Anda di halaman 1dari 17

A.

LATAR BELAKANG
Self-medication (pengobatan sendiri) adalah penggunaan obat-

obatan dengan maksud terapi tanpa saran dari profesional atau tanpa

resep (Osemene, K,P,dan Lamikanra , A .2021). pengobatan sendiri

termaksud memperoleh obat-obatan tanpa resep, membeli obat

berdasarkan resep lama yang pernah diterima,berbagai obat-obatan

dengan kerabat atau anggota lingkungan social seseorang atau

menggunakan sisa obat-obatan yang disimpan dirumah

(Adhikary,M,et,al.2014 ).

Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan bagian dari

upaya masyarakat menjaga kesehatannya sendiri. Pada pelaksaannya,

swamedikasi atau pengobatan sendiri dapat menjadi masalah terkait obat

( Drug Related Problem) akibat terbatasnya pengetahuan mengenai obat

dan penggunaannya (Harahap A,N.,er.,al,2017). Swamedikasi yang

tepat,aman,dan rasional terlebih dahuluh mencari informasi umum

dengan melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan seperti doktek atau

petugas apoteker. Adapun informasi umum dalam hal ini bisa berupa etika

atau brosur.Selain itu, informasi obat bisa juga diperoleh dari apoteker

pengolahan apotek ,utamanya dalam swamedikasi obat keras yang

termaksud dalam daftra obat wajib apotek (Depkes RI,2006,zeenot,2013).

Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan

dari penyakit ringan yang banyak dialami masyarakt seperti deman,

nyeri,pusing, batuk, influenza, sakit maag,cacingan, diare,penyakit kulit

`1
dan lain (Depkes RI,2007). Swamedikasi bagi banyak orang lebih

mengguntungkan karena menghemat banyak waktu, dan dapat segera

bekerja kembali dibandingkan pergi mengujungi dokter atau pelayanan

kesehatan. Swamedikasi juga mempunyai beberapa resiko pertama-tama

keseriusan keluhannya dapat dilihat secara salah atau mungkin tidak

dikenali sehingga pengobatan sendiri atau paduan bahan-bahan yang siap

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelediki system fisiologi atau

keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan , peningkatan kesehatan dan kontrasepsi

( Depkes RI, 2008). Pelaksaan swamedikasi hanya boleh menggunakan

obat yang relatif aman,yaitu golongan obat bebas,golongan obat bebas

terbatas , dan obat-obat dalam daftar obat wajib apotek (DOWA)

( BPOM, 2004).

Obat-obat modern efektif dalam penyembuhan

penyakit.Penggunaan obat modern perlu diketahui efek samping misalnya

iritasi pada lambung dan keropos tulang.Penyakit yang perlu diobati

khusus untuk penyakit-penyakit ringan seperti batuk,demam,pilek,

penyakit kulit, dan tidak untuk penyakit menahun,dosis yang diberikan

sesuai dengan aturan yang di brosul obat ( Anif,1997).

Semakin banyak obat-obat bebas beredar dipasaran dan di

iklankan di televisi membuat masyarakat lebih memilih untuk melakukan

pengobatan sendiri (swamedikasi) dibandingkan datang ke fasilitas

kesehatan seperti puskesmas, Apotek dan Toko obat . Hal ini seharusnya

membuat masyarakat menjadi lebih pintar dalam pemilihan obat, maka

`2
dari itu dibutuhkan pengetahuan dan informasi yang tepat mengenai

indikasi obat, bagaimana cara menggunakan obat yang benar, aturan

pakai,lama penggunaan obat, dan efek samping dari obat yang digunakan

untuk swamedikasi yang baik agar dapat memberikan efek kesembuhan

atau pemulihan bagi masyarat.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian melakukan penelitian

dengan judul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang swamedikasi di

RT 027. RW.009 Kelurahan Liliba Kecematan Oebobo Kota Kupang”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi di RT 027.

RW.009 Kelurahan Liliba Kecematan Oebobo Kota Kupang”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang

swamedikasi di RT.027 RW.009 Kelurahan Liliba Kecematan

Oebobo Kota Kupang”

2. Tujuan khusus

Untuk menilai berapa besar tingkat pengetahuan masyarakat

tentang swamedikasi,indikasi obat,efek samping obat, aturan pakai

obat, di RT. 027 RW.009 Kelurahan Liliba Kecematan Oebobo

kota Kupang,berdasarkan umur,tingkat pendidikan dan jenis

pekerjaan.

