Askep Cks
Askep Cks
BAB I
PENDAHULUAN
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang
ada, baik di buku, jurnal maupun di internet.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Cedera kepala adalah suatu gangguan trauma dari otak disertai/tanpa perdarahan intestinal
dalam substansi otak, tanpa diikuti terputusnya kontinuitas dari otak (Nugroho, 2011).
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak
atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala
(Suriadi dan Yuliani, 2001).
Menurut Brain Injury Assosiation of America (2001), cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul
maupun trauma tajam. Deficit neorologis terjadi karena robekannya subtansia alba, iskemia, dan
pengaruh massa karena hemorogik, serta edema serebral disekitar jaringan otak (Batticaca,
2008).
Berdasarkan defenisi cedera kepala diatas maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan
bahwa cedera kepala adalah suatu cedera yang disebabkan oleh trauma benda tajam maupun
benda tumpul yang menimbulkan perlukaan pada kulit, tengkorak, dan jaringan otak yang
disertai atau tanpa pendarahan.
Gambar 1. Gambaran Umum Cedera Kepala
B. Klasifikasi
Cedera kepala dapat dilasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Mekanisme
a. Trauma Tumpul : adalah trauma yang terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor, kecelakaan
saat olahraga, kecelakaan saat bekerja, jatuh, maupun cedera akibat kekerasaan (pukulan).
b. Trauma Tembus : adalah trauma yang terjadi karena tembakan maupun tusukan benda-benda
tajam/runcing.
2. Berdasarkan Beratnya Cidera
The Traumatic Coma Data Bank mengklasifisikan berdasarkan Glasgow Coma Scale ( Mansjoer,
dkk, 2000) :
a. Cedera Kepala Ringan/Minor (Kelompok Risiko Rendah) yaitu, GCS 14-15, pasien sadar dan
berorientasi, kehilangan kesadaran atau amnesia < dari 30 menit, tidak ada intoksikasi alkohol
atau obat terlarang, klien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing, tidak terdapat fraktur
tengkorak, kontusio, hematom , tidak ada kriteria cedera sedang sampai berat.
b. Cedera Kepala Sedang (Kelompok Risiko Sedang) yaitu GCS 9-13 (konfusi, letargi dan stupor),
pasien tampak kebingungan, mengantuk, namun masih bisa mengikuti perintah sederhana, hilang
kesadaran atau amnesia > 30 menit tetapi < 24 jam, konkusi, amnesia paska trauma, muntah,
tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle, mata rabun, hemotimpanum, otorhea atau
rinorhea cairan serebrospinal).
c. Cedera Kepala Berat (Kelompok Risiko Berat) yaitu GCS 3-8 (koma), penurunan derajat
kesadaran secara progresif, kehilangan kesadaran atau amnesia > 24 jam, tanda neurologis fokal,
cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi cranium.
C. Etiologi
Penyebab cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas, perkelahian, jatuh, cedera olah raga,
kecelakaan kerja, cedera kepala terbuka sering disebabkan oleh pisau atau peluru (Corwin,
2000).
ADO
Suplay nutrisi ke otak
Suplay oksigen ke otak
Cedera Kepala
Kerusakan Syaraf Otak
Laserasi
Resiko Infeksi
Kecelakaan
Pukulan
Jatuh dari Ketinggian
Tusukan
Tembakan
Cedera Kepala Ringan
Cedera Kepala Sedang
Cedera Kepala Berat
Asam laktat
Perubahan metabolisme anaerob
hipoxia
Produk atp
Edema jaringan otak
Energi <
Fatigue
Vasodilatasi serebri
Nyeri Akut
Peningkatan TIK
Defisit self care
ADO
Penekanan pembuluh darah & jaringan cerebral
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
Penurunan kesadaran
Penumpukan sekret
Pola nafas tidak efektif
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Gambar 2. Pathway Cedera Kepala Berat
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari cedera kepala tergantung dari berat ringannya cedera kepala, yaitu:
1. Perubahan kesadaran adalah merupakan indikator yang paling sensitive yang dapat dilihat
dengan penggunaan GCS ( Glascow Coma Scale).
2. Peningkatan TIK yang mempunyai trias Klasik seperti: nyeri kepala karena regangan dura dan
pembuluh darah; papil edema yang disebabkan oleh tekanan dan pembengkakan diskus optikus;
muntah seringkali proyektil.
F. Komplikasi
1. Perdarahan intra cranial
2. Kejang
3. Parese saraf cranial
4. Meningitis atau abses otak
5. Infeksi
6. Edema cerebri
7. Kebocoran cairan serobospinal
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medik cedera kepala yang utama adalah mencegah terjadinya cedera otak
sekunder. Cedera otak sekunder disebabkan oleh faktor sistemik seperti hipotensi atau hipoksia
atau oleh karena kompresi jaringan otak (Tunner, 2000). Pengatasan nyeri yang adekuat juga
direkomendasikan pada pendertia cedera kepala (Turner, 2000).
Penatalaksanaan umum adalah:
1. Nilai fungsi saluran nafas dan respirasi
2. Stabilisasi vertebrata servikalis pada semua kasus trauma
3. Berikan oksigenasi
4. Awasi tekanan darah
5. Kenali tanda-tanda shock akibat hipovelemik atau neurogenik
6. Atasi shock
7. Awasi kemungkinan munculnya kejang.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Nn. F
Umur : 14 tahun
Alamat : Doplang RT 05/03 Purworejo
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Belum bekerja
Diagnosa medis : Cedera kepala berat
Tanggal masuk RS : 30 Januari 2013 jam 18.00 wib
Tanggal pengkajian : 31 Januari 2013 jam 07.00 WIB
No RM : 264623/1071353
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : swasta
Alamat : Doplang RT 05/03 Purworejo
Hubungan dengan klien : Ayah
1. Kepala
Kepala klien normocephalic, rambut klien panjang lurus, rambut kotor terdapat darah yang
mengering pada rambut, penyebaran rambut merata.
2. Muka
Wajah tanpak simetris, warna kulit tidak pucat, terdapat hematom pada dahi kanan ±12 cm
3. Mata
Mata simetris, Konjungtiva anemis, Sklera anikterik, edema pada palpebrae, pupil anisokor,
reaksi pupl terhadap cahaya menurun.
4. Telinga
Posisi daun telinga simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat serumen, tidak ada pengeluaran darah
maupun cairan.
5. Hidung dan sinus
Lubang hidung simetris, septum hidung tepat di tengah, tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
tidak terdapat pengeluaran cairan atau darah dari hidung, oksigen terpasang 3 lpm dengan nasal
kanul, terpasang NGT
6. Mulut dan tenggorokan
Bibir terletak tepat ditengah wajah, warna bibir merah muda, tidak kering, terdapat luka pada
bibir bagian bawah, tidak sianosis, tidak ada kelainan congenital, terdapar sekret pada
tenggorokan dan mulut, terpasang mayo, tidak terdapat lidah jatuh, mulut klien berbau tidak
sedap, suara nafas gargling
7. Leher
Tidak terdapat jejas di leher, tidak terdapat pembengkakan, tidak terdapat pembesaran kelenjar
limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
8. Thorak
Inspeksi thoraks
Thoraks simetris, klien tidak menggunakan otot bantu nafas (retraksi dada), pergerakan dinding
dada sama, pernafasan 28 x/menit, warna kulit merata.
Palpasi
Gerakan paru saat inspirasi dan ekspirasi sama, tidak terdapat massa, tidak terdapat fraktur
thorak.
Perkusi thoraks
Perkusi paru resonan.
Auskultasi thoraks
Tidak terdapat suara tambahan di paru-paru
9. Jantung
Heart rate 132x/menit, perkusi jantung pekak
10. Payudara
Payudara simetrs, letak puting susu tepat di tengah areola, tidak terdapat benjolan di sekitar
payudara.
