksi


yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi dalam status Facebook
tersebut.
33
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pemilihan Facebook ini sebagai media sosial yang diteliti oleh


peneliti karena media sosial tersebut banyak dimiliki masyarakat
Indonesia. Facebook kini menjadi primadona yang mendapat respon
paling banyak dari masyarakat, karena Facebook mampu mencakup
berbagai macam kalangan, mulai dari bawah hingga atas, dari anak-anak
hingga orang tua. Kini mayoritas masyarakat yang memakai Facebook
sudah dapat menggunakan aplikasi Facebook di handphone para
penggunanya.
Facebook adalah sarana untuk berkomunikasi antar-sesama dapat
menghubungkan orang-orang yang memiliki minat yang sama, tempat
tinggal ataupun pendidikan di sekolah tertentu. Facebook yang merupakan
jejaring sosial yang dimiliki seluruh orang saat ini menjadi penting, karena
jejaring sosial Facebook kini menjadi efektif dengan saling bertukar
informasi antar satu dengan lainnya. Kini di dalam situs Facebook kita
dapat menambahkan teman, mengirim pesan, dan memperbaharui profil
pribadi kita agar orang lain dapat melihat tentang diri kita.
Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh
efek tertentu baik dalam tulisan maupun lisan. Pemilihan diksi dilakukan
dengan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung, meskipun dalam
media sosial Facebook yang tidak dapat bertatapan langsung dengan si
penerima pesan, maka dengan memakai kata ganti yang lebih sopan maka
akan terjalinnya hubungan sosial yang baik.
Namun dengan banyaknya pengguna Facebook maka semakin
besar pula peluang penggunaan diksi yang dipakai oleh para pengguna
Facebook itu sendiri. Penyelewengan penggunaan diksi yang paling
banyak digunakan adalah kata ganti orang yang tidak sesuai, misalnya

33
34

saya menjadi gue, w, dan kamu menjadi lu, loe, u. Kemudian penggunaan
kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan dalam media sosial Facebook
untuk berkomunikasi, misalnya memakai kata anjing, babi, pea, tai,
bangsat dan banyak lainnya.
Penggunaan diksi yang sesuai aspek kesopanan akan mulai terkikis
dengan adanya status antar anak remaja saat ini. Bagi mereka dengan
menggunakan diksi tersebut maka mereka akan semakin gaul atau
mengikuti perkembangan zaman. Namun dampaknya anak remaja saat ini
akan melupakan aspek kesopanan dalam berinteraksi antar sesama,
terutama dalam kegiatan formal yang mengharuskan terjadinya kesopanan
dalam berinteraksi. Dengan melupakan kesopanan dalam berinteraksi
maka masyarakat akan memiliki tingkat kesadaran yang rendah dan
membuat tidak lagi mencintai bahasa Indonesia.
Pendidikan media komunikasi memberikan kontribusi yang besar
dalam kemajuan maupun peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya
media sosial Facebook yang juga dapat dijadikan media pendidikan yang
sangat berpengaruh bagi peserta didik, maka para guru harus
memperhatikan cara berkomunikasi peserta didik agar tidak ada lagi
peserta didik yang memakai kata kasar dan tidak pantas untuk
berkomunikasi. Dengan demikian peserta didik dapat memahami
bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dan benar.
Kini telah banyak Universitas yang melahirkan para guru untuk
mendidik peserta didik agar berkomunikasi dengan baik dan benar serta
menjaga kesopanan dalam berinteraksi. Berbagai macam Universitas pun
mendirikan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) demi
terciptanya bahasa-bahasa yang layak digunakan oleh masyarakat. PBSI
ini juga terdapat di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang bertujuan untuk menyiapkan pengajar Bahasa Indonesia yang
profesional, menguasai Bahasa Indonesia dan sekaligus metodologi
pengajarannya untuk satuan pendidikan madrasah tingkat menengah dan
35

atas atau yang sederajat.1 Gelar akademik lulusan jurusan Pendidikan


Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Adanya jurusan PBSI, diharapkan akan menumbuhkan kembali
rasa cinta tanah air kepada peserta didik yaitu dengan merubah cara
berinteraksi sosial dengan sopan dan santun terhadap sesama sekalipun
dalam media sosial. Sebagai mahasiswa dan mahasiswi PBSI sebaiknya
menjadi panutan bagi peserta didik dan masyarakat, agar lingkungan di
sekitarnya dapat terpengaruh dengan perilaku mahasiswa dan mahasiswi
PBSI. Namun pada kenyataannya sebagai mahasiswa dan mahasiswi PBSI
angkatan 2011 terkadang untuk berinteraksi juga tidak memakai
penggunaan diksi dalam media sosial Facebook.
Menurut data yang diperoleh penulis, penggunaan diksi Facebook
yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI UIN Jakarta dilihat dari
penggunaan diksi dalam kesopanan dan penggunaan Facebook itu sendiri
maka, dengan itu penulis menyimak status Facebook mahasiswa dan
mahasiswi PBSI sebanyak 98 orang.

B. Analisis Data

Media sosial Facebook dapat menambahkan teman baik teman


baru maupun teman yang sudah dikenal. Teman dalam media sosial
Facebook penulis terdapat 1.181 orang, kemudian untuk teman PBSI UIN
dalam media sosial Facebook penulis terdapat 98 orang dari 103
mahasiswa/i PBSI angkatan 2011 yang telah berteman di Facebook.
Penulis mengambil 85 mahasiswa dan mahasiswi PBSI yang
memakai penggunaan diksi dalam media sosial Facebook karena penulis
ingin meneliti penggunaan diksi yang dipakai mahasiswa dan mahasiswi
pada status Facebook bulan Agustus dan September 2015.

1
Komarudin Hidayat, dkk., Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
UIN, 2011), h.89.
36

Facebook yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan saling


berinteraksI. Banyak mahasiswa dan mahasiswi yang memakai
penggunaan diksi, berikut analisisnya.
Mahasiswi PBSI yang berinisial AA memakai penggunaan diksi
dalam status Facebook yaitu pada 15 Agustus 2015
“Hey, Namja namja keceh!!
Yang selalu setia dan bikin semangat kalo lagi baca
warning list ini.. semoga lekas tercoret ya kamu (list)
hahaha #iseng dimalam minggu yg .. u know lah ya!”
Status pada AA tersebut menggambarkan suasana hati yang senang
karena terdapat kata selalu setia dan bikin semangat. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata kalo pada status di atas merupakan sinonim dari kalau.
Kemudian kata yg kepanjangan dari yang. Kata tetiba juga
bersinonim tiba-tiba. Kata lekas juga bersinomin dengan cepat,
segera.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata namja namja merupakan bahasa Korea yang
artinya laki-laki, kata ini hanya dapat di mengerti oleh yang
sudah belajar bahasa Korea.
b. Slang: kata keceh atau disebut juga kece yang artinya
cakep, bagus, cantik ataupun ganteng.

Mahasiswi PBSI yang berinisial AAR memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 7 September 2015
“Trimakasih untuk hari ini bebep bebepku yang cantik.
Sudah ngbolang dari kemang ke pancoran terus ke lenteng
makasih.”
Status pada AAR tersebut menggambarkan suasana hati yang
senang karena dari status AAR tersebut dapat diartikan, AAR berterima
kasih kepada teman-temannya karena sudah jalan-jalan. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
37

1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi


Kata Kemang, Pancoran dan Lenteng merupakan kata denotasi
karena kata tersebut menunjukkan suatu tempat.
2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus
Kemang, Pancoran dan Lenteng merupakan kata khusus dari
kata umumnya Jakarta Selatan.
3. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata terus, makasih, dst., merupakan dari kata populer.
4. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata bebep bebepku merupakan kata panggilan
sayang. Kemudian kata ngbolang atau ngebolang
merupakan kata kerja dari bolang (bocah petualang), berarti
jalan-jalan, piknik, touring, traveling ke luar kota.

Mahasiswa PBSI yang berinisial AB memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 20 September 2015
“Bra, kalo gk yang ini aja dahh... jadwal deket-deket ini,
maknyossss”
Status pada AB tersebut sedang mengusulkan suatu tempat.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gk pada status di atas merupakan sinonim dari tidak.
Kemudian kata deket menjadi dekat. Kata kalo juga bersinonim
kalau. Kata aja bersinonim saja.
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata dah, aja, dst., merupakan kata populer.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata Bra, kata ini hanya AB yang mengetahui arti
dari kata tersebut, karena Bra tersebut merupakan sebuah
panggilan.
b. Slang: kata maknyossss memiliki arti lezat, enak, dsb.
38

Mahasiswa PBSI yang berinisial AF memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 12 September 2015
“kutulis puisi pada langi malam”
Status pada AF tersebut sedang resah akan sesuatu. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata langit malam mempunyai makan konotasi yaitu malam
hari. Sedangkan kata ku tulis puisi memiliki makna denotasi
yang artinya dia sedang menulis puisi.

Mahasiswa PBSI yang berinisial AHR memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook yaitu pada 10 Agustus 2015
“Jangan salahkan laki-laki jajan diluar karna
perempuannya gak pinter masak wkwkkwkw
Udah tau perempuannya gak punter masak makanya cari
duit yang bener biar bisa kursusin masak wkwkwk
# semoga orangnya gak baca karna saya takut dimarahi.”
Status pada AHR tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak pada status di atas merupakan sinonim dari tidak.
Kemudian kata krna bisa menjadi karena.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata perempuannya gak pinter masak bermakna denotasi yang
artinya perempuan yang dimilikinya tidak bisa memasak. Kata
cari duit yang bener merupakan makna konotasi yaitu harus
bekerja keras dengan sungguh-sungguh.

Status kedua AHR pada 21 Agustus 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Ada 3 kemungkinan
1 cowoknya yang beruntung
2 isterinya yang gak tau di untung
3 cewenya yang lagi ngadu peruntungan
39

Saya mah yang pertama aja dah namanya juga semua laki
laki itu curang wwkkwkw”
Status kedua AHR tersebut berkaitan dengan status pertamanya
pada 10 Agustus 2015 yaitu masih menyindir seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak pada status di atas merupakan sinonim dari tidak.
Kata cowok sinonim dari kata pria, laki-laki. Kata cewek
merupakan sinonim dari kata wanita dan perempuan.
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata mah, aja, dah, untung, tau, merupakan kata populer yang
biasa dipakai di masyarakat.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata ngadu berasal dari kata mengadu, adu, dsb, kata
ngadu tersebut mempunyai arti menyambung.

