Anda di halaman 1dari 5

Volume 1, Nomor 2, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

GAMBARAN NILAI HbA1c DAN GLUKOSA PUASA PADA


PENDERITA DIABETES MELITUS

Rudi wibowo1, Gilang Nugraha2, Julianti Isma Sari3


Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Binawan

Korespondensi: 1rudi.wibowo5@gmail.com, 2biogilang@outlook.com, 3julianti@binawan.ac.id

Abstrak
Diabetes merupakan masalah kesehatan global. Berdasarkan data International
Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2015 sebanyak 415 juta orang dewasa
memiliki diabetes dan diperkirakan akan terjadi peningkatan pada tahun 2040
sebanyak 642 juta. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
prevalensi Diabetes sebanyak 10 juta kasus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui nilai HbA1c dan Glukosa Puasa pada penderita Diabetes Melitus.
Metodologi penelitian yang digunakan menggunakan deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 111 orang pasien Diabetes
Melitus di Laboratorium Orlin Medika Tangerang dan dilakukan pengujian
univariat untuk melihat gambaran nilai HbA1c dan Glukosa Puasa. Dari hasil
penelitian didapatkan nilai HbA1c > 8,0% (64,9%); 6,5 – 8% (31,5%) dan <
6,5% (3,6%). Nilai glukosa darah puasa terdiri dari >126 mg/dl (66,7%); 110-
125 mg/dl (12,6%) dan 80 – 109 mg/dl (20,7%). Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa gambaran nilai HbA1c dan Glukosa Puasa masuk dalam
kategori buruk karena nilai pemeriksaan yang didapatkan lebih dari normal.

Kata kunci : HbA1c, glukosa darah puasa, diabetes melitus

DESCRIPTION OF HbA1c VALUES AND FAST GLUCOSE IN


DIABETES MELITUS PATIENTS
Abstract
Diabetes is a global health problem. International Diabetes Federation (IDF)
reported in 2015, 415 million adults have diabetes and expected to increase by
2040 as much of 642 million. Indonesia is one of the countries with 10 million
prevalence of diabetes. This study aims to determine the value of HbA1c and
fasting glucose in diabetes mellitus patient. The methodology used is descriptive
method with cross sectional. A sample of 111 diabetes mellitus patients in
Tangerang medical Orlin clinic laboratory and univariate testing was
performed to see an overview of HbA1c values and Fasting Glucose. From the
results of the study obtained the value of HbA1c >8,0% (64,9%);6,5 – 8%
(31,5%) and <6,5% (3,6%). Fasting blood glucose values consist of >126 mg/dl
(66,7%); 110-125 mg/dl (12,6%) dan 80–109 mg/dl (20,7%). The results that
the description of HbA1c and Fasting Glucose values is bad category because
the examination values more than normal.

Keywords : HbA1c, fasting glucose, diabetes mellitus

Gambaran Nilai HbA1c dan Glukosa Puasa pada Penderita Diabetes Melitus 108
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

PENDAHULUAN Berdasarkan hal tersebut, maka


Diabetes melitus sekarang dapat penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
ditemukan di hampir setiap penduduk di gambaran HbA1c dan glukosa puasa pada
dunia dan bukti epidemiologi menunjukkan penderita diabetes melitus di laboratorium
bahwa, tanpa program pencegahan dan Klinik Orlin Medika Tangerang yang dapat
pengendalian yang efektif, diabetes digunakan sebagai salah satu penanganan
kemungkinan akan terus meningkat secara dalam terjadinya peningkatan angka
global. Tahun 2015, prevalensi penderita kejadian Diabetes Melitus.
diabetes di Indonesia menempati peringkat
ke-7 di dunia bersama dengan china, India, BAHAN dan METODE
Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan meksiko Penelitian ini merupakan penelitian
dengan estimasi sebesar 10 juta orang dan deskriptif dengan pendekatan cross sectional
hal ini menjadi salah satu penyebab untuk mendapatkan gambaran nilai HbA1c
kematian tertinggi ke-3 di Indonesia dan glukosa puasa. Populasi penelitian
(International Diabetes Federation, 2015). adalah penderita diabetes melitus yang
Jumlah penderita diabetes yang melakukan pemeriksaan di laboratorium
meningkat, diperlukan penanganan dan Klinik Orlin Medika. Teknik pengambilan
pencegahan yang tepat. Salah satu sampel pada penelitian ini menggunakan
penanganan yang dilakukan adalah dengan teknik nonprobability sampling dengan
pemeriksaan laboratorium HbA1c yang metode purposive sampling. Purposive
merupakan pengukuran kadar glukosa darah sampling artinya penentuan sampel
yang akurat untuk mencegah resiko terhadap mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu
keusakan jaringan yang disebabkan oleh yang telah dibuat terhadap subjek penelitian.
tingginya nilai glukosa darah. Jumlah sampel yang pada penelitian
Diabetes Melitus merupakan suatu ini sebanyak 111. Data yang digunakan
kelompok penyakit metabolik dengan adalah data sekunder dari hasil pemeriksaan
karateristik hiperglikemi yang terjadi karena HbA1c dan glukosa darah puasa di
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau Laboratorium Orlin Medika pada tahun
kedua-duanya (Soegondo, 2015). Efek 2016. Pengolahan dan analisis data
diabetes melitus meliputi berbagai kegagalan dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0
organ, komplikasi mikrovaskuler termasuk for windows dan disajikan dalam bentuk
kerusakan seperti kerusakan mata tabel frekuensi dan narasi.
(retinopati), sistem ginjal (nefropati), dan /
atau sistem saraf (neuropati), (Waspadji, HASIL
2015). Sedangkan, komplikasi
Gambaran nilai pemeriksaan HbA1c
makrovaskular termasuk penyakit jantung,
pada Penderita Diabetes Melitus seperti
stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.
yang terdapat pada Tabel 1 berikut.
Penyakit pembuluh darah perifer dapat
menyebabkan cedera yang sulit tidak
Tabel 1. Distribusi Penderita Diabetes Melitus
sembuh, bahkan amputasi. dilihat berdasarkan nilai HbA1c di
Jumlah penderita diabetes yang terus Laboratorium Orlin Medika
meningkat setiap tahunnya di seluruh dunia, Tangerang
diperlukan penanganan dan pencegahan HbA1c Frekuensi Persen
pada penyakit diabetes melitus ini salah
Baik : <6.5% 4 3,6
satunya dengan pemeriksaan laboratorium.
Sedang : 6.5-8% 35 31,5
Penentuan penyakit diabetes dapat dilakukan
Buruk : >8% 72 64,9
dengan pemeriksaan glukosa puasa, glukosa
Total 111 100,0
post prandial, glukosa sewaktu, glukosa Sumber : Data Sekunder, 2016
kurva harian, glukosa toleransi test, HbA1c
(Utomo et al. 2015). Adanya pemeriksaan Kriteria HbA1c berdasarkan Perkeni
laboratorium maka dapat menjelaskan 2006 dikelompokan dalam 3 kelas yaitu :
bagaimana gambaran pemeriksaan kadar Baik < 6,5%, Sedang 6,5 - 8,0%, Buruk
glukosa puasa, glukosa post prandial dan >8,0%. Berdasarkan hasil tersebut, maka
HbA1c pada penderita diabetes melitus. digunakan peneliti untuk melihat distribusi

Gambaran Nilai HbA1c dan Glukosa Puasa pada Penderita Diabetes Melitus 109
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

pasien diabetes melitus berdasarkan nilai PEMBAHASAN


HbA1c dan menentukan karakteristik baik Diabetes melitus dapat menjadi serius
dan buruknya nilai dari hasil pemeriksaan dan menyebabkan kondisi kronik yang
tersebut. membahayakan apabila tidak diobati. Akibat
Berdasarkan hasil pada Tabel 1 dapat dari hiperglikemi dapat terjadi komplikasi
dijelaskan bahwa kelompok diabetes melitus metabolik akut seperti ketoasidosis diabetik
kategori baik dengan nilai HbA1c <6,5% (KAD) dan keadaan hiperglikemi dalam
dan dapat dikatakan rendah dengan nilai jangka waktu yang lama berkontribusi
persentasi 3,6%, kategori sedang dengan terhadap komplikasi kronik pada
range nilai HbA1c 6,5 – 8,0% sebesar kardiovaskuler, ginjal, penyakit mata dan
31,5%, kategori buruk yaitu nilai HbA1c komplikasi neuropatik.
melebihi batas normal >8% sebesar 64,9%. Diabetes melitus juga berhubungan
Hasil ini menjelaskan bahwa, pengendalian dengan peningkatan kejadian penyakit
kadar glukosa darah pada pasien diabetes markovaskuler seperti MCI dan stroke
melitus masih kurang dikarenakan dalam (Barre B dan Smeltzer S, 2008). Penelitian
pemeriksaan HbA1c yang digunakan sebagai terhadap kepatuhan penderita dalam
salah satu penanganan dalam mengurangi mengonsumsi obat diabetes dengan hasil
masalah diabetes melitus masih memiliki 46,8% dapat mempengaruhi pengukuran
nilai yang tinggi dan memerlukan perhatian kadar glukosa dan HbA1c dalam proses
khusus agar penanganan kasus diabetes pengendalian diabetes.
melitus dapat diatasi segera mungkin. Selain Penderita diabetes melitus dapat hidup
melakukan pemeriksaan kadar HbA1c juga dengan baik bersama dengan diabetesnya
dilakukan penilaian terhadap kadar glukosa apabila dapat menjaga kestabilan kadar
puasa pada penderita diabetes melitus seperti glukosa secara ketat sehingga tidak terjadi
yang terdapat pada Tabel 2 berikut. peningkatan kadar glukosa menjadi tidak
terkendali. Lamanya menderita diabetes
Tabel 2. Distribusi Penderita Diabetes melitus dalam waktu yang panjang
Melitus dilihat berdasarkan nilai berdampak pada terjadinya komplikasi,
glukosa puasa di Laboratorium untuk menghindari komplikasi dibuat
Orlin Medika Tangerang program pengelolaan diabetes, baik tujuan
Glukosa Puasa Frekuensi % jangka pendek maupun tujuan jangka
Baik : 80-109 mg/dl 23 20,7 panjang.
Sedang : 110-125 mg/dl 14 12,6 Pengelolaan diabetes jangka pendek
Buruk : ≥126 mg/dl 74 66,7 bertujuan untuk menghilangkan gejala
Total 111 100,0 diabetes melitus dan mempertahankan rasa
Sumber : Data Sekunder, 2016 nyaman dan sehat, sedangkan untuk jangka
panjang bertujuan mencegah penyulit baik
Kriteria pengendalian diabetes melitus makroangiopati, mikroangiopati maupun
berdasarkan Perkeni 2006, kadar Glukosa neuropati dengan tujuan akhir menurunkan
Puasa dapat dikelompokan dalam 3 kelas mordibitas dan mortalitas DM (Waspadji,
yaitu : Baik 80-109 mg/dl, Sedang 110 - 125 2015).
mg/dl, Buruk ≥126 mg/dl. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang
karakteristik penderita diabetes melitus yang dilakukan pada penderita diabetes melitus
memeriksakan dirinya di klinik Orlin Media sebagian besar tidak rutin memeriksakan
pada tahun 2016 berdasarkan pemeriksaan dirinya ke laboratorium terkait dengan
glukosa puasa pada tabel 2 menunjukkan penyakit diabetes yang diderita. Sebanyak
bahwa penderita diabetes melitus kategori 55,9% orang mengaku tidak rutin
baik sebanyak 23 orang (20,7%), kategori memeriksakan diri mereka ke laboratorium,
sedang 14 orang (12,6%), kategori buruk 74 sedangkan 44,1% rutin untuk melakukan
orang (66,7%). pemeriksaan laboratorium.

Gambaran Nilai HbA1c dan Glukosa Puasa pada Penderita Diabetes Melitus 110
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

Kepatuhan melakukan pemeriksaan SIMPULAN dan SARAN


laboratorium biasanya dipengaruhi oleh Simpulan
faktor sumberdaya yang dimiliki oleh Penelitian ini memberikan gambaran
masing-masing penderita, akan tetapi faktor mengenai hasil pemeriksaan HbA1c pada
lain yang cukup penting adalah faktor penderita diabetes melitus di Laboratorium
kedisiplinan dan kesadaran diri. Rutinitas Orlin Medika Tangerang didapatkan nilai
dalam pemeriksaan kadar glukosa di HbA1c dan glukosa puasa dalam kategori
laboratorium sangat berguna untuk buruk. Hal ini dilihat dari hasil pemeriksaan
mengontrol secara pasti kadar glukosa yang laboratorium untuk HbA1c dan glukosa
dapat berfluktuasi dari hari ke hari bahkan puasa melebihi batas normal. Dengan nilai
dari jam ke jam dapat berubah setiap saat HbA1c >8,0% (64,9%) dan nilai glukosa
tergantung dari aktifitas dan pola makan puasa >126 mg/dl (66,7%). Hal ini sejalan
yang lakukan oleh penderita diabetes dengan pendapat Widijanti tahun 2017 yang
melitus. menyatakan bahwa salah satu komplikasi
Pemeriksaan laboratorium untuk dari diabetes melitus yaitu kuragnya
diagnosis dan pemantauan pengobatan kepatuhan untuk melakukan pemeriksaan
diabetes melitus adalah kadar glukosa darah, laboratorium. Kepatuhan pemeriksaan
HbA1c (hemoglobin glikat) dan yang laboratorium biasanya dipengaruhi oleh
terbaru albumin glikat, sedangkan untuk faktor kedisiplinan dan kesadaran diri.
pemeriksaan penyaring (screening) terhadap Saran
diabetes melitus dapat dilakukan Upaya pencegahan yang dilakukan
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, dalam peningkatan angka kejadian diabetes
glukosa post prandial (setelah makan) atau melitus maka penderita diabetes disarankan
glukosa sewaktu. Pemeriksaan kadar HbA1c untuk mengikuti program pengelolaan
ini bisa memperkirakan kadar glukosa darah diabetes berupa pengelolaan non
selama 3 - 4 bulan. Perlu dilakukan farmakologi serta pengelolaan farmokologi.
pemeriksaan setiap 3 bulan sekali guna Selain itu, penderita diabetes melitus juga
melihat efektifitas terapi (Berard et al. disarankan untuk melakukan monitoring
2013). terhadap peningakatan nilai HbA1c dan
Peningkatan kadar glukosa dan glukosa puasa dengan melakukan
HbA1c dapat dipengaruhi oleh beberapa pemeriksaan laboratorium secara rutin.
faktor diantaranya kepatuhan mengkonsumsi
obat diabetes dan kepatuhan melakukan UCAPAN TERIMA KASIH
pemeriksaan laboratorium, dimana hal Penulis mengucapkan terima kasih
tersebut telah dibahas di atas. pada para pihak yang telah membantu dan
Secara garis besar hasil penelitian memberi dukungan dalam proses
pada penderita DM ini memberi gambaran penyelesaian penelitian ini.
peningkatan kadar glukosa puasa diikuti
oleh peningkatan kadar HbA1c. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
disebabkan pada tubuh penderita diabetes Barre, B. dan Smeltzer, S. 2008. Buku Ajar
melitus relatif kekurangan insulin, sehingga Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
kadar glukosa darah menjadi meningkat dan EGC.
apabila diberi beban asupan makanan Berard, L.D. et al. 2013. Monitoring
kemudian diukur kadar glukosa tepat setelah Glycemic Control. Can J Diabetes..
2 jam setelah makan akan terjadi juga Vol 37, Supp. 1: S35 – S39
peningkatan kadar glukosa darahnya. Soegondo, S. 2015. Diagnosis dan
Keadaan yang demikian apabila berlangsung Klasifikasi Diabetes Melitus terkini.
lama maka saat dilakukan pemeriksaan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
HbA1c akan didapatkan hasil HbA1c yang Terpadu, edisi Kedua cetakan ke 10.
meningkat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Gambaran Nilai HbA1c dan Glukosa Puasa pada Penderita Diabetes Melitus 111
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

International Diabetes Federation. 2015. yang Rasional. Penatalaksanaan


IDF Diabetes Atlas Sixth Edition Diabetes Melitus Terpadu. Edisi
Utomo M. et al. 2015. Kadar HbA1c Pada Kedua Cetakan Ke-10. Jakarta: Balai
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Penerbit UI
Puskesmas Bahu Kecamatan Widijanti, A. 2017. Laboratory Tests For
Malalayang Kota Manado. Jurnal e- Diabetes Melitus Complications:
Biomedik (eBm) Vol. 3 No. 1 Focus on HbA1c. PDS PatKlin : 301 –
Waspadji.S. 2015. Diabetes Melitus: 315
Mekanisme Dasar dan Pengelolaanya

Gambaran Nilai HbA1c dan Glukosa Puasa pada Penderita Diabetes Melitus 112

Anda mungkin juga menyukai