11. Abdomen
Bentuk abdomen datar, warna kulit normal, kulit tubuh tampak kotor, kulit elastis, tidak terdapat
lesi ataupun nodul masa, tidak terdapat striae maupun spider nevy, bising usus 10x /menit,
perkusi timpani.
12. Genetalia dan perineal
Klien terpasang kateter ukuran 16, urine berwarna kuning jernih, terdapat penyebaran sedikit
rambut di mons pubis, tidak terdapat luka, labia minora dan mayora simetris, tidak berbau dan
tidak mengeluarkan cairan yang abnormal, terdapat anus.
13. Ekstremitas
Ekstremitas atas : terpasang infus ukuran 22 di tangan kanan, tangan kiri deformitas
Ekstemitas bawah : terdapat VE pada lutut kiri, dan bula di kaki kanan, tidak terdapat edema.
H. Pengkajian pola sistem
1. Pola persepsi dan managemen terhadap kesehatan
Klien saat ini mengalami koma, klien terbaring lemah dan gelisah. Keluarga klien mengatakan
saat ini yang paling penting anaknya dapat segera sadar, sehat dan dapat kembali kerumah
berkumpul dengan kluarga.
2. Pola nutrisi dan metabolic (diit dan pemasukan makanan)
Makanan
Keluarga Klien mengatakan saat dirumah klien biasa makan 3x/hari dengan lauk pauk dan
sayuran, minum 5-6 gelas sehari. Setelah dirumah dan semenjak tidak sadarkan diri klien
dipuasakan sampai tidak terdapat ulcer, terpasang infus RL 20 tts/menit.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa BAB 1x/hari pagi hari. Dan Saat
sakit klien belum pernah BAB, cateter terpasang dengan urin keluar 300 cc per 12 jam.
4. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien banyak menghabiskan waktunya di luar
rumah untuk bermain dengan teman-temanya. Klien dapat memenuhi kebutuhanya sehari-hari
tanpa dibantu keluarga. Saat sakit klien dengan tidak sadarkan diri hanya berbaring di tempat
tidur dengan kondisi lemah, semua kebutuhan sehari-harinya di bantu oleh perawat dan keluarga.
5. Pola istirahat : tidur
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa tidur jika sudah larut malam klien
sering bergadang dengan teman-temannya sebelum tidur. Klien biasa tidur pukul 23.00-07.00,
tidur siang kadang-kadang. Saat ini klien dalam keadaan tidak sadar
6. Pola kognitif dan persepsi
Keluarga klien mengatakan klien tertutup, klien lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah.
Klien saat ini tidak sadarkan diri dalam kondisi gelisah.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Keluarga klien mengatakan saat ini anaknya tidak sadarkan diri, terdapat bengkak pada dahi
sebelah kanan, pada kaki sebelah kanan terdapat bula dan yang dipikirkan saat ini yaitu
kesembuhan anaknya agar anaknya bisa pulang kerumah berkumpul dengan keluarga.
8. Pola peran hubungan
Keluarga klien mengatakan saat ini klien dapat berhubungan baik dengan lingkungan, baik
kepada keluarga, tetangga, dan teman-temannya. Saat klien dirawat dirumah sakit pun keluarga,
tetangga, dan teman-temannya menjenguk klien.
9. Pola seksual dan reproduksi
Keluarga klien mengatakan klien belum menikah, sudah menstruasi saat berumur 13 tahun.
10. Pola koping dan toleransi terhadap stress
Keluarga klien mengatakan semenjak ibunya klien meninggal klien lebih tertutup dan cenderung
menghabiskan waktu di luar rumah
11. Pola nilai kepercayaan
Keluarga klien mengatakan agama yang dianut keluarga dan klien adalah islam. aktifitas ibadah
klien terganggu karna klien tidak sadarkan diri.
Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan Hasil Normal
Warna Kuning Kuning muda-kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Berat jernih 1025 1015-1030
PH 6 4,0-78
Protein +1 Negatif
Sedimen - Negatif
Sell epitel + +1
Leukosit 2-4 0-5/LPB
Eritrosit 10-15 0-2/LPB
Terapy obat
Nama obat Golongan Indikasi Dosis
Cefotaxim antibiotic Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh 2x1 gr
golongan
kuman antara lain:
sefalosporin
Infeksi saluran pemafasan bagian bawah
(termasuk pneumonia).
Infeksi kulit dan struktur kulit.
Infeksi tulang dan sendi.
Infeksi intra-abdominal.
infeksi saluran kemih
Piracetam nootropic Pengobatan infark serebral 3x1 gr
agents
Ranitidin Antasid Terapi untuk tukak lambung 2x1 amp
Keterolac Analgesik Terapi jangka pendek untuk nyeri akut 3x30 mg
berat
Phenytoin Natrium Anti kejang, antiaritmia. 2x1 amp
Fenitoin
Kalnex tranexamic untuk membantu menghentikan kondisi 3x500mg
acid
perdarahan
Manitol Untuk menurunkan TIK, menurunkan 4x125ml
edema otak.
RL Mengembalikan keseimbangan elektrolit 20 tts/i
pad dehidrasi
M. Intervensi
No Diagnosa NIC NIC
1. Ketidak efektifan perfusi Setelah dilakukan Monitoring tekanan
jaringan cerebral b.d edema asuhan keperawatan 3 x
intrakranium:
serebral, peningkatan TIK 24 jam klien
menunjukan status a. Kaji, observasi,
sirkulasi dan tissue evaluasi tanda-tanda
perfusion cerebral penurunan perfusi serebral:
membaik dengan KH: gangguan mental, pingsan,
-TD dalam rentang reaksi pupil, penglihatan
normal (120/80 mmHg) kabur, nyeri kepala, gerakan
-Tidak ada tanda bola mata.
peningkatan TIK b. Hindari tindakan
-Klien mampu bicara valsava manufer (suction lama,
dengan jelas, mengedan, batuk terus
menunjukkan menerus).
konsentrasi, perhatian c. Berikan oksigen sesuai
dan orientasi baik instruksi dokter
-Fungsi sensori motorik d. Lakukan tindakan
cranial utuh : kesadaran bedrest total
membaik (GCS 15, tidak e. Posisikan pasien kepala
ada gerakan involunter) lebih tinggi dari badan (30-40
derajat)
f. Minimalkan stimulasi dari
luar.
g. Monitor Vital Sign
serta tingkat kesadaran
h. Monitor tanda-tanda
TIK
i. Batasi gerakan leher dan
kepala
j. Kolaborasi pemberian obat-
obatan untuk meningkatkan
volume intravaskuler sesuai
perintah dokter.
2. Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan a. Kaji status pernafasan
gangguan/kerusakan pusat klien
asuhan keperawatan 3 x
pernafasan di medula b.Kaji penyebab
oblongata/cedera jaringan 24 jam klien ketidakefektifan pola nafas
otak menunjukan pola nafas c. Beri posisi head up 35-
45 derajat
yang efektif dengan KH:
d.Monitor perubahan tingkat
-Pernafasan 16- kesadaran, status mental, dan
peningkatan TIK
20x/menit, teratur
e. Beri oksigen sesuai
-suara nafas bersih anjuran medic
f.Melakukan suction jika
-pernafasan vesikuler
diperlukan.
-saturasi O2: ≥ 95% g.Kolaborasi dokter untuk terapi,
tindakan dan pemeriksaan
3. Defisit self care b/d Setelah dilakukan askep Bantuan perawatan diri
kelemahan fisik, penurunan
3 x 24 jam klien dan a. Monitor kemampuan
kesadaran.
keluarga dapat merawat pasien terhadap perawatan diri
diri : dengan kriteria : yang mandiri
-kebutuhan klien sehari- b.Monitor kebutuhan akan
hari terpenuhi (makan, personal hygiene, berpakaian,
berpakaian, toileting, toileting dan makan, berhias
berhias, hygiene, oral c. Beri bantuan sampai
higiene) klien mempunyai kemapuan
-klien bersih dan tidak untuk merawat diri
bau. d.Bantu klien dalam memenuhi
kebutuhannya sehari-hari.
e. Anjurkan klien untuk
melakukan aktivitas sehari-
hari sesuai kemampuannya
f. Pertahankan aktivitas
perawatan diri secara rutin
g.Dorong untuk melakukan
secara mandiri tapi beri
bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
h.Anjurkan keluarga untuk ikut
serta dalam memenuhi ADL
klien
N. Implementasi dan Evaluasi
No Tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
.
1 31-1-13 Ketidak 08.00
1. Mengkaji KU S :
08.15 dan VS O:
efektifan
2. Mengkaji, Ku : jelek, kesadaran
perfusi observasi, : coma, GCS :
08.45 evaluasi tanda- E1V1M2, klien
jaringan
tanda penurunan terpasang infuse Rl
cerebral b/d 09.00 perfusi serebral 20 tpm, terpasang O2
09.30
3. Memonitor 3 lpm dengan nasal
Edema
oksigen sesuai kanul, terpasang
serebral, 10.00 instruksi dokter NGT, DC, klien
11.00
4. Mengkaji KU tampak gelisah, pupil
peningkatan
12.00 dan VS anisokor.
TIK, 12.05
5. Mengatur posisi A : Masalah
tidur yang ketidakefektifan
penurunan
nyaman bagi perfusi jaringan
O2 ke klien cerebral belum
13.00
6. Mengkaji KU teratasi
serebral
14.00 dan VS P : Intervensi
15.00
7. Mengkaji KU dilanjutkan
15.30 dan VS 1. Kaji, observasi,
8. Mengkaji KU evaluasi tanda-tanda
16.00 dan VS penurunan perfusi
17.00
9. Melakukan serebral
18.00 Kolaborasi 2. Pertahankan
19.00 pemberian obat- pemberian oksigen
19.30 obatan (injeksi iv sesuai instruksi
Piracetam 1 gr, dokter
injeksi iv Kalnex3. Posisikan pasien
20.00 500 mg, injeksi kepala lebih tinggi
20.05 ivPheenytoin 1 dari badan
amp) 4. Monitor Vital Sign
10. Mengkaji KU serta tingkat
21.00 dan VS. kesadaran
22.00
11. Mengkaji KU5. Monitor tanda-tanda
23.00 dan VS TIK
24.00
12. Mengkaji KU6. Kolaborasi
24.05 dan VS pemberian obat-
13. Mengkaji tingkat obatan
01.00 kesadaran, dan
02.00 Memonitor
03.00 tanda-tanda TIK
04.00
14. Mengkaji KU
04.05 dan VS
15. Mengkaji KU
dan VS
05.00
16. Mengkaji KU
05.30 dan VS
17. Mengkaji KU
06.00 dan VS
07.00
18.
Mempertahanka
n pemberian O2
dengan
menambahkan
cairan humidifier
19. Mengkaji KU
dan VS
20. Melakukan
Kolaborasi
pemberian obat-
obatan (kalnex 3
x 500 mg dan
piracetam 3x1
gr)
21. Mengkaji KU
dan VS
22. Mengkaji KU
dan VS
23. Mengkaji KU
dan VS
24. Mengkaji KU
dan VS
25. Melakukan
Kolaborasi
pemberian obat-
obatan
(Phenitoin
2x1amp)
26. Mengkaji KU
dan VS
27. Mengkaji KU
dan VS
28. Mengkaji KU
dan VS
29. Mengkaji KU
dan VS
30. Melakukan
kolaborasi
pemberian obat-
obatan
(Piracetam 3x1gr
dan Kalnex
3x500gr)
31. Mengkaji KU
dan VS
32. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor
tanda-tanda TIK
33. Mengkaji KU
dan VS
34. Mengkaji KU
dan VS
31-1- Ketidak 08.00
1. Mengkaji KU S:
2013 08.15 dan VS O:
efektifan pola
08.30
2. Mengkaji status Ku : jelek, kesadaran
nafas b/d pernafasan klien : coma, GCS :
08.35
3. Mengkaji E1V1M2, klien
Kerusakan
08.40 penyebab terpasang infus,
pola 08.55 ketidakefektifan terpasang O2 3 lpm
pola nafas dengan nasal kanul,
pernafasan
09.00
4. Melakukan NGT, DC, klien
dimedula 09.30 pemasangan terpasang mayo,
mayo klien tampak gelisah,
oblongata,
10.00
5. Melakukan pupil anisokor, sekret
cedera cidera 11.00 suction di tenggorokan (+)
12.00
6. Memonitor berkurang
otak
13.00 oksigen sesuai A : Masalah
13.25 instruksi dokter ketidakefektifan pola
7. Mengkaji KU nafas belum teratasi
14.00 dan VS P : Intervensi
15.00
8. Mengatur posisi dilanjutkan
16.00 tidur yang 1. Kaji status
17.00 nyaman bagi pernafasan klien
18.00 klien 2. Beri posisi head up
18.15
9. Mengkaji KU 35-45 derajat
dan VS 3. Monitor perubahan
19.00
10. Mengkaji KU tingkat kesadaran,
19.30 dan VS status mental, dan
11. Mengkaji KU peningkatan TIK
dan VS 4. Pertahankan
20.00
12. Mengkaji KU pemberian oksigen
21.00 dan VS. 5. Melakukan suction
22.00
13. Mengkaji tingkat jika diperlukan.
23.00 kesadaran, dan
24.00 Memonitor
01.00 tanda-tanda TIK
02.00
14. Mengkaji KU
03.00 dan VS
04.00
15. Mengkaji KU
05.00 dan VS
05.30
16. Mengkaji KU
dan VS
06.00
17. Mengkaji KU
07.00 dan VS
18. Mengkaji KU
dan VS
19.
Mempertahanka
n posisi head up
35-45 derajat
20. Mengkaji KU
dan VS
21.
Mempertahanka
n pemberian O2
dengan
menambahkan
cairan humidifier
22. Mengkaji KU
dan VS
23. Mengkaji KU
dan VS
24. Mengkaji KU
dan VS
25. Mengkaji KU
dan VS
26. Mengkaji KU
dan VS
27. Mengkaji KU
dan VS
28. Mengkaji KU
dan VS
29. Mengkaji KU
dan VS
30. Mengkaji KU
dan VS
31. Mengkaji KU
dan VS
32. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor
tanda-tanda TIK
33. Mengkaji KU
dan VS
34. Mengkaji KU
dan VS
31-1-13 Defisit self 08.15
1. Membantu oral S :
13.00 hygiene klien O:
care b/d
14.00
2. Membantu BAB Ku : jelek, kesadaran
