Asuhan Keperawatan Pada Dokper
Asuhan Keperawatan Pada Dokper
X DENGAN DIARE
DI RUANG IGD RS. DUSTIRA
Oleh :
Kelompok 1
Abdullah 20.102
Irma Putri Damayanty 20.122
Lulut Ardianti 20.123
Nuntun Roso Pambudi 20.131
Nurul Nurfadilah 20.132
Putri Zulfa Novia N 20.136
Silvia Dameta Iskandar 20.141
Siti Fatimah 20.143
Thias Nur Syifa 20.148
Winda Aprilyani 20.149
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.X Dengan
Diare Di Ruang IGD RS. Dustira” sebagai salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan.
Terimakasih kepada Ibu Darmayanti,S.Kep.,Ners.,M.Kep Selaku Dosen mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan Terimakasih juga kepada teman-teman kelompok yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian makalah
ini,oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat membantu demi penyempurnaan
makalah ini.Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan ibu dan teman-teman semuanya
aamiin.Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.
Bandung,
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Dokumentasi Keperawatan” dan dengan adanya
makalah ini penulis mampu memberikan dan melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn.X
Usia 27 Tahun dengan diare serta memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan proses
dan asuhan keperawatan pada pasien diare di Ruang Perawatan Cempaka RS. Dustira.
2.3 Patofisiologi
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya motilitas dan
cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi
cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit
dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin bakteri
terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan
meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel
mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan
kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini
terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan
gangguan absorbsi intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
1. Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan,
selanjutnya timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
Pada tanggal 13 Agustus 2021 pukul 23.30 TN X umur 27 tahun BB 60 kg dibawa oleh
keluarga ke IGD RS. Dustira dengan keluhan Diare lebih dari 5 kali sehari disertai muntah-
muntah, selanjutnya setelah di tangani di IGD pasien di putuskan untuk dirawat di Ruang
Perawatan Cempaka dengan dx medis GE. Pada saat dikaji tanggal 14 Agustus 2021 pukul
07.00 pasien mengeluh masih, terus terus buang air besar sebanyak 5 kali, disertai mules,
muntah dan badan terasa lemah, Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan hasil TD : 90/70 mmHg,
Nadi : 100x/menit teraba lemah, R: 24 x/menit, S: 38 0C, mata cekung, turgor kulit menurun,
bibir tampak kering, pasien mengatakan BAK, hanya sekali dari semalam dan sedikit,
kemudian perawat melapor kepada DPJP melanjutkan therapy dari IGD yaitu IVFD : RL 20
ml/kg bb (dalam 1 jam), Obat symtomatis, Injeksi : - Ranitidin 50 mg / 12 jam, Ondansetron
4mg / 8 jam, Oral: New Diatab 2 x 600 mg / BAB (Max 10 tablet / hari), Maagtacid syrup 3 x
5 mg (15 – 30 menit sebelum makan), Larutan Oralit 250 cc / Bab, paracetamol 3x500 mg
(K/P), Diet: ML rendah serat, LAB:Pemeriksaan Darah Rutin, Urine Rutin dan Feces, Foto
Thorax (Bila ada gejala lain yang timbul/ di keluhkan)
A. PENGKAJIAN
1. Pegumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Tn.X
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Status Perkawinan : K1
Golongan Darah : O
Diagnosa Medis : GE (Gastrointestinal)
Tanggal Masuk RS : 13 Agustus 2021 pukul 23.30
Tanggal Pengkajian : 14 Agustus 2021 pukul 07.00
No. Medrec : 210630
Alamat : Jl.Soekarno Hatta No.12 Kec.Kopo
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Umur : 25 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jenis pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Jl.Soekarno Hatta No.12 Kec.Kopo
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan diare
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk Rumah Sakit
Pada tanggal 13 Agustus 2021 pukul 23.30 TN X mengalami keluhan diare
lebih dari 5 kali sehari disertai muntah- muntah. Karena keluarga melihat
pasien sangat lemah, sehingga pasien dibawa ke RS. Dustira. Selanjutnya
setelah di tangani di IGD pasien di putuskan untuk dirawat di Ruang
Perawatan Cempaka.
b) Keluhan saat di kaji
Pada saat dikaji tanggal 14 Agustus 2021 pukul 07.00, pasien masih
mengeluh diare disertai mulas di sekitar abdomen, kemudian muntah, dan
badan terasa lemah. Pasien mengatakan BAK hanya sekali dari semalam
dan sedikit serta kualitas BAB terus-terusan.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Istri pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan serta menular,
tidak ada riwayat alergi obat, makanan dan pasien tidak pernah dirawat
dirumah sakit
4) Riwayat kesehatan keluarga
Istri pasien mengatakan dalam keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit
keturunan dan menular.
c. Pola Fungsi Kesehatan
1. Nutirsi&Metabolisme
a. Makan
Frekuensi 3x/hari Baru 1x
Jenis Nasi dan lauk pauk Bubur
Diet Tidak ada ML rendah serat
Pantangan Tidak ada Makanan pedas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Minum
Frekuensi 2Liter/hari 1L/hari
Jenis Air putih, Kopi Air putih
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2.
Eliminasi
- BAB Lebih dari 5x sehari Lebih dari 5x sehari
Frekuensi Lunak dan tidak Lunak dan tidak
Konsistensi berbentuk berbentuk
Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
warna Khas feses Khas feses
bau Diare disertai muntah Mulas, muntah, dan
Keluhan badan terasa lemah
3. Istirahat tidur
- Siang 13.00-15.00 10.00-13.00
kualitas 2jam/hari 3jam/hari
lama
No Pola Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
- Malam
kualitas 21.00-04.00 19.30-05.00
lama 7jam/hari 9,5jam/hari
Keluhan
Tidak ada keluhan Terbangun karna ingin
buang air terus
4. Personal hygiene
Mandi 2x/hari tidak dibantu 1x/hari dibantu
Keramas 1x/hari tidak dibantu Seminggu 2x dibantu
Gosok gigi 2x/hari tidak dibantu 2x/hari tidak dibantu
Gunting kuku Seminggu sekali tidak Seminggu sekali
dibantu dibantu
Masalah Tidak ada masalah Badan terasa lemah
Berpakaian
Merapihkan Diri
Eliminasi (BAK)
Eliminasi (BAB)
Mobilisasi di tempat
Tidur
Makan dan Minum
Ambulasi (Pindah)
2) Konsep Diri
a) Gambaran Diri
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya yang dibenci dan pasien menyukai
seluruh bagian tubuhnya walaupun dalam keadaan sakit.
b) Peran Diri
Peran pasien sebagai siswa pelajar saat ini tidak bisa melakukan aktivitas seperti
biasanya karena sakit.
c) Harga Diri
Pasien mengatakan tidak rendah diri dengan keadaannya saat ini
d) Identitas Diri
Pasien mengatakan sebagai seorang laki-laki merasa sempurna dengan keadaanya
saat ini.
e) Ideal Diri
Pasien berharap cepat sembuh dan pulih seperti semula sehingga dapat
melakukan aktivitasnya seperti dahulu.
3) Pola Hubungan dan Peran
Pasien mengatakan bila pasien ada masalah pasien selalu menceritakan kepada
keluarganya, hubungan pasien dengan keluara baik, dengan lingkungan juga baik, dan
dengan perawat juga baik, pasien juga berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan
cukup komunikatif dan pasien sangat antusias saat membicarakan riwayat
kesehatannya.
4) Pola Nilai dan Keyakinan
Pasien percaya bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan pasti sembuh, karena
pasin beragama islam , mengatakan bahwa ini cobaan dari Allah dan pasien selalu
berdoa untuk kesehatannya.
d. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan Umum : Pasien tampak lemah
Kesadaran : Composmentis
2) Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 90/70 MmHg
Nadi : 100x/menit teraba lemah
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 38 C
3) Pemeriksaann kulit
Turgor kulit menurun
4) Kepala & Leher
Kepala
Bentuk kepala oval, distribusi ra,but merata, rambut berwarna hitam,tidak
terdapat benjolan dan massa pada saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan.
Mata
Bentuk kedua mata simetris,warna konjungtiva pucat, mata terlihat cekung,
sklera putih, reflek pupil isokor (ukuran pupil kiri dan kanan sama) fungsi
penglihatan baik dapat membaca tanpa kacamata.
Hidung
Bentuk hidung proposional, lubang hidung simetris antara kiri dan kanan,
tidak ada bengkak dan secret, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan
fungsi penciuman baik dapat mencium minyak kayu putih.
Telinga
Bentuk telinga simetris, pina sejajar dengan kantung mata, tidak ada serumen,
tidak ada benjolan, fungsi pendengaran baik dapat mendengarkan gesekan
tangan.
Mulut
Mulut simetris, nasolabial sejajar dengan septum nasal, warna bibir pucat,
mukosa mulut kering, tida ada stomatitis, kebersihan mulut bersih, lidah
normal dan bersih, gigi berwarna putih kekuningan, tidak ada karang gigi, gusi
berwarna merah muda, ovula bergetar, tonsil tidak mengalami pembengkakan,
palatum menutup dengan sempurna, pengecapan baik, tidak ada keluhan di
daerah mulut.
Leher
Leher simetris, warna kulit merata, kebersihan leher bersih, tidak ada
pergeseran trakea, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, refleks menelan baik, kekuatan otot baik, tidak ada keluhan di daerah
leher.
5) Dada/Thorak (Payudara, Jantung&Paru)
Dada simetris, warna kulit merata, tidak ada lesi dan luka memar, bentuk dada
normaltidak nyeri saat dipalpasi, bunyi paru resonan, bunyi jantung pekak,
degup jantung normal.
6) Abdomen
Bentuk abdomen sedikit cembung, warna kulit merata, tidak ada bekas luka
e. Data penunjang
1) Laboratorium :
Tangga Hasil
No. Jenis Pemeriksaan Nilai normal Satuan Ket
l LAB
1 14 Pemeriksaan Darah
Agustus Rutin
2021 1) Hemoglobin 9,0g/dL 10,7-13,1g/dL
2) Leukosit 7,0 103/uL 6-17 103/uL
3) Trombosit 818 103/uL 229-553 103/uL
4) Hematokrit 28,6% 35-43 %
5) Eritrosit 5,74 106/uL 3,6-5,2 106/uL
6) MCV 49,8 fL 74-102 fL
7) MCH 15,7 pg 21-31 pg
8) Monosit 13,9 % 1-6 %
2 14 Urine Rutin dan
Agustus Feces
2021 1) Makroskopis
- Warna Kuning hijau
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Lunak
- Lender Negative Negative
- Darah Negative Negative
- Nanah Negative Negative
2) Mikroskopis
- Leukosit (+) 1-3/LPB -
- Eritrosit (+) 1-3/LPB -
- Amoeba Negative Negative
2) Thorak photo
3) USG
4) CT Scan
5) Lain-lain
f. Therapy
No Nama obat Dosis Rute Waktu Ket :
2. Analisa Data
Nama Pasien : Tn.X No. Medrec : 210630
Umur : 27 Tahun Ruang : Cempaka RS.Dustira .
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : - Inflasi Diare
gastrointestinal
- Pasien mengeluh
- Iritasi gastrointestinal
diare lebih dari 5x
- Proses infeksi
sehari
- Muntah muntah
Do :
- Pasien mengeluh
terus menerus
BAB lebih dari 5x
sehari
- Mulas
- Muntah
- Badan terasa
No Data Etiologi Masalah
lemah
- TTV
a) Tekanan darah :
90/70mmHg
b) Nadi : 100x/menit
teraba lemah
c) Respirasi :
24x/menit
d) Suhu : 38oC
- IFVD terpasang
RL 20ml/kg bb
gastrointestinal) gastrointesti
nal
b. identifikasi riwayat pemberian
makan 2. untuk
mengobati
c. monitor warna,volume frekuensi diare
dan konsistensi tinja
3. Agar
dapat
- terapeutik mengetahui
perkembang
a. berikan asupan cairan oral (mis. an kesehatan
al et Larutan garam gula,oralit) pasien
Control 2 5
b. pasang jalur intravena 4. untuk
pengeluar
mengetahui
an feses c. berikan cairan intravena
pemasukan
Nyeri 3 5 cairan dan
abdomen makanan
- Edukasi pada pasien
Konsisten 2 5
si feses a.anjurkan makanan porsi kecil dan 5.
sering secara bertahap Menghindari
Frekuensi 2 5
iritasi,
defekasi b. anjurkan menghindari makanan
meningkatka
pembentuk gas,pedas, mengandung
t istirahat
laktosa
usus
6. Makanan
- Kolaborasi yang masuk
dapat
a.kolaborasi pemberian obat tercerna dan
antimotilitaslopiramide,difenoksilat tidak terjadi
) kekurangan
b.kolaborasi pemberian obat nutrisi
antispasmodic/spasmolitik(mis.papa
Label Dx Kep : Diare
Definisi : Pengeluaran Feses yang sering lunak dan tidak berbentuk
Kategori : Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
No
RASIONA
D TUJUAN INTERVENSI
L
X
verin)
ASUHAN KEPERAWATAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi Keperawatan
dari dosen pengampu Darmayanti, S., Kep., Ners., M.Kep
Oleh :
Kelompok 2
Agus Triawan NIM.20.103
Anisah Nuraslah Wijayanti NIM. 20.106
Aulia Fitri Nur’aeni NIM. 20.109
Cantika Aullia Kusuma Wardhani NIM. 20.110
Denissa Dwi Putri NIM. 20.113
Dinar Pilgrim Prakosa NIM. 20.115
Ilham Dulfahmi NIM. 20.120
Nazma Nurull Azis NIM. 20.129
Raden Berliah Cahya Ranjani NIM. 20.137
Siwi Mahanani NIM. 20.146
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan yang berjudul
‘’Gangguan Pertukaran Gas akibat Pneumonia (covid 19+sedang)’’ ini dengan baik.
