Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini tentang pemberian air rebusan daun sirsak terhadap

penurunan kadar asam urat di wilayah kerja Puskesmas Pulosari. Penelitian ini di

laksanakan pada tanggal 12-21 Februari 2020 di Desa Penakir. Data yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai kadar asam urat sebelum dan sesudah

di berikan air rebusan daun sirsak yang diambil menggunakan alat nesco multi

check dengan sejumlah responden sebanyak 34 orang penderita asam urat yang

terdiri dari kelompok eksperimen sebanyak 17 orang penderita Asam urat dan

kelompok kontrol sebanyak 17 orang responden yang memenuhi syarat penelitian

dan dipilih menggunakan metode random sampling. Pada tanggal 12-13 Februari

2020 peneliti melakukan pengecekan kadar asam urat awal (pre test) dengan cara

Door to Door dan untuk membagi anata kelompok pemberian air rebusan daun

sirsak dan kelompok kontrol.

Kemudian pada tanggal 14-20 Februari 2020 peneliti memberikan

pemberian air rebusan daun sirsak pada 17 orang penderita asam urat dan 17

orang kelompok kontrol dengan cara door to door. Pengecekan kadar asam urat

setelah dilakukan pemberian air rebusan daun sirsak (post test) kelompok terapi

dan kelompok kontrol dilakukan pada 21 Februari 2020. Hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Data Umum Responden

1. Karakteristik Responden Penelitian berdasarkan jenis kelamin


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Pemberian Air Rebusan Daun

Sirsak dan kelopok kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin


Kelompo
Jenis Kelamin k
Rebusan Air Daun Sirsak Kelompo
k Kontrol
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Laki-laki 8 47,1 6 35,3
Perempuan 9 57,9 11 64,7
Total 17 100 17 100

Dalam penelitian ini responden memiliki karakteristik yang bisa dibedakan

dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, riwayat asam urat, pola

makan dan kelompok. Dari jumlah 34 responden di ketahui pada kelompok

eksperimen pemberian air rebusan daun sirsak bahwa jenis kelamin laki-laki

8 orang (47,1%) dan perempuan 9 orang (52,9%) sedangkan jumlah

responden kelompok kontrol laki-laki 6 orang (35,3%) dan perempuan 11

orang (64,7%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Kelomp
Usia ok
Rebusan Air Daun Kelom
Sirsak pok
Kontro
l
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
30-44 tahun 5 29,4 6 11,8
45-59 tahun 6 35,3 11 64,7
60-74 tahun 5 29,4 4 23,5
75-90 tahun 1 5,9 - -
Total 17 100 17 100
Tabel 4.2 Deskripsi Karakteristik Usia Responden Pemberian Air Rebusan Air Daun

Sirsak dan kelompok kontrol berdasarkan usia


Berdasarkan tabel 4.2menunjukkan bahwa rerata usia penderita asam urat pada

pemberian terapi rebusan air daun sirsak berusia 34-44 tahun dengan jumlah 5 orang

(29,4%), 45-59 tahun jumlah 6 orang (35,3%), 60-74 tahun jumlah 5 orang (29,4%) dan

75-90 tahun jumlah 1 orang (5,9%) sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas

responden penderita asam urat berusia di antara 45-59 tahun sejumlah 11 orang (64,7%),

usia 30-44 tahun sejumlah 2 orang (11,8%) dan usia 60-74 tahun sejumlah 4 orang

(23,5%). Dilihat dari eksperimen dan kontrol mayoritas responden penderita asam urat

pada usia di antara 45-59 tahun.

3. Karakteristik responden berdasarkan status pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Pemberian air Rebusan Daun Sirsak dan

kelompok kontrol berdasarkan pendidikan

Kelompo
Tingkat k
Pendidikan Rebusan Air Daun Kelompok
Sirsak kontrol
Frekuen Persentase Frekuensi Persentase
si (f) (%) (f) (%)
Tidak Tamat 5 29,4 5 29,4
Sekolah
SD 9 52,9 11 64,7
SMP 3 17,6 1 5,9
Total 17 100 17 100

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil penelitian menunjukkan

Frekuensi terbanyak Pendidikan kelompok rebusan air daun sirsak

adalah SMP sebanyak 3 responden (17,6%), SD sebanyak 9 responden

(52,9%), dan Tidak tamat SD sebanyak 5 reponden (29,4%).

