983 2694 1 PB
983 2694 1 PB
2 (2016)
ABSTRAK
Motivasi dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar salah satunya adalah lingkungan pembelajaran dan pola asuh yang
selanjutnya akan menentukan kualitas hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk menguji
korelasi antara pola asuh orangtua dan lingkungan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di
sekolah cerdas. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Cerdas Tampan Pekanbaru. Sampel
terdiri dari 57 siswa sekolah cerdas Tampan Pekanbaru. Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa pola asuh positif dari segi
kontrol orangtua (64%), kejelasan komunikasi (61%) dan tuntutan orang tua menjadi matang
(54%). Siswa memiliki motivasi internal (68%) dan eksternal positif (55%) dalam pembelajaran.
Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pola asuh terhadap motivasi belajar siswa
dengan nilai signifikan 0,000 dengan koefisien determinasi 69.1%. Disimpulkan bahwa pola asuh
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Disarankan kepada para orangtua dan sekolah agar
dapat menerapkan pola asuh yang baik, menciptakan situasi belajar yang dapat merangsang minat
siswa untuk giat belajar dan memperhatikan kebutuhan sekolah anak.
Kata kunci: lingkungan pembelajaran; motivasi; pola asuh orangtua
ABSTRACT
Motivation and learning are two things that affect each other . One of factors that affect the
motivation of learning is environment learning and parenting that determine the quality of student
learning outcomes. The objective of this study was to examine the correlation between parenting
with learning environment and learning motivation of students in cerdas school. The study was
conducted in a cerdas school, Tampan Pekanbaru. The sample consists of 57 students in cerdas
school. The approach was conducted in this study are qualitative and quantitative. The results
showed that positive parenting in terms of parental control (64%), clarity of communication (61%)
and the demands of the parents become mature (54%). Students have the internal motivation (68%)
and external motivation (55%) in positive learning. There are significant affect and positive among
parenting with student learning motivation with signification value 0.000 and determination
coefficient 69.1 percent. It was concluded that parenting affect to learning motivation of students. It
is recommended to parents and the school to be able to apply a good parenting style, creating a
situation that can stimulate learning interest of students to actively learn and pay attention to the
needs of school children.
Keywords: learning environment; motivation; parenting
Likert. Skala pola asuh orang tua meliputi usia. Hal ini akan terjadi apabila cara anak
tingkat kontrol orang tua terhadap anak, dalam memperoleh pengetahuan dan
kejelasan komunikasi orang tua dan anak keterampilan dirasa begitu majemuk dan
serta tuntutan orang tua kepada anak untuk memakan waktu, sehingga membuat
menjadi matang. Lingkungan pembelajaran sebagian minat anak menghilang.
dilihat secara langsung di sekolah yang
Menurut Piaget, pada setiap tahapan
meliputi: kondisi lingkungan sekolah, fasilitas
dan sarana prasarana yang mendukung untuk perkembangan, proses belajar setiap anak
meningkatkan motivasi belajar siswa. berbeda. Semakin tinggi tingkat kognitif
Analisis data dari angket dilakukan seseorang, semakin teratur dan abstrak
untuk memenuhi jawaban dari dugaan cara berpikir seseorang. Namun, tidak
terdapat pengaruh positif antara pola asuh berarti bertambahnya umur akan membuat
orang tua, lingkungan pembelajaran dengan seseorang semakin pintar karena stimulasi
motivasi belajar siswa. Pengolahan data lingkungan juga berperan penting dalam
dilakukan dengan menggunakan MS menunjang keberhasilan.
Office Excel for Windows. Analisis data Jenis kelamin merupakan salah satu
dilakukan dengan regresi linier sederhana hal yang menjadi pertimbangan orangtua
menggunakan progam SPSS 16. dalam berinteraksi dengan anak. Keadaan
biologis manusia dianggap dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN mempengaruhi tingkah laku manusia.
Karakteristik Responden Praktik pengasuhan yang berbeda antar
Sejak usia sekolah anak mulai jenis kelamin disebabkan karena adanya
memasuki tahap awal dari lingkungan pertumbuhan fisik, perkembangan mental,
pembelajaran formal dan tidak lagi dan sosial anak terutama pada masa akhir
sepenuhnya berada di bawah pengawasan sekolah. Anak laki-laki dianggap lebih
orangtua. Berdasarkan umur dan jenis diberi kesempatan untuk mandiri,
kelamin subjek dalam penelitian ini sehingga mereka lebih menunjukkan
adalah siswa-siswi sekolah cerdas kelas 1- inisiatif dan spontan.
6 SD, berjumlah 57 orang siswa dengan
kisaran usia antara 9-17 tahun. Sebanyak Pola Asuh Belajar Responden
40.4 persen subjek di sekolah cerdas Pola asuh belajar adalah interaksi
adalah laki-laki dan 59.6 persen subjek antara anak dan orang tua selama
adalah perempuan. mengadakan kegiatan pengasuhan dalam
Karakteristik individu merupakan mendidik anak. Gaya pengasuhan dalam
bagian dari identitas diri seseorang yang mendidik anak diukur berdasarkan
antara lain dapat dilihat melalui umur dan kategori positif dan negatif dengan tolak
jenis kelamin. Bertambahnya usia ruang ukur kontrol orang tua, kejelasan
lingkup sosial anak akan semakin luas. komunikasi dan tuntutan orangtua
Kehidupan pada masa anak-anak sangat menjadi matang. Hampir seluruh orangtua
berpengaruh dan berkaitan dengan subjek menerapkan pola asuh yang positif
diterimanya stimulasi lingkungan yang dari segi kontrol orangtua (64%),
ada di sekitar mereka terhadap apa yang kejelasan komunikasi (61%) dan tuntutan
mereka lihat dan rasakan. Pada masa usia orang tua menjadi matang (54%).
sekolah, anak-anak dirasa telah mampu
menerima pendidikan formal dan dapat Tabel 1 Sebaran Pola Asuh Orang Tua
menyerap berbagai hal yang ada di Responden di Sekolah Cerdas
lingkungan. Persentase (%)
Anak selalu tertarik pada sesuatu Pola Asuh
Positif Negatif
yang baru dan berbeda, akan tetapi rasa
ingin tahu dan dorongan untuk belajar Kontrol Orang
64 36
semakin berkurang dengan bertambahnya Tua
sekolah ini berjumlah 6 orang dengan sebagai alat bantu penunjang tercapainya
jumlah siswa 57 orang dan diantara tujuan pendidikan (Hasbullah, 2006).
mereka ada yang memiliki respon yang Kualitas pendidikan dalam
lambat terhadap menerima pembelajaran lingkungan pembelajaran tidak terlepas
(6 orang), tuna daksa (2 orang) dan autis dari peran tenaga pendidik (guru).
(1 orang). Persoalan kekurangan dana Apabila tenaga pendidik selain secara
khususnya untuk operasional, merupakan rutin mengajar di kelas juga berperan
persoalan utama pada sekolah cerdas, menciptakan kondisi yang memungkinkan
seperti sarana dan prasarana hadirnya profesionalisme ke dalam kelas
pembelajaran. Proses pembelajaran untuk berbagi pengalaman, maka peran
dilakukan disebuah rumah bulatan yang guru sebagai motivator dapat tercapai.
disewa 12 juta per tahun dengan ruang Mendukung ini semua, lingkungan
belajar yang terdiri dari kamar-kamar sekolah juga sangat berperan penting
yang di dalamnya terdapat meja tulis dan dalam proses belajar siswa. Sarana dan
papan tulis, dan satu ruang yang prasarana yang terdapat di sekolah sangat
dimanfaatkan kepala sekolah dan guru. diperlukan dalam proses pembelajaran.
Sekolah ini tanpa ada ruang perpustakaan, Sarana dan prasarana yang tidak
UKS, kantin dan tata usaha. lengkap akan membuat proses
Lindgren dalam Gunarsa dan Gunarsa pembelajaran akan terhambat. Begitu juga
(2006) mengemukakan bahwa, situasi dengan peran guru dalam proses
belajar dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang digunakan dalam
belajar anak. Bagaimana keadaan ruangan menyampaikan materi kepada siswa.
yang digunakan sebagai tempat belajar, Kelas yang bersih dan nyaman akan
apakah memenuhi syarat agar anak dapat membuat suasana belajar yang kondusif
belajar dengan baik turut mempengaruhi sehingga guru dalam menyampaikan
prestasi anak. Kekurangan fasilitas belajar materi dapat diterima oleh para siswa.
dapat mengakibatkan siswa kurang dapat Guru juga mengajar pun tidak harus
mengaktualisasikan kemampuan dasar monoton dan harus mempunyai ide dalam
sehingga menimbulkan kegagalan dalam menjelaskan materi agar seluruh siswa
prestasi akademik. Agar nyaman paham dengan materi yang diberikan dan
digunakan untuk belajar, sekolah harus tidak merasa bosan dalam proses belajar
bersih, tertata rapi, aman dan jauh dari mengajar.
kebisingan serta tersedia sarana umum Selain peran guru yang menjadi
dan sarana khusus. Sarana umum berarti penutan siswa di sekolah, orang tua juga
tersedia ruang kelas, ruang UKS, sangat menentukan keberhasilan siswa di
perpustakaan, jamban, lapangan upacara, sekolah. Bagaimana orang tua mendidik
halaman sekolah, kantin, dan kebun anak di rumah sangat berpengaruh
sekolah. Sarana khusus berarti tersedianya terhadap kepribadian siswa di sekolah.
kantor kepala sekolah, ruang guru, kantor Orang tua harus menjadi sosok panutan
tata usaha, dan rumah penjaga sekolah. yang harus ditiru.
Selain situasi dan fasilitas, alat Walaupun semua kenakalan siswa di
pendidikan yang dimiliki oleh suatu sekolah sepenuhnya tidak dikarenakan
lingkungan pembelajaran termasuk oleh kesalahan mendidik dari orang tua,
jumlah siswa dalam suatu ruangan kelas tetapi dengan harapan yang besar orang
turut mempengaruhi sistem pendidikan. tua juga dapat memberi perubahan yang
Alat pendidikan merupakan segala besar terhadap keberhasilan anaknya di
sesuatu yang dapat digunakan untuk sekolah.
mencapai tujuan pendidikan. Ditinjau dari
segi wujud, alat pendidikan dapat berupa
nasihat atau pun dalam bentuk benda
efektif berdampak pada lingkungan modern dan ada yang kuno atau kolot; ada
belajar. Lingkungan belajar yang baik keluarga yang kaya dan ada yang kurang
juga harus diikuti dengan penguatan yang mampu; ada keluarga yang besar
diberikan oleh guru dengan maksimal. (memiliki anggota keluarga banyak), dan
Situasi belajar dapat mempengaruhi ada pula yang sedikit; ada keluarga yang
motivasi belajar siswa. Bagaimana selalu diliputi oleh suasana tenang dan
keadaan ruangan yang digunakan sebagai tentram, dan ada pula yang selalu gaduh,
tempat belajar, apakah memenuhi syarat cekcok dan sebagainya. Secara
agar anak dapat belajar dengan baik turut sendirinya, keadaan dalam keluarga yang
mempengaruhi. Selain situasi, fasilitas bermacam-macam coraknya ini akan
belajar juga dapat mempengaruhi proses membawa pengaruh pada bentuk pola
belajar seseorang. Kekurangan fasilitas asuh yang diberikan kepada anak.
belajar dapat mengakibatkan siswa kurang Pola asuh orangtua positif yang
dapat mengaktualisasikan kemampuan diterapkan pada anak, mencerminkan
dasar sehingga menimbulkan kegagalan hubungan keluarga yang sehat dan
dalam prestasi akademik. Agar nyaman bahagia, sehingga dapat menimbulkan
digunakan untuk belajar, sekolah harus dorongan anak untuk termotivasi dalam
bersih, tertata rapi, aman dan jauh dari pembelajarannya, sehingga berprestasi.
kebisingan serta tersedia sarana umum Sikap dan gaya pengasuhan orang tua
dan sarana khusus (Latifah, 2008). juga berdampak besar ke prestasi sekolah
Sekolah merupakan lembaga anak. Oleh karena itu, prestasi anak-anak
pendidikan formal pertama yang sangat bisa tercermin dari sikap dan gaya
penting dalam menentukan keberhasilan orangtua mereka. (Kordi dan Baharudin,
belajar siswa (Ridwan 2008). Lingkungan 2010).
sekolah yang baik dapat mendorong siswa Berdasar beberapa penelitian, jika
untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah dalam sebuah kelarga menerapkan pola
dapat dilihat melalui penyajian pelajaran, asuh otoritatif (authoritative parenting),
hubungan guru dengan siswa, kondisi maka orang tua dengan pola asuh
ruangan, dan kurikulum. Hubungan antara otoritatif akan menghadirkan lingkungan
guru dan siswa yang kurang baik akan rumah yang penuh kasih dan dukungan,
mempengaruhi hasil belajar siswa. memberikan harapan dan standar tinggi
Adanya keterkaitan antara lingkungan terhadap prestasi, memberikan penjelasan
pembelajaran dengan motivasi belajar dan mengapa suatu perilaku dapat atau tidak
prestasi akademik juga didukung oleh dapat diterima, menegakkan aturan-aturan
pendapat Hasbullah (2006) bahwa sarana keluarga secara konsisten, melibatkan
prasarana yang dimiliki oleh suatu anak dalam pengambilan keputusan, dan
lingkungan pembelajaran dan jumlah menyediakan kesempatan bagi anak untuk
siswa dalam suatu ruangan kelas turut menikmati kebebasan berperilaku sesuai
mempengaruhi sistem pendidikan. Situasi usianya. Konsekuensinya, anak-anak yang
dan keadaan ruangan yang digunakan diasuh dengan pola otoritatif umumnya
sebagai tempat belajar akan gembira, bersemangat, percaya diri,
mempengaruhi motivasi belajar. mandiri, mudah menjalin pertemanan,
Demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas memiliki keterampilan sosial yang baik,
lingkungan pembelajaran dapat dan menunjukkan kepedulian terhadap
menetukan motivasi belajar anak, hak dan kebutuhan orang lain. Mereka
sehingga juga menentukan kualitas juga termotivasi untuk berprestasi bagus
prestasi akademik anak didik. di sekolah sehingga seringkali meraih
Sebagian orang tua mendidik anak- prestasi yang tinggi (high achievers).
anaknya dengan cara yang berbeda. Ada Akan tetapi, kekurangan atau ketiadaan
yang menganut pendirian-pendirian motivasi, baik yang bersifat internal