Selama proses pengerjaan dan penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari
berbagai hambatan dan rintangan. Akan tetapi bantuan, petunjuk, bimbingan serta masukan-
masukan dari berbagai pihak akhirnya dapat membantu penulis untuk menyelesaikan asuhan
keperawatan ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran dalam pembuatan laporan makalah ini
2. Ibu Darmayanti, S.,Kep.,Ners., M.Kep selaku dosen mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan di Kampus Akademi Keperawatan RS.Dustira.
Penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini tidak sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat berharga demi kesempurnaan asuhan
keperawatan ini. Penulis juga berharap semoga yang tercantum dalam asuhan keperawatan ini
dapat berguna bagi kita semua terutama dalam bidang Ilmu Keperawatan.
Penyusun
KASUS 2
Pada tanggal 22 Agustus 2021 pukul 21.00 Ny S umur 30 tahun mengeluh
sesak nafas, demam, disertai hilang penciuman dan perasa, setelah melakukan
perjalan ke Jakarta untuk seminar seminggu yang lalu. Kemudian Ny S
memutuskan untuk berobat ke IGD RS. Dustira, setelah dilakukan pemeriksaan
Rapid Antigen menujukan hasil reaktif SARS Covid, Hasil Fhoto thoraks
menunjukan gambaran pneumonia, selanjutnya pasien di putuskan untuk dirawat
di Ruang Isolasi Dahlia dengan dx medis COVID 19+Gejala Sedang. Pada saat
dikaji tanggal 23 Agustus 2021 pukul 07.00 pasien mengeluh masih sesak nafas,
demam, serta kepala pusing. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan hasil TD :
110/70 mmHg, Nadi : 110x/menit, R: 28 x/menit, S: 38 0C, saturasi 93%, tampak
pernapasan cuping hidung, ada tarikan dinding interkosta, terdengar suara nafas
tambahan (ronkhi), diaphoresis
Therapy :
- O2 pertahankan Sp02 >95%
- IUVD RL+drip cernevit 1amp/24 jam
- Inj infymicin 1x500 mg
- Drip resfar 1x1/3 flkn
- Inj Omz 2x20 mg
- Zegavit 1x1 tab
- Prove D3 1x1 tab
- Drip penlos 1x800 mg
- Paracetamol 3x500 mg
- Vectrin syrup 3x1 cth
- Avigan Loding Dose 1x1600mg
- Thorax foto : gambaran pnemonia
- R/Swab ulang Tanggal 30-08-2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN
GANGGUAN PERTUKARAN GAS ATAS INDIKASI COVID 19+SEDANG
DI RUANG PERAWATAN DAHLIA RS. DUSTIRA CIMAHI
TANGGAL 22-23 AGUSTUS 2021
B. PENGKAJIAN
3. Pegumpulan Data
g. Identitas
3) Identitas Klien
Nama : Ny S
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Nikah
Golongan Darah : O
Diagnosa Medis : COVID+19 Gejala Sedang
Tanggal Masuk RS : 22 Agustus 2021 pukul 21.00
Tanggal Pengkajian : 23 Agustus 2021 pukul 07.00
No. Medrec : 444536
Alamat : Jl. Sukamaju no 22 Rt04/Rw10 Desa. Batujajar
Kec. Batujajar Barat Kab.Bandung Barat
Nama : Tn.Asep
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Jenis pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Jl. Sukamaju no 22 Rt04/Rw10 Desa. Batujajar
Kec. Batujajar Barat Kab.Bandung Barat
h. Riwayat kesehatan
5) Keluhan Utama
Sesak nafas
6) Riwayat Kesehatan Sekarang
c) Alasan masuk Rumah Sakit
Pada tanggal 22 Agustus 2021 pukul 21.00 Ny S umur 30 tahun mengeluh
sesak nafas, demam, disertai hilang penciuman dan perasa, setelah
melakukan perjalan ke Jakarta untuk seminar seminggu yang lalu.
Kemudian Ny S memutuskan untuk berobat ke IGD RS. Dustira, setelah
dilakukan pemeriksaan Rapid Antigen menujukan hasil reaktif SARS
Covid, Hasil Fhoto thoraks menunjukan gambaran pneumonia, selanjutnya
pasien di putuskan untuk dirawat di Ruang Isolasi Dahlia dengan dx medis
COVID 19+Gejala Sedang.
b) Keluhan saat di kaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 Agustus 2021 pukul 07.00
pasien mengeluh masih sesak nafas, bertambah saat beraktivitas seperti
berjalan dan berkurang saat beristirahat,nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk, nyeri menjalar ke bagian leher dengan skala nyeri 4 (nyeri sedang)
dengan menggunakan borg scale dengan rentang skala nyeri 0-10. Nyeri
dirasakan tidak menentu.
7) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dengan kondisi yang
sama seperti saat ini.
8) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada riwayat yang terpapar
covid-19 dan tidak ada yang menderita pneumonia maupun asma seperti
Stroke,DM, Thypoid maupun penyakit keturunan lainnya
i. Pola Fungsi Kesehatan
5) Pola persepsi - pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit selalu di
bawa ke pelayanan kesehatan misalnya dokter, puskesmas, atau rumah sakit.
6) Pola Nutrisi, istirahat tidur, eliminasi dan personal higiene
No Pola Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
1. Nutirsi&Metabolisme
a Makan
a BAB
Konsistensi Lembek -
No Pola Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
kecoklatan -
Warna
Khas -
Bau
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
b BAK
6x 500 cc perhari 5x 500 cc perhari
Frekuensi
Kuning jernih Kuning jernih
warna
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
3. Istirahat tidur
Mandi 2x/sehari -
Keramas 1x/3hari -
Masalah - -
3. Hidung
Inspeksi : Hidung halus dan simetris (septum nasal sejajar
dengan nasolabial/belahan bibir), warna merata dengan kulit
wajah,adanya pernapasan cuping hidung, mukosa berwarna merah
muda, distribusi rambut merata, tidak ada polip, tidak ada sekret,
hilang fungsi penciuman dan tidak dapat membedakan bau kopi dan
minyak kayu putih
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada daerah sinus frontalis,etmoinalis
dan maksilaris
4. Telinga
Inspeksi : Daun telinga berukuran sebanding dan setingkat satu
sama lain, bentuk telinga simetris (vina sejajar dengan kantus mata),
warna merata dengan warna kulit wajah,tidak ada pengeluaran cairan
dan lesi, sedikit ada serumen dan lengket, cahaya dipantulkan tidak ada
gendang telinga yang sobek,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,
Pemeriksaan ketajaman : Pendengaran pasien normal dapat
mendengar dengan jelas suara gesekan dan berespon 50% pada setiap
giliran, pasien dapat mendengar dengan jelas disetiap giliran pada
pemeriksaan webber,rinne dan schwabach
5. Mulut
Inspeksi : Tidak adanya kelainan, simetris (lipatan nasolabial
berada di tengah), tidak adanya stomatitis, mukosa berwarna merah
mudah dan lembab, jumlah gigi lengkap terpasang dan tersusun kuat,
halus putih gading,bersih, tidak ada caries gigi, gusi sedikit bertitik-
titik warna merah muda,lembab,halus dan terpasang kuat pada masing-
masing gigi, lidah berwarna merah sedang,lembab,permukaan puncak
agak kasar dan halus disepanjang tepi lateral,lidah berada di posisi
garis tengah, ovula dan palatum terangkat ke atas saat pasien berkata
‘ah’, pasien tidak dapat merasakan rasa manis di daerah ujung depan
lidah dan tidak dapat merasakan asin di daerah pinggir depan lidah.
6. Leher
Inspeksi : Simetris berada di tengah bahu,trakea berada pada
garis tengah pada titik suprasteral (tidak berdeviasi)
Palpasi : Tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe,reflek menelan baik,kekuatan otot baik pasien dapat menahan
lawanan
13) Dada/Thorak (Payudara&Paru)
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, warna kulit merata
dengan warna kulit yang lainnya, tidak ada luka bekas operasi, payudara
simetris kiri dan kanan,warna kulit payudara merata dengan warna kulit
lainnya,puting susu menonjol ke luar,aerola berwarna coklat,puting susu
tampak bersih
Palpasi : Tidak ada benjolan di daerah payudara
Perkusi : suara paru ‘’bleg,bleg,belg’’
Auskultasi : Frekuensi nafas 28x/menit,terdapat tarikan dinding intrakosta,
dada terasa sesak,frekuensi nafas melemah,distress pernafasan
melemah,terdapat suara nafas tambahan (ronkhi)
6) Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen rata, tidak ada penonjolan,warna merata
dengan kulit yang lainnya,tidak ada bekas luka atau bekas operasi
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan,ginjal tidak teraba
Auskultasi : Terdengar bunyi timpani saat melakukan perkusi,dan terdapat
7 suara bising usus (hipoaktif)
Perkusi : suara abdomen saat diperkusi timpani
14) Genetalia, Anus Dan Rektum
Genetalia
Pasien mengatakan tidak ada keluhan di daerah genetalia,anus dan rectum,
urin berwarna kuning jernih
15) Ekstremitas
1. Ekstremitas Atas
Bentuk tangan tampak simetris kanan dan kiri, warna kulit
merata,jumlah jari lengkap 10, akral teraba hangat, peningkatan
capillary refill time (CRT) ¿ 2 detik. Kedua tangan dapat melakukan
abduksi-aduksi,fleksi-ekstensi dan rotasi,kekuatan otot baik,reflek
bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek brachioradialis ++/++
2. Ekstremitas Bawah
Bentuk kaki tampak simetris kanan dan kiri jumlah jari normal 10 jari,
warna kulit merata, pasien mampu melakukan abduksi-aduksi,fleksi-
ektensi dan rotasi.kekuatan otot 4/4,refleks patela ++/++, reflek arciles
++/++ babynsky -/-, hommon sign negatif.
k. Data penunjang
6) Laboratorium :
No Jenis Hasil Nilai
Tanggal Satuan Ket
. Pemeriksaan LAB normal
1 HEMATOLOGI
Hemoglobin 23.7 22.7- g/dl Normal
Eritrosit 4,2 25.5 juta/uL Normal
Leukosit 22.9 3.8-5.2 ribu/uL Normal
Hematokrit 40 3.6-11 % Normal
Trombosit 256 35-47 ribu/uL Normal
250-
MV, MCH, 440
MCHC 97.0 fL Normal
MCV 33.0 80-100 Pg Normal
MCH 33.9 26-34 g/dL Normal
MCHC 23.3 32-36 % Normal
RDW <14
KIMIA KLINIK
ANALISA GAS
DARAH 7.46
Ph 31 7.35- mmHg Normal
pCO2 67 745 mmHg Rendah
pO2 35-45 mmol/L Normal
Bikarbonat(HCO3 22 80-200
) 22-28 mmol/L
23 % Normal
Total CO2 94 23-27 Normal
Saturasi o2 95-200 Meq/L
Rendah
Kelebihan -0.2 -2.5-2.5
Basa(BE)
l. Therapy
No Nama obat Dosis Rute Waktu Ket :
1 IUVD 1 amp Intravena 24 jam digunakan
RL+drip sebagai
cernevit multivitamin
2 Infymicin 1X500 mg Intravena 07.00 WIB Digunakan
untuk
menangani
bakteri ringan
sampai
sedang
3 Drip resfar 1X1/3flkn Intravena 10.00 WIB Digunakan
untuk
mengobati
keracunan
atau overdosis
paracetamol
4 Inj omz 2x20 mg Intravena 07.00 WIB Digunakan
15.00 WIB untuk
mengobati
masalah perut
tertentu dan
kerongkongan
5 Zegavit 1x1 tab Per oral 09.00 WIB Digunakan
untuk
menambahkan
masukan
vitamin
E,kalsium dan
zinc
6 Prove D3 1x1 tab Per oral 09.00 WIB Digunakan
untuk
menaikan
kadar vitamin
D
7 Drip penlos 1x800 mg Intra Vena 08.00 WIB Digunakan
sebagai
Pereda nyeri
4. Analisa Data
Nama Pasien : Ny.S No. Medrec : 44536
Umur : 30 Tahun Ruang : Dahlia .
No Data Etiologi Masalah
- Diaphoresis Infeksi
- Hasil foto thoraks ↓
menunjukkan
Peradangan
pneumonia
↓
Kapasitas transportasi O2
menurun
No Data Etiologi Masalah
Edukasi :
1. Jelaskan
Label Dx Kep : Gangguan Pertukaran Gas
Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eleminasi karbondioksida
pada membrane alveolus-kapiler
Kategori : Fisiologis
Subkategori: Respirasi
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
tujuan dan
prosedur
pemantauan
2. Informasika
n hasil
pemantauan
I.02062
Pemberian Obat
Observasi :
1. Identifikasi
kemungkina
n
alergi,intera
ksi dan
kontraindika
si obat
2. Verifikasi
order obat
sesuai
dengan
indikasi
3. Periksa
tanggal
kadaluwarsa
obat
4. Monitor
tanda vital
dan nilai
laboratorium
sebelum
pemberian
Label Dx Kep : Gangguan Pertukaran Gas
Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eleminasi karbondioksida
pada membrane alveolus-kapiler
Kategori : Fisiologis
Subkategori: Respirasi
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
obat
5. Monitor
efek
terapeutik
obat
6. Monitor
efek
samping dan
interaksi
obat
Terapeutik :
1. Lakukan
prinsip 6
benar
(pasien,obat,
Dosis,rute,w
atu
Dokumentas
i)
2. Dokumentas
ika
n pemberian
obat dan
respon
terhadap
obat
Edukasi :
1. Jelaskan
jenis
obat,alasa
pemberian,ti
Label Dx Kep : Gangguan Pertukaran Gas
Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eleminasi karbondioksida
pada membrane alveolus-kapiler
Kategori : Fisiologis
Subkategori: Respirasi
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
ndak
an yang
diharapkan
dan efek
samping
sebelum
pemberian
2. Jelaskan
faktor yang
dapat
meningkatka
n dan
menurunkan
efektifitas
obat
Label Dx Kep : Hipertermia
Definisi : Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
No
D TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
X
2. L.14134 I.15506 Observasi :
D. Termoregulasi Manajemen 1. Kondisi
01 Definisi : Pengaturan suhu tubuh agar Hipertermia dimana
30 tetap berada pada rentang normal. Observasi : terjadinya
Setelah diberikan perawatan 3x24 1. Identifikasi peningkatan
diharapkan termoregulasi membaik penyebab suhu tubuh
dengan kriteria hasil : hipertermia dengan
INDIKAT AWAL TARGE 2. Monitor suhu ketidakma
OR T tubuh mpuan
Takikardi 2 5 Terapeutik : tubuh untuk
(Cukup (Menuru 1. Sediakan meningkatk
meningka n) lingkungan an
t) yang dingin pengeluaran
n) pakaian n produksi
k) pendinginan 41°C
eksternal menunjuka
5. Berikan n proses
oksigen penyakit
Edukasi : infeksius
1. Anjurkan tirah akut,pola
Label Dx Kep : Hipertermia
Definisi : Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
No
D TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
X
baring demam
Kolaborasi : dapat
1. Pemberian membantu
cairan dan dalam
elektrolit diagnosis
intravena misalnya,ku
rfa demam
lanjut
berakhir
lebih dari
24 jam
menunjuka
n demam
remitten
(bervariasi)
hanya
beberapa
derajat pada
arah
tertentu
Terapeutik :
1. Suhu
ruangan
dirubah
untuk
mempertah
ankan suhu
Label Dx Kep : Hipertermia
Definisi : Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
No
D TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
X
mendekati
normal
2. Pakaian
yang
tipis,menye
rap keringat
dan longgar
akan
menurunka
n suhu
tubuh
3. Menjaga
pemenuhan
cairan
untuk
mencegah
terjadinya
hidrasi yang
akan
menyebabk
an
peningkatan
suhu tubuh
4.
G. Implementasi dan Evaluasi
Nama Pasien : Ny.S
Ruang : Dahlia :
No. Medrec : 444536
HARI/
No.
TANGGAL& IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
WAKTU
D. 0003 Senin
Gangguan
23 Agustus 1. Memonitor frekuensi,irama,
Pertukaran
Gas 2021 Kedalaman dan upaya nafas S : Klien mengatakan masih sesak nafas dan pusing
R : klien mengatakan masih agak O :
08.00 WIB sesak napas INDIKATOR AWAL SAAT INI TARGET
Dispnea 2 3 5
2. Mengauskultasi bunyi nafas (cukup (sedang) (menurun)
R : saat di auskultasi masih meningkat)
08.15 WIB terdapat suara tambahan (ronkhi) Bunyi nafas 3 4 5
tambahan (sedang) (cukup (menurun)
3. Memonitor saturasi oksigen menurun)
R : pasien masih terlihat sesak Pusing 2 3 5
08.30 WIB napas dengan saturasi 89% (cukup (sedang) (menurun)
HARI/
No.
TANGGAL& IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
WAKTU
Dispnea 2 5 5
(cukup (menurun) (menurun)
08.00 WIB R : jenis obat yang diberikan meningkat)
08.15 WIB paracetamol 3x500mg untuk Bunyi nafas 3 5 5
pereda nyeri efeknya mengantuk tambahan (sedang) (menurun) (menurun)
2.Menjelaskan faktor yang dapat Pusing 2 5 5
meningkatkan dan menurunkan (cukup (menurun) (menurun)
efektfitas obat meningkat)
R : untuk memastikan bahwa obat Nafas cuping 3 5 5
- obatan yang dikonsumsi bekerja hidung (sedang) (menurun) (menurun)
dengan aman dan efektif
Takikardia 3 5 5
(sedang) (menurun) (menurun)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
HARI/
No.
TANGGAL& IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
WAKTU
D. 0130 Jum’at 27 1. Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan susah untuk minum karena batuk
Agustus 2021 penyebab hipertermia hingga menjadi demam
Hiperter
08.00 WIB R : pasien mengatakan
mia O:
susah untuk minum karna
batuk hingga menjadi INDIKATOR AWAL SAAT INI TARGET
08.20 WIB Takikardi 2 3 5
demam
(cukup (sedang) (menurun)
2. Memonitor suhu tubuh
meningkat)
R : suhu: 37.5°C
Hipoksia 3 5 5
Akral hangat dan kulit
(sedang) (menurun) (menurun)
pasien panas Suhu tubuh 2 3 5
08.45 WIB
3. Menyediakan lingkungan (cukup (sedang) (menurun)
yang dingin meningkat)
R: suhu lingkungan
09.00 WIB mempengaruhi suhu tubuh A : Masalah belum teratasi ditandai dengan denyut
4. Melonggarkan atau jantung pasien masih cepat, suhu tubuh pasien sedikit
lepaskan pakaian menurun
R : pasien mengganti
pakaiannya dibantu oleh P : Intervensi dilanjutkan dengan mengidentifikasi
HARI/
No.
TANGGAL& IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
WAKTU
08.00 WIB sudah bisa minum karna INDIKATOR AWAL SAAT INI TARGET
Takikardi 2 5 5
sudah tidak merasakan
(cukup (menurun) (menurun)
batuk dan demam
09.30 WIB meningkat)
2. Memonitor suhu tubuh
Hipoksia 3 5 5
HARI/
No.
TANGGAL& IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
WAKTU
7. Memberikan oksigen
R : pasien mengatakan
sudah tidak sesak
8. Menganjurkan tirah baring
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan
Dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah : Darmayanti,S,Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun Oleh :
Penyusun
Kasus
1. Ny. K umur 38 tahun dirawat diruang nifas RS. Dustira, setelah
melahirkan anak ke 3, pasien melahirkan dengan cara sectiocaesarea
(SC) pada tanggal 20 Agustus 2021 pukul 08.00 atas indikasi (Ketuban
Pecah Sebelum Waktunya KPSW ). Pada saat dikaji tanggal 21-8-2021
pukul 07.00 pasien mengeluh nyeri luka operasi, sehingga pasien tidak
mau bergerak, skala nyeri 4, dan sering terbangun karena sakit. Hasil
pemeriksaan di dapatkan data pasien tampak meringis dan tidak mau
perutnya diperiksa, TTV : TD: 110/70 mmHg, N : 100x/menit, S : 37 0C, R :
20x/menit, badan lengket, dan mengatakan belum mengganti pembalut,
tampak luka operasi 10 cm, tertutup kain kasa, tidak tampak rembesan.
Pasien terpasang katheter dan produksi urin Pasien mengatakan anak ke
1 dan ke 2 melahirkan secara normal jadi sudah tahu cara menyusui dan
akan memberikan anaknya ASI sampai usia 2 tahun,
namunpasienmengatakan ingin lebih mengetahui tentang manfaat ASI.
Therapi :Cefotakxime 2x1 gram (IV), pronalges suppositoria 100 mg,
perawatan luka POD hari ke 3, hasil laboratorium batas normal
A. FORMAT TUGAS
1. Halaman Cover
(memuat judul Askep, tujuan penyusunan tugas, Nama kelompok, logo
Akper, dan tahun pembuatan )
2. Halaman Kata Pengantar
3. Halaman Isi
(memuatkasus yang telah didapat dan uraian Askep sesuai Kasus
yang telah didapat dengan format sebagai berikut)
C. PENGKAJIAN
5. Pegumpulan Data
m. Identitas
5) IdentitasKlien
Nama : Ny. K
Umur : 38 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga ( IRT )
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Golongan Darah : O
Diagnosa Medis : Post sectiocaesarea
Tanggal Masuk RS : 20 Agustus 2021 pukul 08.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 21 Agustus 2021 pukul 07.00 WIB
No. Medrec : RJ2021042804
Alamat : Kampung Rambutan rt 03/rw 12 No. 20
6) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. E
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Jenis pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan denganklien : Suami
Alamat : Kampung Rambutan rt 03/rw 12 No. 20
n. Riwayat kesehatan
9) Keluhan Utama
Nyeri luka operasi
10)Riwayat Kesehatan Sekarang
d) Alasan masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan melahirkan dengan cara sectiocaesarea (SC)
pada tanggal 20 Agustus 2021 pukul 08.00 atas indikasi (Ketuban
Pecah Sebelum Waktunya KPSW ).
e) Keluhansaat di kaji
- Lokasi : bagian abdomen
- Kualitas : Pasien tampak meringis
- Kuantitas atau keparahan : Skala nyeri 4
- Waktu meliputi awitan, durasi, atau frekuensi :Pada saat
dikaji tanggal 21-8-2021 pukul 07.00
- Situasi ketika masalah terjadi :pasien mengeluh nyeri luka
operasi, sehingga pasien tidak mau bergerak, dan sering
terbangun karena sakit.
- Faktor-faktor yang memperburuk dan mengurangi
gejala :pasien tidak mau perutnya diperiksa,
- Manifestasi yang berkaitan :
- Kondisi pasca persalinan
- fungsi penilaian terganggu
5.
Nutirsi
&Metabolisme
c. Makan
Frekuensi
Jenis 3x/hari 3x/hari
1 porsi makan kira – ½ porsi makan 7
kira 10 sendokNasi + sendok
sayur + tahu tempe Nasi + sayur + tahu,
Diet diselingi buah – tempe dan buah –
buahan buahan
Pantangan - -
Keluhan Tidak ada pantangan Tidak ada
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
d. Minum 8 gelas 4 gelas
Frekuensi ±2000 cc ±1000 cc
Jenis Air putih dan teh Air putih
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
6. Eliminasi
- BAB
Frekuensi
konsistensi
warna 2x/hari
bau Lembek Belum BAB
Keluhan Kuning khas feses
khas
Tidak ada
- BAK
frekuensi ±5x 500 cc perhari ±4x 500 cc / hari
warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Keluhan Tidak ada keluhan
7. Istirahat tidur
- Siang
- Malam
No Pola Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
8. Personal hygiene
Belum mandi
2x/hari Belum keramas
Mandi 1x/3 hari Belum gosok gigi
Keramas 2x/hari Belum gunting kuku
Gosokgigi 1x/minggu Pasien mengatakan
Tidak ada masalah badan lengket, dan
Gunting kuku
Masalah belum mengganti
pembalut
16)PolaToleransi-Koping Stres
Pasien mengatakan kalau ada masalah selalu di
musyawarahkan dengan suami, orang yang paling berarti dalam hidup
pasien adalah suami, pasien merasa cemas dengan kondisi
penyakitnya, tetapi pasien mencoba tenang dalam kamar perawatan.
Dan melakukan komunikasi dengan dokter menggunakan bahasa yang
digunakan.
17)Kognitif – perceptual
Dilihat dari respon pasien yang kooperatif pada saat di periksa
oleh perawat dan dokter. Pasien meminta bantuan perawat saat tidak
ada keluarganya, pasien bertanya tentang pengobatan sakitnya pada
dokter, pasien berkomunikasi menggunakan bahasa sunda dan
indonesia.
18)Konsep Diri
f) Gambaran Diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya,
pasien mengatakan bahwa dirinya mensyukuri anggota tubuh yang
pasien miliki sekarang.
g) Peran Diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang perempuan
dan seorang istri dari keluargannya.
h) Harga Diri
Pasien mengatakan kondisinya saat ini mempengaruhi harga
dirinya, dan pasien mengatakan bahwa dirinya merasa malu dan
tidak nyaman akan sakit yang dialaminya saat ini.
i) Identitas Diri
Pasien adalah seorang perempuan dan berpenampilan wajar
seperti dengan identitasnya.
j) Ideal Diri
Pasien mengatkan ingin segera sembuh dari sakitnya, dan
dapat pulang sehingga bisa berkumpul dengan keluarganya, serta
ingin kembali melakukan aktivitas.
19)Pola Hubungan dan Peran
Pasien mengatakan orang yang paling berharga dalam
hidupnya adalah istrinya.Pasien mampu menjalani hubungan baik
dengan orang lain yang ada di sekitarnya, saat dirumah pasien
mengikutikegiatan ronda dengan bapak-bapak dilingkungan rumahnya
sehingga saat sakit kerabatnya membessuk dan memberikan
semangat untuk sembuh.
20)PolaNilai dan Keyakinan
Pasien adalah seorang yang beragama islam yang selalu
berusaha menjalankan ibadah sesuai kemampuan pada kondisi
sedang sakit. Pasien selalu berdo’a agar cepat diberikan kesembuhan
seperti semulanya. Pasien percaya bahawa penyakitnya adalah
cobaan dari sang pencipta untuk terus bersyukur dan tidak berlebihan
dalam mengkonsumsi makanan, pasien mendapatkan dukungan dari
keluarganya untuk bisa sembuh dan sehat kembali.
p. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan Umum :
Penampilan : Kurang bersih
Kualitas : Compos mentis
Glasglow Coma Scale (GCS) : 15
E : 4 ( Membuka mata dengan spontan)
V : 5 ( Orientasi baik)
M : 6 ( Melakukan gerakan sesuai perintah)
1) Antropometri
a) Lingkar kepala : 55 cm
b) BB sebelum sakit : 70 kg
c) BB sesudah sakit : 62 kg
d) TB : 160 cm
e) BB ideal : (TB-100) - (TB-100x10%)
: (160 – 100) – (160 – 100 x 10%)
: (60) – ( 60 x 10 %)
: (60) – (6)
: 54 kg
f) IMT : BB/(TB)2
: 62/(1,60)2
: 62/2,56
: 24,2 (normal)
16)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (nadi, suhu, respirasi, dan
tekanan darah)
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Nadi : 100x / menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 37oC
17)Pemeriksaann kulit dan rambut
Kulit : Sawo matang, turgor kulit kembali < 3 detik , lembap, tidak
adanya edema dan lesi
Rambut :Rambut lurus, distribusi merata, sedikit ada kerontokan, tidak
ada lesi atau bekas luka
18)Kepala&Leher
Kepala : Normocepal, tidak ada lesi, ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkakan.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, posisi trakhea simetris di
tengah, tidak ada defiasi leher, tidak ada pembengkakan trakhea,
warna kulit merata dengan kulit lainnya, tidak ada pembengkakan
KGB.
19)Mata
Bentuk mata simetris kanan dan kiri, alis mata simetris, distribusi alis
merata, bulu mata melengkung keluar/ekstropion, tidak ada penurunan
kelopak mata yang abnormal/ ptosis, skelra berwarna putih,
konjungtiva merah muda, pasien mengatakan tidak memakai kaca
mata, penglihatan mampu membaca 30 cm. Lapang pandang bisa
mengikuti pergerakan jari perawat hingga berada di 70 derajat keatas
dan 80 derajat kebawah.
20)Hidung
Bentuk hidung simetris, septum nasal sejajar dengan nasal labia, tidak
ada pernafasan cuping hidung, tidak ada keluaran sekret ataupun
perdarahan, distribusi bulu hidung merata, membran mukosa berwarna
merah muda, tidak terdapat adanya polip, fungsi penciuman dapat
membedakan bau kopi dan mint, tidak ada nyeri tekan pada daerah
sinus atau daerah pipi.
21)Telinga
Telinga simetris kanan, kiri. Pina sejajar dengan kantus mata, telinga
agak sedikit kotor, sedikit ada serum, fungsi pendengaran normal
ditandai dengan membran timpani dapat mendengarkan suara rinne,
webber, swabach, tidak ada nyeri tekan di belakang telinga.
22)Mulut
Mulut simetris, mukosa bibir basah, jumlah gigi lengkap, sedikit karang
gigi, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi, lidah posisi
simetris di tengah, ovula terangkat ke atas saat pasien mengucapkan
A bergetar, tidak ada stomatitis pada palatum, tidak ada
pembengkakan daerah tonsil, fungsi perasa bisa merasakan manis
dan asin.
23)Leher
Perhatikan kesimetrisan, ada atau tidaknya massa maupun jejas pada
leher, perhatikan apakah tampak pembesaran kelenjar parotis,
submandibula, kelenjar getah bening dan tiroid, serta perhatikan
kesimetrisan trakea. Palpasi leher untuk mengetahui adanya massa
mengenai letak, bentuk, konsistensinya. Periksa reflek menelan klien.
Ada atau tidaknya peningkatan JVP
24)Dada/Thorak (Payudara, Jantung&Paru)
Kebersihan dada bersih, payudara simetris, bentuk dada simetris,
diameter antrior posterior 2 jengkal ke samping, berbanding tranfersal
1 jengkal di tengah dada atau 2:1, ekspansi dada kanan kiri seimbang,
tidak ada otot bantu pernafasan, warna kulit dengan kulit yang lain
merata, tidak ada luka memar, inspirasi lebih panjang dari pada
ekspirasi, bunyi suara nafas trakheal tubular. suara nafas pada
percabangan broncus bronkovesikuler, seluruh area lapang paru
ekspirasi lebih panjang suara nafas vesikuler. Katup aorta, pulmonal,
trikuspidalis dan mitral terdengar lupdup ,tidak teraba adanya KGB
atau pembengkakan kelenjar, tidak ada pengeluaran cairan dari puting
susu, pada saat di perkusi terdapat suara resonna, dan pekak di
bagian ICS 2 – 4 karena terdapat jantung. Dibagian dada tidak
terdapat benjolan, tumor, luka memar dan jejas, tidak ada keluhan
setelah dilakukan pemeriksaan,
25)Abdomen
Bentuk abdomen bergelombang, adanya pembengkakan , terdapat
luka bekas operasi, warna kulit sama rata, perkusi abdomen 4
kuadaran adanya nyeri lepas tekan, bising usus 8x/menit, pada saat
dipalpasi teraba adanya distensi kandung kemih dan teraba ballotment.
26)Genetalia, Anus Dan Rektum
Genetalia
Pemeriksaan genetalia dan anus, pasien mengatakan ada masalah
dan keluhan pada genetalia.
Pasien mengatakan belum mengganti pembalut, teraba adanya
distensi kandung kemih dan ballotment. warna urin kuning jernih , tidak
terdapat urin yang mengandung darah, bau yang khas, tidak ada luka
dan kelainan di area genetalia
Anus dan Rektum
Anus dan rektum dalam keadaan kurang bersih, warna sekitar anus
sama dengan area lainnya, belum BAB selama dirawat , tidak terdapat
kelainan seperti hemorid, tidak ada luka, tidak ada keluhan saat
pemeriksaan
27)Ekstremitas
c) Ekstremitas Atas :
Bentuk simetris, jari tangan lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari
kiri, tidak ada polidaktili dan sindaktili, tidak terdapat sianosis pada
tangan, CRT < 3 detik, turgor kulit < 3 detik, tidak ada edema, kuku
tidak ada clabing finger, dapat melakukan mobilisasi dengan bebas
untuk melakukan gerakan aktif atau pasif (fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, rotasi, pronasi,supinasi). Kekutan otot 5/5, reflek bisep ++/
++, reflek trisep ++/++, brakhialradialis ++/++, terdapat infus RL 20
tpm/menit pada tangan sebelah kanan, tangan sebelah kanan tidak
dapat bergerak secara akif karena terpasang infus.
d) Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris, tidak terdapat luka, jumlah jari kaki lengkap 10 jari,
5 jari kanan dan 5 jari kiri, dapat melakukan mobilisasi dengan
bebas untuk melakukan gerakan aktif atau pasif (fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi). Kekutan otot 5/5, reflek patella ++/++, reflek
achiles ++/++, babynski -/-.
q. Data penunjang
11)Laboratorium :
Hasi Nilai
No Tangga Jenis
l norma Satuan Ket
. l Pemeriksaan
LAB l
1 HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,2 11,6- g/dl Normal
Eritrosit 4,2 16,0 10˄6/uL Normal
Leukosit 14,5 4,0-5,5 10˄3/uL Normal
Hematokrit 36,0 4,0-10,0 % Normal
Trombosit 371 36,0- 10˄3/uL Normal
48,0
MV, MCH, MCHC 150-450
MCV
MCH 86,7 fL Normal
MCHC 29,4 Pq Normal
RDW 33,9 75,0- g/dL Normal
14,2 100,0 % Normal
HITUNG JENIS 25,0-
Basofil 32,0
Eusinofil 0,1 32,0- % Normal
Neutrofi Segmen 0,0 36,0 % Normal
Limfosit 86,7 10,0- % Normal
Monosit 9,1 16,0 % Normal
NLR 4,1 % Norma
0,0-1,0 l
1,0-5,0
50,0-
70,0
30,0-
70,0
4,0-8,0
12)Thorak photo
13)USG
14)CT Scan
15)Lain-lain
r. Therapy
6. Analisa Data
Nama Pasien : Ny. K
Umur : 38 tahun
No. Medrec : RJ2021042804
Ruang : Mawar.
N
Data Etiologi Masalah
o
periksa
c. TTV
TD : 110/70
mmHg
N : 100
x/menit
RR :
20x/menit
T : 37°C
Sectio Caesarea (SC)
DS :
- Pasien merasakan
badan lengket. Insisi dinding abdomen
- pasien
mengatakan belum
mengganti Tindakan anastesi
pembalut
DO :
Imobilisasi Defisit
2. - tampak luka
Perawatan Diri
operasi 10 cm.
-Pasien terpasang
katheter dan
Defisit perawatan diri
produksi urin
Edukasi
1. Jelaskan tanda
bahaya nifas
pada ibu dan
keluarga.
2. Ajarkan ibu
mengatasi nyeri
secara
nonfarmakologis
( mis. Teknik
distraksi,
Label Dx Kep : Ketidaknyamanan Pasca Partum
Definisi : perasaan tidak nyaman yang berhubungan dengan kondisi setelah
melahirkan.
Kategori : Psikologis
Subkategori: Nyeri dan Kenyamanan
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
imajinasi )
Kolaborasi
1. Rujuk ke
konselor
laktasi, jika
perlu.
Dukungan
D.010
Perawatan diri L.11103 Perawatan Diri I.
9
11348
tidak rasional
Terapeutik
1.Fasilitasi
mengidentifikasi
situasi perasaan
muncul dan respons
terhadapa situasi
2. Fasilitasi
Indikator Awa Tar mengidentifikasi
refleksi perasaan
l get
yang destruktif.
Verbalisasi
Edukasi
keinginan
- Membantu
melakukan 1 4 1. Ajarkan pasien untuk
perawatan menggunakan kelakukan
diri teknik perawatan dan
menghentikan kebersihan dri
Minat pikiran dan
melakukan substitusi pikiran
1 4 dengan dengan
perawatan
relaksasi otot
diri saat pikiran
bersalah terus
dirasakan.
2. Ajarkan
mengidentifikasi
pilihan untuk
mencegah,
mengganti,
menebus
kesalahan, dan
penyelesaian.
2. Implementasi dan Evaluasi
Nama Pasien :Ny. K
No. Medrec : RJ2021042804
Ruang : Mawar
HARI/
No.
TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
& WAKTU
2. Implementasi R/ SOAP
S : Pasien
mengatakan mulai
merasa nyaman
21 Agustus O : Pasiennampak
2021 pukul Keluhan tidak nyaman membaik
07.00 WIB
A : Masalah mulai
teratasi
P : Intervensi sedikit
dikurangi
membaik
A : Masalah mulai
teratasi
P : Intervensi sedikit
dikurangi
HARI/
No.
TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
& WAKTU
3. Implementasi R/ SOAP
S : Pasien
mengatakan ingin
melakukan
perawatan diri
Verbalisasi keinginan
O : Pasiennampak
melakukan
perawatan diri membaik
A : Masalah mulai
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
membaik
A : Masalah mulai
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi Keperawatan
dengan dosen pengampu mata kuliah Darmayanti, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun Oleh :
D. PENGKAJIAN
7. Pegumpulan Data
s. Identitas
7) Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 35 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Sunda
Golongan Darah : AB
Nama : Ny. B
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jenis pendidikan : SMK .
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Istri klien
Alamat : jl. Baros pasar no 39 kec cimahi selatan
t. Riwayat kesehatan
13) Keluhan Utama :
Pasien mengeluh sesak nafas
14) Riwayat Kesehatan Sekarang
f) Alasan masuk Rumah Sakit
Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk sduah 2 minggu tidak
sembuh-sembuh , ada panas badan , penurunan berat badan dan
berkeringat dingin dimalam hari.
g) Keluhan saat di kaji
-Pasien mengeluh sesak disertai batuk terutama pada malam hari, Pasien
juga mengatakan tidak nafsu makan. Keluarga mengatakan pasien
semakin kurus.
-Pasien mengatakan sulit mengeluarkan dahak
9. Nutirsi&Metabolisme
e. Makan 3x/hari
Baru 1x
Frekuensi
Nasi dan lauk pauk
Bubur
Jenis Tidak ada
Asam, yang keras-
No Pola Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
4x/hari
Air putih , soda air 3x/hari
berasa
f. Minum
Air putih
Tidak ada
Frekuensi
Jenis Mual muntah
Keluhan
10. Eliminasi
- BAB
2x sehari Baru 1x
Frekuensi
Padat Padat
konsistensi
Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
warna
Khas feses Khas feses
bau
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
- BAK
4x sehari Baru 2x
frekuensi
Kuning jernih Kuning jernih
warna
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
11. Istirahat tidur
- Siang 1 jam setengah
kualitas 2 jam
lama
- Malam 8 jam
kualitas 8 jam Tidak ada keluhan
lama Tidak ada keluhan
Keluhan
12. Personal hygiene
Mandi 2x sehari Belum
Keramas 3x seminggu Belum
Gosok gigi 3x sehari 1x
Gunting kuku 1 x seminggu Belum
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
23) Pola aktivitas Dan Latihan
Kemampuan perawatan diri meliputi :
Skor : 0=Mandiri 1=Dibantu sebagian 2=perlu bantuan orang lain
3=perlu bantuan orang lain dan alat 4=tergantung atau tidak mampu
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
MerapihkanDiri
Eliminasi (BAK)
Eliminasi (BAB)
Mobilisasi di tempat Tidur
Makan dan Minum
Ambulasi (Pindah)
31) Kepala&Leher
Kepala
Bentuk kepala oval, distribusi rambut merata, rambut berwarna hitam, tidak
ada terdapat benjolan dan massa pada saat dipalpasi tidak terdapat nyeri
tekan.
