Anda di halaman 1dari 12

MATERI VEKTOR

Dosen Pembimbing :
Yogi Eka Fernandes S.Pd.,MT

Di Susun Oleh:
1.EVKA JUNIARKA
2.RAIHAN FIRMANSYAH
3.RESKI VANESA
4.WENDI AGUS RIANTO
5.HAMMAM FIRDAUS
6.ARLIANSYAH
7.MUHTAR
8.FEBRIAN NUR ISLAMI
POLITEKNIK NEGERI SERIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK MESIN
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa mungkin
memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan keteraturan lainnya di alam
semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang telah ditemukan untuk
menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa ada penemuan tentang keteraturan
lensa,maka tidak mungkin di temukan planet-planet, tanpa ditemukannya planet-planet, tidak
mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan Hukum Kepler, maka tidak
mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata surya, dan hal-hal ini masih
terus berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan akan menjadi dasar untuk menemukan
keteraturan-keteraturan lainnya.
Gaya merupakan besaran fisika (vektor) yang dapat diukur menggunakan teori fisika
yang pernah dikemukakan oleh seorang ahli fisika Issac Newton, seperti yang telah kita
ketahui ada berbagai macam jenis gaya berdasarkan pengaruh perubahan objek yang akan
dikenai gaya, yakni ada gaya tekan/dorong, gaya tarik, gaya angkat. Namun pada
dasarnya perbedaan dari semua jenis gaya tersebut adalah pada prosedur dalam mengenakan g
aya itu pada objek yang dituju.
Penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas terhadap suatu standar diperlukan tidak
hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir
semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan
konsumen. Dari suatu pengukuran untuk menentukan sesuatu yang dapat
diukur, akan selalu berhubungan besaran dan satuan, yang mana dari pengukuran itu akan
membandingkan suatu besaran dengan besaran standart yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu. Satuan dan besaran memang tidak bisa dipisahkan karena besaran harus mempunyai
satuan agar besaran tersebut dapat dengan mudah dihitung.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah
yang melatar belakangi untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat memahami dan
mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari

I.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun bahasan rumusan masalah meliputi :
1. Definisi dan perbedaan dari besaran vektor dan skalar?
2. Apakah perbedaan dari vektor komponen dan vektor satuan?
3. Cara menentukan arah dari vektor?
4. Contoh pengaplikasian vektor dalam kehidupan nyata?

I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dan perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari vektor satuan dan vektor komponen.
3. Untuk mengetahui sistem operasi vektor.
4. Untuk mengetahui cara penentukan besar dan arah vektor.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari hari-hari
.
 

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan besaran skalar dan besaran vektor


Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar namun tidak memiliki arah.
Sedangkan besaran Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah.
Besaran skalar hanya memiliki besar. Contoh besaran skalar yang khas adalah
jumlah siswa dalam kelas, banyaknya gula dalam tempat gula, harga sebuah rumah dan
lain sebagainya. Karena besaran skalar adalah bilangan belaka, maka cara
penjumlahannya sama dengan cara penjumlahan bilangan. Dua kelereng dalam saku kiri
ditambah tujuh kelereng dari saku lain adalah sembilan kelereng.
Besaran vektor selain memiliki besar memiliki arah pula. Misalnya,
vektor perpindahan dapat berupa perubahan kedudukan dari suatu tempat ke tempat yang
lain sejauh2 cm dalam arah  x dari tempat pertama. Contoh lain : tali yang diikatkan pada
tiang, jika ditarik ke arah Utara menimbulkan gaya yang bersifat vector
pada tiang itu sebesar 20 N, arah ke Utara. Satu newton = 0,225 pound( 1 N = 0,225 lb ).
Begitu pula, mobil yang menujuke Selatan dengan laju 40 km/jam memiliki kecepatan
vektor sebesar 40 km/jam, arah ke Selatan. Besaran vektor dapat digambarkan sebagai
anak panah, di mana panjang anak panah menunjukkan besar vektor ( 2cm, 20 N, 40
km/jam ), dan arah anak panah menunjukkan arah besaran vektor.
Besaran Skalar Besaran Vektor
Jarak Perpindahan
Massa Kecepatan
Waktu Percepatan
Suhu Gaya
Kelajuan Momentum
Volume Berat
Energi Momen
Daya Medan listrik

B. Vektor komponen dan vektor satuan


Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus. Pada
koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z jika 3
dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian inilah yang disebut dengan vector
komponen. Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor komponen sumbu x,
dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen sumbu y. Besar
dari vector komponen tergntung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya selalu diketahui
dan konstan.
Vektor satuan (unit vector) adalah vektor yang besarnya satu satuan. Vektor
satuan berfungsi untuk menyatakan arah dari vektor dalam ruang, dimana vektor satuan
arahnya sejajar sumbu koordinat, dan pertambahannya juga sejajar sumbu koordinat.
Dalam koordinat kartesian xyz, vektor satuan biasanya dilambangkan dengan vektor
satuan i untuk sumbu x positif, vector satuan j untuk sumbu y positif dan vector satuan k,
untuk 3 dimensi. Jika dituliskan, vektor satuan pada koordinat kartesian dinyatakan
dengan , , atau A, B, C. Dengan demikian, jelaslah perbedaan vektor komponen dan
vektor satuan
C. Menentukan Vektor Resultan
Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih disebutresultan
vektor.
Untuk menentukan resultan vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) metode yaitu :

