Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan (Townsend, 1998). Harga diri rendah adalah penilaian negatif
seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif
terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai idela diri
(Yosep, 2010).

B. Tanda dan Gejala


1. Perasaan malu dan penolakan terhadap diri sendiri akibat penyakit dan
tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
3. Marah, sedih dan menangis.
4. Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas
5. Mengungkapkan tidak berdaya.
6. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
7. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
8. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya

C. Etiologi Harga Diri Rendah


Menurut Yusuf (2015) Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya
koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya sistem pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan
umpan balik yang negatif, disfungsi sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal.
D. Pengkajian
1. Data Subjektif :
a. Adanya ungkapan yang menegatifkan diri
b. Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagai mestinya
c. Ungkapan yang mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahkan
gunakan diri sendiri.
d. Ungkapan perannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagai
mestinya.
2. Data objektif :
a. Kontak mata kurang, sering menunduk
b. Mudah marah dan tersinggunng
c. Menarik diri
d. Menghindari dari orang lain.
e. Adanya keluhan fisik
f. Perubahan dalam tanggung jawab

E. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronik
2. Harga diri rendah situasional
3. Ketidakefektifan koping
4. Hambatan interaksi sosial

F. Strategi Pelaksanaan (SP)


1. SP I pada Pasien
a. Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih
dapatdigunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
d. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
e. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP III
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Melatih kegiatan ketiga (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih kemampuan kegiatan keempat yang dipilih
c. Latih kemampuan pertama hingga keempat masing-masing 2 x sehari.
2. KeluargaSP I
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendahSP II
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga
dirirendah
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
hargadiri rendah
SP III
a. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk
minumobat (discharge planning)
b. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
SP IV
a. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga yang mendukung
b. Menjelaskan cara followup ke PSJ/PKM, mengevaluasi tanda kambuh
dan melakukan rujukan ke RSJ/PKM
Evaluasi : Kemampuan pasien dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. (2012-2014). Nursing Diagnoses Definitions and Classifications. Oxford:


Wiley – Blackwell.
Nurjanah, I. (2014). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia
Stuart. G.W (2016). Prinsip & Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. Elsevier
Indonesia
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai