PENGANTAR TEKNOLOGI
MINERAL
Oleh:
Nama : FAHRI PEBRIANSYAH
NIM : 21137011
SEKSI :202111370080
Dosen Pengampu
MULYA GUSMAN.T.,M.T.
Fakultas Teknik
2021
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Eksplorasi mineral secara singkat dibatasi sebagai proses yang dilakukan oleh suatu
badan usaha, kemitraan atau korporasi dengan tujuan untuk menemukan bijih
(konsentrasi mineral yang bernilai ekonomis) untuk ditambang. Metode eksplorasi
dalam eksplorasi mineral adalah metode eksplorasi yang secara fisik menentukan
langsung ataupun tidak langsung keberadaan suatu gejala geologi yang dapat berupa
tubuh suatu endapan mineral ataupun satu atau lebih petunjuk
geologi.
Beberapa metode (aspek) yang akan dibahas sehubungan dengan Metode Eksplorasi
Langsung ini adalah :
A. Pemetaan Geologi
Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan
dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi
lapangan. Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat
diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun
bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat
ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit.
Pada saat pemetaan dapat dijumpai singkapan, singkapan dapat didefinisikan sebagai
bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan .
Singkapan biasanya dapat dijumpai pada lembah-lembah sungai, dikarenakan terjadi erosi
akibat dari aliran air sungai sehingga menyebabkan batuan tersingkap. Namun ada juga
pada kondisi dimana batuan menonjol secara alami akibat gaya gaya endogen yang bersala
dari dalam bumi atau karena gerakan atau gesekan kerak bumi. Informasi-informasi yang
dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain adalah
posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara). Penyebaran, arah, dan bentuk
permukaan dari endapan, bijih, atau batubara. Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
B. Parit Uji
Paritan uji dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan,
kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain. Pada Pembuatan parit memiliki
keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada
pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2
- 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan
parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan
di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.
Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan
atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. Pada pengamatan (observasi)
singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif
tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh
antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik
perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.
C. Sumur Uji
Pembuatan sumur uji atau test pit dimaksudkan untuk mendapatkan hasil lebih akurat
dari pembuatan parit uji, sumur uji dibuat dengan menggali lubang sedalam 10 sampai 20
meter. Pada pembuatan sumur uji harus diperhatikan beberapa faktor, seperti adanya
bongkahan bongkahan yang akan mempersulit dalam proses penggalian. Faktor lain yang
juga harus diperhatikan adalah adanya air yang akan menyulitkan dalam proses penggalian
dan pada proses pengamatan struktur batuan yang ada pada sumur uji yang telah dibuat.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran,
keluarnya gas beracun, dan lain-lain.
Pembuatan sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang
berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. Pada endapan berlapis,
pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah
kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi
endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Pada endapan yang
berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan
untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik),
ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan
sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
D. Pemboran Eksplorasi
Pada prinsipnya pemboran adalah suatu kegiatan pembuatan lubang berdiameter kecil
pada suatu target eksplorasi dengan kedalaman mencakup ratusan meter untuk
memperoleh data yang representatif.
Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan
kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting jika
kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin,
namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui
gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.
Metode Eksplorasi Tidak Langsung
Metode eksplorasi tidak langsung adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan dengan
tidak berhubungan langsung dengan bahan atau endapan bahan galian yang dicari. Kegiatan
eksplorasi ini dilakukan melalui mengamati atau menganalisis kelainan kelainan sifat sifat
baik itu sifat fisik maupun sifat kimia dari batuan. Ada beberapa metode yang umum
digunakan untuk melakukan eksplorasi tidak langsung diantaranya adalah;
A. Metode Geofisika
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan perbedaan dari sifat fisik dari batuan, mineral
dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum eksplorasi geofisika dilakukan dengan
beberapa metode antara lain yaitu;
1.Metode Magnetik
Metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan lokal pada medan
magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan batuan. Metode ini adalah
metode geofisika tertua yang dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini dimulai dari kompas
magnetik yang pertama ditemukan di Cina 3000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya
medan magnetik bumi telah digunakan dalam eksplorasi bijih besi pada eksplorasi di
Swedia. Alat untuk menggunakan metode magnetik adalah magnetometer. Saat ini metode
magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang paling banyak digunakan orang
karena selain mudah penggunaannya juga murah pemakaiannya. Bijih yang mengandung
mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera
dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi
sebagai berikut :
§ Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
§ Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
§ Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral
ikutan
§ Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah
cukup
§ Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang
mengandung mineral magnetik.
