Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

PENDALAMAN TERHADAP RUKUN IMAN

DOSEN PEMBIMBING
Sawalludin M.Pd.

Disusun Oleh:

Muhammad Alam Pramasta : 12120715171

Istifa Rani : 12120721072

Robiatul Adawiyah : 12120720990

Bella Salsabila Ramadhani : 12120722416

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum wr.wb

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara
tepat waktu dengan judul “Pendalaman Terhadap Rukun Iman”.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak


Sawalludin M.Pd. selaku dosen mata kuliah Akidah Akhlak. Tugas yang telah
diberikan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi kami maupun
pembaca. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Adapun makalah ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya dibantu


referensi-referensi dari sumber di internet. Yang dimana kami ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada referensi-referensi yang telah membantu kami
menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 22 September 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.........................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI...............................................................................................................4
2.1 Pengertian Rukun Iman......................................................................................4
2.2 Penjelasan Tentang 6 Rukun Iman.....................................................................4
1. Pengertian Iman Kepada Allah SWT...................................................................4
2. Pengertian Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT.....................................5
3. Pengertian Iman Kepada Kitab Kitab Allah SWT.................................................6
4. Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT................................................7
5. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir (Kiamat).....................................................7
6. Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadar.......................................................8
BAB III...............................................................................................................................10
PEMBAHASAN..................................................................................................................10
3.1 Pengaruh Iman Terhadap Kehidupan Seorang Muslim....................................10
1. Pengaruh Iman Kepada Allah SWT...................................................................10
2. Pengaruh Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT.....................................10
3. Pengaruh Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT.................................................11
4. Pengaruh Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT................................................11
5. Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir (Kiamat).....................................................11
6. Pengaruh Iman Kepada Qadha dan Qadar.......................................................12
BAB IV..............................................................................................................................13

iii
PENUTUP..........................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
4.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu aspek kajian terpenting dalam sejumlah besar hadits
Nabi adalah persoalan Al-Iman (kepercayaan dengan berbagai aspek
kandungan di dalamnya. Hampir-hampir umat Islam terfokus pada kajian
iman dalam pengertian yang terbatas, parsial dengan melihat aspek iman
hanya persoalan teologis kepada Allah, Rasul, kitab-kitab, malaikat, hari
kiamat dan takdir. Padahal dalam beberapa hadits Nabi te ntang iman,
antara lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah
adalah : Iman itu memiliki 70 cabang lebih (antara 73- 79) yang paling
tinggi adalah ucapan syahadat “Tiada Tuhan selain Allah”, dan yang
paling rendah/ringan adalah menyingkirkan sesuatu yang membahayakan
di jalan, rasa malu adalah salah satu cabang iman.Persoalan iman
nampaknya dipahami hanya berhenti pada ranah teologis (Rukun Iman 6)
seperti yang dipahami selama ini oleh sebagian besar oleh umat Islam.
Padahal al-Qur’an mulia dan hadis-hadis tentang iman menyatakan secara
tegas bahwa iman selalu dikaitkan dengan amal saleh dan akhlak.

Iman bukan merupakan kata benda yang statis, tetapi iman adalah
energi spiritual yang mengendalikan dan mengarahkan ego seseorang
untuk mengerti, memilih dan menjalani kebenaran. Karena itu iman tidak
berhenti pada pengakuan atau pernyataan akan kepercayaan adanya Tuhan
saja, lebih jauh lagi iman adalah aktualisasi dalam amal kesalehan,
sehingga iman yang tidak melahirkan kesalehan bertindak adalah dusta.
Pemahaman yang inklusif semacam ini dalam arti iman dipahami hanya
berhenti pada ranah teologis (Rukun Iman 6) nampaknya tidak
proporsional dapat menjelaskan esensi iman yang sebenarnya,
memisahkan secara diametral aspek teologis di satu pihak dan sosiologis

1
di pihak yang lain, sehingga menghasilkan pemahaman yang terpisah-
pisah tidak holistic-komprehensif (syamil), pada akhirnya menghasilkan
pemahaman yang senjang antara dimensi ilahiah dan dimensi sosial
(basyariyah). Oleh karenanya mengkaji keimanan sebagaimana
dipraktikkan dan diajarkan oleh Rasulullah merupakan kajian menarik dan
akan selalu urgen dan tidak akan pernah purna dan sempurna bagi pecinta
Allah dan RasulNya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka berikut ini rumusan
masalah yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dari rukun Iman?


2. Apakah kedudukan rukun Iman dalam agama Islam?
3. Apakah makna rukun iman terhadap kehidupann seseorang
muslim?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan makalah yang bertema tentang rukun Iman ini
adalah:
1. Memahami maksud dengan rukun Iman.
2. Mengetahui kedudukan rukun Iman dalam agama Islam.
3. Memahami makna rukun Iman terhadap kehidupan seorang
muslim.

2
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan dan tujuan dan
sistematika penulisan.

Bab II Landasan teori, berisi tentang pengertian, dalil-dalil dan materi


rukun iman

Bab III Pembahasan, berisi tentang pengaruh iman terhadap kehidupan


seorang muslim

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Rukun Iman


Rukun Iman adalah pilar-pilar (penguat) yang menyangga Iman
seorang Muslim. Rukun Iman dapat di artikan sebagai penguat keyakinan,
yakni penguat keyakinan seorang muslim. Dalam hal ini terdapat 6 Rukun
Iman dalam ajaran Islam, yaitu :

1. Iman Kepada Allah SWT.


2. Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT.
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT.
4. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT.
5. Iman Kepada Hari Akhir (Kiamat).
6. Iman Kepada Qadha dan Qadar.

Kepercayaan terkait 6 pembahasan yang ada dalam rukun iman


merupakan suatu keharusan untuk mempercayainya. Hal ini berkaitan
dengan akidah serta ketauhidan, karena sebagai muslim dilarang untuk
mengimani Tuhan selain Allah SWT.

2.2 Penjelasan Tentang 6 Rukun Iman

1. Pengertian Iman Kepada Allah SWT.


Urutan yang pertama adalah iman kepada Allah SWT menjadi
dasar dari iman karena sebagai umat Islam harus mengakui keesaan Nya.
Dia merupakan pencipta di alam semesta, penguasa langit maupun bumi

4
serta Tuhan yang wajib disembah dengan sifat tidak beranak dan tidak
diperanakkan.

Iman kepada Allah SWT dilakukan dengan mempercayai dan


meyakini bahwa Allah itu benar-benar ada, kendati seseorang tidak pernah
melihat wujud-Nya atau mendengar suara-Nya.  Untuk beriman kepada-
Nya, seorang muslim harus mengetahui sifat-sifat-Nya, baik itu sifat-sifat
wajib, jaiz, atau mumkin, atau dapat juga dilakukan dengan mengenal 99
Asmaul Husna yang tertuang dalam Alquran atau hadis.

Meyakini akan hadirnya Allah tidak hanya dengan kata-kata semata


melainkan harus diwujudkan melalui tindakan. Caranya yaitu dengan amar
ma’ruf dan nahi mungkar, maksudnya melakukan segala perintah serta
menjauhi larangan yang menghantar ke jurang kesesatan.

2. Pengertian Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT.


Malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari nur/
cahaya dan tidak diberikan nafsu. Oleh karenanya mereka selalu taat pada
segala perintah serta ketetapan. Meskipun tidak terlihat sebagai manusia
harus meyakini keberadaannya dengan tugas tersendiri.

Iman kepada malaikat Allah SWT dilakukan dengan mempercayai


bahwa malaikat itu benar-benar ada. Seorang muslim mesti meyakini
adanya malaikat kendati tidak pernah melihat wujudnya, mendengar
suaranya, atau menyentuh zatnya. Perintah mengimani malaikat ini tertera
dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 285: "Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya," (QS. Al-
Baqarah [2]: 285).

Setidaknya terdapat 10 malaikat yang harus diyakini oleh umat


Islam yaitu, Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Israfil, Malaikat
Izrail, Malaikat Munkar dan Nakir, Malaikat Raqib, Malaikat Atid,
Malaikat Ridwan, Malaikat Malik. Namun sejatinya terdapat lebih dari

5
bilangan tersebut, makhluk ini juga bertugas sebagai perantara Allah. Hal
ini disebutkan dalam surah An Nahl ayat 2 yang artinya : “Dia
menurunkan para malaikat membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada
siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, (dengan
berfirman) yaitu, “Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku), bahwa tidak ada
tuhan selain Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku”.

3. Pengertian Iman Kepada Kitab Kitab Allah SWT.


Allah menjelaskan ajaran-Nya melalui kitab diturunkan kepada para
Rasul melalui perantara malaikat. Ajaran di dalamnya harus disampaikan
kepada umat manusia yang mengimaninya secara utuh tanpa adanya
kelalaian, ada banyak umat terdahulu terkena azab karena kelalaiannya.

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT dilakukan dengan mempercayai


bahwa Allah menurunkan kitab kepada utusan-Nya. Kitab ini merupakan
pedoman, petunjuk kebenaran dan kebahagiaan, baik itu di dunia maupun
akhirat. Keberadaan kitab-kitab Allah SWT ini tertera dalam Alquran
surah Al-Hadid ayat 25: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul
Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan
bersama mereka Alkitab dan neraca [keadilan] supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan,” (QS.Al-Hadid [57]: 25). 

Dengan beriman kepada kitab Allah, seorang muslim membenarkan


secara mutlak bahwa kitab-kitab itu merupakan firman Allah SWT. Isinya
adalah kebenaran yang wajib diikuti dan dilaksanakan.Kitab-kitab ini
sebagai pedoman dan pegangan hidup umat di kala Rasulullah sudah
wafat. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kelalaian yang mengakibatkan
terpecah belahnya akidah dan keyakinan mereka. Meskipun demikian
terdapat penerusnya yaitu para sahabat dan ulama.

6
4. Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT.
Jumlah nabi dan rasul wajib diketahui yaitu sekitar 25 yang
diturunkan pada umat dengan karakteristik masing-masing. Setidaknya
terdapat 4 kitab suci diturunkan kepada mereka yaitu, Kitab Zabur
diturunkan kepada Nabi Daud AS, Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi
Musa AS, Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa, dan Kitab Al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk bekal mengajarkan
tauhid dengan meyakini bahwa Allah merupakan Tuhan wajib disembah.

Kitab tersebut disampaikan melalui perantara malaikat Jibril baik


dengan menunjukkan wujud aslinya maupun menyamar. Isi di dalamnya
sebagai pedoman mengambil keputusan dan menghukumi terkait suatu
perkara yang bertujuan agar terarah serta tidak sembarangan dalam
mengambil keputusan.

Siapa saja yang mengikuti rasul-rasul itu akan memperoleh


hidayah dan petunjuk. Sebaliknya, yang mengingkari Rasul-Nya akan
tersesat. Keberadaan rasul Allah SWT ini tertera dalam Alquran surah Al-
Hajj ayat 75: “Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari
manusia, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,”
(QS.Al-Haj [22]:75).

5. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir (Kiamat).


Hari akhir adalah hal nyata yang sering diingkari oleh manusia.
Sebagai seorang Muslim maka mereka wajib mengimani untuk menunjang
semangat dalam beribadah serta sebagai bukti bahwa hari pembalasan
benar adanya dan seluruh manusia harus mempertanggung jawabkan
perbuatannya.

7
Pada hari akhir nanti semua manusia dikumpulkan dengan berbagai
keadaan, bahkan digambarkan ada yang berkepala hewan maupun
tenggelam dalam keringatnya sendiri. Hal ini dikarenakan posisi matahari
di atas kepala berjarak sekitar satu jengkal sehingga panasnya dapat
melelehkan tubuh.

Iman kepada hari kiamat dilakukan dengan mempercayai bahwa


suatu hari kehidupan di semesta akan musnah. Selepas itu, manusia akan
dibangkitkan dari kubur, dikumpulkan di padang mahsyar, dan diputuskan
ke surga atau neraka. Dalam surah Al-Infithar ayat 14 dan 15, Allah SWT
berfirman: “Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar
berada dalam neraka. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan
[hari kiamat],” (QS. Al-Infithar [82]:14-15).

6. Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadar


Takdir sendiri terbagi menjadi dua yaitu tetap, sebagai contoh yaitu
kematian, jodoh, dan rezeki. Bagian kedua adalah dapat diubah dengan
berusaha serta berdoa kemudian diiringi ketaqwaan. Manusia perlu
meyakininya sebagai rujukan bahwa semua atas kehendak dan kuasa
Allah.

A. Qadha.
Menurut bahasa qadha berarti ketetapan yang sudah dituliskan
sebelum manusia diciptakan. Catatan tersebut termuat dalam kitab
Lauhul Mahfudz mulai dari kehidupan, kebaikan, serta kematian.
Meskipun hal ini tidak diketahui kapan waktunya namun sebagai
makhluk harus mempersiapkannya.
Caranya yaitu dengan beribadah serta menghindari larangan dan
menaati semua anjuran dari Allah SWT. Terkait kematian tidak ada
manusia yang mengetahuinya namun oleh karenanya dianjurkan untuk

8
selalu beribadah dengan niat tulus, ikhlas, dan hanya mengharapkan
ridha Allah.
Takdir dan ketetapan ini sudah diatur oleh Allah SWT bahkan
sebelum Dia menciptakan semesta berdasarkan firman-Nya dalam
surah Al-Hadid ayat 22: “Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa
bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab
[lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-Hadid [57]:
22). Artinya, qadha merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala
sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi. Hal ini juga tergambar dalam
sabda Nabi Muhammad SAW: "Allah SWT telah menetapkan takdir
untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan
langit dan bumi," (H.R. Muslim).

