Makalah Karangan
Makalah Karangan
Karangan
Nama Kelompok :
Disusun oleh :
:
1. Gita Sari DewiBrilly
2. M Kendro Paat
2. Muhammad Syawaludin AmiyotoFadli Padillah
3. Raja RiskySirjul Kahfi Dwi Fawwaz
Teknik Komputer
Universitas Gunadarma
Depok, 201Akademi Maritime
Djadajat7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas
berpikir. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis memerlukan kerja
otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasaan dan kemauan yang keras. Menulis dan berpikir
merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata
lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan
menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis
dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengingat hal ini sangatlah penting untuk dibahas, maka penulis mengambil judul
dalam makalah ini adalah ” Menulis Karangan ” yang akan dibahas dalam bab selanjutnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Berdasarkan Bentuknya
a. Puisi, adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan bunyi serta kepadatan
makna. Puisi pada umunya berbentuk monolog.
b. Drama, adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.
c. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan terperinci.
Bentuknya merupakan percangkokan monolog dengan dialog. Prosa terbagi
dalam dua macam :
1) Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang menekankan aturan
sistematika perceritaan. Contohya : novel dan cerpen.
2) Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistematika ilmiah, dan
aturan-aturan kelogisan. Contohnya: essay, laporan penelitian, dan biografi.
C. Langkah-langkah Mengarang
Penyusunan karangan sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menentukan Topik, Tema, dan Tujuan Karangan
Topik berasal dari kata Yunani topoi, yang berarti tempat. Dalam perkembangan
selanjutnya, topik diartikan sebagai ‘pokok pembicaraan’ suatu karangan.
3
Berdasarkan topik itulah, penulis menempatkan tujuan beserta tema karangannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, topik sering dikacaukan pemakaiannya dengan istilah
tema. Menurut asal katanya, tema merupakan kata Yunani tithenai, yang berarti
menempatkan. Dari segi proses penulisan karangan, tema dan topik memiliki rumusan yang
berlainan walaupun nantinya apa yang dirumuskan keduanya memiliki hakikat yang sama.
Apabila topik bermakna pokok karangan, maka tema diartikan sebagai suatu
perumusan dari topik yang dijadikan landasan penyusunan karangan. Berdasarkan pengertian
tersebut, jelaslah bahwa topik lebih singkat dan lebih abstrak daripada tema. Topik
dirumuskan lebih dahulu dari tema.
Untuk merumuskan topik yang baik dipergunakan ukuran berikut.
a. Menarik Perhatian Penulis
Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha untuk
secara serius mencari data yang penting dan relevan dengan masalah yang ia karang. Penulis
akan terdorong terus-menerus agar karangannya itu dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya. Sebaliknya, suatu topik yang sama sekali tidak disenangi dapat menimbulkan
kesalahan apabila terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha menemukan data
dan fakta dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ia hadapi.
b. Dikuasai Penulis
Topik yang dikerjakan harus dikuasai penulis. Sekurang-kurangnya ia mengetahui
hal-hal mendasar dari persoalan yang hendak dikarangnya. Idealnya, topik itu merupakan
sesuatu yang lebih diketahui penulis daripada pembacanya.
c. Menarik Dan Aktual
Suatu karangan disusun tidak lain untuk dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, minat
pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan penulis. Walaupun yang menarik
minat itu amat bergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri, namun hal-
hal berikut merupakan sesuatu yang diminati masyarakat secara umum, antara lain: yang
aktual, penting, penuh konflik, rahasia, humor atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi
pembaca.
d. Ruang Lingkupnya Terbatas
Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal. Pada akhimya karangan
itu tidak menarik bagi pembaca. Pembatasan ruang lingkup topik, memungkinkan penulis
untuk mengarang dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri. Pembatasan topik dapat
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menelaah dan meneliti masalah yang akan
ditulisnya secara intensif.
2. Merumuskan Judul Karangan
Erat kaitannya dengan topik atau tema serta tujuan karangan adalah judul. Apabila
topik merupakan gagasan pokok yang akan dibahas, maka judul merupakan nama yang
diberikan untuk bahasan atau karangan itu. Judul berfungsi pula sebagai slogan promosi
untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Sering kali judul
dirumuskan lebih dulu sebelum karangan dibuat.
4
Namun demikian, judul dapat pula dirumuskan setelah karangan itu selesai. Judul yang baik
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Relevan ð ada hubungannya dengan isi karangan.
b. Provokatif ð dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca.
c. Singkat ð mudah dipahami dan enteng diingat.
4. Mengumpulkan Bahan/Data
Untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuannya, seorang penulis harus
mengumpulkan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan
tema karangan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca bahan acuan tertentu
mengadakan wawancara, atau pengamatan lapangan. Kita dapat langsung mengamati objek
yang akan kita karang dan dapat pula kita mengadakan percobaan. Kedua cara tersebut
penting dilakukan agar data yang kita peroleh lebih mantap dan tidak meragukan.
Semua bahan yang kita peroleh, kita catat supaya tidak mudah dilupakan. Catatan
harus rapi dan teratur sehingga mudah dalam pemanfaatannya.
Tiap-tiap data yang kita peroleh kita catat di atas kartu atau lembaran kertas yang
mudah kita susun menurut keperluan kita dan mudah pula menyisihkannya jika sebuah
catatan ternyata tidak kita perlukan lagi. Buku tulis dapat juga kita pakai, tetapi tidak praktis,
sebab halamannya terikat dan tidak mudah disusun.
5
5. Mengembangkan Kerangka Karangan
Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka karangan itu menjadi karangan
yang lengkap dan utuh.
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan
dalam pengembangan karangan, di antaranya adalah dengan pola pengembangan urutan
pemecahan masalah. Bila pola ini yang dipilih, maka penyusunan karangan dimulai dari
penyajian masalah tertentu. Kemudian, pembahasannya bergerak menuju analisis dan
kesimpulan - kesimpulan.
Dengan demikian, karangan berpola urutan pemecahan masalah dibentuk oleh tiga bagian
utama, yaitu:
a. Deskripsi mengenai suatu masalah yang akan dibahas.
b. Analisi terhadap sebab-sebab atau akibat-akibat dari masalah itu.
c. Alternatif atau kesimpulan sebagai pemecahan masalah.
Contoh:
Kalau kamu adalah salah seorang pengurus OSIS atau organisasi lainnya, sebaiknya kamu
memanfaatkan kesempatan itu untuk latihan komunikasi di depan tak perduli sebatas apa
kemampuanmu dalam menggunakan kata-kata. Bila pertamakali kamu berbicara terpatah-
patah dan sedikit deg-degan, itu hal biasa. Lama-kelamaan kamu akan terbiasa dengan
latihan semacam itu. Apalagi kalau kamudiundang seminar, acara diskusi, atau rapal
lainnya, berbahagialah kamu dan kamu manfaatkan kesempatan itu untuk mengasah
lidahmu agar terbiasa dan dan lancar untuk mengeluarkan mengeluarkan pendapat pada
orang lain.
Paragraf di atas fungsinya hanya sebagai penanda bahwa uraian atas bacaan yang berjudul
“Remaja dan Aprehensi Komunikasi” sudah berakhir. Dalam paragraf tersebut tidak
ditemukan rumusan kesimpulan.
6
7. Menyempurnakan Karangan
Menyusun karangan baik itu karangan ilmiah, populer maupun karangan sastra yang
sekali jadi memang cukup sulit. Kecuali bagi yang sudah betul-betul ahli, sangat jarang orang
bisa menyusun karangan yang langsung sempurna.
Ada saja kesalahan atau kekeliruan yang harus diperbaiki, baik itu dengan sistematika
penulisan, kelogisan ide atau istilah yang digunakan dan ejaannya. Karena itu pembahasan
dan peninjauan ulang atas karangan yang telah dibuat merupakan sesuatu
yang penting dilakukan.
Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
dan disertasi. Sementara itu, yang tergolong ke dalam karangan semi- ilmiah antara lain
adalah artikel, editorial, opini, feature, tips, dan reportase. Selanjutnya, yang tergolong ke
dalam karangan non-ilmiah antara lain adalah anekdot, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi.
dan naskah drama.
Ketiga jenis karangan tersebut tadi memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan
ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah adalah karangan non-ilmiah. yaitu
karangan yang tidak terikat pada aturan baku. Sementara itu, karangan semi-ilmiah berada di
antara keduanya.
Yang akan dibahas dalam buku ini hanya dua jenis karangan pertama saja, yaitu
karangan ilmiah dan semi-ilmiah/populer karena kedua jenis karangan inilah yang banyak
diperlukan oleh mahasiswa.
Antara karangan ilmiah dan karangan ilmiah populer tidak banyak perbedaan yang
mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pada pemakaian bahasa, struktur, dan
kodifikasi karangan. Jika pada Karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus di bidang
ilmu tertentu pada karangan ilmiah populer bahasa yang terlalu teknis tersebut kadang-
kadang dihindari dan sebagai gantinya digunakan istilah umum.
9. Sistematika Karangan
Secara umum bagian-bagian karangan itu sama, yaitu adanya bagian awal, bagian inti,
dan bagian penutup. Akan tetapi, dalam materi perkuliahan ini hanya ditampilkan bagian-
bagian makalah almiah. Fokus kajian adalah pengembangan isi bagian-bagian atau isi
sistematika makalah, khususnya bagian inti.
7
a. Bagian Awal
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah sehingga sifatnya formal
dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku
dan benar.
Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lain yang tertulis dalam
pendahuluan, naskah utama, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata
pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindari dalam pembuatan kata pengantar:
1) menguraikan isi karangan
2) mengungkapkan perasaan berlebihan
3) menyalahi kaidah bahasa
4) menunjukan sikap kurang percaya diri
5) kurang meyakinkan
6) kata pengantar terlalu panjang
7) menulis kata pengantar semacam sambutan
3. Daftar isi
Daftar isi adalah bagian pelengkapan pendahuluan yang memuat garis besar isi
karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh dari judul sampai dengan riwayat hidup
penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan ilmiah. Daftar isi berfungsi
untuk merujuk halaman judul bab, sub bab dan unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku yang
bersangkutan.
9
Daftar isi disusun secara konsisten, baik penomoran, penulisan maupun tata letak judul bab
dan sub-sub bab. Konsisten ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. Jika menggunakan
angka desimal, angka pertama nomor Bab I pada baris pertama harus diikuti secara lurus
dengan angka pertama nomor Bab II, Bab III, dan seterusnya. Untuk menghasilkan daftar isi
yang baik, perhatikan hal- hal berikut ini.
1) Setiap judul bab dan sub bab disusun secara paralel atau konsisten.
2) Nomor dan penggunan huruf (harus kapital dan huruf kecil) berfungsi sebagai ciri
atau penanda judul bab, sub bab, dan rincian ditulis dengan huruf kapital pada setiap
awai kata, sedangkan kata tugas (misalnya: yang, kepada, dari) ditulis dengan huruf
kecil seluruhnya.
Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, sub bab, dan rincian. Untuk
memudahkan pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan dengan titik-titik.
Tajuk bab, sub bab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan, dan disusun dengan
ragangan.
5) Skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan daftar isi.
Daftar isi tidak sama dengan ragangan karangan. Ragangan menggambarkan uraian
(analisis dan sintetis) bagian utama karangan, sedangkan daftar isi mencantumkan
seluruh unsur pelengkap pendahuluan, bagian utama (isi) karangan, dan pelengkap
penutup.
4. Daftar Gambar
Setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam daftar gambar. Daftar
gambar menginformasikan judul gambar dan nomor halaman.
5. Daftar Tabel
Setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar ini
menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.
1. Pendahuluan
Pendahuluan dalam makalah terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan, pembahasan,
dan pembatasan masalah. Keseluruan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi
yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan. '
a) Latar belakang masalah, menyajikan
1) Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaar. yang akan diuraikan
jawabnya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan di jawab atau
ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas. Misalnya: deduktif,
sebab-akibat, atau induktif.
10
2) Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan
dalam membuat keputusan dan memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang
akan datang.
3) Pengetahuan tentang studi perpustakaan dengan menggunakan infoimasi mutakhir dari
buku-buku ilmiah. jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbitan baru.
4) Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan dengan
menggunakan kata tanya yang menuntut adanva analisis, misalnya Bagaimana pengaruh
teknologi terhadap pelestarian budaya sendiri? Bagaimana hubungan X terhadap Y?
Bagaimana upaya mengatasi kemiskinan masyarakat kumuh di Kelurahan Pulo Gadung?
Mengapa budaya tradisi kurang berkembang?
5) Tidak menggunakan kata apa karena kata tersebut tidak menuntut adanya analisis, tetapi
cukup dijawab ya atau tidak.
Mendeskripsiksn kreativitas baru yang merupakan sinergi budaya tradisi dan teknologi
muktakhir; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru;
membuktikan bahwa pembagunan lingkungan permukiman kumuh yang tidak layak huni
memerlukan bantuan pemerintah.
3) Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan
dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
2. Inti Karangan
Bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah.
A. Simpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima
jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis
besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun
secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk
mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang
dituju.Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar
tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat suatu
karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka sebelum pembuatan
karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah kerangka karangan agar pada karangan
tersebut menjadi terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
B. Saran
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar
mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur
tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.