DARURAT COVID 19
TERINTEGRASI PENDIDIKAN ANTI
KORUPSI
REKOMENDASI
KURIKULUM DARURAT SDN 3 Bailangu
i
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan alasan :
Semua unsur Kurikulum Darurat terpenuhi dengan lengkap
Unsur Kurikulum Darurat terpenuhi tetapi kurang lengkap
Unsur Kurikulum Darurat tidak lengkap
LEMBAR PENGESAHAN
Berdasar kepada hasil musyawarah TIM penyusun Kurikulum Darurat SDN 3 Bailangu
dan memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum
Darurat SDN 3 Bailangu disahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran
2021/2022
ii
SUHURNI, S.Pd.SD
SAIPUL ANWAR, S.E NIP. 196305221986020002
Mengesahkan
a.n. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabid Pembina SD
H. AMRAN, S.Pd.M.M
NIP. 196608181986021002
1. Najmi, S.Pd
2. Sutikno, S.Pd.SD
4. Nurhayati
5. Nurswasti, S.Pd.I
6. Neliati, S.Pd
8. Sulaiman, S.Pd
SUHURNI, S.Pd.SD
NIP. 196305221986020002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa melaksanakan tugas dengan baik
dalam menyusun Dokumen Kurikulum Darurat untuk meningkatkan mutu pendidikan di
SDN 3 Bailangu.
Penyusunan Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 7 Bailangu Kecamatan Sekayu ini tidak
terlepas dengan kerjasama seluruh guru dan tenaga kependidikan di SDN 7 Bailangu serta
iv
dengan melibatkan pihak Komite Sekolah. Selain daripada itu , arahan dan bimbingan,serta
petunjuk dari Pengawas Pembina SD dan Korwil Dikbud Kecamatan Sekayu sangat
membantu tersusunnya Kurikulum ini. Untuk itu kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Kordinator Wilayah ( KORWIL ) Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Sekayu yang
telah mendukung dan membantu kelancaran selama penyusunan Revisi
Kurikulum Darurat SDN 3 Bailangu.
2. Pengawas Pembina SD wilayah Kecamatan Sekayu yang telah membimbing dan
mengarahkan penyusunan Revisi Kurikulum Darurat ini .
3. Komite Sekolah yang telah memberi dukungan kepada sekolah dalam menyusun
Kurikulum ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan kurikulum ini masih banyak kekurangan, baik isi
maupun redaksi, semuanya semata mata karena keterbatasan pemikiran dan wawasan
kami, oleh karenanya kami mengharapkan tanggapan berupa saran atau kritik yang
konstruktif untuk perbaikan selanjutnya.
Dokumen Kurikulum Darurat ini disusun untuk dijadikan bahan acuan, khususnya
bagi para tenaga pendidik dan kependidikan, dilingkungan SD Negeri 7 Bailangu dalam
rangka mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik.
Penyusunan Dokumen Kurikulum Darurat Sekolah Dasar Negeri 7 Bailangu
Kecamatan Sekayu ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami memerlukan binaan,
bimbingan, serta masukan dari berbagai pihak, semoga Allah Swt membalas amal bakti kita
semua. Amin.
Ketua Tim Penyusun
Kepala SDN 3 Bailangu
SUHURNI, S.Pd.SD
NIP. 1969082519921020
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENETAPAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………. 1
B. Dasar Hukum tambahan……………………………………………………………………………. 2
C. Analisis SWOT............................................................................. …………….. 2
D. Tujuan Penyusunan Dokumen Suplemen Kurikulum Darurat…………………………. 3
E. Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Darurat..............…………….. 3
BAB II VISI,MISI DAN TUJUAN SEKOLAH......................................…………. 12
A. Tujuan Pendidikan Dasar.............................................................…………….. 12
B. Visi Sekolah................................................................................ …………….. 12
C. Misi Sekolah................................................................................ …………….. 12
D. Tujuan Sekolah...........................................................................…………….. 12
BAB III KERANGKA DASAR,STUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM DARURAT . . .13
A. Kerangka Dasar Kurikukum Darurat............................................................13
1. Konsep Dasar Kurikulum Darurat.....................................................................13
2. Konsep Pembelajaran Masa Darurat ................................................................13
3. Prinsip Pembelajaran Masa Darurat..................................................................14
4. Materi, Metode dan Media Pembelajaran Masa Darurat......................................15
5. Langkah-langkah Pembelajaran masa Darurat...................................................16
6. Pengelolaan Kelas Pada Masa Darurat..............................................................20
i
m.Kenaikan Kelas dan Kelulusan...................................................................... 31
n. Mutasi........................................................................................................ 32
BAB IV KOMPETENSI DASAR DAN KOMPETENSI INTI.........................................33
BAB V PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRATIF.............................................35
BAB VI KALENDER PENDIDIKAN..........................................................................37
A. PermulaanTahun Pelajaran ............................................................................... 37
B. Jumlah Minggu Efektif....................................................................................... 38
C. Jadwal Waktu Libur ......................................................................................... 41
BAB VII PENUTUP................................................................................................. 44
LAMPIRAN
1. SK penetapan Kurikulum Darurat 2020/2021
2. SK ……., UraianTugas Tim Penyusun, program dan jadwal kerja
3. Berita acara, daftar hadir dan notula kegiatan penyusunan Suplemen Kurikulum
Darurat
4. Instrumen Verifikasi/Validasi Dokumen Suplemen Kurikulum Darurat
5. Foto kegiatan penyusunan Suplemen Kurikulum Darurat
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
2
hari, sedangkan dari tenaga pendidik kuota yang digunakan menggunakan wifi
yang tersedia di sekolah.
c. Opportunity merupakan peluang bagi pendidik dan peserta didik saat
melaksanakan pembelajaran daring yaitu lebih fleksibilitas dalam waktu
belajar dan mengerjakan tugas yang dapat dikerjakan dimanapun dan
kapanpun. Selain itu untuk lebih dekat lagi dengan keluarga yang semula
sibuk dengan urusan masing-masing, namun kini dengan adanya pandemi kita
dianjurkan tetap berada di rumah saja. “Kendala Pembelajaran Daring Guru
Sekolah Dasar Di Kabupaten Musi Banyuasin” mengatakan bahwa untuk
mengurangi penyebaran Covid-19, maka pemerintah menetapkan aturan
untuk tetap berada di rumah saja, social and physical distancing, pelarangan
mudik, belajar di rumah, beribadah di rumah dan bekerja di rumah.
d. Threats-ancaman, dengan adanya pembelajaran daring maka akan
berdampak pada peserta didik yang semulanya jauh dari handphone namun
sekarang harus menggunakan handphone bahkan sampai kecanduan,
berdasarkan hasil observasi peserta didik mengalami gangguan kesehatan
pada peserta didik yaitu seperti sakit kepala dan mata memerah.
3
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa
untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal
ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas
utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini
dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa
dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya
bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di
berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
4
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari
3. Untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
4. Pendidikan ditujukan untuk
mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik
melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi
kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki
nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
5. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism ). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi
sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
5
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka
pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan
bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah
suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu
menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan
berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan,
dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa
yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang
budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan,
kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, ketrampilan sosial
memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai
individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota ummat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan
kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan
karakter bangsa masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu,
konten pendidikan yang dikembangkan kurikulumi tidak berupa prestasi
besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal yang berkembang
pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai
perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik
yang dihadapi masyarakat, bangsa dan ummat manusia dikemas sebagai
konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini
memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan
berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan
memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari
lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari
kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi
keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan
dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan
menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah
menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai
warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang
dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan
untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi
kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan
pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan
pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk
6
kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya,
konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan
dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik
untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta
bertanggungjawab di masa mendatang.
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa
kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai
dan pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta
dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan
bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi
landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi
bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan
individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan
dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu
yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan
bangsa dan warganegara di masa mendatang. Dengan tiga dimensi
kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam
lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta
didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas
untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan
masa depan yang lebih baik lagi.
Secara Yuridis pengembangan Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi
Covid-19 pada SDN 3 Bailangu antara lain:
1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Standar Nasional
Pendidikan
5. Perpres 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Berkarakter
6. Permendikbud RI No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
7. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
8. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
9. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
10. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
12. Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pada Dikdasmen
7
13. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada
Dikdasmen
14. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
15. Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
16. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada
Dikdasmen Permendikbud N0 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil
Belajar Pada Dikdasmen
17. Permendikbud No 195 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum 2013
18. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan
Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013
19. Permendikbud N0 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 Tahun 2016 Tentang KI dan
KD Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
20. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pada Satuan
Pendidikan.
21. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
22. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik
yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap
kondisi yang diharapkan, maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu
guru terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
Pembelajaran mendorong peserta didik menjadi pembelajar aktif, pada awal
pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu peserta didik karena itu
materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal
pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap
suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam
bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan
penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan peserta didik
mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai
dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin
8
tahu peserta didik dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin
tahu peserta didik dengan bertanya.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber;
Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran
membuka peluang kepada peserta didik sumber belajar seperti informasi dari
buku peserta didik, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang
telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri peserta
didik dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk
materi tertentu peserta didik memanfaatkan sumber belajar di sekitar
lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak
cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis
sebagai satu-satunya sumber belajar peserta didik dan hasil belajar peserta
didik hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks,
disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari
lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam
proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
Mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem
yang terpadu.
Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk
menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang
pembelajaran bersama-sama, menentukan karya peserta didik bersama-sama,
serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar
beban belajar peserta didik dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas
yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban
belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan peserta didik.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
Di sini peserta didik belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Peserta didik
melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari
tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah peserta didik yang melukiskan awan
9
pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya
berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu
diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi
verbal, sekarang peserta didik harus lihat faktanya, gambarnya, videonya,
diagaramnya, teksnya yang membuat peserta didik melihat, meraba, merasa
dengan panca indranya. Peserta didik belajar tidak hanya dengan mendengar,
namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal ( hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk
pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan
sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan
membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan
berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan
karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan
menghargai pendapat dan yang lainnya.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk
melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat,
dalam ruang lingkup yang lebih luas peserta didik perlu mengembangkan
kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki
kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada
lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi,
bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam
budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup
global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi
teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh
menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah
peserta didik menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat
peserta didik tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
10
Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih
banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran
tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar peserta didik tidak hanya dibatasi
dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar
untuk peserta didik belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang
sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
Di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan peserta didik untuk
memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni peserta
didik dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat
menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau
tidak peserta didik tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi
pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi peserta
didik akan jomplang daripada peserta didik yang memeroleh pelajaran
menggunakannya.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik;
Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara
pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan peserta didik berbeda-beda.
Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan
yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki
unsur keragaman. Hargai semua peserta didik, kembangkan kolaborasi, dan
biarkan peserta didik tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam
kolobarasi kelompoknya.
Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan
implementasi Kurikulum Darurat.
11
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Tujuan Pendidikan
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar,
tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
1. Meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif melalui pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif
2. Menghasilkan lulusan peserta didik dengan prestasi akademik yang
baik dan ditunjang prestasi non akademik
3. Menjadikan warga sekolah yang berkarakter dan berwawasan
kebangsaan (cerdas sosial/olah rasa) dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara melalui pendidikan kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Ilmu Pendidikan Sosial, Pendidikan Budaya Karakter
Bangsa, dan Pendidikan Anti Korupsi
12
4. Menjadi sekolah yang diminati masyarakat Kecamatan Sekayu dan
sekitarnya
BAB III
13
dilaksanakan oleh madrasah, selain itu untuk memastikan tempat
tinggalnya bukan merupakan
episentrum penularan Covid-19 (zona hijau) atau termasuk lingkungan
yang tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat diketahui antara
lain melalui gugus tugas penanganan covid 19, melalui aplikasi
pemantauan covid 19
20
a) Contoh Pedoman Pengelolaan Kelas pada Madrasah yang berada pada
zona hijau (opsi 1)
Kegiatan pembelajaran berbentuk kelas nyata atau tatap muka dilaksanakan
berdasarkan rekomendasi dari pemerintah daerah setempat atau kantor
kementerian agama, dengan alasan bahwa semua peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan bertempat tinggal di zona hijau, namun pelaksanaan
proses pembelajaran tetap mengikuti kepada protokol Kesehatan yang
ditetapkan oleh pemerintah baik dari segi sarana prasarana, metode
pembelajaran maupun jumlah peserta didik dalam satu kelas, Bila
ruangan kelas tidak mencukupi, maka proses pembelajaran dilaksanakan secara
sift pagi dan siang sesuai dengan kondisi kedaruratan. Atau pembelajaran dapat
dilakukan dengan membagi menjadi dua kelompok masing-masing kelompok
secara bergiliran dengan cara melakukan pembelajaran 3 hari tatapmuka dan 3
hari secara daring/ luring pada masing-masing kelompok secara bergantian.
Kegiatan pembelajaran kelas nyata dimulai pada bulan pertama dan kedua
tahun pelajaran 2020/2021 untuk jenjang MA dan MTs, dimulai pada bulan
ketiga dan keempat untuk jenjang MI dan dimulai pada bulan kelima
pada jenjang RA dan PAUD dengan pertimbangan kemampuan peserta didik
dalam menerapkan protocol kesehatan. Namun pelaksanaan pembelajaran kelas
nyata akan dihentikan apabila ada perubahan kondisi menjadi darurat
pada lingkungan madrasah dan sekitarnya
b) Contoh Pedoman Pengelolaan Kelas pada Madrasah yang berada pada
zona merah(opsi2)
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh atau kelas virtual
Dalam Jaringan(Daring) yaitu bagi peserta didik yang terpenuhi
fasilitasnya berupa laptop Hp android maupun jaringan internet, madrasah
dan guru menggunakan aplikasi pembelajaran digital dengan menyediakan
menu/pengaturan kelas virtual antara lain Elearning Madrasah dari
Kementerian Agama, dan/atau aplikasi lain yang sejenis. Pada proses
pembelajaran Daring tatap muka virtual juga dilakukan melalui video
conference, teleconference, dan/atau diskusi dalam group di media social
atau aplikasi pesan, hal tersebut dilakukan untuk memastikan adanya
interaksi/ komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik.
Untuk pembelajaran jarak jauh LuarJ aringan(Luring) dilaksanakan bagi
pesertadidik yang belum terpenuhi fasilitasnya berupa laptop, Hp android
maupun jaringan internet, guru dan peserta didik menggunakan vasilitas
melalui media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan sekitar.
Selain itu, para peserta didik juga dapat menggunakan media televisi dan
radio atau pengiriman bahan ajar menggunakan kurir.
21
Dalam pelaksanaan Kegiatan pembelajaran jarak jauh baik Daring maupun
Luring, jadwal kelas diatur secara proporsional, yaitu dalam sehari
hanya ada satu atau dua kelas virtual, hal tersebut dilakukan agar
peserta didik tidak berada di depan komputer/laptop/HP seharian penuh.
Disamping itu juga untuk menghemat penggunaan paket data internet
1. Struktur Kurikulum
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat
diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal
22
yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi
Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan
dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan
dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam
satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang
dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar
IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke
dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi
Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain
kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SDN 3 Bailangu antara lain Pramuka (Wajib),
Usaha Kesehatan Sekolah, Seni Tari.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
2. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum Darurat SDN 3 Bailangu meliputi sejumlah mata pelajaran
yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan
muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada
struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap
satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan
semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompetensi inti.
23
Mata Pelajaran
a. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Tujuan:
b. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
c. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
d. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
e. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
b. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,
dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran. Tahapan kegiatan Pengembangan Diri
dilakukan dengan cara:
1. Identifikasi
a. Daya dukung dan potensi.
b. Bakat dan minat peserta didik.
2. Pemetaan
a. Jenis layanan pengembangan diri.
b. Petugas yang melayani.
c. Peserta didik yang dilayani
3. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan
Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan,
Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian,
dan Sumber Belajar).
a. Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
b. Monitoring Pelaksanan
c. Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
24
d. Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realitis, valid,
transparan dan akuntable)
Pelaporan Umum dalam format raport rincian dalam buku laporan
pengembangan diri.
25
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh
ruang.
1) Membiasakan memberi salam.
2) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
3) Membiasakan antri.
4) Membiasakan membantu teman yang kena musibah.
5) Berdiskusi dengan baik dan benar.
6) Kerja bakti.
3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang
lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan
yang lain kepada peserta didiknya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja peserta didik yang baik.
4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
d. Upacara
e. Seminar Pendidikan
5. Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di SDN 3
Bailangu adalah keterampilan dalam melaksanakan kegiatan ulangan
dengan computer atau handphone atau kegiatan pembelajaran interaktif.
26
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik.
2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian
dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan
lokal.
4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.
e. Penumbuhan Karakter
Pendidikan karakter adalah upaya mewujudkan generasi bangsa yang
cerdas dan baik (smart and good citizenship) atau memiliki ahlak mulia
dan berkepribadian Indonesia. Keberhasilan pendidikan karakter
mengisyaratkan pembelajaran tidak serta merta dilihat dari pesepektif
ranah kognitif saja melainkan bagaimana keseimbangan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor yang muaranya adalah mewujudkan manusia
seutuhnya. Kondisi pandemi Covid-19 saat ini menjadi tantangan bagi
dunia pendidikan khususnya pendidikan formal dalam upaya pendidikan
karakter bangsa. Pembelajaran dominan tidak dilakukan dengan tatap
muka, sehingga menjadi tantangan guru dalam proses pendidikan
karakter tersebut. Disisi lain akan memberikan kesempatan bagai peserta
didik dalam mengaktualisasikan nilai-nilai karakter di masyarakat dalam
upaya keikutsertaan pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan studi literatur yang
berusaha memberikan solusi bagaimana pendidikan karakter dilakukan
ketika pembelajaran masih berlangsung.
27
3) Indikator Perilaku Mandiri :
28
g. Mengembangkan bahan kaya teks (print-rich materials), berupa karya
pesertadidik di mata pelajaran yang dilaksanakan di kelas dan di program
sekolah, dan memajangnya di kelas.
h. Membiasakan peserta didik untuk dapat memilih buku yang sesuai dengan
kemampuan membacanya.
i. Koleksi buku perlu terus diperbarui untuk mempertahankan minat baca
anak.Untuk dapat memvariasikan ragam koleksi buku, guru dapat bekerja
sama denganpustakawan sekolah untuk merotasi koleksi buku dengan
koleksi kelas yang lain. Guru juga dapat bekerjasama dengan orang-
tua/perpustakaan desa/kota/kabupaten atau taman bacaan masyarakat
setempat untuk terus memperkaya koleksi buku kelas.
h. Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan lingkungan hidup yang bertujuan mendorong terciptanya
kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup
sehingga nantinya mampu menghasilkan generasi yang peduli terhadap
lingkungan hidup. Sejalan dengan hal itu, SDN 3 Bailangu
mengimplentasikan pendidikan lingkungan hidup kepada siswa tidak
dengan cara konseptual saja, akan tetapi dengan menggalakkan
kegiatan-kegiatan yang senantiasa mengandung nilai-nilai kepedulian
terhadap lingkungan. Maka dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan
hidup kurikulumnya tetap menggunakan pedoman pemerintah, akan
tetapi pihak SDN 3 Bailangu lebih menyempurnakan lagi dengan
menambah kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan
pendidikan lingkungan hidup. Kegiatan pendidikan lingkungan hidup
seperti memilah sampah, piket kelas, memang sudah diatur dan masuk
dalam target kurikulum.
29
Minggu
Satu jam
Jumlah jam Efektif Waktu
Kela pembelajara
pembelajara per pembelajaran
s n tatap
n Per Minggu tahun per tahun
muka/menit
ajaran
pembelajaran
(16,200 menit)
540 jam
3 30 17 38 pembelajaran
(16,200 menit)
912 jam
4 30 18 38 pembelajaran
(27,360 menit)
912 jam
5 30 18 38 pembelajaran
(27,360 menit)
912 jam
6 30 18 38 pembelajaran
(27,30 menit)
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur
maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran. Untuk tatap
muka 60 %
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 20 menit = 80 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 80 menit = 32 menit
jadi untuk pemberian tugas hanya 32 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua
jam tatap muka.
Alokasi Waktu Jam Pembelajaran disesuaikan dengan proses pelaksanaan masa
pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) sesuai kesepakatan bersama antara guru,
peserta didik, dan orang tua atau wali dari jumlah peserta didik satu rombongan
belajar.
Pelaksanaan kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) atau Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) untuk SDN 3 Bailangu akan melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk dan
arahan teknis dari Dinas Pendidikan setempat.
Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengandalkan tatap muka antara guru
dengan peserta didik, tetapi peserta didik dapat melakukan belajar dari rumah
dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan orang tua.
30
b. Penilaian hasil belajar mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan.
c. Penilaian hasil belajar berbentuk antara lain portofolio, penugasan,
proyek, praktek, tulis dan bentuklainnya, yang diperoleh melalui tes
daring, dan/atau bentuk asesmen lainnya yang memungkinkan
ditempuh secara jarak jauh dan tetap memperhatikan protocol
kesehatan dan/atau keamanan.
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS)
dan penilaian akhir tahun (PAT).
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna,
dan tidak dipaksakan untuk mengukur ketuntasan capaian kurikulum
secara menyeluruh; Pemberian tugas kepada peserta didik dan
penilaian hasil belajar pada masa Belajar dari Rumah dilaksanakan
bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-masing.
l. Ketuntasan Belajar
a) Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0%
s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing
indikator adalah 65%.
b) Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan
pembelajaran.
c) Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan
peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria
ketuntasan belajar ideal.
d) Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan
kompleksitas, esensial intake peserta didik, dan saran prasarana.
e) Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM SDN 3 Bailangu Tahun Pelajaran
2020/2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 3 :
Standar Hasil Belajar/SKBM
SKBM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama 75 Tujuh Puluh Lima
2 Pendidikan Kewarganegaraan 73 Tujuh Puluh
3 Bahasa Indonesia 72 Tujuh Puluh
4. Matematika 70 Tujuh Puluh
31
SKBM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
5. Ilmu Pengetahuan Alam 73 Tujuh Puluh
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 72 Tujuh Puluh
Kelompok B
7. Seni Budaya dan Keterampilan 73 Tujuh Puluh
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 75 Tujuh Puluh Lima
1) Kenaikan Kelas
32
b. Bagi peserta didik pindahan memiliki rapot dari sekolah/madrasah
sebelumnya yang menunjukkan peserta didik telah mengikuti program
pembelajaran di kelas sebelum melakukan pindah.
c. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
d. Mengikuti Ujian yang diselenggarakan oleh SDN 3 Bailangu.
n. Mutasi peserta didik pada masa darurat
Mutasi peserta didik SDN 3 Bailangu pada masa darurat sebagai berikut:
a. Mutasi masuk :
1) Menunjukkan surat pindah dari madrasah/sekolah asal
2) Menunjukkan surat keterangan sehat dari Puskesmas
3) Menunjukkan rapot asli dari madrasah/sekolah asal yang telah
direkomendasi oleh instansi terkait.
4) Memenuhi pernyaratan administrative
b. Mutasi keluar
1) Mempunyai alasan yang jelas dan dibenarkan dibuktikan dengan surat
permohonan orang tua
2) Menunjukkan surat pernyataan diterima dari madrasah yang menjadi
tujuan mutasi.
3) Mengisi surat pernyataan untuk tidak kembali ke madrasah asal
4) Memperoleh rekomendasi dari instansi yang terkait.
33
BAB IV
KOMPETENSI DASAR DAN KOMPETENSI INTI
A. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka
dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi
hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.
Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi
rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut
dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi
maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan
dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap
mata pelajaran tercantum pada Lampiran Permendikbud Nomor 37 tahun 2018
yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
34
B. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan
tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatujenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi
Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi
Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan
secara tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (Terlampir)
35
BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRATIF
37
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN
38
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Kalender Pendidikan SDN 3 Bailangu disusun dengan berpedoman kepada kalender
Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program sekolah.
Tabel 5:
Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II
Hari
Semester Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli 2021 4 12 16
Agustus 2021 5 2 24 31
September 2021 4 26 30
I
Oktober 2021 4 1 25 30
November 2021 4 24 28
Desember 2021 4 10 14
Jumlah 25 3 121 149
Hari
Semester Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Januari 2022 5 24 29
Februari 2022 4 23 27
Maret 2022 4 26 30
II April 2022 4 21 25
Mei 2022 5 20 25
Juni 2022 4 10 14
39
40
Jumlah Minggu Efektif
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022
1. Jumlah Minggu dalam Satu Semester
Jumlah Minggu
No Nama Bulan Keterangan
Minggu Tidak Efektif Efektif
1 Juli 2021 4 2 2 -
2 Agustus 2021 5 1 4 -
3 September 2021 4 0 4 -
4 Oktober 2021 4 0 4 -
5 November 2021 4 0 4 -
6 Desember 2021 4 1 4 -
Jumlah 25 8 18
2. Minggu Tidak Efektif
Jumlah
No Uraian Kegiatan Keterangan
(Minggu)
1 Libur Semester 2 TP 2020/2021 2 Juli, Minggu ke-1 dan 2
2 MPLS 1 Juli, Minggu ke-3
3 Peringatan HUT ke-76 RI 1 Agustus. Minggu ke-3
3 Penilaian Tengah Semester 1 1 September, minggu ke-4
4 Penilaian Akhir Semester 1 Desember, minggu ke-2
5 Remidi dan Pengolahan Rapor 1 Desember, minggu ke-3
4 Libur Semester 1 TP 2021/2022 2 Desember, minggu ke-4 dan 5
Jumlah 6
Semester 1 (Ganjill)
Juli
Agustus
September
Oktober
November
-----
Desember
Semester 2 (Genap)
Januari
Februari
Maret
April
4-6 April 2022: Perkiraan Libur Awal Bulan Puasa Ramadan 1443 H
11-14 April 2022: Perkiraan Ujian Sekolah
15 April 2022: Libur Umum (Wafat Isa Al-Masih)
29 April-11 Mei 2022: Perkiraan Libur Idul Fitri 1443 H
Mei
Juni
Juli
Adapun alokasi waktu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya
adalah sebagai berikut.
Digunakan untuk
Libur akhir tahun penyiapan kegiatan dan
3 Maksimum 3 minggu
pelajaran administrasi akhir dan awal
tahun pelajaran
43
Digunakan untuk kegiatan
yang diprogramkan secara
khusus oleh
Kegiatan khusus
7 Maksimum 3 minggu sekolah/madrasah tanpa
sekolah/madrasah
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran
44
BAB VII
PENUTUP
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga
menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik
yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter
sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah
melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun
serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah.
Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin,
toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup
terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-
nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat
membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan
hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi
pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat
sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di
tingkat sekolah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur
kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan
sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah
akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata
berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku
yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya
penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun
budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan
contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam standar
isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah,
kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku
kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik
diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya
sekolah.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan
karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan
45
budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan
peserta didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya
dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan
kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan
bangsa yang besar.
Komitmen seluruh stekholders sekolah menjadi prasyarat yang wajib diwujudkan
dalam mengimplementasikan kurikulum masa darurat Covid-19 di masing-masing
sekolah agar menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik
Dalam implementasinya, menyadari akan banyak hal kekurangan, oleh karenanya
efektifitas keterlaksanaan kurikulum ini sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak
yang terlibat, diharapkan semua pihak yang terlibat di dalam implementasinya dapat
bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho Allah SWT.
Amiin
Ditetapkan di : Bailangu
Pada tanggal : Juli 2021
Kepala Sekolah
SUHURNI, S.Pd.SD
NIP. 196305221986020002
46
LAMPIRAN
47
48