Mahasiswi PBSI yang berinisial AI memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 27 September 2015
“Miris liat isi dompet, sedang mengalami musim ceklik”
Status pada AI tersebut mengalami rasa sedih. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata miris merupakan arti dari kasihan, perlu dikasihani,
keadaan yang sangat mengundang keprihatinan, prihatin
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata mengalami musim ceklik merupakan konotasi yang
artinya sedang sulit mendapatkan uang.

Mahasiswa PBSI yang berinisial AK memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 11 September 2015
“Waktu akan terasa berharga kala kita berguna
Cinta akan terasa nyaman ketika datang cinta baru
Nikmat akan terasa istimewa ketika datang sakit
40

Segala pengorbanan adalah modal


Modal yangkau tanam akan berbuah kebajikan
Segala pengorbanan adalah modal
Modal yang ditanam ukurannya ikhlas
Rindu tak tentu arah
Aku rindu dia kekasihku yang biasa aku sebut NENG”
Status pada AK tersebut mengalami rindu pada seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata nyaman bersinonim segar; sehat, sedap; sejuk, enak. Kata
neng mempunyai arti panggilan kepada anak perempuan
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata rindu tak tentu arah merupakan bermakna konotasi yang
artinya rindu yang tak tahu tujuannya.

Mahasiswa PBSI yang berinisial AKP memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 25 Agustus 2015
“Tu kn jadian jg akhir‟y. Apa kata q bilang. Klo cinta
sudah melekat tai ayam pun terasa coklat...kwkwkwkwkw”
Status pada AKP tersebut meledek temannya. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata klo pada status di atas merupakan sinonim dari kalau.
Kemudian kata tu bisa menjadi itu. Kata kn juga bersinonim
kan. Kata q bersinonim menjadi aku, saya.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata klo cinta sudah melekat tai ayam pun terasa coklat
bermakna konotasi yang artinya kalau cinta sudah menyatu
apapun menjadi enak.
3. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata populer pada status tersebut yaitu, tu, kan, jadian.
4. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
41

a. Slang: kata jadian merupakan kata yang di gunakan untuk


oramg yang baru resmi pacaran

Status kedua AKP pada 30 Agustus 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“haduh... jd gk enak badan gini”
Status kedua AKP tersebut sedang mengalami sakit. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gk pada status di atas merupakan sinonim dari tidak.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata gk enak badan merupakan kata denotasi yang artinya
AKP sedang sakit.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata haduh dapat diartikan kata seru untuk
menyatakan rasa heran, sakit, dan sebagainya.

Mahasiswi PBSI yang berinisial AL memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 26 September 2015
“Janganlah kau merasa wow dulu. Karena saya tak akan
peduli dengan tingkahmu itu. bagi saya ya terserah kamu
saja bodo amat”
Status pada AL tersebut sedang merasa kesal dengan seseorang
yang acuh pada AL. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata bodo pada status di atas merupakan sinonim dari bodoh.
Kemudian kata amat mempunyai sinonim yaitu sangat, terlalu.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata wow mempunyai banyak arti yaitu hebat,
kagum, sedikit sirik. Namun arti yang paling pas untuk
status tersebut adalah hebat.
42

Status kedua AL pada 29 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Aku mencintai cinta yang ku punya”
Status pada AL tersebut sedang jatuh cinta. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata aku mencintai merupakan kata denotasi yaitu kata yang
sebenarnya di ungkapkan oleh AL.

Mahasiswa PBSI yang berinisial AM memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 6 Agustus 2015
“Kesalahan Terindah
Ini mungkin adalah hal terluntah untuk diriku, jatuh di
dalam kubangan yang dalam dan terjebak di sana. Walau
seperti itu, terdapat rasa yang begitu untuk seorang yang
indah yang kini telah pergo dengan rasa yang berbeda
dariku dan mencari manusia impiannya yang begitu
indah.
Tak ada rasa sesal untuk tetap menyimpan rasa terindah
untuk dirimu yang telah menghilang dalam kilauan
cahaya yang membentang membarisi langkah depanku
hingga ku tak mampu melihatmu. Mungkin ini adalah hal
terbodoh yang ku ukir di kedihupanku, melakukan
kesalahan yang ku anggap tetaplah terindah untuk ku.
Langkah ku selalu teriring doa yang terbaik untuk
kehidupanmu, walaupun hanya dua kaki ini berjalan
sendiri menuju kehidupan abadi yang diciptakan Maha
Kuasa. Tanpa kau tahu, dari sudut terjauh aku akan selalu
menyertakan hembusan doa kebaikan untukmu untuk
senyum bidadari yang takkan lekang terkikis dunia fana.
Tetaplah engkau tersenyum dengan senyum bidadari mu
hingga engkau menutup buku kehidupanmu dengan segala
keindahan yang kau ciptakan dan semiga engkau bahagia
dengan apa yang kau pijaki. Dan aku mungkin akan
terhapuskan seperti tulisan yang terdapat kesalahan pada
baris di suatu kertas.”
Status pada AM tersebut mendoakan untuk kekasih di masa
lalunya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
43

1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi


Kata hanya dua kaki ini berjalan merupakan kata denotasi,
karena fungsi kaki memang untuk berjalan. Kata buku
kehidupan merupakan kata konotasi yang artinya meninggal
atau mati.
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata terluntah, teriring, lekang, tekikis, pijaki merupakan kata
kajian karena sulit dipahami oleh masyarakat.

Mahasiswa PBSI yang berinisial AN memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 8 September 2015
“Bangsat, anjing, laknat!”
Status pada AN tersebut seakan sedang meluapkan kemarahannya.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata bangsat pada status di atas merupakan sinonim dari kata-
kata yang dipakai untuk merujuk kepada orang-orang yang
kurang ajar. Kemudian kata anjing yaitu binatang menyusui
yang biasa dipelihara untuk menjaga rumah, berburu, dan
sebagainya. Kata laknat juga bersinonim yaitu orang yang
terkutuk.

Status kedua AN pada 29 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Lucunya kampus uin. Mahasiswa ga boleh ikut uas kalo
kehadiran lebih dari 3x. Tapi dosen masih boleh mengajar
jika hanya datang beberapa kali. Miris. Walau tak semua
dosen seperti itu.”
Status pada AN tersebut sedang mengkritik kampusnya. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga, tak pada status di atas merupakan sinonim dari tidak.
Kemudian kata kalo bisa menjadi ada kalau. Kata miris
44

merupakan arti dari kasihan, perlu dikasihani, keadaan yang


sangat mengundang keprihatinan, prihatin

Mahasiswi PBSI yang berinisial ANF memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 25 Agustus 2015
“puyeng, mata berair, badan panas, mau ngapa2in ga
konsen..”
Status pada AK tersebut mengalami rindu pada seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak.
Kemudian kata puyeng bisa menjadi pusing kepala. Kata mau
juga bersinonim ingin, hendak. Kata konsen bersinonim fokus.
Kata ngapa2in bersinonim tidak sedang melakukan kegiatan.

Mahasiswi PBSI yang berinisial AP memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 8 Agustus 2015
“Semoga ga bareng sama orang-orang itu lagi... sebel”
Status pada AP tersebut sedang berharap dan menyindir seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata
bareng bersinonim bersama-sama, mengiringi, menyertai. Kata
sebel juga bersinonim yaitu kecewa, tidak senang, kesal hati.

Mahasiswi PBSI yang berinisial AR memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 24 Agustus 2015
“Selamat malam Malam...
Sengaja aku menyapa mu begitu malam ini tidak ada
hujan tapi aku juga tidaj bisa melihat bintang mungkin
karena kotaku begitu terang
Malam... aku begitu rindu merindukanmu merindukan
sejuknya angin yang kau hembuskan merindukan menanti
bintang jatuh di atas loteng
45

Oh malam... apakah kau tau ini begitu sulit semua


terbelenggu oleh keadaan yang ada aku terikat oleh janji
yang tak pernah aku buat janji yang ada sejak zaman
nenek moyang
Malam... rasanya ini begitu sulit aku terikat oleh keadaan
sebagai aku aku ingin lari dan marah tapi semua percuma
karena aku ada karena peraturan itu
Ah malam... kau sungguh menawan
Malam... kau begitu lucu
Status pada AR tersebut mengalami rindu pada seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata terbelenggu merupakan arti dari terkurung; tidak bebas
lagi. Kemudian kata loteng bersinonim langit-langit rumah dari
papan, atap rumah.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Mungkin karena kotaku begitu terang mempunyai makna
konotasi yang artinya tempat tinggalnya penuh dengan gedung
tinggi dan banyaknya pancaran sinar lampu.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata terbelenggu merupakan arti dari terkurung;
tidak bebas lagi.

Mahasiswi PBSI yang berinisial ARN memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 23 Agustus 2015
“Kepo itu ga ada gunanya, mending langsung PING!!!
Hahaha”
Status pada ARN tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga dapat bersinonim tdak. Kata mending bersinonim
dengan lebih baik, agak baik, lumayan. Pemakaian Jargon,
46

2. Kata Percakapan dan Slang


a. Slang: kata kepo yang berarti orang yang serba ingin tahu,
bisa jadi semacam kecanduan untuk tahu segala hal yang
sepele.

Status kedua AL pada 25 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi


yaitu,
“heettt ni hp bikin gedek bae ya!”
Status pada ARN tersebut mengalami kesal pada telepon
gengamnya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata hp atau handphone dapat bersinonim telepon gengam.
Kata gedek bersinonim dengan kesal, dongkol, gondok. Kata ni
dapat berati ini. Kemudian kata bae dapat berati baik.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
b. Slang: heettt.

Mahasiswi PBSI yang berinisial BJ memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 30 September 2015
“Ngeselin adalah ketika udah rapi terus mules. Kebiasaan
Ban! Dari jaman kuliah”
Status pada BJ tersebut mengalami kesal. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata udah dapat berati sudah. Kata ngeselin bersinonim
menyebalkan, kesal. Kata mules bersinonim sakit perut.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata Ban hanya BJ yang dapat mengetahui arti Ban
tersebut.
47

Mahasiswi PBSI yang berinisial CM memakai penggunaan diksi


pada status Facebook yaitu pada 6 September 2015
“Wahai cermin ajaib. Siapa wanita yg paling cantik se-
parung raya, ciseeng raya dan sekitarnya. Wkwkwk”
Status pada CM tersebut sedang berimajinasi. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata yg dapat berati yang.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata se-parung raya, ciseeng raya merupakan bermakna
denotasi karena menunjukkan sebuah wilayah.
3. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus
Se-parung raya, ciseeng raya merupakan kata khusus karena
menujukkan tempat dari kata umum Bogor.

Status kedua CM pada 6 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Bu kmrn kakinya knp?| gak knp2| bisa jalan bu?| bisa|
oke nanti saya jemput jam brp bu?| hah jemput?| yess ibu
kena udah 2 kali. Hehehe| *kelakuan murid kelas 1 SMA
eerrrrr”
Status pada CM tersebut merasakan kelucuan yang diberikan oleh
muridnya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata kmrn berati kemarin. Kata gak dapat bersinonim tidak.
Kata oke bersinonim iya, baiklah, ya. Kata knp berati kenapa
dan kata brp berati berapa. Kata udah berati sudah.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata kelakuan murid kelas 1 SMA bermakna denotasi karena
kelas 1 SMA yang melakukan lelucon kepada gurunya.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata hah yang dapat berati kager, terkejut. Kata
eerrrr dapat berarti geraman.
48

Mahasiswa PBSI yang berinisial DD memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 6 September 2015 yaitu
“Apa yg anda kerjakan bukan apa yg anda pikirkan.
Kalau Cuma dipikirin gak akan berbuah hasil, tpi kalau
dikerjain walaupun tanpa dipikirin pasti berbuah manis”
Status pada DD tersebut memberitahu seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak dapat bersinonim tidak. Kata yg dapat berati yang.
Kata tpi dapat berati tapi. Kata dipikirin dapat bersinonim
dipikirkan dan kata dikerjain dapat berati dikerjakan.

Mahasiswa PBSI yang berinisial DH memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 9 Agustus 2015 yaitu
“Memilih atau dipilih itu hak setiap orang. Termasuk
tidak memilih dan dipilih. Keduanya merupakan negasi
dan bagian dari pilihan. Seperti halnya mencinta, dicinta,
tidak mencinta dan tidak dicinta. Karena hidup adalah
pilihan.”
Status pada DH tersebut sedang jatuh cinta. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata negasi yang berarti penyangkalan, peniadaan, kata
sangkalan dapat bersinonim dengan bukan, tidak.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata memilih atau dipilih itu hak setiap orang bermakna
denotasi karena setiap orang berhak memilih hidupnya.

Mahasiswi PBSI yang berinisial DIL memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 5 Agustus 2015 yaitu
“Ini kejadiannya barusan, sekitar 15.00 Gw baru banget
bangun tidur dan nyawa belom kumpul semua, tiba2 ada
suara yang Gw kenal banget, yes kang tahu bulet, udah
lama doi ngga lewat. Keluarlah Gw dengan iler dan
keadaan setengah sadar. Dengan langkah gontai Gw
49

berentiin mobil dengan bak terbuka yang Gw kira jualan


tahu bulet itu, “bang 10rb ya, yang panas yang baru di
goreng” kejadian selanjutnya mau tau ngga apa?! Yes Gw
salah, dengan solehnya si abang yang di mobil itu bilang
“dipilih neng mau beli apa, mangkok plastiknya 10rbu 3
tapi ngga pake di goreng dulu neng hahaha *si abang
nyengir lebar banget*” fak Gw salah ngeberentiin
dagangan Gw kira kang tahu bulet ternyata kang parabot!
Suara speaker mereka sama, serak serak dan gaya
ngomongnya juga sama, jenis bak terbuka, jangan salahin
Gw karna ngga liat, ya maklum aja setengah sadar.
Akhirnya Gw tinggalin abang2 itu tanpa ngomong apapun
lagi, dan diapun Cuma bengong ngeliatin kepergian Gw,
untung sepi dan si abang ngga ngejar Gw kayak di film2
india. Asem asem!”
Status pada DIL tersebut merasakan kelucuan yang terjadi pada
dirinya sendiri. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata barusan bersinonim baru saja, belum lama, baru sebentar.
Kata gw bersinonim aku, saya. Kata banget bersinonim sangat.
Kata ngga bersinonim tidak. Kata gontai bersinonim lambat,
perlahan-lahan. Kata mau bersinonim ingin. Kata nyengir
bersinonim tersenyum. Kata ngomong bersinonim berbicara.
Kata bengong bersinonim heran, terheran. Kata kang dapat
berati tukang. Kata belom berarti belum.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata dengan langkah gontai merupakan bermakna konotasi
yang artinya dengan langkah yang lambat.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata doi berarti 'dia' atau 'pacar' dan dipopulerkan
pada tahun 80-an. Kata fak berati seruan karena rasa marah.
Kata asem merupakan bahasa jawa, sebagai ungkapan
kekesalan terhadap seseorang/sesuatu hal yang terjadi..
hampir sama dengan kata sialan, kurang ajar
50

Mahasiswi PBSI yang berinisial DK memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 19 Agustus 2015 yaitu
“Kalau harapan gak sesuai kenyataan, ya syukuri aja.”
Status pada DK tersebut bersyukur yang telah di dapatinya.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak bersinonim kata tidak. Kata aja dapat berarti saja.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata ya syukuri aja bermakna denotasi yang berarti DK telah
mensyukuri yang telah di dapatinya.

Mahasiswi PBSI yang berinisial DLS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 26 Agustus 2015 yaitu
“Lama ga berkabar tetiba add path”
Status pada DLS tersebut merasakan senang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak.
Kemudian kata berkabar bisa menjadi ada kabar. Kata tetiba
juga bersinonim tiba-tiba.
2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus
Penggunaan kata path merupakan kata khusus dari media
sosial.

Status kedua DLS pada 18 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Padat merayap ga nyampe-nyampe. Lapeeerrr”
Status pada DLS tersebut kesal karena terjadi macet. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
51

1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon


Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata
nyampe bersinonim datang, tiba, sampai. Kata laper berarti
lapar.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata laper atau lapar bermakna denotasi karena DLS
merasakan ingin makan

Mahasiswi PBSI yang berinisial DR memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 19 Agustus 2015 yaitu
“Piknik dululah biar ga ayan”
Status pada DR tersebut sedang piknik. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata
biar bersinonim agar, supaya. Piknik bersinonim jalan-jalan,
pergi ke suatu tempat.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata ayan merupakan makna denotasi karena ayan merupakan
penyakit pitam (yang apabila kambuh, penderita kehilangan
kesadaran disertai kejang pada seluruh tubuh, lalu jatuh dan
mulutnya berbuih), epilepsi.

Status kedua DR pada 9 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Piknik dulu biar gak kejepit pintu”
Status pada DR tersebut sedang piknik. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
52

1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon


Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata
biar bersinonim agar, supaya. Piknik bersinonim jalan-jalan,
pergi ke suatu tempat.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata piknik dulu biar gak kejepit pintu bermakna konotasi yang
artinya jalan-jalan dulu supaya tidak sakit.

Mahasiswi PBSI yang berinisial DTA memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 8 Agustus 2015 yaitu
“Galau di depan umum itu tidak keren!
Dasar payah! Dasar lemah!”
Status pada DTA tersebut sedang mengkritik seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Galau dapat bersinonim bimbang, resah, gelisah, gundah,
gulana.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata galau merupakan kata yang umumnya di
lontarkan oleh anak-anak remaja dan baru tau pergaulan.
Kata ini menerangkan keadaan yang sedih namun dibuat
seakan-akan penuh dengan penderitaan dan penuh
ketidakberdayaan akan sesuatu hal.

Mahasiswi PBSI yang berinisial EN memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 9 September 2015 yaitu
“Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang
hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya,
hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalini
hidup dengan caranya.
Status pada EN tersebut sedang memberitahu seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
53

1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon


Kata menyusup bersinonim masuk kedalam, masuk secara
diam-diam, menyesuaikan diri.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Hingga kau menyusup ke balik kulitnya merupakan makna
konotasi yang artinya masuk ke dalam kehidupannya.
3. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata menyusup merupakan termasuk kata kajian karena
masyarakat jarang memakai kata menyusup.

Mahasiswi PBSI yang berinisial ES memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 21 Agustus 2015 yaitu
“Udah mau 1 minggu hp hilang. Sejak itu, komunikasi
jadi terbatas. Mau ngubungin temen aja susah. Mana
kontak penting di situ semua. Sekarang segala sesuatunya
sangat tergantung sama benda bernama hp”
Status pada ES tersebut mengalami kesedihan karena telepon
gengamnya hilang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata hp atau handphone dapat bersinonim telepon gengam.
Ngubungin dapat bersinonim bertalian, bersangkutan,
berkaitan, hubung. Kata mau bersinonim ingin, akan, hendak,
sudi. Kata udah dapat berati sudah.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Udah mau 1 minggu hp ilang kalimat tersebut bermakna
denotasi karena menjelaskan telepon gengamnya sudah hilang
1 minggu yang lalu.

Mahasiswi PBSI yang berinisial ESR memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 23 Agustus 2015 yaitu
“ditanyainkapan lulus. Ketika universitas swasta dan
negeri di banding-bandingkan ya jelas beda. Pa perlu
masuk UIN SH dulu. Apalagi S1 dan D3 beda. Ko asal
54

judge bodoh dan bermasalah. Saya iyakan kalau pintar


takkan belajar dna kalau ga bermasalah tak akan ada
tugas skripsi.”
Status pada ESR tersebut mengalami kesal pada seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga bersinonim tidak. Kata pa berarti apa. Kata judge
bersinonim main hakim sendiri, memaki, merendahkan orang
lain, hakim.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata ko yang artinya kaget dicampur binggung.

Status kedua ESR pada 18 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“jikalau berdiam diri apa yang akan didapat...”
Status pada ESR tersebut menyarankan kepada seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
jikalau berdiam diri apa yang akan didapat bermakna konotasi
yang artinya harus bekerja keras agar tercapai semua
keinginannya.

