Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE

PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

BAB III
PERENCANAAN STRUKTUR

3.1. PERENCANAAN PORTAL


Program yang digunakan untuk melakukan analisa pada struktur atas bangunan ini
adalah program SAP 2000. Pemodelannya adalah sebagai bangunan open frame, dan di
analisa secara tiga dimensi.

3.2. PEMBEBANAN
3.2.1. Beban mati (DL)
Berat Sendiri Elemen Struktur
Beban mati adalah berat seluruh Elemen struktur dan secara otomatis terdefinisi oleh
program pada analisa struktur.
Berat Komponen Tambahan
Pada pelat lantai bekerja beban akibat komponen tambahan berupa:
a. Berat Keramik = 24 kg/m2
b. Berat Spesi (5 cm) = 5 x 21 kg/m2 = 105 kg/m2
c. Berat Plafond = 11 kg/m2
Total Beban komponen tambahan = 140 kg/m 2

Adapun beban lainnya seperti beban dinding habel yang besarnya adalah 100 kg/m 2 di
definisikan terhadap balok sebagai beban merata sebesar 100 kg/m2 x 2,50 m = 250
kg/m

3.2.2. Beban Hidup (LL)


Menurut peraturan pembebanan untuk lantai rumah tinggal, bekerja pada lantai
tersebut beban hidup sebesar 250 kg/m2.

8
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

3.2.3. Beban Angin (WL)


Beban angin didefinisikan merata disepanjang kolom dengan membagi berdasarkan
tributari area beban sebesar :
Angin tekan – x
25 kg/m2 x 0,9 x 3,00 m = 67,50 kg/m
25 kg/m2 x 0,9 x 1,50 m = 33,75 kg/m
Angin tekan – y (di asumsikan menggunakan bentang terpanjang 2 m)
25 kg/m2 x 0,9 x 2,00 m = 45,00 kg/m
Angin Hisap
25 kg/m2 x 0,4 x 3,00 m = 30,00 kg/m
25 kg/m2 x 0,4 x 1,50 m = 15,00 kg/m
25 kg/m2 x 0,4 x 1,00 = 10,00 kg/m

3.2.4. Beban Gempa (E)

Gambar 3.1 Syarat Ketidakberturan Struktur

Katagori Resiko Struktur Bangunan (I-IV) dan faktor keutamaan (Ie)


Struktur bangunan rumah tinggal termasuk dalam katergori resiko II dan faktor
keutamaan (Ie) = 1,00.

9
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Parameter Percepatan gempa (Ss , S1)


Parameter respon spektra untuk tanah sedang pada wilayah berdasarkan website
Spektra Indoneia sebagai berikut :
PGA (g) 0.374
SS (g) 0.718
S1 (g) 0.311
CRS 1.001
CR1 0.938
FPGA 1.126
FA 1.225
FV 1.778
PSA (g) 0.421
SMS (g) 0.880
SM1 (g) 0.553
SDS (g) 0.587
SD1 (g) 0.368
T0 (detik) 0.126
TS (detik) 0.628

Parameter Ss (percepatan batuan dasar pada perioda pendek) dan S1 (percepatan


batuan dasar pada perioda 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari respons
spektral percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seisemik dengan
kemungkinan 2 persen terlampaui dalam 50 tahun (MCER, 2 persen dalam 50 tahun),
dan dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi.

Katagori Desain Gempa (KDG) berdasarkan parameter respons percepatan pada


perioda pendek 0,50  0,587 (SDS) masuk dalam KDG D. Katagori desain seisemik
berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda 1 detik 0,20  0,368 (SD1)
adalah KDS D. Sehingga katagori desain seisemik berdasarkan nilai S DS , SD1 dan katagori
resiko adalah termasuk dalam KDG D.

10
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

sumber : SNI Gempa 1726 - 2012

Material yang dipilih beton bertulang dan sistem rangka penahan gaya seisemik yang
diijinkan adalah sistem rangka pemikul momen – Rangka beton bertulang pemikul
momen menengah (SRPMM) dengan koefisien modifikasi respons (R) = 5

sumber SNI Gempa 1726 - 2012

Untuk membuat spektrum respons desain dapat dilakukan dengan mengunjungi situs
puskim.pu.go.id, dengan input koordinat -6.271434099483425 , 106.76099270582199
(Gambar 3.1).

11
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

sumber puskim.pu.go.id

Gambar 3.2 Aplikasi Spektrum Respons Desain

Hasil pembuatan kurva spektrum respons desain ditampilkan pada pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Kurva Spektrum Respons Desain

12
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

3.3. ANALISA STRUKTUR


3.3.1. MODEL STRUKTUR
Model struktur dibuat berdasarkan bentuk denah rencana desain arsitektur. Struktur
dimodelkan sebagai bangunan open frame, dan di analisa secara tiga dimensi
mengunakan program analisa struktur.

Gambar 3.5 Pemodelan Struktur

3.3.2. APLIKASI PEMBEBANAN STRUKTUR


Beban Mati (DL)

Gambar 3.5 Beban Mati ( DL = 140 kg/m2 ) pada Lantai


akibat komponen struktur tambahan

13
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Gambar 3.6 Beban Mati Dinding ( DL = 300 kg/m’ ) pada Frame Balok
Beban Hidup (LL)

Gambar 3.8 Beban Hidup ( LL = 250 kg/m2 )

14
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Beban Angin WL

Gambar 3.9 Beban Angin Arah X dan Arah Y

Gambar 3.10 Fungsi Respons Spektrum pada Program

3.3.3. KOMBINASI PEMBEBANAN STRUKTUR


Kombinasi pembebanan yang digunakan untuk mencari nilai gaya-gaya dalam struktur yaitu
sebagai berikut:
Comb1 = 1,4DL
Comb2 = 1,2DL + 1,6LL
Comb3 = 1,2DL + 0,5LL + 1,3Wx + 1,3 Wy
Comb4 = 1,32DL + 0,5LL + 1,0 Ex + 0,3 Ey
Comb5 = 1,32DL + 0,5LL + 1,0 Ex - 0,3 Ey
Comb6 = 1,32DL + 0,5LL - 1,0 Ex + 0,3 Ey

15
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Comb7 = 1,32DL + 0,5LL - 1,0 Ex - 0,3 Ey


Comb8 = 1,32DL + 0,5LL + 0,3 Ex + 1,0 Ey
Comb9 = 1,32DL + 0,5LL + 0,3 Ex - 1,0 Ey
Comb10 = 1,32DL + 0,5LL - 0,3 Ex + 1,0 Ey
Comb11 = 1,32DL + 0,5LL - 0,3 Ex - 1,0 Ey
Comb12 = 1,02DL + 1,0 Ex + 0,3 Ey
Comb13 = 1,02DL + 1,0 Ex - 0,3 Ey
Comb14 = 1,02DL - 1,0 Ex + 0,3 Ey
Comb15 = 1,02DL - 1,0 Ex - 0,3 Ey
Comb16 = 1,02DL + 0,3 Ex + 1,0 Ey
Comb17 = 1,02DL + 0,3 Ex - 1,0 Ey
Comb18 = 1,02DL - 0,3 Ex + 1,0 Ey
Comb19 = 1,02DL - 0,3 Ex - 1,0 Ey

3.3.4. HASIL ANALISA STRUKTUR


Gambar dibawah ini merupakan hasil gaya-gaya dalam pada struktur bangunan yang ditinjau
terhadap beban-beban yang diaplikasikan.

Gambar 3.11 Momen dan Geser Diagram akibat Beban Mati (DL)

16
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Gambar 3.12 Momen dan Geser Diagram akibat Beban Hidup (LL)

Gambar 3.13 Momen dan Geser Diagram akibat Beban Angin (WLx dan WLy)

17
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Gambar 3.14a Momen dan Geser Diagram akibat Beban Gempa (RS-X)

Gambar 3.14b Momen dan Geser Diagram akibat Beban Gempa (RS-Y)

18
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Pengecekan simpangan antar lantai

Kontrol desain digunakan untuk pengecekan batas simpangan setiap lantai yang diatur pada
SNI 1726:2012 Pasal 7.8.6, Pasal 7.8.7 dan Pasal 7.12.1. Hasil pegecekan simpangan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Lantai Tinggi Perpindahan Simpangan Simpangan CEK
(h) mm ei (mm) Antar Lantai i Antar Lantai i < a
(mm) Ijin a (mm)
Lantai Atap 2800 76,18 25,66 68 OK
Lantai 3 2800 65,92 45,57 68 OK
Lantai 2 2800 47,69 60,22 68 OK
Lantai 1 2800 23,60 59,00 68 OK

19
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

3.4. ANALISA PENAMPANG


3.4.1. PENAMPANG KOLOM K1
Dimensi Rencana = 25 cm x 30 cm
Mutu beton : K-300, f’c = 24,4 MPa
Mutu baja tulangan, Fy = 400 MPa

Gambar 3.15 Data Desain Kolom K1 25 x 30

a. Tulangan Longitudinal
Tulangan Perlu As total : 750 mm2
Untuk penulangan digunakan : 6 D13 (ulir)
As = 6 x 132 mm2 = 800 mm2 > 750 mm2 (OK)

b. Tulangan Geser
Av/s perlu = 1,910 mm2/mm
Digunakan tulangan diameter 10 mm
Av = n x luas tulangan
= 4 x 78,6 mm2
=314,4 mm2
diambil Jarak (s) : 150 mm
Av/s Aktual = 314,4 / 150= 2,096 mm2/mm > 1,91 mm2/mm (OK)
sehingga di pakai d10 – 150

20
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

3.4.2. PENAMPANG KOLOM K2


Dimensi Rencana = 15 cm x 30 cm
Mutu beton : K-300, f’c = 24,4 MPa
Mutu baja tulangan, Fy = 400 MPa

Gambar 3.16 Data Desain Kolom K2 15 x 30

a. Tulangan Longitudinal
Tulangan Perlu As total : 450 mm2
Untuk penulangan digunakan : 4 D13 (ulir)
As = 4 x 132 mm2 = 528 mm2 > 450 mm2 (OK)

b. Tulangan Geser
Av/s perlu = 1,059 mm2/mm
Digunakan tulangan diameter 10 mm
Av = n x luas tulangan
= 3 x 78,6 mm2
= 235,8 mm2
diambil Jarak (s) : 150 mm
Av/s Aktual = 235,8 /150= 1,57 mm2/mm > 1,059 mm2/mm (OK)
sehingga di pakai d10 - 150

21
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

3.4.3. PENAMPANG BALOK


Dimensi rencana balok yang digunakan :
1. 20 cm x 30 cm
2. 25 cm x 30 cm
3. 15 cm x 30 cm
4. 15 cm x 40 cm

Gambar 3.19 Rencana Balok

22
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Gambar 3.20 Luas Tulangan Balok As perlu

3.4.4. PENULANGAN BALOK B1 20 x 30


Dimensi = 20 cm x 30 cm
Mutu beton : K-300, f’c = 24,4 MPa
Mutu baja tulangan, Fy = 400 MPa
Berdasarkan hasil yang diperlihatkan pada gambar 3.20, luas tulangan perlu (As perlu )
di ambil yang terbesar Balok 20 x 30 untuk tulangan tumpuan dan lapangan adalah
sebagai berikut :
Tumpuan Atas : 179 mm2.
Tumpuan Bawah : 114 mm2.
Lapangan Atas : 22 mm2
Lapangan Bawah : 124 mm2

a. Tulangan Longitudinal Tumpuan


Tulangan Atas Perlu ( As perlu = 179 mm2 )
Hasil pengecekan kebutuhan luas tulangan perlu pada balok hanya sebesar 179
mm2, sedangkan SNI Beton 2847 mensyaratkan adanya penulangan minimum
untuk struktur lentru sebesar :
As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
As perlu < As min maka digunakan As min : 240 mm2
Untuk penulangan digunakan 3 D13 (ulir)
As = ( 3 x 132 mm2 )
= 396 mm2 > 240 mm2 (OK)

Tulangan Bawah Perlu ( As perlu = 114 mm2 )


As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
Gunakan 2 D13 (ulir)
As = 2 x 132 mm2

23
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

= 264 mm2 > 240 mm2 (OK)


b. Tulangan Geser Tumpuan
Av/s perlu = 0,869 mm2/mm
Digunakan tulangan diameter 8 mm
Av = n x luas tulangan
= 2 x 50,24 mm2 = 100,5 mm2
diambil Jarak (s) : 100 mm
Av/s Aktual = 100,5 /100
= 1,00 mm2/mm > 0,864 mm2/mm (OK)
sehingga di pakai d8 – 100

c. Tulangan Longitudinal Lapangan


Tulangan Atas Perlu ( As perlu = 22 mm2 )
As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
Gunakan 2 D13 (ulir)
As = 2 x 132 mm2
= 264 mm2 > 22 mm2 (OK)

Tulangan Bawah Perlu ( As perlu = 124 mm2 )


As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
As perlu < As min maka digunakan As min : 240 mm2
Untuk penulangan digunakan 2 D13 (ulir)
As = ( 2 x 132 mm2 )
= 264 mm2 > 240 mm2 (OK)

d. Tulangan Geser Lapangan


Av/s perlu = 0,287 mm2/mm
Digunakan tulangan diameter 8 mm

24
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Av = n x luas tulangan
= 2 x 50,24 mm2 = 100,5 mm2
diambil Jarak (s) : 100 mm
Av/s Aktual = 100,5 /200
= 0,50 mm2/mm > 0,287 mm2/mm (OK)
sehingga di pakai d8 – 200

e. Tulangan Torsi
Av1/s = 0,387 mm2/m
= 2 x Av1/s x (B - 2(p + dia. Tul) + H – (p + dia. Tul))
= 2 x 0,387 x (200 – 2 (25 + 8) + 300 – 2(25+ 8))
= 2 x 0,387 x 368
= 284,8 mm2
Digunakan tulangan 4 D10 mm
As = ( 4 x 78,5 mm2 )
= 314 mm2 > 284 mm2 (OK)

B1

Gambar 3.23 Detail Tulangan Penampang Balok B1 20 x 30

25
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

3.4.5. PENULANGAN BALOK B1 25 x 30


Dimensi = 25 cm x 30 cm
Mutu beton : K-300, f’c = 24,4 MPa
Mutu baja tulangan, Fy = 400 MPa
Luas tulangan perlu (As perlu ) di ambil yang terbesar pada output Balok 25 x 30 untuk
tulangan tumpuan dan lapangan adalah sebagai berikut :
Tumpuan Atas : 235 mm2.
Tumpuan Bawah : 166 mm2.
Lapangan Atas : 21 mm2
Lapangan Bawah : 68 mm2

f. Tulangan Longitudinal Tumpuan


Tulangan Atas Perlu ( As perlu = 235 mm2 )
Hasil pengecekan kebutuhan luas tulangan perlu pada balok hanya sebesar 235
mm2, sedangkan SNI Beton 2847 mensyaratkan adanya penulangan minimum
untuk struktur lentru sebesar :
As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
As perlu < As min maka digunakan As min : 240 mm2
Untuk penulangan digunakan 3 D13 (ulir)
As = ( 3 x 132 mm2 )
= 396 mm2 > 240 mm2 (OK)

Tulangan Bawah Perlu ( As perlu = 166 mm2 )


As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
Gunakan 2 D13 (ulir)
As = 2 x 132 mm2
= 240 mm2 > 264 mm2 (OK)

26
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

g. Tulangan Geser Tumpuan


Av/s perlu = 0,359 mm2/mm
Digunakan tulangan diameter 8 mm
Av = n x luas tulangan
= 2 x 50,24 mm2 = 100,5 mm2
diambil Jarak (s) : 200 mm
Av/s Aktual = 100,5 /200
= 0,500 mm2/mm > 0,308 mm2/mm (OK)
sehingga di pakai d8 – 200

h. Tulangan Longitudinal Lapangan


Tulangan Atas Perlu ( As perlu =21 mm2 )
As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
Gunakan 2 D13 (ulir)
As = 2 x 132 mm2
= 240 mm2 > 264 mm2 (OK)

Tulangan Bawah Perlu ( As perlu = 68 mm2 )


As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
As perlu < As min maka digunakan As min : 240 mm2
Untuk penulangan digunakan 2 D13 (ulir)
As = ( 2 x 132 mm2 )
= 264 mm2 > 240 mm2 (OK)

i. Tulangan Geser Lapangan


Av/s perlu = 0,00 mm2/mm artinya diperlukan tulangan geser lapangan
Digunakan tulangan diameter 8 mm diambil Jarak (s) minimum : 250 mm,
sehingga di pakai d10 – 250.

27
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

j. Tulangan Torsi
Av1/s = 0,700 mm2/m
= 2 x Av1/s x (B - (p + dia. Tul) + H – (p + dia. Tul))
= 2 x 0,700 x (250 – 2(25 + 8) + 300 – 2(25+ 8))
= 2 x 0,700 x 418
= 582 mm2
Digunakan tulangan 6 D12 mm
As = ( 6 x 113 mm2 )
= 678 mm2 > 582 mm2 (OK)
Sedangkan pada posisi lapangan tulangan torsi tidak dibutuhkan

B2

Gambar 3.23 Detail Tulangan Penampang Balok B2 25 x 30

3.4.6. PENULANGAN BALOK B3 15 x 30


Dimensi = 15 cm x 30 cm
Mutu beton : K-300, f’c = 24,4 MPa
Mutu baja tulangan, Fy = 400 MPa
Luas tulangan perlu (As perlu ) di ambil yang terbesar pada output Balok 15 x 30 untuk
tulangan tumpuan dan lapangan adalah sebagai berikut :
Tumpuan Atas : 61,00 mm2.
Tumpuan Bawah : 26,00 mm2.
Lapangan Atas : 1,81 mm2

28
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

Lapangan Bawah : 7,6 mm2

k. Tulangan Longitudinal Tumpuan dan Lapanagan


Dari hasi di atas maka penulangan untuk area tumpuan dan lapangan
menggunakan Luas tulangan minimum :
As min = (1,4 x b x d ) / fy
As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400
= 240 mm2
As perlu < As min maka digunakan As min : 240 mm2
Untuk penulangan digunakan 2 D13 (ulir)
As = ( 3 x 132 mm2 )
= 264 mm2 > 240 mm2 (OK)

l. Tulangan Geser Tumpuan


Av/s perlu = 0,215 mm2/mm
Digunakan tulangan diameter 8 mm
Av = n x luas tulangan
= 2 x 50,24 mm2 = 100,5 mm2
diambil Jarak (s) : 200 mm
Av/s Aktual = 100,5 /200
= 0,500 mm2/mm > 0,215 mm2/mm (OK)
sehingga di pakai d8 – 200

m. Tulangan Geser Lapangan


Av/s perlu = 0,00 mm2/mm artinya diperlukan tulangan geser lapangan
Digunakan tulangan diameter 8 mm diambil Jarak (s) minimum : 250 mm,
sehingga di pakai d10 – 250.

n. Tulangan Torsi
Av1/s = 0,399 mm2/m
= 2 x Av1/s x (B - (p + dia. Tul) + H – (p + dia. Tul))
= 2 x 0,399 x (150 – 2(25 + 8) + 300 – 2(25+ 8))

29
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

= 2 x 0,399 x 318
= 253 mm2
Digunakan tulangan 2 D13 mm
As = ( 2 x 132 mm2 )
= 264 mm2 > 253 mm2 (OK)
Sedangkan pada posisi lapangan tulangan torsi tidak dibutuhkan

B3

Gambar 3.23 Detail Tulangan Penampang Balok B3 15 x 30

3.4.7. PENULANGAN BALOK B3 15 x 40


Dimensi = 15 cm x 40 cm
Mutu beton : K-300, f’c = 24,4 MPa
Mutu baja tulangan, Fy = 400 MPa
Luas tulangan perlu (As perlu ) di ambil yang terbesar pada output Balok 15 x 40 untuk
tulangan tumpuan dan lapangan adalah sebagai berikut :
Tumpuan Atas : 186 mm2.
Tumpuan Bawah : 61 mm2.
Lapangan Atas : 0 mm2
Lapangan Bawah : 33 mm2

o. Tulangan Longitudinal Tumpuan dan Lapanagan


Dari hasi di atas maka penulangan untuk area tumpuan dan lapangan
menggunakan Luas tulangan minimum :
As min = (1,4 x b x d ) / fy
30
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

As min = ( 1,4 x 250 x 275) / 400


= 240 mm2
As perlu < As min maka digunakan As min : 240 mm2
Untuk penulangan digunakan 2 D13 (ulir)
As = ( 3 x 132 mm2 )
= 264 mm2 > 240 mm2 (OK)

p. Tulangan Geser Tumpuan dan Lapangan


Av/s perlu = 0,36 mm2/mm
Digunakan tulangan diameter 8 mm
Av = n x luas tulangan
= 2 x 50,24 mm2 = 100,5 mm2
diambil Jarak (s) : 200 mm
Av/s Aktual = 100,5 /200
= 0,50 mm2/mm > 0,36 mm2/mm (OK)
sehingga di pakai d8 – 200

q. Tulangan Torsi
Av1/s = 0,53 mm2/m
= 2 x Av1/s x (B - (p + dia. Tul) + H – (p + dia. Tul))
= 2 x 0,399 x (150 – 2(25 + 8) + 400 – 2(25+ 8))
= 2 x 0,53 x 418
= 443 mm2
Digunakan tulangan 4 D13 mm
As = ( 4 x 132 mm2 )
= 531 mm2 > 443 mm2 (OK)

31
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

B4 (KANTILEVER)

Gambar 3.23 Detail Tulangan Penampang Balok B3 15 x 40

32
PERENCANAAN PERUMAHAN PONDOK PINANG 88 RESIDANCE
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

33

Anda mungkin juga menyukai