Oleh
Agustinus Rudi Yanto (051181031)
Pada dasarnya, anak-anak memang tak selalu bisa mengontrol emosinya. Mereka bisa
berperilaku menentang dari waktu ke waktu terutama di saat-saat seperti sedang lelah, lapar,
kesal, bosan, atau stres. Mereka mungkin akan menentang, berdebat, sering menunjukkan
sikap kesal, dan tidak taat pada pada siapa saja. Perilaku ini sebenarnya normal pada
perkembangan anak usia dua sampai tiga tahun dan pada remaja awal. Kondisi melawan,
menentang bisa dikatakan sebagai gangguan bila perilaku tersebut sangat menonjol,
memerlukan perhatian serius, dan memengaruhi kehidupan sosial, keluarga, dan aktivitas
akademik.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan Attention-Deficit/Hyperactive
Disorder (ADHD), Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder
(CD)
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik dari Attention-Deficit/Hyperactive Disorder
(ADHD), Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD)
3. Untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi Attention-Deficit/Hyperactive
Disorder (ADHD), Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder
(CD)
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi Attention-Deficit/Hyperactive
Disorder (ADHD), Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder
(CD)
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Selain sebagai penunjang nilai tugas mata kuliah Psikologi Anak Luar Biasa, makalah
ini dapat menambah wawasan.
2. Bagi pembaca
Memberi informasi akan hakikat ketiga gangguan yang dimaksud, memahami
dengan baik dan dapat menjadi dasar edukasi dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian itu didukung oleh Peters dan Douglas (dalam Rusmawati & Dewi, 2011:75)
yang mendiskripsikan “Attention Deficit Hyperactivity Disorder” (ADHD), sebagai gangguan
yang menyebabkan individu memiliki kecenderungan untuk mengalami masalah pemusatan
perhatian, kontrol diri, dan kebutuhan untuk selalu mencari stimulasi. Dari pengertian yang
ada dapat disimpulkan bahwa Attention-Deficit/Hyperactive Disorder (ADHD) adalah salah
satu gangguan perilaku yang ditandai dengan adanya perilaku Hyperactive-implusif dan
inatention yang timbul lebih sering dari anak seusianya sehingga menimbulkan hambatan
dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut DSM IV (dalam Baihaqi & Sugiarman, 2006: 8) kriteria ADHD adalah
sebagai berikut :
a) Kurang Perhatian
Pada kriteria ini, penderita ADHD paling sedikit mengalami enam atau lebih dari
gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai
suatu tingkatan yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.
Seringkali gagal memerhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau
membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah dan kegiatan-
kegiatan lainnya.
Seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap
tugas-tugas atau kegiatan bermain.
Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung
Seringkali tidak mengikuti baik-baik intruksi dan gagal dalam
menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau tugas ditempat kerja
(bukan disebabkan karena perilaku melawan atau gagal untuk mengerti
intruksi).Seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan
kegiatan
Sering kehilangan barang/benda penting untuk tugas-tugas dan kegiatan,
misalnya kehilangan permainan; kehilangan tugas sekolah; kehilangan
pensil, buku, dan alat tulis lainnya.
Seringkali menghindar, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang menyentuh usaha mental yang didukung, seperti
menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah.
Seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar
Sering lekas lupa dan menyelesaikan kegiatan sehari-hari.
b) Hiperaktivitas Impulsifitas
Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas impulsifitas
berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 samapai dengan tingkat yang
maladaptif dan tidak dengan tingkat perkembangan.
1. Hiperaktivitas
Seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering
menggeliat di kursi
Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi
lainnya dimana diharapkan anak tetap duduk
Sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi
dimana hal ini tidak tepat. (pada masa remaja atau dewasa terbatas
pada perasaan gelisah yang subjektif)
Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam
kegiatan senggang secara tenang
Sering bergerak atau bertindak seolah-olah dikendalikan oleh motor,
dan
Sering berbicara berlebihan
2. Impulsifitas
Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai
Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran
Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain, misalnya
memotong pembicaraan atau permainan
c) Beberapa gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang
menyebabkan gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun
d) Ada suatu gangguan di dua atau lebih setting/situasi
e) Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi sosial,
akademik, atau pekerjaan
f) Gejala - gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, skizofrenia, atau gangguan
psikotik lainnya, dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan mental
lainnya.
ADHD sebenarnya adalah gangguan yang berasal dari gangguan neurologis diotak, atau
disebabkan oleh faktor pengasuhan orang tua. Beberapa hal sebagai faktor penyebab ADHD
kini sudah semakin jelas, yaitu
Meski tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, ADHD dapat ditangani dengan beberapa
jenis obat dan terapi untuk meredakan gejala-gejala yang timbul, sehingga penderitanya bisa
menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Penangnananya adalah sebagai berikut:
Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah sejenis gangguan perilaku yang sering
terjadi pada anak dan remaja. Anak-anak dengan ODD merujuk pada pola tingkah laku
negatif, bermusuhan dan menentang. Pola perilaku ini dikatakan ODD jika perilaku bertahan
minimal selama 6 bulan dengan 4 perilaku menetap.
Beberapa ciri-ciri atau krakteristik dari Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah
sebagai berikut:
Didapati pula bahwa cukup banyak anak ODD yang juga menyimpan masalah moody, mudah
frustrasi, dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
2.2.3 Faktor Penyebab Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak dengan gangguan Oppositional Defiant
Disorder (ODD)
a) Faktor Biologis
Kelainan dan cedera pada bagian tertentu otak dapat menimbulkan masalah perilaku
yang serius pada anak di kemudian hari.
b) Faktor Genetik
Anak ODD yang juga memiliki anggota keluarga dekat yang mengalami gangguan
perilaku atau masalah psikologis cukup berat seperti gangguan mood, kecemasan
berlebihan, dan gangguan kepribadian
c) Faktor Lingkungan
Disfungsi kehidupan keluarga, penyalahgunaan obat-obatan, serta pola penerapan
disiplin yang tidak konsisten oleh orang tua dapat berkontribusi sebagai pemicu dan
berkembangnya gangguan perilaku pada seorang anak.
Conduct disorder diterjemahkan sebagai pola perilaku menetap yang menyerang hak
asasi orang lain dan melawan norma umum yang berlaku atau yang sesuai. Gangguan ini
memiliki empat tanda-tanda utama, yaitu menyakiti manusia atau hewan, merusak milik
orang lain, berbohong dan mencuri, dan melanggar norma social
Ciri-cirinya secara umum apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal
maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan
mempermainkan temannya, menunjukkan unsur permusuhan yang akan merugikan orang
lain.
a. faktor genetic
Riwayat genetika keluarga yang terjadi pada kasus retardasi mental, autisme,
skizofrenia kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan bipolar, dan gangguan
ansietas atau kecemasan.
b. gangguan pada masa prenatal
Pengaruh pranatal, seperti infeksi pada saat di kandungan ibu, kurangnya perawatan
pada masa bayi dalam kandungan dan ibu yang menyalahgunakan zat.
c. masalah pada neurobiologist
Struktur otak yang tidak normal. Penelitian menemukan adanya abnormalitas struktur
otak dan perubahan neurotransmitter pada pasien yang menderita autisme, skizofrenia
kanak-kanak, dan ADHD.
d. Faktor Lingkungan
Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar dapat
mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah
psikologik
kehidupan sosialnya yang mencakup lingkungan juga budaya dan pergaulan tersebut
menjadi pengaruh yang kompleks
1) Pendekatan Biofisikal
Dalam hal ini dokter berperan sebagai edukator dan konsultan bagi penderita dan
keluarga penderita. Terapi biofisikal dilakukan dengan cara mengontrol zat-zat yang
ada dalam otak. Pilihan utama terapi adalah obat dari golongan psikostimulan. Salah
satunya adalah Methylphenidate. Mekanisme kerja methylphenidate adalah
meningkatkan pelepasan dopamine dan noradrenalin di dalam otak. Zat terbesbut juga
memblokir masuknya kembali kedua neurotransmiter itu ke dalam otak. Saat ini
methylphenidate dikembangkan dengan teknologi mutakhir yang disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan penderita dalam mengontrol kadar neorotransmiter.
2) Pendekatan Psikodinamik
Pendekatan psikodinamik dalam mengkaji gangguan pasien senantiasa melihat jauh
ke masa awal perkembangan pasien. Kewajiban itu ingin melihat jika pasien pernah
mengalami trauma atau frustasi yang dialami dalam menjalankan kehidupan yaitu
masa oral, masa anal, masa phalis, masa laten hingga masa genital.
3) Pendekatan Biofisikal-Psikodinamik (kombinasi kedua pendekatan)
Cara ini dilakukan jika salah satu alternati dari pendekatan Biofisikal dan
Psikodinamik tidak mampu mengobati anak dengn conduct disoeder (CD)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Rofiah, Khofidotur.2018. Software Deteksi Anak ADHA (Attention Deficit And Hyperactivity
Disorder) Bagi Guru Pembimbing Khusus (GPK) di Sekolah Penyelenggara Inklusi.
Jurnal Pendidikan Inklusi Vol. 1 No. 2, Hal. 154-160, e-ISSN:2580-9806
Wahidah, Yuliatul, Evita, dkk. 2018, Identifikasi dan Psikoterapi terhadap ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder) Perspektif Psikologi Pendidikan Islam Kontemporer .
Millah: Jurnal studi Agama. Issn: 2527-922X, Vol. 17, No. 2 pp. 297-318
Maksum, Khanif & Arifin, S. Ahmad. 2019. Pola Pendekatan Penanganan Gangguan
Perilaku (conduct disorder) pada Pelajar SD: Sebuah Upaya Mengurangi Perilaku
Kekerasan Pelajar di Yogyakarta. Jurnal Program Studi PGMI, Volume 6, Nomor 2, p-
ISSN: 2442-3661; e-ISSN: 2477-667X, 259-277
https://www.dictio.id/t/bagaimana-cara-mengobati-gangguan-perilaku-menyimpang-anak-
atau-conduct-disorder/108488 diakses pada tanggal 15 november 2020
LAMPIRAN
Pertanyaan beserta Jawaban Diskusi
No Pertanyaan Jawaban
Pemateri Ibu
1 Tambahan Jadi ini masuk dalam faktor
(Bro. Andri) lingkungan.
Kurangnya perhatian atau Inatantion pada anak
ADHD disebahkan juga karena game
(realitas)keseringan didepan layar HP membuat otak
anak-anak akan terpola sehingga sulit untuk
memusatkan perhatian.
2 Jelaskan dan Ada tiga tipe ADHD; Tipe inatention
berikan contoh 1. tipe predominan tidak adanya Misalnya seorang anak
3 ADHD tipe? perhatian, gangguananya pada mengikuti pelajaran dikelas
(Agnes) perhatian mereka atau tidak baik tidak ada perhatian. Dia akan
dalam memusatkan mengganggu teman,
perhatiannya. Contohnya ketika merobek buku teman, lari
ibu mau kepasar dengan sana-sini.
memberitahu anakanya menjaga Tipe Hiperaktif-implusif
rumah, namun dengan Misalnya ada anak yang
kurangnya perhatian (tidak bisa belum selesai guru bertanya
mengolah informasi) maka dia sudah nyeletup
anaknya melakukan kegiatan menjawab.
