Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan (S.Pd.)
Oleh
Rifqi Faizah
NIM 1111013000110
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tartriyah dan Keguruan (FITK)
untuk l\4emenuhi Persyaratan ltlemperoleh Gelar Sarjana Penddikan (s.pd.)
oleh:
Rifqi Faizah
1111013000110
Yang Mengesahkan
Ilosen Pembimbing
r#g
Dr. Etvi Susanti, M.Pd.
JAKARTA
,nI {
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MTJNAQOSAH
Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian
Munaqasah pada tanggal 8 Desember 2015 di hadapan dewan penguji. Oleh
karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam
bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
JO-/2-*ors-
Dona Aii Karunia Putra. MA. """""'v"'""
NIP. 19840409201101 1 015
Penguji I
Dra. Mahmudah Fitrivah ZA. M.Pd. zB/tt/eor
NIP 19640212 t99703 2 001
Penguji II
I)r. Nurvani. MA. Nf v-[tots
NIP. 19820628200912 2 003
SURAT PER]YYATAAN KARYA ILMIAH
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Rifqi Faizah
NIM 1111013000110
ABSTRAK
Rifqi Faizah, NIM 1111013000110. Penggunaan Diksi dalam Media
Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Skripsi ini meneliti tentang penggunaan diksi dalam media sosial
Facebook yang digunakan oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011
dengan mengambil 85 mahasiswa dan mahasiswi. Alasan penulis mengambil
media sosial Facebook karena media sosial Facebook saat ini merupakan alat
komunikasi, melalui media Facebook seseorang dapat saling menyapa satu sama
lain walaupun sedang berada di jarak yang jauh.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif yang berkaitan dengan penggunaan kata ganti media sosial Facebook,
kemudian menggunakan metode simak dan teknik catat untuk memperoleh data
dengan cara menyimak bahasa yang digunakan. Kemudian penulis melakukan
analisis untuk menjawab permasalahan penggunaan kata ganti dalam media sosial
Facebook.
Setelah dilakukan penelitian dan analisa data, diperoleh sebanyak 105 data
penggunaan diksi. Dari penggunaan diksi (1) Pemakaian Kata Bersinonim dan
Berhomofon sebanyak 86 penggunaan diksi, (2) Pemakaian Kata Bermakna
Denotasi dan Konotasi sebanyak 41 penggunaan diksi, (3) Pemakaian Kata
Umum dan Kata Khusus sebanyak 8 penggunaan diksi, (4) Pemakaian Kata
Populer dan Kata Kajian sebanyak 13 penggunaan diksi, (5) Pemakaian Jargon,
Kata Percakapan dan Slang sebanyak 52 penggunaan diksi yang digunakan.
i
ABSTRACT
Rifqi Faizah, NIM 1111013000110. The Use of Diction in Facebook as
a Social Media and the Implication in the Instruction of Indonesian
Language and Literature. Skripsi. Jakarta: Indonesian Language and Literature
Major, Tarbiya and Teachers Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
This thesis examines the use of diction in the Facebook social media used
by students of PBSI class of 2011 by taking 85 male and female students. The
reason the authors take social media Facebook because Facebook social media is
now a tool of communication, through the medium of Facebook one can greet
each other despite being in a long distance.
This study used a qualitative approach with descriptive methods relating to
the use of the pronoun social media Facebook, then use the methods and
techniques refer to the notes to obtain the data by listening to the language used.
Then the authors conducted an analysis to answer the problem of the use of
pronouns in social media Facebook.
Having done the research and analysis of data, obtained 105 diction usage
data. From the use of diction (1) Use Word Synonymous and Berhomofon as
much as 86 use of diction, (2) use of words Meaningful Denotation and
connotation as much as 41 use of diction, (3) Use of Words General and Kata
Special as many as 8 use of diction, (4) Use of Words Popular and word study as
much as 13 use of diction, (5) Use of Jargon, Slang Words Conversation and as
much as 52 use of diction used.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, yang
melimpahkan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Shalwat serta salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan
kita Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta
pengikutnya yang diharapkan akan mendapatkan safaatnya di dunia maupun
akhirat.
Skripsi yang dibuat penulis tidak luput dari kesalahan, masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan, namun berkat motivasi, dorongan
dan bantuan orang-orang terdekat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Selama penyusunan skripsi ini banyak yang membantu memberikan
ilmu, waktu dan tenaganya serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas dan Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Makyun Subuki, M.Hum., selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan motivasi,
pengarahan agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi.
3. Dona Aji Kurnia, M.Hum., Sebagai Dosen Penasehat akademik yang selalu
sabar membimbing PBSI-C selama perkuliahan.
4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., dosen pembimbing yang sudah banyak meluangkan
waktunya, tidak henti-hentinya membimbing, memberi motivasi, arahan
kepada penulis dengan luas biasa.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu, membimbing
dengan penuh kesabaran tanpa kenal lelah selama mengikuti perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu karyawan/i Perpustakan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan pelayanan dan pinjaman buku untuk penyusunan skripsi penulis.
iii
7. Teristimewa untuk Ayah tercinta Sutarso dan Bunda tercinta Animar
Cahyaningsih yang selalu membimbing, memberi motivasi dan mendoakan
tanpa kenal lelah. Serta kepada kakak tersayang Rofiqoh Yuliastuti dan
Mohammad Amir yang selalu memberikan kasih sayang sehingga penulis
selalu semangat (Love you my family).
8. Sahabat terbaik penulis yaitu: Patriot Dwi Cahyo yang selalu meluangkan
waktunya untuk membantu dan memotivasi penulis, Rizkie Nurul Yasmi dan
Lulu Hardianti yang senantiasa memberikan masukan dan saran-saran yang
bermanfaat kepada penulis.
9. Teman terbaik yaitu Silviani Marlinda, Amanah Ari Rachmanita, Aminah
Ratna Ningsih, Hardiyani Windari, dan Widyowati TRA yang selalu
memberikan canda tawa serta arahan-arahan yang bermanfaat kepada penulis.
Kemudian untuk teman seperjuangan skripsi Yayah Fauziah yang selalu
menemani dan memberikan masukan serta motifasi kepada penulis.
10. Kawan-kawan PBSI angkatan 2011 khususnya PBSI-C yang selalu kompak,
saling membantu, apapun keadaannya kita selalu bersama.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini, semoga amal baik semuanya dapat diterima di sisi Allah SWT, dan
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya bagi setiap pembaca.
Wassalamualaiku Wr. Wb...
Rifqi Faizah
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
v
a. Pengertian Media Sosial .............................................. 15
b. Sejarah Media Sosial ................................................... 17
1) Blog ....................................................................... 18
2) Twitter .................................................................... 20
3) Facebook ............................................................... 21
B. Ruang Lingkup Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ....... 25
C. Penelitian Relevan ................................................................... 25
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 84
B. Saran ........................................................................................ 85
LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
maupun dalam kehidupan nyata tanpa adanya perbedaan status sosial dan
status umur baik teman sebaya, orang yang lebih muda maupun orang
yang lebih tua. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sinonim menjadi
salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kecermatan pengunaan
pilihan kata yang sesuai, dengan adanya pembelajaran sinonim maka
peserta didik dapat memilih kesesuaian kata yang tepat dalam berinteraksi.
Penegasan pilihan kata seharusnya lebih bisa direalisasikan bagi
masyarakat maupun peserta didik agar tidak lagi pemakaian diksi yang
melenceng dari kaidah bahasa Indonesia, jika penegasan ini diterapkan
pada masyarakat, maka masyarakat akan terfokus memakai pilihan kata
yang tepat. Penggunaan diksi yang tepat harus sudah dilakukan saat duduk
di bangku sekolah dengan adanya pelajaran sinonim maka akan lebih
terealisasikan bagi peserta didik karena peserta didik akan cepat
menangkap pembelajaran yang lebih sopan dalam berinteraksi. Dengan
demikian penggunaan diksi yang tepat akan menghasilkan suatu bentuk
kesopanan dalam berinteraksi pada maya maupun dunia nyata.
Kesopansantunan inilah yang harus diperhatikan oleh seluruh masyarakat.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam
dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam
memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud
tertentu. Pilihan kata dalam media sosial Facebook terjadi karena adanya
kata ganti yang sedang berkembang dalam media sosial maupun dalam
kegiatan sehari-hari, sehingga pilihan kata ini mudah diingat bagi
masyarakat. Hal ini yang membuat peserta didik mengikuti pilihan kata
yang sedang berkembang sehingga peserta didik seringkali tidak
menghiraukan tempat di mana dia berada dan kata ganti yang tidak sesuai
selalu hadir dalam berinteraksi, ini juga menyebabkan pudarnya kesopanan
dalam diri seseorang.
Pelajaran sinonim dalam bahasa Indonesia sangatlah membantu
peserta didik untuk berinteraksi dengan sopan dan penggunaan pilihan kata
yang tepat, dapat diserap dengan baik agar peserta didik dapat merubah
4
penggunaan diksi dari yang tidak sesuai menjadi sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki
kesamaan arti, misalnya loe, u, lu, memiliki kesamaan arti yaitu dengan
kamu, duit sinonim dari uang dan lain sebagainya. Maka dengan
mengetahui kata sinonim yang sesuai juga melatih diri sendiri peserta
didik agar lebih sopan dalam berinteraksi dalam keadaan formal maupun
informal.
Bedasarkan penjabaran di atas, arti sebuah teknologi pada zaman
sekarang ini menjadi sangat penting untuk berkomunikasi dengan jarak
yang tak terjangkau. Oleh karena itu peneliti akan memabahas lebih jauh
mengenai penggunaan diksi oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI dalam
media sosial Facebook dalam skripsi yang berjudul “Penggunaan Diksi
dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”
5
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti dapat
mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut:
1. Kurang tepat penggunaan diksi yang dipakai oleh mahasiswa dan
mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam
media sosial Facebook.
2. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) memerlukan penggunaan diksi yang tepat untuk aspek
kesopanan dalam berinteraksi.
3. Terdapat ejaan dan penulisan yang kurang tepat.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada:
1. Penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang dipakai oleh
mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI).
2. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) memerlukan penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam
berinteraksi dalam media sosial Facebook.
D. Rumusan Masalah
Bedasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah:
1. Bagaimana penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang
dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (PBSI)?
2. Bagaimana penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam
berinteraksi dalam media sosial Facebook?
6
E. Tujuan Penelitian
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini:
1. Untuk mengetahui penggunaan diksi dalam media untuk mengetahui
sosial Facebook yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
2. Untuk mengetahui penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam
berinteraksi di media sosial Facebook.
3. Untuk mengetahui implikasi penggunaan diksi terhadap pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah tata bahasa Indonesia mengenai kata ganti yang pantas dan
tidak pantas yang digunakan, terutama dalam bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Sebagai sumber balajar bagi siswa, khususnya dalam
pembelajaran sinonim, memberi motivasi, serta meningkatkan
kemampuan penggunaan diksi dengan baik.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan acuan ajar bagi guru dalam penerapan
pembelajaran, khususnya sinonim.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai refrensi dalam penggunaan diksi pada aspek
kesopanan dalam berinteraksi dalam media sosial Facebook.
7
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Landasan Teori
1. Diksi (Pilihan Kata)
a. Pengertian Diksi (Pilihan Kata)
Gagasan atau ide yang dituangkan, baik dalam bentuk tulisan
maupun dalam bentuk lisan memerlukan kosa kata yang luas namun
masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan
maksudnya karena kurangnya perbendaharaan kata, sehingga
kalimay yang tersirat itu tidak memiliki arti. Oleh karena itu,
masyarakat harus mengetahui dan memahami pemakaian kata dalam
berkomunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau
pilihan kata.
Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh
efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang-
mengarang.1 Menurut Putrayasa mengatakan bahwa, kata diksi
berasal dari kata dictionary (bahasa inggris yang kata dasarnya
diction) berarti perihal pemilihan kata yang digunakan dalam sebuah
kalimat.2
Pemilihan diksi yang tepat akan memudahkan pembaca atau
pendengar dalam memahami gagasan yang hendak ingin
disampaikan. Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan
situasi yang sedang berlangsung. Misal dalam menulis buku cerita
yang memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca,
maka gunakanlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami dengan
demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan sampai pada hati
1
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h.50
2
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.7.
8
9
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.264.
4
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.24.
5
Ibid,. h.24.
10
b. Jenis Diksi
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seseorang
dalam membuat tulisannya agar dapat dipahami oleh pembaca.
Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca
tentang isi sebuah status Facebook. Jenis diksi menurut Putrayasa,
adalah sebagai berikut;6
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata bersinonim berarti kata yang sejenis, sepadan, sejajar,
dan memiliki arti yang sama. Dalam pemakaiannya bentuk kata
sinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan
mengonkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi
terwujud.
Jadi pemakaian bahasa dapat memilih bentuk kata yang
paling telat untuk dipergunakan sesuai dengan situasi dan
kebutuhannya. Maka, penulis atau pembicara harus dapat
memilih kata untuk menyampaikan apa yang diinginkan
sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak diinginkan.
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mendapat
tambahan makna atau perasaan tambahan sedikit pun, atau bisa
disebut pula makna denotasi ini adalah makna yang sebenarnya.
Menurut Subuki makna denotasi adalah bentuk linguistik tertentu
yang mengandung ciri: (1) merupakan arti sentral atau inti; (2)
menghubungkan bentuk linguistik dengan acuan objektinya; (3)
6
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.8.
11
7
Makyun Subuki, Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa, (Jakarta:
Transpustaka, 2011), h.48.
8
Ibid., h.50.
9
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), h.10.
12
2. Media
Media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara
harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa
Arab, media disebut Wasail bentuk jamak dari Wasilah yakni sinonim
Al-Wasth yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti
berada di dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara (Wasilah) atau
yang mengentarai kedua sisi tersebut karena posisinya berada di
tengah ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni
yang menghantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu
dari sisinya.12
Pendapat lain mengatakan bahwa media merupakan jamak dari
bahasa latin yaitu medium yang berarti alat perantara. Sedangkan
secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan tertentunya.13 Maka media tersebut adalah alat untuk
berinteraksi antar sesama, dengan adanya interaksi, seluruh manusia
dapat berkenalan dan menjalin hubungan dengan baik.
Robert Heinich dan kawan-kawan mengemukakan definisi media
sebagai sesuatu yang membawa informasi antar sumber dan penerima
11
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.88-
89.
12
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006), h.6.
13
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.163.
14
14
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006), h.6.
15
Benny Agus Pribadi, dan Yuni Katrin, Media Teknologi Edisi Kedua, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004), h.1.2-1.3.
16
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.726.
17
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
h.50.
15
kaset, kamera film dan proyektor, alat perekam video, disk optikal;
serta ketiga, media transmisi, terdiri dari media komunikasi, media
penyiaran dan media jaringan.18
Dengan demikian media merupakan sesuatu yang dapat membantu
penyampaian pesan dan informasi dari sumber pesan (komunikator)
kepada penerima pesan (komunikan).
3. Media Sosial
18
Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi
Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa, (Jakarta: Kencana, 2003), h.6.
19
Ibid., h.10.
16
20
Benny Agus Pribadi, dan Yuni Katrin, Media Teknologi Edisi Kedua, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004), h. 1.3.
17
21
A. Rahman Zainuddin, Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h.342.
22
Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi
Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa, (Jakarta: Kencana, 2003), h.10.
23
Ibid h.10.
18
1) Blog
Kini terdapat media untuk membuat Website di internet dan
setiap individu dapat mengelolanya sendiri tanpa bantuan orang
lain. Media tersebut adalah Weblog atau Blog ataupun Blogger
merupakan jawaban bagi masyarakat yang ingin memiliki website
sendiri namun tidak menguasai bahasa pemograman yang
digunakan. Blog sangat cocok untuk setiap orang, apalagi
masyarakat saat ini cenderung praktis dan menyukai berbagai hal
yang serba instan.
Blogger merupakan layanan Blog yang dimiliki oleh Google.
Dengan menawarkan berbagai kebebasan dan kemudahan dalam
menulis artikel. Layanan ini dianggap paling mengerti kesulitan
pengguna awam. Fasilitas drag and drop yang ada di dalamnya
sangat membantu dalam mengatur tampilan dan asesoris di
dalamnya.24
Secara umum (meski ada beberapa pengecualian), sebuah Blog
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:25
a. Bidang utama Blog berisi artikel yang tersusun secara
kronologis di mana artikel terbaru berada pada posisi paling
24
Ridwan Sanjaya, Pemanfaatan Blog Untuk Bisnis, Hobby dan Pendidikan, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2008) h, 10.
25
Kurniawan Prasetyo, Membuat Blog Menggunakan Wordpress, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2007) h, 2.
19
26
Sanjaya op.cit., h.7.
20
2) Twitter
Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging sehingga
memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca
pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan
hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil
pengguna. Selain itu, jumlah pertemanan dalam Twitter dangat
luas dapat menjangkau hingga 3-4 juta lebih followers.
Twitter didirikan oleh 3 orang yaitu Jack Dorsey, Biz Stone,
dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006 dan baru
diluncurkan bulan Juli di tahun yang sama. Sejak diluncurkan,
Twitter mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan saat ini
memiliki lebih dari 100 juta pengguna.27 Setelah kemunculan
Twitter, bermunculan pula situs micro.
Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh
anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Popularitas
Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika terdapat festival
South by Southwess. Selama acara tersebut berlangsung
pengguna Twitter meningkat dari 20.000 menjadi 60.000.
Kemudian pada tanggal 14 September 2010, Twitter mengganti
logo dan meluncurkan desain baru untuk tampilan Twitter.