Mata
Bentuk kedua mata simetris, warna konjungtiva pucat, mata terlihat cekung,
sklera putih, reflek pupil isokor (ukuran pupil sama dengan kiri dan kanan)
fungsi penglihatan baik membaca tanpa memakai kacamata
Hidung
Bentuk hidung proposional, lubang hidung simetris anatara kiri dan kanan
tidsak ada bengkak dan sekret, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan
fungsi penciuman baik dapat mencium minyak kayu putih.
Telinga
Bentuk ke 2 telinga simteris , pina sejajar dengan kantus mata , tidak ada
serumen , tidak ada benjolan , fungsi pendengaran baik dapat mendengarkan
gesekan tangan
Mulut
Jumlah gigi 32, tidak ada lubang gigi atau caries gigi, mukosa bibir kering,
mukosa mulut bau, tidak ada lesi dan pendarahan, tidak ada pembesaran
tonsil, letak uvula di tengah.
Leher
Tidak ada pembesaran tiroid, pada saat menelan pergerakan trakea simetris,
pergerakan otot leher.
5 5
f) Ekstremitas Bawah
Bentuk kedua kaki simetris, tidak terdapat luka, dapat merasakan sensasi
halus, tajam, panas dan dingin gerakan ROM antara fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi dan rotasi baik, kekuatan otot 5 reflek patella dan Babinski ada.
5 5
w. Data penunjang
1) Laboratorium :
Jenis Hasil
No. Tanggal Nilai normal Satuan Ket
Pemeriksaan LAB
2) Thorak photo
3) USG
4) CT Scan
5) Lain-lain
x. Therapy
No Nama obat Dosis Rute Waktu Ket :
2 OAT-KDT: Oral
-2 tablet 4KDT
2HRZE
-500 mg streptomisin
SC
injeksi
8. Analisa Data
Nama Pasien : Tn A No. Medrec : 378683
Umur : 35 tahun Ruang : Malabar .
No Data Etiologi Masalah
DS : pasien mengeluh
mengeluh sesak
DO :
Faktor psikologis
2 - BB pasien 50 kg Defisit nutrisi
( keengganan untuk makan )
- Mukosa bibir
pasien tampak
kering
I. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas ( Cattan Aplikasikan cara penulisan
berdasarkan SDKI)
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas sulit untuk
mengeluarkan dahak dibuktikan dengan pasien mengeluh sesak nafas , respirasi
24x / menit
2. defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan di buktikan dengan
pasien mengeluh tidak nafsu makan, BB pasien 50 kg, Mukosa bibir pasien tampak
kering .
Kategori : Fisiologis
Subkategori: Respirasi
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
-Lakukan pisioterafi
dada, jika perlu
Kategori : Fisiologis
Subkategori: Respirasi
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
perlu
Edukasi
Kolaborasi
-Kolabprasi pemberian
bronkodilator, ekspetoran
,mukolitik , jila perlu
Terapeutik
Kategori : Fisiologis
Subkategori: Respirasi
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
-Berikan supelmen
makanan, jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan(miss, Pereda
nyeri,antiemetic), jika
perlu
10:10 wib
3. Mengukur tanda-tanda
nafas)
10:20 wib
4. Menganjurkan kepada
aktivitas.
HARI/
No.
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL&
DX
WAKTU
10:30 wib
meninggikan kepala
dengan menggunakan
tertekuk
10:40 wib
bernafas yang
08.10 WIB
mengidentifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrien
Respon:
Setelah dilakukan
identifikasi maka diketahui
jumlah kalori dan jenis
nutrien sesuai kebutuhan
pasien
08.15 WIB
Respon:
09.00 WIB
menyajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai
Respon:
Respon:
Respon:
Respon:
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan “ Asuhan Keperawatan” ini dengan
baik.
Selama proses pengerjaan dan penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas
dari berbagai hambatan dan rintangan. Akan tetapi bantuan, petunjuk, bimbingan serta
masukan-masukan dari berbagai pihak akhirnya dapat membantu penyusun untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
:
5. Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran dalam pembuatan laporan makalah ini
6. Ibu Darmayanti, S.,Kep.,Ners., M.Kep selaku dosen mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan di Kampus Akademi Keperawatan RS.Dustira.
Penyusun menyadari bahwa asuhan keperawatan ini tidak sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat berharga demi
kesempurnaan asuhan keperawatan. Penyusun juga berharap semoga yang tercantum
dalam asuhan keperawatan dapat berguna bagi kita semua terutama dalam bidang
Ilmu Keperawatan.
Penyusun
A. PENGKAJIAN
1. Pegumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Tn. K
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1-Teknik Industri
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Golongan Darah : A
Diagnosa Medis : Gastroesophageal reflux disease
Tanggal Masuk RS : 6 Desember 2020 pukul 07.00
Tanggal Pengkajian : 7 Desember 2020 pukul 07.00
No. Medrec : 120956
Alamat : Bandung Raya No. 45
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jenis pendidikan : S1-PGSD
Pekerjaan : Guru SD
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Bandung Raya No. 45
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Keram Perut
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk Rumah Sakit
Pada hari sabtu 6 Desember 2020 pukul 07.00 WIB pasien mengeluhkan
kram perut, mual dan muntah-muntah kemudian oleh istri pasien dibawa
ke UGD RS Dustira dikarenakan mengetahui riwayat penyakit terdahulu
suaminya memiliki penyakit magh maka dari itu istri pasien memutuskan
untuk segera membawa suaminya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan
pertolongan. Pasien sebelum ditangani dilakukan pemeriksaan swab
antigen dan dinyatakan hasil pemeriksaannya Non-Reaktif serta
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil Tekanan Darah :
120/80mmHg, Nadi : 88X/menit, Respirasi : 24X/menit, dan Saturasi 36 ̊C
kemudian sudah diberikan infus RL untuk mengganti cairan pasien yang
keluar dikarenakan muntah-muntah.
b) Keluhan saat di kaji
Pasien mengeluh nyeri perut, disertai nyeri menelan, mual dan muntah,
perut kembung serta susah untuk buang angin. Pasien mengatakan
tenggorokan panas seperti terbakar dan pasien merasakan nyeri dibagian
abdomen terdengar suara hipertympani dan saat di palpasi terdapat Nyeri
tekan epigastrik. Nyeri menjalar dari bagian tenggorokan kebagian perut
disekitar abdomen dengan skala nyeri 5 (1-10) dengan menggunakan skala
numeric rating scale, nyeri dirasakan tidak menentu.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Menurut Ny. R (istri) Pasien memiliki riwayat penyakit magh yang sudah
lama.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita pasien. keluarga pasien juga
mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung dan Asma maupun penyakit
menular seperti HIV/AIDS, Hipatitis dan TBC.
1. Nutirsi&Metabolisme
a. Makan
Frekuensi 2x sehari tidak 3x sehari
menghabiskan Menghabiskan kan
makanan 1 porsi. makanan 1 porsi.
b. Minum
2. Eliminasi
- BAB
- BAK
3. Istirahat tidur
- Siang
- Malam
4. Personal hygiene
Mandi
Berpakaian
Merapihkan Diri
Eliminasi (BAK)
Eliminasi (BAB)
Mobilisasi di tempat
Tidur
Makan dan Minum
Ambulasi (Pindah)
6) Konsep Diri
a) Gambaran Diri
Klien mengatakan menerima keadaan dan menganggap dirinya orang yang
sabar. Klien merasa lebih baik dan senang karena ada keluarga dan
perawatnya selalu memberi dukungan.
b) Peran Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang suami yang harus menafkahi
istrinya dan ingin segera sembuh
c) Harga Diri
Klien tidak merasa harga dirinya kurang tidak ada masalah dengan harga
dirinya saat ini.
d) Identitas Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya merupakan seorang laki-laki yang
memiliki kepribadian dan penampilan sebagai laki-laki.
e) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan segera pulang sehingga pasien
semangat untuk sembuh
4. Suara nafas
Suara nafas terdengar normal tidak adanya penambahan suara akibat
nafas berat, bunyi pada bagian paru-paru terdengar resonan (sonor), pada
lokasi trakea terdengar lebih keras dan tinggi inspirasi sama dengan ekspirasi,
karakteristik suara nafas pada bagian bronchial terdengar keras dan tinggi
seperti trakea namun lebih rendah, suara nafas pada bagian bronkovesicular
suara keras dan tinggi inspirasi sama dengan ekspirasi, kemudian pada bagian
vesicular terdengar rendah inspirasi lebih panjang dari ekspirasi.
5. Bunyi jantung
Bunyi jantung terdengar tinggi dan memiliki intensitas maksimum
pada bagian aorta dan pulmonal, sedangkan bunyi pada bagian triskuspidalis
dan mitral suaranya lebih rendah dengan intensitas waktu lama.
6. Punggung
1. Punggung bersih tidak adanya jerawat, tidak adanya luka, tidak adanya luka
bekas operasi, warna kulit merata dengan warna kulit yang lain, tulang
7. Abdomen
Bentuk abdomen rata tidak ada benjolan disekitar abdomen, warna abdomen
merata dengan warna kulit yang lainnya, tidak ada lesi ataupun luka bekas
operasi. Frekuensi bising usus 3x/menit tidak normal, saat diperkusi di daerah
abdomen terdengar suara hipertympani dan saat di palpasi ringan terdapat
Nyeri tekan epigastrik, perkusi ginjal tidak terdapat nyeri dan , tidak ada nyeri
saat palpasi kandung kemih.
9. Ekstremitas
a) Ekstremitas Atas
1. Panjang tangan kanan dan kiri sama panjang, tidak ada luka, warna kulit
merata, jumlah jari lengkap
2. Akral terasa hangat
3. Turgor kulit kembali secara cepat tidak adanya perlambatan.
4. CRT normal kembali berubah kurang dari 3 detik
5. kondisi kuku bersih dan tidak panjang
6. Kekuatan otot dapat melawan gravitasi yang diberikan perawat
7. ROM (Range Of Motion) dapat melaksanakan perintah dengan baik
seperti (Flexsi, ekstensi, abduksi, hiperekstensi, adduksi, eletasi, rotasi luar
dan rotasi dalam.
8. Reflex bisep terdapat kontraksi otot bisep dengan sedikit supinasi
lengan bagian bawah(+), reflex trisep adanya kontraksi menyentak yang
dirasakan oleh perawat (+), reflex brachioradialis adanya sentakan pada
bagian tangan(+).
b) Ekstremitas Bawah
Kaki simetris dan sama pamjang, kebersihan kaki bersih, warna kulit
merata, bentuk kaki normal, tidak adanya depormitas, kekuatan otot kaki
dapat melawan gravitasi yang diberikan perawat, jumlah jari 10 masing-
masing 5 pada kaki kanan dan kaki kiri 5, tidak adanya varices, akral
terasa hangat, turgor kulit dapat kembali dengan cepat tanpa adanya
perlambatan, CRT (Capillary Rafil Time) normal kembali berubah kurang
dari 3 detik, tidak adanya cekungan pada saat pemeriksaan pitting edema,
ROM (Range Of Motion) dorsoflesikan dan plantarfleksikan pergelangan
kaki, stabilkan tumit kedalam dan keluar, stabilkan tumit dan putar telapak
kaki kedepan kedalam dan keluar, fleksikan jari kaki pada sensi
metatarsofalang dapat dilaksanakan dengan baik, Reflex patella adanya
kontraksi otot kuadrisep gerakan menyentak akstensi kaki (+), Reflex
Achilles gerakan menyentak kaki (+), Reflex Babinski gerakan dorsofleksi
ibu jari, jari yang lain meregang (-).
1 07 Hematologi
Desembe
r 2020
Hemoglobin 14,7 11,0- g/dL Normal
16,0
2 07 Hitung Jenis
Desembe
r 2020
11. Therapy
No Nama obat Dosis Rute Waktu Ket :
2. Analisa Data
Nama Pasien : Tn. K No. Medrec : 120956
Umur : 45 tahun Ruang : Cikuray .
No Data Etiologi Masalah
meningkat
↓
Menimbulkan erosi dan
kontraksi otot
↓
Merangsang naciseptor di
thalamus
↓
Nyeri
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas ( Cattan Aplikasikan cara penulisan
berdasarkan SDKI)
1. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal berhubungan dengan intoleransi makanan
dibuktikan dengan nyeri/kram abdomen.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) dibuktikan
dengan mengeluh nyeri.
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama Pasien : Tn. K
Ruang : Cikuray
No. Medrec : 120956
Nyeri Observasi
menurun
1. Identifikasi ststus 4. Mengetahui dan
Kram nutrisi mengkaji kebutuhan
abdomen nutrisi dan intake
cukup 2. Identifikasi makanan Memonitor
menurun alergi dan asupan makanan
intoleransi yang masuk kedalam
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Definisi : Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurangnya aktivitas
peristaltik gastrointestinal
Kategori : Fungsional
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
(PPNI, 2017)
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
makan nutrisinya.
11. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient
yang dibutuhkan,
jika perlu
Nyeri Akut
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Kategori : Psikologis
Subkategori: Nyeri dan Kenyamanan
(PPNI, 2017)
No
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
makanan Indikato A T S
Rospon: kllien r
bersedia ditanya Nyeri 5 1 1
08.00 WIB Kram 5 1 2
tentang keluhan
Abdome
alergi dan ketidak
n
08.15 WIB mampuan makan Mual 5 1 1
3. Menanyakan Muntah 5 1 2
A : Disfungsi
makanan
Motilitas
yang disukai
Gastrointestinal
Respon : Pasien
sudah teratasi.
memberitahu
P : Intervensi
08.15 WIB tentang makanan
Dihentikan.
yang disukainya
4. Mengidentifik
asi kebutuhan
09.00 WIB kalori dan
jenis nutrien
Respon : Pasien
bersedia untuk
diidentifikasi dan
09.05 WIB dihitung kebutuhan
kalori dan jenis
nutrien yang cocok
dengan keluhannya
5. Memonitor
09.05 WIB asupan
makanan
Respon : Pasien
bersedia untuk
dimonitor asupan
HARI/
No.
PARA
TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
F
DX
& WAKTU
makanan yaitu 3x
Respon : Pasien
bersedia ditentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan oleh
ahli gizi.
diidentifikasi nyeri
non verbal yang
dirasakan.
4. Memberikan
teknik non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Respon : Pasien
bersedia
melakukan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri yang
dirasakan.
5. Menjelaskan
penyebab
periode dan
pemicu nyeri
Respon : Pasien
mampu
menjelaskan
penyebab periode
dan pemicu nyeri.
6. Mengkolabor
asi pemberian
analgetik
Respon : Pasien
bersedia jika akan
diberikan obat
analgetik.
KONSEP DOKUMENTASI KEPERAWATAN Tunggul Sri Agus Setyaningsih, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Definisi ❖ Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. ❖ DOKUMENTASI
KEPERAWATAN adalah bentuk tanggung jawab perawat untuk mencatat dan menyimpan
semua data proses keperawatan yang telah dilakukan pada klien. Komponen Model
Dokumentasi Keterampilan Komunikasi Keterampilan Dokumentasi Keterampilan Standar
Dokumentasi Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. 02 Mengidentifikasi
status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan
tindakan, dan mengevaluasi 01 Tujuan Utama Dokumentasi 02 Jaminan mutu (kualitas
pelayanan Hukum 01 Manfaat Dokumentasi 03 Komunikasi 04 Keuangan 07 Akreditasi 05
Pendidikan 06 Penelitian Standar Dokumentasi Diartikan sebagai ukuran atau model
terhadap sesuatu mencakup kualitas, karakteristik, properties, dan performen yang
diharapkan dalam suatu tindakan, pelayanan dan seluruh komponen yang terlibat. Standart
dokumentasi sbg petunjuk dan arah terhadap PENYIMPANAN dan PENCATATAN yang benar.
1. Isi setiap data masuk, tanggal, waktu, aspek legal, judul dan identifikasi individu/perawat 2.
Penggunaan simbol atau singkatan yang disepakati 3. Prosedur koreksi jika terjadi kesalahan 4.
Prosedur untuk pencatatan perintah verbal 5. Tanggal pencatatan 6. Penggunaan formulir
standart 7. Prosedur untuk pencatatan tindakan pengobatan. Tanggung Jawab Perawat 1.
Menjaga Akurasi 2. Mencatat semua tindakan keperawatan yang dilakukan 3. Mencatat
semua komponen proses keperawatan sesuai dengan waktu pelaksanaan Prinsip dokumentasi
Perhatikan dalam pendokumentasian Jangan menghapus menggunakan tip-ex Jangan
menulis komentar yang bersifat mengkritik Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin
Catat hanya fakta secara akurat dan reliable Jangan biarkan pada akhir catatan perawat
kosong Semua catatan harus dapat dibaca Mulai mencatat dengan waktu dan diakhiri
dengan TTD Aspek legal pendokumentasian Dokumentasi legal Catatan medis akurat
merupakan dokumentasi legal Pendokumentasian akurat adalah salah satu pertahanan diri
terbaik terhadap tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan Hukum “Asuhan
yang tidak didokumentasikan adalah asuhan yang tidak dilakukan”. 4 masalah komunikasi
yang umum dalam malpraktik disebabkan oleh tidak adekuatnya dokumentasi : Tidak
mencatatkan waktu yang tepat ketika peristiwa terjadi Lalai untuk mencatat pesanan lisan/
lalai untuk mendapat tanda tangan dari instruksi lisan tersebut Mencatatkan tindakan
sebelum dilakukan untuk menghemat waktu Mendokumentasikan data yang tidak tepat
Meminimalkan liabilitas melalui dokumentasi dan hubungan klien yang efektif Meminimalkan
resiko hukum: Mengikuti standar perawatan Memberikan perawatan kesehatan yang
kompeten Mengembangkan hubungan yang saling percaya, empatik dengan klien
Mendokumentasikan dengan hati-hati, lengkap dan objektif sebagai bukti standar asuhan
keperawatan yang diberikan. Dokumentasi tepat waktu dan jujur Kerahasiaan Informasi
rahasia yang diperoleh ketika merawat klien bisa menjadi hak istimewa dan dengan demikian
kebal terhadap pengungkapan dibawah hukum. Inform Consent Merupakan persetujuan
seseorang untuk memperoleh sesuatu yang terjadi. Berdasar pemberitahuan (informasi
penuh) tentang resiko penting yang potensial, keuntungan, dan alternatif. Instruksi dokter
Perawat diwajibkan untuk mengikuti instruksi dokter kecuali jika salah/membahayakan klien.
Semua pesanan harus dinilai dan tertulis. Tugas ! • Baca buku yang terkait dengan
dokumentasi keperawatan. SEKIAN DAN TERIMA KASIH 2021 E-Learning 2021 Tunggul Sri Agus
Setyaningsih, S.Kep.,Ners.,M.Kep Tehnik Dokumentasi & Pelaporan Komunikasi multidisiplin
dalam tim perawatan kesehatan Cara perawat bertukar informasi tentang kondisi klien •
Pelaporan Pertukaran informasi lisan atau tertulis yang disebarkan diantara pemberi
perawatan kesehatan dalam sejumlah cara, mis ; kondisi klien, hasil lab. • Catatan Komunikasi
tertulis permanen yang mendokumentasikan informasi yang relevan dengan manajemen
perawatan kesehatan klien,mis; catatan klinik • Konsultasi = diskusi Pemberi perawatan
profesional memberikan saran formal tentang perawatan klien kepada pemberi perawat
lainnya, mis; konferensi pilihan terapi non medis terbaik Tipe pencatatan secara mendasar
untuk mengkomunikasikan informasi tentang klien 1. Identifikasi klien dan data demografi
klien 2. Surat izin untuk pengobatan dan prosedur 3. Riwayat keperawatan saat masuk 4.
Diagnosa kep atau masalah kep 5. Rencana Askep atau multidisiplin 6. Catatan tentang
tindakan askep dan evaluasi 7. Riwayat medis 8. Diagnosa medis 9. Pesanan terapeutik 10.
Catatan perkembangan medis dan disiplin kesehatan 11. Laporan px. Fisik 12. Lap. Px.
Diagnostik 13. Ringkasan prosedur operatif 14. Rencana pemulangan dan ringkasan
pemulangan Dokumentasi dan tujuan pencatatan • Komunikasi • Tagihan finansial • Edukasi •
Pengkajian • Riset • Audit dan pemantauan • Dokumentasi legal Contoh kriteria pelaporan
dan pencatatan • Gejala : Deskripsi episode, lokasi, keparahan, awitan, faktor pencetus,
frekuensi dan durasi, faktor pemberat dan pereda • Tanda :Lokasi tanda, deskripsi kualitas
temuan faktor pemberat dan pereda, awitan • Tindakan : waktu pemberian, peralatan yang
digunakan, respon klien (+)/(-) • Perilaku kl/ : awitan, PL , fakt. Pencetus, respon/tindakan kep,
respon kl/ • Pemberian medikasi : waktu pemberian, pengamatan yang diperlukan, respon kl/,
tindakan. • Penyuluhan kesehatan: Informasi/topik, metode, sumber, bukti respon kl/ •
Perencanaan pulang: tujuan/hsl yang diperkiraan, kemajuan, kebutuhan tehadap
sumber/rujukan, keterlibatan kl/ dalam renc. Perawatan. Pedoman dokumentasi dan
pelaporan kualitas • Dasar faktual • Keakuratan • Kelengkapan • Keterkinian Temuan yang
harus dikomunikasikan waktu kejadian : 1. TTV 2. Persiapan medikasi atau pengobatan 3.
Persiapan untuk pemeriksaan diagnostik 4. Perubahan status 5. Penerimaan, pemindahan,
pemulangan, atau kematian 6. Pengobatan untuk perubahan mendadak dalam status
kesehatan • Organisasi • Kerahasiaan Dokumentasi Perawatan Kesehatan • Jangka Panjang
dan dirumah Format yang lazim digunakan untuk mendokumentasikan perawatan dirumah: ▪
Pengkajian klien ▪ Sumber rujukan informasi/ format masukan ▪ Rencana perawatan spesifik-
disiplin ▪ Rencana tindakan dokter ▪ Lembar medikasi ▪ Catatan perkembangan klinis ▪ Lain-lain
(catatan konferensi, format pesanan lisan, panggilan melaui telepon) ▪ Ringkasan pemulangan
▪ Laporan kepada pembayar pihak ke tiga (mis asuransi) 1. Informasi untuk perawat
perawatan kesehatan di rumah ▪ Uraikan intervensi keperawatan ▪ Uraikan informasi yang
telah dijelaskan pada klien ▪ Uraikan kemampuan klien untuk melakukan keterampilan
perawatan kesehatan ▪ Jelaskan keterlibatan anggota keluarga dalam perawatan ▪ Uraikan
sumber-sumber yang dibutuhkan di rumah Format ringkasan pemulangan 2. Informasi untuk
klien ▪ Gunakan deskripsi yang jelas, singkat dalam kata-kata klien sendiri ▪ Berikan deskripsi
langkah demi langkah tentang cara melakukan prosedur; pertegas penjelasan dengan instruksi
tertulis ▪ Identifikasi tindakan kewaspadaan yang harus dipatuhi klien ketika melakukan
perawatan diri atau pemberian obat ▪ Menelaah tanda dan gejala komplikasi yang harus
dilaporkan pada dokter ▪ Sebutkan nama dan nomor telepon dari pemberi perawatan
kesehatan kepada siapa kl/ dapat menghubungi. Pelaporan Ringkasan aktivitas atas
pengamatan yang dilihat, dilakukan, didengar. 1. Laporan pertukaran tugas • Sistem
komunikasi ditujukan pada pertukaran informasi penting yang diperlukan untuk perawatan
klien yang aman dan holistik • Memberikan kontinuitas perawatan yang lebih baik di antara
perawat yang merawat klien. • Menegakkan pertanggunggugatan perawat dalam keyakinan
bahwa perawat klien tidak terputus • Sebaiknya dilakukan dengan cepat, efisien •
Menguraikan status kesehatan kl dan memungkinkan staf berikutnya mengetahui tindakan
selanjutnya • Dapat dilakukan dengan lisan, perekaman, ronde disamping TT. Hal yang
dilakukan dalam laporan pergantian tugas • Berikan hanya informasi dasar penting ttg kl/ •
Identifikasi Dx. Kep kl/ dan penyebab yang berhubungan • Gambarkan tentang pengukuran
objektif atau pengamatan tentang kondisi klien dan respon kl/ terhadap masalah kesehatan :
tekankan perubahan terakhir yang terjadi • Ceritakan hanya informasi keluarga yang signifikan
jika ada kaitannya dengan masalah kesehatan kl/ • Secara kontinu menelaah renc.
pemulangan bersinambungan • Sampaikan pada staf perubahan signifikan sejalan dengan
terapi yang diberikan • Gambarkan instruksi yang diberikan dalam renc. penyuluhan dan
respons kl/ • Evaluasi hasil dari tindakan kep atau perawatan medis • Nyatakan dengan jelas
mengenai prioritas kepada staf yang akan bertugas berikutnya 2. Lap. Telepon ➢Harus
didokumentasikan secara permanen dalam format tertulis jika peristiwa signifikan telah trjadi
pd kl/ ➢Jelas, akurat, singkat Hal yng perlu didokumentasikan oleh perawat: ▪ Kapan
hubungan telepon dilakukan ▪ Siapa yang melakukan ▪ Siapa yang dihubungi ▪ Kepada siapa
informasi telah diberikan ▪ Informasi apa yang telah diberikan ▪ Informasi apa yang telah
diterima 3. Instruksi Per Telepon (IT) ➢Jika dokter terdengar terburu-buru di telepon gunakan
pertanyaan klarifikasi untuk menghindari kesalahpahaman ➢Dengan jelas sebutkan nama kl/,
nomor ruangan, dan diagnosis kl/ ➢Ulangi setiap instruksi yang ditentukan untuk di dengar
dokter tersebut ➢Tulis instruksi melalui telepon dengan mencakup tanggal dan waktu, nama
kl/, perawat, dan dokter; dan pesanan yang lengkap. ➢Ikuti kebijakan lembaga; beberapa
institusi mengharuskan agar pesanan per telepon atau pesanan lisan ditelaah dan di
tandatangani oleh 2 perawat ➢Minta juga agar dokter menandatangani pesanan dalam batas
waktu yang ditentukan oleh institusi (biasanya 24 jam) 4. Lap. pemindahan klien Informasi,
meliputi : ➢ Nama kl/, usia, dokter primer, dan diagnosis medis ➢ Ringkasan kemajuan medis
sampai waktu pemindahan ➢ Status kesehatan terakhir (fisik dan psikologis) ➢ Diagnosa
keperawatan terakhir atau masalah dan rencana perawatan ➢ Segala pengkajian atau
intervensi penting yang harus segera dilakukan setelah pemindahan (membantu perawat
penerima untuk menetapkan prioritas asuhan). ➢ Segala pertimbangan spesifik, seperti status
isolasi atau status resusitasi ➢ Kebutuhan peralatan khusus 5. Laporan kecelakaan ➢ Harus
dilporkan secara ringkas dan akurat, disaksikan dan dituliskan. Laporan kesalahan medikasi : ▪
Deskripsi ringkas, akurat ▪ Penambahan informasi relevan dan tidak memaafkan kesalahan ▪
Mencatat segala reaksi yang merugikan yang dialami kl/ Pedoman menyelesaikan laporan
kecelakaan dengan tepat • Perawat yang menyaksikan kecelakan atau yang menemukan kl/
pada saat kecelakaan harus membuat laporan • Perawat menggambarkan secara spesifik apa
yang terjadi dalam istilah yang ringkas, objektif • Perawat tidak menginterpretasikan atau
berupaya untuk menjelaskan penyebab dari kecelakaan • Perawat menggambarkan secara
objektif kondisi ketika kl/ ketika kecelakaan ditemukan • Segala tindakan yang dilakukan oleh
perawat, perawat lain, atau dokter pada saat kecelakaan harus dilaporkan • Tidak ada
perawat yang disalahkan dalam lap. Kecelakaan • Laporan diserahkan pada petugas
administrator yang berwenang • Perawat tidak boleh membuat salinan dari laporan
kecelakaan untuk file pribadinya (dapat digunakan dalam sidang pengadilan) Metoda
pencatatan Dokumentasi naratif • Metode kuno untuk pencatatan • Tidak ada satupun urutan
yang “tepat” untuk mencatat peristiwa klien • Perawat menggunakan beragam format •
Mudah digunakan dalam situasi darurat (pesanan sederhana, kronologis, dan biasa digunakan
perawat) • Kurang disenangi sebagian lingkungan keperawatan Kr/ cenderung subjektif,
kurang struktur/terorganisasi, kurang analisis serta pembuatan keputusan yang kritis pada
pihak perawat. Dokumentasi Terkomputerisasi (rekomendasi the Institute of Medicine) • The
computer-based patient record (CPR) 1. Mengandung daftar masalah yang menyebutkan
semua masalah klinik klien dan status dari setiap masalah yang dapat diperbaharui. 2.
Mendukung pencatatan dan pengukuran sistematik tentang status kesehatan klien dan
kemampuan fungsi dalam meningkatkan evaluasi yang lebih tepat, rutin dari hasil perawatan
klien. 3. Berfungsi untuk mendokumentasikan rasional klinik untuk pengambilan keputusan
tentang perawatan klien berdasarkan logis dari semua diagnosis atau konklusif terkandung
dalamnya. 4. Memuat catatan sepanjang umur tentang peristiwa yang dapat mempengaruhi
kesehatan seseorang dengan memadukan catatan dari berbagai lingkup dan periode waktu
(dapat melihat kesejahteraan/ keberhasilan perawatan kesehatan). 5. Kerahasiaan informasi
perawatan kesehatan harus terjamin untuk semua sistem 6. Pemberi perawatan kesehatan
yang berwenang yang terlibat langsung dalam perawatan klien akan dapat mengakses CPR
secara simultan dan dari jarak jauh. 7. Memungkinkan pengguna untuk menurunkan informasi
secara berurutan dan untuk memilih berbagai format guna pemeriksaan dan
mengintepretasikan informasi (menelaah dari riwayat masa lalu). 8. Pengetahuan lokal/ jarak
jauh, data dasar administratif, sistem dapat terhubung (akses untuk riset literatur). 9.
Membantu proses pemecahan masalah klinik dengan memberi perawat alat analisis
pembuatan keputusan, pengingat klinik, pengkajian resiko prognostik, dan alat bantu klinik
lainnya. 10. Mendukung pengumpulan data terstruktur dengan cara mendukung secara
adekuat entri data langsung oleh praktisi dan menyimpan informasi tersebut sesuai dengan
standarisasi. 11. Kualitas dan biaya perawatan dapat dievaluasi 12. Fleksibel, dapat diperluas
untuk mendukung informasi dasar hari ini, dan kebutuhan setiap spesialitas dan subspesialitas
klinik Model dokumentasi keperawatan • SOR (Source Oriented Record). • Problem-Oriented
Record • POR (Progress-Oriented Record) • CBE (Charting-By Exception) • PIE (Problem
Intervention and Evaluation) • FOCUS • Core dokumentasi SEKIAN DAN TERIMA KASIH SISTEM
INFORMASI KESEHATAN DARMAYANTI, S.KEP., NERS., M.KEP PEMBAHASAN 01 02 03 04
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI KESEHATAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN DI RS
SISTEM DOKUMENTASI KEPERAWATAN MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN KONSEP
DASAR SISTEM INFORMASI KESEHATAN KONSEP DASAR SISTEM 4 3 2 1 seperangkat elemen y
ang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Kumpulan elemen terdiri
dari manusia, mesin prosedur, dokumen, data atau elemen lain yang terorganisir dari elemen-
elemen tersebut. suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu
tujuan. Sekumpulan benda yang me miliki hubungan di antara mereka 2.Pendekatan pada
komponen/elemen menunjuk pada interaksi elemen-elemen untuk mencapai suatu tujuan
tertentu Konsep dasar sistem menekankan pada dua pendekatan yaitu prosedur dan elemen.
1. Pendekatan procedural menunjuk pada jaringan kerja yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan KONSEP SISTEM INFORMASI Sekumpulan
komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memperoses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan &
pengawasan dalam suatu organisasi. (Kenneth dan Jane) Dimensi dalam Sistem Informasi,
yaitu: Organisasi Teknologi Manajemen 01 02 PENGERTIAN SIK Gabungan perangkat
dan prosedur untuk me ngelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sd pemberian
umpan balik informasi) u/ mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Merupakan salah satu dari 6 “building
block ” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara Di tatanan Sistem
Kesehatan Nasional, SIK m erupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pa da sub sistem
manajemen, Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan) Medical product, vaccine, &
Technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan ) Health worksforce (tenaga
medis) Health system financing (system pembiayaan kesehatan ) Health information system
(sistem informasi kesehatan). Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah).
Tujuan SIK Memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif
kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana
teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas. Agar dapat mentransformasi data yang
tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi..
Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan,
memantau perkembangan dan meningkatkannya . Pemberdayaan individu dan komunitas
dengan cepat dan mudah dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan
kesehatan . KEBIJAKAN SIK 1. Mewujudkan SIK yangterintegrasi, menyediakan data secara real
time , muda h diakses dan berfungsi sebagaisistem pendukung pengambilan keputus an
(Decision Support System). 2. Penguatanmanajemen SIK pada semua tingkat sistem kesehatan
dititikberatkan pada ketersediaan standar operasionalyang jelas, pengemba ngan dan
penguatan kapasitas SDM,dan pemanfaatan TIK, serta pengua tan advokasi bagi pemenuhan
anggaran. 3. Peningkatan kerjasama lintas program dan lintassektor untuk meningkatk an
statistik vital melalui upaya penyelenggaraan Registrasi Vital di seluruh wil ayah Indonesia dan
upayainisiatif lainnya. 4. Penetapan kebijakan dan standar SIK dilakukan dalam kerangka
desent ralisasi di bidang IK terintegrasi 5. Pengembangan bank data kesehatan dengan
memperhatikan kebutuhan pemangku kepentingan, mudah diakses, dengan memperhatikan
prinsip kerahasiaan dan etika bidang kesehatan/kedokteran, KEBIJAKAN SIK 6. Pemanfaatan
TIK menuju upaya pengumpulan data disaggregate/individu. 7. Pengembangan SDM pengelola
data dan infokes dengan kerjasama PT dan lintassektor terkait. 8. Pengembangan dan
penyelenggaraan SIK dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
lintassektor dan masyarakat. 9. Peningkatan budaya penggunaan data melalui advokasi
terhadap pimpinan di semua tingkat dan pemanfaatan forum-forum informatika kesehatan
yang ada. 10. Peningkatan penggunaan solusi-solusi eHealth untuk mengatasi mas alah
infrastruktur, komunikasi, dan kekurangan sumberdaya manusia dalam sistem kesehatan.
KEDUDUKAN SIK DALAM SKN • SIK disebut sebagai salah satu dari 7 komponen yang mendu
kung suatu sistem kesehatan, dimana system kesehatan tidak bisa berfungsi tanpa satu dari
komponen tersebut. • SIK mempunyai potensi untuk membantu dalam meningkatkan efisiensi
dan transparansi proses kerja • SIK merupakan bagian dari subsistem manajemen, informasi
dan regulasi kesehatan. Subsistem manajemen dan informasi kesehatan diselenggarakan guna
menghasilkan fungsi -fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan
dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang enyelenggaraan upaya
kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna MASALAH SIK MASALAH UMUM SIK
Kurang akurat,kurangsesuaikebutuhan,dan kurang cepatnya data dan informasi yang
disajikan. Data yang harus dicatat dan dilaporkan diunit-unit operasional sangat banyak,
sehingga beban para petugas menjadi berat. Prosespengolahan data menjadi lama,
sehinggahasilpengolahan data menjadilama, menyebabkan hasilnya menjadi tidak tepat waktu
ketikadisajikan dan diumpanbalikkan. Data yang dikumpulkan terlalu banyak dibanding
kebutuhannya, maka banyak data yang akhirnya tidak dimanfaatkan MASALAH SPESIFIK SIK
Sistem Informasi Kesehatan Masih Terfragmentasi Sebagian Besar Daerah Belum Memiliki
Kemampuan Memadai Pemanfaatan Data dan Informasi oleh ManajemenBelum Optimal
Kurangnya Pemanfaatan Data dan Informasi Kesehatan oleh Masyarakat Pemanfaatan
Teknologi Telematika Belum Optimal Dana untuk Pengembangan SistemInformasi Kesehatan
Terbatas Kurangnya Tenaga Purna-waktu untuk Sistem Informasi Kesehatan SISTEM
INFORMASI KEPERAWATAN DI RS IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN DI RS
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN & PEALAPORANNYA STANDAR OPERATIONAL PROCEDUR
JADWAL DINAS PERAWAT & PERHITUNGAN ANGKA KREDIT STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Dx Kep implementasi Intervensi evaluasi SISTEM DOKUMENTASI 1. Dokumentasi
Keperawatan Manual • Dokumentasi keperawatan, secara tradisional didefinisikan sebagai
lembar dan narasi catatan pasien. • Awalnya dirancang untuk menunjang kebutuhan perawat
berpikir, sintesis ondisi pasien, dan komunikasi tentang pasien. Contoh 1: Rencana Asuhan Kep
Contoh 2: Catatan Keperawatan Temuan Hasil Penelitian 2011 55,1% Perawat di US masih
mengkomunikasikan informasi pasien yang dikumpulkan berbasis kertas. Perawat
menggunakan dokumentasi keperawatan berbasis kertas sebagai alat pendukung untuk terus
menilai, merencanakan, mengintervensi, dan mengevaluasi pasien untuk mengoptimalkan
kesehatan mereka (Ammenwerth et al., 2003; Bjorvell et al., 2003). Temuan Hasil Penelitian
TETAPI….. • Perawat menggunakan dokumentasi keperawatan berbasis kertas untuk
mengumpulkan dan berkomunikasi tentang informasi pasien seringkali tidak dapat dipahami
dengan baik • Kemampuan menulis manual tidak lagi dipandang sebagai metode yang
menguntungkan untuk mengkomunikasikan informasi pasien (Robles, 2009) 2. Dokumentasi
Keperawatan Elektronik Manfaat Efisiensi waktu untuk penilaian yang terperinci
Standarisasi pengkajian dan rencana keperawatan dengan kemampuan untuk menyesuaikan
sesuai kebutuhan Sejumlah besar data dapat disimpan di tempat yang kecil Informasi
dapat ditransfer secara otomatis atau “menghuni” ke area data yang lain Peningkatan
keamanan seperti akses yang dilindungi kata sandi untuk masuk ke data pasien. Temuan Hasil
Penelitian Dokumentasi keperawatan elektronik memperkenalkan fitur baru, seperti copy
dan paste (Siegler & Adelman, 2009), tatap muka secara elektronik (Kroth, Belsito, Overage &
McDonald, 2001) dan pilihan menu asuhan keperawatan terstruktur (Kossman &
Scheidenhelm, 2008), tidak ditemukan di dokumen kertas. Fitur-fitur ini dapat mengubah
bagaimana perawat menggunakan dokumentasi untuk dicatat, membuat keputusan, dan
berkomunikasi dgn tim kesehatan lainnya dan oleh karena itu mungkin berdampak pada
peningkatan kualitas perawatan (Nemeth, Nunnally, O'Conn or, & Cook, 2006). Komponen-
komponen dalam Dokumentasi Keperawatan Elektronik • Penulisan instruksi-instruksi:
perawat, tim kes lain • Pemberian pengobatan: Pemberian pengobatan dengan Bar-coded •
Pendokumentasian asuhan keperawatan Format terstandar • Pengingat klinis Dukungan
pengambilan keputusan untuk pasien • Manjemen asuhan keperawatan/pembagian beban
kerja – Kardex electronik – Whiteboards – Matrik staff Tantangan Dokkep Elektronik
Heterogenitas praktik keperawatan membuat sangat sulit untuk mengembangkan aplikasi
yang berguna secara luas Kurangnya pendidikan di sebagian besar program keperawatan
berarti bahwa praktisi seringkali kurang mahir dalam mengoperasikan sistem Sistem tidak
standar dan sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain Bahkan ketika perawat belajar
sistem dan cara mengoperasikannya, pengetahuan mereka seringkali sangat spesifik dan tidak
dapat dipindah tangankan Pekerjaan keperawatan sangat luas - berkisar dari tugas yang
sangat spesifik hingga sangat kognitif Sulit membuat aplikasi yg akan menangani asuhan kep
secara luas dan sesuai kedalaman yang diperlukan Membutuhkan fleksibilitas yang cukup
besar dalam aplikasi tidak umum! MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN SOR (SOURCE
ORIENTED RECORD) POR (PROBLEM ORIENTED RECORD PIE (PROBLEM INTERVENTION &
EVALUATION) PROGRESS NOTE CBE (CHARTING BY EXCEPTION) FOCUS SOR (SOURCE
ORIENTED RECORD) MODEL INI MENEMPATKAN CATATAN ATAS DASAR DISIPLIN ORANG
ATAU SUMBER YANG MENGELOLA PENCATATAN SUATU MODEL PENDOKUMENTASIAN
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN YANG BERORIENTASI PADA SUMBER INFORMASI
ADMINSTRASI DOKTER PERAWAT FISIOTERAPIS AHLIGIZI DLL SOR (SOURCE
ORIENTED RECORD) LEMBAR PENERIMAAN LEMBAR ORDER DOKTER LEMBAR RIWAYAT
MEDIK CATATAN PROSES KEPERAWATAN CATATAN DAN LAPORAN KHUSUS Contoh
Pencatatan SOR Tanggal Waktu Sumber Catatan Perkembangan Perawat Catatatan meliputi :
Pengkajian, DX Kep,, intervensi, implementasi, evaluasi tindakan dan hasil. Perawat Nama dan
tanda tangan Dokter Catatan meliputi : observasi keadaan pasien, evaluasi kemajuan pasien,
identifikasi masalah baru dan penyelesaiannya, rencana tindakan dan pengobatan terbaru.