Mahasiswi PBSI yang berinisial FA memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 1 Agustus 2015 yaitu
“Belom nikah aja udah panggil istri, orang mah calon
istri baru pantes. Yang udah nikah aja ga gitu-gitu amat.
Haha”
Status pada FA tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga bersinonim tidak. Kata aja dapat berati saja, kata gitu
berarti begitu. Kata amat bersinonim sangat, terlalu.
55

2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang


a. Slang: kata mah.

Status kedua FA pada 6 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“kalo gue d suruh inget ama sodara, tapi kenapa yang
lain selalu ga inget ama sodara?”
Status pada FA tersebut sedang kesal pada seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga bersinonim tidak. Kata gue bersinonim saya, aku. Kata
kalo berarti kalau. Kata ama berarti sama dan kata sodara
berarti saudara, kata inget berarti ingat.

Mahasiswi PBSI yang berinisial FAP memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 27 Agustus 2015 yaitu
“Hampir lupa sama tgl ultah, itupun diingetin Ibu sama
dd haha...”
Status pada FAP tersebut senang. Kemudian penggunaan diksi
yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata tgl berarti tanggal.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: dd kata tersebut hanya untuk adiknya saja.

Mahasiswa PBSI yang berinisial FS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 1 Agustus 2015 yaitu
“Meskipun kita sering kata kataan, dia tetep my idiot
sister”
Status pada FS tersebut sedang meledek adik perempuannya.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
56

1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon


Kata sering bersinonim berulang-ulang.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata-kataan dapat diartikan sedang meledek.

Mahasiswi PBSI yang berinisial FY memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 11 Agustus 2015 yaitu
“Jenguk sahabat TK, semangat ya cantik harus yakin klo
lu bakal sembuh. Kita semua sayang lu.”
Status pada FY tersebut sedang menyemangati sahabat TK yang
sedang sakit. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata lu bersinonim kamu, anda. Kata jenguk bersinonim
mendatangi, menengok, mengunjungi. Kata kalo berarti kalau.

Status kedua FY pada 15 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi


yaitu,
“Melipir duu sebelum pulang haha jagan kapok yak ke
tangerang”
Status pada FY tersebut sedang senang. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata yak bersinomim ya.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata tangerang bermakna denotasi karena kata tempat.
3. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus
Kata tangerang merupakan kata umum karena tidak tertuju
pada tempat tertentu.
4. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata melipir diartikan mampir. Kata kapok yang
artinya tahu rasa.
57

Mahasiswi PBSI yang berinisial HW memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 10 Agustus 2015 yaitu
“Ciyee si Emba kok cuma path cowo gue aja sih yang di
add path gue ngga? Padahal dulu di fb lo yang ngeadd
gue hahaa”
Status pada HW tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gue bersinonim saya, aku. Kata lo bersinonim anda,
kamu. Kata cowo bersinonim laki-laki dan pria. Kata add
berarti menambahkan
Kata path merupakan kata khusus dari media sosial.
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: si Emba kata ini hanya HW yang mengetahui
panggilan untuk siapa.
b. Slang: kata ciyee yang seolah-olah meledek.

Mahasiswi PBSI yang berinisial HWD memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 22 Agustus 2015 yaitu
“klo ga pake kacamata baru deh ni muka keliatan tirus”
Status pada HWD tersebut senang karena terlihat tirus seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga bersinonim tidak. Kata klo dapat berarti kalau. Kata
tirus berarti makin ke ujung makin kecil.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata deh merupakan akhiran untuk menunjukkan
penerimaan dengan keterpaksaan
58

Status kedua HDW pada 8 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Akibat kondangan ga jadi karena hujan”
Status pada HWD tersebut terlihat kecewa. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga bersinonim tidak. Kata kondangan berarti pergi
menghadiri undangan perkawinan
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Akibat kondangan ga jadi karena hujan merupakan bermakna
denotasi karena hujan tidak jadi kondangan.

Mahasiswa PBSI yang berinisial IH memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 2 Agustus 2015 yaitu
“hanya malam yang menghapus kebingungan, semoga
tak tersandung karena bulan yang merdu bersenandung”
Status pada IH tersebut merasakan rindu pada seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata tak dapat bersinonim tidak.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
bulan yang merdu bersenandung bermakna konotasi yang
artinya bulan sedang menyinari bumi.

Mahasiswi PBSI yang berinisial IKS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 4 September 2015 yaitu
“Tiada guna bersama jika telah berkhianat”
Status pada IKS tersebut merasakan kecewa pada seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
59

1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon


Kata telah bersinonim sudah, selesai. Kata berkhianat dapat
berarti perbuatan tidak setia, tipu daya, perbuatan yang
bertentangan dengan janji.

Status kedua IKS pada 22 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Engap bangeet, butuh hiburan”
Status pada IKS tersebut merasa butuh libur. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata banget bersinonim sangat, terlalu, amat. Kata engap
berarti susah bernafas.

Mahasiswi PBSI yang berinisial IM memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 15 Agustus 2015 yaitu
“Kebahagian ketika mengingat wajah kalian adalah
sebuah keniscayaan.
Masa dimana iman terasa nikmat saat dinikmati
berempat, masa dikala ukhuwah begitu erat kita jalin juga
berempat, belajar berempat, menangis berempat, tertawa
berempat, tilawah berempat, berbagi rahasia berempat.
Yang paling menyenangkan adalah saat memakai jilbab
dengan warna yang sama, berempat
Jika di akhirat saya terancam ke neraka, panggil namaku
ya! Supaya kelak kita bisa ke syurgaNya juga berempat”
Status pada IM tersebut merasakan kebahagiaan. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata niscaya bersinonim tentu, pasti, tidak boleh tidak.
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata niscaya merupakan kata kajian karena masyarakat jarang
memakai kata niscaya.
60

3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang


a. Jargon: kata ukhuwah arti dalam islam yaitu persaudaraan.
Kata tilawah yang artinya pembacaan (ayat Alquran)
dengan baik dan indah. Kata ukhuwah dan tilawah ini
dipakai biasanya oleh para santri, santriwati, serta para
ulama.

Mahasiswa PBSI yang berinisial IMM memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 15 Agustus 2015 yaitu
“Kenapa mesti terbangun, jika di dalam mimpi aku bisa
terus bersamamu.”
Status pada IMM tersebut merindukan seseorang untuk terus
bersama. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata mesti bersinonim pasti, tentu. Kata terus bersinonim
lanjut, selalu, lalu.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
jika di dalam mimpi aku bisa terus bersamamu bermakna
konotasi yang artinya ingin selalu bersama.

Mahasiswi PBSI yang berinisial INA memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 4 September 2015 yaitu
“Selesai sudah petualangan kami,, banyak cerita yang
terukir hari ini.. pagi hari kami naik kereta api, memilah
dan memilih baju bersama dari Tanaha abang sampai ke
Thamrin City, beli jilbab bersama (safra dan fadlan juga
ikut membeli loch.. hehe), beberapa saat kita terfikirkan
untuk membeli cincin tanda persahabatan. Setelah
bertawaf ke Tamchit kita berlanjut naik bus tingkat. Inilah
kali pertama kita naik bus pariwisata kota Jakarta, turun
dari bus kami melanjutkan tawaf ke Kotu, mengantar
safra dan fadlan membeli amunisi. Setelah itu tibalah
kami kembali ke kandang masing-masing. sudah begitu
saja cerita kami”
Status pada INA tersebut merasakan senang berjalan bersama
teman-temannya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
61

1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi


tanah abang dan thamrin city merupakan bermakna denotasi
karena menunjukkan nama tempat.
2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus
Kata tanah abang dan thamrin city merupakan kata khusus dari
kata umumnya yaitu jakarta selatan.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata tawaf merupakan bentuk ibadah dengan
berjalan mengelilingi Kakbah tujuh kali (arahnya
berlawanan dengan jarum jam atau Kakbah ada di sebelah
kiri kita) sambil berdoa.

Mahasiswi PBSI yang berinisial IPY memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 11 September 2015 yaitu
“Guru-guru keceh”
Status pada IPY sedang merasakan senang. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata keceh atau disebut juga kece yang artinya
cakep, bagus, cantik ataupun ganteng.

Mahasiswa PBSI yang berinisial IR memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 12 Agustus 2015 yaitu
“Aku melihat Tuhan ketika bersamamu, buka aku
menuhankan engkau, tapi karena sosokmu yang
menandakan Tuhan itu indah dan nyata”
Status pada IR tersebut mengingat Tuhan ketika bersama seseorang
itu. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Aku melihat Tuhan ketika bersamamu kalimat tersebut
bermakna konotasi yang artinya IR mengingat Tuhan ketika
bersamanya.
62

Mahasiswi PBSI yang berinisial IRF memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 10 September 2015 yaitu
“Susu kedelai buatan bumil enak juga... mantap dah...
Status pada IRF tersebut merasakan senang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata buatan bersinonim bikin, kerjakan, lakukan, hasil. Kata
mantap bersinonim kuat, tetap.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata bumil yang artinya ibu hamil atau ibu yang
sedang mengandung anak. Kata dah.

Mahasiswi PBSI yang berinisial IS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 13 Agustus 2015 yaitu
“gak semua perasaan memang musti diungkapin,
mungkin antara lo itu berusaha bersikap bijak, atau
karena ketidakberdayaan lo buat bilang apa yang lo
rasain.”
Status pada IS tersebut mengkritik seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak bersinonim tidak. Kata lo bersinonim kamu, anda.
Kata musti atau disebut juga mesti bersinonim tentu, pasti. Kata
buat bersinonim bikin, kerjakan, lakukan.

Status kedua IS pada 24 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi


yaitu,
“ka, gue ga pernah bilang gitu, temen gue emang
brengsek nmanya lintang. Cuma pgn iseng doang tuh
orang”
Status pada IS tersebut merasa kesal. Kemudian penggunaan diksi
yang dipakai yaitu;
63

1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon


Kata ga bersinonim tidak. Kata doang bersinonim hanya, saja.
Kata gue bersinonim aku, saya. Kata gitu berarti begitu. kata
tuh berarti itu.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata brengsek merupakan kata-kata yang dipakai
untuk merujuk kepada orang-orang yang kurang ajar

Mahasiswi PBSI yang berinisial IW memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 29 September 2015 yaitu
“Sebenarnya dah nyerah tapi mau nyerah tinggal di
ujung jalan.. jadi tetep semangat aja deh.”
Status pada IW tersebut menyemangati dirinya sendiri. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata nyerah bersinonim pasrah. Kata mau bersinonim ingin,
hendak, akan. Kata dah dapat berarti sudah. Kata aja berarti
saja. Kata tetep berarti tetap.

Mahasiswa PBSI yang berinisial JS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 18 September 2015 yaitu
“Hujan lg hujan lg jakarta sedang diuji dengan banjir
dan hujan.”
Status pada JS tersebut merasakan kecewa. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata sedang bersinonim baru saja, lagi.
2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus
Kata Jakarta merupakan kata umum.
64

Mahasiswa PBSI yang berinisial IK memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 23 Agustus 2015 yaitu
“SAYA TIDAK SANGGUP”
Status pada IK tersebut menggambarkan sedang kacau. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Saya tidak sanggup bermakna konotasi yang artinya menyarah.

Mahasiswa PBSI yang berinisial KM memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 31 Agustus 2015 yaitu
“Makasih adek-adekku yang telah memberikan
partisipasi dalam pelatihan Nasyid. Semoga kalian
menjadi anak yang sholeh dan sholehah.”
Status pada KM tersebut merasakan senang karena banyak yang
ikut partisipasi dalam pelatihan. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai
yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata adek berarti adik.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata nasyid salah satu seni Islam dalam bidang seni
suara.Biasanya merupakan nyanyian yang bercorak Islam
dan mengandungi kata-katanasihat, kisah para nabi, memuji
Allah, dan yang sejenisnya. Biasanya nasyid dinyanyikan
secara acappela dengan hanya diiringi gendang.

Mahasiswi PBSI yang berinisial LLN memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 13 September 2015 yaitu
“Entah dalam rangka apa, mereka ketika masuk ke dalam
rumah sudah bawa donat yang diberi lilin dan sambil
nyanyi “Happy Birthday” padahal saya gak lagi ultah.
Hihi dan mereka Cuma bilang mau kasih surpise aja. Jadi
terharu
Terima kasih Rainbow atas kejutan tak terduga ini,
semoga kebersamaan ini akan selalu terjaga.”
65

Status pada LLN tersebut merasa senang. Kemudian penggunaan


diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak bersinonim tidak. Kata aja dapat berarti saja. Kata
nyanyi berarti menyanyi, berlagu.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata Ranbow hanya LLN yang dapat mengetahui
panggilan itu ditujukan untuk siapa.
b. Slang: kata ultah merupakan kepanjangan dari ulang tahun.

Mahasiswi PBSI yang berinisial LN memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 28 September 2015 yaitu
“ada sesuatu yang membelenggu hati dan pikiran.
Bebaskanlah, merdekakanlah..!
Kamu adalah raja dari hati dan pikiranmu, jangan sampai
lingkungan yang mempengaruhimu.”
Status pada LN tersebut sedang memberitahu seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kamu adalah raja dari hati dan pikiranmu bermakna konotasi
yang berarti hanya diri sendiri yang dapat mengontrol hati dan
pikiran.
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata membelenggu merupakan kata kajian yang artinya terikat,
terkurung, tidak bebas.

Mahasiswa PBSI yang berinisial MA memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 7 Agustus 2015 yaitu
“lama nian tak buka facebook”
Status pada MA tersebut senang. Kemudian penggunaan diksi yang
dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata tak bersinonim tidak.
66

2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian


Kata nian merupakan kata kajian yang artinya benar, sungguh,
sangat, sekali.

Mahasiswi PBSI yang berinisial MF memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 12 Agustus 2015 yaitu
“ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan
sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu
pagi”
Status pada MF tersebut sedang memberitau keadaan seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ia bersinonim dia, anda, kamu.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata hujan rintik-rintik bermakna konotasi yang artinya
gerimis.

Mahasiswa PBSI yang berinisial MI memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 10 Agustus 2015 yaitu
“udah pesek, pake pilek segala lagi hahaha”
Status pada IMM tersebut merindukan seseorang untuk terus
bersama. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata udah berarti sudah dan kata pake berati pakai. Kata pesek
berati hidungnya pipih dan kata pilek merupakan sakit
(demam) dengan banyak mengeluarkan ingus (biasanya disertai
batuk-batuk kecil)

Mahasiswi PBSI yang berinisial MM memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 5 Agustus 2015 yaitu
“selamat ulang tahun yang ke-10.
Semakin pintar, makin solehah ya Dek”
67

Status pada MM tersebut sedang mengucapkan selamat ulang


tahun. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata Dek disini merupakan sebuah panggilan MM
kepada seseorang, hanya MM dan sekelompok orang yang
mengetahui kata Dek tersebut untuk siapa.

Mahasiswi PBSI yang berinisial MN memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 6 Agustus 2015 yaitu
“Nah, kalau begini lumayan lah hanya menguras ¼ dari
otak. Kalau full ga sanggup.
Hai Es batu selamat pagiiiiiiiiiiiiiiiii..............”
Status pada MN tersebut merasakan kelegaan. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga bersinonim tidak.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata Es batu disini merupakan sebuah panggilan
MN kepada seseorang, hanya MN yang mengetahui
panggilan tersebut untuk siapa.
b. Slang: kata Nah dapat bearti melegakan.

Mahasiswi PBSI yang berinisial MPP memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 30 Agustus 2015 yaitu
“cewe” kece yang akan menyusul wisuda di angka cantik
tahun depan hehehe amin ya Allah”
Status pada MPP tersebut sedang berharap akan sesuatu. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata cewe bersinonim perempuan, wanita.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kata angka cantik bermakna konotasi yang artinya angka yang
mudah untuk diingat.
68

3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang


a. Slang: kata kece yang artinya cakep, bagus, cantik ataupun
ganteng.

Status kedua MPP pada 30 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
Modus di dalam angkot!!
Boy: mau kemana neng?
Me: ciputat
Boy: gak dianterin suami neng?
Me: (kaget) belum punya suami bang
Boy: oh gitu, kerja atau kuliah?
Me: masih kuliah
Boy: semseter berapa?
Me: (dalam hati) kepo banget ni orang, semester 9
Boy: wah sebentar lagi dong neng
Me: insha Allah
Hening ....... beberapa menit
Boy: emang gak di anterin sama pacarnya, kan jauh?
Me: (senyum)
Boy: ko senyum, gak punya pacar ya neng?
Me: (dalam hati) ih apaan sih!
Boy: pacar ga punya, kalo pin bbm punya kan neng? Saya
boleh minta?
Me: (jengjengjeng..... pura-pura mati)
Status pada MPP tersebut merasa risih dengan seseorang.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak bersinonim tidak. Kata mau juga bersinonim ingin,
hendak. Kata banget bersinonim sangat. Neng mempunyai arti
panggilan kepada anak perempuan. Kata bang berarti abang
atau kakak. Kata ni dapat berarti ini.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Kata percakapan: emang, sih, ih.
b. Slang: kata kepo yang berarti orang yang serba ingin tahu,
bisa jadi semacam kecanduan untuk tahu segala hal yang
sepele. Kata bbm merupakan singkatan dari BlackBerry
69

Messenger. Kata jengjengjeng dapat berarti tiruan barang


bersentuhan atau bergesekan.

Mahasiswi PBSI yang berinisial MQ memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 13 Agustus 2015 yaitu
“ketika kaka gue pesen gojek dan nunggu depan rumah,
adek gue berpesan kepada gue: “gojeknya ganteng tau ta,
idungnya mancung, kakak nikah aja sama dia” muiia
sekali hatimu nak.”
Status pada MQ tersebut menceritakan adiknya. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gue bersinonim aku, saya. Kata nunggu berarti menunggu.
Kata adek berarti adik. Kata tau berarti tahu. Kata idung berarti
hidung. Kata aja berari saja.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata gojek berati ojek online.

Mahasiswi PBSI yang berinisial MR memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 30 September 2015 yaitu
“salam. Untuk teman-teman yag punya bbm saya
silahkan di delcon saja karena hpnya hilang di copet di
stasiun. Maaf jika ada yang bbm, wa, line tidak dibalas
karena hpnya sudah raib.
Status pada MR tersebut sedang sedih karena kehilangan telepon
genggamnya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata hp bersinonim telepon gengam. Kata raib bersinonim
hilang.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata bbm merupakan singkatan dari BlackBerry
Messenger. Kata wa singkatan dari Whatsapp dan kata line
merupakan aplikasi chatting online.
70

Mahasiswi PBSI yang berinisial MRP memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 25 September 2015 yaitu
“suka pengen nngis klo baca kisah” ini, andaikan gw
orang kayak dan ketemu anak itu, mungkin anak itu bisa
jadikan anak angkat, dan bsa berkehidupan seperti
layak,e anak” di luar sana..
Sungguh mulia hatimu dee..”
Status pada MRP tersebut sedang berandai-andai. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata pengen bersinonim ingin. Kata klo berarti kalau, kaya bsa
berarti bisa, kata layak,e berarti layaknya, kata nngis berarti
menangis.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata dee di sini hanya MRP yang mengetahui untuk
siapa panggila tersebut.

Mahasiswa PBSI yang berinisial MS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 17 Agustus 2015 yaitu
“boleh percaya boleh juga ngeyel”
Status pada MS tersebut sedang memberitahu. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ngeyel berarti tidak mau mengalah dalam berbicara; ingin
menang sendiri dalam berbicara.

Mahasiswa PBSI yang berinisial NA memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 28 Agustus 2015 yaitu
“kenapa dia gak cayang akoe”
Status pada NA tersebut sedang merasakan kesedihan. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak bersinonim tidak.
71

2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang


a. Slang: kata cayang berarti sayang dan kata akoe berarti aku.
Kedua kata tersebut merupakan bahasa gaul yang kini
dipakai anak remaja.

