Anda di halaman 1dari 11

INSTAGRAM MARKETING: PANDUAN DAN STRATEGI KOMPLIT UNTUK BISNIS ANDA

Tentang Instagram, mari kita mulai dengan sebuah pengakuan: bahwa ia digunakan kelewat
sering oleh pacar, istri, teman dan adik-adik kita lebih dari platform social media yang lain.

Di seluruh dunia, faktanya Instagram punya lebih dari 800 juta orang dengan kesibukan baru:
berbagi foto, mulai dari menu makan malam hari ini, acara liburan keluarga hingga gambar
selfie, baik yang pakai maupun yang tanpa gigi.

Tentu saja fenomena tersebut kemudian mengundang berbagai merek dan orang, produk dan
layanan apa saja untuk melapangkan bisnis sebagai sumber traffic serta penghasilan baru nan
gembur.

Lalu Anda pun bertanya: bagaimana saya juga dapat menggunakannya sebagai media
pemasaran untuk mendukung bisnis yang saya miliki?

Selamat datang!

Di artikel ini, Anda akan menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan seputar Instagram
Marketing secara lengkap & mendetail:

Mengapa Anda harus memakai IG untuk bisnis Anda?

Bagaimana cara menggunakan IG untuk mendapatkan target audience yang diinginkan dengan
memanfaatkan celah marketing serta karakteristik sistem pertemanan di Instagram?

Jenis akun apa yang harus dipilih beserta alasannya?

Bagaimana brand/selebgram/olshop/pebisnis menjalankan strategi marketing Instagram


marketing secara organik tanpa menggunakan iklan berbayar dan bagaimana Anda pun dapat
menirunya?

Apa saja tips marketing di Instagram yang ternyata mudah dilakukan tetapi berdampak luar
biasa terhadap bisnis Anda?

Bagaimana mendapatkan traffic dari Instagram untuk benefit lainnya?

Tool atau software apa saja yang dapat membantu Anda untuk melakukan Instagram marketing
secara lebih masif, efektif dan efisien?

Marketing di Instagram

Tidak jauh berbeda dengan sosmed pada umumnya, pemasaran di Instagram berlandas pada
aktivitas yang sederhana, yaitu: mencari perhatian. Dalam hal ini, mencari perhatian target
audience yang cocok dengan apa yang akan kita tawarkan.
Perhatian yang dimaksud dipicu oleh beragam faktor, beberapa yang terpenting, yakni: entitas
(nama, logo), bahasa, lokasi, #hashtag, niche serta konten marketing.

Seluruh faktor tersebut memegang peranan penting tentang bagaimana orang dapat:

(1) menemukan kita di Instagram


(2) mengetahui apa yang kita tawarkan
(3) memiliki ketertarikan terhadap konten yang kita miliki
(4) kenal serta berinteraksi, dan
(5) melakukan transaksi.

Dan sudah barang pasti, Instagram punya karakteristik tersendiri yang berbeda dengan yang
platform lainnya.

Paling dekat, mari coba kita bandingkan dengan sang kakak tua (bukan burung), yang
notabene merupakan pemilik Instagram itu sendiri: Facebook.

Instagram vs Facebook

Facebook adalah platform sosial terbesar super lengkap yang ada di muka bumi. Sementara
itu, Instagram hanya memperbolehkan pengguna untuk share konten berupa foto dan video
dengan durasi terbatas.

Meski demikian, beberapa sumber data menyebutkan tatkala pertumbuhan pengguna


Facebook mengalami stagnansi dengan engagement rate yang terus menurun, maka
sebaliknya yang terjadi pada Instagram dengan pertumbuhan yang terus menanjak.

Dari sisi fungsi, fitur like dan comment di kedua platform ini memang tidak jauh berbeda, namun
IG tidak memiliki opsi share seperti yang dimiliki Facebook. Sebagai ganti, pengguna kerap
melakukan repost walau itu mengharuskan kita untuk menggunakan software pihak ketiga.
Topik ini menarik dan akan kita bahas secara khusus.