Dokter Nama dan tanda tangan SOR (SOURCE ORIENTED RECORD) • KEUNTUNGAN
MENYAJIKAN DATA SECARA BERURUTAN DAN MUDAH DIIDENTIFIKASI MEMUDAHKAN
PERAWAT UNTUK BEBAS MENENTUKAN BAGAIMANA INFORMASI DI CATAT
MENYEDERHANAKAN PROSES PENCATATAN MASALAH • KERUGIAN DATA BISA
TERFRAGMENTASI KESULITAN MENCARI DATA SEBELUMNYA PENGKAJIAN HARUS LEBIH
DALAM UNTUK MENENTUKAN MASALAH SEKARANG WAKTU PEMBERIAN ASUHAN
KEPERAWATAN LAMA KESULITAN ANALISA PERKEMBANGAN KLIEN SULIT DIMONITOR
POR (PROBLEM ORIENTED RECORD) Pendekatan orientasi masalah pertama kali dikenalkan
oleh Dr. Lawrence Weed tahun 1960 dari Amerika Serikat yang kemudian disesuaikan
pemakaiannya oleh perawat. Dalam format aslinya pendekatan orientasi masalah ini dibuat
untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegritas
dengan sistem ini semua tim petugas kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar
masalah. Beberapa istilah yang berhubungan dengan sistem pencatatan ini yaitu : 1 .PORS :
Problem Oriented Record, juga dikenal sebagai orientasi pada masalah 2 .POR : Problem
Oriented Record 3. POMR : Problem Oriented Medical Record Model ini memusatkan data
tentang klien didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Sistem dokumentasi
jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter,
perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada klien. POR
(PROBLEM ORIENTED RECORD) DATA DASAR DAFTAR MASALAH DAFTAR AWAL RENCANA
ASUHAN CATATAN PERKEMBANGAN Pencatatan POR Krtiteria Daftar Masalah • Data yang
telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan tanggal identifikasi masalah. •
Daftar masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu dengan klien
ataupun orang yang diberi tanggungjawab untuk menuliskannya. • Daftar ini berada pada
bagian depan status klien. • Tiap masalah diberikan tanggal, nomor, rumusan masalah, serta
nama perawat yang menemukan masalah tersebut Jenis Catatan Perkembangan • SOAP, yaitu
Subjective (data subjektif), Objective (data objektif),Analisist (analisa), Planning (perencanaan)
• SOAPIER, yaitu Subjective (data subjektif), Objective (data objektif), Analisist (analisa),
Planning (perencanaan), Implementation (implementasi atau tindakan), Evaluation (evaluasi),
dan Reassessment (penaksiran/ peninjauan kembali/ pengkajian ulang). • PIE, yaitu : Problem
(masalah), Intervention (rencana tindakan),Evaluation (evaluasi) Contoh Form Dokumentasi
Model POR Data dasar Daftar masalah Rencana intervensi Catatan perkembangan DS: 1. 1. S O
A P 2. DO: 3. DS: 2. 1. S O A P IE POR (PROBLEM ORIENTED RECORD) • KEUNTUNGAN
BERFOKUS PADA PENYELESAIAN MASALAH PENCATATAN TENTANG KONTINUITAS DARI
ASKEP EVALUASI DAN PENYELESAIAN MASALAH SECARA JELAS DICATAT DATA YANG PERLU
DI INTERVENSI DIJABARKAN DALAM RENCANA TINDAKAN • KERUGIAN PENDEKATAN
PENGOBATAN DAPAT BERSIFAT NEGATIF KESULITAN AKAN TIMBUL JIKA PENCATATAN YANG
SEBELUMNYA BELUM DILAKUKAN KESULITAN MEMASUKAN JENIS MASALAH PENCATATAN
KEGIATA N RUTIN KURANG PIE (PROBLEM INTERVENTION & EVALUATION) • SUATU
PENDEKATAN ORIENTASI PROSES PADA DOKUMENTASI DENGAN PENEKANAN PADA PROSES
KEPERAWATAN DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN • PROSES DOKUMENTASI PIE DIMULAI
PENGKAJIAN WAKTU KLIEN MASUK DIIKUTI PELAKSANAAN PENGKAJIAN SISTEM TUBUH
SETIAP PERGANTIAN JAGA (8 JAM) DATA MASALAH HANYA DIPERGUNAKAN UNTUK ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN JANGKA WAKTU YANG LAMA DENGAN MASALAH YANG KRONIS
INTERVENSI YANG DILAKSANAKAN DAN RUTIN DICATAT DALAM “ FLOWSHEET “ CATATAN
PERKEMBANGAN DIGUNAKAN UNTUK PENCATATAN NOMOR INTERVENSI KEPERAWATAN
YANG SPESIFIK BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH YANG SPESIFIK PIE (PROBLEM
INTERVENTION & EVALUATION) KARAKTERISTIK PIE PROSES DOKUMENTASI DIMULAI DARI
PENGKAJIAN DATA HANYA DIPERGUNAKAN UNTUK ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
JANGKA WAKTU YANG PANJANG INTERVENSI YG DILAKSANAKAN DICATAT RUTIN CATATAN
PERKEMBANGAN DIGUNAKAN UNTUK PENCATATAN NOMOR INTERVENSI KEPERAWATAN
YANG SPESIFIK INTERVENSI DITANDAI DENGAN HURUF “I” PENGARUH INTERVENSI DI
TANDAI DENGAN HURUF “E“ SETIAP MASALAH YANG DIIDENTIFIKASI DIEVALUASI SETIAP
PERGANTIAN JAGA PIE (PROBLEM INTERVENTION & EVALUATION) • KEUNTUNGAN
MEMUNGKINKAN PENGGUNAAN PROSES KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN DAN
CATATAN PERKEMBANGAN DAPAT DIHUBUNGKAN MEMUNGKINKAN PROSES
KEPERAWATAN SECARA KONTINU GAMBARAN KLIEN DARI AWAL DATANG SAMPAI PULANG
MUDAH DIBACA • KERUGIAN TDAK DAPATA DIGUNAKAN OLEH SEMUA DISIPLIN ILMU
PEMBATASAN RENCANA YANG TIDAK APLIKATIF UNTUK BEBERAPA SITUASI KEPERAWATAN
3. PROGRESS NOTES Terdapat tiga jenis : 1. Catatan perawat Harus ditulis oleh perawat tiap 24
jam, meliputi berbagai informasi tentang : • Pengkajian • Tindakan keperawatan mandiri • 3
Tindakan keperawatan kolaboratif / instruksi dokter • Evaluasi keberhasilan tiap tindakan
keperawatan • Tindakan yg dilakukan oleh dr tetapi mempengaruhi tindakan keperawatan •
Kunjungan berbagai team kesehatan misalnya ; visite dokter, pekerja sosial dan lain lain. 2.
Lembar alur ( Flowsheet ) Memungkinkan perawat mencatat hasil observasi atau pengukuran
yang dilakukan secara berulang dan tidak perlu ditulis secara naratif termasuk data klinik klien
tentang TTV, BB, jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian obat 3.
Discharge Notes ( Catatan Pemulangan dan ringkasan rujukan ) Dipersiapkan ketika pasien
akan dipulangkan atau dipindahkan pada tempat perawatan lain guna perawatan lanjutan.
Discharge Notes ditujukan untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan homecare dan juga
informasi pada klien. Informasi untuk tenaga kesehatan mencakup : 1 Menguraikan tindakan
keperawatan. 2 Menguraikan informasi yang disampaikan pada klien. 3 Menguraikan
kemampuan klien dalam melakukan 4. ketrampilan tertentu seperti menggunakan obat dan
lain – lain. Informasi untuk klien hendaknya : 1 Menggunakan bahasa yang singkat jelas dan
mudah dipahami oleh klien. 2 Menjelaskan langkah – langkah prosedur tertentu misalnya cara
menggunakan obat di rumah, perlu diberi petunjuk tertulis. 4. CBE (Charting By Exeption) CBE
adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif hasil atau penemuan yang
menyimpang dari keadaan normal atau standar. Keuntungan CBE yaitu mengurangi
penggunaan waktu untuk mencatat sehingga lebih banyak waktu untuk asuhan langsung pada
klien, lebih menekankan pada data yang penting saja, mudah untuk mencari data yang
penting, pencatatan langsung ketika memberikan asuhan, pengkajian yang terstandar,
meningkatkan komunikasi antara tenaga kesehatan, lebih mudah melacak respons klien dan
lebih murah. CBE mengintegrasikan 3 komponen penting, yaitu : 1 Lembar alur (flowsheet) 2
Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik 3 Formulir diletakkan di tempat tidur
klien sehingga dapat segera digunakan untuk pencatatan dan tidak perlu memindakan data. 6.
Focus ( Process Oriented System ) Pencatatan Focus adalah suatu proses orientasi dan klien
fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan. Jika
menuliskan catatan perkembangan, format DAR ( Data – Action – Response ) dengan 3 kolum.
1. Data : Berisi tentang data subyektif dean obyektif yang mengandung dokumentasi fokus. 2.
Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan berdasarkan
pengkajian / evaluasi keadaan klien. 3. Response : Menyediakan keadaan respon klien
terhadap tindakan medis atau keperawatan. Keuntungan 1 Istilah focus lebih luas dan positif
dibandingkan penggunaan istilah “Problem” 2 Pernyataan focus, pada tingkat yang tinggi,
adalah diagnosa keperawatan Kerugian 1. Penggunaan pencatatan action dapat
membingungkan, khususnya tindakan yang akan atau yang telah dilaksanakan. 2. Penggunaan
Focus pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada rencana tindakan keperawatan Thank
you Tunggul Sri Agus Setyaningsih, S.Kep.,Ners.,M.Kep PENGKAJIAN KEPERAWATAN PROSES
KEPERAWATAN Pengkajian Diagnosa Perencanaan Evaluasi Implementasi PENGKAJIAN
KEPERAWATAN Effendy, 1995 ⚫ pemikiran dasar dari proses keperawatan ⚫ untuk
mengumpulkan informasi atau data klien, ⚫ mengidentifikasi, mengenali masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien (fisik, mental, sosial dan lingkungan) Mc Farland & mc
Farlane, 1997 mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien mencakup klien,
keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. Dongoes... pengumpulan data pasien
secara sistematis, meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual, kognitif, kemampuan
fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya hidup. melalui wawancara, pengumpulan
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan diagnostik, dan review catatan
sebelumnya. Perhatian selama pengkajian ⚫ Pahami keseluruhan situasi klien ⚫ Informasi
lengkap : masa lalu, saat ini & potensi masalah klien (Gordon, 1987;1994) ⚫ Klien sebagai
sumber informasi primer. ⚫ Sumber informasi sekunder Pengkajian yang sistematis : ⚫
kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien ⚫ dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit
(initial assessment) ⚫ selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment) ⚫
pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (reassessment). TUJUAN
PENGUMPULAN DATA ⚫ Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien ⚫
menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien ⚫ menilai keadaan kesehatan klien ⚫
membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah berikutnya.
KARAKTERISTIK DATA 1. Lengkap 2. Akurat dan nyata 3. Relevan Sumber data 1. Klien sendiri
sebagai sumber data utama (primer) 2. Orang terdekat 3. Catatan klien 4. Riwayat penyakit 5.
Konsultasi 6. Hasil pemeriksaan diagnostik 7. Catatan medis dan anggota tim kesehatan
lainnya 8. Perawat lain 9. Kepustakaan JENIS DATA 1. Data Objektif ⚫ pengukuran dan
rabaan, sentuhan dan pendengaran ⚫ Bertujuan untuk mengumpulkan data tentang masalah
yang dihadapi klien Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi : 1. Tidak
selalu dijelaskan secara terinci apabila akan meningkatkan kecemasan klien 2. Menyangkut
aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien 3. Hasilnya didokumentasikan 3. PEMERIKSAAN
FISIK Inspeksi ⚫ Postur & tinggi ⚫ Gerakan tubuh ⚫ Nutrisi ⚫ Pola bicara 3. PEMERIKSAAN
FISIK Palpasi ⚫ Temperatur ⚫ Turgor ⚫ Bentuk ⚫ Kelembaban ⚫ Vibrasi ⚫ Ukuran oedem