Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT GASTROENTERITIS AKUT PADA An.S DI RUANGAN


DAHLIA 2 RSUD Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA : ATIKAH DARA YANI RAMBE


NIM : P07520120046
KELAS : 2B D-III KEPERAWATAN
DOSEN PENGAMPU : AGUSTINA BR GULTOM, S.KEP, NS, M.KES

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2022/2022
NAMA MAHASISWA : ATIKAH DARA YANI RAMBE

TEMPAT PRAKTEK : RS PIRNGADI KOTA MEDAN

RUANG : DAHLIA 2

HARI/TANGGAL : KAMIS, 09-12-2021

MINGGU KE :1

DIAGNOSA MEDIS : GASTROENTERITIS AKUT

___________________________________________________________________________

LAPORAN PENDAHULUAN

Laporan Ke :1 Tanggal : Kamis, 09-12-2021

Ruangan : Dahlia 2

___________________________________________________________________________

I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan
berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau
tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen (Muttaqin, 2011).

Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai dengan perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan/tanpa darah dan lendir (Sudaryat,2007)

Gastroenteritis atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen, yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair).

B. ETIOLOGI

Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis sangat
beragam, antara lain:

1. Faktor Infeksi
a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun
air minum (enteropathogenic, escherichia coli, salmonella, shigella V. Cholera, dan
clastridium).
b. Infeksi berbagai macam virus : enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan rota virus.
Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
c. Jamur : candida
d. Parasit : giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora
2. Faktor Non Infeksi
a. Alergi makanan, misal susu, protein
b. Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit
c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
d. Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital
e. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
f. Emosional atau stress
g. Obstruksi usus

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Sodikin (2011), beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus gastroenteritis
antara lain:

1. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah


2. Suhu badan meningkat
3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
4. Timbul diare
5. Feses cair, mengandung darah atau lendir
6. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu
7. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
8. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan
turgor kulit berkurang, selaput lendir pada mulut dan bibir terlihat kering.
9. Berat badan menurun
10. Pucat, lemah
D. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi gastroenteritis yang paling banyak adalah melalui infeksi rotavirus. Zat
enterotoksin yang dikeluarkan virus ini akan menyebabkan terjadinya lisis sel enterosit
traktus gastrointestinal. Transmisi penyakit ini umumnya adalah melalui rute fekal-oral dari
makanan dan minuman yang terkontaminasi agen kausal penyakit. Rotavirus yang masuk ke
dalam mulut akan menginfeksi lapisan mukosa usus kecil, bereplikasi, kemudian virions akan
dilepaskan ke dalam lumen usus, dan melanjutkan replikasi pada area lebih distal dari usus
kecil. Masa inkubasi rotavirus adalah sekitar dua hari.

E. PATHWAY
F.

G. WOC (Muttaqin,2008)
Faktor mal absorbsi Faktor makanan Faktor psikologi
-Karbohidrat -Makanan besi - Rasa takut
- Lemak -Beracun - Cemas
-Protein -Alergi makanan

Penyerapan sari-sari makanan

Terdapat zat-zat saluran pencernaan tidak adekuat gangguan motolitas usus


Yg tidak diserap

Tekanan Osmotik Gangguan sekresi Hiperperistaltik


meningkat

Reabsorbsi didalam sekresi air dalam elektrolit dalam Kesempatan usus menyerap
usus besar terganggu usus meningkat makanan

Merangsang usus menegeluarkan isisnya

DIARE
BAB sering dg konsistensi cair Inflamasi saluran pencernaan

Kulit disekitar anus Cairan yang Frekuensi Agen pirogenik mual dan muntah
lecet & iritasi keluar banyak defekasi

Kemerahan dan gatal Dehidrasi BAB encer dg Suhu tubuh Anoreksia


atau tanpa darah meningkat

Kerusakan Gangguan Gangguan Hipertensi Nutrisi


intergritas kulit pemenuhan eliminasi kurang dari
cairan dan BAB diare kebutuhan
elektrolit tubuh

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan, yaitu:

1. Pemeriksaan darah tepi lengkap


2. Pemeriksaan urine lengkap
3. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
4. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicuriagai infeksi sistemik
5. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter Jejuni sangat dianjurkan
6. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif
tentang pada diare kronik
7. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA) dan elektrolit (Na,
K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
8. Pemeriksaan tinja
- Makroskopik dan mikroskopik
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila diduga
terdapat intoleransi laktosa
- bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan sensitivity test)
9. pemeriksaan analisa gas darah
10. pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui fall ginjal
11. pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calsium, dan fosfor
12. pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglekimia.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan Per Oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang
bersifat NaCl dan NaHCO, dan glukosa. Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-
ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori
85 cal/L. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L,
Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro, 2005). Ada beberapa cairan
rehidrasi oral :
a) Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan glukosa, yang
dikenal dengan nama oralit
b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen diatas,
misalnya larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain,
disebut CRO tidak lengkap.
2) Cairan Parenteral
Cairan Linger Lactat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian
cairan parenteral, setiap jam perlu dilakukan evaluasi :
a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk 1994 dalam Wicaksana, 2011)
b. Pengobatan Antibiotik
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena
40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik. Pemberian
antibiotik diindikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti,
demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekresi dan kontaminasi
lingkungan. Persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong,
dan pasien immuncompromised. Contohnya antibiotik untuk diare Ciprofloksasin 500 mg
oral (2x sehari, 3-5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300 mg
(oral, dosis tunggal), Metronidazole 250-500 mg (4x sehari, 7-14 hari, oral atau IV).
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data yang


dikumpulkan meliputi:

1. Identitas Pasien
Biodata klien yang paling penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, dan
gaya hidup.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
BAB lebih 3 kali sehari
b. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran 3-5 hari (diare akut),
lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau kortikosteroid jangka
panjang, alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan
tempat tinggal.
f. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu, kekurangan gizi pada
anak usia toddler sangat rentan. Cara pengelolaan makanan yang baik, menjaga
kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasaan cuci tangan.
3. Data Bio-Psiko-Spiritual
a. Bernafas
Kaji pernafasan pasien. Kaji apakah pasien kesulitan saat bernafas
b. Makan dan Minum
Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS. Kebiasaan
pola makan, frekuensi, dan jenis. Perubahan setelah di rumah sakit.
c. Eliminasi
1) BAK
Kebiasaan : Frekuensi, warna, bau.
Perubahan setelah sakit
2) BAB
Kebiasaan : Frekuensi, warna, konsistensi
Perubahan setelah sakit
d. Gerak dan Aktivitas
Kaji gerak dan aktivitas pasien selama di RS
e. Istirahat dan Tidur
Kebiasaan : kaji kebiasaan istirahat dan tidur pasien
Perubahan setelah sakit
f. Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletingnya pasien.
g. Pengaturan Suhu Tubuh
Cek suhu tubuh pasien, normal 36o-37oC, pireksia/demam 38o-40oC, hiperpireksia
=40oC < ataupun hipertermi <35,5oC.
h. Rasa Nyaman
Observasi adanya keluhan yang menggangu kenyamanan pasien. Observasi nyeri
yang dikeluhkan pasien.
i. Rasa Aman
Kaji keluarga pasien mengenai kecemasan yang ia rasakan
j. Sosialisasi dan Komunikasi
Observasi sosial dan komunikasi pasien. Kaji apakah pasien mampu bercanda dengan
keluarganya.
k. Ibadah
Ketahui agama apa yang dianut oleh pasien
l. Rekreasi
Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja meluangkan
waktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui tehnik yang tepat saat depresi.
m. Pengetahuan atau Belajar
Seberapa besar keingintahuan keluarga mengenai cara pencegahan diare pada anak.
Pada saat inilah perawat berperan dalam memberikan Pendkes mengenai cara
pencegahan diare pada anak.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering,
berat badan menurun, anus kemerahan.
2. Perkusi : adanya distensi abdomen
3. Palpasi : turgor kulit kurang elastis
4. Auskultasi : terdegar bising usus

B. DIAGNOSA
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan sekresi air dan elektrolit akibat diare.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu
makan akibat mual dan muntah.

