Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia

JENIUS

Pengaruh Motivasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada


PT. Sumber Tenaga Lestari (Citylight Apartment) Tangerang Selatan

Gatot Kusjono1, Putri Ratnasari2


Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang
Email: dosen00434@unpam.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi


dan kompensasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan pada PT
Sumber Tenaga Lestari (Citylight Apartement) Tangerang Selatan.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan
menggunakan metode survey terhadap 80 responden. Teknik pengumpulan data
menggunakan instrumen yang berbentuk angket. Instrumen dikalibrasi dengan
menggunakan validitas butir dan koefisien reliabilitas. Uji persyaratan analisis data
dilakukan dengan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolnieritas.
Data penelitian di analisis menggunakan analisa korelasi, determinasi dan regresi
linier berganda.
Hasil penelitian diperoleh adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi
dan kompensasi dengan nilai Fhitung (24,518) lebih beasr dari Ftabel (3,11) dengan
persamaan regresi berganda Y= 18,523+ 0,487X1+ 0,099X2 , tingkat hubungan
variabel bebas terhadap variabel terikat tergolong kuat dengan koefisien korelasi
ry12 = 0,624. Sedangkan konstribusi variabel motivasi dan kompensasi terhadap
kinerja karyawan ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 38,9%
dan sisasnya sebesar 61,1 % ditentuan variabel lain yang tidak diteliti.
variabel lain diluar penelitian ini

Kata Kunci : Motivasi, Kompensasi, dan Kinerja Karyawan.

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019 224


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 225
JENIUS

PENDAHULUAN apartment dimana karyawannya


A. Latar Belakang Masalah banyak memegang posisi sebagai
Dalam era globalisasi saat ini marketing. Job desk dari seorang
sering kali ditemukan beberapa marketing tentu tidak bisa dikatakan
masalah yang menyebabkan mudah, karna banyak tantangan yang
banyaknya perusahaan mengalami harus dilaksanakan. Job desk utama
kegagalan, baik yang disebabkan oleh nya dari seorang marketing di PT
ketidakmampuan beradaptasi dengan Sumber Tenaga Lestari (Citylight
kemajuan teknologi yang disebabkan Apartment) yakni mencari seorang
oleh kurang baiknya hasil kerja dari calon pembeli hunian apartment
sumber daya manusia yang ada pada dengan dana yang tinggi. Mencari
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang pembeli atau investor tentu
keberhasilan suatu perusahaan sangat tidak mudah, harus mempunyai skill
ditentukan oleh pendayagunaan yang tinggi agar calon investor
sumber daya manusia yaitu orang- mempercayai dana nya untuk membeli
orang yang menyediakan tenaga, bakat apartment tersebut. Melihat job desk
kreativitas, dan semangat bagi yang tidak mudah, maka di
perusahaan serta memegang peranan perlukannya pemberian motivasi dan
penting dalam fungsi peranan kompensasi.
operasional perusahaan. Pemberian motivasi kepada
Sumber daya manusia adalah asset karyawan selama ini dirasa kurang
yang sangat penting untuk terlaksana dengan baik, yakni
menggerakkan seluruh roda organisasi kurangnya sarana dan prasarana di
sehingga pengembangan sumber daya perusahaan, lingkungan pekerjaan
manusia ditempatkan pada urutan yang kurang menyenangkan, Masih
tertinggi. Untuk tercapainya tujuan banyak kehadiran karyawan yang
suatu perusahaan maka perlu adanya prosentasenya kurang seperti: ijin,
pemberian motivasi dan kompensasi sakit, dan tidak masuk tanpa
untuk karyawan agar mampu bekerja keterangan setiap bulannya.
dengan baik. Menurut Anwar Prabu Selain motivasi, faktor lain yang
Mangkunegara (2014:61) Motivasi berpengaruh untuk meningkatkan
merupakan kondisi atau energi yang kinerja karyawan adalah kompensasi.
menggerakan diri karyawan yang Pemberian kompensasi kepada
terarah atau tertuju untuk mencapai karyawan harus mempunyai dasar
tujuan organisasi perusahaan. yang logis dan rasional, namun
Sedangkan menurut Wilson Bangun demikian faktor-faktor emosional dan
(2012:312) Motivasi berasal dari kata perikemanusiaan tidak boleh
motif (motive) yang berarti dorongan, diabaikan. Menurut Siagian
dengan demikian motivasi berarti (2012:253) menyatakan sistem
suatu kondisi yang mendorong atau kompensasi yang baik adalah sistem
menjadi sebab seseorang melakukan yang mampu menjamin kepuasaan
suatu perbuatan atau kegiatan yang para anggota organisasi yang pada
berlangsung secara sadar. gilirannya memungkinkan organisasi
PT Sumber Tenaga Lestari memperoleh, memelihara dan
(Citylight Apartment) merupakan mempekerjakan sejumlah orang yang
perusahaan dibidang property, yakni

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 226
JENIUS

memiliki sikap dan perilaku positif perusahaan, ini bisa dilihat dari hasil
untuk kepentingan organisasi. kerja yang tidak memberikan
Pemberian kompensasi di PT kepuasan kepada pihak atasan maupun
Sumber Tenaga Lestari (Citylight bagi pihak lain, tidak terpenuhinya
Apartment) di rasa juga belum baik, target yang ditetapkan perusahaan.
dapat dilihat dari pemberian Berdasarkan uraian diatas,
kompensasi yang diberikan belum menjelaskan bahwa motivasi dan
sesuai dengan kebijakan pemerintah kompensasi berhubungan dengan
(belum sesuai UMR), pembayaran gaji kinerja karyawan, maka penulis
yang tidak tepat waktu, kurangnya tertarik untuk melakukan penelitian
fasilitas mobil operasional dengan judul : “Pengaruh Motivasi
perusahaan. dan Kompensasi Terhadap Kinerja
Tingkat keberhasilan suatu Karyawan pada PT Sumber Tenaga
perusahaan dapat dilihat dari kinerja Lestari (Citylight Apartment)
perusahaan dalam mengelola sumber Tangerang Selatan”.
daya yang dimilikinya. Perusahaan
dengan kinerja yang baik, mempunyai B. Batasan Masalah
efektifitas dalam menangani sumber Berdasarkan identifikasi masalah
daya manusianya, menentukan sasaran diatas, maka dalam penelitian ini
yang harus dicapai baik secara peneliti hanya membatasi
individu maupun organisasi. Menurut permasalahan yaitu motivasi dan
Mangkunegara (2011:67) bahwa kompensasi sebagai variabel bebas
Kinerja adalah hasil kerja secara (independent variable) sedangkan
kualitas dan kuantitas yang dicapai kinerja karyawan sebagai variabel
oleh seorang pegawai dalam terikat (dependent variable). Adapun
melaksanakan tugasnya sesuai dengan lokasi penelitian dilaksanakan pada
tanggung jawab yang diberikan PT Sumber Tenaga Lestari (Citylight
kepadanya. Apartment).
Kinerja adalah poin yang penting
dalam kemajuan perusahaan, semakin C. Tujuan Penelitian
meningkatnya kinerja karyawan suatu Tujuan Penelitian adalah 1). Untuk
perusahaan maka akan semakin cepat mengetahui pengaruh motivasi
tercapainya tujuan perusahaan terhadap kinerja karyawan di PT
tersebut. Dengan meningkatnya Sumber Tenaga Lestari (Citylight
kinerja karyawan maka perusahaan Apartment); 2) Untuk mengetahui
akan memperoleh keuntungan. Baik pengaruh kompensasi terhadap kinerja
dari produktivitas karyawan maupun karyawan di PT Sumber Tenaga
tercapainya tujuan perusahaan. Lestari (Citylight Apartment) 3).
Semakin besar kinerja karyawan maka Untuk mengetahui pengaruh motivasi
prestasi kerja karyawan juga akan dan kompensasi terhadap kinerja
semakin cepat tercapai sehingga karyawan di PT Sumber Tenaga
produktivitas dan tujuan perusahaan Lestari (Citylight Apartment).
pun akan tercapai.
Kinerja karyawan di PT Sumber
Tenaga Lestari (Citylight Apartment)
dirasa kurang memuaskan untuk

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 227
JENIUS

LANDASAN TEORI perencanaan, pengorganisasian,


A. Manajemen Sumber Daya pengkordinasian, pelaksanaan, dan
Manusia pengawasan terhadap pengadaan,
Manajemen adalah alat untuk pengembangan, pemberian balas jasa,
memanfaatkan sumber daya yang ada pengintegrasian, pemeliharaan, dan
secara efektif dan efesien untuk pemisahan tenaga kerja dalam rangka
mencapai tujuan yang telah mencapai tujuan organisasi.
ditetapkan. Agar tujuan yang Selain itu, menurut Yus Iswanto
ditetapkan tersebut dapat tercapai, dan Adhie Yusuf (2011:1) manajemen
maka diperlukan suatu proses sumber daya manusia disebut juga
manajemen terlebih dahulu. Proses pengembangan sumber daya manusia,
manajemen terdiri dari planning implementasi dan perekrutan
(merencanakan), organizing (meng- (termasuk seleksi), pelatihan dan
organisasikan), actuating (mengarah- pengembangan karier karyawan, serta
kan), coordinating melakukan inisiatif terhadap
(mengkordinasikan), dan controlling pengembangan organisasional suatu
(mengendalikan). organisasi.
Manajemen berasal dari kata to
manage yang berarti mengurus, meng- B. Motivasi
atur, melaksanakan dan mengelola. Motivasi adalah suatu faktor yang
Dalam manajemen, dibutuhkan sarana mendorong seseorang untuk
manajemen yang terdiri dari man melakukan suatu aktivitas atau
(manusia), money (biaya), machine kegiatan untuk memenuhi kebutuhan-
(mesin), materils (bahan baku), kebutuhan yang dinginkan.
method (cara), dan market (pasar). Menurut Edi Sutrisno (2016:121)
Dari rumusan diatas dapat me- teori motivasi dikelompokkan menjadi
nyimpulkan, manajemen secara efektif dua aspek, yaitu teori kepuasan dan
dan efesien ini dimaksud dalam motivasi proses.
melaksanakan kerja organisasi dengan a. Teori Kepuasan,
menggunakan sumber daya atau Teori ini mendasarkan
organisasi harus dilakukan dengan pendekatannya atas faktor-faktor
cermat dan teliti agar tidak terjadi kebutuhan dan kepuasan individu
pemborosan. yang menyebabkannya bertindak dan
Sumber daya manusia berprilaku dengan cara tertentu. Teori
mempunyai potensi yang luar biasa ini memusatkan perhatian pada faktor-
yang menggalakan sumber daya faktor dalam diri orang yang
organisasi lainnya. Perkembangan menguatkan, mengarahkan,
organisasi sangat bergantung pada mendukung, dan menghentikan
produktivitas tenaga kerja yang ada. prilakunya. Teori ini mencoba
Oleh karna itu, tidak dapat disangkal menjawab pertanyaan kebutuhan apa
faktor manusia merupakan modal yang memuaskan dan mendorong
utama yang perlu diperhatikan oleh semangat bekerja seseorang.
pemimpin perusahaan. Hal ini sesuai Kebutuhan dan pendorong itu adalah
dengan pendapat Mangkunegara keinginan memenuhi kepuasan
(2013:2) manajemen sumber daya material maupun non material yang
manusia merupakan suatu diperolehnya dari hasil pekerjaannya.

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 228
JENIUS

ia yakin perusahaan akan


kebutuhan dorongan tindakan memberikan pemuasan bagi
keinginan sebagai imbalan atas
usaha yang dilakukannya itu. Bila
kepuasan keyakinan yang diharapkan cukup
besar untuk memperoleh
Gambar 2.1 kepuasannya, ia akan bekerja keras
Model Motivasi dari content theory pula, dan sebaliknya. Teori
harapan didasarkan atas harapan,
Jika kebutuhan dan kepuasan nilai, dan pertautan.
semakin terpenuhi, semangat Kalau dicermati, teori ini
bekerjanya pun akan semakin baik mengandung tiga variabel, yaitu
pula. Jadi pada dasarnya teori ini daya tarik, hubungan antara
mengemukakan bahwa seseorang akan prestasi kerja dengan imbalan,
bertindak untuk dapat memenuhi serta hubungan antara usaha
kebutuhan dan kepuasannya. Semakin dengan prestasi kerja. Yang
tinggi standar kebutuhan kebutuhan dimaksud dengan daya tarik ialah
dan kepuasan yang diinginkan, sampai sejauh mana seseorang
semakin giat orang itu bekerja. Tinggi merasa pentingnya hasil yang
atau rendahnya tingkat kebutuhan dan diperoleh dalam menyelesaikan
kepuasan yang ingin dicapai seseorang tugasnya. Yang dimaksud dengan
mencerminkan semangat bekerja kaitan antara prestasi dengan
orang tersebut. imbalan ialah tingkat keyakinan
Penganut content theory ini cukup seseorang tentang hubungan antra
banyak, yang satu sama lain tingkat prestasi kerja dengan
sebenarnya tidak mempunyai kaitan. pencapaian hasil tertentu. Adapun
Akan tetapi, berdasarkan penelitian kaitan antara usaha dengan
yang dilakukan mereka, ternyata hasil prestasi ialah persepsi seseorang
penemuannya dapat dimasukkan tentang kemungkinan bahwa usaha
dalam teori kebutuhan. Teori kepuasan tertentu akan menjurus kepada
tersebut di pelopori oleh F. W. Taylor, prestasi.
Abraham H. Maslow, David 2) Teori Keadilan (Equity Theory)
McClelland, Frederick Hezberg, Teori ini menekankan bahwa ego
Clayton P. Alder, Douglas Mc Gregor. manusia selalu mendambakan
b. Teori Motivasi Proses, keadilan dalam pemberian hadiah
Ada tiga teori motivasi proses maupun hukuman terhadap setiap
yang lazim dikenal, yaitu : perilaku yang relative sama.
1) Teori harapan (Expectacy Theory) Bagaimana perilaku bawahan
Teori harapan menyatakan bahwa dinilai oleh atasan akan
kekuatan yang memotivasi mempengaruhi semangat kerja
seseorang bekerja giat dalam mereka. Keadilan merupakan daya
melaksanakan pekerjaannya penggerak yang memotivasi
bergantung pada hubgungan semangat kerja seseorang. Jadi,
timbal balik antara apa yang ia atasan harus bertindak adil
inginkan dengan kebutuhan dari terhadap semua bawahannya.
hasil pekerjaan itu. Berapa besar Penilaian dan pengakuan