lain seperti bermain. Contoh Seperti contoh layang-
yang berikut, ketika disekolah, layang, dia tidak
anak tidak memberi perhatian memikirkan bahaya yang
kepada guru yang sedang akan dia temuai saat dia
memaparkan materi, anak lebih mengejar layang itu.
fokus pada aktifitas yang Mengejar lanyang-layang
disukainya. lari nyerberang jalan tidak
2. tipe predominan melihat kendaraan.
hiperaktif/impulsif, melakukan Tipe inatention dan
sesuatu dengan sepontan, Hiperaktif-implusif
bertindak tanpa terlebih dahulu
berpikir. Contohnya ketika
berada dilapangan anak melihat
layang-layang lewat, dengan
spontan dia akan berusaha
menangkap layang tersebut.
ketika layang-layang sudah
didapat anak tersebut baru sadar
kalau dia sudah berada ditempat
yang tinggi (diatas atap rumah).
3. tipe kombinasi yang ditandai
oleh tidak adanya perhatian dan
hiperaktivitas-impulsivitas
tingkat tinggi . merupakan
gabungan dari 2 tipe
sebelumnya. Contohnya pada
layang-lanyang selain
kurangnya pemusatan perhatian
mereka juga cenderung spontan
bertindak tanpa berpikir.
3 Berikan Faktor biologis, faktor genetik, Faktor geneik, salah satu
penjelasan dan faktor lingkungan. Anak dengan atau dua anggota keluarga
contoh faktor ODD cenderung anak yang mudah yang mengalami gejala atau
yang marah, mengganggu teman (orang), karakteristik dari CD itu
mempengaruhi mudah merasa kesal. sendiri.
ODD? F. Biologis, kelumpuhan atau Pada masa prenatal, prenatal
cedera pada otak karena zat adiktif, (sebelum kelahiran) ini,
(Ecy) benturan pada bagian kepala, lahir biasanya ada pada kondisi
(proses persainan) tidak normal, psikologis ibu, ibu yang
masa dalam kandungan ada mengalami kekerasan, luka
kecelakaan dari sang ibu. batin, sebelum lahir anak ini
F. Genetik, salah satu anggota sudah ditolak oleh anggota
keluarga dari anak ODD keluarga, sehingga ketika
mempunyai riwayat penyakit lahir anak ini menjadi
serupa pribadi yang memberontak,
F. Lingkungan, pola asu orang tua, suka membantah.
sering di buly Kemudian neurologis
4 Berikan contoh Masa prenatal inikan terjadi dalam
gangguan pada sistem saraf,
dari faktor kandungan ibu, jadi anak dengan
bisa terjadi karena benturan,
penyebab (masa gagguan CD ini, harus nyaman
ketika kehamilan ibu
prenantal, dalam kandungan ibu. Sehingan
mengkonsumsi obat-obat
neurobiologist CD tersebut dikarenakan, sang ibu
keras untuk menggugurkan,
dan kehidupan tidak merawat, mejaga anak dengan
ketika bayi anak mengalami
sosial) baik, misalnya pola makan dan
sakit yang keras sehingga
jenis makanan, ibunya stres.
mengganggu salah satu
(Agnes) Nourobioligis (saraf), kesalahan
sistem sarafnya.
inhibisi-eksitasi dalam pemosresan
Kehidupan sosial ini
penerimaan informasi kurang kuat
biasanya dipengaruhi oleh;
ada kendala sehingga menjamin
parenting (gaya
gangguan CD
pengasuhan) sering
Kehidupan sosial, lingkungan
dibentak, dihardik, selalu
sangat menpengaruhi tingkahlaku
diremehkan. Keluar lagi ke
anak, dalam kelurga sering
lingkungan sosial bertemu
mendapat tekanan, pola asuh orang
dengan anak dengan tipikal
tua. Bersama dengan teman-teman
anak CD otomatis dia akan
di perlakukn tidak wajar. Sehingga
mengikuti.
anak mengalami luka batin.