Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
Dr. E. Kosmajadi, M.M.Pd
Disusun Oleh :
Dirlam (Ketua)
Akrom Hasani (Sekretaris)
Aji Permana (Bendahara)
Ahmad Ghozi (Juru Bicara)
Badawi (Anggota)
Burhanudin (Anggota)
Ali Said (Anggota)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang
kepemimpinan dalam manajemen MMT. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi
anugerah serta rahmat bagi seluruh alam.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan dan Mutu
Pendidikan yang diampu oleh Bapak Dr. E. Kosmajadi,M.M.Pd.. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih
terdapat kekurangan baik dari segi materi, penyusunan, serta penyajian. Oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga makalah ini memenuhi harapan
dan dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat
penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam semua kelompok masyarakat,
baik itu pendidikan, keluarga, unit kerja, maupun organisasi lainnya, mesti
terdapat seseorang yang paling berpengaruh diantara anggota kelompok yang
lainnya dan ia dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin. Organisasi akan
sangat tidak efektif dan efisien manakala tidak mempunyai seorang pemimpin,
bahkan sangat dimungkinkan tidak akan mampu mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam organisasi menghadapi berbagai macam hal diantaranya
adalah struktur, koalisi, kekuasaan dan termasuk juga kondisi lingkungan.
Disamping itu kepemimpinan juga berfungsi sebagai tempat pemecahan
masalah dan persoalan dalam organisasi. Mengingat arti penting kepemimpinan
inilah maka para ahli memberikan perhatian tersendiri dalam hal kepemimpinan
ini (Nusariyanto 2012, Makalah Kepemimpinan dalam TQM).
Kehidupan organisasi selalu dihubungkan dengan siapa pemimpinnya dan
bagaimana memimpinnya. Sebuah negara itu maju atautidak selalu
dihubungkan dengan presidennya, baik sebagai kepala negaramaupun sebagai
kepala pemerintahan. Demikian juga perusahaan itu majuatau tidak, selalu
dikaitkan dengan managernya/CEO.nya. Oleh karena itu,semua orang
menyadari bahwa seorang pemimpin memiliki posisi yang sangat
strategis dan peran yang sangat vital dalam memajukan atau
mengembangkan sebuah organisasi.
P em i m pi n d an k ep em i m pi n a n s el al u m en a ri k di bi c ar a ka n
ol e h berbagai lapisan masyarakat. Seperti para guru/dosen,
pelajar/mahasiswa, pengusaha, birokrat, orang tua, pemuda, seniman,
olahragawan,cendekiawan, politikus dan sebagainya. Pada intinya
semua yang terikat dengan orang lain atau dengan perkumpulan, himpunan,
asosiasi, lembagadan organisasi. Semuanya tidak dapat terlepas dari
pembahasan tentang pemimpin dan kepemimpinan.
Kepemimpinan yang efektif dalam suatu organisasi adalah kepemimpinan
Administratif, yang berkenaan dengan upaya menggerakkan orang lain supaya
melaksanakan tugasnya secara terkoordinasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan administratif berdasarkan perencanaan yang
rasional, bukan berdasarkan intuisi, bertindak berdasarkan pemahaman terhadap
masalah-masalah internal dan eksternal organisasi. Kepemimpinan berdasarkan
pada kesadaran diri dan menyadarkan individu-individu lainnya terhadap tujuan
organisasi (Oemar Hamalik 1993, hlm.32).
Islam sangat menekankan arti pentingnya sebuah kepemimpinan sehingga
andaikan berkumpul 3 orang atau lebih akan mengadakan suatu perjalanan
dianjurkan untuk mengangkat salah satu diantaranya untuk menjadi pemimpin.
Di sisi lain islam juga memerintahkan untuk mentaati pemimpin selama
pemimpinnya mentaati Allah dan Rasul-Nya (QS. An-Nisa’:59). Begitu
pentingnya kepemimpinan dalam islam, hal ini menunjukkan bahwa efektifitas
dan normalitas kegiatan atau bahkan kehidupan manusia dalam berorganisasi
baik dalam sekup kecil maupun besar itu sangat bergantung pada
kepemimpinan.
Kepemimpinan diharapkan mampu membawa semua individu yang
tergabung dalam organisasi tersebut mampu mencapai tujuan yang semestinya
sehingga harapan-harapan dari para individu terpenuhi secara maksimal.