Sedangkan pada kelompok kontrol frekuensi terbanyak adalah

pendidikan SD sebanyak 11 responden (64,7%), SMP sebanyak 1

responden (5,9%), dan Tidak tamat sekolah sebanyak 5 responden


(29,4%).

4. Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Pemberian Terapi

Rebusan Air Daun Sirsak dan kelompok kontrol.

pekerjaan kelompo
k
Air Kelompok
Rebusan Kontrol
Daun
Sirsak
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Petani/buru 12 70,6 8 47,1
h 4 23,5 8 47,1
IRT 1 5,9 - -
Pedagang - - 1 5,9
Wiraswasta 17 100,0 17 100,0
Total

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden terapi rebusan

air daun sirsak bekerja sebagai petani/buruh sebanyak 12 responden (70,6%) , IRT/tidak

bekerja sebanyak 4 responden (23,5%), dan pedagang sebanyak 1 responden (5,9%).

Sedangkan pada kelompok kontrol petani/buruh sebanyak 8 responden (47,1%) ,

IRT/tidak bekerja sebanyak 4 responden (47,1%), dan wiraswasta sebanyak 1

responden (5,9%).

5. Karakteristik responden berdasarkan riwayat asam urat

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Pemberian Rebusan Air Daun Sirsak dan

kelompok kontrol

Riwayat kelompok
asam Urat Air Rebusan Daun Kelompok Kontrol
Sirsak
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Pernah 17 100,0 17 100,0
Total 17 100,0 17 100,0
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa semua responden terapi

rebusan air daun sirsak dan kelompok kontrol sejumlah 34 responden

(100%) memiliki riwayat asam urat.

6. Karakteristik responden berdasarkan pola makan

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Pemberian Rebusan Air Daun Sirsak dan

kelompok kontrol

Pola Makan Kelompok


Air Rebusan Daun Kelompok Kontrol
Sirsak
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Tidak diet - - 14 82,4
purin
Diet purin 17 100,0 3 17,6
Total 17 100,0 17 100,0

Berdasarkan Tabel

4.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden rebusan air daun sirsak diet purisn

sebanyak 17 responden (100%), dan sedangkan kelompok kontrol tidak diet purin

sebanyak 14 responden (82,4%), dan diet purin sebanyak 3 responden (17,6%).

b. Data Khusus Responden

1. Deskripsi Nilai Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah


Pemberian Rebusan Air Daun Sirsak

Tabel 5.5 Deskripsi Nilai kadar asam urat Pemberian Terapi

Perlakuan N Min Max Mean±SD Median


Pre-test experimen 17 7,0 11,2 8,624±1,3984 8,800
Post-test eksperimen 17 4,2 7,6 5,859±0,9028 5,800
Pre-test konrtol 17 6,7 8,9 7,853±0,5636 7,800
Post-test kontrol 17 6,7 8,8 7,547±0,6186 7,400

Pada uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnova pada kelompok

rebusan air daun sirsak didapatkan Value pre test sebesar 0,200 sedangkan value
post test sebesar 0,200 dimana nilai > 0,05 dapat dikatakan data berdistribusi

normal. Perolehan rerata kadar asam urat sebelum diberikan rebusan air daun

sirsak 8,624 (SD 1,398) mg/dl menjadi 5,859 (SD0,902 ) mg/dl dengan nilai

maksimal 11,2 mg/dl menjadi 7,6 mg/dl, nilai minimal 7,0 mg/dl menjadi

4,2mg/dl, dengan nilai median sebelum diberikan terapi sebesar 7,800 mg/dl

menjadi 5,800 mg/dl dan pada tingkat kepercayaan 95% diperkirakan nilai kadar

asam urat sebelum diberikan terapi sebesar 7,905-9,343 menjadi 5,859-6,323.

