Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOLOGI ANAK LUAR BIASA


Desen pengampuh: Epifania M.Ladapase, M.Psi

Anak Dengan Gangguan Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD),


Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD)

Oleh
Agustinus Rudi Yanto (051181031)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NUSA NIPA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, anak-anak memang tak selalu bisa mengontrol emosinya. Mereka bisa
berperilaku menentang dari waktu ke waktu terutama di saat-saat seperti sedang lelah, lapar,
kesal, bosan, atau stres. Mereka mungkin akan menentang, berdebat, sering menunjukkan
sikap kesal, dan tidak taat pada pada siapa saja. Perilaku ini sebenarnya normal pada
perkembangan anak usia dua sampai tiga tahun dan pada remaja awal. Kondisi melawan,
menentang bisa dikatakan sebagai gangguan bila perilaku tersebut sangat menonjol,
memerlukan perhatian serius, dan memengaruhi kehidupan sosial, keluarga, dan aktivitas
akademik.

Attention-Deficit/Hyperactive Disorder atau ADHD, Oppositional Defiant Disorder


(ODD) dan Conduct Disorder CD merupakan tiga ganngguan pada anak, remaja bahkan
orang dewasa. Kebanyakan kita tidak mengetahui secara baik ketiga gangguan ini, apalagi
mendapatkan penanganan yang sesuai. Oleh karena itu, untuk memperdalam pengetahuan
dari ketiga gangguan tersebut, maka dari makalah ini penulis berusaha mengkaji gamaran
dari ADHD, ODD, CD dengan berbagai literatur pendukung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksudkan dengan Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD),
Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD)?
2. Apa saja karakteristik dari Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD),
Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD)?
3. Apa faktor yang mempengaruhi Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD),
Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD)?
4. Bagaimana cara menanggulangi Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD),
Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan Attention-Deficit/Hyperactive
Disorder (ADHD), Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder
(CD)
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik dari Attention-Deficit/Hyperactive Disorder
(ADHD), Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD)
3. Untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi Attention-Deficit/Hyperactive
Disorder (ADHD), Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder
(CD)
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi Attention-Deficit/Hyperactive
Disorder (ADHD), Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder
(CD)

1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Selain sebagai penunjang nilai tugas mata kuliah Psikologi Anak Luar Biasa, makalah
ini dapat menambah wawasan.
2. Bagi pembaca
Memberi informasi akan hakikat ketiga gangguan yang dimaksud, memahami
dengan baik dan dapat menjadi dasar edukasi dalam kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD)

2.1.1 Pengertian Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD)

Attention-Deficit/Hyperactive Disorder atau ADHD adalah nama yang diberikan untuk


anak-anak, remaja, dan beberapa orang dewasa, yang kurang mampu meperhatikan, mudah
dikacaukan, dengan over aktif, dan juga impulsif. ADHD adalah suatu gangguan
neurobiologi, dan bukan penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik. Secara umum
bahwa, ADHD adalah kondisi anak-anak yang memperlihatkan ciri-ciri atau gejala kurang
konsentrasi, hiperaktif dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian
besar aktivitas hidup mereka.

Pengertian itu didukung oleh Peters dan Douglas (dalam Rusmawati & Dewi, 2011:75)
yang mendiskripsikan “Attention Deficit Hyperactivity Disorder” (ADHD), sebagai gangguan
yang menyebabkan individu memiliki kecenderungan untuk mengalami masalah pemusatan
perhatian, kontrol diri, dan kebutuhan untuk selalu mencari stimulasi. Dari pengertian yang
ada dapat disimpulkan bahwa Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD) adalah salah
satu gangguan perilaku yang ditandai dengan adanya perilaku Hyperactive-implusif dan
inatention yang timbul lebih sering dari anak seusianya sehingga menimbulkan hambatan
dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Krakteristik Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD)

Menurut DSM IV (dalam Baihaqi & Sugiarman, 2006: 8) kriteria ADHD adalah
sebagai berikut :

a) Kurang Perhatian
Pada kriteria ini, penderita ADHD paling sedikit mengalami enam atau lebih dari
gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai
suatu tingkatan yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.
 Seringkali gagal memerhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau
membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah dan kegiatan-
kegiatan lainnya.
 Seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap
tugas-tugas atau kegiatan bermain.
 Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung
 Seringkali tidak mengikuti baik-baik intruksi dan gagal dalam
menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau tugas ditempat kerja
(bukan disebabkan karena perilaku melawan atau gagal untuk mengerti
intruksi).Seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan
kegiatan
 Sering kehilangan barang/benda penting untuk tugas-tugas dan kegiatan,
misalnya kehilangan permainan; kehilangan tugas sekolah; kehilangan
pensil, buku, dan alat tulis lainnya.
 Seringkali menghindar, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang menyentuh usaha mental yang didukung, seperti
menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah.
 Seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar
 Sering lekas lupa dan menyelesaikan kegiatan sehari-hari.
b) Hiperaktivitas Impulsifitas
Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas
berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 samapai dengan tingkat yang
maladaptif dan tidak dengan tingkat perkembangan.
1. Hiperaktivitas
 Seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering
menggeliat di kursi
 Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi
lainnya dimana diharapkan anak tetap duduk
 Sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi
dimana hal ini tidak tepat. (pada masa remaja atau dewasa terbatas
pada perasaan gelisah yang subjektif)
 Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam
kegiatan senggang secara tenang
 Sering bergerak atau bertindak seolah-olah dikendalikan oleh motor,
dan
 Sering berbicara berlebihan
2. Impulsifitas
 Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai
 Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran
 Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain, misalnya
memotong pembicaraan atau permainan
c) Beberapa gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang
menyebabkan gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun
d) Ada suatu gangguan di dua atau lebih setting/situasi
e) Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi sosial,
akademik, atau pekerjaan
f) Gejala - gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, skizofrenia, atau gangguan
psikotik lainnya, dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan mental
lainnya.

2.1.3 Tipe Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD)

ADHD dibagi menjadi 3 subtipe:

Pertama, tipe predominan tidak adanya perhatian, kedua, tipe predominan


hiperaktif/impulsif, dan ketiga, tipe kombinasi yang ditandai oleh tidak adanya perhatian dan
hiperaktivitas-impulsivitas tingkat tinggi (APA, 2000 dalam Nevid, Rathus & Greene,
2005:160).

Menurut wahidah (2018), ADHD dibagi menjadi 3 subtipe:

a) Tipe Tidak Adanya Perhatian (Inatensi)


Anak sering terlihat mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian (tidak bisa
fokus). Adanya stimulus secara spontan dari indera masing-masing sangat
mempengaruhi konsentrasi mereka. Daya tahan konsentrasi mereka sangat
terbatas, sehingga menghambat proses information receiving dari luar (ling-
kungan).
b) Tipe Impulsif (Impulsifitas)
Anak mengalami kelainan sikap atau ketidak harmonisan antara pikiran dengan
tindakannya. (Disor- der among think and do). Faktor sense atau perasaan begitu
mendominasi seh- ingga mereka sangat cepat merespon. Anak juga mengalami
hambatan da- lam menentukan skala prioritas ketika sedang beraktifitas, kondisi
demikian sangat mengganggu kepribadian dan lingkungannya.
c) Tipe Hiperaktivitas
Anak mengalami aktifitas berupa gerakan motorik yang berlebih di atas rata-rata
aktifitas motorik anak normal sesuai usianya. Mereka terlalu banyak bergerak
serasa tanpa lelah dan tujuan yang jelas bahkan sangat sulit untuk ditenangkan.

2.1.4 Faktor Penyebab Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD)

ADHD sebenarnya adalah gangguan yang berasal dari gangguan neurologis diotak, atau
disebabkan oleh faktor pengasuhan orang tua. Beberapa hal sebagai faktor penyebab ADHD
kini sudah semakin jelas, yaitu

1) Faktor genetik (Keturunan)


Dari penelitian faktor keturunan pada anak kembar dan anak adopsi, tampak bahwa
faktor keturunan membawa peran sekitar 80%. Dengan kata lain bahwa sekitar
80% dari perbedaan antara anak-anak yang mempunyai gejala ADHD di
kehidupan bermasyarakat akan ditentukan oleh faktor genetik. Anak dengan orang
tua yang menyandang ADHD mempunyai delapan kali kemungkinan mempunyai
resiko mendapatkan anak ADHD. Namun, belum diketahui gen mana yang
menyebabkan ADHD (Paternotte&Buitelaar, 2010:17).
2) Faktor Fungsi otak
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa secara biologis ada dua mekanisme di
dalam otak yaitu pengaktifan sel-sel saraf (Eksitasi) dan penghambat sel-sel saraf
(Inhibisi). Pada reaksi eksitasi sel-sel saraf terhadap adanya rangsangan dari luar
adalah melalui panca indra. Dengan reaksi inhibisi, sel-sel saraf akan mengatur bila
terlalu banyak eksitasi. Pada perkembangan seorang anak pada dasarnya
mengaktifkan sistem- sistem ini adalah perkembangan terbanyak. Pada anak kecil,
sistem pengereman atau sistem hambatan belumlah cukup berkembang: setiap anak
balita bereaksi impulsif, sulit menahan diri, dan menganggap dirinya pusat dari
dunia. Umumnya sistem inhibisi akan mulai pada usia 2 tahun, dan pada usia 4
tahun akan berkembang secara kuat. Tampaknya pada anak ADHD perkembangan
sistem ini lebih lambat, dan juga dengan kapasitas yang lebih kecil. Sistem
penghambat atau pengereman di otak bekerja kurang kuat atau kurang mencukupi.
Dari penelitian juga disebutkan bahwa adanya neuro-anatomi dan neuro-kimiawi
yang berbeda antara anak yang menyandang ADHD dan tidak
(Paternotte&Buitelaar, 2010:19).
3) Faktor Lingkungan
Saat ini tidak lagi diperdebatkan apakan ADHD disebabkan oleh lingkungan
ataukah gen, namun sekarang lebih mengarah pada bagaimana hubungan atau
interaksi yang terjadi antara faktor genetik dan lingkungan. Dengan kata lain,
ADHD juga bergantung pada kondisi gen tersebut dan efek negatiflingkungan, bila
hal ini terjadi secara bersamaan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan penuh
resiko. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan secara luas, termasuk
lingungan psikologis (relasi dengan orang lain, berbagai kejadian dan penanganan
yang telah diberikan), lingkungan fisik (makanan, obat-obatan, menyinaran),
lingkungan biologis ( cedera otak, radang otak, komplikasi saat melahirkan)
(Paternotte&Buitelaar, 2010:18).

2.1.5 Penanganan Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD)

Meski tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, ADHD dapat ditangani dengan beberapa
jenis obat dan terapi untuk meredakan gejala-gejala yang timbul, sehingga penderitanya bisa
menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Penangnananya adalah sebagai berikut:

1. Penanganan dengan Obat-obatan


Obat yang umum diberikan untuk ADHD adalah methylphenidate. Obat ini bekerja
dengan cara menyeimbangkan senyawa kimia pada otak sehingga dapat meredakan
gejala ADHD. Methylphenidate aman untuk dikonsumsi anak-anak, namun dokter
tetap akan memantau pengobatan untuk mewaspadai munculnya efek samping,
seperti gangguan pada jantung.
2. Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT)
Terapi perilaku kognitif akan membantu penderita ADHD untuk mengubah pola
pikir dan perilaku saat menghadapi masalah atau situasi tertentu.
3. Terapi psikoedukasi
Penderita ADHD akan diajak untuk berbagi cerita dalam terapi ini, misalnya
kesulitan mereka dalam mengatasi gejala-gejala ADHD. Dari terapi ini, diharapkan
penderita dapat menemukan cara yang paling sesuai baginya untuk mengatasi
gejala tersebut.
Pelatihan interaksi sosial. Jenis terapi ini dapat membantu penderita ADHD untuk
memahami perilaku sosial yang layak dalam situasi tertentu.
Orang tua, keluarga, guru, dan pengasuh penderita ADHD juga membutuhkan
pengetahuan serta bimbingan agar dapat mendampingi penderita. Oleh karena itu, mereka
perlu diberikan program pelatihan khusus.

2.2 Oppositional Defiant Disorder (ODD)

2.2.1 Pengertian Oppositional Defiant Disorder (ODD)

American Academy Of Child And Adolescent Psychiatry (AacAP) 2009 (dalam


Rochmah, 2018) menyatakan seorang anak mengalami ganngguan Oppositional Defiant
Disorder atau sering di singkat ODD memiliki kecenderungan untuk memberontak, keras
kepala, berdebat dengan orang dewasa, tidak taat, menimbulkan permusuhan, mudah
tersinggung mengalami ledakan kemarahan yang konstan dan membutuhkan waktu yang
lama untuk mengendalikan emosi serta muncul perilaku agresif secara spontan.

Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah sejenis gangguan perilaku yang sering
terjadi pada anak dan remaja. Anak-anak dengan ODD merujuk pada pola tingkah laku
negatif, bermusuhan dan menentang. Pola perilaku ini dikatakan ODD jika perilaku bertahan
minimal selama 6 bulan dengan 4 perilaku menetap.

2.2.2 Karakteristik Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Beberapa ciri-ciri atau krakteristik dari Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah
sebagai berikut:

 Sering atau mudah marah


 Sering menentang atau menolak (secara terbuka) untuk menuruti perintah atau
peraturan orang
 Melakukan hal-hal yang sengaja mengganggu orang lain
 Sering menyalahkan orang lain karena kesalahan dan kenakalan dirinya sendiri
 Sering kesal dan marah
 Sering dendam atau dengki

Didapati pula bahwa cukup banyak anak ODD yang juga menyimpan masalah moody, mudah
frustrasi, dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
2.2.3 Faktor Penyebab Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak dengan gangguan Oppositional Defiant
Disorder (ODD)

a) Faktor Biologis
Kelainan dan cedera pada bagian tertentu otak dapat menimbulkan masalah perilaku
yang serius pada anak di kemudian hari.
b) Faktor Genetik
Anak ODD yang juga memiliki anggota keluarga dekat yang mengalami gangguan
perilaku atau masalah psikologis cukup berat seperti gangguan mood, kecemasan
berlebihan, dan gangguan kepribadian
c) Faktor Lingkungan
Disfungsi kehidupan keluarga, penyalahgunaan obat-obatan, serta pola penerapan
disiplin yang tidak konsisten oleh orang tua dapat berkontribusi sebagai pemicu dan
berkembangnya gangguan perilaku pada seorang anak.

2.2.4 Penanganan Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Perawatan gangguan mental ODD harus melibatkan orangtua. Sebab, penderita


biasanya adalah anak-anak dan remaja. Langkah dan psikoterapi yang bisa dilakukan, antara
lain:

1) Terapi Interaksi Orangtua-Anak (PCIT), melatih orangtua untuk berinteraksi dengan


anak atau remaja, serta memperkuat perilaku positif pada anak atau remaja. Orangtua
dapat mempelajari keterampilan dalam mendidik anak atau remaja yang lebih efektif
serta meningkatkan kualitas komunikasi antara orangtua dengan anak atau remaja, dan
mengurangi munculnya perilaku yang bermasalah.
2) Pelatihan Keterampilan Sosial, membantu anak lebih fleksibel dan dapat berinteraksi
secara lebih positif dan efektif dengan teman sebayanya.
3) Terapi Individu Dan Keluarga, membantu anak atau remaja untuk mengendalikan
kemarahan dan mengekspresikan perasaannya secara sehat. Terapi keluarga dapat
meningkatkan komunikasi dan hubungan antara orangtua dengan anak atau remaja
serta membantu anggota-anggota keluarga untuk belajar saling bekerja sama.
4) Pelatihan Orangtua, membantu mengembangkan keterampilan orangtua dalam
mendidik anak atau remaja yang lebih konsisten dan positif, serta dapat mengurangi
stres pada orangtua dan anak/remaja. Pada pelatihan orangtua, orangtua akan belajar
cara memberikan instruksi yang jelas serta konsekuensi-konsekuensi yang akan
diberikan kepada anak atau remaja jika anak atau remaja tidak mengikuti instruksi
tersebut. Orangtua juga akan belajar bagaimana mengenali dan memuji perilaku-
perilaku dan karakter-karakter pada anak yang baik dan positif untuk dapat
meningkatkan perilaku yang diinginkan. Terkadang anak atau remaja juga diajak untuk
mengikuti penanganan agar satu keluarga dapat memiliki tujuan yang sama dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan. Guru ataupun figur otoritas terkait lainnnya
juga dapat mengikuti penanganan ini.
5) Pelatihan Pemecahan Masalah Kognitif, membantu anak atau remaja mengidentifikasi
dan mengubah pola pikir yang mengarah pada masalah. Terdapat juga pemecahan
masalah secara kolaborasi antara orangtua dan anak atau remaja untuk dapat mencari
solusi jalan tengah antara orangtua dengan anak atau remaja. Bukan hanya menjalani
terapi, anak dengan ODD juga perlu mendapat pola asuh yang baik dari orangtuanya.
Bahkan, orangtua memegang peran penting agar anak ODD tidak tumbuh menjadi
remaja dengan kelainan perilaku.

2.3 Conduct Disorder (CD)

2.3.1 Pengertian Conduct Disorder (CD)

Menurut DSM IV (Diagnostic of Statistical Manual of Mental Disorder), Conduct


disorder merupakan suatu pola perilaku yang terus berulang di mana hak dasar orang lain
atau norma atau aturan dalam masyarakat dilanggar, yang dimanifestasikan dengan
keberadaan tiga ( atau lebih ) kriteria berikut dalam12 bulan terakhir, dan sedikitnya satu
kriteria harus ada dalam 6 bulan terakhir (Jurnal, 2003).

Conduct disorder diterjemahkan sebagai pola perilaku menetap yang menyerang hak
asasi orang lain dan melawan norma umum yang berlaku atau yang sesuai. Gangguan ini
memiliki empat tanda-tanda utama, yaitu menyakiti manusia atau hewan, merusak milik
orang lain, berbohong dan mencuri, dan melanggar norma social

2.3.2 karakteristik Conduct Disorder (CD)

Menurut DSM-IV (American Psychiatric Association, 1994), gangguan perilaku ini


disebut juga distruptive behavior disorder yang terdiri atas dua bentuk yaitu conduct disorder
dan oppositional defiant disorder. Menurut Carr (2001) perbedaan kedua gangguan perilaku
tersebut adalah pada tingkat keparahannya dimana conduct disorder lebih parah daripada
distrptive behaviour disorder. Carr (2001) menyajikan karakteristik perilaku conduct disorder
sebagai berikut:

 Kognitif, meliputi; Internalisasi peraturan-peraturan dan norma-norma social


terbatas serta menunjukkan permusuhan karena prasangka
 Afeksi, meliputi; Mudah marah dan tersinggung
 Perilaku, meliputi; Menunjukkan pola perilku anti sosial, suka menentang, Agresif,
merusak, berbohong dan mencuri, bersikap kejam, melarikan diri dari rumah,
melakukan kekerasan seksual, menggunakan obat-obatan
 Kondisi Fisik, meliputi; Masalah fisik diakibatkan perilaku yang beresiko
tinggi seperti berkelahi, penyalahgunaan obat- obatan atau akibat perilaku seks
yang tidak aman
 Penyesuaian Interpersonal, meliputi Hubungan bermasalah dengan orangtua,
guru, dan sebaya bahkan dapat meluas ke masyarakat.

Ciri-cirinya secara umum apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal
maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan
mempermainkan temannya, menunjukkan unsur permusuhan yang akan merugikan orang
lain.

2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Conduct Disorder (CD)

CD (Conduct Disorder) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

a. faktor genetic
Riwayat genetika keluarga yang terjadi pada kasus retardasi mental, autisme,
skizofrenia kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan bipolar, dan gangguan
ansietas atau kecemasan.
b. gangguan pada masa prenatal
Pengaruh pranatal, seperti infeksi pada saat di kandungan ibu, kurangnya perawatan
pada masa bayi dalam kandungan dan ibu yang menyalahgunakan zat.
c. masalah pada neurobiologist
Struktur otak yang tidak normal. Penelitian menemukan adanya abnormalitas struktur
otak dan perubahan neurotransmitter pada pasien yang menderita autisme, skizofrenia
kanak-kanak, dan ADHD.
d. Faktor Lingkungan
Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar dapat
mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah
psikologik
kehidupan sosialnya yang mencakup lingkungan juga budaya dan pergaulan tersebut
menjadi pengaruh yang kompleks

2.3.4 Penanganan Conduct Disorder (CD)

Mengobati Gangguan perilaku menyimpang anak atau conduct disorder dapat


dilakukan dengan 3 cara, yaitu ; menggunakan pendekatan biofiskal, pendekatan
psikodinamik dan kombinasi kedua pendekatan tersebut,

1) Pendekatan Biofisikal
Dalam hal ini dokter berperan sebagai edukator dan konsultan bagi penderita dan
keluarga penderita. Terapi biofisikal dilakukan dengan cara mengontrol zat-zat yang
ada dalam otak. Pilihan utama terapi adalah obat dari golongan psikostimulan. Salah
satunya adalah Methylphenidate. Mekanisme kerja methylphenidate adalah
meningkatkan pelepasan dopamine dan noradrenalin di dalam otak. Zat terbesbut juga
memblokir masuknya kembali kedua neurotransmiter itu ke dalam otak. Saat ini
methylphenidate dikembangkan dengan teknologi mutakhir yang disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan penderita dalam mengontrol kadar neorotransmiter.
2) Pendekatan Psikodinamik
Pendekatan psikodinamik dalam mengkaji gangguan pasien senantiasa melihat jauh
ke masa awal perkembangan pasien. Kewajiban itu ingin melihat jika pasien pernah
mengalami trauma atau frustasi yang dialami dalam menjalankan kehidupan yaitu
masa oral, masa anal, masa phalis, masa laten hingga masa genital.
3) Pendekatan Biofisikal-Psikodinamik (kombinasi kedua pendekatan)
Cara ini dilakukan jika salah satu alternati dari pendekatan Biofisikal dan
Psikodinamik tidak mampu mengobati anak dengn conduct disoeder (CD)

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Attention-Deficit/Hyperactive Disorder atau ADHD, Oppositional Defiant Disorder


(ODD) dan Conduct Disorder CD merupakan tiga ganngguan perilaku yang sering pada
anak, remaja bahkan orang dewasa. ADHD adalah kondisi anak-anak yang memperlihatkan
ciri-ciri atau gejala kurang konsentrasi, hiperaktif dan impulsif yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka. ODD adalah sejenis gangguan
perilaku yang sering terjadi pada anak dan remaja. Anak-anak dengan ODD merujuk pada
pola tingkah laku negatif, bermusuhan dan menentang. Conduct disorder merupakan suatu
pola perilaku yang terus berulang di mana hak dasar orang lain atau norma atau aturan dalam
masyarakat dilanggar, yang dimanifestasikan dengan merusak. Ketiga gangguan ini memiliki
karakteristik, faktor yang mempengaruhi, dan penanganan yang hampir serupa. Orang tua,
keluarga, guru, dan pengasuh perlu mendukung secara cermat dalam arti harus
membutuhkan pengetahuan serta bimbingan agar dapat mendampingi penderita.

DAFTAR PUSTAKA
Rofiah, Khofidotur.2018. Software Deteksi Anak ADHA (Attention Deficit And Hyperactivity
Disorder) Bagi Guru Pembimbing Khusus (GPK) di Sekolah Penyelenggara Inklusi.
Jurnal Pendidikan Inklusi Vol. 1 No. 2, Hal. 154-160, e-ISSN:2580-9806

Wahidah, Yuliatul, Evita, dkk. 2018, Identifikasi dan Psikoterapi terhadap ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder) Perspektif Psikologi Pendidikan Islam Kontemporer .
Millah: Jurnal studi Agama. Issn: 2527-922X, Vol. 17, No. 2 pp. 297-318

Rochmah, Khanifatur,2018.Studi Kasus Perilaku Anak Oppositional Defiant Disorder


(ODD) Di SDN Panggang. Jurnal Guru Sekolah Dasar

Maksum, Khanif & Arifin, S. Ahmad. 2019. Pola Pendekatan Penanganan Gangguan
Perilaku (conduct disorder) pada Pelajar SD: Sebuah Upaya Mengurangi Perilaku
Kekerasan Pelajar di Yogyakarta. Jurnal Program Studi PGMI, Volume 6, Nomor 2, p-
ISSN: 2442-3661; e-ISSN: 2477-667X, 259-277

https://www.alodokter.com/adhd/penanganan diakses pada tanggal 15 november 2020

https://www.sehatq.com/penyakit/oppositional-defiant-disorder diakses pada tanggal 16


november 2020

https://www.dictio.id/t/bagaimana-cara-mengobati-gangguan-perilaku-menyimpang-anak-
atau-conduct-disorder/108488 diakses pada tanggal 15 november 2020

LAMPIRAN
Pertanyaan beserta Jawaban Diskusi

No Pertanyaan Jawaban
Pemateri Ibu
1 Tambahan Jadi ini masuk dalam faktor
(Bro. Andri) lingkungan.
Kurangnya perhatian atau Inatantion pada anak
ADHD disebahkan juga karena game
(realitas)keseringan didepan layar HP membuat otak
anak-anak akan terpola sehingga sulit untuk
memusatkan perhatian.
2 Jelaskan dan Ada tiga tipe ADHD;  Tipe inatention
berikan contoh 1. tipe predominan tidak adanya Misalnya seorang anak
3 ADHD tipe? perhatian, gangguananya pada mengikuti pelajaran dikelas
(Agnes) perhatian mereka atau tidak baik tidak ada perhatian. Dia akan
dalam memusatkan mengganggu teman,
perhatiannya. Contohnya ketika merobek buku teman, lari
ibu mau kepasar dengan sana-sini.
memberitahu anakanya menjaga  Tipe Hiperaktif-implusif
rumah, namun dengan Misalnya ada anak yang
kurangnya perhatian (tidak bisa belum selesai guru bertanya
mengolah informasi) maka dia sudah nyeletup
anaknya melakukan kegiatan menjawab.
lain seperti bermain. Contoh Seperti contoh layang-
yang berikut, ketika disekolah, layang, dia tidak
anak tidak memberi perhatian memikirkan bahaya yang
kepada guru yang sedang akan dia temuai saat dia
memaparkan materi, anak lebih mengejar layang itu.
fokus pada aktifitas yang Mengejar lanyang-layang
disukainya. lari nyerberang jalan tidak
2. tipe predominan melihat kendaraan.
hiperaktif/impulsif, melakukan  Tipe inatention dan
sesuatu dengan sepontan, Hiperaktif-implusif
bertindak tanpa terlebih dahulu
berpikir. Contohnya ketika
berada dilapangan anak melihat
layang-layang lewat, dengan
spontan dia akan berusaha
menangkap layang tersebut.
ketika layang-layang sudah
didapat anak tersebut baru sadar
kalau dia sudah berada ditempat
yang tinggi (diatas atap rumah).
3. tipe kombinasi yang ditandai
oleh tidak adanya perhatian dan
hiperaktivitas-impulsivitas
tingkat tinggi . merupakan
gabungan dari 2 tipe
sebelumnya. Contohnya pada
layang-lanyang selain
kurangnya pemusatan perhatian
mereka juga cenderung spontan
bertindak tanpa berpikir.
3 Berikan Faktor biologis, faktor genetik, Faktor geneik, salah satu
penjelasan dan faktor lingkungan. Anak dengan atau dua anggota keluarga
contoh faktor ODD cenderung anak yang mudah yang mengalami gejala atau
yang marah, mengganggu teman (orang), karakteristik dari CD itu
mempengaruhi mudah merasa kesal. sendiri.
ODD? F. Biologis, kelumpuhan atau Pada masa prenatal, prenatal
cedera pada otak karena zat adiktif, (sebelum kelahiran) ini,
(Ecy) benturan pada bagian kepala, lahir biasanya ada pada kondisi
(proses persainan) tidak normal, psikologis ibu, ibu yang
masa dalam kandungan ada mengalami kekerasan, luka
kecelakaan dari sang ibu. batin, sebelum lahir anak ini
F. Genetik, salah satu anggota sudah ditolak oleh anggota
keluarga dari anak ODD keluarga, sehingga ketika
mempunyai riwayat penyakit lahir anak ini menjadi
serupa pribadi yang memberontak,
F. Lingkungan, pola asu orang tua, suka membantah.
sering di buly Kemudian neurologis
4 Berikan contoh Masa prenatal inikan terjadi dalam
gangguan pada sistem saraf,
dari faktor kandungan ibu, jadi anak dengan
bisa terjadi karena benturan,
penyebab (masa gagguan CD ini, harus nyaman
ketika kehamilan ibu
prenantal, dalam kandungan ibu. Sehingan
mengkonsumsi obat-obat
neurobiologist CD tersebut dikarenakan, sang ibu
keras untuk menggugurkan,
dan kehidupan tidak merawat, mejaga anak dengan
ketika bayi anak mengalami
sosial) baik, misalnya pola makan dan
sakit yang keras sehingga
jenis makanan, ibunya stres.
mengganggu salah satu
(Agnes) Nourobioligis (saraf), kesalahan
sistem sarafnya.
inhibisi-eksitasi dalam pemosresan
Kehidupan sosial ini
penerimaan informasi kurang kuat
biasanya dipengaruhi oleh;
ada kendala sehingga menjamin
parenting (gaya
gangguan CD
pengasuhan) sering
Kehidupan sosial, lingkungan
dibentak, dihardik, selalu
sangat menpengaruhi tingkahlaku
diremehkan. Keluar lagi ke
anak, dalam kelurga sering
lingkungan sosial bertemu
mendapat tekanan, pola asuh orang
dengan anak dengan tipikal
tua. Bersama dengan teman-teman
anak CD otomatis dia akan
di perlakukn tidak wajar. Sehingga
mengikuti.
anak mengalami luka batin.

Anda mungkin juga menyukai