Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anita Pratamah (1933026)

Prodi : Ilmu Keperawatan

Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pengajar : Ns. Vincentius Surani, M.Kep

Soal
1. Berikan penjelasan pada kasus keracunan atau overdosis bisa menyebabkan kegawat
daruratan ABC (sesak napas, syok, dan gangguan irama jantung).
2. Beerikan pejelasan secara narasi kenapa pada kasus keracunan atau overdosis obat
bisa membuat penurunan kesadaran.
3. Apa keterkaitan antara kasus keracunan terhadap kadar glukosa darah, kadar
elektrolit, gas darah arteri?
4. Carilah dan jelaskan SPO dari bilas lambung pada keracunan?
5. Cari artikel atau evidence-based : Benarkan pada kasus keracunan bisa ditolonng
dengan konsumsi atau minum susu?

Jawaban :
1. Pada jurnal yang saya temukan keracunan zat kimia (sianida) dapat menimbulkan
kegawat daruratan, karena bila seseorang terpapar sianida, maka akan menghambat
pernafasan dan juga dapat menyebabkan perkembangan sel yang tidak sempurna.
Racun juga dapat mengganggu bahkan menghambat fungsi tubuh, jika hal tersebut
(keracunan) terjadi, maka akan mengakibatkan penurunan kesehatan yang dapat
membahayakan jiwa.

2. Penurunan kesadaran merupakan kondisi ketika seseorang kurang atau tidak dapat
memberi respon terhadap rangsangan apapun. Sedangkan jika pada kasus keracunan
atau overdosis obat yang menyebabkan penurunan kesadaran itu karena menurut saya,
misal dalam kasus keracunan senyawa kimia yang semakin meningkat dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh, sehingga muncul lah suatu
kondisi dimana masuknya zat psikoaktif yang menyebabkan gangguan kognisi,
penurunan kesadaran, dan lainnya. Dapat juga diartikan bahwa jika ada zat yang
masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan ketidaknormalan mekanisme yang ada di
dalam tubuh, sehingga dapat menimbulkan kerusakan bahkan kematian.

3. Karena racun merupakan zat yang ketika tertelan, terhisap, menempel pada kulit atau
dihasilkan dalam tubuh akan menyebabkan cedera pada tubuh dengan adanya reaksi
kimia, meskipun dalam jumlah yang relative kecil. Keracunan dapat mengganggu
kesehatan atau bahkan bisa menyebabkan kematian. Keracunan karbonmonoksida
dapat menyebabkan turunnya kapasitas transportasi oksigen dalam darah oleh
hemoglobin. Sehingga kaitannya keracunan dengan kadar glukosa darah, gas darah
arteri, dan kadar elektrolit yaitu pada saat racun masuk ke dalam tubuh maka akan
menyebabkan penurunan kadar glukosa darah dan arteri sehingga harus segera
dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kadar glukosa darah.

4. Standar Operasional Prosedur Bilas Lambung

NO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


BILAS LAMBUNG
1. Tujuan 1. Membersihkan dan mengeluarkan racun / darah dari dalam
lambung
2. Mendiagnosa perdarahan lambung
3. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy
4. Membuang cairan atau partikel dari lambung
2. Ruang Indikasi :
lingkup 1. Overdosis obat/narkotik
2. Keracunan zat kimia
3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis) pada saluran
pencernaan atas.
4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih
lanjut.
5. Dekompresi lambung
6. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan
endoskopi
7. Pasien keracunan makanan atau obat kurang dari 1 jam
8. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung, persiapan
operasi lambung
9. Pasien dalam keadaan sadar
10. Keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam
puluh menit
11. Gagal dengan terapi emesis
12. Tidak ada refleks muntah
13. Perdarahan gastrointestinal
Kontraindikasi :