Mahasiswi PBSI yang berinisial NLH memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 19 Agustus 2015 yaitu
“NADJONG! Fotocopi satu lembar 300! Nggak lagi deh
fotokopi di situ. Tulisannya 24 jam buka, harga mahal,
palayanan nol besar!”
Status pada NLH tersebut sedang merasa kesal. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata nggak bersinonim tidak.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Fotocopi satu lembar 300 dan 24 jam buka bermakna denotasi.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata nadjong merupakan arti dari najis, amit amit,
pokoknya yg jelek jelek

Mahasiswi PBSI yang berinisial NLT memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 5 Agustus 2015 yaitu
“Si sulis facebooknya mana? W susah nandain/ngetag”
Status pada NLT tersebut merasakan kebingungan. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata w bersinonim aku, saya. Kata nandain berarti menandai
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata ngetag merupakan untuk menandai di facebook.
72

Mahasiswi PBSI yang berinisial NN memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 6 September 2015 yaitu
“Kata mereka aku tak bisa lakukan ini, Pak
Kata mereka aku tak bisa lakukan itu, Pak
Tapi, kau selalu bisikan bahwa ketidakmungkinan itu
mustahil dan akan segera lenyap bersama keyakinan.
Pak terima kasih atas cinta yang tak terperi dan kasih
yang diberi”
Status pada NN tersebut menyatakan cinta untuk orang tuanya.
Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata tak bersinonim tidak. Kata lenyap bersinonim tidak ada
lagi, hilang, musnah.
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Tak terperi merupakan kata kajian yang jarang digunakan oleh
masyarakat yang artinya tidak terkatakan.

Mahasiswi PBSI yang berinisial NUN memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 8 Agustus 2015 yaitu
“moga suaranya langsung pulih lagi”
Status pada NUN tersebut sedang berharap. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata moga berarti semoga. Kata pulih bersinonim kembali,
sembuh.

Mahasiswi PBSI yang berinisial NW memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 24 September 2015 yaitu
“perjalanan yang „emejing‟!!!”
Status pada NW tersebut merasakan senang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata emejing yang berarti amazing yang artinya
menajubkan.
73

Status kedua NW pada 11 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“maaciw ciwi2 rumpies udah gangun bobok”
Status pada NW tersebut merasakan kesenangan Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ganggu berarti mengganggu.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slamg: kata maaciw yang juga berarti makasih, kata ciwi
atau cewek yang bararti wanita atau perempuan, kata bobok
yang berarti tidur.

Mahasiswa PBSI yang berinisial NWP memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 13 September 2015 yaitu
“Kita sekarang ini hidup di zaman, “orang yang
berjuang memperbaiki sesuatu tapi dihujat” Terus
bilangnya dakwah tapi menjatuhkan harga diri seseorang.
Kalo lo emang lebih pinter saran gue, cobalah jangan
menghujat, talk less do more.
Status pada NWP tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata dakwah bersinonim penyiaran, propaganda, mengajak.
Kata lo bersinonim kamu, anda. Kata gue bersinonim aku,
saya. Kata hujat bersinonim cela, fitnah. Kata kalo berarti kalau
dan kata emang berarti memang.

Mahasiswi PBSI yang berinisial NYS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 27 September 2015 yaitu
“Baru bisa kumpul (lagi) ber-9 dikarenakan skripsi dan
mengajar yang membuat kita sibuk masing-masing. jadi
inget semester 1 yg kemana-mana ber-9 kayak santri
pondok yang lagi studytour haha”
74

Status pada NYS tersebut merasa senang. Kemudian penggunaan


diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata inget berarti ingat. Kata kaya bersinonim seperti.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata studytour berarti belajar sambil rekreasi.

Mahasiswi PBSI yang berinisial OL memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 24 Agustus 2015 yaitu
“canda tawa yang setiap pagi mewarnai pagi cerah, kali
ini berbeda dari sebelumnya, kini buah hatiku m.nadhar.m
sedang menderita sakit, ia terbaring tak berdaya di atas
kasur mungilnya, tak ada kata ataupun senyum manis
yang ku lihat, hanya kesedihan dan rasa sakit yang ia
derita, semoga kuasa hati dan mataku ini melihat
kondisinya yang begitu lemah, semoga Allah mengangkat
penyakitmu nak, dan kamu bisa tersenyum lepas seperti
sedia kala.
Status pada OL tersebut sedang mengalami kesedihan. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Kasur mungil merupakan makna konotasi yang artinya kasur
kecil. Mengangkat penyakitmu bermakna konotasi yang artinya
sembuh.

Mahasiswi PBSI yang berinisial PTT memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 21 Agustus 2015 yaitu
“Astaga nih macet knp?”
Status pada PTT tersebut bertanya-tanya. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata nih berarti ini. Kata knp berarti kenapa.
75

2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang


a. Slang: kata astaga adalah singkatan dari "Astaghrirlloh hil
'adzim" yang artinya Ya Allah, ampunilah dosaku.

Status kedua PPT pada 21 Agustus 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Habis hujan terbitlah macet”
Status pada PTT tersebut masih mengalamai kekesalan sama
seperti pada status pertama. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai
yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata macet bersinonim tersendat, terhenti.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Habis hujan terbitlah macet kalimat tersebut bermakna
konotasi yang artinya banyak orang yang keluar setelah hujan.

Mahasiswi PBSI yang berinisial RH memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 6 September 2015 yaitu
“Cantiknya papandayan bersama kecantika
persahabatan”
Status pada RH merasa senang. Kemudian penggunaan diksi yang
dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
kecantika persahabatan kalimat tersebut mempunyai makna
konotasi yang artinya sahabat dari RH adalah wanita semua.

Mahasiswi PBSI yang berinisial RM memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 17 September 2015 yaitu
“ngakunya udah kenal lebih dari dua tahun tapi kok
masih belum bisa bedain mana yg serius atau ngga”
Status pada RM tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
76

1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon


Kata ngga bersinonim tidak. Kata udah berarti sudah. Kata
ngaku berarti mengaku.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata ko yang artinya terheran-heran.

Mahasiswa PBSI yang berinisial RP memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 29 Agustus 2015 yaitu
“keliling seharian di Perpus UI mendapat berkah dgn
setumpuk literatur politik dan komunikasi politik. Smg
jurnal.a dimuat”
Status pada RP tersebut sedang senang dan berharap. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata smg berarti semoga. Kata dgn berarti dengan.
2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus
Perpus UI merupakan kata khusus dari kata umum kampus UI.
3. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata literatur merupakan kata kajian yang artinya bahan atau
sumber ilmiah yang biasa digunakan untuk membuat suatu
karya tulis atau pun kegiatan ilmiah

Mahasiswa PBSI yang berinisial SD memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 16 Agustus 2015 yaitu
“kalo Tivri masih songong, gw sikat lu!!”
Status pada SD tersebut sedang mengamcam seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gw bersinonim saya, aku. Kata lu bersinonim kamu, anda.
Kata kalo berarti kalau.
77

2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang


a. Slang: kata sikat dapat bermakna mengambil / menghabisi.
Kata songong berarti tidak tahu adat.

Mahasiswi PBSI yang berinisial SE memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 31 September 2015 yaitu
“hanya bisa tersenyum ajja dalam hati
Semangatlah wahai diri”
Status pada SE tersebut sedang sedih. Kemudian penggunaan diksi
yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
tersenyum aja dalam hati kalimat tersebut bermakna konotasi
yang berarti harus mengikhlaskan.

Mahasiswi PBSI yang berinisial SF memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 17 September 2015 yaitu
“Ya Allah, jauhkanlah aku dari cowo genit karna aku
baperan, kalo gak dijauhin jadiin aku genit deh biar cowo
yg baper ke aku. Amiin. Semoga dikabulin sama Allah.”
Status pada SF tersebut merasakan sedih. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kaya cowo bersinonim laki-laki, pria. Kata gak bersinonim
tidak.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata baper yang berarti bawa perasaan. Kata genit
berarti bergaya-gaya, banyak tingkahnya.

Mahasiswi PBSI yang berinisial SM memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 14 Agustus 2015 yaitu
“kecewa”
Status pada SM tersebut merasakan kecewa. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
78

1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon


Kata kecewa dapat bersinonim kecil hati, tidak puas, tidak
senang.

Mahasiswi PBSI yang berinisial SS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 16 September 2015 yaitu
“Berbicaralah yang baik atau diam. Jika kata katamu
hanyalah dusta, ibarat kotoran kambing yang tak
bermakna.
Kebusukan yang terungkap perlahan bau dan begitu
menjijikan simpan itu sendiri tak usah kau sebar berita,
yang setiap hurufnya mengandung kemunaikan
Ku doakan kau bahagia di jalanNya seolah kau begitu
yajin melapetaka tak akan menimpa oh, kau salah!
Ku maafkan meski tak adanya permintaan maaf, meski
terlihat tanpa dosa, tanpa rasa bersalah, kau berhasil
membuatku tersenyum manis penuh pesona.”
Status pada SS tersebut kesal. Kemudian penggunaan diksi yang
dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata dusta bersinomin bohong. Kata munafik bersinonim
bermuka dua. Kata malapetaka bersinonim kecelakaan,
kesengsaraan, musibah.

Mahasiswi PBSI yang berinisial SYS memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 16 Agustus 2015 yaitu
“*maaf dipotong* yg mau gw tanya kenapa mata konde
ngikutin gw. Sipit bgtu. Hayooo plagiat lu ya. Wkwkwk”
Status pada SYS tersebut sedang meledek temannya. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gw bersinonim aku, saya. Kata lu bersinonim kamu, anda.
Kata mau bersinonim ingin, hendak. Kata sipit berarti tidak
lebar atau bulat. Kata hayo berarti ayo.
79

2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian


Kata plagiat merupakan kata kajian yang artinya jiplakan
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Jargon: kata konde merupakan panggilan SYS kepada
temannya, hanya SYS dan sekelompok temannya yang
mengetahui panggilan untuk siapa.

Status kedua SYS pada 4 September 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Siang ini, ramenya bukan karna rame ngomngn kompre,
tapi mendebatkan batas daftar wisuda itu oktober atau
september. Wkwk #gara gara org akademik salah
nempelin info sih. Untung ga maen jengut-jengutan di
wa”
Status pada SYS tersebut heran. Kemudian penggunaan diksi yang
dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga bersinonim tidak. Kata maen berarti main. Kata jengut-
jengutan bersinonim jambak-jambakan, berantem.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata wa merupakan kepanjangan dari Whatsapp.

Mahasiswi PBSI yang berinisial SZL memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 24 Agustus 2015 yaitu
“disini mah insya allah bebas alay ya amiin. Khilaf
banget si akun yg itu, friendsnya nyampe seribuan mau
hampir dua ribu ih gelo mana gitu di timelinennya alay
bertebaran, suka ada komen yg ngga terus ngetag yg ga
penting aduh pucing ga kuaaaat”
Status pada SZL tersebut sedang berharap. Kemudian penggunaan
diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata ga bersinonim tidak. Kata khilaf bersinonim keliru, salah.
Kata pucing yang berarti pusing kepala.
80

2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi


alay bertebaran kalimat tersebut bermakna konotasi yang
artinya anak ABG yang berada dimana-mana.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata alay yang artinya anak layangan, anak ABG
yang belum punya pendirian, Pengen terkenal / dikenal
secara cepat dan mudah dg membuat trent di kalangan
mereka sendiri asal beda / anti kemapanan / anti dg kaidah
yg berlaku saat ini. Mulai dari cara / gaya bicara,
berpakaian, bahasa.

Mahasiswi PBSI yang berinisial TH memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 14 Agustus 2015 yaitu
“Kita udah lama ini kaga keluar main lagi. Ayoolah rabu
besok pulang kumpul sma ank2 kelas di kampus kita
jelong2.. cari kulineran lagi”
Status pada TH tersebut sedang mengajak temannya. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata kaga bersinonim tidak. Kata sma berarti sama, kata ank2
berarti anak-anak.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata jelon2 berarti jalan-jalan

Mahasiswa PBSI yang berinisial TN memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 9 Agustus 2015 yaitu
“lama” mending lu yg dlu, gg bikin bnyk masalah
hhanjing”
Status pada TN tersebut sedang kesal. Kemudian penggunaan diksi
yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gg bersinonim tidak. Kata lu bersinonim anda, kamu. Kata
mending bersinonim lebih baik. Kata bikin bersinonim buat.
81

Mahasiswa PBSI yang berinisial UA memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 21 Agustus 2015 yaitu
“Gw denger-denger kata temen gw Kahlil Ghibran
banyak mengalami patah hati makanya karyanya
kebanyakan melow”
Status pada UA tersebut sedang memberitahu. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gw bersinonim aku, saya.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata melow yaitu merasa sendiri walau berada di
kerumunan orang/teman.

Status kedua UA pada 22 Agustus 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Ahhh.. Muara angke... jadi inget waktu trip ke pulau
seribu. Hehe”
Status pada UA tersebut sedang mengingat-ingat kembali kejadian
waktu itu.. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Muara angke dan pulau seribu merupakan makna denotasi
karena menunjukkan tempat
2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus
Muara angke merupakan kata khusus dari tempat pelabuhan.
Pulau Seribu merupakan kata umum.

Mahasiswi PBSI yang berinisial URT memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 4 Agustus 2015 yaitu
“mahasiswa tingkat akhir itu, jalani tahapannya-
kerjakan dengan ikhlas & sebaik-baiknya – nikmati
prosesnya – selalu berdoa – dapatkan hasil terbaik. Be
wise!
*ditemani alunan lagu penyejuk hati, segelas es teh manis
dan foto kita di dinding kamarku, syahdu*
82

Status pada URT tersebut sedang mengikhlaskan apa yang terjadi.


Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Penyujuk hati bermakna konotasi yang artinya kenyamanan.
Segelas es teh manis bermakna denotasi.

Status kedua URT pada 16 Agustus 2015 memakai penggunaan


diksi yaitu,
“Gaul itu bukan dengan punya gedget mihil keluaran
terbaru punya semua aku di jejari sosial, aktif nulis status
dan upload doto traveling. Ke “hits-an” itu harus juga
didukung dengan kemampuan mengakses dan
mengoptimalkan fungsi utama gedget kita yg sudah sangat
pintar. Ibaratnya jangan Cuma nampang padahal ga bisa
pakai. Malu sama gedgetnya.”
Status pada URT tersebut sedang mengeritik. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gedget bararti hanphone, telepon gengam, telepon. Kata
gak berinonim tidak. Kata nampang bersinonim ingin terlihat,
terkenal, tampil.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata gaul biasanya di gunakan untuk prinsip dalam
hidup anak remaja,dan dalam pengertian dari gaul tersebut
mempunyai banyak arti,dari yang di kata keren, ditakuti
orang lain dan lain-lain dali arti gaul tsb.

Mahasiswi PBSI yang berinisial WTRA memakai penggunaan


diksi dalam status Facebook pada 16 Agustus 2015 yaitu
“liat berita ini tadi siang, good job banget deh untuk
laki” yang satu ini (pengendara sepeda). Gemes liat
kelakuan pengendara motor kayak gini ditambah lagi
segala dikawal polisi harusnya tertib di jalan tapi malah
langgar lalu lintas. Kok gak malu ya polisinya heem”
83

Status pada WTRA tersebut sedang mengkritik. Kemudian


penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak bersinonim tidak. Kata gemes atau gemas bersinonim
jengkel, marah. Kata kaya berseinonim seperti.
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata kok yang berarti terheran-heran.

Mahasiswa PBSI yang berinisial WW memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 30 Agustus 2015 yaitu
“ketika kau ingin mencari cinta, maka dekatilah sang
Pemberi Cinta”
Status pada WW tersebut sedang memberitahu. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Dekatilah sang Pemberi Cinta kalimat tersebut bermakna
konotasi yang berarti Tuhan.

Mahasiswi PBSI yang berinisial YF memakai penggunaan diksi


dalam status Facebook pada 21 September 2015 yaitu
“saya lelah dan saya menyerah”
Status pada IMM tersebut merindukan seseorang untuk terus
bersama. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Saya lelah dan saya menyerah kalimat tersebut bermakna
denotasi.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Bedasarkan pembahasan yang telah peneliti jelaskan pada bab-bab


sebelumnya dan didukung dengan analisis data dari dokumentasi yang telah diteliti,
maka kesimpulan yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut:
1. Dari penggunaan diksi yang dipakai oleh 85 mahasiswa dan mahasiswi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam media sosial
Facebook yaitu diperoleh sebanyak 105 data penggunaan diksi. Dari
penggunaan diksi (1) Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
sebanyak 86 penggunaan diksi, (2) Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan
Konotasi sebanyak 41 penggunaan diksi, (3) Pemakaian Kata Umum dan
Kata Khusus sebanyak 8 penggunaan diksi, (4) Pemakaian Kata Populer dan
Kata Kajian sebanyak 13 penggunaan diksi, (5) Pemakaian Jargon, Kata
Percakapan dan Slang sebanyak 52 penggunaan diksi yang digunakan.

2. Dari penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam berinteraksi mahasiswa


dan mahasiswi PBSI sudah cukup baik dalam menggunakan diksi. Dengan
demikian mahasiswa dan mahasiswi PBSI dapat meningkatkan pilihan kata
yang baik untuk berinteraksi.

84
85

B. Saran

Penggunaan diksi dalam media sosial Facebook merupakan sikap yang positif
jika tidak merugikan orang lain serta tidak menggunakan kata kasar maupun kata
yang tidak pantas dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI UIN Jakarta. Penulis
menyampaikan saran agar dapat diterima untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan
di dalam bidang Bahasa Indonesia. Saran yang diberikan penelitu sebagai berikut:
1. Para guru bidang studi Bahasa Indonesia, pada saat mengajarkan materi
sinonim hendaknya menjelaskan mengenai pilihan kata yang sesuai
dengan konteks dan situasi yang ada.
2. Untuk siswa diharapkan dapat memahami bagaimana pemilihan kata yang
tapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Mahasiswa dan mahasiswi PBSI seharusnya lebih memperhatikan
penggunaan diksi yang sesuai dan tetap menanamkan sikap kesopanan
untuk berinteraksi baik dalam media sosial maupun dunia nyata.
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Dewi Pratiwi Putri. “Penggunaan Media Sosial dalam Pemenangan Joko
Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas
Marketing Politik di Facebook dan Twitter)”. Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2014. tidak dipublikasikan.
Al-Fathi, Ahmad Fikri. “Pengaruh Penggunaan Facebook Terhadap Minat Belajar
Siswa Kelas VIII Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta Selatan”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta. 2011. tidak dipublikasikan.
Bungin, Burhan. Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi
Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa. Jakarta: Kencana. 2003.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Effendi, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2008.
Elcom. Twitter: Best Social Networking. Jakarta: Andi Yogyakarta. 2009.
Erowati, Rosida. “What’s On Your Mind?”: Facebook sebagai Ruang Sosial.
Tabloit Institut. Edisi XXXI April 2014.
Feiler, Jesse. How to Do Everything: Facebook Applications. Amerika: McGraw-
Hill Companies, 1976.
Hidayat, Komarudin. dkk. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, Jakarta: Biro Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan UIN. 2011.
Husaini, Usman dan Akbar, Purnomo Setiadi. Metodologi Penelitian Sosial Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Julianita, Winda. Be a Smart & Good Facebookers. Jakarta: Elex Media
Komputindo. 2012.
Kartini, Siti. “Analisis Penggunaan Diksi Pada Berita Utama Tangsel Pos Sebagai
Sumber Belajar Untuk Tingkat SMP”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Jakarta. 2013. tidak dipublikasikan.
Keraf, Gorys.Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010.

86
87

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama. 2008
Kurniati, Sartika. Step By Step Facebook. Jakarta. Elex Media Komputindo,
2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali. 2013.
Prasetyo, Kurniawan. Membuat Blog Menggunakan Wordpress. Jakarta: Elex
Media Komputindo 2007.
Pribadi, Benny Agus, dan Katrin, Yuni. Media Teknologi Edisi Kedua. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004.
Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika. Bandung: PT
Refika Aditama. 2007.
Sanjaya, Ridwan. Pemanfaatan Blog Untuk Bisnis, Hobby dan Pendidikan.
Jakarta: Elex Media Koputindo, 2008.
Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif
Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset. 2009
Subuki, Makyun. Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta:
Transpustaka. 2011.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.
Yanto, Andri. “Pengaruh Facebook Terhadap Keterbukaan Diri Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,
2012. tidak dipublikasikan.
Zainuddin, A. Rahman. Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006.
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA
FORM (FR)
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 02
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1912 /,do6ia 1t1
Hal
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0l/F. l/I(M .at.l t.b.lYJZots Tangerang, 1l Agustus 2015
Lamp. :-
Hal :Bimhingan Skripsi

Kepada Yth.

Dr. Elvi Susanti, M.Pd


Pembimbingan Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
LIIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

As s alamu' a lailcu m wr.wb.

Dengan mi diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing VII (materi/teknik)


penulisan skrip si mahasislva :

Nama : Rifqi Faizah


NIM :1111013000110
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sasta Indonesia

Semester : IX (sembilan)
Judul Skripsi '. "Penggunacn Diksi dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya
dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia".
Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 04 bulan November
tahun 2014, abstaksi/ontline terlampir. Saudara dapat melalcukan perubahan redaksional pada
judul tersebut. Apabila perubahan subsknsial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubtngi
jurusan terlebih dahulu.

Pembimbing skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang
selama 6(enam) bulan berikuurya tanpa surat perpanjangan.

Wa s salamu' a lailcum wr.wb.

PLT K

in,M.A., Ph.D.
3oz rqqooz r oo r

Tembusan:
1. DekanFITK.
2. Mahasisw-a ybs.
Gambar Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook
Inisial Gambar Penggunaan Diksi yang dipakai

AA

AAR

AB

AF

AHR
AI

AK

AKP

AL
AM

AN

ANF

AP
AR

ARN

BJ

CM
DD

DH

DIL

DK
DLS

DR

DTA

EN

ES

ESR
FA

FAP

FS

FY

HW

HWD
IH

IKS

IM

IMM
INA

IPY

IR

IRF

IS

IW
JS

KA

KM

LLN

LN

MA

MF
MI

MM

MN

MPP
MQ

MR

MRP

MS

NA

NLH

NLT
NN

NUN

NW

NWP

NYS
OL

PTT

RH

RM

RP

SD

SE
SF

SM

SS

SYS
SZL

TH

TN

UA

URT
WTRA

WW

YF
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas/ Semester : X/ 1
Program/ Peminatan : IPA dan IPS
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Gemar Meneroka Alam Semesta
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan
bangsa.
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, eksposisi, dan negosiasi, baik melalui lisan maupun tulisan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengembangkan sikap jujur, tanggung jawab, peduli, dan ramah lingkungan
melalui kegiatan belajar teks laporan observasi.
2. Menjelaskan perbedaan teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi.
3. Menjelaskan ciri dan struktur teks laporan hasil observasi.
4. Mengidentifikasi kelompok verba melalui membaca memindai.
5. Mengidentifikasi sinonim dan antonim kata.
6. Mengidentifikasi proses pembentukan kata dasar menjadi kata bentukan.
7. Mengidentifikasi konjungsi dan membuat kalimat dengan konjungsi yang telah
ditentukan.
8. Membuat kalimat simpleks kompleks.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Selama pembelajaran, siswa dapat mengembangkan sikap jujur, tanggung
jawab, peduli, dan ramah lingkungan melalui kegiatan belajar teks laporan
2. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat menjelaskan perbedaan teks
deskripsi dan teks laporan hasil observasi.
3. Selama pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri dan struktur teks laporan
hasil observasi.
4. Selama pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi kelompok verba
melalui membaca memindai.
5. Selama pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi sinonim dan antonim kata.
6. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi proses
pembentukan kata dasar menjadi kata bentukan.
7. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi konjungsi dan
membuat kalimat dengan konjungsi yang telah ditentukan.
8. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat membuat kalimat simpleks
kompleks.

D. Materi Pembelajaran
1. Teks laporan hasil observasi berjudul “Makhluk di Bumi Ini” pada buku siswa
halaman 5-6.
2. Perbedaan teks deskripsi dan laporan hasil observasi.
3. Ciri dan struktur teks laporan hasil observasi.
4. Pengelompokan kata verba.
5. Sinonim dan antonim.
6. Konjungsi.
7. Kalimat simpleks kompleks.

E. Strategi/ Metode/ Pendekatan Pembelajaran


Metode Pembelajaran : Diskusi
Tanya jawab
Penugasan
Inquiri

F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan 7 menit
mengondisikan diri siap belajar.
2. Siswa membaca puisi “Burung-Burung Enggan
Bernyanyi Lagi” untuk membangkitkan minat dan
membangun pengetahuan siswa.
3. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan penjelasan
tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.
4. Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang
disampaikan dengan baik.
Kegiatan Inti Mengamati 10 menit
1. Siswa mengamati dan membaca teks laporan yang
berjudul “Makhluk di Bumi Ini” dengan teliti dan 10 menit
tanggung jawab.
Menanya 13 menit
2. Siswa menguraikan struktur dan ciri teks laporan hasil
observasi. 25 menit
Menalar
3. Siswa melengkapi diagram pada buku siswa. 15 menit
Mencoba
4. Siswa mengidentifikasi kelompok verba.
5. Siswa mengidentifikasi sinonim dan antonim kata.
6. Siswa mengidentifikasi konjungsi.
7. Siswa membuat kalimat simpleks kompleks.
Mengomunikasikan
8. Siswa menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas.
Kegiatan 1. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari 10 menit
Penutup 2. Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.
3. Siswa melakukan evaluasi pembelajaran.

G. Sumber/ Media Pembelajaran


Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik: Buku
Siswa. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik: Buku
Guru. Jakarta: Kemendikbud.

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik : tanya jawab, penugasan
2. Bentuk : tertulis,
3. Instrumen : soal, rubrik penilaian

Tugas
1. Carilah kata – kata yang tidak bersinonim dengan kata „mengelompokkan‟!
2. Carilah kata berantonim dari kata – kata yang terdapat di buku siswa!
3. Kerjakan latihan pembentukan kata yang ada di buku siswa halaman 11!

Jakarta, 10 Desember 2015

Guru Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia

Rifqi Faizah

NIM.1111013000110
I,EMBAR UJI REFER.ENSI

Judul Skripsi . Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook dan


Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penulis : Rifqi Faizah

NIM : i 111013000110

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSD

No Referensi Pembimbine
Aji, Dewi Pratiwi Putri. "Penggunaan Media Sosial
dalam Pemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja
Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas
I
Marketing Politik di Facebook dan Twitter)".
Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah lakafta.
Jakarta. 201 4. tidak dipublikasikan.
Al-Fathi, Ahmad Fikri. "Pengaruh Penggunaan

Facebook Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII


Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP
2
Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan". Skripsi pada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2011. tidak
dipublikasikan.
Bungin, Burhan. Pornomedia: Sosiologi Media,
Konstruksi Sosial Tebtologi Telematika, &
J
Perayaan Seks di Media Masa. Jakarta: Kencana.
2A03.

Depdikbud. Kamus Besor Bahasa Indonesia.


4
Jakarta: Balai Pustaku 2007 .
h"*
Effendi, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. (),
5
Bandung. Remaja Rosdakarya. 2008. /\_,
v

Elcom. Twitter: Best Social Netw,orking. Jakarta:


6 Ardi Yogyakarta.2OO9. e-
Erowati, Rosida. "Wat's On Your Mind?".
7 Facebook sebagai Ruang Sosial. Tabloit Institut q,,
Edisi )OOil April2014.

l*
Feiler, Jesse" How to Do Everything: Facebook

8 Applications. Amerika: McGraw-Hill Companies,


t976.
Hidayat, Komarudin. dkk. Pedoman Akademilt
Universitas Islam Negeri @fry Syartf Hidayatullah
9
Jakarta 201 l-2012, Jakarta: Biro Administrasi 1*
Akademik dan Kemahasiswaan UIN. 2011.
Husaini, Usman. Metodologi Penelitian Sosial.
10
Jakarta: Bumi Aksara. 2008. 1.*
Julianita, Winda. Be a Smart & Good Facebookers. ()"t-
ll Jakarta: Elex Media Komputind o. 2012.

Kartini, Siti. "Analisis Penggunaan Diksi Pada

Berita Utama Tangsel Pos Sebagai Sumber Belajar

t2 Untuk Tingkat SMP". Skripsi pada UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 20L3. tidak
dipublikasikan.

13
Kurniati, Sartika. Step By Step Facebook. Jalmrta.
Elex Media Komputindo, 2009.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah


L
Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press,
t4
2006. 1*
15

16
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualilatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.

Nurudin. Pengontar Komunilmsi Massa. Jakarta:


k
Rajawali. 2013.
t7
Prasetyo, Kumiawan. Membuat Blog Menggunakan
Wordpress. Jakarta: Elex Media Komputinda 2A07.

Pribadi, Benny Agus, dan Katrin, Yuni. Media


L
(),'
18
Teknologi. Jakarta: Universitas Terbuka, 20M.

Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Wktf @iksi,


t9 Struktur, dan Logtka. Bandung: PT Refika Aditama.
2007.
1,-
Sanjaya, Ridwan. Pemanfaatan Blog Untak Bisnis,

20 Hobby dan Pendidikqn Jakarta: Elex Media


Koputindo,2008. 1-
Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-Dasar
Penelitian Kualitatif Tatalangkah dctn Teknik-tehik
21
Teoritisasi Data. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Offset.2009
Subuki, Makyun. Semantik: Pengantar Memahami
22
Mahru Bahasa. Jakarta: Transpustaka. 2011.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah.
?-
23
Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.
).--
Yanto, Andri. "Pengaruh Facebook Terhadap

24
Keterbukaan Diri Mahasiswa UIN
Hidayatullah". Sl*ipsi pada UIN
Syarif
Syarif q-
Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2012. tidak
dipublikasikan.
Zainuddin, A. Rahman. Sejarah Sosial Media: Dari

25 Gutenberg sampai Internet. Jakarta. Yayasan Obor


Indonesia,2006.
BIODATA PENULIS

RIFQI FAIZAH dilahirkan di Jakarta, 11 Oktober 1992. Saat


ini berusia 23 tahun. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini adalah
pasangan dari Sutarso dan Animar Cahyaningsih yang bertempat
tinggal di Jl.H.Muchtar Raya Gg.Delima No.18 Kreo-Larangan,
Tangerang-Banten.
Riwayat pendidikan penulis yaitu tamatan Sekolah Dasar
(SD) Negeri 010 pagi Jakarta Selatan pada tahun 2005,
kemudian penulis juga merupakan lulusan dari Madrasah
Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta tahun 2008 dan lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 09 Jakarta tahun
2011.
Sekarang penulis sudah menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan Kata Ganti
dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia” sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai