Anda di halaman 1dari 5

Menggambar Imajinasi

A.    Pengertian Menggambar Imajinasi.

1.      Pengertian Menggambar.

Untuk memahami apa sebenarnya menggambar itu, kita harus menemukan maknanya lebih
dalam karena lain menggores-goreskan pensil atau kuas dengan jari. Pada hakekatnya menggambar
ini adalah pengungkapan seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk
garis dan warna. Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian
gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekspresi dan aktualisasi diri. Pada intinya, menggambar
adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa, kreativitas, ide, pengetahuan, dan wawasan.
Menggambar bisanya digunakan untuk mengungkapkan suatu ide. Tidak hanya ide kreatif dari
seorang seniman, setiap orang juga seringkali menggunakan gambar untuk menjelaskan buah
pikirannya.

Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan
imajinasi anak, yaitu :

a.       Menggambar dengan cara mengamati (observasi).

Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau dengan contoh pola.
Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan
melampaui kemampuannya.

b.      Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan.

Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu berdasarkan
pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan pertanyaan untuk
membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka.

c.       Menggambar berdasarkan imajinasi.

Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan, dan
model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin.

Untuk pembelajaran menggambar anak usia 6-12 tahun kami menggunakan model
pembelajaran observasi. Model ini kami kembangkan karena merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan pada belajar kreatif, belajar aktif, dan konstruktivis. Metode
observasi langsung selain sebagai sumber yang baik sebagai konten, dia juga merupakan sumber
imajinasi (area yang penting dalam perkembangan berpikir), pengalaman, ingatan, dan kejadian
khusus (baik dan buruk) dalam kehidupannya (ini penting untuk perkembangan emosinya).

1
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan anak sangat
menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang diberikan anak akan
termotivasi membuat gambar. Kegiatan mencoret-coret ini dapat mengembangkan gerak motorik
kasarnya. Sebelum tahap menggambar bentuk, anak biasanya melewati tahap mencoret-coret.
Setelah tangannya cukup lentur, mereka akan dapat menggambar bentuk, dan lain sebagainya.

Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran


atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu cara manusia
mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan
salah satu bentuk bahasa. Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil
gambar dan cara anak menggambar:

a.       Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada tahap
ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga coretan yang dibuat masih berupa
goresan-goresan tidak menentu seperti benang kusut.

b.      Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini anak mulai
menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah
goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.

c.       Tahap ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih luwes. Mereka
sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun sudah lebih. Tujuan
menggambar bagi anak :

1)      Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk berekspresi.

2)      Mengembangkan daya kreativitas.

3)      Mengembangkan kemampuan berbahasa.

4)      Mengembangkan citra diri anak.

2.      Pengertian Imajinasi

Sebagian orang menganggap imajinasi itu penting, tetapi sebagian yang lain mungkin
mengabaikannya. Namun, siapaun yang mempunyai kreativitas, tentu akan meningkatkan imajinasi
sebagai hal yang penting. Ibarat jendela, imajinasi mengantar kita untuk membuka rumah pikiran kita
dan kemudian menggapai dalam-dalam dan jauh-jauh sebuah ide, fakta, realitas, hinggan fenomena.

Imajinasi merupakan potensi yang dimiliki manusia dan yang menggerakkan hidup manusia.
Melalui imajinasi, manusia memahami dan membentuk dirinya, serta seluruh kehidupan ini. Begitu
pentingnya imajinasi Albert Ainstein mengatakan bahwa imajinasi lebih penting dari pada ilmu
pengetahuan. Karena dengan imajinasi yang ada dalam otak, akan menggugah tubuh kuta untuk
mencari tahu semua yang ada dalam imajinasi. Sehingga muncullah ragam ilmu pengetahuan

2
Mengenai pentingnya imajinasi, Wass (Laily, 2009:83) sampai pada kesimpulan bahwa
imajinasi adalah cara berfikir alami yang menghasilkan perubahan, bahkan sebelum kita
menyadarinya. Berfikir secara sadar melalui latihan berimajinasi memiliki potensi untuk membantu
seseorang meraih cita-cita dalam dunia pendidikan dan dalam kehidupan pribadi.

