Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Mikroba dalam pembersihan air

Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang keadaannya sudah
kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah ke-hidupan, yaitu misalnya yang
berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber mata-air dan sebagai-nya, di dalamnya terdiri
dari bakteri, yaitu :
·           Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu mengoksidasi
senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air sering berubah warna kalau disimpan
lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
·           Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus) yang mampu
mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air disimpan lama akan tercium bau
busuk seperti bau telur busuk.
·           Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan kersik), sehingga
kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasad-jasad yang berwarna hijau, biru atau
pun kekuning-kuningan, tergantung kepada dominasi jasad-jasad tersebut serta lingkungan
yang mempengaruhinya.
Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga tersebut di dalam air, dapat menyebabkan
terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran, karena kelompok bakteri besi dan bele-
rang dapat membentuk serat atau lendir. Akibat lainnya adalah terjadinya proses korosi
(pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di dalamnya, menjadi bau, berubah
warna, dan sebagainya.
Mikroba yang terdapat dalam air limbah kebanyakan berasal dari tanah dan saluran
pencernaan. Bakteri colon (coliforms) terutama Escherichia coli sering digunakan sebagai
indeks pencemaran air. Bakteri tersebut berasal dari saluran pencernaan manusia dan hewan
yang dapat hidup lama dalam air, sehingga air yang banyak mengandung bakteri tersebut
dianggap tercemar. Untuk mengurangi mikroba pencemar dapat digunakan saringan pasir
atau trickling filter yang segera membentuk lendir di permukaan bahan penyaring, sehingga
dapat menyaring bakteri maupun bahan lain untuk penguraian. Penggunaan lumpur aktif juga
dapat mempercepat perombakan bahan organik yang tersuspensi dalam air.
Banyak mikroba yang terdapat dalam air limbah meliputi mikroba aerob, anaerob, dan
anaerob fakultatif yang umunya bersifat heterotrof. Mikroba tersebut kebanyakan berasal dari
tanah dan saluran pencernaan. Bakteri colon (coliforms) terutama Escherichia coli sering
digunakan sebagai indeks pencemaran air. Bakteri tersebut berasal dari saluran pencernaan
manusia dan hewan yang dapat hidup lama dalam air, sehingga air yang banyak mengandung
bakteri tersebut dianggap tercemar. Untuk mengurangi mikroba pencemar dapat digunakan
saringan pasir atau trickling filter yang segera membentuk lendir di permukaan bahan
penyaring, sehingga dapat menyaring bakteri maupun bahan lain untuk penguraian.
Penggunaan lumpur aktif juga dapat mempercepat perombakan bahan organik yang
tersuspensi dalam air.
Biofilm (lapisan kumpulan mikroorganisme) berperan dalam pengolahan air limbah
atau limbah cair baik pada lagoon system (sistem kolam), activated sludge system (sistem
lumpur aktif), down flow sand filter system (sistem filter pasir aliran ke bawah) dan up flow
sand filter system (sistem filter aliran ke atas). Salah satu fungsi biofilm tersebut adalah
mendekomposisi protein menjadi amonia, nitrit, dan nitrat.
Secara kimia digunakan indeks BOD (biological oxygen demand). Prinsip
perombakan bahan dalam limbah adalah oksidasi, baik oksidasi biologis maupun oksidasi
kimia. Semakin tinggi bahan organik dalam air menyebabkan kandungan oksigen terlarut
semakin kecil, karena oksigen digunakan oleh mikroba untuk mengoksidasi bahan organik.
Adanya bahan organik tinggi dalam air menyebabkan kandungan oksigen terlarut semakin
kecil, karena oksigen digunakan oleh mikroba untuk mengoksidasi bahan organik. Adanya
bahan organik tinggi dalam air menyebabkan kebutuhan mikroba akan oksigen akan
meningkat, yang diukur dari nilai BOD yang meningkat. Untuk memperdcepat perombakan
umumnya diberi aerasi untuk meningkatkan oksigen terlarut, misalnya dengan aeraror yang
disertai pengadukan. Setelah terjadi perombakan bahan organik maka nilai BOD menurun
sampai nilai tertentu yang menandakan bahwa air sudah bersih.
Dalam suasana aerob bahan-bahan dapat dirubah menjadi sulfat, fosfat, amonium,
nitrat, dan gas CO2 yang menguap. Untuk menghilangkan sulfat, ammonium dan nitrat dari
air dapat menggunakan berbagai cara. Dengan diberikan suasana yang anaerob maka sulfat
direduksi menjadi gas H2S, ammonium dan nitrat dirubah menjadi gas N2O atau N2.

Anda mungkin juga menyukai