Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN:
DWI AGUSTANTI, M.Kep., Sp.Kom.
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
Lataniya Auliya Rizky 1914301051
Yeni Nur Jamil Azizah 1914301052
Tasya Dwinta 1914301056
Sri Wahyuni Lubis 1914301074
Putra Zulfijar Febiantoni 1914301078
Evitha Adhe Rahma Efendi 1914301079
Qurrota A’yun Nurhasanah 1914301096
Selpi Tiara Ariska 1914301057
Rely Alfina 1914301070
Gustia Mega Nanda 1914301060
Sindi Artika 1914301065
Sanoval Aji Pandwi 1914301083
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Keperawatan Gerontik. Makalah ini yang berjudul “Teori Psikologis
Lansia.”
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen kami, Ibu Dwi Agustanti, M.Kep.,
Sp.Kom.. serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik.
Kami berharap, makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kesiapan mental untuk menghadapi atau menyesuaikan diri dengan situasi yang dialami
yaitu kesepian (Hurlock, 2011). Perubahan psikososial dapat menyebabkan rasa tidak
aman, takut, dan lain-lain. Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan sosial
finansial pada waktu pensiun yang menyebabkan kehilangan rasa bangga, hubungan
sosial, kewibawaan dan sebagainya (Mubarak et al, 2011).
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami teori psikologis lansia.
2. Mahasiswa mengetahui factor yang memengaruhi psikologis lansia.
3. Mahasiswa mengetahui perubahan psikososial yang terjadi pada lansia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Faktor yang Memengaruhi Psikologi Lansia
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi psikologis pada lansia yang harus
disikapi dengan bijak agar mereka merasakan kebahagiaan dihari tuanya. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Penurunan Kondisi Fisik
Semakin tua seseorang maka semakin jelas pula perubahan fisik yang terlihat,
misalnya energi yang berkurang, kulit semakin keriput, gigi yang yang mulai
rontok ataupun tulang yang semakin rapuh. Penurunan kualitas fisik secara drastis
akan terjadi ketika sesorang memasuki masa lansia. Hal ini dapat berpengaruh
terhadap kondisi psikologik maupun sosial dan menyebabkan kebiasaan
ketergantungan pada orang lain.
b. Penurunan Fungsi
Seksualitas Penurunan fungsi sekualitas berhubungan dengan gangguan fisik
seperti gangguan jantung, gangguan metabolisme, seperti diabetes melitus,
vaginitis, kekurangan gizi yang dikarenakan permasalahan pencernaan yang
menyebabkan menurunnya nafsu makan.
Erikson (2002) mengungkapkan bahwa permasalahan psikologi pada orang
yang mencapai tahapan lanjut usia akan terlihat dari gejala penurunan fisik yang
sejalan dengan aspek psikologisnya. Bagi pria fase lanjut usia ditandai dengan
memasuki fase klimakterium, sedangkan wanita ditandai dengan fase menopause
yang berdampak pada ketidakseimbangan fisiologis yang mengakibatkan
terganggunya keseimbangan emosi, seperti stres dan depresi. Faktor penurunan
fungsi seksualitas orang tua antara lain:
a) Rasa malu jika mempertahankan kehidupan seksual pada masa senja.
b) Kelelahan atau rasa bosan dikarenakan kurangnya variasi dalam kehidupannya.
c) Pasangan hidup telah meninggal.
d) Disfungsi seksual karena perubahan hormon atau masalah kesehatan jiwa
seperti setres atau pikun.
c. Perubahan Aspek Psikososial
Pemicu perubahan aspek psikososial pada lansia adalah menurunya fungsi
kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif yang merupakan proses belajar,
pemahaman ataupun perhatian sehingga menyebabkan reaksi dan prilaku lansia
4
melambat. Sedangkan psikomotorik adalah dorongan kehendak meliputi, gerakan,
tindakan, dan koordinasi yang berakibat lansia menjadi kurang cekatan. Dengan
berubahnya kedua aspek tersebut akan berdampak pada perubahan aspek
psikososial yang berkaitan dengan kepribadian lansia.
d. Perubahan Peran Sosial di Masyarakat
Dengan semakin lanjut usia, biasanya lansia akan melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya dikarenakan segala keterbatasan yang ia miliki. Keadaan ini
berdampak pada menurunnya interaksi sosial para lansia, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Hal tersebut mengakibatkan hilangnya peran ditengah
masyarakat dikarenakan kualitas fisik yang menurun sehingga para lansia merasa
tidak dibutuhkan lagi karena energi nya sudah melemah. Penyesuaian diri yang
buruk akan timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh
sikap sosial yang negatif berdampak pada kesehatan psikologis para lansia.
Setelah orang memasuki masa usia tua umumnya mulai dihinggapi adanya
kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya
tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang
makin rapuh. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa
lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat
menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang
selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka
perlu menyelaraskan kebutuhankebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun
sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang
bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya
dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.
Faktor psikologis yang menyertai usia tua antara lain:
a) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.
b) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh
tradisi dan budaya.
c) Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya
d) Pasangan hidup telah meninggal
5
Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan
jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun.
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan
perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif)
meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan,
tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lansia secara alami mengalami penurunan atau perubahan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (penurunan
kondisi fisik) maupun kesehatan jiwa (psikologis) secara khusus pada lansia.
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah
menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara sampai
tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lansia yang sukses adalah mereka yang aktif
dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Identity pada lansia
yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan masyarakat,
melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, kelurga dan hubungan interpersonal.
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan
tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya.
.
7
DAFTAR PUSTAKA
Azizah & Lilik Ma’rifatul, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Nur Kholifah, Siti. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Keperawatan Gerontik.
Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan, BPPSDM Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
http://repository.uinib.ac.id/9365/4/BAB%20III%20BARU%20MARIZA.pdf.
http://scholar.unand.ac.id/49795/2/BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf.