Anda di halaman 1dari 9

KONSEP TEKTONIK LEMPENG

Teori Terbentuknya Benua diawali oleh anggapan lama bahwa bumi adalah
sesuatu yang kaku sementara benua-benua berada pada kedudukannya yang
tetap tidak berpindah-pindah.
Konsep Terbentuknya Benua dibagi menjadi tiga menurut perkembangannya
(Van Krevelen, 1993) :
1. Konsep apungan benua atau continental drift yang mengemukakan bahwa
benua-benua bergerak secara lambat melalui dasar samudera, dikemukakan
oleh Alfred Wegener (1912). Konsep apungan benua atau continental drift
berlandaskan pada :
a. Kecocokan / kesamaan Garis Pantai Antara lain benua Amerika Selatan
Bagian Timur dengan garis pantai benua Afrika Bagian Barat.
b. Persebaran Fosil dimana ditemukan fosil-fosil yang berasal dari binatang
dan tumbuhan yang tersebar luas dan terpisah di beberapa benua,
contoh Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun
yang lalu dan ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
c. Kesamaan Jenis Batuan seperti kesamaan geologi antara Amerika
Selatan, Afrika, dan India, Urutan stratigrafi sama (urutan batuan berlapis
dan usia yang sama), Struktur geologi Gunung (kecenderungan garis
batuan terlipat), batuan dasar Prakambrium serupa di Gabon (Afrika) dan
Brasil.
d. Bukti Iklim Purba (Paleoclimatic) dimana sebaran lapisan es di belahan
bumi bagian selatan pada 250 – 300 juta tahun yang lalu serta sebaran
fosil Lystrosaurus dijumpai di benua-benua Afrika, India, dan Antartika;
fosil Glossopteris dijumpai di benua benua Amerika Selatan, Afrika, India,
Antartika, dan Australia
e. Paleomagnetisme dimana data paleomagnetik menunjukan bahwa benua
telah bergerak terus menerus. Ketika posisi kutub magnet purba diplot
pada peta, kita dapat melihat bahwa posisi kutub magnet berada di
tempat yang berbeda, relatif terhadap benua, pada waktu yang berbeda
di masa lalu.
2. Konsep yang menerangkan bahwa terpisahnya benua disebabkan oleh
peristiwa yang katastrofik dalam sejarah bumi.
a. Hipotesa pemekaran lantai samudra pada dasarnya adalah suatu
hipotesa yang menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar
samudra Atlantik tepatnya di Pematang Tengah Samudra mengalami
pemekaran yang diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang
digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian mantel bumi
(astenosfir).
b. Akibat dari pemekaran yang terjadi disepanjang sumbu Pematang
Tengah Samudra, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian
naik dan membeku.
c. Arus konveksi yang menggerakan lantai samudra (litosfir), pembentukan
material baru di Pematang Tengah Samudra (Mid oceanic ridge) dan
penyusupan lantai samudra kedalam interior bumi (astenosfir) pada zona
subduksi.
d. Proses pembentukan material baru dan periode polaritas arah magnet
bumi yang terekam pada batuan dasar lantai samudra sejak 3.6 milyar
tahun lalu (atas) hingga saat ini (bawah).
3. Konsep paling mutakhir yang dianut oleh para ilmuwan sekarang yaitu Teori
Tektonik Lempeng.
a. Teori Tektonik Lempeng berasal dari hipotesis continental drift yang
dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam
bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915.
b. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah
satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan
benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit
yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal
yang lebih padat.
c. Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami
pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet
dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan
pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956.
d. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi,
namun selanjutnya justeru lebih mengarah ke pengembangan teori
tektonik lempeng yang menjelaskan penyebaran (spreading) sebagai
konsekuensi pergerakan vertikal (uplift) batuan, tetapi menghindarkan
keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau
berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona
subduksi/tunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation
fault).
e. Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak
relatif terhadap yang lain, gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak
bumi ini tercipta hingga sekarang.
f. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini
teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti
gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
g. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun
kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel
bumi (earth's mantle).
h. Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini
dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi
dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen
zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen
pada kerak benua (felsik).
i. Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan
astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat
tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid).
j. Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling
bersinggungan satu dengan lainnya. Lempeng-lempeng tektonik utama
yaitu:
• Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua
• Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
• Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng
India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu) - Lempeng benua
• Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
• Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur
laut - Lempeng benua
• Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng
benua
• Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera
• Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng
India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca,
Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng
Scotia.
JENIS BATAS LEMPENG
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang
satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu
1. Divergen - Lempeng bergerak terpisah dari satu sama lain. kerak baru
yang dihasilkan antara pelat divergen.
a. Batas divergen/konstruktif
 Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai
(break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan
litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
 Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar
laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya
celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
 Contoh divergensi yang paling terkenal : Pematang Tengah-Atlantik
(Mid-Atlantic Ridge), membujur dari utara ke selatan di sepanjang
Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan
Benua Amerika.
b. Batas Divergen Oceanic
 Lempeng Oceanic bergerak terpisah (pemekaran dasar laut )
membentuk kerak samudera baru
 Aktivitas seismic rendah dan gempanya bersifat dangkal. Ini
disebabkan litosfer di sini sangat tipis dan lemah sehingga tidak dapat
terbentuk tegangan yang cukup untuk menyebabkan gempa besar.
 Pada tepi lempeng kontruktif terdapat pula aktivitas vulkanik bawah
laut sepanjang punggung. Lava yang dimuntahkan terutama adalah
basal.
 Punggung jadi tinggi (batuan panas dan litosfer tipis) Astenosfer
naik dan mencair Magma naik melalui rekahan Cekungan, palung
atau rift, Magma keluar atau membeku dikedalaman dan Kerak
samudera baru terbentuk.
c. Batas Divergen Continental
 Awalnya uplift dari kenaikan mantel
 Meregang dan patah terbentuk rift
 Magma membeku
 Dapat mengakibatkan terbentuknya dasar laut baru
 Atau Samudera melebar
2. Konvergen - Lempeng bergerak ke arah satu sama lain dan bertabrakan.
Salah satu Kerak hancur terdorong kebawah kerak yang lain. Apabila dua
lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke
bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona
tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa.
Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan palung samudra (oceanic trenches)
juga terbentuk di wilayah ini. Contoh kasus ini : Kepulauan Jepang pada
penunjaman lempeng Pasifik di bawah tepi lempeng Eurasia.
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu
a. Konvergen Lempeng Benua – Samudra ketika suatu lempeng samudra
menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan
astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan
litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic
mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi
penunjaman, terbentuklah parit/palung samudra (oceanic trench). Contoh :
Pegunungan Andes di Amerika Selatan. Pegunungan ini terbentuk dari
konvergensi antara Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.
b. Konvergen Lempeng Samudra – Samudra dimana salah satu lempeng
samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya, menyebabkan
terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel
terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung
berapi ini ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan
pulau vulkanik (volcanic island chain). Pulau Aleutian di Alaska adalah salah
satu contoh pulau vulkanik dari proses ini. Pulau ini terbentuk dari
konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.

c. Konvergen Lempeng Benua – Benua dimana salah satu lempeng benua


menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduanya adalah
lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat
untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian
yang bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk deretan
pegunungan non vulkanik (mountain range). Pegunungan Himalaya dan
Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang terbentuk dari
proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
India dan Lempeng Eurasia.
Tumbukan benua membentuk barisan pegunungan dengan :
• Lipatan batuan sedimen
• Patahan
• Metamorfosis
• Batuan beku intrusi
3. Transform – Lempeng bergerak secara horizontal melewati satu sama lain.
Tidak ada kerak dihasilkan atau dihancurkan.Terjadi bila dua lempeng
tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak
sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-
bentuk (transform fault). Lempeng bergerak sejajar berlawanan arah gesekan
antara kedua lempeng dapat begitu besar sehingga dapat menimbulkan
tegangan yang besar dan menghasilkan gempa besar. Kegiatan tektonik ini
tidak disertai dengan aktivitas vulkanik. Batas transform umumnya berada di
dasar laut, namun ada juga yang berada di daratan, salah satunya adalah
Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di California, USA. Sesar ini
merupakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke
arah tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut.

LEMPENG DI INDONESIA
 Indonesia berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-
Australia.
 Jenis batas antara kedua lempeng ini adalah konvergen. Lempeng Indo-
Australia adalah lempeng yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia.
 Selain itu di bagian timur, bertemu 3 lempeng tektonik sekaligus, yaitu
lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-Australia.
 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng
menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudra.
 Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng
Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain
adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di
sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta palung samudra yang tak
lain adalah Palung Jawa (Sunda).
 Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami
gesekan atau benturan yang cukup keras. Bila ini terjadi, timbullah
gempa dan tsunami, dan meningkatnya kenaikan magma ke permukaan.
 Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang bersumber dari dasar Samudra
Hindia, yang seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas gunung berapi di
sepanjang pulau Sumatra dan Jawa juga turut meningkat.

Anda mungkin juga menyukai