Jelaskan disertai
contoh.
2. Apa yang Saudara pahami mengenai logika berpikir? Jelaskan disertai contoh
contoh
JAWAB :
1. Salah satu ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang
bersifat sederhana yaitu ingin tahu tentang apa (ontologi), atau dapat juga
yang bersifat kompleks, yaitu bila ingin tahu mengenai “bagaimana” dan
yang belum dan ataupun yang telah kita tahu. Sehingga dapat kita ketahui
bahwa pada dasarnya ada 3 hal yang mendorong manusia berfilsafat, yaitu
rasa kagum, keraguan, dan kesadaran akan keterbatasan diri. Filsafat berasal
dari Bahasa Yunani, terdiri dari dua kata yakni philo dan Sophia yang berarti
rujukan pertama dari segala ilmu yang ada di dunia. Maka, tak heran jika
filsafat disebut sebagai "Mother of Science". Sebagai induk dari segala ilmu
pengetahuan.
tanpa kita sadari. Dan hal ini menujukkan bahwa filsafat sangat membantu
kehidupan manusia.
sejatinya wajib untuk mengetahui dari mana ilmu itu berasal, dari mana
sumber itu ada, dan dari mana sumber utama bagi semua ilmu. Filsafat ilmu
akarnya/ berpikir secara mendalam), holistik dan sistematis, hingga kita tidak
hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, tetapi secara kritis
bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis dan kritis, dengan cita-cita
mencari kebenaran dan bisa mencari dasar dari permasalahan yang ada.
ungkapan lewat bahasa, atau alat untuk berpikir secara lurus. Logika yang
obyek formalnya adalah berpikir lurus, tepat dan teratur menurut asas,
asumsi, hukum logika. Penarikan kesimpulan dalam berpikir ilmiah dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan logika deduktif dan logika
induktif
A. Deduksi
menuju pada fenomena khusus atau satu kasus. Logika deduktif ialah
karena yang dibicarakan hanya bentuknya saja dan terlepas isi apa
proses logis (argumentasi) yang terdiri dari tiga bagian: premis mayor,
kesimpulan bahwa segala unsur, sifat, ciri yang ada pada premis
deduksi)
B. Induksi
pernyataan (proposis).
hipotesis dengan adanya data dan sampel ataupun kasus. Oleh karena
itu kesimpulannya hanyalah kebolehjadian, dalam arti selama
kita lalui. Meskipun berasal dari pengalaman yang kita lalui, penelitian
tetap berdasarkan fakta yang ada. Selain fakta, penelitian juga bisa
dilandasi asumsi dengan melihat fakta yang ada. Jadi paradigma ini
dari asumsi atau yang biasa kita sebut sebagai perumusan hipotesis.
tergantung dari kondisi dan situasi. Oleh karena itu, pada penelitian
pemikiran
atau doktrin yang dimiliki oleh individu tersebut. Jadi ketika kita
manusia untuk bertindak. Baik hal itu disadari maupun tidak disadari
tanpa melihat alasan atau penyebab kejadian. Ketika kita ingin melihat
Kualitatif menjadi pilihan yang tepat untuk kita gunakan. Penelitian ini
obyek yang diteliti. Penelitian harus terlibat secara langsung dalam tiap
kebenarannya
yang didapat.
counseling and testing) oleh Lelaki Sex Lelaki (LSL) di Puskesmas Dupak
Surabaya
Demographic variabel
Usia
Pendidikan: SD- Perguruan
Tinggi (Kemenkes RI, 2017)
Pengetahuan terkait VCT
Sosiopsichological variabels
1. Recomendasi teman
dalam komunitas LSL untuk
melakukan pemanfaatan VCT
Variabel Struktur
Pengetahuan akan penyakit
expectation Perceived
HIV
benefits (persepsi
Pengalaman terpapar keuntungan)
HIV pemanfaatan VCT oleh LSL
Perceived barriers (Persepsi
hambatan) pemanfaatan
VCT oleh LSL
Perceived susceptibility
(persepsi kerentanan)
pemanfaatan VCT oleh LSL
Perceived seriousness
(Persepsi keseriusan)
pemanfataan VCT oleh LSL
Faktor yang
mempengaruhi
pemanfaatan VCT oleh
LSL
Persepsi ancaman akan
penyakit HIV/AIDS
Cuess to action
1. LSM GAYa Nusantara
2. Informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan pengawas
lapangan (PL) terkait HIV/AIDS serta VCT
3. Konseling petugas VCT
4. Saran Kelompok LSL di Hotspot Pataya
Logika deduktif :
Logika Induktif :
layanan VCT