`3
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penelitian

Menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkulihan dalam

menambah pengetahuan serta melatih kemampuan penenlitian

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan tambahan pustaka dan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentnag

swamedikasi atau pengobatan sendiri.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian swamedikasi

Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah penggunaan obat-

obatan oleh seseorang untuk mengobati segalah keluhan ringan

pada diri sendiri atas insisiatif sendiri atau tanpa konsultasi medis

yang berkaitan dengan indikasi,dosis,dan lama penggunaan

( Agabna,2014).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang

melakukan pengobatan mandiri antara lain sebagai berikut :

( Hendrawati ,2012)

a) Kondisi ekonominya mahal dan tidak terjangkau pelayanan

kesehatan, seperti biaya rumah sakit dan berobat ke Dokter,

`4
membuat masyarakat mencari pengobatan yang lebih

murah untuk penyakit-penyakit yang relatif ringan.

b) Berkembangnya kesadaran akan arti penting kesehatan bagi

masyarakat karena meningkatnya system informasi,

pendidikan dan kehidupan social ekonomi ,sehingga

meningkatkan pengetahuan untuk melakukan

swamedikasi.

c) Kampaye swamedikasi yang rasional dimasyarakat

mendukung perkembangan farmasi yang komonitas.

d) Semakin banyak obat yang dahulu termaksud obat keras

dan harus diresepkan dokter, dapat perkembangan ilmu

kefarmasiaan yang ditinjau dari khasiat dan keamanan obat

diubah menjadi (obat wajib apotek, obat bebas terbatas,dan

obat bebas) sehingga memperkaya pilihan masyarakat

terhadap obat.

e) Semakin tersebarnya distribusi obat melalui warung obat

desa yang berperan dalam peningkatan pengenalan dan

penggunaan obat, terutama obat tanpa resep dalam

swamedikasi.

f) Promosi obat bebas dan bebas terbatas yang gencar dari

pihak produsen baik melalui media cetak maupun

elektronik bahkan sampai beredar sampai kepelosok Desa.

( Djunarko dan Hendrawati ,2011 ).

`5
2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari pengindaraan manusia,atau hasil

tahu dari seseorang terhadap objek melalui indra yang di milikinya

(mata,hidung,telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada

waktu pengindraan sampai hasil pengetahian terdebut sangat di

pengaruhi oleh intesitas perhatian dan presepti terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran yaitu telingan dan indra penglihatan yaitu

mata( Notoatmodjo,2012).Menurut Notoatmodjo (2012),

pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Menurut Notoatmodjo (2012) ,pengetahuan mengcangkup 6

tingkatan yaitu:

a) Tahu ( Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, pada tingkatan ini reccal ( mengigat

kembali ) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b) Memahami (Comphrehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kesatuan kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar tentang objek yang di lakukan dengan

menjelaskan, menyebutkan contoh dan lainnya.

`6
c) Aplikasi (Application)

Aplikasih diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

kondisi sebenarnya

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau objek dalam komponen-komponen tapi didalam

struktur organisasi tersebut dan masih berkaitan satu sama

lainnya. Kemampuan analissis dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja dapat menggambarkan,

membedahkan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebaginya.

e) Sintesis (Synthehsis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkanbagian-bagian didalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun,dapat

merencanakan, meringkas,menyesuaikan terhadap suatu

teori atau rumusan yang telah ada.

f) Elevasi

ini berkaitan dengan kemampun untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau obejek penilaian-penilaian itu

berdasarkan criteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan criteria yang telah ada.

`7
Menurut Notoadmodjo(2012), factor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu;

1) Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat penddikan seseorang maka

dia akan kebih mudah dalam menerima hal-hal baru

sehingga akan lebih mudah pula untuk menyelesaikan

hal-hal baru tersebut.

2) Usia

Usia mempengaruh terhadap daya tangkap dan

pikiran seseorng, semakin tua seseorng semakin bijak

dan semakin banyak informasi.

3) Pengalaman

Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu,

maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan

lebih luas sedangkan semakin bertambah usaia akan

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikiran, sehingga menurut pengetahuan yang

diperoleh semakin membaik.

4) Sosial ekonomi atau pekerjaan

Tingkat seseorng untuk memenuhi kebutuhan hidup

disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga

menurut pengetahuan yang dimiliki harus di

pergunakan semaksimal mungkin, begitu pula dalam

`8
mencari bantuan kesarana kesehatan ada, mereka

sesuaikan denganpendapatan (Notoadmodjo 2012).

5) Cara mengukur penegetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket dengan menggunakan

sejumlah pertanyaan tentang isi materi yang hendak

diukur darisubjek penelitian atau responden

(Notoadmodjo).

3. Obat

Obat merupakan semua zat,baik kimiawi,hewani,mapun nabati

yang dalam dosis tertentu dapat menyembuhkan, meringgankan

atau mencegah penyakit berikut gejalahnya(Tjay dan Rahardja,

2007).Obat merupakan salah satu komponen yang taktergantikan

dalam pelayanan kesehatan. Obat menurut UU No 36 Tahun 2009

adalah bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam

menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,

menyembuhkan penyakit atau gejalah penyakit, luka atau kalainan

badaniah dan rohania. Obat digunakan oleh manusia maupun

hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia

(Syamsuni,2006). Obat-obat digunakan dalam swamedikasi

biasanya disebut obat tanpa resp dokter atau obat bebas, yang dapt

dibeli di apotek, took obat, supermarket hingga warung-warung

dekat rumah ( BPOM,2014). Pelaksanaan swamedikasi hanya

boleh menggunakan obat yang relative aman, yaitu golongan obat

`9
bebas, golongan obat bebas terbats,dan obat-obatdalam daftar obat

wajib apotek(DOWA)(BPOM, 20O4).

Penggolongan obat Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

No917/Menkes/Per/X/1993, obat dapat dibagi menjadi 5 golongan

yaitu: obat bebas, obat bebas terbats, obat keras (termasuk

didalamnya obat wajib apotek), psikotropik dan narkotik. Obat

medis atau obat modern yang biasa digunakan sebagai upaya

pengobatan mandiri adalah obat bebas, obat bebas terbats, adan

obat wajib apotek. Obat wajib apotek merupakan golongan obat

keras dapat dibeli di apotek tanpa resep Dokter,namun hrus

diserahkan secara langsung, oleh Apoteker. Hal ini berkait dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No.924 tahun 1993 tentang obat

wajib aoptek.

a. Obat bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas dipasaran dan dapat

dibeli bebas di apotek dan toko obat berijin tanpa resep dokter.

Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan gasi tepi berwarna hitam. Contoh:

Parasetamol, Antasida, Panadol

b. Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang termasuk obat keras tetapi

masih dapat dijual atau dibeli bebas di apotek dan toko obat

berijin tanpa resep dokter,dan disertai dengan tanda

peringatan.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

`10
terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi warna hitam.

Contoh: Kodinin,Komix,Bisilvan.

Menurut surat keputusan Menteri Kesehatan RI

No.6335/Dirjen/SK/1969 terdapat 6 peringatan khusus dalam

kemasan obat bebas terbatas sesuai dengan kandungan obat,

yaitu sebagai berikut:

Gambar pada peringatan obat bebas terbatas.

Gambar 1. Tanda peringatan Obat Bebas Terbatas

c. Obat wajib apotek

Menurut Kemenkes tahun 1990 0bat wajub apotek adalah obat keras

yaitu obat yang dapat dibeli di optek denga resep dokter. Tanda khusus

pada kemadan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah

dengan garis tepi berwarna hitam.

`11
F. METODE PENELITIAN

1) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskritif

2) Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di RT 027. RW.009 Kelurahan

Liliba Kecematan Oebobo Kota Kupang.

b). Waktu penelitian

3) Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel

tunggal yakni Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang

Swamedikasi di RT. 027 RW.009 Kelurahan Oesapa Kecematan

Oebobo Kota Kupang.

4) Populasi dan Sampel

a). Posulasi

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat

di RT. 027 RW. 009 Kelurahan Liliba Kecematan Oebobo

Kota Kupang.

b). Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat di RT. 027

RW. 009 Kelurahan Liliba Kecematan Oebobo Kota Kupang,

pengambilan sampel menggunakan rumus

`12
(Notoatmodjo, 2005)

N
n¿
1+ N (d 2)

Keterangan :

n : Sampel

N : Populasi

d2 : Bias/kesalahan kemungkinan terjadi (10%)

5) Definisi Operasional

Tabel 1: Defenisi Operasionaal

Indikator Defenisi Operasional Skala


Variable
Penelitian

Tingkat pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu Interval


yang diketahui oleh
seseorang.Tingkat pengetahuan
masyarakat RT. 027 RW 009
Kelurahan Liliba Kecamatan
Oebobo Kota Kupang

Pengobatan sendiri Swamedikasi adalah suatu Interval


atau swamedikasi upaya sesorang untuk
mrngobati penyakitnya sendiri
dengan cara membeli obat di
kios, toko obat dan apote.

Indikasi obat Indikasi obat di gunakan untuk Interval


berbagai macam penyakit
ringan seperti demam, batuk,
pilek, cacingan, influenza, dan
penyakit kulit.

Efek samping obat Efek samping obat adalah Interval


sesuatu yang tidak diinginkan
saat seseorang mengkonsumsi
obat tersebut sesuai dengan
dosis terapinya

Aturan pakai obat Aturan pakai obat oleh Interval


masyarakat misalnya salep

`13
kulit, dioleskan secukupnya
pada kulit yang sebelumnya
sudah dibersihkan. Cara
penyimpanan obat dilakukan
pada suhu kamar 270C-300C
dan jauhkan dari jangkauan
anak-anak.

6) Alat dan Bahan

Alat pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner, peralatan tulis, dan camera digital

7) Prosedur Penelitiian
1.) Pengenalan dan meminta responden untuk mengisi

kuesioner

2.) Peneliti menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang

memenuhi kriteria dan bersedia mengisi kuesioner

3.) Masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berada

dikuesioner sesuai petunjuk yang ada

4.) Masyarakat dapat bertanya pada peneliti apabila mengalami

kesulitan dalam mengisi kuesioner

5.) Lembar kuesioner yang telah diiisi masyarakat dikumpulkan

oleh peneliti

6.) Lembar kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian

dianalisis

8) Analisis Data

`14
Metode pengumpulan data berupa kuesioner dengan pertanyaan

yang diberikan kepada responden sesuai dengan permintaan

pengunaan.

Menurut Arikunanto(2006), pengetahuan dibagi menjadi 3

kategori yaitu:

a). Pengetahuan baik : 100% - 76%

b). Pengetahuan cukup : 75% - 56%

c). Pengetahuan kurang : <55%

Memberi skor pada masing-masing pertanyaan yang ada dalam

kuesioner dengan kriteria :

Jika pertanyaan dijawab dengan tepat : skor 1

Jika pertanyaan dijawab dengan tidak tepat : skor 0

Adapun rumus untuk mengetahui skor presentase ( Arikunto,

2006).

X
P= 100%
N

Keterangan :

P : Presentase

X : Jumlah jawaban benar

N : Jumlah seluruh item soal

Menurut Riwidikdo (2010), rumus untuk menghitung presentase

tingkat pengetahuan responden setelah didapat :

Jumlah responden menurut tingkat pengetahuan


Skor = x
Jumlah seluruh responden

100%

`15
DAFTAR PUSTAKA

Adhikary, M., Tiwari, P., Singh, S., dan Karoo, C. (2014). Study of zel
medication practices and its determinant among college students of
Delhi University Not Campus. New Delhi, India. International Jurnal
of Medicial Science and Public Health 3(4),406-409.
Agabna, M. N. A., 2014. Self-Medication, Sudan Journal of Rational Use of
Medicine,p.4
Anief Moh. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press. Yogyakarta,
1997.-2009. Apa yang Perlu diketahut Tentang Obat. Yogyakarta
Gadjah Mada University Press. 136-137.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
RINEKA Cipta.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Pengobatan Sendiri: Jakarta 2004 - 2014
Info POM: Menuju Swamedikasi yang Aman Vol.15 Hal.3-5. Jakarta
Pusat: BPOM.
Bucori M, 1999 Psikologi Pendidikan, Jakarta. Bhineka Cipta.
Depkes RI, 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih
Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Djunarko, Ipang; Hendrawati, Y. Dian, 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar,
Citra Aji Parama. Yogyakarta.
Hermawati, D. (2012). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan
Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung di Dua
Apotek Kecamatan Simanggis, Depok. (Skripsi). Fakultas Matematika
dan Imu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
Menteri Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2380/A/SK/VI/83 Tentang Tanda Khusus Untuk Obat Bebas dan Obat
Bebas Terbatas, Dit Jend POM, Jakarta.

`16
Notoatmodjo Sockidjo, 2003 Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
Kesehatan Yogyakarta: Andi Offset. 2005.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan Jakarta Rineka Cipta. 2003. Pendidikan dan perilaku
Kesehatan Jakarta Rineka Cipta -2012.Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.
Nur Aini Harahap, Khairunnisa, Juanita Tanuwijaya, 2017 Tingkat Pengetahuan
Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek di Kota
Penyambungan. Jurnal Sains dan Klinis. Ikatan Apoteker Indonesia
Sumatra Barat.
Osemene, K. P., dan Lamikanra, A. (2012). A study of the prevalance of self
Medication practice among university students in Southwestem
Nigeria Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 11 (4), 683-689.
Peraturan Menteri Kesehatan 1993,Peraturan Menteri Kesehatan No:
919/Menkes/per/x/1993 Tentang Obat Wajib Apotik No1,Depkes RI
Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Lembaran RI Tahun 2009 No. 144. Sekretariat Negara
Jakarta.
Riwidikdo, H. 2010.Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Proseder
Penelitian. Rohima Press. Yogyakarta
Syamsuni, A, 2006, Ilmu Resep, EGC, Jakarta
Tanaem Imelda Mariana, 2018. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang
Swamedikasi Di RT.02 RW.03 Desa Manufua Kecamatan Santian
Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Karya Tulis Ilmiah Prodi
Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang Kupang
Zeenot, Stephen 2013. Pengelolaan dan Penggunaan Obat Wajib Apotek. D
MEDIKA (Anggota IKAPI).

`17

Anda mungkin juga menyukai