MKep
Tugas : Kelompok
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
SITTI IRFIANA
ZULAEKHA SYAM
KRISTIAN MASELA
YOSEPINA LEREBULAN
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................2
A. Tinjauan Kasus................................................................................... 9
B. Pengkajian................................................................................................10
C. Analisa Data.............................................................................................24
D. Intervensi..................................................................................................26
E. Implementasi............................................................................................29
F. Evaluasi....................................................................................................32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 37
B. Saran..................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang
terjadi di seluruh negara di dunia, dan terus menerus mengalami peningkatan
jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 terdapat 366 juta
orang penderita DM (diabetisi) di dunia, dan jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 552 juta orang di tahun 2030. Sebagian besar diabetisi ini
hidup di negara berpenghasilan rendah dan sedang. Indonesia sendiri dengan
jumlah populasi diabetisi 7,292 juta di tahun 2011, diprediksi akan meningkat
menjadi 11,802 juta di tahun 2030 (Whiting, Guariguata, Weil & Shaw, 2011).
Berdasarkan data tersebut, peningkatan jumlah diabetisi di Indonesia lebih
tinggi (23,6%) dibandingkan di tingkat dunia (20,26%).
1
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari diabetes melitus dan definisi ulkus diabetes.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya ulkus diabetes pada penderita
diabetes melitus.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari diabetes melitus dengan ulkus
diabetes.
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari diabtes melitus dan tingkat keparahan
ulkus diabetes.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan diabetes melitus dengan ulkus diabetes.
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan diabetes melitus dengan ulkus
diabetes.
BAB II
2. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001:1224), penyebab dari diabetes
melitus adalah sebagai berikut :
a. Diabetes melitus tipe 1
1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu periodesasi atau kecenderungan genetik kearah
terjadinya diabetes melitus tipe 1.
2) Faktor imunologi (autoimun)
3) Faktor lingkungan seperti virus atau toksin tertentu yang dapat
memicu proses autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta.
b. Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relative sel
beta dan retensi insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan
terjadinya diabetes tipe 2 yaitu :
1) Usia
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
Selain itu, ada gejala klinis lain yang lebih meunjukan tanda-tanda
adanya ulkus akibat mikroangiopati pada penderita diabetes melitus, yaitu
5P yang berarti :
a. Pain (nyeri)
b. Paleness (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
d. Pulselessness (denyut nadi hilang)
e. Paralysis (kelumpuhan)
4. Klasifikasi
5. Patofisiologi
6. Penatalaksanaan Medis dan Prinsip Keperawatan
a. Obat hiperglikemik oral (OHO)
Berdasar cara kerjanya, OHO dibagi menjadi empat golongan,
yaitu sebagai berikut :
1) Pemicu sekresi insulin.
2) Penambah sensitivitas terhada insulin.
3) Penghambat glukogenesis.
4) Penghambat gukosidase alfa.
b. Insulin
Insulin pada DM tipe 2 diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat.
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketosis.
3) Ketoasidosis diaetik (KAD) atau hiperglikemia hiperosmolar non
ketotik (HONK).
4) Hiperglikemia dengan asidosis laktat.
5) Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal.
6) Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke).
7) Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidak
terkendali dengan perencanaan makanan.
8) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
9) Kontraindikasi dan/atau alergi terhadap OHO.
c. Penanganan Iskemia
Iskemia atau penyumbatan akibat dari perfusi arteri harus dinilai
lebih awal pada penderita diabetes melitus dengan ulkus diabetik. Ulkus
atau gangren kaki tidak akan sembuh bahkan dapat menyerang bagian
tubuh lain apabila penyempitan pembuluh darah belum teratasi.
d. Debridemen
Debridemen merupakan upaya untuk membersihkan semua
jaringan nekrotik, karena luka tidak akan sembuh bila masih terdapat
jaringan nonviable, debris, dan fissura. Debridemen dilakukan terhadap
semua jaringan lunak dan tulang yang nonviable. Tujuan debridemen
yaitu untuk mengevakuasi jaringan yang terkontaminasi bakteri,
menghilangkan jaringan kalus, mengurangi risiko infeksi lokal, dan
mengangkat jaringan nekrotik sehingga mempercepat proses
penyembuhan luka.
e. Perawatan luka
Prinsip perawatan luka yaitu menciptakan lingkungan moist
wound healing atau menjaga agar luka senantiasa dalam keadaan lembab.
Bila ulkus memroduksi sekret banyak, maka untuk pembalut (dressing)
digunakan yang bersifat absorben. Sebaliknya bila ulkus kering, maka
digunakan pembalut yang mampu melembabkan ulkus. Bila ulkus cukup
lembab, maka dipilih pembalut ulkus yang dapat mempertahankan
kelembaban.
Pembalut yang dapat digunakan untuk membalut ulkus yaitu
pembalut konvensional yang berupa kasa steril yang dilembabkan dengan
NaCl 0,9%. Atau dapat digunakan pembalut modern yang tersedia saat
ini dalam perawatan luka seperti hydrocol-loid, hydrogel, calcium
alginate, foam.
f. Off-loading
Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada telapak
kaki. Mengurangi tekanan pada ulkus neuropati dapat mengurangi trauma
dan mempercepat proses penyembuhan luka. Kaki yang mengalami ulkus
harus sedapat mungkin dibebaskan dari penekanan.
Metode yang dipilih untuk off-loading tergantung dari
karakteristik fisik pasien, lokasi luka, derajat keparahan dan ketaatan
pasien. Beberapa metode off loading antara lain yaitu total non-weight
bearing, total contact cast, foot cast dan boots, sepatu yang dimodifikasi
(half shoe, wedge shoe), serta alat penyanggah tubuh seperti cruthes dan
walker.
g. Penanganan bedah
Jenis tindakan bedah tergantung dari berat ringannya ulkus.
Tindakan bedah profilaktif diindikasikan untuk mencegah terjadinya
ulkus atau ulkus berulang pada pasien yang mengalami neuropati. Bedah
kuratif diindikasikan bila ulkus tidak sembuh dengan perawatan
konservatif, misalnya angioplasti atau bedah vaskular. Bedah emergensi
adalah tindakan yang paling sering dilakukan, dan diindikasikan untuk
menghambat atau menghentikan proses infeksi, misalnya ulkus dengan
daerah infeksi yang luas atau adanya gangren gas. Tindakan bedah
emergensi dapat berupa amputasi atau debridemen jaringan nekrotik.
Selain itu, berdasarkan berat ringannya penyakit, menurut
Wagner ada tindakan pengobatan atau pembedahan yang dapat
ditentukan yaitu :
1) Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada.
2) Derajat 1-4 : pengelolaan medik dan bedah minor.
BAB III
ASUHAN KEPERERAWATAN
A. TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas klien
Nama : Ny. Puan No. RM
Usia : 48 tahun Tgl Masuk:
25 Desember 2011
Jenis kelamin :Perempuan Tgl
Pengkajian : 29 Desember 2011
Alamat :Sawojajar Sumber
informasi : Suami
No. Telepon : Nama
klg. dekat yg bisa dihub: Tn. Status pernikahan :
Menikah Jeko
Agama : Islam Status: Menik
ah Suku : jawa Alamat: Sawoja
jar Pendidikan : SMP No.telpon: Pek
erjaan : Ibu rumah tangga p
endidikan: SMA
Lama bekerja : pekerjaan:
Swasta / Pegawai Catering
E. Riwayat Keluarga
- Bapak-Ib u meninggal dunia karena
DM GENOGRAM
F. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Baik Baik
Makan/minum 0 0
Mandi 0 2
Berpakaian/berdadan 0 0
Toileting 0 2
Berpindah 0 2
Berjalan 0 2
Naik tangga 0 2
Fluktuasi BB 6 bulan - -
terakhir
Jenis minuman The manis, kopi kental manis -
Frekuensi/pola minum - -
Gelas yang dihabiskan - -
Sukar menelan - -
(padat/cair)
Pemakaian gigi palsu - -
(area)
Riw. Masalah - -
penyembuhan luka
I. Pola eliminasi
BAB
BAB Rumah Rumah Sakit
- Frekuensi/ pola 1 x / hari Belum pernah
- Kosistensi - -
- Warna&bau - -
- Kesulitan - -
- Upaya mengatasi - -
BAK
J. Pola Tidur-Istirahat
Tidur siang: Lamanya
Rumah Rumah Sakit
- Jam...s/d...
- Kenyamanan setelah tidur - -
Rumah
Rumah Sakit
- -
- -
- -
Kesulitan - -
Upaya yang dilakukan - -
M. Konsep diri
1. Gambaran diri : Merasa malu terhadap tetangga karena luka yang bau tidak enak
2. Ideal diri :-
3. Harga diri :-
4. Peran :-
5. Identitas diri :-
P. Pola seksualitas
1. masalah dalam hbungan seksual selama sakit: () tidak ada () ada
2. upaya yang dilakukan pasangan
() perhatian () sentuhan () lain-lain, seperti tidak mempermasalahkan
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Lemah
Kesadaran: Komposmetis
Tanda-tanda vital:
o Tekanan Darah : 130/80 mmHg
o Nadi : 95 x/menit
o Suhu : 38 C
o RR : 22 x/menit
TB/BB : 150 cm / 54 kg
2. Kepala & Leher
a. Kepala :
Bentuk: simetris
Massa: -
Distribusi rambut: rata
Warna kuli kepala: dalam batas normal
Keluhan: -
b. Mata:
Bentuk: simetris, terlihat mengantuk
Konjungtiva: tidak anemis
Pupil: ( )reaksi terhadap cahaya ( )isokor ( )miosis ( )pin point ( )midrasis
Tanda radang: -
Fungsi penglihatan: ( )baik ( )kabur
Penggunaan alat bantu: ( )ya ( )tidak kaca mata -½
c. Hidung:
Bentuk: simetris
Warna: sesuai warna kulit
Pembengkakan: -
Nyeri tekan: -
Perdarahan: -
Sinus: -
d. Mulut & Tenggorok an:
Warna bibir: merah muda
Mukosa: lembab
Ulkus:
Lesi: -
Massa: -
Warna lidah: merah muda
Perdarahan gusi: -
Karies: -
Gangguan bicara: -
e. Telinga:
Bentuk: simetris
Warna: sesuai warna kulit
Lesi: -
Massa: -
Nyeri: -
Nyeri tekan: -
f. Leher :-
Kekakuan: -
Benjolan/massa: -
Vena jugularis: tidak ada bendungan
Nyeri: -
Nyeri tekan: -
Keterbatasan gerak: -
Keluhan lain: -
3. Thorak dan Dada
Jantung:
o Inspeksi : tidak ada memar, tidak bengkak
o Palpasi : tidak ada nyeri/ nyeri tekan, intercostalis V
o Perkusi :-
o Auskultasi: S1& S2 normal
Paru-Paru
o Inspeksi : Pengembangan paru simetris
o Palpasi : tidak ada nyeri
o Perkusi : tidak ada
o Auskultasi : tidak ada nyeri & wheezing
4. Payudara dan Ketiak
Benjolan / massa: -
Bengkak: -
Nyeri: -
Nyeri tekan: -
Kesimetrisan: -
5. Punggung dan Tulang Belakang
Normal
6. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi :N
Perkusi : Normal
Auskultasi : Bising usus 12x/menit
7. Genitalia dan Anus
Inspeksi : Normal
Palpasi : Normal
8. Ekstermitas
Atas : terpasang infuse NaCl 16x/menit, gerakan bebas
Bawah :
- Kekuatan otot kaki kanan 5
- Kaki kanan ditemukan luka di bawah ibu jari 5x5 cm, luka terlihat dalam 1cm dengan
lapisan kulit hilang dan penuh nanah, terdapat lubang dalam seperti terowongan
dengan batas tegas tidak mencapai dasar luka. Jaringan nekrotik warna kuning dan
eksudat purulen berbau dengan jumlah sedang.
- Warna kulit sekitar luka kehitaman, indurasi 3cm meluas ke 1-2% luka, ada granulasi
20% kemerahan. Epitalisasi 25% tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.
- CTR < 2 detik
9. System Neurologi (SPP: I – XII, reflek, motorik, sensorik)
-
10. Kulit dan Kuku
Kulit : (warna, lesi, turgor, jaringan parut, suhu, tekstur, diaphoresis)
Kuku : (warna, lesi, bentuk, pengisian, kapiler) CRT < 2 detik
T. Terapi
Captopril : 3x15 unit
Farmasal : 1x10 ml
Humulin R : 3x28 unit
Kaltropen jika diperlukan (1A k/p)
V. Kesimpulan
-
W. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang :-
Transportasi pulang :-
Dukungan keluarga :-
Antisipasi bantuan biaya setelan pulang :-
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang: -
Pengobatan :-
• Rawat jalan ke: -
• Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: -
• Keterangan lain
B. PENGKAJIAN LUKA BATES JENSEN
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 DS : klien menyatakan kakinya sakit dan nyeri dan kaki Menginjak paku Nyeri Akut
sakit saat digantung
DO : Luka dalam 1 cm Lap.kulit epiderma & derma
- Tampak ada ulkus diabetikum 5x5 cm
- Luka akibat menginjak paku sedalam 1 cm Inflamasi Kerusakan saraf
- RR 22x/menit
- Skala nyeri 7
Nyeri defisiensi
2 Ds: insulin Kerusakan
Klien mengatakan luka di telapak kaki kananya tidak integritas kulit
kunjung sembuh justru semakin parah Penurunan pemakaian glukosa oleh sel
Do: hiperglikemia
- Pengkajian luka bates jensen:
Ukuran: 1 Glikosuria
Kedalaman: 1
Tepi luka: 5 Osmotik dieresis
Terowongan: 2
Jenis jaringan nekrotik: 3 Dehidrasi
Jumlah jaringan nekrotik: x
Jenis eksudat: 5
Hemokonsentrasi
Jumlah eksudat: 4
Warna sekitar luka: 4
Thrombosis
Edema jaringan perifer: 1
Indurasi jaringan perifer: 3
Aterosklerosis makrovaskular
Jaringan granulasi: 4
Epitelisasi: 5
Angiopati, neuropati, infeksi
- GD: 140 mg/dL
Ekstremitas
Gangren
Kerusakan integritas kulit
3 Ds: Menginjak paku Hipertermi
Ibu mengaku membersihkan luka di rumah dengan
alcohol. Luka / gangreng
Do: Kontaminasi mokroorganisme pada luka
o
- T = =38
- RR = 22x/mnt o
Tanda-tanda infeksi (T=38 , warna kulit merah kehitaman)
- Leukosit = 16.200
- Synus takikardi Perawatan luka di rumah tidak adekuat
- Gangreng pd kaki merah kehitaman, ada nanah
purulen. Kerusakan integritas kulit
4 DS : - GD 29/12/2011: 140 mg/dL D
- Klien menyatakan sudah 3 tahun menderita DM - Klien mengalami kesulitan beraktivitas e
f
- Klien menyatakan tidak pernah mengkontrolkan i
s
penyakitnya
i
- Klien dan keluarga menyatakan tidak ada e
n
pantangan makan untuk klien s
i
DO :
- Tampak ada ulkus diabetikum dengan luas ±4 cm i
n
- GD 10/12/2011: 110 mg/dL
s
ulin (DM tipe II) Resiko
ketidakstabilan
resiko ketidakstabilan glukosa darah
Kelainan metabolisme karbohidrat glukosa darah
GD
pemakaian glukosa oleh sel
ketapatuhan pada manajemen pengelolaan DM (diet dan
produksi glukosa oleh hati kontrol GD)
hiperglikemia
Kurang informasi manajemen DM
1. Nyeri akut
2. Kerusakan integritas kulit
3. Hipertermi
4. Resiko ketidakstabilan glukosa darah
5. Gangguan pola tidur
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Tujuan: 1. Monitor nyeri klien secara 1. Ambang nyeri setiap orang
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan komperhensif (lokasi, karakteristik, berbeda,dengan demikian akan dapat
berhubungan selama 1x24 jam pasien tidak mengalami durasi, frekuensi, kualitas dan faktor menentukan tindakan perawatan
dengan agen injuri nyeri presipitasi) yang sesuai dengan respon pasien
(biologi, kimia, 2. Observasi respon non verbal terhadap nyerinya
fisik) Kriteria Hasil : 3. Monitor TTV selama pengkajian dan 2. Respon non verbal penting untuk
- Mampu mengontrol nyeri episode nyeri mengetahui tingkat kenyamanan klien
- Melaporkan bahwa nyeri 4. Beri lingkungan yang nyaman dan 3. Tekanan darah, nadi dan frekuensi
berkurangdan menyatakan rasa tenang napas akan berubah selama ada
nyaman 5. Jelaskan pada klien tentang nyeri stimulus nyeri
- Mampu mengikuti regimen pada ulkus dibetikum (intensitas, 4. Menurunkan stimulus eksternal yang
pengobatan yang telah direncanakan penyebab) dapat menstimulus nyeri
- Mampu mengenali nyeri (Skala, 5. Klien lebih kooperatif jika mengetahui
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) penyebab nyerinya
- Tanda vital normal
- Tidak mengalami gangguan tidur
Tujuan : 1. Kaji luas dan keadaan luka serta 1. Pengkajian yang tepat terhadap luka
Kerusakan Setelah dilakukan intervensi proses penyembuhan. dan proses penyembuhan akan
integritas kulit b.d keperawatanselama 5x24 jam terdapat 2. Rawat luka dengan baik dan benar : membantu dalam menentukan
komplikasi DM kemajuan proses penyembuhan membersihkan luka secara abseptik tindakan selanjutnya.
Kriteria hasil : menggunakan larutan yang tidak 2. Merawat luka dengan teknik aseptik,
- Berkurangnya oedema sekitar luka. iritatif, angkat sisa balutan yang dapat menjaga kontaminasi luka dan
- Pus dan jaringan nekrotik berkurang menempel pada luka dan nekrotomi larutan yang iritatif akan merusak
- Adanya jaringan granulasi. jaringan yang mati. jaringan granulasi tyang timbul, sisa
- Bau busuk luka berkurang. 3. Menghitung kebutuhan kalori klien balutan jaringan nekrosis dapat
dengan BMR menghambat proses granulasi.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk 3. Nutrisi yang tepat meningkatkan
pemberian insulin, pemeriksaan kecepatan penyembuhan ulkus
kultur pus pemeriksaan gula darah diabetikum
pemberian anti biotik. 4. Insulin akan menurunkan kadar gula
darah, pemeriksaan kultur pus untuk
mengetahui jenis kuman dan anti
biotik yang tepat untuk pengobatan,
pemeriksaan kadar gula darahuntuk
mengetahui perkembangan penyakit.
Hipertermi b.d Tujuan: 1. Observasi vital sign 1. Membantu mengevaluasi pernyataan
proses infeksi Setelah dilakukan intervensi 2. Berikan kompres air hangat verbal dan keefektifan intervensi
ulkus diabetikum keperawatan selama 3x24 jam hipertermi 3. Anjurkan keluarga untuk memberikan 2. Untuk mengurangi / menurunkan rasa
teratasi banyak minum pada pasien panas yang disebabkan oleh infeksi
Kriteria hasil: 4. Anjurkan pasien dan keluarga untuk 3. Untuk mengurangi dehidrasi yang
- Suhu 36-37,50C memberikan pakaian tipis, longgar disebabkan oleh out put yang
- Keluhan demam hilang dan menyerap keringat berlebihan
- TTV dalam rentang normal 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam 4. Agar pasien merasa nyaman
pemberian anti piretik dan antibiotik 5. Untuk membantu memulihkan kondisi
tubuh dan mengurangi terjadinya
infeksi
Resiko Tujuan : aktivitas yang melibatkan 1. Monitor glukosa darah klien secara
ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengontrolan diabetes. teratur
gula darah b.d selama 2x24 jam kadar gula darah klien - Mendemonstrasikan kemahiran 2. Observasi penyebab glukosa darah
kurangnya dapat terkontrol memantau sendiri dan klien yang tidak terkontrol
informasi Kriteria Hasil : pemberian insulin setelah 3. Ajarkan pada klien dan keluarga
mengenai - Kadar gula darah dalam batas normal diajarkan tentang terapi yang dibutuhkan untuk
manajemen - Mengungkapkan pemahaman tentang mengontrol glukosa darah
diabetes melitus prosedur, tes laboratorium, dan 4. Identifikasi dukungan keluarga dalam
mengatasi DM 1. Diabetes berisiko terhadap ambilan
5. Ajarkan glukosa yang tidak efektif dalam
klien dan sel, penggunaan lemak/protein
keluarga untuk energi secara berlebihan
pemeriksaa sehingga dapat menimbulkan
n glukosa hiperglikemi
darah 2. Menentukan masalah yang
secara akan dijadikan rujukan
mandiri intervensi selanjutnya
6. Monitor hasil 3. Meningkatkan paparan informasi
tes klien sehingga kemampuan klien
laboratorium dalam mengontrol glukosa darah
yang semakin bertambah
diperlukan 4. Klien mungkin membutuhkan
secara dukungan keluarga untuk membantu
teratur merubah gaya hidup, seperti
7. Tekankan persiapan makanan, konsumsi,
konsekuensi waktu asupan dan / atau olahraga,
pilihan klien administrasi obat
baik jangka 5. Membantu klien mengontrol glukosa
pendek darah setelah pulang dari RS
maupun
dengan menggunakan alat tes gula
panjang
darah mandiri
8. Kolaborasi
6. Tes kadar gula darah puasa
dengan ahli
dan harian, serta HgbA1c
gizi mengenai membantu
diet yang
dibutuhkan
klien
mengidentifikasi kondisi kestabilan
glukosa darah
7. Mengontrolkadar glukosa dari waktu
ke waktu telah terbukti untuk
menunda onset dan mengurangi
keparahankomplikasi serta
meningkatkan kualitas hidup
8. Diet yang tepat dapat membantu
pengontrolan glukosa darah serta
penyembuhan luka
Gangguan pola Tujuan : 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman 1. Lingkungan yang nyaman dapat
tidur b.d rasa Setelah dilakukan tindakan keperawatan dan tenang. membantu meningkatkan
nyeri pada luka di selama 3x24 jam Gangguan pola tidur 2. Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di tidur/istirahat
kaki. pasien akan teratasi rumah 2. Mengetahui perubahan dari hal-hal
Kriteria hasil : 3. Kaji adanya faktor penyebab yang merupakan kebiasaan pasien
- Klien mudah tidur dalam waktu 30 – gangguan pola tidur yang lain seperti ketika tidur akan mempengaruhi pola
40 menit cemas, efek obat-obatan dan tidur pasien
- Klien tenang dan wajah segar suasana ramai 3. Mengetahui faktor penyebab
- Klien mengungkapkan dapat 4. Anjurkan pasien untuk menggunakan gangguan pola tidur yang lain dialami
beristirahat dengan cukup. pengantar tidur dan teknik relaksasi dan dirasakan pasien
5. Kaji tanda-tanda kurangnya 4. Pengantar tidur akan memudahkan
pemenuhan kebutuhan tidur pasien pasien dalam jatuh dalam tidur, teknik
relaksasi akan mengurangi
ketegangan dan rasa nyeri
Diagnosa
Tanggal Jam Implementasi
Keperawatan
Kamis, 29/12/2011 Nyeri Akut 08.00 Memonitor nyeri klien secara komperhensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
berhubungan dan faktor presipitasi)
dengan agen injuri R: Klien kooperatif
(biologi, kimia, fisik) H: Lokasi nyeri di luka telapak kaki kanan, nyeri panas seperti tersedot saat digantung.
08.00 Mengobservasi respon non verbal
R: Klien terlihat meringis kesakitan
H: Skala nyeri 7
08.00 Monitor TTV selama pengkajian dan episode nyeri
R: Klien kooperatif
H: TD= 120/80 mmHg ; RR= 16 x/mnt ; Nadi = 80x/mnt
08.00 Memberi lingkungan yang nyaman dan tenang
R: Klien kooperatif
H: Klien terlihat lebih tenang
08.00 Menjelaskan pada klien tentang nyeri pada ulkus dibetikum (intensitas, penyebab)
R: Klien kooperatif
H: Klien memperhatikan penjelasan perawat
08.00 Mengajarkan klien cara nafas dalam saat terasa nyeri
R: Klien kooperatif
H: Klien mempraktikan nafas dalam dengan benar
11.00 Berkolaborasi dengan dokter pemberian sedatif
H: Klien diresepkan obat sedative
Kamis, 29/12/2011 Kerusakan integritas 08.00 Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
Jumat, 30/12/2011 kulit b.d komplikasi R: Klien kooperatif
Sabtu, 31/12/2011 DM H: Luka 5x5 cm, dalam terowongan 1 cm
Minggu, 1/1/2012 08.00 Merawat luka dengan baik dan benar
Senin, 2/1/2012 R: Klien kooperatif
H: Luka sedikit mengering
08.00 Menghitung kebutuhan kalori klien dengan BMR H:
BMR = 27
Kamis, 29/12/2011 Hipertermi b.d proses 10.00 Mengobservasi vital sign
Jumat, 30/12/2011 infeksi ulkus R: Klien kooperatif
Sabtu, 31/12/2011 diabetikum H: TD = 130/80 ; RR=16x/mnt ; Nadi=80x/mnt ; T=37 C
o
IV S: Ny. Puan dan keluarga tidak mengerti tentang manajemen diabetes mellitus
O: GDS 135 mg/dL
A: masalah teratasi sebagian
P: berikan penyuluhan
I: melakukan penyuluhan terhadap klien dan juga keluarga tentang manajemen DM
E: pengetahuan klien dan keluarga bertambah tentang manajemen DM
S: Ny. Puan mengeluh tidak bisa melakukan aktivitas (mandi & toileting)
VI
O: aktifitas mandi dan toileting sepenuhnya dibantu orang lain
A: masalah belum teratasi
P: berikan penyuluhan pentingnya melakukan aktifitas
I: melakukan penyuluhan tentang pentingnya melakukan aktifitas
E: pengetahuan klien bertambah tentang pentingnya melakukan aktifitas
S: Ny. Puan dan keluarga tidak mengerti tentang manajemen diabetes mellitus
IV
O: GDS 130 mg/dL
A: masalah teratasi sebagian
P: berikan penyuluhan
I: melakukan penyuluhan terhadap klien dan juga keluarga tentang manajemen DM
E: pengetahuan klien dan keluarga bertambah tentang manajemen DM
S: Ny. Puan mengeluh tidak bisa melakukan aktivitas (mandi & toileting)
VI O: aktifitas mandi dan toileting sepenuhnya dibantu orang lain
A: masalah teratasi sebagian
P: latihan menggerakkan ekstremitas bawah,
I: melatih gerakan untuk ekstremitas bagian bawah
E: klien sedikit dapat melakukan aktifitasnya
Tanggal Dx Jam Evaluasi
VI S: Ny. Puan mengeluh tidak bisa melakukan aktivitas (mandi & toileting)
O: aktifitas mandi dan toileting sedikit dibantu orang lain
A: masalah teratasi sebagian
P: latihan menggerakkan ekstremitas bawah,
I: melatih gerakan untuk ekstremitas bagian bawah
E: klien sedikit dapat melakukan aktifitasnya
Senin, II S: Ny. Puan mengeluh nyeri (skala 3)
2/1/2012 O: Luka gangren pada kaki kanan tampak mengering
A: masalah teratasi
P: lakukan perawatan luka dan debridement
I : menjaga kebersihan sekitar luka
E: nyeri sedikit dirasakan klien
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1.Untuk klien/pasien dan keluarga klien/pasien
Menaati progam diit DM dari rumah sakit agar nutrisi terpenuhi dengan
baik dan benar sehingga membantu penyembuhan luka ulkus diabetes.
Menjadi klien yang kooperatif agar memiliki banyak pengetahuan
tentang penyakit yang diderita.
Mengendalikan koping dengan baik untuk menghindari masalah
keperawatan lainnya.
Mempraktikan teknik-teknik relaksasi, distraksi dan lainnya yang
diajarkan perawat agar dapat mengurangi rasa nyeri.
Mempelajari dengan benar bagaimana perawatan luka (ulkus diabetes)
yang baik dan benar .
2. Untuk perawat/tenaga kesehatan lain
Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang perawatan luka
ulkus yang baik dan benar sampai klien benar-benar memahami.
Memantau progam diit DM klien agar berjalan sesuai dengan prosedur
dari rumah sakit.
Mengajarkan terapi non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri klien
dengan terapi relksasi nafas dalam ataupun lainnya.
Menjaga privasi klien agar klien percaya dan terbuka dengan perawat
sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan keperawatan.
Mendampingi dan memotivasi klien apabila klien memiliki koping yang
tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/138288104/Askep-Luka-Dm
https://adoc.pub/laporan -pendahuluan-asuhan-keperawatan-pada-pasien-ny-r-den.html