Namun diantara sekian banyak perbedaan, ada 2 yang paling penting:

1. Tak seperti Facebook yang menuntut nama asli dimana akun dengan nama merek diarahkan
untuk membuat pages (yang reachnya semakin memilukan), di IG kita bebas membuat akun
menggunakan nama apa saja termasuk nama merek dan produk.
2. Sistem pertemanan follow unfollow yang selintas mirip Twitter namun berbeda jauh dengan
Facebook.

Dan beruntung kita, sebab 2 hal itulah yang jadi celah marketing dan potensi terbesar yang
dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh setiap marketer.

Tapi sebelum membahasnya lebih dalam, mari terlebih dahulu kita melihat insight dari strategi
Instagram marketing.
Strategi Instagram Marketing

Secara garis besar, ada 2 jenis pemasaran yang dapat dilakukan di IG:

1. Organik (alami)
2. Berbayar via Facebook Ads

Sebagaimana yang tertulis pada poin-poin pertanyaan yang ada di awal, fokus kita kali ini
adalah membahas Instagram Marketing menggunakan cara organik.

Alasannya: (1) kita akan memanfaatkan sistem pertemanan alami di IG untuk melakukan
marketing dan (2) IG Ads jauh lebih kompleks sehingga menuntut ruang pembahasan yang
lebih luas dan mindset yang berbeda.

Sebagai catatan, IG Ads menggunakan platform dan model yang mirip dengan Facebook Ads,
Anda bisa menyimak artikel yang sudah saya tulis tentang itu secara lengkap disini.

Nah, jika Anda sudah jelas dengan model strategi Instagram marketing yang akan kita ulas,
mari kita lanjut ke yang lebih seru.

Instagram Marketing Ala Caper

Seperti yang kita semua tahu, sistem pertemanan di Instagram diwujudkan dalam 3 aktivitas
utama:

1. Follow dan unfollow


2. Like dan comment
3. DM (direct message)

Kabar baiknya, ketiga aktivitas tersebut diatas seluruhnya dapat digunakan untuk melakukan
Instagram Marketing yang mampu menarik perhatian audience tertarget yang cocok dengan
bisnis kita.

Sekarang bayangkan…

Suatu ketika Anda sedang mencari tiket pesawat di Instagram karena terkenal murah meriah.

Tentu, hal pertama yang Anda lakukan adalah mencarinya dengan memasukkan kata-kunci
“tiket murah” di kolom pencarian IG dan segera menemukan banyak sekali akun yang menjual
tiket.

Lalu Anda pun melihat-lihat sebentar akun yang berada di atas kemudian memilih satu atau
beberapa yang terlihat cocok dengan yang Anda cari untuk di follow.

Tapi yang terjadi kemudian adalah …

Berselang beberapa menit atau jam, tetiba ada beberapa akun penjual tiket pesawat lain yang
follow IG Anda.
Sebagai orang yang sedang mencari tiket pesawat, tentu saja akun-akun tersebut akan segera
menarik perhatian Anda. Paling tidak dapat dijadikan opsi tambahan atau sarana untuk
melakukan perbandingan. Bukan begitu?

Kemudian sembari Anda sibuk melihat-lihat sambil makan kacang, satu atau dua akun mulai
like foto-foto di IG Anda, salah satunya foto saat Anda sedang pelesir ke Bali yang kebetulan
dipenuhi dengan hashtag-hastag bernuansa liburan.

Oke, ini cukup menarik sehingga Anda pun melakukan folback akun tersebut.

Dan tak sampai 5 menit, DM lalu masuk.

Isinya: “Hi Kakak (nama Anda), terima kasih sudah follow IG kami ya. Kalau mau pesan tiket
pesawat murah, kakak bisa klik link ini untuk chat dengan kami di WA. CS kami siap melayani
24 jam dengan garansi harga tiket termurah. Dijamin aman, kakak bisa cek testi kami di
@akuntesti. Pembayaran kakak juga bisa dicicil via Tokopedia. Ditunggu ya kak :)”

Sebagian dari Anda barangkali pernah mengalami hal tersebut. Sisanya mungkin baru tahu.

Yang pasti, pemasaran dengan model “cari perhatian” di atas kertas maupun di dalam akal
sangatlah efektif kalau tidak mau dikatakan ajaib.

Tapi yang lebih ajaib, sebentar lagi Anda juga akan dapat melakukannya untuk menumbuhkan
bisnis apa pun yang Anda miliki melalui Instagram.

Maka mari ikut saya, kita masuk ke menu utama.

Bab 1 – Disclaimer & Mindset

Sebelum menuduh macam-macam, jika Anda berpikir belajar Instagram Marketing hanya akan
membuat Anda tidak fokus atau sekedar ikut tren belaka, maka mari kita luruskan terlebih
dahulu karena besar kemungkinan Anda keliru.

Sebaliknya, tren adalah sesuatu yang tak dapat dihindari dalam dunia online marketing yang
memang harus senantiasa diikuti. Terlebih pada lingkup platform.

Maka beginilah poin-poin cara kita berpikir dan menyikapinya:

Instagram kita anggap sebagai sebuah traffic source, yang relatif baru namun paling hits. Ada
800 juta pengguna (diprediksi menebus 1 milyar tahun depan) dengan lebih dari separuhnya
adalah pengguna aktif. Tak dapat dibantah, diantaranya merupakan target konsumen kita.

Konversi marketing di Instagram (terutama untuk jualan) secara umum sudah melampaui
platform lain bahkan Facebook sekalipun. Tinggal pilih, mau jadi pelaku atau penonton.
Instagram marketing dapat digunakan untuk mendukung model bisnis yang kita jalani sekarang.
Traffic-nya sudah pasti bisa dialihkan ke web, marketplace atau platform apa pun yang Anda
inginkan. Saya sudah membuktikan sendiri betapa legit traffic IG untuk blog, sebagai social
signal bagi SEO, kebutuhan list building, bahkan untuk digunakan pada affiliate dan CPA
marketing.

Tapi kalau Anda masih tidak percaya dan menutup diri (atau bebal), maka kembalilah ke
platform yang dulu begitu populer dan kini sudah mirip (atau jadi) kuburan, seperti: Mailing list
(milis), FJB Kaskus, MySpace, Friendster, Tumblr, BBM, Yahoo Messenger dan lain
sebagainya.

Mungkin bagi Anda, lebih mending sepi daripada diejek sebagai orang yang tak fokus.

Ya.

Terserahmu  :v

Bab 2 – Data & Fakta

Okelah.

Sampai disini Anda mungkin masih belum percaya betapa dahsyatnya melakukan Instagram
Marketing.

Berikut beberapa data, jenis & fakta seputar Instagram Marketing yang bisa jadi referensi:

Brand: tak terhitung berapa banyak jumlah brand yang besar oleh strategi pemasaran
Instagram, diantaranya:

Jam tangan DW (Danielle Wellington) dengan >4juta follower yang menyandarkan pemasaran
melalui influencer di Instagram. Perusahaan ini bertumbuh sebesar 4695% dalam tiga tahun
terakhir. Warbyaza.

Nike dengan >78.7 juta follower. Dimulai bertahun-tahun sebelumnya di Facebook, jumlah fans
di Instagram ternyata lebih dari 2x lipat (31 juta fans di Facebook). Jangan tanya
engagementnya, sebab di IG 3-4x lipat lebih bagus dibandingkan Facebook.

National Geographic dengan > 89 juta follower. Memiliki konten yang memang fokus pada foto,
Natgeo menggunakan Instagram secara efektif dan efisien untuk meningkatkan engagement.

Vanilla Hijab dengan >1 juta follower. Brand hijab lokal yang sangat populer menggunakan
Instagram yang trafficnya diarahkan menuju web penjualan yang mereka miliki (via link di bio).
Tak jauh berbeda dengan hampir merek terkenal lainnya, penetrasi di IG jauh melampaui
platform lainnya. Dalam kasus Vanilla Hijab, bahkan jumlahnya lebih dari 20x lipat sebab fans di
laman Facebook mereka hanya berkisar di angka 50ribuan saja.

Person / Public Figure: dari Kim Kardashian hingga Awkarin, dari Dantdm hingga Atta Halilintar,
dari para idol JKT48 hingga broadcaster unch-unch di Bigo Live, hampir seluruhnya
menggunakan Instagram.

Tak perlu saya salin disini, silahkan Anda lihat sendiri berapa bayaran per post dari selebgram
termahal di dunia. Simak sambil pikirkan mengapa orang mau membayar semahal itu jika itu tak
memberi dampak apa-apa. Cek
> https://inet.detik.com/cyberlife/d-3754855/10-selebriti-termahal-instagram-ada-yang-rp-7-miliar
-sekali-posting

Selain melakukan endorse produk orang lain untuk memanfaatkan popularitasnya, seseorang
juga dapat menggunakan IG untuk mendongkrak popularitasnya sendiri, menjual produknya
sendiri atau digunakan untuk kebutuhan lain yang diinginkan.

Generic Account: jenis akun selain brand dan personal dikategorikan sebagai generic account.
Beberapa yang paling populer:

Berita & informasi: ada banyak akun-akun berita seperti jktinfo, palembangterkini dan lain
sebagainya. Saya merasakan sendiri betapa update dan cepatnya informasi yang dapat
diperoleh dari akun ini ketimbang koran. Maka tak heran jika akun semacam ini dijadikan
tempat memasang iklan karena reach nya yang luar biasa bagus.

Akun lucu-lucuan: humor, gosip, kata motivasi, foto-fotoan, dari pemandangan alam,
kucing-kucingan, fashion hingga makanan. Saat ini, konten tersebut mengalami pertumbuhan
paling tinggi di platform Instagram.

Akun jualan: selain menggunakan merek dan nama pribadi, ada banyak sekali akun yang
digunakan untuk berjualan dengan menyasar kepada kata-kunci pencarian. Pada contoh kita di
awal, penjual tiket pesawat kerap menggunakan akun dengan nama seperti: tiketmurah,
jualtiketpesawat, tiketairasia, dsb.

Fakta & data lainnya:

Hootsuite: 22+ Instagram statistik, simak disini.

Sproutsocial: 18 Instagram statistik 2018, simak disini.

Brandwatch: 41 data statistik, simak disini.

Keseluruhannya memperkuat jika Instagram marketing memang punya posisi istimewa saat ini
(dan mungkin hingga beberapa tahun ke depan).

Oke.

Bagus kalau Anda sudah mulai manggut-manggut.

Bab 3 – The Account

Sebelumnya, kita sudah membuat klasifikasi jenis account di Instagram yang seluruhnya
diperbolehkan untuk kita pakai, yakni:
Brand

Personal

Generic

Anda dapat menggunakan jenis apa pun yang Anda inginkan sesuai kebutuhan, misal:

Jika Anda memiliki produk dan merek sendiri, Anda bisa menggunakan nama Brand. Sama
halnya jika itu merupakan akun IG untuk mendapatkan traffic ke blog/website Anda, maka akun
brand adalah yang paling cocok.

Jika kebutuhannya adalah untuk popularitas personal, memajang portofolio atau juga untuk
berjualan, maka Anda bisa menggunakan nama pribadi di akun Anda.

Jika Anda punya kebutuhan lain, maka Anda bisa menggunakan akun Generic.

Hukum pertama dalam manajemen akun adalah gunakan 1 akun hanya untuk 1 kebutuhan.
Jangan dicampur-aduk.

Alasannya supaya kita dapat menarget audience secara spesifik dan fokus menggiring traffic
sebab hanya ada 1 kesempatan untuk meletakkan link di bio.

Ya. Betul. Kalau mau fokus sekarang saatnya ^_^

Hukum kedua adalah gunakan “business account” untuk kebutuhan bisnis. Sebagai informasi,
saat ini Instagram menyediakan 2 tipe akun yang dapat dibuat: (1) personal dan (2) business.

Ada banyak kelebihan menggunakan akun bisnis dibandingkan personal, salah satu yang
terpenting adalah kita dapat melihat data jangkauan guna mempelajari perilaku followers untuk
analisa yang lebih dalam.

Cara merubah tipe akun adalah semudah pencet tombol “Switch to Business Account” lalu ikuti
langkah berikutnya hingga selesai.

Perlu diketahui jika setiap aplikasi IG di smartphone memperbolehkan untuk login secara
bersamaan untuk 5 buah account sehingga memiliki lebih dari 1 akun secara resmi memang
boleh.

Dan itulah strategi Instagram marketing yang akan kita ulas di bagian selanjutnya: 1 akun untuk
satu kebutuhan spesifik dan lebih dari 1 akun untuk mempromosikannya.

Bab 4 – The Prep

Di bagian ini, saya belum akan menjelaskan secara teknis bagaimana kita akan melakukan
Instagram Marketing ala “caper” sebagaimana sudah kita singgung sebelumnya.

Mari terlebih dahulu kita lihat persiapan apa saja yang diperlukan dalam poin-poin:

– Pertama: tentukan dulu tujuan Instagram Marketing yang akan Anda lakukan.

Bisa apa saja, mulai dari berjualan, personal branding, sumber traffic menuju blog, list building,
CPA & affiliate offer, dan lain sebagainya

– Kedua: tentukan target audience atau buyer persona-nya.

Setiap produk / layanan / goal / tujuan memiliki target konsumennya sendiri. Cara termudah
untuk melakukan ini adalah melihat kompetitor atau orang yang punya kebutuhan yang mirip
dengan kita. Tentu saja kompetitor ini kita cari melalui Instagram

– Ketiga: siapkan lander / landing page / CTA / traffic flow nya.

Strategi marketing butuh awal dan akhir. Pikirkan terlebih dahulu kemana dan bagaimana traffic
akan Anda arahkan. Jika itu berjualan, siapkan halaman kontak di bio (bisa dibuat
dengan KontakK.com). Jika itu traffic yang akan diarahkan ke web / landing page, siapkanlah itu
sejak awal.

Satu hal yang paling penting untuk diingat: transaksi tak akan terjadi di kolom komentar
Instagram. Kita perlu satu extra usaha untuk mengalihkan traffic menuju tempat dimana itu
seharusnya. Ke web, shopping cart, chat wa atau seburuk-buruknya DM di Instagram

– Keempat: siapkan akun.

Seperti yang sudah ditegaskan sebelumnya, gunakan 1 akun untuk 1 kebutuhan spesifik.
Jangan dicampur-aduk. Selain itu, kita membutuhkan minimal 1 akun yang lain untuk
mempromosikan akun tersebut. Lebih banyak jumlahnya akan lebih baik.

Kombinasikan jenis akun, baik generic, brand maupun personal untuk mendapatkan audience
tertarget yang lebih luas dan lebih banyak.

Contoh:

Akun A: jualan.
Akun B: testimoni.
Akun C: promosi.

Atau

Akun A: jualan.
Akun B: promosi.

Atau
Akun A: brand
Akun B: khusus promosi produk kategori x (misal: sepatu).
Akun C: khusus promosi produk kategori z (misal: hijab).

Dan seterusnya.

– Kelima: Siapkan konten.

Secara khusus akan diulas di bab 6

– Keenam: Siapkan tool dan mulai berpromosi.

Secara khusus akan diulas di bab 7.

Dalam strategi marketing ini, berikut yang akan kita lakukan terhadap target audience yang
sudah kita tentukan:

Kita akan menarik perhatian dengan cara follow akun mereka.

Kita akan like status mereka.

Kita akan DM ketika mereka follback akun kita (welcome message).

Dengan tool yang akan kita ulas di bab 7, semua hal diatas dapat dilakukan 24 jam sehari, 7
hari seminggu secara otomatis.

Bab 5 – The Strategy

Sampai disini, Anda sudah tahu apa saja yang perlu Anda siapkan dan miliki sebelum
melangkah lebih jauh, yakni:

Marketing goal (tujuan)

Target audience (kompetitor, buyer persona)

Lander (web, CTA, shopping cart, kontakk)

Akun IG

Oke. Jika sudah punya semuanya, jangan pula Anda buru-buru berlari.

Kunci utama dari strategi instagram marketing secara organik adalah: STAY SLOW & SABAR.

Namanya saja organik.

Dan beginilah fase permainan kita


– Fase 1- Persiapan: akun IG kita membutuhkan follower (beberapa puluh atau ratus) terlebih
dahulu sebelum dapat mulai menjangkau audience secara efisien.

Dalam strategi ini kita akan melupakanjasa tambah follower yang diatas kertas tiada gunanya,
karena: (1) relatif mahal, berkisar di Rp. 100-150rb per 1000 follower (2) punya reach rendah,
kebanyakan akun palsu dan minim interaksi, boro-boro bertransaksi.

Untuk akun yang sama sekali baru tanpa follower dibutuhkan sekurangnya 1 bulan sebelum
dapat mulai menjangkau audience secara efisien.

Pada tahap ini, kita akan menggunakan tool untuk meningkatkan audience.

Jika Anda sudah memiliki akun yang berumur lebih dari 1 bulan dan punya followers, maka
Anda bisa mulai langsung menjangkau audience dengan menjalankan fase 2.

– Fase 2 – Psikologis : di fase ini, kita sudah punya akun yang berumur dan sedikit followers.
Saatnya untuk membuat akun dan menumbuhkan jangkauan ke angka yang ideal.

Sebuah akun Instagram yang secara psikologis baik digunakan untuk marketing harus
memenuhi standar sebagai berikut:

(1) rasio following dan follower minimum 50%, semakin besar angkanya semakin baik. Ini akan
meningkatkan engagement dengan rasio follback yang lebih tinggi. Contoh: jika akun follow
1000, maka follower idealnya 2000, lebih banyak lebih baik.

Mengapa demikian? Sebab pengguna punya kecenderungan untuk follback akun yang
followersnya lebih banyak dari followingnya. Ini membuat mereka lebih spesial dan tidak
merasa di spam.

(2) Jumlah konten dan engagement yang berimbang. Tentang ini akan kita ulas di bab 6 tentang
konten. Intinya adalah bagaimana menghadirkan konten serta meningkatkan engagement di
Instagram.

Mengapa diperlukan? Coba bayangkan. Bagaimana reaksi kita dan apakah kita akan percaya
ketika melihat sebuah akun yang punya (misal) 20k followers, tetapi setiap kali ia share konten
yang like cuma 1 atau 2 orang?

Silahkan jawab sendiri.

– Fase 3 – Maintain & Grow: Setelah akun memiliki level psikologis yang baik, saatnya untuk
menumbuhkannya. Seiring pertumbuhan akun, diatas kertas pertumbuhan interaksi, transaksi
(dan klik) juga akan terjadi.

Pada tahap ini, kita akan melakukan evaluasi pada parameter-parameter yang dimasukkan ke
dalam tool, diantaranya: kompetitor yang lebih, hashtag yang lebih spesifik, DM yang lebih
powerful, konten yang lebih relevan dan lain sebagainya.
Dengan tool yang akan segera kita bahas, jumlah follower organik untuk setiap akun dapat
bertambah sebanyak 200-1000++ setiap bulan.

Mengapa cuma segitu? Jawabannya: (1)supaya akun aman dan

Anda mungkin juga menyukai