Penurunan dan BAK klien : coma, GCS :
15.00
3. Membantu E1V1M2, rambut
kesadaran,
16.10 mengubah posisi klien berkurang
kelemahan klien kotornya, tidak
4. Membantu terdapat bercak darah
fisik
20.00 memandikan dirambut, bau mulut
klien tidak sedap
21.00
5. Menganjurkan berkurang, kulit
keluarga untuk tubuh tampak bersih,
ikut serta dalam mandi (+), NGT (+),
05.00 memenuhi ADL urine (+), DC (+),
klien OH (+)
6. Membantu A : Masalah defisit
membuang self care teratasi
balance cairan sebagian
(urine) P : Intervensi
7. Membantu dilanjutkan
mengubah posisi1. Bantu pemenuhan
klien adl klien
2. Libatkan keluarga
8. Membantu dalam pemenuhan
memandikan adl klien
klien
25. Mengkaji KU
dan VS
26. Mengkaji KU
dan VS
27. Mengkaji KU
dan VS
28. Mengkaji KU
dan VS
29. Melakukan
Kolaborasi
pemberian obat-
obatan
(Piracetam 3 x 1
gr, phenytoin 2 x
1 amp, kalnex
3x500mg,
manitol
4x125ml)
30. Mengkaji KU
dan VS
31. Mengkaji
tingkat
kesadaran, dan
memonitor
tanda-tanda TIK
32. Mengkaji KU
dan VS
33. Mengkaji KU
dan VS
1-2- Ketidak 08.00
1. Mengkaji KU S:
2013 08.15 dan VS O:
efektifan pola
08.45
2. Mengkaji status Ku : jelek, kesadaran
nafas b/d pernafasan klien : coma, GCS :
08.45
3. Memberi posisi E1V1M3, klien
Kerusakan
head up 35-45 terpasang infus,
pola 09.00 derajat terpasang O2 3 lpm
09.30
4. Memonitor dengan nasal kanul,
pernafasan
oksigen sesuai NGT, DC, klien
dimedula 10.00 instruksi dokter tampak gelisah, pupil
11.00
5. Mengkaji KU anisokor, terpasang
oblongata,
12.00 dan VS mayo, suara nafas
cedera cidera 13.00
6. Mengatur posisi vesikuler,
13.25 tidur yang A : Masalah
otak
nyaman bagi ketidakefektifan pola
14.00 klien nafas belum teratasi
15.00
7. Mengkaji KU P : Intervensi
16.00 dan VS dilanjutkan
17.00
8. Mengkaji KU 1. Kaji status
18.00 dan VS pernafasan klien
18.15
9. Mengkaji KU 2. Beri posisi head up
19.00 dan VS 35-45 derajat
20.00
10. Mengkaji KU 3. Monitor perubahan
21.00 dan VS. tingkat kesadaran,
21.30
11. Mengkaji tingkat status mental, dan
kesadaran, dan peningkatan TIK
22.00 Memonitor 4. Pertahankan
23.00 tanda-tanda TIK pemberian oksigen
24.00
12. Mengkaji KU 5. Melakukan suction
01.00 dan VS jika diperlukan.
02.00
13. Mengkaji KU
03.00 dan VS
04.00
14. Mengkaji KU
04.30 dan VS
15. Mengkaji KU
dan VS
05.00
16. Mengkaji KU
06.00 dan VS
07.00
17. Melakukan
07.15 suction
18. Mengkaji KU
dan VS
19. Mengkaji KU
dan VS
20. Mengkaji KU
dan VS
21.
Mempertahanka
n posisi head up
35 sampai 45
derajat
22. Mengkaji KU
dan VS
23. Mengkaji KU
dan VS
24. Mengkaji KU
dan VS
25. Mengkaji KU
dan VS
26. Mengkaji KU
dan VS
27. Mengkaji KU
dan VS
28. Mengkaji KU
dan VS
29.
Mempertahanka
n pemberian o2
dengan
menambahkan
cairan di
humidifier
30. Mengkaji KU
dan VS
31. Mengkaji KU
dan VS
32. Mengkaji KU
dan VS
33. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor
tanda-tanda TIK
25. Mengkaji KU
dan VS
26. Mengkaji KU
dan VS
27. Mengkaji KU
dan VS
28. Mengkaji KU
dan VS
29. Melakukan
Kolaborasi
pemberian obat-
obatan
(Piracetam 3 x 1
gr, phenytoin 2 x
1 amp, kalnex
3x500mg,
manitol
4x125ml)
30. Mengkaji KU
dan VS
31. Mengkaji
tingkat
kesadaran, dan
memonitor
tanda-tanda TIK
32. Mengkaji KU
dan VS
33. Mengkaji KU
dan VS
02-2- Ketidak 08.00
1. Mengkaji KU S:
2013 08.15 dan VS O:
efektifan pola
08.30
2. Mengkaji status Ku : jelek, kesadaran
nafas b/d pernafasan klien : coma, GCS :
08.45
3. Memberi posisi E1V1M3, klien
Kerusakan
head up 35-45 terpasang infus,
pola 09.00 derajat terpasang O23 lpm
09.30
4. Memonitor dengan nasal kanul,
pernafasan
oksigen sesuai NGT, DC, klien
dimedula 10.00 instruksi dokter tampak gelisah, pupil
11.00
5. Mengkaji KU anisokor, suara nafas
oblongata,
12.00 dan VS vesikuler, terpasang
cedera cidera 13.00
6. Mengatur posisi mayo
13.25 tidur yang A : Masalah
otak
nyaman bagi ketidakefektifan pola
14.00 klien nafas belum teratasi
15.00
7. Mengkaji KU P : Intervensi
16.00 dan VS Dilanjutkan
17.00
8. Mengkaji KU 1. Kaji status
18.00 dan VS pernafasan klien
19.00
9. Mengkaji KU 2. Beri posisi head up
20.00 dan VS 35-45 derajat
21.00
10. Mengkaji KU 3. Monitor perubahan
22.00 dan VS. tingkat kesadaran,
22.10
11. Mengkaji tingkat status mental, dan
kesadaran, dan peningkatan TIK
23.00 Memonitor 4. Pertahankan
24.00 tanda-tanda TIK pemberian oksigen
01.00
12. Mengkaji KU
02.00 dan VS
03.00
13. Mengkaji KU
04.00 dan VS
05.00
14. Mengkaji KU
05.30 dan VS
15. Mengkaji KU
dan VS
06.00
16. Mengkaji KU
07.00 dan VS
17. Melakukan
suction
18. Mengkaji KU
dan VS
19. Mengkaji KU
dan VS
20. Mengkaji KU
dan VS
21.
Mempertahanka
n posisi head up
35 sampai 45
derajat
22. Mengkaji KU
dan VS
23. Mengkaji KU
dan VS
24. Mengkaji KU
dan VS
25. Mengkaji KU
dan VS
26. Mengkaji KU
dan VS
27. Mengkaji KU
dan VS
28. Mengkaji KU
dan VS
29.
Mempertahanka
n pemberian o2
dengan
menambahkan
cairan di
humidifier
30. Mengkaji KU
dan VS
31. Mengkaji KU
dan VS
02-02- Defisit self 08.15 Membantu oral S:
2013 11.00 hygiene klien O:
care b/d
Membantu Ku : jelek, kesadaran
Penurunan 13.00 mengubah posisi : coma, GCS :
15.00 klien E1V1M3, rambut
kesadaran,
14.00 Membantu BAB klien berkurang
kelemahan 20.00 dan BAK klien kotornya, bau mulut
Membantu tidak sedap
fisik
21.00 memandikan berkurang, diit
klien entrasol 250 cc,
05.00 Memberikan mandi (+), OH (+),
diit entrasol per urine (+), NGT (+)
ngt A : Masalah defisit
Membantu self care teratasi
membuang sebagian
balance cairan P : Intervensi
(urine) dilanjutkan
Membantu 1. bantu adl klien
mengubah posisi 2. libatkan keluarga
klien dalam pemenuhan
Membantu adl klien
memandikan
klien
5 komentar:
1.
Bagus ,, jadi bisa bantu makala kami untuk d tampilkan d seminar kelompok d rsud
gunungsitoli........
Balas
2.
Balas
3.
Balas
4.
Balas
5.
thanks
greats (y)
Balas
Mengenai Saya
Laman
Beranda
Label
S.O.P KMB (37)
S.O.P MATERNITAS (15)
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2014 (3)
o ▼ Januari (3)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.U DENGAN CHRONIC
KIDNET...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.F DENGAN CEDERA
KEPALA ...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. Z DENGAN
COMBUSTIO ...
► 2013 (1)
► 2012 (6)
► 2011 (104)