Dengan keberadaan Twitter ini seseorang dapat berkomunikasi
dengan orang lain melalui dunia maya. Twitter ini tidak hanya
populer di kalangan remaja dan orang dewasa, bahkan selebriti,
dan para pejabat tinggi negara pun memakai aplikasi berbasis web
tersebut.
27
Elcom, Twitter: Best Social Networking, (Jakarta: Andi Jogyakarta, 2009), h.1
21
3) Facebook
Facebook termasuk dalam kategori situs jejaring sosial yang
menyediakan media bagi para penggunanya untuk saling bertukar
informasi dan berinteraksi. Di dalam Facebook kita dapat
menambahkan teman, mengirim pesan, dan memperbaharui profil
pribadi kita agar orang lain dapat melihat tentang diri kita. Seperti
yang dikatakan oleh Jesse Feiler dalam buku How to Do
Everything: Facebook Applications “Facebook starts with real
people and their real relationships. Its helps people communicate
in a veriety of ways; as they do so, they often add new friends,
join groups, and share information”28 maksudnya yaitu Facebook
dimulai dari orang-orang yang nyata dan hubungan yang nyata.
Facebook membantu setiap orang untuk berkomunikasi dengan
yang lainnya, di aplikasi ini dapat menambahkan teman,
bergabung bersama grup dan memberikan informasi yang
dibutuhkan.
Facebook merupakan contoh dari social networking. Menurut
kamus Webster “Social networking is the use of a website to
connect with people who share personal and professional
interest, place of origin, education at a particular school, etc.”
Artinya yaitu jejaring sosial adalah penggunaan sebuah website
untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki kesamaan
minat personal atau profesional, tempat tinggal, pendidikan di
sekolah tertentu, dan lainnya.29
Jejaring dunia maya yang serba instan telah membuka sebuah
ruang baru untuk mengekspresikan diri. Pengguna Facebook kini
dapat bebas bergabung ke banyak jaringan yang diatur bedasarkan
kota, lokasi kerja, sekolah, maupun negara. Lewat jaringan ini,
28
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 4.
29
Sartika Kurniati, Step By Step Facebook, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2009), h.1.
22
30
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 5.
31
Sartika Kurniati, Step By Step Facebook, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2009), h 5-
6.
23
32
Winda Julianita, Be a Smart & Good Facebookers, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2012), h.3
33
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill
Companies, 2008), h. 7.
24
34
Dewi Pratiwi Putri Aji, “Penggunaan Media Sosial dalam Pemenangan Joko Widodo-
Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas Marketing Politik di Facebook
dan Twitter)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, h.27, tidak
dipublikasikan.
35
Rosida Erowati, What’s On Your Mind?: Facebook sebagai Ruang Sosial, Tabloit
Institut Edisi XXXI April 2014, 2014, h.8.
25
36
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali, 2013), h.73.
26
Belajar Untuk Tingkat SMP yang diteliti oleh Siti Kartini seorang
mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada tahun 2013.
Hasil dari penelitian Siti yaitu diperoleh 145 data dari enam kolom berita
utama yang digunakan, dari penggunaan bahasa yang digunakan cukup
ringan dan kesalahan yang ditemukan sebagian besar sudah tepat
digunakan.
Penelitian dari Ssiti Kartini, dengan penelitian penulis memiliki
kesamaan, yakni pada penggunaan diksi. Selain memiliki kesamaan,
penelitian penulis dengan Siti memiliki perbedaan yakni pada media yang
digunakan, Siti menggunakan Koran Tangsel Pos dan penulis
menggunakan media sosial Facebook.
Penelitian relevan kedua yaitu Penggunaan Media Sosial dalam
Pemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama Pada Pilkada DKI
Jakarta 2012 (Studi Atas Marketing Politik di Facebook dan Twitter),
yang diteliti oleh Dewi Pratiwi Putri Aji seorang mahasiswi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada tahun 2014. Kemudian hasil dari
penelitian tersebut yaitu sangat mempengaruhi pemenangan kedua
pasangan tersebut dengan adanya media sosial (Facebook dan Twitter).
Penggunaan media sosial menjadi media utama untuk menyampaikan
program kerja Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama dan sebagai media
marketing politik saat Pilkada berlangsung.
Penelitian kedua yang penulis temukan memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan skripsi yang penulis angkat. Kesamaan terletak pada
objek penelitian yaitu media sosial dan pendekatan yang dilakukan
memakai kualitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu Dewi Pratiwi memakai
subjek penelitian marketing sosial dan penulis memakai subjek penelitian
penggunaan diksi.
Kemudian penelitian yang relevan yang ketiga Ahmad Fikri Al-Fathi
dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berjudul Pengaruh
Penggunaan Facebook Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII Pada
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
27
Selatan yang diteliti tahun 2011. Hasil dari penelitian tersebut yaitu
adanya kolerasi yang erat antara penggunaan Facebook terhadap minat
belajar siswa signifikan karena r hitung dengan r tabel diterima. Artinya
peningkatan atau penuruanan penggunaan Facebook akan menyebabkan
meningkat atau menurunnya minat mereka untuk belajar pendidikan
agama Islam yang berarti hipotesis yang diajukan dinyatakan terbukti dan
diterima.
Penelitian ketiga yang juga memiliki perbedaan dan kesamaan dengan
skripsi yang penulis angkat. Kesamaan terletak pada objek penelitian yaitu
Facebook. Perbedaannya yaitu pada subjek yang Ahmad angkat adalah
minat belajar siswa, sedangkan penulis mengangkat subjek penelitian pada
penggunaan diksi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Berkaitan dengan itu, pada hakikatnya, penelitian
adalah suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih
membenarkan kebenaran. Metode kualiatif yaitu sebagai penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya.1 Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.2
Dalam sebuah penelitian yang ditempuh tentu terdapat tujuan yang
ingin dicapai, untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk
mempermudah penelitian tersebut. Pendekatan yang digunakan seorang
1
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah dan
Teknik-teknik Teoritisasi Data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2009), h.4.
2
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), h.4.
28
29
peneliti akan menuntunnya pada metode apa yang harus digunakan, tetapi
dalam pemilihannya ada beberapa yang harus diperhatikan seperti jenis
data yang diteliti, serta paradigma yang menyertainya sehingga tujuan
penelitian dapat tercapai.
Penelitian kualitatif juga dapat dikatakan penelitian langsung,
karena para penelitinya langsung melakukan penelitiannya terhadap objek
yang menjadi sumber penelitiannya tanpa melalui proses statistik atau
bentuk hitungan lainnya. Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan
pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Langkah-langkah penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan
dengan pasti karena langkah-langkah penelitian kualitatif tidak
mempunyai batas-batas tegas. Walaupun demikian langkah-langkah
penelitian kualitatif ini dapat dibagi atas orientasi melalui bacaan,
wawancara ke lapangan, eksplorasi, yaitu mengumpulkan data
berdasarkan fokus yang sudah jelas.3
Maka peneliti memakai penelitian kualitatif karena seluruh sumber
data yang dipakai dan digunakan tidak adanya proses statistik atau bentuk
hitungan, melainkan menggunakan metode deskriptif yang
mendeskripsikan fakta-fakta dalam penelitian dan kemudian akan
dianalisis sesuai dengan konteks penelitian ini.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pada media sosial Facebook. Pemilihan
tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa media sosial Facebook
merupakan jejaring sosial yang cukup mempengaruhi penggunaan diksi
setiap pemakai jejaring sosial Facebook saat ini dan sasarannya yaitu pada
3
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.80.
30
4
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.69.
31
5
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), h. 83.
6
Ibid., h.129.
32
A. Deskripsi Data
33
34
saya menjadi gue, w, dan kamu menjadi lu, loe, u. Kemudian penggunaan
kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan dalam media sosial Facebook
untuk berkomunikasi, misalnya memakai kata anjing, babi, pea, tai,
bangsat dan banyak lainnya.
Penggunaan diksi yang sesuai aspek kesopanan akan mulai terkikis
dengan adanya status antar anak remaja saat ini. Bagi mereka dengan
menggunakan diksi tersebut maka mereka akan semakin gaul atau
mengikuti perkembangan zaman. Namun dampaknya anak remaja saat ini
akan melupakan aspek kesopanan dalam berinteraksi antar sesama,
terutama dalam kegiatan formal yang mengharuskan terjadinya kesopanan
dalam berinteraksi. Dengan melupakan kesopanan dalam berinteraksi
maka masyarakat akan memiliki tingkat kesadaran yang rendah dan
membuat tidak lagi mencintai bahasa Indonesia.
Pendidikan media komunikasi memberikan kontribusi yang besar
dalam kemajuan maupun peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya
media sosial Facebook yang juga dapat dijadikan media pendidikan yang
sangat berpengaruh bagi peserta didik, maka para guru harus
memperhatikan cara berkomunikasi peserta didik agar tidak ada lagi
peserta didik yang memakai kata kasar dan tidak pantas untuk
berkomunikasi. Dengan demikian peserta didik dapat memahami
bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dan benar.
Kini telah banyak Universitas yang melahirkan para guru untuk
mendidik peserta didik agar berkomunikasi dengan baik dan benar serta
menjaga kesopanan dalam berinteraksi. Berbagai macam Universitas pun
mendirikan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) demi
terciptanya bahasa-bahasa yang layak digunakan oleh masyarakat. PBSI
ini juga terdapat di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang bertujuan untuk menyiapkan pengajar Bahasa Indonesia yang
profesional, menguasai Bahasa Indonesia dan sekaligus metodologi
pengajarannya untuk satuan pendidikan madrasah tingkat menengah dan
35
B. Analisis Data
1
Komarudin Hidayat, dkk., Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
UIN, 2011), h.89.
36
Saya mah yang pertama aja dah namanya juga semua laki
laki itu curang wwkkwkw”
Status kedua AHR tersebut berkaitan dengan status pertamanya
pada 10 Agustus 2015 yaitu masih menyindir seseorang. Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata gak pada status di atas merupakan sinonim dari tidak.
Kata cowok sinonim dari kata pria, laki-laki. Kata cewek
merupakan sinonim dari kata wanita dan perempuan.
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Kata mah, aja, dah, untung, tau, merupakan kata populer yang
biasa dipakai di masyarakat.
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
a. Slang: kata ngadu berasal dari kata mengadu, adu, dsb, kata
ngadu tersebut mempunyai arti menyambung.
PENUTUP
A. Simpulan
84
85
B. Saran
Penggunaan diksi dalam media sosial Facebook merupakan sikap yang positif
jika tidak merugikan orang lain serta tidak menggunakan kata kasar maupun kata
yang tidak pantas dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI UIN Jakarta. Penulis
menyampaikan saran agar dapat diterima untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan
di dalam bidang Bahasa Indonesia. Saran yang diberikan penelitu sebagai berikut:
1. Para guru bidang studi Bahasa Indonesia, pada saat mengajarkan materi
sinonim hendaknya menjelaskan mengenai pilihan kata yang sesuai
dengan konteks dan situasi yang ada.
2. Untuk siswa diharapkan dapat memahami bagaimana pemilihan kata yang
tapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Mahasiswa dan mahasiswi PBSI seharusnya lebih memperhatikan
penggunaan diksi yang sesuai dan tetap menanamkan sikap kesopanan
untuk berinteraksi baik dalam media sosial maupun dunia nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Dewi Pratiwi Putri. “Penggunaan Media Sosial dalam Pemenangan Joko
Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas
Marketing Politik di Facebook dan Twitter)”. Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2014. tidak dipublikasikan.
Al-Fathi, Ahmad Fikri. “Pengaruh Penggunaan Facebook Terhadap Minat Belajar
Siswa Kelas VIII Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta Selatan”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta. 2011. tidak dipublikasikan.
Bungin, Burhan. Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi
Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa. Jakarta: Kencana. 2003.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Effendi, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2008.
Elcom. Twitter: Best Social Networking. Jakarta: Andi Yogyakarta. 2009.
Erowati, Rosida. “What’s On Your Mind?”: Facebook sebagai Ruang Sosial.
Tabloit Institut. Edisi XXXI April 2014.
Feiler, Jesse. How to Do Everything: Facebook Applications. Amerika: McGraw-
Hill Companies, 1976.
Hidayat, Komarudin. dkk. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, Jakarta: Biro Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan UIN. 2011.
Husaini, Usman dan Akbar, Purnomo Setiadi. Metodologi Penelitian Sosial Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Julianita, Winda. Be a Smart & Good Facebookers. Jakarta: Elex Media
Komputindo. 2012.
Kartini, Siti. “Analisis Penggunaan Diksi Pada Berita Utama Tangsel Pos Sebagai
Sumber Belajar Untuk Tingkat SMP”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Jakarta. 2013. tidak dipublikasikan.
Keraf, Gorys.Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010.
86
87
Kepada Yth.
Semester : IX (sembilan)
Judul Skripsi '. "Penggunacn Diksi dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya
dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia".
Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 04 bulan November
tahun 2014, abstaksi/ontline terlampir. Saudara dapat melalcukan perubahan redaksional pada
judul tersebut. Apabila perubahan subsknsial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubtngi
jurusan terlebih dahulu.
Pembimbing skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang
selama 6(enam) bulan berikuurya tanpa surat perpanjangan.
PLT K
in,M.A., Ph.D.
3oz rqqooz r oo r
Tembusan:
1. DekanFITK.
2. Mahasisw-a ybs.
Gambar Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook
Inisial Gambar Penggunaan Diksi yang dipakai
AA
AAR
AB
AF
AHR
AI
AK
AKP
AL
AM
AN
ANF
AP
AR
ARN
BJ
CM
DD
DH
DIL
DK
DLS
DR
DTA
EN
ES
ESR
FA
FAP
FS
FY
HW
HWD
IH
IKS
IM
IMM
INA
IPY
IR
IRF
IS
IW
JS
KA
KM
LLN
LN
MA
MF
MI
MM
MN
MPP
MQ
MR
MRP
MS
NA
NLH
NLT
NN
NUN
NW
NWP
NYS
OL
PTT
RH
RM
RP
SD
SE
SF
SM
SS
SYS
SZL
TH
TN
UA
URT
WTRA
WW
YF
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan
bangsa.
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, eksposisi, dan negosiasi, baik melalui lisan maupun tulisan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Selama pembelajaran, siswa dapat mengembangkan sikap jujur, tanggung
jawab, peduli, dan ramah lingkungan melalui kegiatan belajar teks laporan
2. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat menjelaskan perbedaan teks
deskripsi dan teks laporan hasil observasi.
3. Selama pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri dan struktur teks laporan
hasil observasi.
4. Selama pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi kelompok verba
melalui membaca memindai.
5. Selama pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi sinonim dan antonim kata.
6. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi proses
pembentukan kata dasar menjadi kata bentukan.
7. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi konjungsi dan
membuat kalimat dengan konjungsi yang telah ditentukan.
8. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat membuat kalimat simpleks
kompleks.
D. Materi Pembelajaran
1. Teks laporan hasil observasi berjudul “Makhluk di Bumi Ini” pada buku siswa
halaman 5-6.
2. Perbedaan teks deskripsi dan laporan hasil observasi.
3. Ciri dan struktur teks laporan hasil observasi.
4. Pengelompokan kata verba.
5. Sinonim dan antonim.
6. Konjungsi.
7. Kalimat simpleks kompleks.
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan 7 menit
mengondisikan diri siap belajar.
2. Siswa membaca puisi “Burung-Burung Enggan
Bernyanyi Lagi” untuk membangkitkan minat dan
membangun pengetahuan siswa.
3. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan penjelasan
tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.
4. Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang
disampaikan dengan baik.
Kegiatan Inti Mengamati 10 menit
1. Siswa mengamati dan membaca teks laporan yang
berjudul “Makhluk di Bumi Ini” dengan teliti dan 10 menit
tanggung jawab.
Menanya 13 menit
2. Siswa menguraikan struktur dan ciri teks laporan hasil
observasi. 25 menit
Menalar
3. Siswa melengkapi diagram pada buku siswa. 15 menit
Mencoba
4. Siswa mengidentifikasi kelompok verba.
5. Siswa mengidentifikasi sinonim dan antonim kata.
6. Siswa mengidentifikasi konjungsi.
7. Siswa membuat kalimat simpleks kompleks.
Mengomunikasikan
8. Siswa menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas.
Kegiatan 1. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari 10 menit
Penutup 2. Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.
3. Siswa melakukan evaluasi pembelajaran.
Tugas
1. Carilah kata – kata yang tidak bersinonim dengan kata „mengelompokkan‟!
2. Carilah kata berantonim dari kata – kata yang terdapat di buku siswa!
3. Kerjakan latihan pembentukan kata yang ada di buku siswa halaman 11!
Rifqi Faizah
NIM.1111013000110
I,EMBAR UJI REFER.ENSI
NIM : i 111013000110
No Referensi Pembimbine
Aji, Dewi Pratiwi Putri. "Penggunaan Media Sosial
dalam Pemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja
Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas
I
Marketing Politik di Facebook dan Twitter)".
Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah lakafta.
Jakarta. 201 4. tidak dipublikasikan.
Al-Fathi, Ahmad Fikri. "Pengaruh Penggunaan
l*
Feiler, Jesse" How to Do Everything: Facebook
13
Kurniati, Sartika. Step By Step Facebook. Jalmrta.
Elex Media Komputindo, 2009.
16
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualilatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
24
Keterbukaan Diri Mahasiswa UIN
Hidayatullah". Sl*ipsi pada UIN
Syarif
Syarif q-
Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2012. tidak
dipublikasikan.
Zainuddin, A. Rahman. Sejarah Sosial Media: Dari