Namun kenyataan yang terjadi saat ini, banyak pemimpin yang tidak
menjalankan tanggung jawabnya secara maksimal, ada juga yang menjalankan
kepemimpinannya namun konsep yang diterapkan tidak tepat sehingga tujuan-
tujuan organisasi tidak tercapai sebagaimana mestinya. Yang lebih celaka lagi
ada pemimpin yang tidak memahami tugas dan fungsinya sebagai pemimpin
sehingga yang terjadi adalah kekacauan organisasi. Masing-masing elemen
berjalan tidak pada fungsi yang semestinya.
Sehingga penting sekali untuk memahami konsep kepemimpinan yang
ideal, terkait siapa yang mempunyai hak untuk memimpin, bagaimana
memimpin, apa hak dan kewajiban seorang pemimpin agar harapan yang
tertumpu pada kepemimpinan ini bisa terwujud dengan ideal.
Namun konsep kepemimpinan masih menjadi suatu misteri dan belum ada
kesepakatan diantara para ahli tentang apa sebenarnya kepemimpinan dan
bagaimana cara menganalisa kepemimpinan. Kepemimpinan perlu memadukan
beberapa konsep agar kepemimpinan yang ideal dapat dicapai. Perilaku
pemimpin yang positif dan cukup ideal dapat mendorong kelompok dalam
mengarahkan dan memotifasi individu untuk bekerjasama dalam kelompok
dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Kesuksesan penerapan MMT sangat tergantung pada komitmen pimpinan
puncak dan memanaj perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi
hasil pelaksanaannya. Komitmen pimpinan tidak hanya dalam hal keberpihakan
dalam penentuan kebijakan tetapi sampai pada tahap pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasinya termasuk dana serta partisipasi/waktunya. Secara umum
kepemimpinan dan manajemen MMT mempunyai kekhasan dibandingkan
dengan kepemimpinan dan manajemen pada umumnya.
Dapat dipahami dalam suatu lembaga pendidikan dibutuhkan seorang
pemimpin dimana pemimpin tersebut sebagai penggerak dan inspirator dalam
merancang dan mengerjakan kegiatan. Pemimpin tidak hanya seorang manajer,
ia juga harus seorang pembangun mental, moral, spirit, dan kolektivitas kepada
jajaran bawahannya. Sebagai mana yang diungkapkan Kast yang mengutip
Davis dalam Jamal Ma’mur Asmani mengatakan bahwa kepribadian pemimpin
yang baik harus memiliki intelegensi yang baik, lapang dada dan memiliki
kematangan sosial, memiliki motivasi intrinsik dan motivasi berprestasi, serta
memiliki sikap antar hubungan manusiawi. Maka dari itu Total Quality
Management (TQM) hadir bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
khususnya kepemimpinan. TQM merupakan perluasan dan pengembangan dari
jaminan mutu. TQM adalah tetang usaha menciptakan sebuah kultur mutu,
yang mendorong semua anggota stafnya untuk memuaskan para pelanggan.
Konsep kepemimpinan dalam Manajemen Mutu Terpadu atau Total
Quality Managemen adalah salah satu konsep yang bisa ditawarakan dan akan
dibahas dalam makalah ini. Dengan harapan menjadi solusi dan alternatif
kepemimpinan yang ideal. Sehingga menjadi acuan bagi siapapun yang
berperan sebagai pemimpin dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya
untuk menjadikan organisasi yang dipimpinya bisa berjalan efektif dan efisien
hinga akhirmya bisa menjapai tujuan-tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan, kepemimpinan mutu dan Manajemen mutu
terpadu (MMT)
2. Bagaimana gaya kepemimpinan dan kepemimpinan mutu
3. Bagaimana konsep dasar gaya pememimpinan dalam konteks Mutu
terpadu.
4. Bagaimana Kepemimpinan dalam Manajemen
Masyarakat
B. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah bagaimana pemimpin berinteraksi. Banyak
sebutan untuk berbagai gaya kepemimpinan dan dari banyak sebutan tersebut
Goetsch dan Davis (1994, 202-04) mengkatagorikan kedalam lima gaya
kepemimpinan, yaitu Autokratik, Demokratik, Partisipatif, Orientasi Tujuan,
dan Situasional dan diilustrasikan sebagai gambar berikut.
1. Autokratik
Gaya kepemiminan Autokratik disebut juga diktaktorial dan sebaian orang
menyamakan gaya dengan militeristik. Pemimipin dengan gaya ini
mengambil keputusan tanpa meminta pertimbangan orang atau karyawan
yang haurs mengerjakan keputusan tersebut atau terkena akibat dari
keputusan tersebut. Pemimpin ini menyuruh orang mengerjakan secara
patuh apa yang ia katakan. Kritik terhadap gaya kepemimpinan ini bahwa
walaupun gaya ini mungkin berhasil pada kondisi tertentu tetapi tidak akan
berlangsung dengan jangka panjang. Gaya kepemimpinan ini tidak sesuai
untuk konteks kepemimpinan mutu.
2. Demokratik Gaya kepemiminan demokratik juga sering disebut gaya
konsultatif atau konsensus. Dalam mengambil keputusan pemimpin dengan
gaya ini akan melibatkan orang yang akan melaksanakan atau terkena
dampak keputusan tersebut. Jadi pemimpin ini mengambil keputusan
setelah ia menerima masukan dan saran dari anggota kelompok yang
dipimpinnya. Kritik dari gaya kepemimpinan ini, keputusan diambil
dengan konsesus mayoritas anggota bisa jadi belum tentu yang terbaik dan
pula bisa jadi bukan keputusan yang tepat atau benar bagi perusahaan.
3. Gaya Partisipatif. Gaya kepemiminan partisipatif sering disebut dengan
gaya terbuka, bebas, dan tidak digiring (non directive). Pemimpin dengan
Autokratik Situasional Demokratik Partisipatif Orientasi Tujuan Gaya
Kepemimpinan gaya ini tidak banyak mengontrol proses pengambilan
keputusan, dia lebih cenderung menyediakan informasi yang terkait dengan
masalah dan memberi kesempatan anggota tim mengambil strategi untuk
memecahkannya. Tugas pemimpin pada gaya ini adalah memfasilitasi tim
menghasilkan konsensus dengan asumsi bahwa anggota tim akan lebih
dapat menerima tanggung jawab untuk merumuskan strategi memecahkan
solusi. Kritik terhadap gaya ini adalah perlu waktu yang lama untuk
mencapai consensus dan akan berjalan baik mana kala semua staf yang
dilibatkan komit untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Gaya Orientasi Tujuan Gaya kepemiminan Orientasi Tujuan ini disebut
juga Orientasi Hasil, Orientasi Sasaran atau Management by Objective
(MBO). Gaya kepemimpinan ini meminta anggotanya focus pada tujuan
yang sedang ditargetkan. Pimpinan dan staf hanya fokus membicarakan
strategi yang pasti dan secara terukur akan berkonstribusi terhadap
pencapain sasaran organisasi yang sedang ditargetkan. Hal-hal personal
dan lainnya yng tidak terkait sasaran organisasi yang tidak didiskusikan.
Kritik terhadap gaya kepemimpinan ini adalah ketika tim fokus pada tujuan
yang spesifik secara intens yang dianggap penting, hal atau masalah lain
yang lebih besar bisa lepas dari perhatian mereka. Untuk kepemimpinan
mutu, gaya kepemimpinan ini dianggap terlalu fokus pada hal yang sempit
dan dapat jadi fokus pada masalah yang salah.
5. Gaya Situasional Gaya Kepemimpinan Situasional ini disebut juga gaya
kempemimpinan cair atau kontingensi. Pemimipin ini memilih gaya
pendekatan sesuai dengan situasi yang ada di saat memberikan perintahnya.
Identifikasi situasi atau lingkungan didasarkan pada hal-hal berikut:
- Hubungan pimpinan dan anggota tim.
- Bagaimana persisnya tindakan dilakukan harus sesuai dengan spesifik
petunjuknya.
- Besarnya kewenangan yang dipunyai pimpinan dengan anggota tim.
Jenis gaya kepemimpinan yang mana yang dipilih pimpinan tergantung
situasi mana yang dominan dari factor-faktor di atas. Pada situasi yang
berbeda pemimpin yang sama akan memilih gaya kepemimpinan yang
berbeda. Kepemimpinan mutu akan menolak gaya kepemimpinan ini.
Kritik terhadap gaya kepemimpinan ini hanya bebasis pada kepentingan
jangka pendek dari pada menyelesaikan persoalan jangka panjang.
Bounds R. et all. (1994). Beyond Total Quality Management. New York: McGraw-Hill,
Inc.
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (2000). Total Quality Management. Yogyakarta:
Penerbit ANDI
https://media.neliti.com/media/publications/287032-analisis-gaya-kepemimpinan-
dan-nilai-kep-5b1ca4b2.pdf