2. Metode Geolistrik
Metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang dimiliki oleh batuan atau
mineral. Mineral-mineral sulfida pada umumnya bisa dikenali dengan metode ini
dikarenakan oleh sifat fisisnya yang mudah menghantarkan listrik yang diinjeksikan ke
dalam bumi.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat
elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan
arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua
elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode
ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara
dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah
cara Wenner dan cara Shlumberger.
3. Metode Seismik
Tujuan utama metode seismik adalah mengukur cepat rambat dari jenis perlapisan yang
terdiri dari batuan dengan cepat rambat berbeda tiap batuan yang akan diterima oleh alat
penerima getaran disebut geofon. Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan
pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi.
Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias
atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-
gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui
perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan
dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan
yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan
kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada jenis batuan, derajat
pelapukan, derajat pergerakan, tekanan, porositas (kadar air) dan, Umur (diagenesa,
konsolidasi, dll)
B. Metode Geokimia
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada
batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa
konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona
mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik
atau batuan dengan titik lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan
mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari.
Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
C.SURVEY GEOLISTRIK
Jenis-jenis metode geolistrikJenis-jenis metode geolistrik yaitu :
2. Konfigurasi Schlumberger
Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak
MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka
ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN
hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda
MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat
ukur multimeter yang mempunyai karakteristik ‘high impedance’ dengan akurasi tinggi yaitu
yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan
cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang
sangat tinggi.
Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi
adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan
nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.
Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak AB relatif
besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan jarak
elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik pada
multimeter sudah demikian kecil, misalnya 1.0 milliVolt.
Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan antara jarak
MN berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1 : 50 bisa
dilakukan bila mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran tegangan
listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih, sehingga beda tegangan yang
terukur pada elektroda MN tidak lebih kecil dari 1.0 milliVolt.
Metode eksplorasi tidak langsung adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan dengan tidak
berhubungan langsung dengan bahan atau endapan bahan galian yang dicari. Kegiatan
eksplorasi ini dilakukan melalui mengamati atau menganalisis kelainan kelainan sifat sifat
baik itu sifat fisik maupun sifat kimia dari batuan. Ada beberapa metode yang umum
digunakan untuk melakukan eksplorasi tidak langsung diantaranya adalah;
A. Metode Geofisika
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan perbedaan dari sifat fisik dari batuan, mineral
dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum eksplorasi geofisika dilakukan dengan
beberapa metode antara lain yaitu;
1.Metode Magnetik
Metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan lokal pada medan
magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan batuan. Metode ini adalah
metode geofisika tertua yang dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini dimulai dari kompas
magnetik yang pertama ditemukan di Cina 3000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya
medan magnetik bumi telah digunakan dalam eksplorasi bijih besi pada eksplorasi di
Swedia. Alat untuk menggunakan metode magnetik adalah magnetometer. Saat ini metode
magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang paling banyak digunakan orang
karena selain mudah penggunaannya juga murah pemakaiannya. Bijih yang mengandung
mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera
dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi
sebagai berikut :
Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral
ikutan
Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam
jumlah cukup
Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang
mengandung mineral magnetik.
2. Metode Geolistrik
Metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang dimiliki oleh batuan atau
mineral. Mineral-mineral sulfida pada umumnya bisa dikenali dengan metode ini
dikarenakan oleh sifat fisisnya yang mudah menghantarkan listrik yang diinjeksikan ke
dalam bumi.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat
elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan
arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua
elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode
ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara
dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah
cara Wenner dan cara Shlumberger.
3. Metode Seismik
Tujuan utama metode seismik adalah mengukur cepat rambat dari jenis perlapisan yang
terdiri dari batuan dengan cepat rambat berbeda tiap batuan yang akan diterima oleh alat
penerima getaran disebut geofon. Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan
pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi.
Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias
atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-
gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui
perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan
dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan
yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan
kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada jenis batuan, derajat
pelapukan, derajat pergerakan, tekanan, porositas (kadar air) dan, Umur (diagenesa,
konsolidasi, dll)
B.MetodeGeokoimia
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada
batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa
konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona
mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik
atau batuan dengan titik lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan
mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari.
Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia