Anda di halaman 1dari 55

DOKUMEN KURIKULUM

DARURAT COVID 19
TERINTEGRASI PENDIDIKAN ANTI
KORUPSI

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

REKOMENDASI
KURIKULUM DARURAT SDN 3 Bailangu
i
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah memeriksa REVISI KURIKULUM DARURAT yang ditetapkan/disahkan oleh,


Satuan Pendidikan : SDN 3 Bailangu
Alamat : Jalan Merdeka Lk. VII Kecamatan Sekayu Kab. Musi Banyuasin
Dengan menggunakan instrumen validasi/telaah Kurikulum Darurat , bersama ini :
Nama : IDA ROYANI, S.Pd.SD
NIP : 196107061982022003
Jabatan : Pengawas Pembina SD 3 Bailangu Kecamatan Sekayu

Memberikan pertimbangan/Rekomendasi kepada Kurikulum SDN 3 Bailangu tersebut:


 Dapat direkomendasikan tanpa syarat
 Dapat direkomendasikan dengan syarat untuk perbaikan/penyempurnaan
 Belum dapat direkomendasikan

Dengan alasan :
 Semua unsur Kurikulum Darurat terpenuhi dengan lengkap
 Unsur Kurikulum Darurat terpenuhi tetapi kurang lengkap
 Unsur Kurikulum Darurat tidak lengkap

Demikian pernyataan kami buat sebagai bahan pertimbangan/rekomendasi


ditetapkannya kurikulum Darurat SDN 3 Bailangu

Bailangu , Juli 2021


Pengawas Pembina SD

Gustiana Munir, SH., S.Pd.SD


NIP.196107061982022003

LEMBAR PENGESAHAN

Berdasar kepada hasil musyawarah TIM penyusun Kurikulum Darurat SDN 3 Bailangu
dan memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum
Darurat SDN 3 Bailangu disahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran
2021/2022

Ketua Komite Sekolah Kepala SDN 3 Bailangu

ii
SUHURNI, S.Pd.SD
SAIPUL ANWAR, S.E NIP. 196305221986020002

Mengetahui : Pengawas Pembina


Korwil Kec. Sekayu

Drs. MUJAHIDIN, M.M IDA ROYANI, S.Pd., M.M


NIP. 196204071986011002 NIP.

Mengesahkan
a.n. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabid Pembina SD

H. AMRAN, S.Pd.M.M
NIP. 196608181986021002

TIM PENYUSUN KURIKULUM DARURAT


Tahun Pelajaran 2021/2022

Konselor : Pengawas Pembina SD Kecamatan Sekayu


Gustiana Munir, SH., S.Pd.SD

Ketua : Kepala Sekolah SDN 3 Bailangu


iii
SUHURNI, S.Pd.SD

Anggota : Dewan Guru

1. Najmi, S.Pd

2. Sutikno, S.Pd.SD

3. Sri Mulyati, S.Pd

4. Nurhayati

5. Nurswasti, S.Pd.I

6. Neliati, S.Pd

7. Anita Riani, S.Pd.I

8. Sulaiman, S.Pd

9. Reni Marlina, M.Pd

10. Desi Aprianti, S.Pd

11. Hera Robiana, S.Pd

12. Ika Novitasari, S.Pd

Bailangu , Juli 2021


Kepala Sekolah

SUHURNI, S.Pd.SD
NIP. 196305221986020002

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa melaksanakan tugas dengan baik
dalam menyusun Dokumen Kurikulum Darurat untuk meningkatkan mutu pendidikan di
SDN 3 Bailangu.
Penyusunan Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 7 Bailangu Kecamatan Sekayu ini tidak
terlepas dengan kerjasama seluruh guru dan tenaga kependidikan di SDN 7 Bailangu serta

iv
dengan melibatkan pihak Komite Sekolah. Selain daripada itu , arahan dan bimbingan,serta
petunjuk dari Pengawas Pembina SD dan Korwil Dikbud Kecamatan Sekayu sangat
membantu tersusunnya Kurikulum ini. Untuk itu kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Kordinator Wilayah ( KORWIL ) Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Sekayu yang
telah mendukung dan membantu kelancaran selama penyusunan Revisi
Kurikulum Darurat SDN 3 Bailangu.
2. Pengawas Pembina SD wilayah Kecamatan Sekayu yang telah membimbing dan
mengarahkan penyusunan Revisi Kurikulum Darurat ini .
3. Komite Sekolah yang telah memberi dukungan kepada sekolah dalam menyusun
Kurikulum ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan kurikulum ini masih banyak kekurangan, baik isi
maupun redaksi, semuanya semata mata karena keterbatasan pemikiran dan wawasan
kami, oleh karenanya kami mengharapkan tanggapan berupa saran atau kritik yang
konstruktif untuk perbaikan selanjutnya.
Dokumen Kurikulum Darurat ini disusun untuk dijadikan bahan acuan, khususnya
bagi para tenaga pendidik dan kependidikan, dilingkungan SD Negeri 7 Bailangu dalam
rangka mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik.
Penyusunan Dokumen Kurikulum Darurat Sekolah Dasar Negeri 7 Bailangu
Kecamatan Sekayu ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami memerlukan binaan,
bimbingan, serta masukan dari berbagai pihak, semoga Allah Swt membalas amal bakti kita
semua. Amin.
Ketua Tim Penyusun
Kepala SDN 3 Bailangu

SUHURNI, S.Pd.SD
NIP. 1969082519921020

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENETAPAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………. 1
B. Dasar Hukum tambahan……………………………………………………………………………. 2
C. Analisis SWOT............................................................................. …………….. 2
D. Tujuan Penyusunan Dokumen Suplemen Kurikulum Darurat…………………………. 3
E. Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Darurat..............…………….. 3
BAB II VISI,MISI DAN TUJUAN SEKOLAH......................................…………. 12
A. Tujuan Pendidikan Dasar.............................................................…………….. 12
B. Visi Sekolah................................................................................ …………….. 12
C. Misi Sekolah................................................................................ …………….. 12
D. Tujuan Sekolah...........................................................................…………….. 12
BAB III KERANGKA DASAR,STUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM DARURAT . . .13
A. Kerangka Dasar Kurikukum Darurat............................................................13
1. Konsep Dasar Kurikulum Darurat.....................................................................13
2. Konsep Pembelajaran Masa Darurat ................................................................13
3. Prinsip Pembelajaran Masa Darurat..................................................................14
4. Materi, Metode dan Media Pembelajaran Masa Darurat......................................15
5. Langkah-langkah Pembelajaran masa Darurat...................................................16
6. Pengelolaan Kelas Pada Masa Darurat..............................................................20

B. Struktur dan Muatan Suplemen Kurikulum Darurat....................................................21


1. Struktur Kurikulum.......................................................................................... 21
2. Muatan Kurikulum........................................................................................... 23
a. Mata Pelajaran
SBDP/TIK.................................................................................................. 23
b. Pengembangan Diri..................................................................................... 23
c. Peningkatan Kompetensi Pengamalan Keimanan dan Ketaqwaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa..................................................................26
d. Pendidikan Keunggulan Lokal dan Global (lokal gambo).................................26
e. Penumbuhan Karakter................................................................................. 26
f. Pendidikan Anti Korupsi............................................................................... 27
g. Pengembangan Literasi dan Numerasi..........................................................28
h. Pendidikan Lingkungan Hidup......................................................................28
i. Satuan Pendididikan Aman Bencana.............................................................28
j. Pengaturan Beban Belajar........................................................................... 29
k. Penilaian Hasil Belajar................................................................................. 30
l. Ketuntasan Belajar...................................................................................... 30

i
m.Kenaikan Kelas dan Kelulusan...................................................................... 31
n. Mutasi........................................................................................................ 32
BAB IV KOMPETENSI DASAR DAN KOMPETENSI INTI.........................................33
BAB V PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRATIF.............................................35
BAB VI KALENDER PENDIDIKAN..........................................................................37
A. PermulaanTahun Pelajaran ............................................................................... 37
B. Jumlah Minggu Efektif....................................................................................... 38
C. Jadwal Waktu Libur ......................................................................................... 41
BAB VII PENUTUP................................................................................................. 44

LAMPIRAN
1. SK penetapan Kurikulum Darurat 2020/2021
2. SK ……., UraianTugas Tim Penyusun, program dan jadwal kerja
3. Berita acara, daftar hadir dan notula kegiatan penyusunan Suplemen Kurikulum
Darurat
4. Instrumen Verifikasi/Validasi Dokumen Suplemen Kurikulum Darurat
5. Foto kegiatan penyusunan Suplemen Kurikulum Darurat

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang


dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan
pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti
oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau
jenjang pendidikan.

Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan
pendidikan memerlukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pem-
bangunan pendidikan nasional ini adalah ... “2. pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.”

Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur


bahwa ... “(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35
dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
standar nasional yanga telah disepakati.”

Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian


diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut


diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para
pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum
sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

1
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan


Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.

B. Dasar Hukum Tambahan


1. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan
Budi Pekerti
2. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentan SNP
3. Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019 tentang
penyelenggaraan satuan Pendidikan Aman Bencana
4. Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus
5. Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan Nomor
018/H/KR/2020 tentang KI dan KD pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidkan Menengah berbentuk SMA dalam Kondisi
Khusus
6. Perbup Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan AntiKorupsi pada Satuan Pendidikan Dasar
7. Edaran Bupati nomor 267/Dikbud/2020 tentang Peningkatan
Keimanan dan Ketaqwaan terhadap TYME
C. Analisis SWOT
Analisis perspektif SWOT melihat bagaimana penerapannya dalam Pendidikan di
sekolah terutama di SDN 3 Bailangu saat melaksanakan pembelajaran daring
baik yang di lihat dari segi guru, siswa, dan sarana prasarananya. Berikut ini
adalah penjelasan tentang penerapan SWOT:
a. Strengths-kekuatan merupakan suatu bentuk kekuatan dalam memajukan
mutu Pendidikan sekolah. Misalnya kekuatan dalam pembelajaran daring,
dengan mengetahui kekuatan dari pembelajaran daring maka dapat
memajukan sekolah, dan dapat mempertahankan serta memperkuat kelebihan
yang menjadi kekuatan dari pembelajaran daring tersebut.
b. Weakness-kelemahan merupakan kondisi yang menunjukkan minimnya
kapasitas serta kuantitas yang di miliki tenaga pendidik maupun peserta di
dalam melaksanakan pembelajaran daring. Dalam hal ini diantaranya,
fenomena empiris observasi peneliti amati yakni peserta didik mengalami
kesulitan dalam membeli kuota yang harganya cukup mahal jika di beli setiap

2
hari, sedangkan dari tenaga pendidik kuota yang digunakan menggunakan wifi
yang tersedia di sekolah.
c. Opportunity merupakan peluang bagi pendidik dan peserta didik saat
melaksanakan pembelajaran daring yaitu lebih fleksibilitas dalam waktu
belajar dan mengerjakan tugas yang dapat dikerjakan dimanapun dan
kapanpun. Selain itu untuk lebih dekat lagi dengan keluarga yang semula
sibuk dengan urusan masing-masing, namun kini dengan adanya pandemi kita
dianjurkan tetap berada di rumah saja. “Kendala Pembelajaran Daring Guru
Sekolah Dasar Di Kabupaten Musi Banyuasin” mengatakan bahwa untuk
mengurangi penyebaran Covid-19, maka pemerintah menetapkan aturan
untuk tetap berada di rumah saja, social and physical distancing, pelarangan
mudik, belajar di rumah, beribadah di rumah dan bekerja di rumah.
d. Threats-ancaman, dengan adanya pembelajaran daring maka akan
berdampak pada peserta didik yang semulanya jauh dari handphone namun
sekarang harus menggunakan handphone bahkan sampai kecanduan,
berdasarkan hasil observasi peserta didik mengalami gangguan kesehatan
pada peserta didik yaitu seperti sakit kepala dan mata memerah.

D. Tujuan Penyusunan Dokumen Suplemen Kurikulum Daruarat


Kurikulum Darurat Masa Pandemi Covid-19 disusun sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pada masa darurat pandemi untuk
mencapai tujuan pendidikan di dengan mempertimbangkan antara lain:
1. Pada masa darurat pandemi, seluruh peserta didik harus tetap mendapatkan
layanan pendidikan dan pembelajaran dari sekolah. Kegiatan pembelajaran
tidak hanya mengandalkan tatap muka antara guru dengan peserta didik, tetapi
peserta didik dapat melakukan belajar dari rumah dengan
bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua;
2. Kegiatan pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan,
keamanan,dan keselamatan civitas akademika baik pada aspek fisik maupun
psikologi;
3. Kurikulum Darurat Masa Pandemi Covid-19 hanya diterapkan pada masa
darurat. Bila kondisi sudah normal, maka kegiatan pembelajaran harus kembali
dilaksanakan secara normal seperti biasanya.

E. Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Darurat


1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,

3
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.  
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.  
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa
untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal
ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas
utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini
dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa
dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya
bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di
berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.  Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan

4
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut  dipelajari
3. Untuk  menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
4. Pendidikan ditujukan untuk
mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik
melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi
kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki
nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
5. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism ). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi
sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. 

2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradabann bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk
watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi
mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional).

5
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka
pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan
bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah
suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu
menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan
berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan,
dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa
yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang
budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan,
kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, ketrampilan sosial
memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai
individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota ummat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan
kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan
karakter bangsa masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu,
konten pendidikan yang dikembangkan kurikulumi tidak berupa prestasi
besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal yang berkembang
pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai
perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik
yang dihadapi masyarakat, bangsa dan ummat manusia dikemas sebagai
konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini
memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan
berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan
memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari
lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari
kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi
keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan
dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan
menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah
menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai
warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang
dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan
untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi
kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan
pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan
pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk
6
kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya,
konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan
dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik
untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta
bertanggungjawab di masa mendatang.
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa
kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai
dan pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta
dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan
bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi
landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi
bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan
individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan
dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu
yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan
bangsa dan warganegara di masa mendatang. Dengan tiga dimensi
kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam
lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta
didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas
untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan
masa depan yang lebih baik lagi.
Secara Yuridis pengembangan Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi
Covid-19 pada SDN 3 Bailangu antara lain:
1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Standar Nasional
Pendidikan
5. Perpres 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Berkarakter
6. Permendikbud RI No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
7. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
8. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
9. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
10. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
12. Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pada Dikdasmen
7
13. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada
Dikdasmen
14. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
15. Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
16. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada
Dikdasmen Permendikbud N0 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil
Belajar Pada Dikdasmen
17. Permendikbud No 195 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum 2013
18. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan
Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013
19. Permendikbud N0 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 Tahun 2016 Tentang KI dan
KD Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
20. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pada Satuan
Pendidikan.
21. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
22. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik
yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap
kondisi yang diharapkan, maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu
guru terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
Pembelajaran mendorong peserta didik menjadi pembelajar aktif, pada awal
pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu peserta didik karena itu
materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal
pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap
suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam
bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan
penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan peserta didik
mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai
dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin
8
tahu peserta didik dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin
tahu peserta didik dengan bertanya.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber;
Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran
membuka peluang kepada peserta didik sumber belajar seperti informasi dari
buku peserta didik, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang
telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri peserta
didik dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk
materi tertentu peserta didik memanfaatkan sumber belajar di sekitar
lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak
cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis
sebagai satu-satunya sumber belajar peserta didik dan hasil belajar peserta
didik hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks,
disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari
lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam
proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
Mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem
yang terpadu.
Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk
menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang
pembelajaran bersama-sama, menentukan karya peserta didik bersama-sama,
serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar
beban belajar peserta didik dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas
yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban
belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan peserta didik.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
Di sini peserta didik belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Peserta didik
melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari
tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah peserta didik yang melukiskan awan
9
pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya
berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu
diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi
verbal, sekarang peserta didik harus lihat faktanya, gambarnya, videonya,
diagaramnya, teksnya yang membuat peserta didik melihat, meraba, merasa
dengan panca indranya. Peserta didik belajar tidak hanya dengan mendengar,
namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal ( hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk
pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan
sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan
membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan
berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan
karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan
menghargai pendapat dan yang lainnya.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk
melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat,
dalam ruang lingkup yang lebih luas peserta didik perlu mengembangkan
kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki
kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada
lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi,
bicara yang santun  merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam
budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup
global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo),  membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi
teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh
menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah
peserta didik menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat
peserta didik tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

10
Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih
banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran
tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar peserta didik tidak hanya dibatasi
dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar
untuk peserta didik belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang
sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
Di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan peserta didik untuk
memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni peserta
didik dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat
menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau
tidak peserta didik tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi
pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi peserta
didik akan jomplang daripada  peserta didik yang memeroleh pelajaran
menggunakannya.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik;
Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara
pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan peserta didik berbeda-beda.
Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan
yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki
unsur keragaman. Hargai semua peserta didik, kembangkan kolaborasi, dan
biarkan peserta didik tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam
kolobarasi kelompoknya.
Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan
implementasi Kurikulum Darurat.

11
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik


agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
B. Visi Sekolah SDN 3 Bailangu
“ Unggul dalam prestasi, Mandiri, Berakhlaq Mulia, Berkarakter Bangsa serta
Peduli dan Berbudaya Lingkungan “
C. Misi Sekolah
1. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif
2. Mewujudkan lulusan yang cerdas dan kompetitif
3. Meningkatkan kualitas hubungan kerjasama dengan stakeholder
sekolah agar optimal terhadap program sekolah
4. Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
variatif
5. Mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan
6. Mewujudkan proses pembelajaran pendidikan karakter bangsa
7. Menumbuhkan Sikap Anti Korupsi Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
D. Tujuan Sekolah

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar,
tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
1. Meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif melalui pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif
2. Menghasilkan lulusan peserta didik dengan prestasi akademik yang
baik dan ditunjang prestasi non akademik
3. Menjadikan warga sekolah yang berkarakter dan berwawasan
kebangsaan (cerdas sosial/olah rasa) dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara melalui pendidikan kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Ilmu Pendidikan Sosial, Pendidikan Budaya Karakter
Bangsa, dan Pendidikan Anti Korupsi

12
4. Menjadi sekolah yang diminati masyarakat Kecamatan Sekayu dan
sekitarnya

BAB III

KERANGKA DASAR,STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM DARURAT


A. KERANGKA DASAR KURIKULUM DARURAT
1. Konsep Dasar Kurikulum Darurat
a. Kurikulum Darurat disusun dan dilaksanakan hanya pada masa
darurat covid 19.
b. Penyusunan kurikulum darurat dilakukan dengan cara memodifikasi dan
melakukan inovasi pada struktur kurikulum, beban belajar,
strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain
sebagainya sesuai dengan kondisi madrasah.
c. Pada masa darurat covid 19, seluruh peserta didik tetap mendapatkan
layanan pendidikan dan pembelajaran dari madrasah.
d. Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat covid 19
dan dilakukan apabila madrasah mampu memenuhi persyaratan
protokol
kesehatan yang ditetapkan pemerintah setempat yang meliputi sarana yaitu
Tempat cuci tangan, hand sanitizer, penataan kelas yang memenuhi
physical distanching, bilik untuk penyemprotan disinfektan, Alat
pengukur suhu badan, masker cadangan, pengoptimalan fungsi UKS
dll. Bila kondisi sudah normal makakegiatan pembelajaran akan
kembali dilaksanakan secara normal seperti biasanya
2. Konsep Pembelajaran Kurikulum Darurat

a. Kegiatan pembelajaran pada masa darurat dilakukan dengan


berpedoman pada Kalender Pendidikan Madrasah tahun
pelajaran 2020/2021 yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
b. Kegiatan pembelajaran masa darurat dilakukan tidak hanya untuk
mencapai ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum, namun lebih
menitik beratkan pada penguatan karakter, praktek ibadah,
peduli pada lingkungan dan kesalehan sosial lainnya.
c. Kegiatan pembelajaran masa daruratcovid 19 melibatkan guru, orang
tua, peserta didik dan lingkungan sekitar.
d. Kegiatan pembelajaran dilakukan setelah madrasah melakukan:
Pemetaan/skrining zona desa/kelurahan tempat tinggal peserta
didik, guru serta tenaga kependidikan yang ada di madrasah sebagai
bahan penentuan pelaksanaan metode pembelajaran yang akan

13
dilaksanakan oleh madrasah, selain itu untuk memastikan tempat
tinggalnya bukan merupakan
episentrum penularan Covid-19 (zona hijau) atau termasuk lingkungan
yang tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat diketahui antara
lain melalui gugus tugas penanganan covid 19, melalui aplikasi
pemantauan covid 19

atau surat keterangan dari kepala desa/kelurahan atau kecamatan,


selain itu pemetaan/ skrining kesehatan bagi pesertadidik, guru
dan tenaga kependidikan untuk memastikan kondisi kesehatannya tidak
berpotensi untuk menularkan atau tertular Covid-19 hal tersebut dapat
ditunjukkan melalui surat keterangan sehat dari puskesmas sebagai
bentuk pemenuhan kelengkapan apabila proses pembelajaran
akan dilakukan secara tatap muka atau kelas nyata.
Kegiatan pembelajaran masa darurat dilaksanakan dengan
mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan, dan
keselamatan
peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat
baik pada aspek fisik maupun psikologi, untuk pembelajaran tatap
muka atau kelas nyata hal tersebut ditunjukkan dengan surat
rekomendasi dari pemerintah setempat melalui Kementerian Agama
dan surat persetujuan dari orang tua.
3. Prinsip Pembelajaran Kurikulum Darurat
a. Pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas,
dan/atau pembelajaran jarakjauh, baik secara Daring (dalam
jaringan) dan Luring (luar jaringan) kegiatan tersebut dilaksanakan
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta
didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum
untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
b. Pembelajaran berlangsung di madrasah, rumah, dan di lingkungan
sekitar sesuai dengan kondisi masing-masing termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di
rumah.
c. Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif,
dan kolaboratif peserta didik.
d. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
14
f. Pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah lebih menitikberatkan pada
pendidikan kecakapan hidup, misalnya pemahaman mengatasi
pandemi Covid-19, penguatan nilai karakter atau akhlak, serta
keterampilan beribadah peserta didik di tengah keluarga;
g. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik,
kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan
menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah
h. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif
antara guru dengan peserta didik dan orang tua/wali
i. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik
yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan
memberi skor/nilai kuantitatif
4. Materi, Metode dan Media Pembelajaran Masa Darurat
a. Pengembangan Materi Ajar.
Guru memilih materi pelajaran esensi untuk dijadikan prioritas dalam
pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari peserta didik secara
mandiri. Materi pembelajaran diambilkan dan dikumpulkan serta
dikembangkan dari:
1) Buku-buku sumber seperti buku peserta didik, buku pedoman guru, maupun
buku atau literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan
benar.
2) Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau berkaitan dengan
fenomena sosial yang bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan
pandemi Covid-19 atau hal lain yang sedang terjadi di sekitar peserta didik.
b. Model dan MetodePembelajaran.
1) Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan berbasis ilmiah/saintifik
berbentuk model-model pembelajaran, seperti model Pembelajaran Berbasis
Penemuan (Discovery learning) model Pembelajaran Berbasis Penelitian
(Inquiry learning), Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),
dan model pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar
secara aktif dan kreatif.
2) Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran
pada kondisi darurat.
3) Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang disesuaikan
dengan karakteristik materi/tema dan karaktersituasi yang dihadapi madrasah
pada kondisi darurat. penyebaran Covid-19, maka beban tugas yang diberikan
kepada peserta didik dipastikan dapat diselesaikan tanpa keluar rumah dan tetap
terjaga kesehatan, serta cuku pnya waktu istirahat untuk menunjang daya
imunitas peserta didik
15
4) Aktivitas dan tugas pembelajaran pada masa belajar dari rumah dilaksanakan
bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbang kankesenjangan akses/ketersediaan fasilitas belajar
di rumah. Pemberian tugas pembelajaran dilaksanakan dengan
mempertimbangkan konsep belajar dari rumah, yaitu sebagai usaha memutus
mata rantai
5) Media dan Sumber Belajar.
Guru menggunakan media yang ada di sekitar lingkungan, dapat berupa benda-
benda yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Pemilihan
media disesuaikan dengan materi/temayang diajarkan dan tagihan dengan tetap
mempertimbangkan kondisi kedaruratan. Selain itu guru dan peserta didik dapat
menggunakan media dan sumberbelajarantara lain:bukusekolahelektronik
( https://bse.kmendikbud.go.id), sumberbahan ajar pesertadidik, Guru berbagi
(E-Learning Madrasah), aplikasi e -learning madrasah
(https://elearning.kemenag.go.id/), web Rumah Belajar oleh Pusdatin
Kemendikbud(https://belajar.kemdikbud.go.id), TVRI, TV edukasi Kemendikbud
(https:tve.kemendikbud.go.id/live/), Pembelajaran Digital oleh Pusdatin dan
SEAMOLEC, Kemendikbud (http://rumahbelajar.id), Tatap muka daring program
sapa duta rumah belajar Pusdatin Kemendikbud (pusdatin.webex.com), Aplikasi
daring untukpaket A,B,C.( http://setara.kemdikbud.go.id/), Guru berbagi (
http://guruberbagi.kemdikbud.go), Membaca digital
(http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/), Video pembelajaran (
Video pembelajaran), Radio edukasi Kemendikbud (
https://radioedukasi.kemdikbud), Ruang guru PAUD Kemendikbud
(http://anggunpaud.kemdikbud), Mobile edukasi - Bahan ajar multimedia (
https://medukasi.kemdikbud.go.id/meduka), Modul Pendidikan Kesetaraan
(https://emodul.kemdikbud.go.id/), Kursus daring untuk Guru dari SEAMOLEC
(http://mooc.seamolec.org/).
5. Langkah-Langkah Pembelajaran Masa Darurat
A. Langkah- Langkah Penyiapan sarana pendukung pembelajaran
kurikulum darurat yang dilakukan oleh Sekolah:
1. Melakukan pemetaan/ skrining zona tempat tinggal peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan untuk menentukan model
pengelolaan pembelajaran dan mengajukan rekomendasi apabila
termasuk pada zona hijau
2. Menetapkan model pengelolaan pembelajaran selama masa darurat
3. Memastikan system pembelajaran yang terjangkau bagi semua
peserta didik termasuk peserta didik penyandang disabilitas
4. Membuat program pengasuhan untuk mendukung orang tua/wali

dalam mendampingi peserta didik belajar, minimal satu kali dalam


16
satu minggu melalui materi pengasuhan pada laman https://sahabat
keluarga. kemdikbud.go.id/laman/.
5. Membentuk tim siaga darurat untuk penanganan COVID-19 di
madrasah terdiri dari unsur guru, tenaga kependidikan, komite
madrasah, dan memberikan pembekalan mengenai tugas dan
tanggungjawab kepadatim, berkoordinasi dengan Kemenag dan /
gugus tugas penanganan COVID-19 setempat.
6. Memberikan laporan secara berkala kepada Kantor Kemenag melalui
pengawas madrasah tentang kondisi kesehatan warga madrasah,
metode pembelajaran yang digunakan ( kelas nyata, daring/luring
atau kombinasi), kendala pelaksanaan dan praktik pelaksanaannya
serta capaian hasil belajar peserta didik.
c. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kurikulum darurat yang
dilakukan oleh guru:
1. Menyiapkan Perencanakan Pembelajaran
a. Sebelum melakukan aktifitas pembelajaran, guru menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun secara
simple/sederhana, mudah dilaksanakan, serta memuat hal-hal
pokok saja namun tetap berpedoman pada SK Dirjen Pendis
Nomor 5164 Tahun 2018 dan permendikbud Nomor 37 tahun
2018.
b. Dalam menyusun RPP, guru merujuk pada SKL, KI-KD dari materi
esensi dan dan Indikator Pencapaian yang diturunkan dari KD.
c. Guru membuat pemetaan KD dan memilih materi esensi yang
akan di ajarkan kepada peserta didik pada masa darurat.
d. Dalam setiap menyusun RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang perlu
dicapai dan perlu diperhatikan pada setiap akhir pembelajaran,
yaitu dimensi sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
e. Dimensi sikap mencakup nilai-nilai spiritual sebagai wujud iman
dan takwa kepada Allah Swt, mengamalkan akhlak yang terpuji
dan menjadi teladan bagi keluarga masyarakat dan bangsa, yaitu
sikap peserta didik yang jujur, disipilin, tanggungjawab, peduli,
santun, mandiri, dan percaya diri dan berkemauan kuat untuk
mengimplementasikan hasil pembelajarannya di tengah kehidupan
dirinya dan masyarakatnya dalam rangka mewujudkan kehidupan
beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih
baik.
f. Dimensi pengetahuan yaitu memiliki dan mengembangkan
pengetahuan secara konseptual, faktual, prosedural dan
metakognitif secara teknis dan spesifik dari tingkat sederhana,
17
kongkrit sampai abstrak, komplek berkenaaan dengan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
masyarakat sekitar, lingkungan alam, bangsa, negara dan
kawasan regional, nasional maupun internasional.
g. Dimensi keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan bertindak: kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
dan komunikatif serta mampu bersaing di era global dengan
kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Setelah penyusunan RPP selesai dan disahkan oleh kepala
madrasah, RPP tersebut dapat juga dibagikan kepada orang tua
peserta didik agar orang tua mengetahui kegiatan pembelajaran,
tugas dan target capaian kompetensi yang harus dilakukan
anaknya pada masa darurat
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran : ( opsi dipilih atau dimodivikasi
sesuai dengan kondisi sekolah)
A.Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Kelas Nyata (tatap muka)
1) Kegiatan Pendahuluan.
a) Guru menyiapkan kondisi pisik dan psikhis peserta didik
b) Mengucapkan salam dan doa bersama sebelum mulaipembelajaran
c) Guru menyapa dengan menanyakan kondisi peserta didik dan keluarganya
d) Guru melakukan Pretest secara lisan.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f) Guru menyampaikan lingkup materi pelajaran.
2) Kegiatan Inti.
a) Guru mengorganisir pesertadidik dalam pembelajaran.
b) Guru menyampaikan materi pelajaran dan mendiskusikan bersama
pesertadidik.
c) Peserta didik melakukan kegiatan saintifik yang meliputi: mengamati,
menanya, mencari informasi, menalar/ mengasosiasi, dan
mengomunikasikan/ menyajikan/ mempresentasikan.
d) Guru menggunakan media ataualat peraga yang sesuai dengan
karakteristik materi di masa darurat.
e) Hasil pekerjaan peserta didik dapat berupa video, animasi, portofolio,
proyek, produk, gambar, keterampilan, puisi, cerpen dan lain sebagainya
yang memungkinkan dilaksanakan pesertadidik di masa darurat.
f) Guru memberi apresiasi terhadap hasil karya peserta didik.
g) Guru melaksanakan penilaian sikap selama aktivitas peserta didik belajar
melalui pengamatan dan/atau menanyakan kepada orang tua sisiwa.
3).Kegiatan Penutup
a) Post test, dapat dilakukan dengan tes dan non tes.
18
b) Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan mengevaluasi seluruh
aktivitas pembelajaran serta menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan penutup diakhiri dengan guru memberikan informasi kepada
peserta didik tentang materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan memberikan pesan moral serta informasi
pandemic covid 19.
d) Penugasan, atau pekerjaan rumah dapat dilakukan secara individu maupun
kelompok dan diberikan secara memadai sehingga tidak menyita banyak waktu,
tenaga dan biaya.
e) Doa penutup dan salam
A. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Daring
 Kegiatan pra pembelajaran
a) Guru menyiapkan nomor telepon pesertadidik atau orang tua/wali peserta
didik dan membuat grup WhatsApp (atau aplikasi komunikasi lainnya)
sebagai media interaksi dan komunikasi
b) Guru melakukan diskusi dengan orang tua/ wali dan peserta didik untuk
memastikan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik mendukung
proses pembelajaran daring
c) Memberikan penjelasan tentang materi, media/ aplikasi yang akan dipakai
pembelajaran daring
d) Guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan kondisi dan akses pembelajaran
daring.

 Kegiatan saat pembelajaran


a) Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan pastikan peserta didik dalam
kondisi sehat dan siap mengikuti pembelajaran
b) Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pembelajaran
c) Guru menyampaikan materi sesuai dengan metode yang direncanakan
d) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mengemukakan pendapat dan/atau melakukan refleksi
 Kegiatan pasca pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar
harian.
b) Mengingatkan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik untuk
mengumpukan foto aktifitas/lembar tugas atau file penugasan
c) Memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas pesertadidik/lembar
refleksi pengalaman belajar
19
d) Kegiatan penutup diakhiri dengan membaca doa, guru memberikan informasi
kepada peserta didik tentang materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan memberikan pesan moral serta informasi
tentang pandemic covid 19
 Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Luring
 Kegiatan PraPembelajaran
a) Guru menyiapkan RPP, bahan ajar, jadwal dan penugasan
b) Jadwal pembelajaran dan penugasan belajar dikirim melalui kurir atau diambil
oleh orangtua/wali pesertadidik sekali seminggu di akhir minggu dan atau
disebarkan melalui media komunikasi yang tersedia.
c) Guru memastikan semua peserta didik telah mendapatkan bahan ajar, lembar
jadwal dan penugasan.
d) Guru dan orangtua/wali peserta didik yang bertemu untuk menyerahkan jadwal
dan penugasan diwajibkan melakukan prosedur keselamatan pencegahan
COVID-19.
1) Saat Pembelajaran
a) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali peserta didik sesuai dengan
jadwal dan penugasan yang telah diberikan.
b) Guru dapat melakukan kunjungan kerumah peserta didik untuk melakukan
pengecekan dan pendampingan belajar dengan wajib melakukan prosedur
pencegahan penyebaran COVID19.
c) Berdoa Bersama sebelum dan sesudah belajar.
2) Pasca Pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan
belajar harian.
b) Orang tua/wali peserta didik memberikan tandatangan pada tiap sesi belajar
yang telah tuntas di lembar pemantauan harian
c) Memberikan tambahan muatan penugasan yaitu Pendidikan kecakapan
hidup, antara lain mengenai pandemic COVID-19. Selain itu, menambahkan
konten rekreasional dan ajakan melakukan olahraga/ kegiatan fisik dalam
upaya menjaga kesehatan mental dan fisik peserta didik selamamasa belajar
dari rumah.
d) Hasil penugasan dan lembar pemantauan aktivitas harian dikumpulkan setiap
akhir minggu sekaligus mengambil jadwal dan penugasan untuk minggu
berikutnya yang dilakukan pengirimannya dapat juga melalui alat
komunikasi atau kurir.
6. PENGELOLAAN KELAS MASA DARURAT (pilihan opsi dapat dipilih
sesuaikan dengan rekomendasi dan kondisi serta melakukan
modivikasi sesuai kondisi madrasah masing-masing)

20
a) Contoh Pedoman Pengelolaan Kelas pada Madrasah yang berada pada
zona hijau (opsi 1)
Kegiatan pembelajaran berbentuk kelas nyata atau tatap muka dilaksanakan
berdasarkan rekomendasi dari pemerintah daerah setempat atau kantor
kementerian agama, dengan alasan bahwa semua peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan bertempat tinggal di zona hijau, namun pelaksanaan
proses pembelajaran tetap mengikuti kepada protokol Kesehatan yang
ditetapkan oleh pemerintah baik dari segi sarana prasarana, metode
pembelajaran maupun jumlah peserta didik dalam satu kelas, Bila
ruangan kelas tidak mencukupi, maka proses pembelajaran dilaksanakan secara
sift pagi dan siang sesuai dengan kondisi kedaruratan. Atau pembelajaran dapat
dilakukan dengan membagi menjadi dua kelompok masing-masing kelompok
secara bergiliran dengan cara melakukan pembelajaran 3 hari tatapmuka dan 3
hari secara daring/ luring pada masing-masing kelompok secara bergantian.
Kegiatan pembelajaran kelas nyata dimulai pada bulan pertama dan kedua
tahun pelajaran 2020/2021 untuk jenjang MA dan MTs, dimulai pada bulan
ketiga dan keempat untuk jenjang MI dan dimulai pada bulan kelima
pada jenjang RA dan PAUD dengan pertimbangan kemampuan peserta didik
dalam menerapkan protocol kesehatan. Namun pelaksanaan pembelajaran kelas
nyata akan dihentikan apabila ada perubahan kondisi menjadi darurat
pada lingkungan madrasah dan sekitarnya
b) Contoh Pedoman Pengelolaan Kelas pada Madrasah yang berada pada
zona merah(opsi2)
 Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh atau kelas virtual
Dalam Jaringan(Daring) yaitu bagi peserta didik yang terpenuhi
fasilitasnya berupa laptop Hp android maupun jaringan internet, madrasah
dan guru menggunakan aplikasi pembelajaran digital dengan menyediakan
menu/pengaturan kelas virtual antara lain Elearning Madrasah dari
Kementerian Agama, dan/atau aplikasi lain yang sejenis. Pada proses
pembelajaran Daring tatap muka virtual juga dilakukan melalui video
conference, teleconference, dan/atau diskusi dalam group di media social
atau aplikasi pesan, hal tersebut dilakukan untuk memastikan adanya
interaksi/ komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik.
 Untuk pembelajaran jarak jauh LuarJ aringan(Luring) dilaksanakan bagi
pesertadidik yang belum terpenuhi fasilitasnya berupa laptop, Hp android
maupun jaringan internet, guru dan peserta didik menggunakan vasilitas
melalui media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan sekitar.
Selain itu, para peserta didik juga dapat menggunakan media televisi dan
radio atau pengiriman bahan ajar menggunakan kurir.

21
 Dalam pelaksanaan Kegiatan pembelajaran jarak jauh baik Daring maupun
Luring, jadwal kelas diatur secara proporsional, yaitu dalam sehari
hanya ada satu atau dua kelas virtual, hal tersebut dilakukan agar
peserta didik tidak berada di depan komputer/laptop/HP seharian penuh.
Disamping itu juga untuk menghemat penggunaan paket data internet

B. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM (Jumlah hari dan jam belajar


dimodifikasi sendiri oleh Satuan Pendidikan)

1. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum SDN 3 Bailangu meliputi sejumlah mata pelajaran yang


keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Kompetensi Inti dan kompetensi
dasar yang ditetapkan pemerintah secara nasional. Untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab sesuai KMA Nomor 183 tahun
2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada
Madrasah (KI, KD Terlampir). Sedangkan mata pelajaran Umum sesuai
dengan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 dan Permendikbudnomor37
tahun 2018 tentang tentang KI KD Kurikulum 2013 Jenjang Dikdasmen KI,
KD Terlampir).
a. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu (disesuaikan dengan kondisi darurat di
madrasah dan jenjang)
b. Muatan Lokal
Pengaturan Beban Belajar (diatur sendiri oleh madrasah sesuai kondisi
darurat dan jenjang pada madrasah masing-masing).
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban
belajar.
Tabel 1
Struktur Kurikulum
Alokasi Waktu Belajar
No Mata Pelajaran Perminggu
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
3 Bahasa Daerah
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 30 32 34 36 36 36

Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat
diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal
22
yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi
Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan
dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan
dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam
satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang
dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar
IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke
dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi
Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain
kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SDN 3 Bailangu antara lain Pramuka (Wajib),
Usaha Kesehatan Sekolah, Seni Tari.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
2. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum Darurat SDN 3 Bailangu meliputi sejumlah mata pelajaran
yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan
muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada
struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap
satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan
semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompetensi inti.
23
Mata Pelajaran
a. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Tujuan:
b. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
c. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
d. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
e. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
b. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,
dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran. Tahapan kegiatan Pengembangan Diri
dilakukan dengan cara:
1. Identifikasi
a. Daya dukung dan potensi.
b. Bakat dan minat peserta didik.
2. Pemetaan
a. Jenis layanan pengembangan diri.
b. Petugas yang melayani.
c. Peserta didik yang dilayani
3. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan
Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan,
Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian,
dan Sumber Belajar).
a. Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
b. Monitoring Pelaksanan
c. Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )

24
d. Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realitis, valid,
transparan dan akuntable)
Pelaporan Umum dalam format raport rincian dalam buku laporan
pengembangan diri.

Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti:


1. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi
beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, terdiri
atas:
a. Pramuka
b. Unit Kesehatan Sekolah
c. Seni Tari
d. Bahasa Inggris
2. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa
dan bernegara pembentukan karakter peserta didik dilakukan melalui:
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di
sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin
di SDN 3 Bailangu adalah sebagai berikut:
1) Sholat berjamaah
2) Upacara bendera setiap hari senin
3) Berdoa sebelum dan sesudah belajar
4) Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek
dalam Al Qur’an
5) Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas.
6) Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
7) Membaca buku di perpustakaan.
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat
kelas maupun tingkat sekolah.
8 (delapan) Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
1) Pekan Kreatifitas dan olahraga
2) Peringatan Hari Besar Nasional
3) Karyawisata, darmawisata, study tour
4) Pekan Olahraga antar kelas
5) Bina Olimpiade MIPA
c.Spontan

25
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh
ruang.
1) Membiasakan memberi salam.
2) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
3) Membiasakan antri.
4) Membiasakan membantu teman yang kena musibah.
5) Berdiskusi dengan baik dan benar.
6) Kerja bakti.
3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang
lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan
yang lain kepada peserta didiknya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja peserta didik yang baik.
4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
d. Upacara
e. Seminar Pendidikan
5. Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di SDN 3
Bailangu adalah keterampilan dalam melaksanakan kegiatan ulangan
dengan computer atau handphone atau kegiatan pembelajaran interaktif.

c. Peningkatan Kompetensi Pengamalan Keimanan dan Ketaqwaan


Kepada Tuhan Yang maha Esa

Bahwa Pengembangan Pendidikan Nasional diorientasikan untuk


meningkatkan Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta akhlak mulia dalam rangka meningkatakan kompetensi intelektual dan
spiritual peserta didik.

d. Pendidikan Keunggulan Lokal dan Global (lokal gambo)


1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam

26
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik.
2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian
dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan
lokal.
4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.
e. Penumbuhan Karakter
Pendidikan karakter adalah upaya mewujudkan generasi bangsa yang
cerdas dan baik (smart and good citizenship) atau memiliki ahlak mulia
dan berkepribadian Indonesia. Keberhasilan pendidikan karakter
mengisyaratkan pembelajaran tidak serta merta dilihat dari pesepektif
ranah kognitif saja melainkan bagaimana keseimbangan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor yang muaranya adalah mewujudkan manusia
seutuhnya. Kondisi pandemi Covid-19 saat ini menjadi tantangan bagi
dunia pendidikan khususnya pendidikan formal dalam upaya pendidikan
karakter bangsa. Pembelajaran dominan tidak dilakukan dengan tatap
muka, sehingga menjadi tantangan guru dalam proses pendidikan
karakter tersebut. Disisi lain akan memberikan kesempatan bagai peserta
didik dalam mengaktualisasikan nilai-nilai karakter di masyarakat dalam
upaya keikutsertaan pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan studi literatur yang
berusaha memberikan solusi bagaimana pendidikan karakter dilakukan
ketika pembelajaran masih berlangsung.

f. Pendidikan Anti Korupsi

Nilai Utama : Integritas,Kejujuran,Tanggung Jawab,Kerja Keras

1) Indikator Perilaku Jujur :

 Merespon praktek penerapan perilaku jujur dalam keseharian


dilingkungnya

 Membiasakan pengamalan perilaku jujur dalam keseharian

2) Indikator Perilaku Peduli

 Membasakan pengamalan perilaku peduli dalam keseharian

 Membiasakan pencegahan hal hal yang tidak peduli dalam


keseharia

27
3) Indikator Perilaku Mandiri :

 Membasakan pengamalan perilaku Mandiri dalam keseharian

 Membiasakan pencegahan hal hal yang tidak Mandiri dalam


keseharian

4) Indikator Perilaku Disiplin

 Membasakan pengamalan perilaku Disiplin dalam keseharian

 Membiasakan pencegahan hal hal yang tidak Disiplin dalam


keseharian

5) Indikator Perilaku Bertanggung Jawab

 Membasakan pengamalan perilaku Bertanggung Jawab dalam


keseharian

 Membiasakan pencegahan hal hal yang tidak Bertanggung


Jawab dalam keseharian

6) Indikator Perilaku Kerja Keras


 Membasakan pengamalan perilaku Kerja Keras dalam keseharian
 Membiasakan pencegahan hal hal yang tidak Kerja Keras
dalam keseharian
7) Indikator Perilaku Sederhana
 Membasakan pengamalan perilaku Sederhan dalam keseharian
 Membiasakan pencegahan hal hal yang tidak sederhan dalam
keseharian
8) Indikator Perilaku Berani
 Membasakan pengamalan perilaku Berani dalam keseharian
 Membiasakan pencegahan hal hal yang tidak Berani dalam
keseharian
9) Indikator Perilaku adil
 Membasakan pengamalan perilaku adil dalam keseharian
 Membiasakan pencegahan hal hal yang tidak adil dalam
keseharian
g. Pengembangan Literasi dan Numerasi
a. Menyiapkan sebagian area di dalam kelas untuk menyimpan koleksi buku-
buku
b. Menyiapkan rak buku (dapat terbuat dari material sederhana seperti
talang air ataukayu, dsb.).
c. Menata buku pada rak tersebut.
d. Mendata buku yang disimpan di rak.
e. Buku-buku yang ditata di rak sudah dijenjangkan dan sudah ditempeli
label yang sesuai dengan jenjang buku.
f. Membuat dan menyepakati peraturan untuk menggunakan/membaca
koleksi buku di Sudut Buku Kelas.

28
g. Mengembangkan bahan kaya teks (print-rich materials), berupa karya
pesertadidik di mata pelajaran yang dilaksanakan di kelas dan di program
sekolah, dan memajangnya di kelas.
h. Membiasakan peserta didik untuk dapat memilih buku yang sesuai dengan
kemampuan membacanya.
i. Koleksi buku perlu terus diperbarui untuk mempertahankan minat baca
anak.Untuk dapat memvariasikan ragam koleksi buku, guru dapat bekerja
sama denganpustakawan sekolah untuk merotasi koleksi buku dengan
koleksi kelas yang lain. Guru juga dapat bekerjasama dengan orang-
tua/perpustakaan desa/kota/kabupaten atau taman bacaan masyarakat
setempat untuk terus memperkaya koleksi buku kelas.
h. Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan lingkungan hidup yang bertujuan mendorong terciptanya
kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup
sehingga nantinya mampu menghasilkan generasi yang peduli terhadap
lingkungan hidup. Sejalan dengan hal itu, SDN 3 Bailangu
mengimplentasikan pendidikan lingkungan hidup kepada siswa tidak
dengan cara konseptual saja, akan tetapi dengan menggalakkan
kegiatan-kegiatan yang senantiasa mengandung nilai-nilai kepedulian
terhadap lingkungan. Maka dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan
hidup kurikulumnya tetap menggunakan pedoman pemerintah, akan
tetapi pihak SDN 3 Bailangu lebih menyempurnakan lagi dengan
menambah kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan
pendidikan lingkungan hidup. Kegiatan pendidikan lingkungan hidup
seperti memilah sampah, piket kelas, memang sudah diatur dan masuk
dalam target kurikulum.

i. Satuan Pendidikan Aman Bencana


Permendikbud Nomor 33 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program
Satuan Pendidikan Aman Bencana merupakan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan pelindungan dan
keselamatan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan
dari risiko bencana serta untuk menjamin keberlangsungan layanan
pendidikan pada satuan pendidikan yang terdampak bencana.

j. Pengaturan Beban Belajar


Tabel 2 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SDN 3 Bailangu
Minggu
Satu jam
Jumlah jam Efektif Waktu
Kela pembelajara
pembelajara per pembelajaran
s n tatap
n Per Minggu tahun per tahun
muka/menit
ajaran
540 jam
1 30 15 38 pembelajaran
(16,200 menit)
2 30 16 38 540 jam

29
Minggu
Satu jam
Jumlah jam Efektif Waktu
Kela pembelajara
pembelajara per pembelajaran
s n tatap
n Per Minggu tahun per tahun
muka/menit
ajaran
pembelajaran
(16,200 menit)
540 jam
3 30 17 38 pembelajaran
(16,200 menit)
912 jam
4 30 18 38 pembelajaran
(27,360 menit)
912 jam
5 30 18 38 pembelajaran
(27,360 menit)
912 jam
6 30 18 38 pembelajaran
(27,30 menit)
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur
maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran. Untuk tatap
muka 60 %
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 20 menit = 80 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 80 menit = 32 menit
jadi untuk pemberian tugas hanya 32 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua
jam tatap muka.
Alokasi Waktu Jam Pembelajaran disesuaikan dengan proses pelaksanaan masa
pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) sesuai kesepakatan bersama antara guru,
peserta didik, dan orang tua atau wali dari jumlah peserta didik satu rombongan
belajar.
Pelaksanaan kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) atau Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) untuk SDN 3 Bailangu akan melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk dan
arahan teknis dari Dinas Pendidikan setempat.
Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengandalkan tatap muka antara guru
dengan peserta didik, tetapi peserta didik dapat melakukan belajar dari rumah
dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua.

k. Penilaian Hasil Belajar Pada Masa Darurat

Penilaian hasil belajar pada masa darurat memperhatikan hal-hal sebagai


berikut:
a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil
belajar dari Kemenag RI dengan penyesuaian masa darurat.

30
b. Penilaian hasil belajar mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan.
c. Penilaian hasil belajar berbentuk antara lain portofolio, penugasan,
proyek, praktek, tulis dan bentuklainnya, yang diperoleh melalui tes
daring, dan/atau bentuk asesmen lainnya yang memungkinkan
ditempuh secara jarak jauh dan tetap memperhatikan protocol
kesehatan dan/atau keamanan.
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS)
dan penilaian akhir tahun (PAT).
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna,
dan tidak dipaksakan untuk mengukur ketuntasan capaian kurikulum
secara menyeluruh; Pemberian tugas kepada peserta didik dan
penilaian hasil belajar pada masa Belajar dari Rumah dilaksanakan
bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-masing.
l. Ketuntasan Belajar
a) Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0%
s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing
indikator adalah 65%.
b) Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan
pembelajaran.
c) Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan
peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria
ketuntasan belajar ideal.
d) Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan
kompleksitas, esensial intake peserta didik, dan saran prasarana.
e) Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM SDN 3 Bailangu Tahun Pelajaran
2020/2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 3 :
Standar Hasil Belajar/SKBM
SKBM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama 75 Tujuh Puluh Lima
2 Pendidikan Kewarganegaraan 73 Tujuh Puluh
3 Bahasa Indonesia 72 Tujuh Puluh
4. Matematika 70 Tujuh Puluh

31
SKBM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
5. Ilmu Pengetahuan Alam 73 Tujuh Puluh
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 72 Tujuh Puluh
Kelompok B
7. Seni Budaya dan Keterampilan 73 Tujuh Puluh
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 75 Tujuh Puluh Lima

m. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ( sekolah dapat melakukan


kebijakan sesuai dengan kondisi di masing-masing lembaga)

1) Kenaikan Kelas

Peserta Didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan:


a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pelajaran yang diikuti.
b. Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator kompetensi
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh SDN 3 Bailangu.
c. Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh SDN 3
Bailangu.
d. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing
capaian pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil
dan/atau semester genap, maka nilai akhir mata pelajaran diambil dari
rata-rata nilai mata pelajaran pada semester ganjil dan genap untuk
aspek yang sama.
e. Kehadiran peserta didik minimal 75%

2) Kelulusan (menyesuaikan kondisi dan kebutuhan)

Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah


memenuhi kriteria:
a. Menyelesaikanseluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal BAIK;
c. Lulus ujian madrasah (UM) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN)
d. Telah mengikuti Ujian Akhir Berstandar Nasional (UANBN)
Sedangkan untuk kriteria kelulusan peserta didik SDN 3 Bailangu
ditentukan sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran di madrasah SDN 3
Bailangu.

32
b. Bagi peserta didik pindahan memiliki rapot dari sekolah/madrasah
sebelumnya yang menunjukkan peserta didik telah mengikuti program
pembelajaran di kelas sebelum melakukan pindah.
c. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
d. Mengikuti Ujian yang diselenggarakan oleh SDN 3 Bailangu.
n. Mutasi peserta didik pada masa darurat
Mutasi peserta didik SDN 3 Bailangu pada masa darurat sebagai berikut:
a. Mutasi masuk :
1) Menunjukkan surat pindah dari madrasah/sekolah asal
2) Menunjukkan surat keterangan sehat dari Puskesmas
3) Menunjukkan rapot asli dari madrasah/sekolah asal yang telah
direkomendasi oleh instansi terkait.
4) Memenuhi pernyaratan administrative
b. Mutasi keluar
1) Mempunyai alasan yang jelas dan dibenarkan dibuktikan dengan surat
permohonan orang tua
2) Menunjukkan surat pernyataan diterima dari madrasah yang menjadi
tujuan mutasi.
3) Mengisi surat pernyataan untuk tidak kembali ke madrasah asal
4) Memperoleh rekomendasi dari instansi yang terkait.

33
BAB IV
KOMPETENSI DASAR DAN KOMPETENSI INTI
A. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka
dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi
hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.
Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi
rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut
dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi
maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan
dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap
mata pelajaran tercantum pada Lampiran Permendikbud Nomor 37 tahun 2018
yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.

34
B. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan
tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatujenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi
Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi
Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan
secara tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (Terlampir)

35
BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRATIF

Kurikulum SDN 3 Bailangu menggunakan pendekatan pembelajaran tematik


integratif dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran tematik integratif merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi berbagai mata
pelajaran ke dalam tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai
konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga
peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian
pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin
pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam
dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna
yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-
Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah
Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki
peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran
lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk
memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai
mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar
yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran
tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum
secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir
selanjutnya.
Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah
Dasar kelas I, II, IV, V, dan VI pada Kurikulum Darurat.
Tabel 4 :
Tema-Tema di Sekolah Dasar
KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya Kebersamaan
2. Kegemaranku 2. Selalu Berhemat Energi
3. Kegiatanku 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup
4. Keluargaku 4. Berbagai Pekerjaan.
5. Pengalamanku 5. Pahlawanku
6. Lingkungan Bersih dan Sehat 6. Indahnya Negeriku
7. Benda, Binatang dan Tanaman di 7. Cita-citaku
Sekitar 8. Tempat Tinggalku
8. Peristiwa alam 9. Makanan Sehat dan Bergizi
KELAS II KELAS V
1. Hidup Rukun 1. Benda-benda di Lingkungan Sekitarku
2. Bermain di Lingkunganku 2. Peristiwa dalam Kehidupan
36
3. Tugasku Sehari-hari 3. Kerukunan dalam bermasyarakat
4. Aku dan Sekolahku 4. Sehat itu Penting
5. Hidup Bersih dan Sehat 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
6. Air, Bumi, dan Matahari 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan 7. Sejarah Peradaban Indonesia
8. Keselamatan di Rumah dan 8. Ekosistem
Perjalanan 9. Lingkungan Sahabat Kita
KELAS III KELAS VI
1. Perkembangbiakan Hewan Dan 1. Selamatkan Mahluk Hidup
Tumbuhan 2. Persatuan Dalam Perbedaan
2. Perkembangan Teknologi 3. Tokoh dan Penemuan
3. Perubahan Di Alam 4. Globalisasi
4. Peduli Lingkungan Sosial 5. Wirausaha
5. Permainan Tradisional 6. Menuju Masyarakat Sehat
6. Indahnya Persahabatan 7. Kepemimpinan
7. Energi Dan Perubahanya 8. Bumiku
8. Bumi dan Alam Semesta 9. Menjelajah Angkasa Luar

37
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Pelajaran


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun
kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di
sekolah/madrasah mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta
ketentuan dari pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut :
a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal. Hari lbur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran efektif.
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara
khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.

38
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Kalender Pendidikan SDN 3 Bailangu disusun dengan berpedoman kepada kalender
Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program sekolah.

Tabel 5:
Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II
Hari
Semester Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli 2021 4 12 16
Agustus 2021 5 2 24 31
September 2021 4 26 30
I
Oktober 2021 4 1 25 30
November 2021 4 24 28
Desember 2021 4 10 14
Jumlah 25 3 121 149

Hari
Semester Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Januari 2022 5 24 29
Februari 2022 4 23 27
Maret 2022 4 26 30
II April 2022 4 21 25
Mei 2022 5 20 25
Juni 2022 4 10 14

Jumlah 26 0 124 150

39
40
Jumlah Minggu Efektif
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022
1. Jumlah Minggu dalam Satu Semester
Jumlah Minggu
No Nama Bulan Keterangan
Minggu Tidak Efektif Efektif
1 Juli 2021 4 2 2 -
2 Agustus 2021 5 1 4 -
3 September 2021 4 0 4 -
4 Oktober 2021 4 0 4 -
5 November 2021 4 0 4 -
6 Desember 2021 4 1 4 -
Jumlah 25 8 18
2. Minggu Tidak Efektif
Jumlah
No Uraian Kegiatan Keterangan
(Minggu)
1 Libur Semester 2 TP 2020/2021 2 Juli, Minggu ke-1 dan 2
2 MPLS 1 Juli, Minggu ke-3
3 Peringatan HUT ke-76 RI 1 Agustus. Minggu ke-3
3 Penilaian Tengah Semester 1 1 September, minggu ke-4
4 Penilaian Akhir Semester 1 Desember, minggu ke-2
5 Remidi dan Pengolahan Rapor 1 Desember, minggu ke-3
4 Libur Semester 1 TP 2021/2022 2 Desember, minggu ke-4 dan 5
Jumlah 6

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022


1. Jumlah Minggu dalam Satu Semester
Jumlah Minggu
No Nama Bulan Keterangan
Minggu Tidak Efektif Efektif
1 Januari 2022 4 0 4 -
2 Pebruari 2022 4 0 4 -
3 Maret 2022 5 2 3 -
4 April 2022 4 4 0 -
5 Mei 2022 4 4 0 -
6 Juni 2022 5 5 0 -
Jumlah 26 15 11

2. Minggu Tidak Efektif


No Uraian Kegiatan Jumlah (Minggu) Keterangan
1 Penilaian Tengah Semester Genap 1 Maret, minggu ke-1
2 Ujian Praktek Kelas 6 1 Maret, minggu ke-5
3 Libur Awal Romadhon 1 April, minggu ke-1
4 Penilaian Akhir Tahun 1 April, minggu ke-2
5 Ujian Sekolah 1 April, minggu ke-3
6 Libur Lebaran 2 April, minggu ke-4,
Mei. Minggu ke-1
7 Perkiraan Pengumuman Kelulusan 1 Mei, minggu ke-2
8 Libur setelah lulus 5 Juni
Jumlah 13

B. Jadwal Waktu Libur

Semester 1 (Ganjill)
Juli

 1-10 Juli 2021: Libur Kenaikan Kelas


 12 Juli 2021: Hari Pertama Sekolah (HP) dan Awal Semester
41
 12-13 Juli 2021: Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan proses
administrasi kelas
 20 Juli 2021: Libur Umum (Hari Idul Adha 1442 H)

Agustus

 10 Agustus 2021: Libur Umum (Tahun Baru Islam 1443 H)


 17 Agustus 2021: Libur Umum (Hari Kemerdekaan RI)

September

 20-24 September 2021: Penilaian Tengah Semester (disesuaikan dengan


program sekolah)

Oktober

 19 Oktober 2021: Libur Umum (Maulid Nabi Muhammad SAW)

November

-----

Desember

 6-10 Desember 2021: Penilaian Akhir Semester


 17 Desember 2021: Pembagian Buku Laporan Hasil Belajar (LHB)
 18 Desember 2021 - 2 Januari 2022: Libur Semester Gasal
 24-25 Desember 2021: Libur Umum (Hari Raya Natal 2021)

Semester 2 (Genap)
Januari

 1 Januari 2022: Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2022)


 3 Januari 2022: Hari Pertama Sekolah (HP) dan Awal Semester

Februari

 1 Februari 2022: Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2573)


 21-25 Februari 2022: Penilaian Tengah Semester (disesuaikan dengan program
sekolah)

Maret

 1 Maret 2022: Libur Umum (Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW)


 3 Maret 2022: Libur Umum (Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944)
 14-17 Maret 2022: Perkiraan Ujian Sekolah SMP/SMPLB, SMA/SMALB, SMK, dan
USBN SD
 25-31 Maret 2022: Perkiraan Ujian Sekolah

April

 4-6 April 2022: Perkiraan Libur Awal Bulan Puasa Ramadan 1443 H
 11-14 April 2022: Perkiraan Ujian Sekolah
 15 April 2022: Libur Umum (Wafat Isa Al-Masih)
 29 April-11 Mei 2022: Perkiraan Libur Idul Fitri 1443 H

Mei

 1 Mei 2022: Libur Umum (Hari Buruh Internasional)


 29 April-11 Mei 2022: Perkiraan Libur Idul Fitri 1443 H
 3-4 Mei 2022: Libur Umum (Hari Raya Idul Fitri 1443 H)
 16 Mei 2022: Libur Umum (Hari Raya Waisak 2566)
42
 26 Mei 2022: Libur Umum (Kenaikan Isa Al-Masih)

Juni

 1 Juni 2022: Libur Umum (Hari Lahir Pancasila)


 13-17 Juni 2022: Penilaian Akhir Tahun (Ulangan Kenaikan Kelas)
 24 Juni 2022: Pembagian Buku Laporan Hasil Belajar (LHB)
 25 Juni - 9 Juli 2022: Libur Kenaikan Kelas

Juli

 10 Juli 2022: Libur Umum (Hari Raya Idul Adha 1443 H)


 11 Juli 2022: Hari Pertama Sekolah (HP) dan Awal Semester
 11-13 Juli 2022: Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan proses
administrasi kelas

Adapun alokasi waktu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya
adalah sebagai berikut.

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

Digunakan untuk kegiatan


Minimum 34 minggu dan
1 Minggu efektif belajar pembelajaran efektif pada
maksimum 38 minggu
setiap Satuan Pendidikan

Jeda tengah Satu minggu setiap


2 Maksimum 2 minggu
semester semester

Digunakan untuk
Libur akhir tahun penyiapan kegiatan dan
3 Maksimum 3 minggu
pelajaran administrasi akhir dan awal
tahun pelajaran

Daerah yang memerlukan


libur keagamaan lebih
panjang dapat
4 Hari libur keagamaan 2-4 minggu mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

Hari libur Disesuaikan dengan


5 Maksimum 2 minggu
umum/nasional Peraturan Pemerintah

Untuk Satuan Pendidikan


6 Hari libur khusus Maksimum 1 minggu sesuai dengan ciri
kekhususan masing-masing

43
Digunakan untuk kegiatan
yang diprogramkan secara
khusus oleh
Kegiatan khusus
7 Maksimum 3 minggu sekolah/madrasah tanpa
sekolah/madrasah
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran

44
BAB VII

PENUTUP

Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga
menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik
yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter
sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah
melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun
serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah.
Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin,
toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup
terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-
nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat
membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan
hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi
pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat
sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di
tingkat sekolah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur
kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan
sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah
akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata
berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku
yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya
penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun
budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan
contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam standar
isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah,
kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku
kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik
diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya
sekolah.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan
karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan

45
budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan
peserta didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya
dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan
kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan
bangsa yang besar.
Komitmen seluruh stekholders sekolah menjadi prasyarat yang wajib diwujudkan
dalam mengimplementasikan kurikulum masa darurat Covid-19 di masing-masing
sekolah agar menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik
Dalam implementasinya, menyadari akan banyak hal kekurangan, oleh karenanya
efektifitas keterlaksanaan kurikulum ini sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak
yang terlibat, diharapkan semua pihak yang terlibat di dalam implementasinya dapat
bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho Allah SWT.
Amiin

Ditetapkan di : Bailangu
Pada tanggal : Juli 2021
Kepala Sekolah

SUHURNI, S.Pd.SD
NIP. 196305221986020002

46
LAMPIRAN

47
48

Anda mungkin juga menyukai