DISUSUN OLEH :
TIM MPRN
b. Berat Jenis
1) Memasukkan sampel yang telah didinginkan sampai 20-23 oC ke dalam piknometer.
2) Merendam dalam waterbath pada suhu 25 ± 0,2 oC selama 30 menit.
3) Menimbang berat piknometer dan sampel tersebut.
Berat jenis : (berat piknometer + minyak) - (berat piknometer)
volume air pada suhu 25 C(mL)
(Ketaren, 1986)
Alat : Bahan :
Plat tetes Rak tabung reaksi NH4OH NaOH
Spatula Lampu spiritus / Bunsen KOH H2SO4
Pengaduk kaca Penjepit tabung reaksi HCl
Kawat nikrom Tabung reaksi CH3COOH
C. Prosedur Kerja :
1. Untuk pengamatan bentuk, warna, wujud dan bau amati secara langsung
3. Untuk pengamatan sifat higroskopis, ambil sedikit bahan dan letakkan dalam
plat tetes, biarkan beberapa menit dan amati perubahannya
4. Untuk pengamatan sifat asam / basa , ambil sedikit bahan dan letakkan dalam
plat tetes, kemudian tambahkan dengan kertas lakmus, amati perubahannya
5. Untuk pengamatan bentuk zat berubah dan terjadi penguraian, terjadi penguraian
tapi tak terjadi perubahan warna, ambil sedikit bahan masukkan ke dalam tabung
reaksi dan panaskan, amati perubahan yang terjadi.
6. Untuk pengamatan mudah terbakar, beracun dan korosif dapat dilihat pada label
botol bahan.
Data Pengamatan :
Kesimpulan :
Alat : Bahan :
Kondensor Spatula Minyak
Heating mantel Neraca KOH Alkoholik
Erlemeyer Pipet gondok 50 ml HCl
Buret & statif Pipet gondok 10 ml Indikator PP
Beker glass 100 ml
Prosedur Kerja :
4. Setelah dingin dititrasi dengan HCl 0,5 N dengan indikator phenolphthalein (PP)
Data Pengamatan :
.........................................................................................
Bentuk PP ....................................................................
Warna PP .....................................................................
+ Indikator PP ........................................................................................
3 tetes Bentuk HCl ....................................................................
.........................................................................................
Dititrasi .........................................................................................
dengan HCl
0,5 N
Kesimpulan :
Perhitungan :
(tb ts ) xNHClxBMKO H
AngkaPenyabunan
BeratContoh( gr )
Alat : Bahan :
Kondensor Spatula Minyak/lemak
Heating mantel/penangas air Neraca Alkohol netral 95%
Erlemeyer Pipet gondok 50 ml KOH
Buret & statif Pipet gondok 10 ml Indikator PP
Beker glass 100 ml Hot plat
Prosedur Kerja :
2. Larutan dipanaskan dalam penangas air sambil diaduk dan ditutup pendingin balik
Data Pengamatan :
Perubahan setelah di
+ ...................................................
..................................................................................
.......
..................................................................................
Dipanaskan
.......
Didinginkan
..................................................................................
+ Indikator PP
3 tetes .......
Dititrasi ..................................................................................
dengan KOH .......
0,1 N Bentuk
PP ......................................................................
Warna
PP ......................................................................
Perubahan setelah di
+PP ...............................................
..................................................................................
......
Bentuk
KOH ..................................................................
Warna
KOH ...................................................................
..................................................................................
......
..................................................................................
......
Kesimpulan :
Perhitungan :
mlKOHxNKOHxBMKOH
AngkaAsam
BeratContoh(gr )
Alat : Bahan :
Destilasi Spatula Minyak/lemak
Heating mantel/penangas Neraca Soda gliserol
air
Pipet godok 50 ml H2SO4 20%
Erlemeyer
Buret & statif NaOH
Gelas ukur 50 ml
Hot plat Indikator PP
Beker glass 100 ml
Prosedur Kerja :
2. Larutan dipanaskan sehingga terbentuk sabun sempurna dan cairan menjadi jernih
4. Destilat ditambah aquadest, bagian yang larut dalam air dipisahkan dan dititrasi
dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator phenolphthalein (PP)
Data Pengamatan :
Perubahan setelah di
+ ...................................................
.......................................................................................
..
.......................................................................................
Dipanaska
..
n
.......................................................................................
+ 135 ml
..
air
.......................................................................................
+ 5 ml
..
H2SO4
20% Bentuk
H2SO4 ................................................................
Warna
H2SO4 .................................................................
.......................................................................................
.
Bentuk
NaOH .................................................................
Warna
NaOH .................................................................
Perubahan setelah di +
NaOH ........................................
.......................................................................................
.
.......................................................................................
.
Kesimpulan :
Perhitungan :
mlKOHxNKOHxBMKOH
AngkaAsam
BeratContoh(gr )
I. Tujuan :
Mengetahui proses Netralisasi yang terjadi pada pembuatan Sabun Mandi
B. Proses Analisa
a. Analisa kadar asam lemak bebas
1. Timbang dengan teliti + 5 gram sampel, masukan ke dalam labu dasar bulat
2. Tambahkan alkohol netral sebanyak 100 ml dan masukan batu didih
3. Pasang pendingan tegak, kemudian labu dasar bulat dipanaskan selama + 30
menit di atas pembakaran spirtus
4. Larutan yang diperoleh bersifat alkalis (tidak berwarna merah) kemudian
dinginkan sampai suhu 700C dan titrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 N dalam
alkohol sampai timbul warna merah yang tahan selama 15 detik.
5. Lakukan perhitungan:
Kadar Asam Lemak Bebas : V x N x 0,256 x 100 %
Wsampel
Keterangan :
V : Volume NaOH yang digunakan
N : Normalitas NaOH yang digunakan
W: Berat sampel
256 = berat asam palmitat
DASAR TEORI
Penentuan asam dan basa larutan misalnya larutan HCl, NaOH, H 2SO4, Cuka, Air kapur,
Minuman bersoda, Air teh, Detergen cuci. Dapat diketahui jenis larutannya apakah
berjenis larutan asam, basa, maupun netral. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus yaitu kertas lakmus biru dan merah. Lakmus biru yaitu
adalah lakmus yang menandakan bahwa suatu cairan tersebut adalah berjenis basa,
lakmus merah adalah kertas lakmus yang menandakan bahwa larutan yang dicelupkannya
adalah asam. Kedua kertas lakmus tersebut dapat berubah menjadi warna yang berbeda
sesuai dengan identitasnya pula.
Apabila kertas lakmus biru dimasukan ke dalam larutan asam maka akan menjadi
merah.Begitu juga dengan kertas lakmus yang berwarna merah, bila dimasukan ke dalam
larutan basa, akan menjadi biru dan menunjukan jenis larutan tersebut pula. Tetapi ada
beberapa larutan yang bila dicelupkan kertas lakmus merah warna tetap merah dan bila
kertas biru dicelupkan maka warnanya tetap biru maka, larutan tersebut berjenis larutan
netral.
Dasar Teori
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan "keasaman" di sini adalah
konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air.
Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai
pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH<7
menunjukan keasaman.
Nama pH berasal dari potential of hydrogen. Secara matematis, pH didefinisikan dengan
pH = - log10[H + ]
Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut
(sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada kesetimbangan
Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke
kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion
hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya.
Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah
menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah
Selain mengunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter
yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.
MENGETAHUI PH SUATU LARUTAN DENGAN INDIKATOR UNIVERSAL
Indikator asam- basa adalah zat yang warnanya berbeda dalam larutan yang bersifat asam
dan basa. Pada kegiatan ini akan dibuat indicator dari tumbuhan. Pada bagian ke dua akan
diamati perubahan warna indicator yang sering digunakan dalam laboratorium.
a. alat dan bahan
lumpang Fenolftalein
Tabung reaksi Metil merah
Pipet tetes Metil jingga
Gelas ukur Bromtimol biru
Bunga warna merah dan biru
Air suling
b. Cara kerja
1. Giling beberapa helai mahkota bunga berwarna merah dengan kira-kira 5
ml air suling dalam lumping. Tempatkan kira-kira 1 ml air bunga masing-
masing ke dalam 2 tabung reaksi. Kedalam tabung pertama tambahkan
larutan cuka, sedangkan ke dalam tabung kedua tambahkan beberapa tetes
air kapur. Guncangkan tabung , amati perubahan warna dan catat !
2. lakukan cara yang sama dengan warna bunga yang lain.
3. Siapkan 3 tabung reaksi , tabung pertama isi dengan 2 ml larutan cuka,
tabung kedua dengan air kapur, sedang tabung ketiga diisi dengan air
suling. Kemudian tambahkan masing-masing 2-3 tetes larutan pp .
guncangkan tabung dan catat perubahan warnanya.
4. lakukan No 3 dengan indicator lain ( MM, MJ, BB)
c. Hasil Pengamatan
No Warna bunga Merah Biru Warna lain
1 Nama bunga
2 Warna air bunga
3 Warna air bunga + larutan cuka
4 Warna air bunga + air kapur
d. Pertanyaan
Dari pengujian dengan air bunga, air bunga manakah yang merupakan indicator
asam basa yang terbaik ?
LARUTAN PENYANGGA
Tujuan Percobaan
Siswa dapat membedakan perubahan pH larutan penyangga dan bukan larutan
penyangga akibat penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.
Prosedur kerja
1. Ambil 20 mL larutan CH3COOH 0,1 M dan 20 mL larutan CH 3COONa 0,1 M.
Campurkan dalam sebuah gelas kimia dan ukur pH campuran dengan indikator
universal kemudian catat hasilnya.
2. Bagi larutan dari prosedur (1) ke dalam 3 gelas kimia masing-masing 10 mL.
3. Larutan dalam gelas kimia I ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M sebanyak 1 mL
dan ukur pH nya dengan menggunakan kertas indikator
4. Larutan dalam gelas kimia II ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 1 mL
dan ukur pH nya dengan menggunakan kertas indikator
5. Larutan dalam gelas kimia III ditetesi dengan larutan air suling sebanyak 1 mL
dan ukur pH nya dengan menggunakan kertas indikator
6. Ukurlah pH air suling sebanyak 30 mL dan catat hasilnya. Setelah itu ulangi
langkah (2) sampai dengan (5).
Hasil Pengamatan
Jenis larutan pH pH setelah penambahan
awal
HCl NaOH Air suling
Air suling
CH3COOH + CH3COONa
Pertanyaan
1. Bagaimana perubahan pH larutan penyangga pada penambahan asam, basa, dan
pengenceran.
2. Bagimana perubahan pH larutan bukan penyangga dibandingkan dengan larutan
penyangga pada penambahan jumlah asam, basa, pengenceran?
HIDROLISIS GARAM
Tujuan Percobaan
1. Dapat mengetahui sifat asam atau basa garam larutan yang berasal dari asam kuat
dan basa kuat dalam air
2. Dapat mengetahui sifat asam atau basa garam larutan yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat dalam air
3. Dapat mengetahui sifat asam atau basa garam larutan yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat dalam air
Prosedur kerja
1. Tetesi masing-masing kertas lakmus merah dan biru berturut-turut dengan larutan
diatas. Catat pengamatan anda?
2. Ukurlah pH masing-masing larutan dengan indikator universal, catat hasilnya.
Hasil Pengamatan
Perubahan Warna Sifat larutan
Larutan (0,1 M) Lakmus Lakmus pH Asam / basa
Merah Biru
KCl
Na2CO3
NH4Cl
Al2(SO4)3
(NH4)2SO4
CH3COONa
Na2CO3
Pertanyaan
1. Larutan-larutan garam manakah yang bersifat asam, basa, atau netral?
2. Mengapa larutan garam tersebut ada yang bersifat asam, basa dan netral?
3. Tuliskan reaksi hidrolisis larutan garam – garam tersebut?
TITIK BEKU LARUTAN
Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengaruh adanya zat terlarut terhadap titik beku larutan.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan.
Alat dan bahan
No. Alat dan bahan Jumlah
1. Tabung reaksi 5 buah
2 Gelas kimia 5 buah
3. Termometer 1 buah
4. Pipet ukur 1 buah
5. pengaduk 1 buah
6. Es batu 2 kg
7. Garam dapur kasar 0,5 kg
8. Air suling / aquadest Secukupnya
9. Larutan NaCl 1 m 20 gram
10. Larutan NaCl 2 m 20 gram
11. Larutan Urea 1 m 20 gram
12. Larutan Urea 2 m 20 gram
Prosedur kerja
1. Buatlah campuran pendingin yang terdiri dari campuran
es batu dan garam dapur kasar di dalam gelas kimia.
2. Isikan 5 mL air aquadest, larutan NaCl 1 m, NaCl 2 m,
Urea 1 m, Urea 2 m ke dalam tabung reaksi secara
terpisah.
3. Masukkan kelima tabung tersebut ke dalam campuran
pendingin. Biarkan sampai membeku (ditandai dengan air
yang keruh)
4. Bila sudah terjadi pembekuan angkat dari campuran
pendingin kemudian aduk-aduk sampai sebagian mencair.
5. Kemudian ukurlah suhunya dan masukkan ke dalam tabel
pengamatan.
Hasil Pengamatan
Titik beku air murni (aquadest) = ………….oC
Larutan Konsentrasi (m) Titik Beku (oC) Penurunan titik beku (oC)
NaCl 1
NaCl 2
Urea 1
Urea 2
Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan ?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan ?
3. Perhatikan dan bandingkan titik beku larutan NaCl 1m, dan larutan urea 1 m, serta
larutan NaCl 2 m dengan larutan urea 2 m. Mengapa terjadi perbedaan? Jelaskan.
4. Simpulkan apa yang berpengaruh terhadap titik beku (sifat koligatif) larutan?
Titrasi Asam Basa (Reaksi Penggaraman)
Alat dan Bahan yang diperlukan:
Statif dan klem
Buret
Labu erlenmeyer 250 mL
Corong
Pipet gondok 25 mL
Pipet tetes
Botol semprot
Gelas kimia 100 mL
Gelas ukur
NaOH 0,1 M
HCl 0,1 M
Cara Kerja:
a. Bilas buret yang sudah bersih dengan larutan NaOH yang akan dipakai.
b. Gunakan corong untuk memasukkan larutan NaOH dalam buret dan bersihkan sisa
larutan yang menempel di dinding buret dengan kertas saring.
c. Pipet 25 mL larutan HCl dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 4 tetes
indikator fenolptalein.
d. Catat volume awal buret, lalu teteskan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl dengan
hati-hati sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah muda.
e. Catat volume akhir NaOH yang diperlukan untuk proses.
f. Ulangi percobaan minimal 3 kali dan hitung konsentrasi larutan NaOH.
Analisis dan Simpulan:
1. Berapa volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi larutan HCl? Kemudian
hitung konsentrasi larutan NaOH.
2. Apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan ini.
Tujuan : Menentukan keasaman dan kebasaan larutan
Cara kerja :
1. Ambillah kertas lakmus merah dan lakmus biru
2. Teteskan larutan yang diuji ke dalam lakmus tersebut
3. Amati dan lengkapilah tabel pengamatan
4. Tentukan sifat larutan
5. Ulangi langkah 1 s.d. 4 dengan menggunakan indikator alam (kembang sepatu, kunir,)
6. Kelompokkan data yang memberikan efek sama terhadap lakmus !
7. Rumuskan kesimpulan dari prcobaan !
Tujuan : Menentukan pH larutan asam dan basa
Cara kerja :
1. Siapkan pH meter atau kertas indikator universal
2. Siapkan gelas kimia 100 mL jika menggunakan pH meter, atau siapkan
pelat tetes jika menggunakan kertas indikator universal untuk menyimpan
larutan :
HCl 0,01 M dan 00,2 M
CH3COOH 0,01 M dan 0,02 M
NaOH 0,01 M dan NaOH 0,02 M
Ca(OH)2 0,01 M dan Ca(OH)2 0,05 M
NH4OH 0,01 M dan NH4OH 0,02 M
3. Catat hasil pengamatanmu dan bandingkan dengan hasil perhitungan
pada tabel berikut !
Konsentrasi
CH3COOH
(M)
pH hasil
pengukuran [H+] Ka (dihitung)
0,1
0,05
0,01
0,005
0,001
Harga Ka rata-rata ................................