Uji dependent t-test menunjukkan hasil value = 0,001 < α =

0,05, hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada

perbedan yang signifikan antara kadar asam urat sebelum dan

sesudah pemberian terapi rebusan air daun sirsak.


2. Rerata Kadar Asam Urat Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Terapi Jus Sirsak

Tabel 5.6 Rerata kadar asam urat Pemberian Terapi Jus Sirsak
di Wilayah Kerja Puskesmas Demangan Kota
Madiun pada tanggal 25 April 2018- 14 Mei 2018
(N = 36)

Kadar Asam Urat Pre-test Post-test


Mean 7,28 6,47
Median 7,30 6,30
Min-Max 6,7-8,0 5,3-7,6
SD 0,422 0,65
CI 7,07-7,49 6,14-
6,79
Value normalitas 0,16 0,21
Difference Mean 0,81
0,00
0

Pada uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk pada

kelompokJus sirsak didapatkan Value pre test sebesar 0,16 dan

Value post test sebesar 0,21 dimana nilai > 0,05 dapat dikatakan

data berdistribusi normal. Perolehan rerata kadar asam urat

sebelum diberikan jus sirsak 7,28 (SD 0,42) mg/dl menjadi 6,47

(SD 0,65) mg/dl dengan nilai maksimal 8,0 mg/dl menjadi 7,6

mg/dl, nilai minimal 6,7 mg/dl menjadi 5,3mg/dl, dengan nilai

median sebelum diberikan terapi sebesar 7,3 mg/dl menjadi 6,3

mg/dl dan pada tingkat kepercayaan 95% diperkirakan nilai

kadar asam urat sebelum diberikan terapi sebesar 7,07-7,49

menjadi 6,14-6,79 dengan nilai difference mean sebesar 0,81.

Dari Uji dependentt-test menunjukkan hasil value =

0,000< α = 0,05, hal ini berarti H 0 ditolak dan H1 diterima

artinya ada perbedan yang signifikan antara kadar asam urat

sebelum dan sesudah pemberian terapi jus sirsak.


3. Perbedaan rerata Kadar Asam Urat Antara
Kelompok Rebusan Air Daun Sirsak dan Jus
Sirsak

Tabel 5.7 Rerata kadar asam urat antara pemberian terapi


rebusan air daun sirsak dan jus sirsak di Wilayah
Kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun pada
tanggal 25 April 2018- 14 Mei 2018 (N = 36)

Kelompok Rebusan Air


Tendensi Jus
Daun Sirsak
Sentral
Sirsak
Mean 0,95 0,81
SD 0,98 0,64
n 18 18
Min- 0,10- 0,00-2,30
max 3,10
Value Homogenitas 0,05
3
T 0,5
0,62
1

Dari uji homogenitas dengan uji levene Statistic selisih

didapatkan hasil 0,053 dimana nilai > 0,05dapat dikatakan

databersifat homogen. Jika dilihat dari angka menunjukkan

angka 0,621 berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara

pemberian rebusan air daun sirsak maupun jus sirsak atau

dengan kata lain sama-sama efektifnya antara rebusan air daun

sirsak dan jus sirsak. Jika dilihat dari nilai Rerata kadar asam

urat kelompok rebusan air daun sirsak 0.95 (SD 0,98) mg/dl,

sedangkan kadar asam urat kelompok jus sirsak 0,81 (SD 0,64)

mg/dl berarti lebih efektif pemberian rebusan air daun sirsak

dari pada jus sirsak.


b. Pembahasan

i. Rerata Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah


Diberikan Terapi Rebusan Air Dain Sirsak

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa kadar asam urat

sesudahdilakukan terapi rebusan air daun sirsak terdapat perbedaan.

Berdasarkan analisa penelitian sesudah diberikan terapi rebusan air daun

sirsak terdapat penurunan kadar asam urat darah antara sebelum

dilakukan terapi dan sesudah silakukan terapi rebusan air daun sirsak.

Pengaruh pemberian terapi dilakukan uji statistik menggunakan Uji t-

test dependent dengan bantuan spss 16. Karena nilai p-value lebih kecil

dari nilai (α), maka H0 ditolak dan H1 diterima, ada perbedaan signifikan

antara pemberian terapi rebusan air daun sirsak terhadap kadar asam urat

darah pada penderita asam urat.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ilkahfah (2017) yang berjudul Efektivitas Daun Sirsak

Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan Keluhan Nyeri Pada Penderita

Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makasar bahwa hasil penelitiannya pada

kelompok pemberian daun sirsak menghasilkan penurunan.

Hal ini didukung dari teori yang menyatakan Perubahan kadar

asam urat dalam darah pada rebusan air daun sirsak dipengaruhi oleh

kandungan acetogenin dan senyawa flavonoid. Acetogenin sendiri dapat

bersifat sebagai antioksidan yang dapat mengurangi terbentuknya asam

urat melalui penghambatan enzim xantin oksidase. Sedangkan

kandungan senyawa flavonoid sendiri memiliki mekanisme mirip

dengan allopurinol, yaitu dengan menghambat enzim xanthine oxsidase


yang berperan dalam proses perubahan hypoxanthine menjadi xanthine
dan akhirnya menjadi asam urat (Benny Rahmat, 2014). Hal ini juga

didukung oleh hasil penelitian dari Ilkahfah (2017) yang menyebutkan

bahwa rebusan air daun sirsak efektif dalam menurunkan kadar asam

urat dalam darah.

Terapi pemberian rebusan air daun sirsak merupakan terapi yang

tidak membutuhkan banyak dana. Hasil yang dilakukan oleh peneliti

pada 25 April 2018 sampai dengan 14 Mei 2018 didapatkan hasil bahwa

terdapat perubahan kadar asam urat darah sebelum dan sesudah

pemberian terapi rebusan air daun sirsak. Peneliti menerapkan dengan

cara 0,13 mg/ 20 gr/ BB daun sirsak yang sudah dicuci dan rebus daun

sirsak dengan air 400 cc kemudian menjadi 200cc. setelah dingin

kemudian minum rebusan air daun sirsak setiap pagi setelah sarapan.

Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar observasi yang

dilakukan pada responden kemudian dianalisis menggunakan uji

statistik, sehingga terdapat hasil perbedaan kadar asam urat sebelum dan

sesudah diberikan terapi pemberian rebusan air daun sirsak dengan nilai

rerata pre test 7,33mg/dl post test 6,37 mg/dl.

Kadar asam urat pada pre test penelitian ini melebihi 7 mg/dl.

Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari

luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan

karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.Adapun

faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme

yang umumnya berkaitan dengan faktor usia (manula), beresiko besar

terkena asam urat. Diketahui bahwa sebagian besar responden yang


menderita kadar asam urat pada tinggi pada penelitian ini berjenis

kelamin perempuan, karena pada perempuan yang mengalami

menopause terjadi
penurunan hormon estrogen sehingga mengakibatkan tingginya kadar

asam urat dalam serum.Pada penelitian ini responden lebih menyukai

terapi rebusan air daun sirsak karena tidak mudah busuk, dan tidak

berefeksamping pada mereka yang mempunyai asam lambung.

Penurunan kadar asam urat juga dipengaruhi oleh diet rendah

purin.Mekanisme air rebusan daun sirsak dapat manurunkan kadar asam

urat darah karena adanya kandungan flavonoid dan acetogenin.

Flavonoid yang bersifat sebagai antioksidan dan penghambat

terbentuknya enzim xanthine oxsidase yang akhirnya menjadi asam urat.

Sehingga penderita kadar asam urat dalam darah tinggi memerlukan

terapi pemberian rebusan air daun sirsak.

ii. Rerata Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan


Terapi Jus Sirsak

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa kadar asam urat

sesudahdilakukan terapi jus sirsak terdapat perbedaan. Berdasarkan

analisa penelitian sesudah diberikan terapi jus sirsak terdapat penurunan

kadar asam urat darah antara sebelum dilakukan terapi dan sesudah

silakukan terapi jus sirsak. Pengaruh pemberian terapi dilakukan uji

statistik menggunakan Uji t-test dependent dengan bantuan spss 16.

Karena nilai p-value lebih kecil dari nilai (α), maka H 0 ditolak dan H1

diterima, ada perbedaan signifikan antara pemberian terapi jus sirsak

terhadap kadar asam urat darah pada penderita asam urat di Wilayah

Kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Raysa Eka Wardani (2015) yang berjudul Pengaruuh


Terapi Jus Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Lansia Wanita

Di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto bahwa

hasil penelitiannya pada kelompok


pemberian jus sirsak dengan kadar asam urat 2-6 mg/dl sebanyak 11

orang dan > 6 mg/dl sebanyak 4 orang yang berarti ada pengaruh

pemberian terapi jus sirsak terhadap kadar asam urat.

Banyak kandungan dalam buah sirsak salah satunya adalah

kandungan serat dan anti oksidan, sirsak juga memiliki senyawa aktif

alkoid isquinolin yang berfungsi sebagai analgetik (mengurangi rasa

sakit) dan anti inflamasi (anti- radang), mampu mengobati asam urat

(Damayanti, 2013). Vitamin yang terkandung dalam buah sirsak salah

satunya adalah vitamin C, yakni sekitar 20 mg/100gram buah sirsak

(Oktaviani, 2013). Vitamin C mampu mencegah penyakit asam urat

dengan cara meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat

yang ada di tubuh melalui urin (Vitahealth, 2006).

Terapi pemberian jus sirsak merupakan terapi yang tidak

membutuhkan banyak dana. Hasil yang dilakukan oleh peneliti pada 25

April 2018 sampai dengan 14 Mei 2018 didapatkan hasil bahwa terdapat

perubahan kadar asam urat darah sebelum dan sesudah pemberian terapi

jus sirsak. Peneliti menerapkan dengan cara 250 gr buah sirsak yang

sudah dipisah dengan biji dan 100cc air putih kemudian blender. setelah

tercampur kemudian minum jus sirsak setiap pagi setelah sarapan. Hasil

perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar observasi yang dilakukan

pada responden kemudian dianalisis menggunakan uji statistik, sehingga

terdapat hasil perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan

terapi pemberian jus sirsak dengan nilai mean pre test 7,28 mg/dl post

test 6,47 mg/dl. Responden lebih menyukai terapi jus sirsak karena bau
lebih segar, lebih mudah dibuat, dapat ditemukan di mana-mana.

Penurunan kadar asam urat juga


dipengaruhi oleh makanan yang rendah purin. Jus sirsak dapat

manurunkan kadar asam urat darah karena adanya kandungan flavonoid

dan acetogenin. Flavonoid yang bersifat sebagai antioksidan dan

penghambat terbentuknya enzim xanthine oxsidase yang akhirnya

menjadi asam urat. Sehingga penderita kadar asam urat dalam darah

tinggi memerlukan terapi pemberian rebusan air daun sirsak. senyawa

aktif alkoid isquinolin yang berfungsi sebagai analgetik, anti inflamasi,

dan Vitamin C yang mampu mencegah penyakit asam urat dengan cara

meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat yang ada di

tubuh melalui urin.

Dari hasil penelitian diatas, peneliti berpendapat bahwa

penurunan kadar asam urat pada penelitian ini disebabkan adanya

kandungan senyawa aktif alkoid isquinolin yang berfungsi sebagai

analgetik, anti inflamasi, dan Vitamin C yang mampu mencegah

penyakit asam urat dengan cara meningkatkan kinerja ginjal dalam

membuang asam urat yang ada di tubuh melalui urin. Sehingga

penderita kadar asam urat dalam darah tinggi memerlukan terapi

pemberian jus sirsak.

iii. Rerata Kadar Asam Urat Antara Kelompok Terapi


Rebusan Air Daun Sirsak Dan Jus Sirsak

Sebelum dilakukan uji Independent t-testpeneliti melakukan uji

Homogenity of Variancepre test untuk mengetahui apakah data

homogeny atau tidak. Hasil dari homogenitas pre test didapatkan hasil

tidak homogen kemudian peneliti menggunakan selisih. Berdasarkan

hasil uji Independent t-test dengan bantuan spss 16 hasil uji selisih
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara kadar asam

urat darah yang diberikan terapi rebusan air daun sirsak dan jus sirsak.

Didapatkan hasil p-value lebih dari nilai (α), sehingga dapat


dikatakan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak adaa perbedaaan

efektivitas antara pemberian rebusan air daun sirsak dan jus sirsak

terhadap perubahan kadar asam urat darah penderita asam urat di

Wilayah Kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun. Berdasarkan analisa

didapatkan hasil rerata penurunan kadar asam urat darah dengan terapi

rebusan air daun sirsak dan jus sirsak, hal ini menunjukkan bahwa

pemberian terapi rebusan air daun sirsak lebih efektif untuk menurunkan

kadar asam urat.

Didukung dari teori yang menyatakan Perubahan kadar asam

urat dalam darah pada rebusan air daun sirsak dipengaruhi oleh

kandungan acetogenin dan senyawa flavonoid. Acetogenin sendiri dapat

bersifat sebagai antioksidan yang dapat mengurangi terbentuknya asam

urat melalui penghambatan enzim xantin oksidase. Sedangkan

kandungan senyawa flavonoid sendiri memiliki mekanisme mirip

dengan allopurinol, yaitu dengan menghambat enzim xanthine oxsidase

yang berperan dalam proses perubahan hypoxanthine menjadi xanthine

dan akhirnya menjadi asam urat (Benny Rahmat, 2014). Hal ini juga

didukung oleh hasil penelitian dari Ilkahfah (2017) yang menyebutkan

bahwa rebusan air daun sirsak efektif dalam menurunkan kadar asam

urat dalam darah.

Banyak kandungan dalam buah sirsak salah satunya adalah

kandungan serat dan anti oksidan, sirsak juga memiliki senyawa aktif

alkoid isquinolin yang berfungsi sebagai analgetik (mengurangi rasa

sakit) dan anti inflamasi (anti- radang), mampu mengobati asam urat
(Damayanti, 2013). Vitamin yang terkandung dalam buah sirsak salah

satunya adalah vitamin C, yakni sekitar 20 mg/100gram buah sirsak

(Oktaviani, 2013). Vitamin C mampu mencegah


penyakit asam urat dengan cara meningkatkan kinerja ginjal dalam

membuang asam urat yang ada di tubuh melalui urin (Vitahealth, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa kedua terapi

tersebut terbukti sama-sama efektif karena memiliki kandungan yang

sama berpengaruh terhadap kadar asam urat, namun jika dilihat dari

rata-rata penurunan kadar asam urat lebih banyak terapi rebusan air daun

sirsak dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah. Sehingga

penderita asam urat tinggi memerlukan terapi pemberian rebusan air

daun sirsak untuk menurunkan kadar asam urat.

c. Keterbatasan Penelitian

1. Pada waktu pencarian responden memerlukan waktu 4 hari

karena door to door sehingga kurang efisiensi waktu.

2. Perlu studi longitudinal sehingga nilai faktor-faktor yang

menyebabkan ketidakefektifan akan terkendali.

3. Aktifitas responden diluar terapi tidak dapat dikontrol peneliti

sehingga tidak mengetahui aktivitas mana yang dapat

mempengaruhi perubahan kadar asam urat.

Anda mungkin juga menyukai