a. Keracunan oral lebih dari 1-4 jam Bilas lambung tidak


dilakukan secara rutin dalam penatalaksanaan pasien
dengan keracunan. Bilas lambung dilakukan ketika pasien
menelan substansi toksik yang dapat mengancam nyawa,
dan prosedur dilakukan sebelum 4 jam pengosongan
lambung.
b. Pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa
membakar (resiko perforasi esophageal) serta keracunan
bahan korosif (misalnya: hidrokarbon, pestisida,
hidrokarbon aromatic, halogen)
c. Pasien yang menelan benda asing yang tajam
d. Pasien tanpa gangguan refleks atau pasien dengan pingsan
(tidak sadar) membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung
untuk mencegah inspirasi.
e. Pasien kejang
f. Tumor paru-paru
g. Menelan alkali kuat
3. Defisini Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung
dengan cara memasukan dan mengeluarkan air atau cairan
tertentu ke dalam lambung dan mengeluarkannya kembali
dengan menggunakan selang lambung (NGT). Menurut
Smelltzer dan Bare, bilas lambung (gastric lavage) adalah
aspirasi isi lambung dan pencucian lambung dengan
menggunakan selang lambung.
4. Prosedur Fase orientasi
a. Salam teraupetik
b. Evaluasi / validasi kondisi pasien
c. Kontrak : topik, waktu, tempat.

Fase kerja
Alat dan Bahan:
 Selang NGT sesuai dengan ukuran yang diperlukan
No. 14-28 untuk ukuran dewasa
No. 8-16 untuk anak-anak
No. 5-7 untuk bayi
 Bengkok besar
 Spuit NGT 50 cc
 Perlak dan alas
 Kom besar
 Air hangat-dingin 1-2 liter/ NaCl 0,9% sesuai kebutuhan
 Gelas ukur
 Skort/celemek
 Gelas berisi air matang
 Pelican/jelly
 Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
 Pinset anatomi
 Obat-obatan (sulfat atropine, norit/susu yang di perlukan
dalam tempatnya)

Cara kerja:
Prosedur bilas lambung pada pasien keracunan
 Mencuci tangan
 .Berikan salam terapeutik kepada pasien
 Perkenalkan kembali nama perawat serta validasi identitas
pasien
 Jelaskan tindakan apa yang akan dilakukan beserta tujuannya
(termasuk rasa tidak nyaman yang kemungkinan akan
dialami pasien ketika tindakan berlangsung)
 Perlak dan alas dipasang disamping pasien
 Untuk tindakan ini pasien dibaringkan dalam posisi
dekubitus lateral sebelah kiri,dengan bagian kepala lebih
rendah daripada kaki.
 Masukkan cairan 150 sampai 200 ml air atau saline (pada
anak 50 sampai 100 ml)ke dalam lambung.
 Prosedur ini diulang sampai keluar cairan yang jernih atau
sedikitnya menggunakan2 liter air.
 Intubasi nasotrakeal atau endotrakeal diperlukan untuk
melindungi jalan udara.Prosedur ini dilakukan paling lama 4
jam setelah obat ditelan.
 Evaluasi setelah melakukan bilas lambung
 Rapikan alat-alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi

5. Benar, susu dapat mengatasi keracunan karena menurut sumber yang baca
menyebutkan bahwa susu dapat menetralisir racun seperti logam atau timah yang
biasanya terkandung dalam makanan. Susu juga mampu menetalisirkan racun dalam
tubuh yang diakibat kan oleh paparan zat kimia, hal disebabkan karena pada susu
tekandung antidotum yang bisa menangkap serta mengendapkan racun yang masuk
dalam tubuh. Antidotum juga bisa digunakan untuk orang yang terkena overdosis
akibat pengaruh obat. Susu memiliki kandungan kalsium dan magnesium yang bisa
membantu memperkuat tulang dan tubuh.
SUMBER

Ayu Laili, Asep Dian. (2018). Cost Benefit Analysis Program Pemberian Makanan
Tambahan Susu pada Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi Tahun
2018. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 125-134.

Laila Safitrih, Anjar Mahardian Kusuma, dan Much Ilham. (2016). Angka Kejadian dan
Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto Tahun 2012-2014. Media Litbangkes, 175-180.

Melshella Ferinda, Solikhin, Indriyati. (2018). Daya Racun Ekstrak Umbi Gadung Terhadap
Hama Keong Emas dan Ikan Lele di Rumah Kaca. Jurnal Agrotek Tropika, 169-174.

Rahmat Hidayat, Fachriyan Hasmi Pasaribu. (2010). Formulasi Susu Bekhasiat Anti Flu
Burung dan Anti Diare. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 65-70.

Anda mungkin juga menyukai