C. INTERVENSI
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan sekresi air dan elektrolit akibat diare
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan defisit volume
cairan teratasi.
Kriteria Hasil:
1) Mempertahankan urin output sesuai dengan usia, berat badan, dan tanda-tanda vital
dalam batas normal.
2) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi

No Diagnosa NIC NOC


. Keperawatan
1. Defisit volume Tujuan: Manajemen Edema Serebral
cairan b/d Sekresi Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan catatan intake dan
air dan elektrolit keperawatan selama 3x24 jam output yang adekuat
akibat diare. diharapakan defisit cairan teratasi. 2. Monitor status dehidrasi
Kriteria Hasil: (kelembaban membran mukosa,
1. Mempertahankan urin output nadi, dan TTV)
sesuai berat badan, dan tanda- 3. Monitor masukan makanan dan
tanda vital dalam batas normal cairan
2. Tidak ada tanda-tanda 4. Kolaborasi pemberian cairan
dehidrasi 5. Monitor status nutrisi
6. Dorong keluarga untuk
membantu klien makan

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu


makan akibat mual dan muntah.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan ketidakseimbangan
nutrisi teratasi.
Kriteria Hasil:
1. Frekuensi makan normal
2. Nafsu makan membaik
3. Bising usus dalam batas normal
4. Tidak ada diare
5. Meningkatkan verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi
6. Sikap terhadap makanan/minuman baik sesuai dengan tujuan kesehatan

Intervensi

No Diagnosa NIC NOC


Keperawatan
2. Ketidakseimbangan Tujuan: Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi
kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 jam 2. Identifikasi alergi dan
b/d Nafsu makan diharapkan ketidakseimbangan intoleransi makanan
akibat mual dan nutrisi teratasi. 3. Identifikasi makanan yang
muntah Kriteria Hasil: disukai
1. Frekuensi makan normal 4. Identifikasi kebutuhan kalori
2. Nafsu makan membaik dan jenis nutrien
3. Bising usus dalam batas 5. Monitor asupan makanan
normal 6. Monitor berat badan
4. Tidak ada diare 7. Monitor hasil pemeriksaan
5. Meningkatkan verbalisasi laboratorium
keinginan untuk 8. Lakukan oral hygiene sebelum
meningkatkan nutrisi makan
6. Sikap terhadap 9. Fasilitasi menentukan pedoman
makanan/minuman baik sesuai diet
dengan tujuan kesehatan 10. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
11. Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
12. Berikan suplemen makanan
13. Anjurkan posisi duduk
14. Ajarkan diet yang
diprogramkan
15. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (pereda nyeri)
16. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan jika perlu
III. REFERENSI
Hidayat, A.A.A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Selemba Medika
Muttaqin, Arif. 2011. Gangguan Gastroentestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia (SDKI). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An.S RUANGAN
DAHLIA 2 DI RSUD Dr.PIRNGADI KOTA MEDAN

TEMPAT PRAKTEK : RSUD PIRNGADI KOTA MEDAN

RUANG : DAHLIA 2

HARI/TANGGAL : KAMIS, 09-12-2021

MINGGU KE :1

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Siti Aisyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal/Lahir : 13 Juni 2015
Umur : 6 Tahun
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Belum/Tidak tamat SD
Alamat : Jl. Amalium gg Arjuna No.4, Medan
Tanggal Masuk : 08 Desember 2021
Ruangan : Dahlia 2 Anak
Gol. Darah :-
Tgl Pengkajian : 08 Desember 2021
Diagnosa Medis : Gastrointeritis Akut

Penanggung Jawab
Nama
Ayah : Syaiful Usman
Ibu : Kemala Dewi
Pekerjaan
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Wiraswasta
Alamat : Jl. Amalium gg Arjuna No.4, Medan
B. Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
HR : 100x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37oC
- Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat
badan menurun, anus kemerahan.
- Perkusi : adanya distensi abdomen
- Palpasi : turgor kulit kurang elastis
- Auskultasi : terdegar bising usus
1) Sistem Indra
a) Mata
Bersih tidak anemis pada kunjungtiva
b) Hidung bersih tidak ada peradangan
c) Telinga
Keadaan daun telinga : Bersih tidak ada kelaianan
Fungsi pendengaran : Baik tidak terdapat kuman pada lubang telinga.
2) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3) Dada
a) Bentuk dada : Bentuk dada smetris
b) Gerakan dada : Simetris antara kiri dan kanan
c) Suara napas : Vesikuler
4) Abdomen

