Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Qada dan Qadar......................................................... 2
2.2 Kaitan dan Hubungan Qada dan Qadar....................................... 2
2.3 Ikhtiar ......................................................................................... 3
2.4 Hubungan antara Qada dan Qadar dengan Ikhtiar....................... 4
2.5 Takdir........................................................................................... 5
2.6 Hikmah beriman kepada Qada dan Qadar .................................. 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Iman Kepada Qadha
dan Qadar ” yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas Aqidah . Tak
lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap
kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen bidang mata kuliah Aqidah dan
mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di ambil manfaatnya oleh
semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya Aqidah
MAKALAH MENYAKINI QADA DAN QADAR
MELAHIRKAN SEMANGAT BEKERJA
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat
warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan
(tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak
satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah
terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan bencana-
bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah
longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa
kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan bekal keyakinan
terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak
pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri
dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah
ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh
manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan
Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih,
dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap
muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.
Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik
maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat
berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa
permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini.
B . Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut
bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada setiap
mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut
bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau
timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar dalam keseharian
sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah percaya
sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya
ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali. Iman kepada
qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah SAW bersabda
yang artinya : “Iman adalah kamu percaya kepada allah, para malaikat, kitab-
kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik maupun
buruk.” (HR. Muslim)
Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah
yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima
malam seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau
bahagia? ‘ Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu
bertanya lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? ‘
Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya,
umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa
ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim)
Allah berfirman :
Artinya : “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu,
melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
(QS. Al-Hadiid:22)
2. MACAM-MACAM TAKDIR
a. Takdir Mu’allaq
Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang
memungkinkan dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia. Allah
berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga
mereka itu mengubah nasibnya sendiri.” (Ar-Radu : 11)
Allah berfirman :
Allah berfirman :
Artinya : “Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan
permohonanmu.” (Al-Mu’minun ayat 60)
b. Taqdir Mubram
Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan
terjadinya kiamat dan sebagainya. Qada’ & qadar Allah SWT yang berhubungan
dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang
mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui qada’dan qadarnya melalui
usaha dan ikhtiar.
Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan
dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti
itulah ,seorang murid akan bekerja keras agar biasa sukses, pedagang akan hidup
hemat agar usahanya berkembang, dan sebagainya. Allah SWT berfirman:
Artinya:“ Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan
sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).”(Q.S.An-Najm,
39-40)
Dengan percaya qada’ dan qadar, manusia akan sadar bahwa kehidupan
adalah ujian-ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental
yang teguh pendirian,berani menghadapi tantangan,tahan uji,dan tidak menyerah
pada kesulitan.Cobaan harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan jernih, dicari
jalan keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan kepada
Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan
suatu saat akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:
d)Tawakal
Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam
istilah agama, tawakal artinya berserah dirisepenuhnya kepada Allah SWT dalam
menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut Imam
Al-Ghazali, tawakal artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam
menghadapi setiap kepentingan.
Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah
tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya,
juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat
berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang dengki. Ia pun
mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun usahanya dalam
memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu,
kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya.
Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang
bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah,
yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan sesuatu yang tidak berguna,
ridha dengan kehinaan, dan tidak menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman
kepada qadar membawa pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan
mereka dari kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir.
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri
untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan
nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia
akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman Allah:
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya),
dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta
pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil
usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan,
ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan
itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu
menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang
begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada
qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan
dan keberhasilan itu. Firman Allah:
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas
ayat 77)
d. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak
mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah
Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada
seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.Oleh karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan
bersabar,sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya
baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.Karena dalam kaitan dengan
takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus
menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik
dari Allah.
B. SARAN