B.     Manfaat Menggambar untuk Perkembangan Anak.

Menggambar merupakan aktivitas yang penuh stimulasi terhadap proses tumbuh kembang
anak. Seperti halnya menulis dan kegiatan bermain, menggambar memiliki manfaat untuk
perkembangan anak. Secara edukatif, menggambar merupakan metode belajar yang menyenangkan
bagi anak-anak di usia 7 tahun pertama karena secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar
atau membuat coretan-coretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain sprei,
kertas, buku atau benda-benda mainannya. Kegiatan ekspresif seperti ini merupakan aktivitas kreatif
anak yang perlu diperhatikan , dikembangkan dan disalurkan dengan tepat, sehingga dapat
menunjang optimasi perkembangan minat, bakat juga kecerdasannya.

Masa kecil merupakan masa keemasan anak dan sebagai pembelajar sejati, anak-anak tidak
hanya membutuhkan kelengkapan sarana atau fasilitas untuk menggambar, tetapi lebih dari itu
mereka membutuhkan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Menggambar biasanya berkaitan
dengan dunia bermain anak yang penuh keceriaan. Karena itu, perhatian, dukungan, motivasi dan
apresiasi orang tua sebagai orang terdekat sangat diperlukan untuk membangun suasana fun, tetapi
kebermanfaatannya sebagai metode belajar tetap tercapai. Dan manfaat menggambar untuk anak
adalah:

1.      Pertama, menggambar dalam bentuk apapun merupakan ekspresi dan bagian dari proses kreatif dan
imajinatif mereka di masa kecil. Dengan menggambar, anak akan belajar mencipta atau berkreasi,
menuangkan ide-idenya, serta memvisualisasikan dan merealisasikan imajinasinya dalam sebuah
karya.

2.      Kedua, membantu proses perkembangan aspek kognitif, kecerdasan emosional dan kecerdasan
motorik mereka. Menggambar dapat membantu meningkatkan konsentrasi anak, melatih daya ingat,
kesabaran, ketelitian dan keuletan anak dalam menghasilkan sesuatu. Selain sebagai bentuk ekspresi,
menggambar juga dapat membantu menyalurkan bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui
gambar. Menggambar juga melatih keterampilan dan kemampuan motorik halus anak. Seperti halnya
menulis, menggambar dapat melatih gerak tangan untuk menghasilkan tulisan atau bentuk gambar
yang lebih baik.

3.      Ketiga, mengasah bakat anak yang bisa berdampak signifikan terhadap kemampuan dan skil mereka
di masa depan. Semua anak mungkin suka menggambar dan bisa menggambar, tetapi anak yang
berbakat menggambar bisa menghasilkan gambar yang lebih bagus. Karena itu, ketika anak mulai
mencorat-coret media yang ditemukannya, simpanlah kata “jangan” dan gantilah dengan

3
memberikan media menggambar yang tepat seperti kertas, buku gambar, atau karton. Biarkan
mereka berekspresi, serta berikan pula apresiasi atas gambar yang mereka buat atau mereka warnai.
Bakat bisa diminati jika terus dilatih, dibiasakan dan dikembangkan dalam suasana yang nyaman dan
menyenangkan.

4.      Keempat, menggambar sebagai sebuah stimulus untuk menumbuhkan minat belajar, sekaligus
metode pembelajaran dan pendidikan berbasis kreativitas, dengan syarat anak dibiarkan
mengekspresikan pikiran dan perasaannya lewat gambar tanpa selalu diberikan objek tiruan. Gambar
yang berantakan khas coretan anak lebih mencerminkan naturalitas dan kreativitas daripada
kehalusan bentuk yang dihasilkan dari meniru objek yang ada.

C.     Pola Perkembangan Menggambar Pada Anak.

Karakter gambar anak berkembang seiring pertambahan usianya. Menggambar merupakan


kegiatan ekspresi kreatif yang populer di kalangan anak-anak. Pengalaman batin yang sederhana pada
anak-anak merupakan kenangan indah dan hangat yang sewaktu-waktu bisa diungkapkan dengan
berekspresi dan juga merupakan pendorong baginya. Sebagian besar kehidupan anak-anak dipenuhi
dengan permainan, permainan sebagai bagian yang menyeluruh dalam kehidupan anak. Dalam
permainnya anak senantiasa meniru-niru orang dewasa, mereka membuat rumah-rumahan,
membersihkannya, mengecatnya, menatanya layaknya orang dewasa.

Perhatikanlah, ada kalanya ketika kita sedang menulis, si anak akan menirunya dengan
mengambil kertas dan membuat goresan-goresan, sekalipun goresan-goresan itu bagi kita tidak
bermakna, tetapi nampak anak mendapat kepuasan. Jadi bukan makna dari goresan itu yang berarti
bagi anak, tetapi kepuasan yang lebih diutamakan. Buktinya anak akan semakin senang dan semakin
rajin menggores. Hal itu bukan tanpa arti, tetapi merupakan langkah awal bagi anak dalam melakukan
gerak motoriknya, gerak kordinasi antara tangan dan mata.

Ini akan menrupakan langkah yang penting dalam kehidupan selanjutnya walaupun dilakukan
secara santai sambil bermain-main. Oleh karena itulah, dalam memimbing anak dalam menggambar
harus diciptakan suasana santai dimana anak dapat mengembangkan imajinasinya dengan leluasa.
Menggambar bagi anak adalah bagian dari permainan, dimana mereka dapat mengembangkan daya
imajinasinya.Sebagaimana kemampuan lain pada umumnya, kemampuan menggambar anak sudah
berkembang bahkan sejak periode batita. Lebih dari itu gambar yang dihasilkan oleh seorang anak di
setiap periode memiliki arti dan karakteristik yang berbeda-beda.

Viktor Lowenfeld dalam bukunya Creative and Mental Growth (1982) meneliti tingkat
perkembangan menggambar anak berdasarkan usia, menganalisis tentang periodisasi yang menjadi
ciri umum lukisan anak-anak sesuai waktu (usia) dan tahap perkembangan sosial intelektual mereka,
sebagai berikut:

a.       Periode Coreng-Moreng (Scribbling Stage).

4
Periode ini berlaku bagi anak berusia 2 sampai 4 tahun (masa prasekolah). Gambar yang dibuat
tanpa makna, hanya perbuatan meniru orang lain, tetapi merupakan latihan gerak motorik dari
koordinsai gerakan tangan dan mata, gambar berupa goresan tipis tebal dengan arah yang belum
terkendali. Periode ini terdiri dari 3 fase, hanya setiap fase jaraknya sangat singkat sekali, sehingga
dianggap satu fase.

b.      Goresan Tak Beraturan.

Gambar tanpa makna, karena anak melakukannya hanyalah meniru orang lain, belum dapat
membuat coretan berupa lingkaran, karena hanya merupakan latihan gerak motorik antara mata
dengan gerak tangan, bentuk garis sembarangan, bersemangat tanpa melihat ke kertas, merupakan
fase yang paling awal dalam tahap perkembangan menggambar anak.

Gambar 1 Dalam goresan tak beraturan, pena tidak lepas dari kertas. (Lowenveld,1975)

c.       Goresan Terkendali.

Berupa goresan-goresan tegak, mendatar, lengkung bahkan lingkaran, coretan dilakukan


berulang-ulang. Nampak anak mulai memerlukan kendali visual terhadap coretan yang dibuatnya,
disini koordinasi antara perkembangan visual (gerak mata) dengan gerak motorik (tangan) semakin
lengkap. Goresan dibuat dengan penuh semangat.

Gambar 2 Goresan terkendali memperlihatkan gerakan yang bervariasi, dengan ditambah menggunakan gerakan otot
kecil. (Lowenveld,1975)

d.      Goresan Bermakna.

Pengalaman anak dalam membuat goresan semakin lengkap, gambar anak mulai terwujud
menjadi satu kesatuan, bentuk yang semakin bervariasi, anak mulai memberi nama pada hasil
coretannya dan mulai menggunakan warna. Dalam menggambar, anak belum mempunyai tujuan
untuk menggambar sesuatu, karena fase ini lebih didasari oleh perkembangan fisik dan jiwa anak.
Anak yang normal pasti suka meggambar.

Gambar 3 Anak usia 4 tahun menggambar dengan maksud tertentu. (Lowenveld,1975)

Anda mungkin juga menyukai