I : Tidak ada pembesaran rongga abdomen

P : Bising usus terdengar

P : Tidak ada pembesaran hepar

A : Terdengar bunyi thympani

5) Punggung
Tidak ada keluhan
6) Ekstremitas
Atas : Bentuk simetris kiri kanan, terpasang cairan RL 500 cc di sebelah kiri
Bawah : Bentuk simetris kiri kanan
7) Genetalia
Bersih dan tidak terpasang keteter
8) Integumen
Keadaan kulit jelek, akral teraba dingin
9) Riwayat Alergi
Klien tidak ada riwayat alergi makanan maupun obatan.
a. Keluhan Utama
Mencret 3 kali/hari, BAB keluar air dan berampas, sulit makan, minum baik, dan
muntah.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien mengatakan An.S selama 3 hari badan panas, mual muntah, BAB 3
kali/hari, keluar air dan berampas, nafsu makan berkurang.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keluarga klien mengatakan An.S belum pernah dirawat di Rumah Sakit
sebelumnya.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang gawat dan menular,
seperti DM dan TBC.
c. Data Psiko-Sosial
1. Yang Mengasuh Anak
Yang mengasuh anak adalah orang tua
2. Hubungan Dengan Anggota Keluarga
Anak dekat terhadap kakak kandungnya
3. Hubungan Dengan Teman Sebaya
Anak kurang mampu bersosialisasi dengan teman sebaya
4. Pembawaan Secara Umum
Anak sangat manja dengan kakak kandungnya
d. Bernapas
Pasien bernapas dengan normal.
e. Kesadaran
GCS : 15 V :5
E :4 M :6
C. Kebutuhan Dasar/Pola Sehari-hari
Sebelum sakit selera makan anak baik. Dirumah An.S disuapi oleh ibunya, makan bubur
3 kali sehari dengan 1 porsi bubur dihabiskan. Sedangkan saat di rumah sakit, An.S
menolak untuk memakan bubur dan hanya menghabiskan ½ porsi dalam 3 kali sehari.
Tetapi An.S minum air putih dengan dengan frekuensi 7-12 liter dalam sehari.
D. Eliminasi
- BAK
Frekuensi : 10-12 kali/hari
Warna : Kekuningan
Volume : 1500 cc
- BAB
Frekuensi : 5 kali/hari
Warna : Jernih kekuningan
Konsistensi: Cair dan berampas
E. Gerak dan Aktivitas
Aktivitas gerak pasien terbatas.
F. Istirahat dan Tidur
Sebelum masuk rumah sakit, keluarga pasien mengatakan An.S pola tidur baik dan
teratur. Setelah masuk rumah sakit, An.S sulit tidur, gelisah, dan sering menangis.
G. Kebersihan Diri
Keluarga pasien An.S mengatakan, kebiasaan mandi An.S 2x/hari, cuci rambut 2x/hari,
dan memotong kuku 1x/2 minggu dengan bantuan ibunya.
H. Rasa Nyaman
Skala nyeri pasien An.S adalah skala 7
I. Tindakan Diagnostik
Cek laboratorium dan foto thorax
J. Prosedur Terapi
IUFD RL = 20 gh (mikro) – zinc 1x1
Infus : Cefriaxare 500 mg
II. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 DS : Defisit volume cairan Sekresi air dan elektrolit
- Keluarga klien mengatakan akibat diare
An.S mencret 2x/hari, keluar
air dan berampas
- Klien mual dan muntah
DO :
- TTV : HR :100x/menit RR:
20x/menit, Suhu : 37oC
- Klien tampak pucat
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit jelek

2 DS : Nafsu makan akibat Ketidakseimbangan


- Keluarga klien mengatakan mual dan muntah nutrisi kurang dari
nafsu makan An.S menurun, kebutuhan tubuh
dengan ½ porsi setiap hari
- Keluarga klien mengatakan
An.S muntah setiap makan
DO :
- Klien tampak lemah
- Tidak sanggup untuk berdiri
sendiri
- BB : 11 kg

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit volume cairan b/d Sekresi air dan elektrolit akibat diare
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Nafsu makan akibat mual
dan muntah
IV. INTERVENSI
NAMA MAHASISWA : ATIKAH DARA YANI RAMBE
NIM : P07520120046
RUANG : HEMODIALISA

No Diagnosa NIC NOC


. Keperawatan
1. Defisit volume Tujuan: Manajemen Edema Serebral
cairan b/d Sekresi Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan catatan intake dan
air dan elektrolit keperawatan selama 3x24 jam output yang adekuat
akibat diare. diharapakan defisit cairan teratasi. 2. Monitor status dehidrasi
Ditandai dengan : Kriteria Hasil: (kelembaban membran
DS : 1. Mempertahankan urin output mukosa, nadi, dan TTV)
- Keluarga klien sesuai berat badan, dan tanda- 3. Monitor masukan makanan dan
mengatakan tanda vital dalam batas cairan
An.S mencret normal 4. Kolaborasi pemberian cairan
2x/hari, keluar 2. Tidak ada tanda-tanda 5. Monitor status nutrisi
air dan dehidrasi 6. Dorong keluarga untuk
berampas membantu klien makan
- Klien mual dan
muntah
DO :
- TTV : HR :
100x/menit RR:
20x/menit,
Suhu : 37oC
- Klien tampak
pucat
- Mukosa bibir
kering
- Turgor kulit
jelek
2. Ketidakseimbangan Tujuan: Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi
kebutuhan tubuh b/d keperawatan selama 3x24 jam 2. Identifikasi alergi dan
Nafsu makan akibat diharapkan ketidakseimbangan intoleransi makanan
mual dan muntah. nutrisi teratasi. 3. Identifikasi makanan yang
Ditandai dengan : Kriteria Hasil: disukai
DS : 1. Frekuensi makan normal 4. Monitor asupan makanan
- Keluarga klien 2. Nafsu makan membaik 5. Monitor berat badan
mengatakan 3. Bising usus dalam batas 6. Monitor hasil pemeriksaan
nafsu makan normal laboratorium
An.S menurun, 4. Tidak ada diare 7. Fasilitasi menentukan pedoman
dengan ½ porsi 5. Meningkatkan verbalisasi diet
setiap hari keinginan untuk 8. Berikan suplemen makanan
- Keluarga klien meningkatkan nutrisi 9. Anjurkan posisi duduk
mengatakan 6. Sikap terhadap 10. Ajarkan diet yang
An.S muntah makanan/minuman baik diprogramkan
setiap makan sesuai dengan tujuan 11. Kolaborasi pemberian medikasi
DO : kesehatan sebelum makan (pereda nyeri)
- Klien tampak
lemah
- Tidak sanggup
untuk berdiri
sendiri
BB : 11 kg

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


HARI 1

Dx Dx Keperawatan Tanggal/Wakt Implementasi Evaluasi TTD


u
1 Defisit volume 09/12/2021 Manajemen Edema Evaluasi pada pukul 10.00
cairan b/d Sekresi 09.00 WIB Serebral WIB
air dan elektrolit 1. Pertahankan catatan S : Mencret masih ada,
akibat diare. intake dan output yang pucat berkurang
Ditandai dengan : adekuat O:
DS : 2. Monitor status dehidrasi - TTV : Suhu 36,8oC,
- Keluarga klien (kelembaban membran Nadi 100x/menit, RR
mengatakan mukosa, nadi, dan TTV) 24x/menit
An.S mencret 3. Monitor masukan A : Gangguan volume
2x/hari, keluar makanan dan cairan cairan
air dan 4. Kolaborasi pemberian P :
berampas cairan Ringer Laktat 500 - Pantau KU pasien
- Klien mual dan cc - Mengukur vital sign
muntah 5. Monitor status nutrisi - Memberi posisi nyaman
DO : 6. Dorong keluarga untuk pada pasien
- TTV : HR : membantu klien makan - Memberi obat oral
100x/menit RR: Nystatin drop 1 cc
20x/menit,
Suhu : 37oC
- Klien tampak
pucat
- Mukosa bibir
kering
- Turgor kulit
jelek

2 Ketidakseimbangan 09/12/2021 Manajemen Nutrisi Evaluasi pada pukul 12.00


nutrisi kurang dari 10.20 WIB 1. Pertahankan catatan WIB
kebutuhan tubuh b/d intake dan output yang S : Berat badan tidak sesuai
Nafsu makan akibat adekuat dengan usia.
mual dan muntah. 2. Monitor status dehidrasi O:
Ditandai dengan : 3. Monitor masukan - TTV : Suhu 36,8oC,
DS : makanan dan cairan Nadi 100x/menit, RR
- Keluarga klien 4. Monitor status nutrisi 24x/menit
mengatakan 5. Dorong keluarga untuk A : Gangguan kebutuhan
nafsu makan membantu klien makan nutrisi
An.S menurun, P:
dengan ½ porsi - Monitor keadaan umum
setiap hari dan vital sign
- Keluarga klien - Mengkaji intake dan
mengatakan output
An.S muntah - Memberikan diet
setiap makan kepada pasien
DO : - Memberikan penkes
- Klien tampak kepada orang tua
lemah mengenai kebutuhan
- Tidak sanggup gizi untuk pasien An.S.
untuk berdiri
sendiri
BB : 11 kg

HARI 2

Dx Dx Keperawatan Tanggal/Wakt Implementasi Evaluasi TTD


u
1 Defisit volume 09/12/2021 Manajemen Edema Evaluasi pada pukul 10.00
cairan b/d Sekresi 09.00 WIB Serebral WIB
air dan elektrolit 1. Pertahankan catatan S : Mencret sudah tidak ada
akibat diare. intake dan output yang O :
Ditandai dengan : adekuat - TTV : Suhu 36,4oC,
DS : 2. Monitor status dehidrasi Nadi 110x/menit, RR
- Keluarga klien (kelembaban membran 20x/menit
mengatakan mukosa, nadi, dan TTV) A : Gangguan volume
An.S mencret 3. Monitor masukan cairan
2x/hari, keluar makanan dan cairan P:
air dan 4. Kolaborasi pemberian - Monitor keadaan umum
berampas cairan Ringer Laktat 500 dan vital sign
- Klien mual dan cc - Mengkaji intake dan
muntah 5. Monitor status nutrisi output
DO : 6. Dorong keluarga untuk - Memberi posisi nyaman
- TTV : HR : membantu klien makan pada pasien
100x/menit RR: - Memberi obat oral
20x/menit, Nystatin drop 1 cc
Suhu : 37oC
- Klien tampak
pucat
- Mukosa bibir
kering
- Turgor kulit
jelek

2 Ketidakseimbangan 09/12/2021 Manajemen Nutrisi Evaluasi pada pukul 12.00


nutrisi kurang dari 10.20 WIB 1. Pertahankan catatan WIB
kebutuhan tubuh b/d intake dan output yang S : Berat badan tidak sesuai
Nafsu makan akibat adekuat dengan usia.
mual dan muntah. 2. Monitor status dehidrasi O:
Ditandai dengan : 3. Monitor masukan - TTV : Suhu 36,4oC,
DS : makanan dan cairan Nadi 100x/menit, RR
- Keluarga klien 4. Monitor status nutrisi 24x/menit
mengatakan 5. Dorong keluarga untuk A : Gangguan kebutuhan
nafsu makan membantu klien makan nutrisi
An.S menurun, P:
dengan ½ porsi - Monitor keadaan umum
setiap hari dan vital sign
- Keluarga klien - Mengkaji intake dan
mengatakan output
An.S muntah - Memberikan diet
setiap makan kepada pasien
DO : - Memberi obat oral
- Klien tampak Nystatin drop 1 cc
lemah - Memberikan penkes
- Tidak sanggup kepada orang tua
untuk berdiri mengenai kebutuhan
sendiri gizi untuk pasien An.S.
BB : 11 kg

Anda mungkin juga menyukai