Anda di halaman 1dari 6

SAFETY, HEALTH, AND ENVIRONMENT

TUGAS 1

MAKALAH KECELAKAAN KERJA

Dosen : Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M.

Adi Sopyan
(0518104013)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri jasa konstruksi di Indonesia telah mengalami kemajuan dan
mendapat porsi yang seimbang dengan perkembangan sektor industri yang lain. Keseimbangan
tersebut diindikasikan oleh peran serta sektor konstruksi dalam aktivitas pembangunan di
Indonesia. Semakin berkembangnya industri konstruksi juga menunjukkan tantangan yang
semakin ketat dan kompleks di bidang konstruksi. Industri konstruksi memberikan kontribusi yang
esensial terhadap proses pembangunan di Indonesia. Hasil pembangunan dapat dilihat dari
semakin banyaknya gedung bertingkat, sarana infrastruktur jalan dan jembatan, sarana irigasi dan
bendungan, perhotelan, perumahan dan sarana prasarana lain.
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko
kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek
konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat
unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang
terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga
kerja yang tidak terlatih. Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah,
akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengganggu proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik
korban manusia maupun harta benda. Pada proyek konstruksi, kecelakaan kerja yang terjadi dapat
menimbulkan kerugian terhadap pekerja dan kontraktor, baik secara langsung maupun tidak
langsung.Selain itu, kecelakaan kerja berdampak pada ekonomi yang cukup signifikan,
mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya untuk biaya pengobatan, kompensasi yang harus
diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya-biaya tidak
langsung yang merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup kerugian waktu kerja
(pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan (penurunan produktivitas),
pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya reputasi perusahaan, denda dari
pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna
jasa).
1.2 Kejadian Kecelakaan
Berikut ini adalah bentuk kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi:
Sebanyak 3 buruh kontrak tewas setelah terjatuh dari lantai 25 di Apartment North Land,
Pademangan Barat, Jakarta Utara. Korban jatuh saat sedang menaikan habel (baja ringan) silikon.
Kapolsek Pademangan Kompol Andri Ananta mengatakan, peristiwa mengenaskan itu terjadi pada
pukul 15.15 WIB. Ketiga buruh itu sedang memindahkan habel silikon ke lantai 25 menggunakan
tower crane.
"Berdasarkan keterangan saksi, korban sedang menaikan hebel silkon dari atas truk ke
lantai 25 pakai alat tower crane. Saat para korban menerima hebel silkon, jembatan terminal
material patah," kata Kompol Andri Ananta di Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Ketiga buruh yang masing-masing bernama Jhoni, Febri, dan Yoto, itu langsung jatuh ke
lantai dasar bersama material yang sedang dipegangnya. Mereka tewas dengan keadaan terluka
parah. Saat ini jasad ketiga buruh itu sudah dibawa ke RSCM untuk diotopsi. "Kita sedang dalami.
Kita periksa saksi-saksi," pungkas Andri. (Don/Eks)

1.3 Penyebab Kecelakaan


Faktor faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kerja pada proyek “ 3 Pekerja Tewas
Terjatuh dari Lantai 25 Proyek Apartemen di Pademangan “ adalah:
 Bekerja tanpa peralatan keselamatan
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja.Peralatan
keselamatan kerja dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari
pekerjaan yang baru dilaksanakan. Dalam kasus tersebut pekerja bekerja di ketinggian dan pekerja
tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap Macam-macam dan jenis peralatan
keselamatam kerja dapat berupa:
A. Helm pengaman.
B. Sepatu kerja.
C. Pelindung mata.
D. Pelindung telinga.
E. Sarung tangan.
F. Masker.
G. Tali pengaman untuk bekerja di ketinggian.
 Ketidaktahuan Pengoperasian Alat
Dalam kasus tersebut pekerja menggunakan alat berat yaitu crane, dimana dalam menjalankan
mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan yang cukup oleh teknisi. Apabila
tidak memiliki pengalaman maka dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja.

 Faktor Manusia
Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja. Orang yang
memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau dalam memandang
sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi
keamanan diri, sedangkan orang yang berpendidikan lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih
pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa
pekerja adalah pekerja kontrak dengan pendidikan rendah, sehingga pekerja tersebut lalai dalam
bekerja.

 Faktor Perusahaan
Berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari pimpinan terhadap pentingnya
peran keselamatan dan kesehatan kerja, faktornya meliputi :
A. Sifat manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat
kerja.
B. Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab, serta pelimpahan
wewenang bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) secara jelas.
C. Sistem dan prosedur kerja yang lunak, atau penerapannya tidak tegas.
D. Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat
diandalkan.
E. Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kurang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penanganan dan Pencegahan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja pada suatu proyek konstruksi dapat dilakukan pencegahan, yaitu:
1. Perlengkapan keselematan kerja
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja. Alat
pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok
ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.

2. Faktor manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja, mempertimbangkan
batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi
kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta
menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

3. Faktor Perusahaan
Perusahaan harus melakukan berbagai cara untuk dapat mewujudkan terlaksananya keselamatan
dan kesehatan kerja ditempat kerja. Perusahaan harus membekali para pekerja dengan melakukan
berbagai pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja seperti
A. Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat jadwal sebelumnya seperti
waktu pagi hari sebelum bekerja dapat dibunyikan suara speaker “Selamat bekerja, gunakan
alat pelindung diri, hat-hati dalam bekerja karena keluarga menunggu dirumah atau kata-kata
lain yang dapat mengingatkan setiap pekerja proyek untuk berhati-hati dalam bekerja.
B. Membuat rambu-rambu kecelakaan kerja, memasang pagar pengaman pada void yang
memungkinkan adanya resiko jatuh, memasang tabung pemadam kebakaran pada area rawan
kebakaran.
C. Menjaga kebersihan proyek dapat membuat lingkungan kerja nyaman sehingga emosi negatif
yang mungkin timbul saat bekerja dapat dikurangi karena hal tersebut dapat menyebabkan
kecelakaan proyek akibat pikiran sedang tidak fokus terhadap pekerjaan.
D. Menjalin kerjasama dengan pelayan kesehatan atau rumah sakit terdekat dari lokasi proyek
sehingga sewaktu-waktu terjadi kecelakaan dapat ditangani secara cepat untuk mencegah hal-
hal selanjutnya yang tidak diinginkan.
E. Penyediaan perangkat pengaman kecelakaan kerja dari mulai personil sampai peralatan
mungkin terlihat mahal namun biaya tersebut akan lebih murah jika tidak mengadakanya
sehingga terjadi kecelakaan sehingga dapat menghentikan jalannya pekerjaan atau pengalihan
aktifitas pekerjaan pada upaya menyelamatkan korban kecelakaan.

SUMBER:
Jatuh dari Lantai 25 Apartemen di Ancol, 3 Pekerja Tewas
https://www.liputan6.com/news/read/780881/jatuh-dari-lantai-25-apartemen-di-ancol-3-pekerja-
tewas

Anda mungkin juga menyukai