Metode vektor yang lazim digunakan adalah metode jajar genjang untuk
menentukan resultan 2 buah vektor dan metode vektor komponen untuk menentukan
resultan banyak vektor.

1. Metode Grafis
a. Metode Jajar Genjang
Metode jajar genjang digunakan untuk menentukan resultan 2 buah vektor.
Jadi satu lukisan, yang nantinya akan berbentuk seperti jajar genjang, hanya dapat
melukiskan 2 buah vektor. Aturan menentukan vektor resultan dengan metode
jajar genjang adalah sebagai berikut.
1. Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O.

2. Buatlah jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2.

3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F1


danvektor F2.

4. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1


 
b. Metode Segitiga
Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor
yang lainkemudian menghubungkan titik tangkap atau titik pangkal vektor pertama
dengan titik ujungvektor ke dua.
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O

2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1

3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor 1


 
c. Metode Poligon
Jika ada tiga vektor atau lebih, anda tidak mungkin menjumlahkan vektor-
vektor tersebut dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu
harus digunakan metode segi banyak (poligon). Untuk lebih jelasnya,
perhatikanlah gambar berikut

Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya.
Adapunresultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar berikut :

Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor


mengguanakan metode poligon: :
1. Lukislah vektor  F 1 dengan titik tangkap di O
2. Lukislah vektor  F 2dengan titik tangkap di ujung vektor  F 1
3. Lukislah vektor  F 3 dengan titik tangkap di ujung vektor  F 2
4. Hubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor  F 3. Lukis garis penghubung
antara titik tangkap O dan ujung vektor  F 3. Garis penghubung ini merupakan
resultan vektor F 1 , F2 dan F3 .
2. Metode Analitis
Menentukan besar dan arah vektor resultan dengan metode grafis merupakan
salah satu pendekatan. Ketepatan hasil yang diperoleh bergantung pada ketepatan dan
ketelitian anda dalam menggambar dan membaca skala. Besar dan arah vektor resultan
lebih tepat diperoleh melalui perhitungan matematis
.
Penjumlahan vektor menggunakan rumus cosinus:
Rumus menetukan besar vector resultan :
C=√ A 2 +B 2+ 2 AB cos ∠( A , B)
Rumus menentukan arah vector resultan :
A B C
= =
sin ∠(B .C) sin ∠( A . C) sin∠ ( A . B)
Keterangan :
C = vector resultan
A = vector 1
B = vector 2
cos ∠ ( A , B )=sudut yang dibentuk vektor A dan B

Menjumlahkan dua atau lebih vektor menggunakan vektor komponen:

D. Perkalian Vektor
Vektor bukan bilangan biasa, sehingga perkalian biasa tidak bisa langsung
digunakan pada vektor. Kita harus menggunakan perkalian vektor. Perkalian vector
terdiri dari dua jenis, yaitu : perkalian titik dan perkalian silang
1. Perkalian Titik
Perkalian titik dari dua buah vector A dan B dituliskan sebagai A • B ( dibaca
A titik B). Perkalian titik A • B didefinisikan sebagai suatu skalar yang sama dengan
hasil kali dari besar kedua vector dengan kosinus sudut apitnya. Sesuai definisinya
maka:
A • B = A B cos θ dan A • B = B • A
 
Beberapa hal penting dalam perkalian titik 
a. Selain hokum komutatif, perkalian titik juga memenuhi hukum distribusi
A • (B + C) = A • B + A • C
b. Jika kedua vector A dan B saling tegak lurus, sudut apit θ = 90°, sedangkan cos θ,
maka
A • B = AB cos θ = 0
c. Jika kedua vector A dan B searah, yaitu θ = 0°, sedangkan cos θ = 1, maka
A • B = AB
d. Jika B = A maka diperoleh
A • B =  A2 atau B • B = B2
e. Jika kedua vector A dan B berlawanan arah, yaitu θ =180°, sedangkan cos 180° =
-1, maka A • B = - AB
 Penggunaan perkalian titik dalam fisika, contohnya usaha, fluks listrik, fluks
magnetic.

2. Perkalian Silang
Perkalian silang dari dua buah vektor A dan B dituliskan sebagai A x B (dibaca
Asilang B ). Perkalian silang A x B didefinisikan sebagai suatu vector yang tegak
lurus pada bidang di mana A dan B berada, dan besarnya sama dengan hasil kali dari
besar kedua vector dengan sinus sudut apitnya. Jadi, Jika C = A x B maka C = AB sin
θ.

Beberapa hal penting dalam perkalian silang:


1. Nilai 0° ≤ θ ≥ 180°, sedangkan nilai sin θ pasti positif, maka nilai C dalam C = A
x B sin θ selalu positif.
2. Perkalian silang bersifat anti komutatif
A x B = – B x A
3. Jika vector A dan B saling tegak lurus yaitu sudut apit θ = 90° sedangkan sin 90°
= 1, maka |A x B|= A B
4. Jika vector A dan B segaris kerja, dapat searah (θ = 0°) atau berlawanan arah
(θ =180°), sedangkan sin 0° = sin 180°= 0 maka
AxB=0
Penerapan perkalian silang dalam fisika pada momen () didefinisikan sebagai
perkalian silang antara vektor posisi r dan vektor gaya F, (= r x F ), gaya lorentz pada
muatan yang bergerak (F = q v x B).

E. Aplikasi vektor dalam kehidupan sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai aplikasi vektor, contoh sederhana
adalah sebuah benda yang jatuh dari tangan anda kebawah lantai. Dalam hal ini benda
jatuh akibat Gravitasi bumi (gaya tarik bumi) yang arahnya menuju pusat bumi. Hal ini
juga menunjukkan benda memiliki berat yang arah dan besarnya sama dengan gaya tarik
bumi terhadap benda tersebut.
Berikut adalah beberapa contoh dari kehidupan manusia yang berhubungan dengan
vektor :
1. Ketika penerjun menjatuhkan diri dari pesawat, tempat ia jatuh tidak tepat di
bawah pesawat, tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya yaitu gaya grav
itasidan gaya dorong angin.

2. Saat perahu menyebrangi sebuah sungai, makan kecepatan gerak perahu


yangsebenarnya merupakan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air.

3. Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busunya
sebenarnyaarah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik tali dari
kedua ujung busur tersebut.
 
4. Pesawat terbang yang ingin terbang dan tinggal landas menggunakan metode
vektor,sehingga ketika turun tidak langsung jatuh kebawah, tapi melalui arah vektor
yangdisesuaikan. Dengan demikian orang-orang yang berada didalamnya pun tidak
jatuhatau terombang-ambing.

 
5. Metode vektor juga diaplikasikan terhadap orang yang sedang bermain layang-
layang.Sehingga arah layang-layang yang sedang terbang tidak lurus terhadap orang
yangmemegang tali layangan. Dengan demikian orang tersebut dapat melihat
layanganlebih jelas karena ada pengaruh vektor

6. Pada saat seorang anak bermain jungkat-jungkit, pada bidang miring


menggunakangaya vektor, sehingga anaak tersebut tidak jatuh dari bidang miring itu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di Tarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pembagian besaran meliputi besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok
adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak dapat
diturunkan dari besaran lain, sedangkan Besaran turunan adalah besaran yang
satuannya diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor sat merupakan vektorya
yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian, sedangkan vektor komponen
adalah vektor uraian atau proyeksi tegak suatu vektor pada sumbu xyz
koordinatkartesian.
3. Cara menetukan vektor resultaa 2 metode, yakni metode grafis dan metodeanalitis.
Metode grafis di bagi tiga yaitu metode jajar genjang, segitiga, dan poligon.Metode
analitis dibagi lagi yaitu metode sinus, cosinus, dan vektor komponen.
4. Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor penyusunnya dapat
menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik dua buah vektor jika l titikdari dua
buah vektor menghasilkan bilangan skalar, dan Perkalian silang dari dua buah vektor
yang akan menghasilkan sebuah vektor baru.
5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari,
seperti : Bermain layang - layang, bermain jungkat - jungkit, panahan, terjun
payung, perahu menyebrangi sungai berarus.

B. Saran
Ilmu vektor yang telah dipelajari bersama, pada dasarnya amat erat kaitannya
dengankehidupan sehari-hari dimasyarakat. Adapun saran yang dapat berikan adalah
perlunya pengaplikasian dari pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk m
emudahkan pekerjaan masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan
taraf hidup bangsadan negara. Selain itu, juga menyarankan kepada pembaca untuk
menambah referensi laintentang vektor, guna memperdalam pemahaman tentang vektor.
DAFTAR PUSTAKA

Tim.2012. Diktat   Fisika untuk Pelatihan Operator & Technician TrainingProgra
m.
 Cepu :Pusdiklat Migas

Theory and Problem of COLLEGE PHYSICS, 8th edition/Frederick Bueche Schaum


Series

http://luckynurmadianto.blogspot.com/2013/12/makalah-fisika-vektor.html 

http://gurumuda.net/penjumlahan-vektor.htm 

http://rumushitung.com/2013/06/14/besaran-vektor-fisika-sma/ 

Anda mungkin juga menyukai