B. Qadar.
Menurut bahasa qadar merupakan ketentuan atau kepastian.
Sementara secara istilah yaitu penentuan yang pasti dan sudah
ditetapkan oleh Allah SWT. Hal ini termasuk yang sedang terjadi
maupun akan terlaksana nantinya. Oleh karenanya manusia dianjurkan
untuk berdoa.Doa sendiri dipercaya sebagai senjatanya umat Islam
bahkan dipercaya bisa merubah ketentuan yang bersifat tidak tetap.
Antara qadha dan qadar saling berkaitan satu sama lain bahkan
dikenal sebagai takdir dari Allah SWT yang wajib untuk diyakini
keberadaannya. Jika qadha itu ketetapan yang belum terjadi, maka
qadar adalah terwujudnya ketetapan yang sudah ditentukan
sebelumnya itu.
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, seorang muslim tetap
harus berikhtiar, berusaha, dan mengupayakan potensinya agar dapat
terwujud, serta produktif di kehidupan sehari-hari

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Iman Terhadap Kehidupan Seorang Muslim

1. Pengaruh Iman Kepada Allah SWT.


Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan
mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam
dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah
beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka
dalam perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan
merasa sendirian, kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya,
sebab ia yakin bahwa Allah itu ada. Karena itu selama iman itu ada dalam
dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat yang tidak sesuai dengan perintah
Allah.

2. Pengaruh Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT.


Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas
mengetahui nama dan tugas-tugasnya, akan berpengaruh terhadap perilaku
manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan
buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap
perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut
akan dicatat oleh malaikat. Begitu juga dengan keyakinan adanya
malaikat, maka seorang muslim akan senantiasa optimis dan yakin
perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia dilakukan. Oleh karena itu iman

10
kepada malaikat akan melahirkan sikap berhati-hati, optimis, dan dimanis,
tidak mudah putus asa atau kecewa.

3. Pengaruh Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT.


Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan
keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan
yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci.
Manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan yang akan
ditempuhnya setelah kehidupan untuk melihat masa depan yang akan
ditempuhnya setelah hidup berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab
suci manusia dapat mengatur hidupnya menyesuaikan dengan rencana
Allah, sehingga manusia mempunyai masa depan yang jelas.

4. Pengaruh Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT.


Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan
adanya rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan
teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah. Dengan
perilaku yang dicontohkan Rasulullah, maka manusia akan mempunyai
pegangan yang jelas dan lengkap mengenai berbagai tuntutan kehidupan
baik yang berhubungan dengan Allah, hubungan antar manusia maupun
lainnya.

5. Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir (Kiamat).


Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan
datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan
tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang
sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan
dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya. Manusia tidak akan
kecewa apabila di dunia ia tidak memperolah balasan dari amal

11
perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh balasan
apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari
akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun,
melainkan ia akan terus berproses dan mencari makna kehidupan.

6. Pengaruh Iman Kepada Qadha dan Qadar


Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak
mudah kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan
memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita
tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum
tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik
menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan takdir ini segogjayanya
lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus
berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik
dari Allah.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-
pilar keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar
keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu: iman kepada Allah
SWT, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT, Iman kepada Kitab-
kitab Allah SWT, Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT, Iman kepada hari
Kiamat, Iman kepada Qada dan Qadar, Iman kepada Allah serta iman
kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab
keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak
perilakunya. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik
dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam
setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya
tersebut akan dicatat oleh malaikat. Beriman kepada hari akhir atau hari
kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai ujung
perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan sikap
optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan
manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal ibadah dan
balasannya.

4.2 Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya
sehari-hari, oleh karena itu saya menyarankan agar kita senantiasa
meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita
senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita
terhadap malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir senantiasa harus
ditingkat demi meningkatkan amal ibadah kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/riwayah/article/download/3133/2322

https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/best-
seller/rukun-iman-dan-rukun-islam/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16319400625325&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.gramedia.com%2Fbest-seller
%2Frukun-iman-dan-rukun-islam%2F

https://tirto.id/pengertian-rukun-iman-dan-penjelasan-6-aspeknya-dalam-agama-
islam-gays

14

Anda mungkin juga menyukai