Agama
Agama
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
TEMA
(KONSEP PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PLTH)
DOSEN
BAIQ RARA CHARINA SIZI
SH.MH
I. Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang utama bagi masyarakat, baik itu
di perkotaan maupun di pedesaan. Saat ini hampir semua kegiatan masyarakat
membutuhkan energi listrik. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik sudah
sangat tinggi.
PLTMH adalah Pembangkit Tenaga Air bersekala kecil atau mikro, Energi
listrik sangat penting untuk masyarakat dipedesaan atau pedalaman dan
pegunungan, dimana belum terjangkau oleh jaringan distribusi PLN, dengan
memanfaatkan sungai, aliran irigasi. Dengan adanya energi terbarukan pembangkit
listrik tenaga mikro hidro dapat menambah ketersediaan energi listrik didaerah
pedesaan atau pegunungan sekalipun.
Salah satu teknologi yang dapat menciptakan listrik dan telah banyak
digunakan, khususnya di daerah pedesaan NTB adalah Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH). PLTMH tidak banyak mempengaruhi lingkungan atau
mengurangi air untuk keperluan pertanian. Pembangunan PLTMH tidak memerlukan
lahan luas dan tidak memerlukan bahan bakar apapun.
PLTMH ini merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat menembus
keterbatasan akses transportasi, teknologi, hingga biaya. Gubernur NTB sendiri
terus berkomitmen terhadap pencapaian target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT)
23 persen di tahun 2022, NTB kembali mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) Lembah Sempage yang berlokasi di Desa Lembah Sempage,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Mengingat besarnya potensi air
yang dimiliki Oleh daerah tersebut, pembangunan PLTMH menjadi salah satu
alternatif dalam penyediaan listrik untuk masyarakat.
II. Rencana Pengembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. TUJUAN, MANFAAT, DAN KEUNGGULAN DARI PEMBANGUNAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO TERHADAP MASYARAKAT
NARMADA, LOMBOK BARAT
PLTMH ini berkapasitas 900 kW dari total potensi 1300 kW yang akan segera
dikembangkan ke depan. PLTMH ini memanfaatkan Sungai-sungai, Narmada, salah
satu daerah yang mempunyai potensi debit yang cukup melimpah dengan kondisi
topografi yang potensial bagi pembangunan PLTMH di Pulau Lombok. PLTMH sendiri
telah diterima oleh masyarakat di Narmada terutama di wilayah pedesaan. Selain
kualitas listrik yang dianggap baik dan berkesinambungan, pemakaian listrik tidak
berbatas dengan iuran bulanan kurang dari Rp 30.000,-. Warga merasa cukup puas
dengan pengelolaan dan pengoperasian PLTMH yang dilakukan oleh kelompok yang
ditunjuk serta dipercaya warga. Penggunaan listrik PLTMH juga dapat mendatangkan
banyak manfaat dan mengurangi beberapa kesulitan yang dialami warga dalam
melakukan aktivitasnya terutama di malam hari.
segi sosial dan budaya, masuknya listrik PLTMH ke desa ini juga telah
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Di satu sisi, terjadi
pemantapan kehidupan beragama, karena kegiatan keagamaan banyak dilakukan di
malam hari dan cenderung adanya peningkatan kegiatan pengajian serta
diskusidiskusi keagamaan di masjid atau mushola pada malam hari. Di sisi yang lain,
perubahan pola konsumsi dan gaya hidup juga terjadi untuk sebagian masyakarat.
Sekitar 10% responden menyatakan bahwa pola hidup mereka sangat dipengaruhi
oleh tayangan televisi. Televisi telah membawa perubahan tersebut, yang oleh
sebagian masyarakat disebut sebagai gaya hidup orang kota. Pola hidup konsumtif
ini membawa dampak negatif terhadap kebiasaan menabung masyarakat.
1. Kesimpulan
Pembangunan PLTMH di Indonesia memberikan dampak positif terhadap
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat. Akses listrik oleh
masyarakat telah mendorong munculnya usaha produktif di tingkat masyarakat.
Dampak sosial budaya yang ditimbulkan dari adanya listrik adalah perubahan gaya
hidup baik fisik maupun non fisik berupa kesehatan, keamanan, keselamatan ,
yang menyebabkan perubahan cara hidup, perubahan aktivitas keagamaan dan
aktivitas sosial. Penggunaan listrik juga bisa berdampak positif ataupun negatif.
Dampak positif penggunaan listrik di tingkat masyarakat antara lain terjadinya
peningkatan keahlian individu, pengetahuan, ketersediaan lapangan kerja, dan
adanya perubahan kebutuhan konsumsi kearah yang lebih sehat. Sedangkan
perubahan sosial yang terlihat nyata adalah munculnya aktivitas kolektif di malam
hari seperti pengajian dan rapat-rapat warga yang tidak memungkinkan dilakukan
siang hari, dan kebersamaan (gotong royong) dalam menjaga lingkungan,
kecenderungan anak sekolah belajar sampai malam hari.
2. Saran/Rekomendasi
Kesinambungan PLTMH sangat tergantung kepada pengelolanya. Pengelolaan
PLTMH hendaknya secara profesional dan transparat dengan melibatkan warga
setempat, dengan semangat membangun dan memberdayakan masyarakat
setempat. Selain program kerja PLTMH harus terencana dan jelas, pengelola
PLTMH juga harus membangun jejaring kerja dan bisnis dengan pihak pengguna
dan PLN. Hal ini dibutuhkan jika ada rencana ekspansi penjualan listrik ke PLN
pada masa mendatang. Selain manfaat yang besar bagi masyarakat, penggunaan
energi terbarukan (termasuk listrik PLTMH) juga telah turut mengurangi emisi gas
rumah kaca dan penggunaan energi fosil untuk pembangkitan listrik. Diperlukan
dukungan pemerintah (pusat dan daerah) berupa insentif bagi masyarakat
pengelola, produsen turbin dan pengguna listrik dari energi terbarukan, agar
pemanfaatan energi terbarukan lebih berkembang dan berkesinambungan.