NIM : 21030386
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
Tugas Bahasa Inggris-Identitas Jurnal
Jawab : Untuk mengetahui apakah pendidikan inklusi model manajemen di Sekolah Dasar(SD) yang
dikembangkan dapat membantu kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan efektivitas sekolas inklusi
manajemen di Sekolah Dasar
Jawab :
Penelitian ini menggunakan pendekatan Research & Development (R&D), yaitu penelitian
metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut/
atau proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk.
Prosedur penelitian meliputi tiga tahap, yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan model,
panggung validasi
3. Bagaimana pembahasan dalam jurnal tersebut? (silakan tulis minimal 2 paragraf)
Jawab :
Jurnal tersebut menejelaskan tentang model manajamen inklusif untuk meningkatkan kinerja
kepala sekolah dan guru dalam sekolah dasar . Disitu djelaskan bahawa Pendidikan inklusif telah
berkembang pesat di seluruh dunia. Pendidikan inklusif merupakan salah satu agenda internasional
Education for All (EFA). Dari berbagai sumber, diketahui bahwa Amerika Selatan, 90-98% anak-anak
penyandang cacat (selanjutnya disebut anak berkebutuhan khusus), telah mengikuti pendidikan inklusi.
Hanya persentase kecil, 2-10% anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan segregatif di sekolah-
sekolah khusus. Model pendidikan inklusif diyakini menjadi salah satu kebijakan dalam
mengimplementasikan konsep Education for All (Miles & Singal, 2010). Pendidikan inklusif juga telah
menjadi agenda utama UNESCO, yaitu untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang terlantar untuk
mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas (UNESCO, 1994).
Produk akhir model manajemen inklusif yang dikembangkan menuntut sekolah untuk
melakukan empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanab, pengendalian
dalam meningkatkan integritas Sembilan aspek manajemen sekolah. Hasil model dan tes aktifitas
bimbingan oleh kepala sekolah dan guru menunjukan bahwa Model manajemen pendidikan inklusif
yang dikembangkan memiliki efektivitas yang tinggi. Berdasarkan hasil tersebut direkomendasikan agar
pendidikan inklusif . buku panduan manajemen disebarluaskan untuk digunakan sebagai panduan dalam
Jawab :
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep pendidikan inklusif pada dasarnya
belum berjalan di sekolah sesuai dengan harapan yang ada. kinerja dari
kepala sekolah dan guru pada level sedang dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi
program menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan di lapangan dalam melaksanakan inklusi
sekolah, dengan 45% sekolah inklusi tanpa bantuan guru khusus, menyebabkan
kepala sekolah dan guru tidak dapat bekerja secara maksimal. Banyak faktor di balik inklusif
pendidikan belum dilaksanakan secara optimal. (1) pendidikan inklusif sebagai pendidikan baru
paradigma, masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat (lihat Sunardi, 1997), dan Depdiknas
(2010); (2) pendidikan inklusif dipandang menambah beban baru bagi kepala sekolah dan guru
(lihat Sunaryo, 2009), (3) tidak adanya kompensasi yang jelas bagi sekolah yang memberikan
pendidikan inklusif dan non-eksistensi (lihat Sunaryo, 2009); dan (4) tidak tersedianya
bimbingan manajemen dan bimbingan yang terukur untuk menentukan berhasil tidaknya pendidikan
inklusif (Yusuf, 2012).
oleh Valeo dari Ryerson University (2008), antara lain menemukan bahwa ada
kendala. Kerjasama antara guru kelas dan pembimbing khusus juga tidak
optimal. Temuan ini diperkuat oleh Fox dan Ysseldyke dalam Valeo (2008) yang mencatat
kepala sekolah dalam melaksanakan pendidikan inklusi adalah 65,5% termasuk sedang
kategori, dan rata-rata skor kinerja guru adalah 62,2% termasuk sedang
kategori; (b) tidak ada persepsi yang sama di antara sekolah-sekolah inklusi tentang langkah-langkah
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan inklusif; (c) tidak ada sekolah yang memiliki inklusi
panduan.
Buku pedoman yang dihasilkan dalam penelitian ini, memuat dua hal, yaitu (a) sekolah
3. Hasil validasi lapangan, model manajemen pendidikan inklusif dan buku panduan
yang dihasilkan memiliki efektivitas yang sangat tinggi berdasarkan persepsi kepala sekolah
dan guru di sekolah dasar. (1) buku panduan sangat penting bagi sekolah
(88%), (2) buku panduan sangat penting untuk sekolah (88%), (3) buku panduan adalah
sangat berguna (95%), (4) buku panduan sangat mudah digunakan (92%), (5) buku panduan
sangat memudahkan sekolah (88%), (6) buku panduan sangat berguna untuk keperluan sekolah
(92%), (7) buku panduan sangat efektif digunakan (88%), dan (8) Bantuan sekolah (88%).
Model manajemen pendidikan inklusif yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: (1) ada 9 aspek manajemen sekolah yang harus
aspek, aspek kurikulum, aspek pembelajaran, kemahasiswaan, aspek sarana prasarana, aspek
aspek personel, aspek partisipasi masyarakat, dan aspek pembiayaan; (2) untuk
sekolah, sekolah perlu melakukan evaluasi diri secara berkala minimal setiap tahun dengan
mengacu pada 9 aspek manajemen sekolah yang telah ditetapkan; (3) disana
Ada 3 instrumen evaluasi diri sekolah inklusi yang digunakan untuk mengukur
Instrumen: Identitas Sekolah, Instrumen Formulir-2: Profil Sekolah, dan Instrumen Formulir-3:
Manajemen Sekolah Inklusif; (4) Hasil uji coba lapangan terbatas dan luas,
model manajemen pendidikan inklusif yang dikembangkan dipersepsikan secara positif oleh sekolah
buku termasuk kategori tinggi dengan rincian (1) manual yang dibutuhkan sekolah (88%), (2)
buku panduan sekolah penting (88%), (3) berguna (95%), (4) (92%), (7) buku panduan adalah
sangat berguna untuk digunakan (88%), (7) buku panduan sangat efektif digunakan (88%), dan (8)
Jawab :
Berdasarkan hasil tersebut direkomendasikan agar pendidikan inklusif . buku panduan manajemen
disebarluaskan untuk digunakan sebagai panduan dalam pengelolaan sekolah inklusi di sekolah dasar di
Indonesia.