Ilmu Dakwah
Tentang
“Hakekat Da’i ( Pelaksana Dakwah )”
Dosen Pengampu:
Dr. Mastori, M. Kom. I
Disusun oleh:
Septian Dwi Saputra
Adhimmas Aji Nugroho
Muhammad Jauharul Fuadiy
Segala puji bagi Allah ﷻTuhan semesta alam, sembahan manusia pertama dan
manusia yang akan datang kemudian. Semoga shalawat dan salam, rahmat dan
berkahnya tercurahkan kepada manusia pilihannya,penutup para Nabi dan
Rasulnya,yaitu teladan panutan kita semua,Nabi Muhammad ﷺ,kepada
keluarganya dan segenap para sahabatnya. Semoga rahmat dan maghfirahnya
diberikan pula kepada para tabi’n dan segenap para pengikutnya yang setia hingga
hari pembalasan kelak.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui konsep cara dan syarat
kita berdakwah. Makalah ini juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang ilmu dakwah.
Makalah yang disusun dan dibuat atas dasar tugas yang diberikan dan sebagai
tanggung jawab untuk mata kuliah fiqih ibadah. Tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Bpk Dr. Mastor, S. Sos, I. M. Kom
dan seluruh pihak yang telah membantu saya menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dibuat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi nilai
ibadah bagi yang membaca dan membuat. Hanya kepada Allah ﷻkita menghamba
dan hanya kepadanya kita memohon pertolongan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………..…….....................i
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................……………………………………….2
C. Tujuan Penulisan.........………………………………………………......2
BAB II Pembahasan………………………………………………......................3
A. Dakwah Sebagai Kewajiban Bagi Seluruh Umat Islam............................3
B. Syarat Da’i ................................................................................................5
C. Kepribadian Da’i........................................................................................9
Daftar Pustaka......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan aktivitas dakwah terdapat beberapa unsur dakwah
yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan, unsur-unsur tersebut yaitu
da’I ( pelaksanan dakwah ), mad’u ( penerima dakwah ), maddah ( materi dakwah
), wasilah ( media dakwah ), thariqah ( metode dakwah ), dan atsar ( efek dakwah
). Da’i adalah orang yang mengerjakan kegiatan dakwah baik bil lisan ( berbicara
), bil kitabah ( melalui tulisan ) maupun bil hal ( melalui perbuatan ) yang
dilakukan baik secara perorangan, berjemaah maupun melalui organisasi/lembaga
dakwah. Mad’u adalah perorangan kelompok/jamaah yang menjadi objek/sasaran
dakwah, bagi perorangan/jamaah yang belum masuk islam maka tujuan
dakwahnya adalah agar mereka mengikuti ajaran Islam, sedangkan bagi mereka
yang sudah masuk Islam maka tujuan dakwahnya adalah peningkatan kualitas
keimanan dan ketaqwaan.
Setiap da’i atau penyuluh agama Islam baik di pusat perkotaan maupun di
daerah merupakan komponen utama yang mempengaruhi kinerja tugas
operasional dakwah/bimbingan penyuluhan agama Islam karena fungsinya yang
strategis itu, memiliki tanggung jawab untuk membawa masyarakat binaanya
kearah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, lahiriyah maupun batiniyah,
sesuai dengan ajaran Islam.
1
Islam” serta penguasaan yang optimal terhadap materi penyuluhan agama itu
sendiri maupun tehnik menyampaikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dakwah sebagai kewajiban bagi seluruh umat Islam?
2. Apa syarat-syarat da’i?
3. Bagaimana kepribadian da’i?
C. Tujuan
1. Mengetahui dakwah sebagai kewajiban bagi seluruh umat Islam
2. Mengetahui syarat-syarat da’i
3. Mengetahui kepribadian da’i
2
BAB II
PEMBAHASAN
dakwah.
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeluruh
kepada ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah “ (
QS : Ali Imron Ayat 110 )
Di dalam ayat ini terkandung dua hal; pertama mulianya umat Islam adalah
dengan dakwah. Kedua, tegak dan eksisnya umat Islam adalah dengan
menjalankan konsep amar ma’ruf nahi munkar.
Apapun profesi dan pekerjaan seorang muslim, tugas dakwah tidak boleh
dia tinggalkan. Setiap muslim berkewajiban untuk menyampaikan dakwah sesuai
dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa dakwah adalah jalan hidup seorang mukmin yang senantiasa mewarnai
setiap pelaku dan aktifitasnya.1
1
https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2016/07/18/97857/kewajiban-
berdakwah-atas-setiap-muslim.html, Tanggal 01 Oktober 2021, Pukul 15.40 Wib
3
“Katakanlah inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, maha suci Allah, dan
aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” (QS: Yusuf Ayat 108)
Dalam ayat diatas, seorang mukmin mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺatas dasar
bashirah yaitu ilmu dan keyakinan. Ini artinya dakwah merupakan tuntunan iman.
Yang jika seorang mukmin meninggalkan kewajiban dakwah berarti ada masalah
dengan keimananya.
Tentang ayat ini Imam Ibnu Katshir mengatakan dalam tafsirnya. Allah ﷻ
berkata kepada Rasulnya ﷺ agar memberitahu umat manusia bahwa ini adalah
jalanya, tempat berpijak dan sunnahnya, yaitu mendakwahkan tauhid bahwa tidak
ada tuhan yang berhak disembah selain Allah ﷻ dan menyeru kepada Allah ﷻ di
Bukankah semua umat Islam sepakat bahwa dakwah adalah amalan yang
disyariatkan dan masuk kategori fardhu kifayah. Tidak boleh kategori diabaikan,
diacuhkan, dan dikurangi bobot kewajibannya. Hal itu disebabkan terd apat
sedemikian banyak perintah dalam Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah ﷺ untuk
2 Ibid.,
4
Maksud ayat ini adalah jadilah kamu sekelompok orang dari umat yang
melaksanakan kewajiban dakwah. Di mana kewajiban ini berlaku bagi setiap
muslim.
Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang berserah diri” (QS: Fushhilat Ayat 33)
Dari ayat dan hadits ini, menjadi jelaskan bahwa dakwah merupakan
perbuatan terbaik dan pelakunya akan dibalas dengan balasan yang besar. Maka
dengan segara Rasulullah ﷺ tetap tegar dalam dakwah, walau diganggu,
dipersulit dan meskipun akan dibunuh tidaklah hal itu menghalangi beliau dalam
berdakwah demi tegaknya agama Islam. 3
B. Syarat Da’i
Da’i atau pelaku dakwah adalah seseorang yang menyampaikan dan
mengajarkan Islam serta berusaha untuk mewujudkan ajaran tersebut dalam
kehidupan. Firman Allah ﷻ.
” Hai Nabi, Sesunggunya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah
3
https://islam.nu.or.id/post/read/12815/kewajiban-berdakwah-bagi-setiap-muslim, Tanggal
01 Oktober 2021, Pukul 16.00 Wib
5
dengan izinya dan untuk jadi cahaya yang menerangi” (QS Al-Ahzab Ayat 45-
46).
Dari segi pesan atau materi yang disampikan, pelaku dakwah sangatlah
penting dan mulia karena dia merupakan penyeru kepada Allah ﷻ serta
para nabi adalah pribadi-pribadi yang agung dan mulia, maka tugasnya juga
sangat mulia.
Adapun pahala bagi pelaku dakwah sudah dijanjikan Allah ﷻ bahwa ia
4 Dr. M. Tata Taufik, Dakwah Era Digital, (Kuningan: Dakwah Era Digital, 2013 ), Hal. 62
5 Ibid., Hal. 63
6
diemban bisa bermanfaat dan memiliki efek yang kuat dalam menpengaruhi sikap
dan prilaku sasaran dakwah.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal salah, dan berkata: sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang menyerah diri” (QS: Fushilat Ayat 33)
7
Rasulullah ﷺ menjelaskan kepada muadz mengenai keadaan objek
Bukan sikap yang hikmah jika engaku melihat orang yang kafir sedang
merokok lalu engkau larang ia merokok sebelum mengajaknya kepada Islam.
Ini adalah poin yang sangat penting dilalaikan pada da’i karena banyak
diantara mereka begitu terikat pada perkara-perkara parsial tanpa melihat
secara komprehensif.7
4. Hendaknya da’i memiliki akhlak yang baik dalam perkataan, perbuatan, dan
penampilan yang baik. Maksudnya penampilan yang baik adalah penampilan
yang layak untuk seorang da’i. Juga perbuatannya dan perkataannya layak
untuk seorang da’i yaitu hendaknya ia berhati-hati dan tenang dalam berkata
dan berbuat, memiliki pandangan yang mendalam, sehingga ia tidak
mengesankan bahwa agama itu sulit, selama masih bisa untuk dihindari kesan
7 Ibid.,
8
tersebut. Dan hendaknya ia tidak mengambil sikap yang keras selama masih
bisa berlemah lembut.
5. Seorang da’i harus benar-benar istiqomah dalam keimanannya serta percaya
dengan seyakin-yakinnya akan kebenaran agama Islam yang dianutnya
kemudian diteruskan kepada umatnya.8
6. Seorang da’i harus menyampaikan dakwahnya dengan lidah sendiri, seorang
muslim yang telah mantap untuk menyampaikan kebenaran ( risalah agama )
kepada orang lain sedangkan ia mampu melakukkan, maka dia berdosa, dan
dia harus mempertanggung jawabkannya di akhirat kelah.
7. Seorang da’i harus menyampaikan kesaksian itu tidak saja dengan lidahnya,
akan tetapi juga dengan amalnya perbuatanya.
8. Seorang da’i harus berdakwah di atas semua aliran dan golongan muslimin,
bukan atas yang dianutnya semata.
C. Kepribadian Da’i
Dakwa kepada agama Allah ﷻ merupakan tugas utama para Rasul dan
8Drs. H. Mustain. MM, Manajemen Dakwah, ( Jakarta : KEMENAG RI Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam, 2011 ), Hal. 79
9
sebagaimana realita dan fenomena yang terjadi pada kebanyakan gerakan dakwah
masa kini yang tidak ditegakkan di pilar dan prinsip tersebut.
Jika seorang da’i tidak dipersenjatai dengan ilmu guna menghadapi segala
syubhat tersebut dan membatahkanya dalam setiap perdebatan, sungguh ia
akan kalah di awal pertemuan, dan ia hanya mampu berdiri di awal jalan.
3. Ikhlas
Yaitu dengan menjadikan dakwah tersebut murni untuk mencari wajah
Allah ﷻsemata. Tidak ada unsure riya mencari popularitas, martabat, jabatan
9 Prof. Dr. Rabi Bin Hadi Al-Madkhali, Fiqih Dakwah Para Nabi, ( Bogor : Media Tarbiyah, 2006 ), Hal. 2
10
dan segala ambisi dunia lainnya. Kalau seandainya ia disusupi oleh tujuan
tujuan diatas, maka dakwah tersebut tidaklah murni karena Allah ﷻ. Ia
hanyalah berupa seruan individu dan untuk ambisi yang dimaksud ( semata
).10
4. Mengawali dari hal yang paling penting kemudian kepada yang penting.
Pertama kali yang didakwahkan adalah upaya perbaikan aqidah, dengan
memerintahkan keikhlasan ibadah kepada Allah ﷻ semata dan melarang
6. Berhias diri dengan akhlak yang baik adalah sebuah keharusan bagi
seorang da’i.
Seorang da’i hendaknya mempergunakan jalan yang hikmah bijaksana
dalam dakwah. Dengan jalan inilah maka dakwahnya akan lebih mudah untuk
diterima. Sebagaimana perintah Allah kepada kedua Nabinya yang mulia,
10 Ibid., Hal. 5
11 Ibid., Hal. 7
11
musa dan harun ketika keduanya menhadapi manusia yang paling kufur di
muka bumi ini yaitu fir’aun
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melaksanakan dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Setiap
pribadi muslim yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan
memiliki kewajiban untuk mengemban tugas dakwah. Setiap individu dari umat
Islam dianggap sebagai penyambung tugas Rasulullah ﷺuntuk menyampaikan
dakwah.
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang da’i diantaranya;
hendaknya ia mengilmu apa yang ia dakwahkan, hendaknya ia memahami kondisi
orang-orang yang didakwahi, hendaknya bersikap hikmah dalam dakwahnya,
hendaknya da’i memiliki akhlak yang baik dalam perkataan, perbuatan, dan
penampilan yang baik.
Seorang da’i harus pula memiliki beberapa kepribadian yang baik agar
dakwahnya dapat diterima oleh orang yang dia dakwahkan, diantaranya;
mengetahui apa yang didakwahkan, merealisasikan apa yang didakwahkannya,
sehingga ia akan menjadi suri tauladan, ikhlas, mengawali dari hal yang paling
penting kemudian kepada yang penting dan bersabar terhadap segala ujian yang
menimpa di dalan dakwah kepada agama Allah dan segala tekanan manusia.
B. Saran
Hakekat da’i adalah suatu hal yang harus dipelajari oleh seorang da’i,
karena hakekat da’i adalah bekal bagi seorang da’i untuk melakukan dakwah
kepada umat. Apabila seorang da’i tidak mempelajari tentang hakekat da’i
sebelum dia melakukan sebuah kegiatan dakwah, maka kegiatan dakwah tersebut
dapat menjadi tidak maksimal dan bahkan hasilnya dapat berkebalikan dari apa
yang diharapkan oleh da’i tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://islam.nu.or.id/post/read/12815/kewajiban-berdakwah-bagi-setiap-muslim,
Tanggal 01 Oktober 2021, Pukul 16.00 Wib
https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2016/07/18/97857/kewajiban-
berdakwah-atas-setiap-muslim.html, Tanggal 01 Oktober 2021, Pukul 15.40
Wib
Al-Madkhali, Rabi Bin Hadi, Fiqih Dakwah Para Nabi, (Bogor: Media Tarbiyah, 2006)
Tata, M Taufik, Dakwah Era Digital, (Kuningan: Dakwah Era Digital, 2013)
14