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 229
JENIUS

mengenai perilaku bawahan harus diterima dan sistem imbalan


dilakukan secara objektif, bukan ekstrinsik yang pantas. Mereka
atas dasar suka atau tidak suka. juga sebaiknya ingat walaupun
Pemberian kompensasi atau valensi dari imbalan tertentu akan
hukuman harus berdasarkan bervariasi setiap pribadi, kepuasan
penilaian objektif dan adil. Jika untuk melakukan pekerjaan yang
prinsip ini diterapkan dengan baik baik secara intrinsik dialami
oleh pimpinan semangat kerja hampir setiap orang. Maka, tugas
bawahan cenderung akan manajer adalah menjadi yakin
meningkat. bahwa para karyawan memiliki
3) Teori Pengukuhan sumbernya yang mereka butuhkan
Teori pengukuhan didasarkan atas untuk bekerja sebaik mungkin.
hubungan sebab dan akibat
perilaku dengan pemberian C. Kompensasi
kompensasi. Misalnya, promosi Kompensasi adalah semua jenis
bergantung pada prestasi yang penghargaan yang berupa uang atau
selalu dapat dipertahankan. Bonus bukan yang diberikan kepada
kelompok bergantung pada tingkat karyawan secara layak dan adil atas
produksi kelompok itu. Sifat jasa mereka dalam mencapai tujuan
ketergantungan terseut bertautan perusahaan (Edy Sutrisno:2016,187).
dengan hubungan dengan perilaku Seperti yang dinyatakan Trinton
dan kejadian yang mengikuti (2010:124) kompensasi adalah semua
perilaku itu. Jadi prinsipnya balas jasa baik berbentuk uang, barang
pengukuhan selalu berhubungan langsung atau tidak langsung yang
dengan bertambahnya frekuensi diberikan kepada karyawan atas
dan tanggapan, apabila diikuti oleh kontribusi karyawan dalam mencapai
stimulus yang bersyarat. Demikian tujuan atau sasaran.
juga prinsip hukuman selalu Menurut M. Kadarisman
berhubungan dengan (2012:1) kompensasi adalah apa yang
berkurangnya frekuensi respons. seorang karyawan/pegawai/pekerja
Dan teori proses ini bermanfaat terima sebagai balasan dari pekerjaan
apabila manajer telah betul-betul yang diberikannya. Selain itu, Sarinah
mengenal bawahan dan Sihombing (2013:101) menyatakan
kepribadian individual mereka, kompensasi adalah semua pendapatan
dan ini kadang-kadang tidak yang berbentuk uang atau barang atau
mudah. Terlebih lagi karyawan tidak langsung yang diterima
yang mengalami ketidakadilan karyawan sebagai imbalan balas jasa
dimasa lalu atau kebutuhan yang diberikan kepada perusahaan.
keamanannya tidak terpenuhi Berdasarkan dari beberapa
lambat mempercayai manajer dan pendapat ahli diatas, maka penulis
mengungkapkan imbalan apa yang dapat menyimpulkan bahwa
paling bervalensi bagi mereka. kompensasi merupakan segala sesuatu
akan tetapi, kelemahan ini dapat yang diterima oleh karyawan sebagai
diatasi jika para manajer secara balas jasa untuk kerja mereka.
cermat menetapkan standar yang
jelas atas kinerja yang dapat

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 230
JENIUS

Jenis-Jenis Kompensasi arahan yang diberikan oleh pimpinan


Menurut Sarinah Sihombing (manajer), kompetensi dan
(2013:104) jenis-jenis Kompensasi kemampuan karyawan
dapat dibedakan menjadi dua bentuk, mengembangkan nalarnya dalam
yaitu : bekerja (Abdullah: 2013, 331).
a. Kompensasi dalam bentuk Menurut Mangkunegara
financial (2011:67) kinerja karyawan adalah
Kompensasi financial dibagi hasil kerja secara kualitas dan
menjadi dua bagian, yaitu kuantitas yang dicapai oleh seorang
kompensasi financial yang pegawai dalam melaksanakan
dibayarkan secara langsung seperti tugasnya sesuai dengan tanggung
gaji, upah, komisi, dan bonus. jawab yang diberikan kepadanya.
Kompensasi financial yang Menurut Irham Fahmi (2013:127)
diberikan secara tidak langsung, kinerja adalah hasil yang diperoleh
seperti tunjangan kesehatan, oleh suatu organisasi baik organisasi
tunjangan pensiun, tunjangan hari tersebut bersifat profit oriented dan
raya, tunjangan perumahan, non profit yang dihasilkan selama satu
tunjangan pendidikan dan lain periode waktu.
sebagainya.
b. Kompensasi dalam bentuk non Tujuan Penilaian Kinerja
financial Karyawan
Kompensasi non financial dibagi Tujuan dari penilaian kinerja menurut
menjadi dua macam, yaitu yang Sedarmayanti (2010:264) antara lain:
berhubungan dengan pekerjaan a. Membantu meningkatkan kinerja
dan lingkungan kerja. Yang b. Menetapkan sasaran bagi kinerja
berhubungan dengan pekerjaan, perorangan
misalnya kebijakan perusahaan c. Menilai kebutuhan pelatihan dan
yang sehat, pekerjaan yang sesuai, pengembangan
peluang untuk dipromosikan, d. Menyepakati rencana untuk
mendapat jabatan sebagai simbol pengembangan karyawan dimasa
status. Sedangkan kompensasi non depan
financial yang berhubungan e. Menilai potensi dimasa depan
dengan lingkungan kerja, seperti untuk kenaikan pangkat
ditempatkan dilingkungan kerja f. Memberi umpan balik kepada
yang kondusif, fasilitas kerja yang karyawan mengenai kinerja
baik dan lain sebagainya. mereka
g. Memberi konsultasi kepada
D. Kinerja Karyawan karyawan mengenai peluang karir
Kinerja karyawan adalah h. Menentukan taraf kinerja
terjemahan dari performance yang karyawan untuk maksud peninjau
berarti hasil kerja atau prestasi kerja. gaji
Dan dalam pengertian yang simpel i. Mendorong pemimpin untuk
kinerja karyawan adalah hasil dari berfikir cermat mengenai kinerja
pekerjaan organisasi yang dikerjakan staf pada umumnya dan factor
oleh karyawan dengan sebaik-baiknya yang mempengaruhi termasuk
sesuai dengan petunjuk (manual),

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 231
JENIUS

gaya kepemimpinan dan perilaku c. Mengidentifikasi kebutuhan


mereka sendiri. pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan
Manfaat penilaian Kinerja kriteria seleksi dan evaluasi
Karyawan program pelatihan karyawan
Menurut Irham Fahmi (2013:137) d. Menyediakan umpan balik bagi
penilaian kinerja karyawan kinerja mengenai bagaimana
dimanfaatkan oleh manajemen untuk : atasan mereka menilai kinerja
a. Mengelola operasi organisasi mereka
secara efektif dan efesien melalui e. Menyediakan suatu dasar bagi
pemotivasian karyawan secara distribusi penghargaan.
maksimum
b. Membantu pengambilan E. Kerangka Berfikir Penelitian
keputusan yang bersangkutan Berdasarkan asumsi uraian di atas
dengan karyawan, seperti : dapat disimpulkan kerangka berpikir
promosi, transfer, dan yang tergambar dibawah ini dengan
pemberhentian indikator-indikator sebagai berikut:

MOTIVASI (X1)
Indikator :
1. Kondisi lingkungan kerja
2. Supervisi yang baik
KINERJA KARYAWAN (Y)
3. Adanya jaminan pekerjaan
Indikator :
4. Status dan tanggung jawab
1. Efektif
5. Peraturan yang fleksibel
2. Efisien
Edy Sutrisno (2016:118)
3. Kualitas
4. Ketepatan waktu
KOMPENSASI (X2) 5. keselamatan
Indikator : M Ma’ruf Abdullah
1. Upah/Gaji (2014:152)
2. Insentif
3. Tunjangan
4. Fasilitas Yang memadai
(transportasi)
Henry Simamora (2014:442)

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian

F. Hipotesis perlu diuji secara empiris untuk


membuktikan kebenarannya. Dengan
Menurut Sugiyono (2011:64)
hipotesis ini diduga ada pengaruh
Hipotesis adalah dugaan yang
antara motivasi dan kompensasi
menjelaskan suatu fenomena yang
terhadap kinerja karyawan pada PT
belum terbukti kebenarannya sehingga

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 232
JENIUS

Sumber Tenaga Lestari (Citylight B. Metode Pengumpulan Data


Apartment). Adapun hipotesis dalam Menurut sumber datanya,
penelitian ini adalah sebagai berikut : pengumpulan data dibagi menjadi
1. H01 : β = 0, diduga tidak terdapat sumber primer dan sumber sekunder.
pengaruh yang signifikan variabel Sumber primer adalah sumber data
motivasi terhadap variabel kinerja yang langsung memberikan data
karyawan. kepada pengumpulan data, dan sumber
Ha1 : β ≠ 0, diduga terdapat sekunder merupakan sumber yang
pengaruh variabel motivasi tidak langsung memberikan data
terhadap variabel Kinerja kepada pengumpulan data (Sugiyono
karyawan. 2010:193).
2. H02 : β = 0, diduga tidak terdapat 1. Data Primer
pengaruh yang signifikan variabel Data primer adalah data yang
kompensasi terhadap variabel diperoleh langsung dari
kinerja karyawan. sumbernya yang diamati langsung
Ha2 : β ≠ 0, diduga terdapat untuk pertama kalinya oleh
pengaruh variabel kompensasi peneliti (tidak melalui perantara).
terhadap variabel Kinerja Data primer diperoleh oleh peneliti
karyawan. untuk menjawab pertanyaan
3. H03 : β = 0, diduga tidak terdapat penelitian. Ada dua metode yang
pengaruh yang signifikan variabel dapat dilakukan dalam
motivasi dan variabel kompensasi pengumpulan data primer, yaitu
terhadap variabel kinerja metode survei dan metode
karyawan. observasi.
Ha3 : β ≠ 0, diduga terdapat 2. Data Sekunder
pengaruh variabel motivasi dan Data sekunder merupakan data
variabel kompensasi terhadap yang bukan diusahakan oleh
variabel Kinerja karyawan. peneliti sendiri melainkan sudah
dikumpulkan oleh orang lain.
METODELOGI PENELITIAN Tipe-tipe data sekunder, yaitu :
A. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan objek atau C. Metode Analisis Data
subjek yang berada pada suatu 1. Analisis deskriptif
wilayah dan memenuhi syarat- Metode analisis yang
syarat tertentu berkaitan dengan digunakan dalam penelitian ini
masalah penelitian. Populasi yang adalah analisis deskritif
dimaksud disini adalah karyawan kuantitatif. Metode ini bertujuan
PT Sumber Tenaga Lestari untuk menggambarkan sifat
(Citylight Apartment) yang sesuatu yang tengah berlangsung
berjumlah 80 orang. Sedangkan pada saat riset dilakukan dan
sampel yang digunakan adalah memeriksa sebab-sebab dari suatu
sampling jenuh, yakni keseluruhan gejala tertentu Sugiyono
populasi digunakan sebagai (2011:147).
sampel dalam penelitian,. Tahapan-tahapan yang dilaku-
kan dalam analisa diskriptif:

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 233
JENIUS

a. Peneliti melakukan (Skor teringgi- Skor Terendah)


pengumpul-an data, kemudian dibagi banyaknya bilangan
ditentukan alat untuk Maka diperoleh (5-1): 5 = 0,80
memperoleh data dari elemen- Dengan demikian kategori
elemen yang akan diselidiki skala rata-rata jawaban dapat
menggunakan kue-sioner. ditentu-kan sebagai berikut :
Adapun alternatif jawaban
diukur dengan meng-gunakan Tabel 1.2
skala likert. Kategori Skala Jawaban
Skala Kategori
Tabel 1.1 1,00 – 1,80 Sangat Rendah
Alternatif jawaban 1,81 – 2,60 Rendah
Responden 2,61 – 3,40 Sedang
No Alternatif Bobot 3,41 – 4,20 Tinggi
Jawaban Nilai
1 SS (Sangat 5
4,21 – 5,00 Sangat Tinggi
Setuju) Sumber :Sugiyono
2 S (Setuju) 4 (2012:102)
3 C (Cukup) 3
4 TS (Tidak 2 2. Uji Kualitas Data
Setuju) Uji kualitas data digunakan
5 STS (Sangat 1 untuk melihat apakah data layak
Tidak Setuju) untuk diuji dalam penelitian.
Sumber :Sugiyono (2012:93) Dalam penelitian ini terdapat dua
pengujian data, (a) uji validitas, (b)
b. Ketika data tersebut uji reliabilitas menggunakan
terkumpul, kemudian software SPSS 22.
dilakukan pengolahan data dan 3. Uji Asumsi Klasik
disajikan dalam bentuk tabel Pengujian asumsi klasik yang
dianalisis. Dalam pe-nelitian digunakan meliputi uji normalitas,
peneliti mengguna-kan analisis uji heteroskedastisitas, dan uji
deskriptif atas varibel multikolinieritas, adapun alat
independen dan dependennya stasitik yang digunakan untuk
yang selanjutnya dilakukan mengolah data yaitu
pengklasifikasian terhadap menggunakan software SPSS 22.
jumlah total skor responden. 4. Koefesien Determinasi
Kemudian untuk menentukan Koefesien determinasi (R2)
kategori jawaban responden pada intinya bertujuan untuk
masing-masing variabel, mengukur seberapa jauh
apakah tergolong tinggi, kemampuan model dalam
rendah atau sedang, terlebih menerangkan variasi variabel
dahulu ditetap-kan kelas dependen. Kriteria untuk
intervalnya berdasar-kan menganalisis koefesien
alternatif jawaban dari masing- determinasi adalah :
masing responden, ditentukan a. Jika KD mendekati nilai 0,
kelas intervalnya dengan berarti pengaruh independent
perhitungan: atau variabel motivasi (X1) dan

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 234
JENIUS

kompensasi (X2) terhadap keseluruhan tidak


dependent atau variabel kinerja berpengaruh terhadap
karyawan (Y) adalah lemah. variabel dependen. Jika
b. Jika KD mendekati nilai 1, Fhitung < Ftabel berarti Ho
berarti pengaruh independent diterima atau variabel
atau variabel motivasi (X1) dan independen secara bersam-
kompensasi (X2), terhadap sama tidak berpengaruh
dependent atau variabel kinerja terhadap variabel dependen.
karyawan (Y) Ha3: β ≠ 0, berarti variabel
5. Uji Hipotesis independen secara
Untuk memperkuat hasil keseluruhan berpengaruh
perhitungan yang diperoleh dan terhadap variabel dependen.
untuk mengetahui tingkat Jika Fhitung > Ftabel berarti
signifikasi pengaruh variabel Ho ditolak atau variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat independen secara bersam-
(Y) maka dilakukan uji hipotesis sama berpengaruh terhadap
dengan langkah-langkah sebagai variabel dependen.
berikut :
a. Uji Parsial (Uji t) 6. Analisis Regresi Linear
Menurut Sugiyono (2012:99) Berganda
uji parsial (uji t) digunakan untuk Untuk mencapai tujuan
menguji hipotesis secara parsial penelitian, maka data yang telah
guna menunjukan pengaruh tiap yang telah diperoleh perlu
variabel independen secara sendiri dianalisis. Dalam penelitian ini
terhadap variabel dependen. Hasil digunakan model analisis regresi
uji t ini pada output SPSS dapat berganda (multiple regression
dilihat pada tabel Coefficients. analysis). Model ini digunakan
Kriteria pengambilan keputusan : karena penulis ingin mengetahui
1) H0 ditolak jika t statistik < pengaruh variabel motivasi (X1),
0,005 atau thitung > ttabel. kompensasi (X2) terhadap kinerja
2) H0 diterima jika t statistik > karyawan (Y).
0,005 atau thitung < ttabel. Persamaan regresinya adalah
sebagai berikut :
b. Uji Simultan (Uji F) Y = α + β 1X1 + β 2X2 + e
Menurut Sugiyono (2012:112), Dimana:
uji simultan (uji F) adalah uji α = nilai intersep (konstan)
bersama-sama seluruh variabel β = Koefesien arah regresi
independen terhadap variabel X1 = Motivasi
dependen. Perhitungan statistik uji X2 = Kompensasi
F dari ANOVA dilakukan dengan e = Error term
membandingkan nilai kritis yang Y = Kinerja Karyawan
diperoleh dari tabel distribusi uji F
pada tingkat signifikansi tertentu.
Hipotesis yang digunakan yaitu :
H03 : β = 0, berarti variabel
independen secara

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 235
JENIUS

HASIL PENELITIAN DAN a. Instrument Variabel Motivasi


PEMBAHASAN Penilaian karyawan terhadap
A. Hasil Penelitian Motivasi merupakan salah satu
1. Analisis Jawaban kuesioner indikator mengenai Motivasi
Analisa deskriptif adalah bagian yang diterapkan oleh
dari statistik yang digunakan untuk perusahaan dan data penilaian
menggambarkan atau ini diperoleh berdasarkan hasil
mendeskripsikan data tanpa kuesioner yang disebarkan
bermaksud menggeneralisir atau kepada karyawan sebanyak 80
membuat kesimpulan tapi hanya orang diperoleh jumlah total
menjelaskan kelompok data itu saja. skor-jawaban responden
Analisa deskriptif dapat meliputi sebagai berikut :
beberapa hal diantaranya distribusi
frekuensi jawaban.
Table 1.3
Rata-Rata Penilaian Karyawan Terhadap Variabel Motivasi
Indi Frekuensi Jawaban Jumlah
N Mean Penilaian
kator SS S C TS STS Skor
1 40 54 66 67 13 240 761 3,17 Sedang
2 44 87 78 28 3 240 861 3,58 Tinggi
3 32 91 82 33 2 240 838 3,49 tinggi
4 68 81 67 24 0 240 913 3,80 tinggi
5 14 33 25 5 3 80 290 3,62 tinggi
Rata-rata Motivasi 3,53 Tinggi
Sumber : Hasil pengolahan Data 2017
terutama indikator pertama yaitu
Hasil perhitungan diatas kondisi lingkungan kerja.
menunjukan bahwa motivasi b. Instrumen Variabel Kompensasi
masuk kedalam kriteria tinggi, Penilaian karyawan terhadap
hal ini dapat dilihat dari skor Kompensasi merupakan salah
rata-rata yang dihasilkan sebesar satu indikator mengenai
3,53 dan berdasarkan rentang Kompensasi yang diterapkan
skor rata-rata berada pada oleh perusahaan dan data
interval 3,41 – 4,20 yang berarti penilaian ini diperoleh
masuk dalam klasifikasi berdasarkan hasil kuesioner
penilaian tinggi. Akan tetapi yang disebarkan kepada
masih beberapa aspek yang karyawan sebanyak 80 orang
masih belum optimal yaitu diperoleh jumlah total skor-
kondisi lingkungan pekerjaan jawaban responden sebagai
kurang menyenangkan dan berikut :
kurang sarana dan prasarana
diperusahaan. Untuk lebih
meningkatkan motivasi maka
perusahaan perlu
memperhatikan semua indikator
yang ada dalam penelitian ini

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 236
JENIUS

Table 1.4
Rata-Rata Penilaian Karyawan Terhadap Variabel kompensasi
Indi Frekuensi Jawaban Jumlah
Mean Penilaian
kator SS S C TS STS N Skor
1 15 200 104 79 2 400 1.347 3,36 Sedang
2 5 93 70 69 3 240 748 3,11 Sedang
3 49 136 14 31 10 240 903 3,76 Tinggi
4 8 35 11 3 23 80 242 3,02 Sedang
Rata-rata Kompensasi 3,31 Sedang
Sumber : Hasil pengolahan Data 2017

Hasil perhitungan diatas c. Instrument Variabel Kinerja


menunjukan bahwa kompen- Karyawan
sasi masuk kedalam kriteria Penilaian karyawan terhadap
sedang, hal ini dapat dilihat dari kinerja merupakan salah satu
skor rata-rata yang dihasilkan indikator mengenai kinerja
sebesar 3,31 dan berdasarkan yang diterapkan oleh
rentang skor rata-rata berada perusahaan dan data penilaian
pada interval 2,61 – 3,40 yang ini diperoleh berdasarkan hasil
berarti masuk dalam klasifikasi kuesioner yang disebarkan
penilaian sedang.. Untuk kepada karyawan sebanyak 80
meningkatkan kompensasi orang diperoleh jumlah total
perusahaan perlu memberikan skor-jawaban responden
tunjangan dan gaji yang sesuai sebagai berikut :
bagi karyawan.

Tabel 1.5
Rata-Rata Penilaian Karyawan Terhadap Variabel kinerja Karyawan
Indi Frekuensi Jawaban Jumlah
N Mean Penilaian
kator Skor
SS S C TS STS
1 26 82 77 52 3 240 796 3,46 Tinggi
2 41 60 45 14 0 160 608 3,80 Tinggi
3 17 56 62 25 0 160 545 3,40 Sedang
4 24 90 103 23 0 240 835 3,47 Tinggi
5 24 91 70 54 1 240 803 3,34 Sedang
Rata-rata Kinerja Karyawan 3,49 Tinggi
Sumber : Hasil pengolahan Data 2017

Hasil perhitungan diatas 3,45 dan berdasarkan rentang skor


menunjukan bahwa kinerja rata-rata berada pada interval 3,41 –
Karyawan masuk kedalam kriteria 4,20 yang berarti masuk dalam
tinggi, hal ini dapat dilihat dari skor klasifikasi penilaian tinggi. Namun
rata-rata yang dihasilkan sebesar masih ada beberapa indikator

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 237
JENIUS

masuk kedalam kriteria sedang yang lengkap untuk menunjang


yaitu indicktor efektif, kualitas, dan keefektivan kerja
keselamatan. Untuk lebih
meningkatkan kinerja karyawan 2. Analisis Regresi Linear berganda
perusahaan perlu memperhatikan Untuk mengetahui prediksi
peralatan keselamatan kerja di perubahan nilai variable dependen
setiap unit, pekerjaan dengan tepat (Y) yang diakibatkan pengaruh
waktu, pekerjaan karyawan bisa beberapa variable independen (X1
menekan anggaran perusahaan dan X2) digunakan analisis regresi
seminim mungkin, Karyawan linear berganda. Hasil pengolahan
smelakukan pekerjaan dengan menggunakan program SPSS versi
prosedur yang benar dan 22, diperoleh nilai konstanta,
perusahaan menyediakan fasilitas koefisien, dan thitung, seperti
ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 1.6
Hasil Uji Analisa Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18.523 3.976 4.659 .000
Motivasi .487 .124 .548 3.915 .000
Kompensasi .099 .147 .095 .676 .501
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Output SPSS 22

Dari perhitungan regresi yang positif, artinya bahwa


yang telah diolah, diperoleh nilai setiap kenaikan motivasi (X1)
a sebesar 18,523 nilai b1 sebesar sebesar satu satuan, maka
0,487 dan nilai b2 sebesar 0,099, kinerja (Y) akan meningkat
sehingga bentuk persamaan sebesar 0,487 dengan asumsi
regresinya adalah sebagai berikut kompensasi (X2) dianggap
: konstan.
Y = 18,523+0,487 X1 + 0,099 X2 3) b2 = 0,099 merupakan
Persamaan regresi diatas koefisien arah regresi linear
mempunyai arti : yang positif, artinya bahwa
1) Nilai kostanta (a) sebesar setiap kenaikan kompensasi
18,523 meskipun tanpa adanya (X2) sebesar satu satuan, maka
pengaruh variabel Motivasi kinerja (Y) akan meningkat
(X1) dan Kompensasi (X2), sebesar 0,099 dengan asumsi
maka karyawan tetap memiliki motivasi (X1) dianggap
kinerja sebesar 18,523. konstan.
2) b1 = 0,487, merupakan Berdasarkan nilai taraf
koefisien arah regresi linear signifikan pada α = 5%pada

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 238
JENIUS

tabel 1.6, maka kedua variabel 3. Koefisien Korelasi Ganda (R)


independen (motivasi dan Untuk mengetahui
kompensasi), maka dapat seberapa kuat tingkat hubungan
disimpulkan bahwa variabel variabel independen terhadap
Kinerja dipengaruhi oleh variabel dependen dan arah
variabel motivasis secara korelasi yang terjadi maka
signifikan dengan α < 5% dan dilakukan analisis korelasi..
sedangkan kompensasi Dari hasil perhitungan SPSS
pengaruhnya tidak signifikan versi 22 diperoleh nilai
karena nilai α > 5%. koefisien korelasi (R) seperti
ditunjukkan pada Tabel 1.7.

Tabel 1.7
Korelasi Nilai R dan R Square
variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y
Model Summary
Adjusted Std. Error
Model R R Square R Square of the Estimate

1 .624a .389 .373 4.247


a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompensasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan data di atas (Y) karyawan adalah sebesar


diperoleh nilai R sebesar 0,624 38,9 % ditentukan oleh variabel
karena terletak pada kisaran 0,60 – motivasi dan kompensasi,
0,79 sehingga korelasinya adalah sedangkan sisanya atau sebesar
korelasi kuat yang artinya korelasi 61,1% ditentukan oleh variabel
antara motivasi dan kompensasi lain yang tidak diteliti.
terhadap kinerja karyawan adalah
sangat lemah.
5. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
4. Koefisien Determinasi (R2)
Dalam penelitian ini
Untuk mengetahui
digunakan perhitungan uji t
seberapa besar konstribusi yang
dengan taraf sigifikansi sebesar
diberikan oleh variabel
0,05 (5%). Dimana kriteria uji
independen terhadap variabel
test ini adalah akan signifikan
dependen maka dilakukan
apabila nilai sig. <0,05. Dari
analisis determinasi. Dari Tabel
hasil penelitian, didapatkan
1.7 diperoleh angka RSquare atau
bahwa koefisien regresi, nilai t
koefisien determinan sebesar
dan signifikansi secara parsial
0,389 yang berarti variant yang
adalah sebagai berikut :
terjadi pada variabel Kinerja

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 239
JENIUS

Tabel 1.8
Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18.523 3.976 4.659 .000
Motivasi .487 .124 .548 3.915 .000
Kompensasi .099 .147 .095 .676 .501
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Output SPSS 22

1) Uji Hipotesis parsial untuk secara signifikan terhadap


variabel Pelatihan variabel kinerja karyawan.
Hipotesis yang akan diuji pada H1: ß1 ≠ 0 artinya variabel
bagian ini adalah : pengembangan karir secara
H0: ß1= 0 artinya variabel parsial berpengaruh secara
motivasi secara parsial tidak signifikan terhadap variabel
berpengaruh secara signifikan kinerja karyawan.
terhadap variabel kinerja Dari Tabel 4.14, diperoleh nilai
karyawan. thitung sebesar 0,676 Sedangkan nilai
H1: ß1 ≠ 0 artinya variabel ttabel untuk n=80 dan dk = n-2 = 80-2
motivasi secara parsial = 78 pada taraf signifikansi α = 0,05
berpengaruh secara signifikan diperoleh ttabel = 1,991. Karena nilai
terhadap variabel kinerja thitung < ttabel dan nilai taraf
karyawan. signifikansi (α) sebesar 0,501>
Dari Tabel 4.14, diperoleh 0,05, maka H0 diterima dan H1
nilai thitung sebesar 3,915 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
Sedangkan nilai ttabel untuk n=80 bahwa “Tidak terdapat pengaruh
dan dk = n-2 = 80-2 = 78 pada taraf yang signifikan antara kompensasi
signifikansi α = 0,05 diperoleh ttabel terhadap Kinerja karyawan”.
= 1,991. Karena nilai thitung > ttabel
dan nilai taraf signifikansi (α) b. Uji Simultan (Uji F)
sebesar 0,000 < 0,05, maka H0 Pengujian F statistik
ditolak dan H1 diterima. Sehingga adalah uji secara bersama-sama
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independennya
“Terdapat pengaruh yang (motivasi dan kompensasi)
signifikan antara motivasi terhadap terhadap variabel dependennya
Kinerja karyawan”. (kinerja karyawan). Perhitungan
2) Uji Hipotesis parsial untuk statistic F dari ANOVA
variabel Kompensasi dilakukan dengan
Hipotesis yang akan diuji pada membandingkan nilai krisis
bagian ini adalah : yang diperoleh dari tabel
H0: ß1= 0 artinya variabel distribusi F pada tingkat
pengembangan karir secara signifikan tertentu.
parsial tidak berpengaruh Hipotesis yang akan diuji pada

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 240
JENIUS

bagian ini adalah : Sedangkan kriteria pengujiannya


H0: ß1= ß2= 0, tidak ada pengaruh adalah :
yang signifikan antara variabel Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel atau
motivasi dan kompensasi Signifikansi Fhitung > α
terhadap variabel kinerja Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel atau
karyawan. Signifikansi Fhitung < α
H1: ß1 ≠ ß2 ≠ 0 ada pengaruh yang Hasil pengujian simultan
signifikan antara variabel pengaruh variabel independen
motivasi dan kompensasi (motivasi dan kompensasi) terhadap
terhadap variabel kinerja variabel dependennya (kinerja
karyawan. karyawan) seperti ditunjukkan pada
tabel 1.9 berikut:

Tabel 1.9
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Motivasi dan Kompensasi terhadap Kinerja Karywan
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 884.295 2 442.147 24.518 .000b
Residual 1388.593 77 18.034
Total 2272.888 79
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompensasi
Sumber : Output SPSS 22
B. Pembahasan
Dari tabel 1.9 dapat dilihat Berikut ini adalah pembahasan dari
nilai Fhitung adalah sebesar 24,518, pengolahan data yang telah dijelaskan
sedangkan nilai Ftabel = F(2; df) = F(2; sebelumnya:
80-2) = 3,11 dengan nilai signifikansi 1. Pengaruh Motivasi terhadap
F sebesar 0,000. Pengujian akan Kinerja Karyawan
menolak Ho jika p-value < α. Jika Berdasarkan hasil analisis
dibandingkan dengan taraf perhitungan SPSS Versi 22,
signifikan α=5% maka p-value diperoleh nilai thitung untuk variabel
(0,000) bernilai lebih kecil dari α Motivasi (X1) adalah sebesar 3,915,
sehingga H0 ditolak dan H1 sedangkan ttabel untuk n= 80 dk = n-
diterima. Sehingga dapat 2 = 80-2 = 78 adalah sebesar 1,991.
disimpulkan terdapat pengaruh Jadi karena nilai thitung > ttabel, yaitu
yang signifikan antara motivasi dan 3,915 > 1,991 dan nilai sig. 0,000
kompensasi terhadap kinerja lebih kecil dari 0,05 (tingkat
karyawan pada PT Sumber Tenaga signifikansi 5%) sehingga Ho
Lestari (Citylight Apartment) ditolak dan Ha diterima maka dapat
Tangerang Selatan). disimpulkan bahwa Motivasi (X1)
memang mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap
Kinerja karyawan (Y).

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 241
JENIUS

2. Pengaruh Kompensasi terhadap asumsi motivasi (X1) dianggap


Kinerja Karyawan konstan. Hasil pengujian pengaruh
Berdasarkan hasil analisis simultan variabel bebas terhadap
perhitungan SPSS Versi 22, variabel terikatya diperoleh nilai
diperoleh nilai thitung untuk variabel Fhitung = 24,518 > nilai Ftabel = 3,11
Kompensasi (X2) adalah sebesar sehingga Ho ditolak dan Ha
0,676, sedangkan ttabel untuk n= 80 diterima. Sehingga dapat
dk = n-2 = 80-2 = 78 adalah sebesar disimpulkan terdapat pengaruh
1,991. Jadi karena nilai thitung < yang antara motivasi dan
ttabel, yaitu 0,676 < 1,991 dan nilai kompensasi terhadap kinerja
sig. 0,501 lebih besar dari 0,05 karyawan. Dikarenakan nilai
(tingkat signifikansi 5%) sehingga signifikansi variabel motivasi
Ho diterima dan Ha ditolak maka sig.=0,000<0,05 dan variabel
dapat disimpulkan bahwa variabel kompensasi sig. 0,501>0,05, maka
Kompensasi (X2) tidak mempunyai variabel motivasi berpengaruh
pengaruh yang signifikan terhadap secara signifikan sedangkan
Kinerja Karyawan. variabel kompensasi berpengaruh
3. Pengaruh Motivasi dan tidak signifikan.
Kompensasi terhadap Kinerja Tingkat hubungan variabel
Karyawan bebas terhadap variabel terikat
Berdasarkan analisis hasil ditunjukkan nilai koefisien korelasi
perhitungan analisa data pengaruh R sebesar 0,624, artinya motivasi
antara motivasi (X1) dan dan kompensai memiliki hubungan
kompensasi (X2) terhadap kinerja yang cukup kuat terhadap Kinerja
(Y) ditunjukkan oleh regresi linier karyawan. Sedangkan
berganda Y = 18,523+0,487 X1 + konstribusinya ditunjukkan dengan
0,099 X2 artinya meskipun tanpa nilai koefisien determinasi nilai R2
adanya pengaruh variabel motivasi (R Square) sebesar 0,389, yang
dan kompensasi, maka karyawan berarti konstribusi motivasi dan
tetap memiliki tingkat kinerja kompensasi terhadap Kinerja
sebesar 18,523. Untuk koefisien karyawan, sebesar 38,9 %,
regresi sebesar 0,487 pada variabel sedangkan sisanya sebesar 61,1%
motivasi merupakan koefisien arah ditentukan oleh variabel lain yang
regresi linear yang positif, artinya tidak diteliti dalam penelitian ini.
bahwa setiap kenaikan motivasi
(X1) sebesar satu satuan, maka KESIMPULAN
kinerja (Y) akan meningkat sebesar Dari hasil pengujian hipotesis dapat
0,487 dengan asumsi kompensasi disimpulkan:
(X2) dianggap konstan. Koefisien 1. Secara parsial terdapat pengaruh
regresi sebesar = 0,099 pada positif dan signifikan Motivasi (X1)
variabel kompensasi, merupakan terhadap Kinerja Karyawan (Y). hal
koefisien arah regresi linear yang ini dapat dibuktikan dengan nilai
positif, artinya bahwa setiap thitung untuk variabel Motivasi (X1)
kenaikan kompensasi (X2) sebesar sebesar 3,915, sedangkan ttabel
satu satuan, maka kinerja (Y) akan (1,991). Karena nilai thitung > ttabel,
meningkat sebesar 0,099 dengan yaitu 3,915 > 1,991 dan nilai sig.

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 242
JENIUS

0,000 lebih kecil dari 0,05 (tingkat DAFTAR PUSTAKA


signifikansi 5%) sehingga Ho Abdullah, Ma’ruf, “Evaluasi Kinerja
ditolak dan Ha diterima .. Karyawan”, Aswaja Pressindo,
2. Secara parsial terdapat terdapat Ngangklik Sleman,
pengaruh positif dan signifikan Yogyakarta, 2014
Kompensasi (X2) terhadap Kinerja
Karyawan (Y). hal ini dapat Bangun,Wilson, “Manajemen Sumber
dibuktikan dengan nilai thitung untuk Daya Manusia”, Erlangga,
variabel Motivasi (X1) sebesar Jakarta, 2013
0,676 sedangkan ttabel (1,991).
Karena karena nilai thitung < ttabel, Fahmi, Irham, “Perilaku Organisasi
yaitu 0,676 < 1,991 dan nilai sig. Cetakan Pertama”, Alfabeta, CV,
0,501 lebih besar dari 0,05 (tingkat Bandung, 2013
signifikansi 5%) sehingga Ho
diterima dan Ha ditolak. Handoko, T Hani, “Manajemen
3. Hasil analisa regresi berganda Personalia Cetakan Ke
pengaruh antara motivasi (X1) dan Sembilan”, BPFE,
kompensasi (X2) terhadap kinerja Yogyakarta, 2007
(Y) ditunjukkan oleh regresi linier
berganda Y = 18,523+0,487 X1 + Hasibuan, Malayu S.P, “Pengertian
0,099 X2.Hasil pengujian pengaruh SDM”, Alfabeta, Bandung, 2011
simultan variabel bebas terhadap
variabel terikatya diperoleh nilai Iswanto, Yus & Yusuf, Adhie,
Fhitung = 24,518 > nilai Ftabel = 3,11 “Manajemen Sumber Daya
sehingga Ho ditolak dan Ha Manusia”, Universitas Terbuka,
diterima. Sehingga dapat Jakarta, 2011
disimpulkan terdapat pengaruh
yang antara motivasi dan Mangkunegara, Anwar Prabu,
kompensasi terhadap kinerja “Evaluasi Kinerja Sumber Daya
karyawan. Manusia”, PT. Remaja Rosda
Tingkat hubungan variabel Karya, Bandung, 2014
bebas terhadap variabel terikat
ditunjukkan nilai koefisien korelasi M. Kadarisman,” Pengertian
R sebesar 0,624, artinya motivasi Kompensasi”, Edisi Revisi, PT.
dan kompensai memiliki hubungan Bumi Aksara, Jakarta, 2012
yang cukup kuat terhadap Kinerja
karyawan. Sedangkan PB, Trinton, “Pengertian
konstribusinya ditunjukkan dengan Kompensasi”, BPFE,
nilai koefisien determinasi nilai R2 Yogyakarta, 2010
(R Square) sebesar 0,389, yang
berarti konstribusi motivasi dan Sedarmayanti, “Manfaat MSDM”,
kompensasi terhadap Kinerja Edisi Revisi, PT. Bumi Aksara,
karyawan, sebesar 38,9 %, Jakarta, 2007
sedangkan sisanya sebesar 61,1%
ditentukan oleh variabel lain yang Siagian, Sondang, “Pengertian
tidak diteliti dalam penelitian ini. Manajemen”, Edisi Revisi, PT.

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 243
JENIUS

Bumi Aksara, Jakarta,2012 Sutrisno, Edi, “Manajemen Sumber


Daya Manusia”, PT. Kencana
Sihombing, Sarinah, “Manajemen Prenada Media Grup, Jakarta.
Sumber Daya Manusia”, 2009
INMEDIA, Jakarta, 2013
Kencana Prenada Media Grup, Jakarta,
Simamora, Henry, “pengertian SDM”, 2016
Edisi Revisi, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2014 Wibowo, “Organisasi Dan Manajemen
Sugiyono, “Hipotesis”, Edisi Revisi, Sumber Daya Manusia”, PT.
PT. Bumi Aksara, Jakarta. 2011 Rineka Cipta, Jakarta, 2012

Penulis:
Gatot Kusjono,Drs.,MM, Dosen Manajemen Universitas Pamulang
Putri Ratnasari, lulus Sarjana Ekonomi (2017)

JENIUS. Vol. 2, No. 2, Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai