Anda di halaman 1dari 31

materi

MELAKSANAKAN PROSES KIMIA


DENGAN REAKSI NETRALISASI

DISUSUN OLEH :

TIM MPRN

KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI


SMK NEGERI 1 CERME GRESIK
NETRALISASI ASAM DAN BASA
Tujuan
Mengetahui reaksi netralisasi melalui praktikum
Dasar Teori
Menentukan hasil reaksi netralisasi asam dan basa dapat ditentukan dengan
mengetahui konsentrasi larutan HCl menggunakan data volume larutan NaOH dapat
dilakukan melalui titrasi.
Pada kali ini larutan yang dicari konsentrasinya adalah HCl melalui data volume larutan
NaOH. Untuk perhitungan dari praktikum titrasi ini akan di jelaskan pada bab
pengamatan.
Alat dan bahan :
- Buret
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Standar dan klem
- Kertas putih
- Larutan HCl
- Larutan NaOH 0.1 M
- Larutan indikator fenolftalein
Langkah kerja :
- Buret dipasang secara vertikal pada stndar dan dijepit dengan menggunakan klem
- Buret diisi dengan 50 mL NaOH 0.1 M dan ujung buret dipastikan terisi oleh
larutan NaOH 0.1 M
- Kertas putih berukuran sedang diletakan pada kaki standar
- Sebanyak 10 mL HCl dimasukan ke dalam erlenmeyer
- Sebanyak 2 tetes larutan indikator fenolftalein ditambahkan ke dalam erlenmeyer
tersebut
- Titrasi dehentikan pada saat perubahan warna pertama kali terjadi
- Lihat skala pada buret, berapa mL NaOH yang terpakai?
- Catat volume NaOH yang digunakan.
- Titrasi diulangi hingga 3 kali.
PROSEDUR PEMBUATAN VCO

1. Pembuatan Sampel Virgin Coconut Oil (VCO)


a. Menimbang dua daging buah kelapa yang sudah tua, memarut, dibuat santan, tiap
satu butir kelapa ditambah 300 mL aquades.
b. Membiarkan santan selama 2 jam dalam corong pisah, sampai air terpisah dari santan
kanil.
c. Memisahkan santan kanil dengan selang dan menampung dalam wadah.
d. Mengaduk dengan mixer (dengan waktu pengadukan 10, 15, 20, 25
menit).
e. Memindahkan ke corong pisah dan mendiamkan selama 4 jam sampai terbentuk 3
lapisan , minyak pada lapisan atas, blondo pada lapisan tengah, dan air pada lapisan
bawah.
f. Memisahkan dan menyaring minyak kelapa murni dengan kertas saring Whatman 42.

2. Uji Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)


a. Kadar Air
1) Menimbang sampel 5 gram dengan botol timbang.
2) Memanaskan dengan oven pada suhu 105 OC selama 1 jam.
3) Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit.
4) Menimbang botol timbang tersebut.
5) Mengulangi pemanasan dan penimbangan sampai diperoleh berat konstan.
Kadar Air: berat awal - berat akhir x 100 %
berat awal
(Badan Standarisasi Nasional, 1998).

b. Berat Jenis
1) Memasukkan sampel yang telah didinginkan sampai 20-23 oC ke dalam piknometer.
2) Merendam dalam waterbath pada suhu 25 ± 0,2 oC selama 30 menit.
3) Menimbang berat piknometer dan sampel tersebut.
Berat jenis : (berat piknometer + minyak) - (berat piknometer)
volume air pada suhu 25 C(mL)
(Ketaren, 1986)

c. Penentuan Angka Asam


1) Memasukkan sampel sebanyak 2-5 g dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Menambahkan 50 mL alkohol netral 96% kemudian dipanaskan dalam penangas air
sambil diaduk dengan magnetic stirrer dan ditutup pendingin tegak. Alkohol
berfungsi untuk melarutkan asam lemak.
3) Setelah didinginkan kemudian dititrasi dengan KOH 0,1000 N menggunakan
indikator PP sampai tepat berwarna merah jambu.
Angka Asam: mL KOH x N KOH x MR KOH
berat sampel (g)
(Badan Standarisasi Nasional, 1998)

d. Penentuan Angka Penyabunan


1) Menimbang 2 g sampel dalam botol timbang kemudian dipindahkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL.
2) Menambahkan dengan perlahan 25 ml KOH 0,5 M dalam alcohol dengan pipet
beberapa butir batu didih.
3) Menghubungkan dengan pendingin tegak dan dididihkan dengan hati- hati selama 1
jam sehingga minyak dan KOH bercampur homogen.
4) Setelah dingin tambahkan beberapa tetes indikator PP dan titrasi kelebihan KOH
dengan larutan standar 0,5000 N HCl sampai menjadi tidak berwarna.
5) Melakukan hal yang sama terhadap blangko (titrasi tanpa menggunakan sampel).

Angka Penyabunan: 56,1 x N HCl x (titrasi blangko - titrasi sampel)


berat sampel (g)
(Badan Standarisasi Nasional, 1998).
MENENTUKAN SIFAT FISIK DAN KIMIA SUATU BAHAN

A. Tujuan : Mengidentifikasi sifat fisika dan sifat kimia suatu bahan

B. Alat dan Bahan :

Alat : Bahan :
Plat tetes Rak tabung reaksi NH4OH  NaOH
Spatula Lampu spiritus / Bunsen KOH  H2SO4
Pengaduk kaca Penjepit tabung reaksi HCl
Kawat nikrom Tabung reaksi CH3COOH

C. Prosedur Kerja :

1. Untuk pengamatan bentuk, warna, wujud dan bau amati secara langsung

2. Untuk pengamatan kelarutan , ambil sedikit bahan dan masukkan kedalam


tabung reaksi, tambahkan aquadest secukupnya dan aduk

3. Untuk pengamatan sifat higroskopis, ambil sedikit bahan dan letakkan dalam
plat tetes, biarkan beberapa menit dan amati perubahannya

4. Untuk pengamatan sifat asam / basa , ambil sedikit bahan dan letakkan dalam
plat tetes, kemudian tambahkan dengan kertas lakmus, amati perubahannya

5. Untuk pengamatan bentuk zat berubah dan terjadi penguraian, terjadi penguraian
tapi tak terjadi perubahan warna, ambil sedikit bahan masukkan ke dalam tabung
reaksi dan panaskan, amati perubahan yang terjadi.

6. Untuk pengamatan mudah terbakar, beracun dan korosif dapat dilihat pada label
botol bahan.

Data Pengamatan :

Sifat fisika bahan

No Bahan Bentuk Warna Wujud Bau Kelarutan Higroskopis


1 NaOH
2 KOH
3 NH4OH
4 HCl
5 H2SO4
6 CH3COOH
Sifat kimia bahan
Terjadi
Bentuk zat penguraian
Kekuatan
berubah tapi tak Mudah
No Bahan Asam dan Beracun Korosif
dan terjadi terjadi terbakar
Basa
penguraian perubahan
warna
1 NaOH
2 KOH
3 NH4OH
4 HCl
5 H2SO4
6 CH3COOH

Kesimpulan :

Tes / Uji Kompetensi :


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat fisika dan sifat kimia bahan ?
2. Sebutkan contoh sifat fisika dan sifat kimia dan contoh peristiwanya !
3. Klasifikasikan bahan diatas yang mempunyai sifat asam dan basa!
4. Sesuai data diatas uraikan bahan – bahan diatas menjadi ion-ionnya sehingga dapat
diketahui bahan bersifat asam atau basa!
Judul : Penentuan Angka Penyabunan

Tujuan : Mengetahui proses netralisasi pada percobaan penentuan angka


penyabunan

Alat dan Bahan :

Alat : Bahan :
 Kondensor  Spatula  Minyak
 Heating mantel  Neraca  KOH Alkoholik
 Erlemeyer  Pipet gondok 50 ml  HCl
 Buret & statif  Pipet gondok 10 ml  Indikator PP
 Beker glass 100 ml

Prosedur Kerja :

1. 5 gram minyak dimasukkan dalam erlemeyer

2. Kemudian ditambahkan sebanyak 50 ml KOH 0,5 N alkoholik.

3. Sesudah ditutup dengan pendingin selanjutnya dididihkan sampai minyak tersabunkan


secara sempurna ditandai dengan tidak terlihat butiran-butiran lemak/minyak dalam
larutan

4. Setelah dingin dititrasi dengan HCl 0,5 N dengan indikator phenolphthalein (PP)

5. Membuat titrasi blanko. Perlakuan seperti diatas tanpa sampel

Data Pengamatan :

Prosedur singkat Pengamatan Kesimpulan


/ Reaksi
 5 gram Bentuk ............................................................................
minyak Warna .............................................................................

Bentuk KOH ..................................................................


 + KOH 50 ml Warna KOH ...................................................................
0,5 N
Perubahan setelah di + ...................................................
alkoholik
.........................................................................................

.........................................................................................

Bentuk PP ....................................................................
Warna PP .....................................................................

Perubahan setelah di +PP ...............................................

 + Indikator PP ........................................................................................
3 tetes Bentuk HCl ....................................................................

Warna HCl .....................................................................

Perubahan setelah di titrasi ............................................

.........................................................................................
 Dititrasi .........................................................................................
dengan HCl
0,5 N
Kesimpulan :

Perhitungan :

(tb  ts ) xNHClxBMKO H
AngkaPenyabunan 
BeratContoh( gr )

Tes / Uji Kompetensi :


1. Hal penting apa yang harus dilakukan pertama kali sebelum praktikum netralisasi ?
2. Safety apa saja yang dipakai saat melakukan praktikum dan apa fungsinya ?
3. Dari peralatan yang telah terangkai, manakah yang dinamakan reaktor ?
4. Berapa angka penyabunan yang terkandung dalam sampel ?
Judul : Penentuan Bilangan Asam

Tujuan : Mengetahui proses netralisasi pada percobaan penentuan angka asam

Alat dan Bahan :

Alat : Bahan :
 Kondensor  Spatula  Minyak/lemak
 Heating mantel/penangas air  Neraca  Alkohol netral 95%
 Erlemeyer  Pipet gondok 50 ml  KOH
 Buret & statif  Pipet gondok 10 ml  Indikator PP
 Beker glass 100 ml  Hot plat

Prosedur Kerja :

1. 15 gram minyak/lemak ditambah 50 ml alkohol netral 95%

2. Larutan dipanaskan dalam penangas air sambil diaduk dan ditutup pendingin balik

3. Larutan didinginkan kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 N menggunakan indikator


phenolphthalein (PP)

Data Pengamatan :

Prosedur singkat Pengamatan Kesimpula


n / Reaksi
 15 gram Bentuk ......................................................
minyak/lemak Warna .......................................................

Bentuk alkohol netral


 + 50 ml 95% .............................................
alkohol netral Warna alkohol netral
95% 95% .............................................

Perubahan setelah di
+ ...................................................

..................................................................................
.......

..................................................................................
 Dipanaskan
.......
 Didinginkan
..................................................................................
 + Indikator PP
3 tetes .......

 Dititrasi ..................................................................................
dengan KOH .......
0,1 N Bentuk
PP ......................................................................

Warna
PP ......................................................................

Perubahan setelah di
+PP ...............................................

..................................................................................
......

Bentuk
KOH ..................................................................

Warna
KOH ...................................................................

Perubahan setelah di titrasi dengan


KOH ......................

..................................................................................
......

..................................................................................
......

Kesimpulan :

Perhitungan :

mlKOHxNKOHxBMKOH
AngkaAsam 
BeratContoh(gr )

Tes / Uji Kompetensi :


1. Untuk meminimalkan faktor kehilangan sampel, sebaiknya sampel di timbang
dalam .................
2. Apa fungsi/peranan alkohol netral 95% dan indikator PP dalam reaksi tersebut ?
3. KOH dalam reaksi tersebut punya peranan apa ? Bagaimana reaksinya ?
4. Berapa angka asam yang didapat dalam praktikum tersebut ?
Judul : Penentuan Angka Reichert - Meissl

Tujuan : Mengetahui proses netralisasi pada percobaan penentuan angka


Reichert - Meissl

Alat dan Bahan :

Alat : Bahan :
 Destilasi  Spatula  Minyak/lemak
 Heating mantel/penangas  Neraca  Soda gliserol
air
 Pipet godok 50 ml  H2SO4 20%
 Erlemeyer
 Buret & statif  NaOH
 Gelas ukur 50 ml
 Hot plat  Indikator PP
 Beker glass 100 ml

Prosedur Kerja :

1. 5 gram minyak/lemak ditambah 20 ml larutan soda gliserol

2. Larutan dipanaskan sehingga terbentuk sabun sempurna dan cairan menjadi jernih

3. Larutan di tambah 135 ml air dan 5 ml H2SO4 20% kemudian didestilasi.

4. Destilat ditambah aquadest, bagian yang larut dalam air dipisahkan dan dititrasi
dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator phenolphthalein (PP)

5. Buat titrasi blangko

Data Pengamatan :

Prosedur Pengamatan Kesimpula


singkat n / Reaksi
 5 gram Bentuk ...........................................................................
minyak/le .
mak Warna ...........................................................................
..

 + 50 ml 20 Bentuk larutan soda


ml larutan gliserol ...........................................
soda Warna larutan soda
gliserol gliserol ...........................................

Perubahan setelah di
+ ...................................................
.......................................................................................
..

.......................................................................................
 Dipanaska
..
n
.......................................................................................
 + 135 ml
..
air
.......................................................................................
 + 5 ml
..
H2SO4
20% Bentuk
H2SO4 ................................................................

Warna
H2SO4 .................................................................

Perubahan setelah di titrasi dengan


 Larutan H2SO4 ....................
didestilasi
.......................................................................................
 Destilat + .
aquadest
.......................................................................................
 Bagian .
yang larut
.......................................................................................
dengan air
.
dititrasi
dengan Bentuk

NaOH 0,1 PP ......................................................................

N dengan Warna PP ......................................................................


indikator
Perubahan setelah di
PP 3 tetes
+PP ...............................................

.......................................................................................
.

Bentuk
NaOH .................................................................

Warna
NaOH .................................................................

Perubahan setelah di +
NaOH ........................................
.......................................................................................
.

.......................................................................................
.
Kesimpulan :

Perhitungan :

mlKOHxNKOHxBMKOH
AngkaAsam 
BeratContoh(gr )

Tes / Uji Kompetensi :


1. Untuk meminimalkan faktor kehilangan sampel, sebaiknya sampel di timbang
dalam .................
2. Apa fungsi/peranan alkohol netral 95% dan indikator PP dalam reaksi tersebut ?
3. KOH dalam reaksi tersebut punya peranan apa ? Bagaimana reaksinya ?
4. Berapa angka asam yang didapat dalam praktikum tersebut ?
PEMBUATAN SABUN MANDI

I. Tujuan :
Mengetahui proses Netralisasi yang terjadi pada pembuatan Sabun Mandi

II. Alat dan bahan


a. Alat produksi b. Bahan Produksi
1. Timbangan kasar 1 buah 1. Minyak sawit 50 gr
2. Kantong plastik secukupnya 2. Minyak kelapa 75 gr
3. Sendok stainless steel 1 buah 3. Minyak zaitun 117,5 gr
4. Beaker glass 250 ml 5 buah 4. NaOH teknis 37 gr
5. Kain 1 buah 5. Aquadest 105 ml
6. Cetakan sabun 1 buah 6. Pewangi secukupnya
7. Blender 1 buah 7. Pewarna secukupnya
8. Botol semprot 1 buah
Alat Analisa Bahan Analisa
1. Beaker Glass 100 ml 1buah 1. Alkohol teknis secukupnya
2. Spatula 1 buah 2. HCL PA
3. Erlenmeyer 250 ml 1 buah 3. NaOH PA
4. Kondensor standar 1 buah 4. Indikator PP PA
5. Kaki tiga 1 buah 5. Indikator MO PA
6. Kawat kasa 6. Asam Oksalat PA
7. Statif 7. Natrium Borat PA
8. Klem 8. Aquades
9. Klem tiga jari 2 buah
10. Corong Kaca 1 buah
11. Kertas saring 1 buah
12. Labu ukuran 100 ml 1 buah
13. Buret 25 ml 2 buah
14. Mikro Bulet 10 ml
15. Cawan Penguapan 1 buah
16. Tang penjepit
17. Oven
18. Selang karet 2 buah
19. Ball pipet
20. Pembakar spirtus
21. Botol semprot 500 ml
22. Labu dasar bulat 250 ml
23. Batang pengaduk 30 cm
24. Gelas ukur 100 ml
25. Pipet tetes
26. Neraca analitik
27. Termometer 1100C
28. Pipet gondok 25 ml
29. Pipet Volumetrik 1 ml
30. Indikator universal

IV. Cara Kerja


A. Produksi
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang semua bahan yang dibutuhkan
3. Cetakan plastic di semprot dengan minyak secukupnya
4. Larutkan NaOH kedalam aquades perlahan-lahan kemudian dinginkan sampai
suhu ruangan dan berwarna jernih.
5. Tuang semua minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender
6. Masukkan NaOH ke dalam blender
7. Pasang cover blender dan tutup dengan kain untuk menghindari cipratan
8. Hentikan blender, periksa sabun untuk melihat tahap trace. Trace” adalah kondisi
dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan.
Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila di sentuh
dengan sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas,
itulah mengapa dinamakan “trace
9. Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif.
Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.
10. Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi.
Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian
keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3
minggu sebelum dipakai.

B. Proses Analisa
a. Analisa kadar asam lemak bebas
1. Timbang dengan teliti + 5 gram sampel, masukan ke dalam labu dasar bulat
2. Tambahkan alkohol netral sebanyak 100 ml dan masukan batu didih
3. Pasang pendingan tegak, kemudian labu dasar bulat dipanaskan selama + 30
menit di atas pembakaran spirtus
4. Larutan yang diperoleh bersifat alkalis (tidak berwarna merah) kemudian
dinginkan sampai suhu 700C dan titrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 N dalam
alkohol sampai timbul warna merah yang tahan selama 15 detik.
5. Lakukan perhitungan:
Kadar Asam Lemak Bebas : V x N x 0,256 x 100 %
Wsampel
Keterangan :
V : Volume NaOH yang digunakan
N : Normalitas NaOH yang digunakan
W: Berat sampel
256 = berat asam palmitat

b. Analisa Alkali Bebas


1. Timbang dengan teliti + 5 gram sampel, masukan ke dalam labu dasar bulat
2. Tambahkan alkohol netral sebanyak 100 ml dan masukan batu didih
3. Pasang pendingan tegak, kemudian labu dasar bulat dipanaskan selama + 30
menit di atas pembakaran spirtus
4. Larutan yang diperoleh bersifat basa (tidak berwarna merah) kemudian dinginkan
sampai suhu 700C dan titrasi menggunakan larutan HCl 0,1 N dalam alkohol
sampai timbul warna merah yang tahan selama 15 detik.
5. Lakukan perhitungan:
Kadar Alkali Bebas : V x N x 0,04 x 100 %
Wsampel
Keterangan :
V : Volume HCl yang digunakan
N : Normalitas HCl yang digunakan
W: Berat sampel
40 = berat setara NaOH

c. Analisa Kadar Air


1. Cuci cawan penguapan, kemudian tiriskan, panaskan dalam oven selama 30
menit agar cawan benar-benar dalam keadaan kosong dan bersih
2. Timbang dengan teliti + 4 gram sampel yang telah disiapkan menggunakan
cawan penguapan yang telah diketahui berat cawan penguapan kosong dan
berat cawan penguapan yang telah ditambahkan sampel
3. Panaskan dalam oven selama 2 jam pada suhu 1050C
4. Setelah 2 jam, timbang cawan penguapan selama berulang-ulang sampai berat
cawan konstan
5. Lakukan perhitungan:
Kadar Air : W1 – W2 x 100%
Wsampel
Keterangan :
W : Berat cawan + sampel sebelum dipanaskan
W : Berat cawan + sampel setelah dipanaskan
Wsampel : berat sampel
40 = berat setara NaOH
PENENTUAN ASAM DAN BASA SUATU LARUTAN
TUJUAN
1. Mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa
2. Mengetahui larutan bersifat asam dan basa dengan menggunakan kertas lakmus

DASAR TEORI

Penentuan asam dan basa larutan misalnya larutan HCl, NaOH, H 2SO4, Cuka, Air kapur,
Minuman bersoda, Air teh, Detergen cuci. Dapat diketahui jenis larutannya apakah
berjenis larutan asam, basa, maupun netral. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus yaitu kertas lakmus biru dan merah. Lakmus biru yaitu
adalah lakmus yang menandakan bahwa suatu cairan tersebut adalah berjenis basa,
lakmus merah adalah kertas lakmus yang menandakan bahwa larutan yang dicelupkannya
adalah asam. Kedua kertas lakmus tersebut dapat berubah menjadi warna yang berbeda
sesuai dengan identitasnya pula.
Apabila kertas lakmus biru dimasukan ke dalam larutan asam maka akan menjadi
merah.Begitu juga dengan kertas lakmus yang berwarna merah, bila dimasukan ke dalam
larutan basa, akan menjadi biru dan menunjukan jenis larutan tersebut pula. Tetapi ada
beberapa larutan yang bila dicelupkan kertas lakmus merah warna tetap merah dan bila
kertas biru dicelupkan maka warnanya tetap biru maka, larutan tersebut berjenis larutan
netral.

KERTAS LAKMUS MERAH DAN BIRU

MENGAMATI PERUBAHAN WARNA KERTAS LAKMUS DALAM LARUTAN


ASAM BASA

Alat dan bahan :


- Tabung reaksi
- Kertas lakmus merah dan biru
- Larutan HCl
- Larutan NaOH
- Larutan H2SO4
- Larutan CH3COOH
- Minuman bersoda
- Teh
- Larutan detergen
Langkah kerja :
- Tuangkan larutan HCl pada tabung reaksi
- Celupkan sedikit kertas lakmuws merah pada larutan, lihat perubahan warnanya
dan catat dalam tabel pengamatan
- Kemudian celupkan kertas lakmus biru ke larutan yang sama, perhatikan kembali
perubahan warna yang terjadi kemudian catat dalam tabel pengamatan
- Ulangi langkah kerja tersebut pada larutan yang lain
PENENTUAN pH SUATU LARUTAN
Tujuan
Menentukan pH suatu larutan

Dasar Teori
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan "keasaman" di sini adalah
konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air.
Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai
pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH<7
menunjukan keasaman.
Nama pH berasal dari potential of hydrogen. Secara matematis, pH didefinisikan dengan

pH = - log10[H + ]

Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut
(sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada kesetimbangan

Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke
kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion
hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya.

Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah
menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah

Selain mengunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter
yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.
MENGETAHUI PH SUATU LARUTAN DENGAN INDIKATOR UNIVERSAL

Alat dan bahan :


- Tabung reaksi
- Kertas indikator universal
- Larutan HCl 2 M
- Larutan NaOH 0.1 M
- Larutan H2SO4 0.1 M
- Larutan NaOH 0.2 M
- Alkohol 70%
- Larutan Ca(OH)2 0.1 M
Langkah kerja :
- Isilah tabung reaksi dengan larutan HCl 0.1 M
- Celupkan kertas indikator universal ke dalam larutan HCl tersebut
- Perhatikan perubahan warna yang terjadi
- Cocokan perubahan warna tersebut pada skala pH yang terdapat pada wadah
kertas indikator universal
- Catat pH pada tabel pengamatan
- Ulangi langkah kerja tersebut pada larutan yang lain
TITRASI ASAM DAN BASA
Tujuan
Menentukan kosentrasi larutan
Dasar Teori
Menentukan konsentrasi larutan HCl menggunakan data volume larutan NaOH
dapat dilakukan melalui titrasi.
Pada kali ini larutan yang dicari konsentrasinya adalah HCl melalui data volume larutan
NaOH. Untuk perhitungan dari praktikum titrasi ini akan di jelaskan pada bab
pengamatan.
Alat dan bahan :
- Buret
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Standar dan klem
- Kertas putih
- Larutan HCl
- Larutan NaOH 0.1 M
- Larutan indikator fenolftalein
Langkah kerja :
- Buret dipasang secara vertikal pada stndar dan dijepit dengan menggunakan klem
- Buret diisi dengan 50 mL NaOH 0.1 M dan ujung buret dipastikan terisi oleh
larutan NaOH 0.1 M
- Kertas putih berukuran sedang diletakan pada kaki standar
- Sebanyak 10 mL HCl dimasukan ke dalam erlenmeyer
- Sebanyak 2 tetes larutan indikator fenolftalein ditambahkan ke dalam erlenmeyer
tersebut
- Titrasi dehentikan pada saat perubahan warna pertama kali terjadi
- Lihat skala pada buret, berapa mL NaOH yang terpakai?
- Catat volume NaOH yang digunakan.
- Titrasi diulangi hingga 3 kali.
INDIKATOR ASAM BASA

Indikator asam- basa adalah zat yang warnanya berbeda dalam larutan yang bersifat asam
dan basa. Pada kegiatan ini akan dibuat indicator dari tumbuhan. Pada bagian ke dua akan
diamati perubahan warna indicator yang sering digunakan dalam laboratorium.
a. alat dan bahan
lumpang Fenolftalein
Tabung reaksi Metil merah
Pipet tetes Metil jingga
Gelas ukur Bromtimol biru
Bunga warna merah dan biru
Air suling
b. Cara kerja
1. Giling beberapa helai mahkota bunga berwarna merah dengan kira-kira 5
ml air suling dalam lumping. Tempatkan kira-kira 1 ml air bunga masing-
masing ke dalam 2 tabung reaksi. Kedalam tabung pertama tambahkan
larutan cuka, sedangkan ke dalam tabung kedua tambahkan beberapa tetes
air kapur. Guncangkan tabung , amati perubahan warna dan catat !
2. lakukan cara yang sama dengan warna bunga yang lain.
3. Siapkan 3 tabung reaksi , tabung pertama isi dengan 2 ml larutan cuka,
tabung kedua dengan air kapur, sedang tabung ketiga diisi dengan air
suling. Kemudian tambahkan masing-masing 2-3 tetes larutan pp .
guncangkan tabung dan catat perubahan warnanya.
4. lakukan No 3 dengan indicator lain ( MM, MJ, BB)
c. Hasil Pengamatan
No Warna bunga Merah Biru Warna lain
1 Nama bunga
2 Warna air bunga
3 Warna air bunga + larutan cuka
4 Warna air bunga + air kapur

No Indikator Warna indicator Dalam


Larutan cuka Air kapur Air suling
1 Fenolftalein
2 Metil Merah
3 Metil Jingga
4 Bromtimol biru

d. Pertanyaan
Dari pengujian dengan air bunga, air bunga manakah yang merupakan indicator
asam basa yang terbaik ?
LARUTAN PENYANGGA

 Tujuan Percobaan
Siswa dapat membedakan perubahan pH larutan penyangga dan bukan larutan
penyangga akibat penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.

 Alat dan bahan


No. Alat dan bahan Jumlah
1. Gelas kimia 4 buah
2 Gelas ukur 1 buah
3. Pipet ukur 1 buah
4. Kertas indikator 4 buah
5. Air suling 50 mL
6. Larutan CH3COOH 0,1 M 100 mL
7. Larutan CH3COONa 0,1 M 100 mL
8. Larutan NaOH 0,1 M 100 mL
9. Larutan HCl 0,1 M 100 Ml

 Prosedur kerja
1. Ambil 20 mL larutan CH3COOH 0,1 M dan 20 mL larutan CH 3COONa 0,1 M.
Campurkan dalam sebuah gelas kimia dan ukur pH campuran dengan indikator
universal kemudian catat hasilnya.
2. Bagi larutan dari prosedur (1) ke dalam 3 gelas kimia masing-masing 10 mL.
3. Larutan dalam gelas kimia I ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M sebanyak 1 mL
dan ukur pH nya dengan menggunakan kertas indikator
4. Larutan dalam gelas kimia II ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 1 mL
dan ukur pH nya dengan menggunakan kertas indikator
5. Larutan dalam gelas kimia III ditetesi dengan larutan air suling sebanyak 1 mL
dan ukur pH nya dengan menggunakan kertas indikator
6. Ukurlah pH air suling sebanyak 30 mL dan catat hasilnya. Setelah itu ulangi
langkah (2) sampai dengan (5).

 Hasil Pengamatan
Jenis larutan pH pH setelah penambahan
awal
HCl NaOH Air suling
 Air suling
 CH3COOH + CH3COONa

 Pertanyaan
1. Bagaimana perubahan pH larutan penyangga pada penambahan asam, basa, dan
pengenceran.
2. Bagimana perubahan pH larutan bukan penyangga dibandingkan dengan larutan
penyangga pada penambahan jumlah asam, basa, pengenceran?
HIDROLISIS GARAM

 Tujuan Percobaan
1. Dapat mengetahui sifat asam atau basa garam larutan yang berasal dari asam kuat
dan basa kuat dalam air
2. Dapat mengetahui sifat asam atau basa garam larutan yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat dalam air
3. Dapat mengetahui sifat asam atau basa garam larutan yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat dalam air

 Alat dan bahan


No. Alat dan bahan Jumlah
1. Pipet tetes 4 buah
2 Gelas ukur 1 buah
3. Pipet ukur 1 buah
4. Gelas kimia 4 buah
5. Kertas indikator universal 7 buah
6. Air suling / aquadest secukupnya
7. Kertas lakmus merah 7 helai
8. Kertas lakmus biru 7 helai
9. Larutan KCl 0,1 M 100 mL
10. Larutan Na2CO3 0,1 M 100 mL
11. Larutan NH4Cl 0,1 M 100 mL
12. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M 100 mL
13. Larutan (NH4)2SO4 0,1 M 100 mL
14. Larutan CH3COONa 0,1 M 100 mL
15. Larutan Na2CO3 0,1 M 100 mL

 Prosedur kerja
1. Tetesi masing-masing kertas lakmus merah dan biru berturut-turut dengan larutan
diatas. Catat pengamatan anda?
2. Ukurlah pH masing-masing larutan dengan indikator universal, catat hasilnya.
 Hasil Pengamatan
Perubahan Warna Sifat larutan
Larutan (0,1 M) Lakmus Lakmus pH Asam / basa
Merah Biru
KCl
Na2CO3
NH4Cl
Al2(SO4)3
(NH4)2SO4
CH3COONa
Na2CO3

 Pertanyaan
1. Larutan-larutan garam manakah yang bersifat asam, basa, atau netral?
2. Mengapa larutan garam tersebut ada yang bersifat asam, basa dan netral?
3. Tuliskan reaksi hidrolisis larutan garam – garam tersebut?
TITIK BEKU LARUTAN

 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengaruh adanya zat terlarut terhadap titik beku larutan.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan.
 Alat dan bahan
No. Alat dan bahan Jumlah
1. Tabung reaksi 5 buah
2 Gelas kimia 5 buah
3. Termometer 1 buah
4. Pipet ukur 1 buah
5. pengaduk 1 buah
6. Es batu 2 kg
7. Garam dapur kasar 0,5 kg
8. Air suling / aquadest Secukupnya
9. Larutan NaCl 1 m 20 gram
10. Larutan NaCl 2 m 20 gram
11. Larutan Urea 1 m 20 gram
12. Larutan Urea 2 m 20 gram

 Prosedur kerja
1. Buatlah campuran pendingin yang terdiri dari campuran
es batu dan garam dapur kasar di dalam gelas kimia.
2. Isikan 5 mL air aquadest, larutan NaCl 1 m, NaCl 2 m,
Urea 1 m, Urea 2 m ke dalam tabung reaksi secara
terpisah.
3. Masukkan kelima tabung tersebut ke dalam campuran
pendingin. Biarkan sampai membeku (ditandai dengan air
yang keruh)
4. Bila sudah terjadi pembekuan angkat dari campuran
pendingin kemudian aduk-aduk sampai sebagian mencair.
5. Kemudian ukurlah suhunya dan masukkan ke dalam tabel
pengamatan.

 Hasil Pengamatan
Titik beku air murni (aquadest) = ………….oC
Larutan Konsentrasi (m) Titik Beku (oC) Penurunan titik beku (oC)
NaCl 1
NaCl 2
Urea 1
Urea 2

 Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan ?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan ?
3. Perhatikan dan bandingkan titik beku larutan NaCl 1m, dan larutan urea 1 m, serta
larutan NaCl 2 m dengan larutan urea 2 m. Mengapa terjadi perbedaan? Jelaskan.
4. Simpulkan apa yang berpengaruh terhadap titik beku (sifat koligatif) larutan?
Titrasi Asam Basa (Reaksi Penggaraman)
Alat dan Bahan yang diperlukan:
Statif dan klem
Buret
Labu erlenmeyer 250 mL
Corong
Pipet gondok 25 mL
Pipet tetes
Botol semprot
Gelas kimia 100 mL
Gelas ukur
NaOH 0,1 M
HCl 0,1 M

Cara Kerja:
a. Bilas buret yang sudah bersih dengan larutan NaOH yang akan dipakai.
b. Gunakan corong untuk memasukkan larutan NaOH dalam buret dan bersihkan sisa
larutan yang menempel di dinding buret dengan kertas saring.
c. Pipet 25 mL larutan HCl dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 4 tetes
indikator fenolptalein.
d. Catat volume awal buret, lalu teteskan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl dengan
hati-hati sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah muda.
e. Catat volume akhir NaOH yang diperlukan untuk proses.
f. Ulangi percobaan minimal 3 kali dan hitung konsentrasi larutan NaOH.
Analisis dan Simpulan:
1. Berapa volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi larutan HCl? Kemudian
hitung konsentrasi larutan NaOH.
2. Apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan ini.
Tujuan : Menentukan keasaman dan kebasaan larutan
Cara kerja :
1. Ambillah kertas lakmus merah dan lakmus biru
2. Teteskan larutan yang diuji ke dalam lakmus tersebut
3. Amati dan lengkapilah tabel pengamatan
4. Tentukan sifat larutan
5. Ulangi langkah 1 s.d. 4 dengan menggunakan indikator alam (kembang sepatu, kunir,)
6. Kelompokkan data yang memberikan efek sama terhadap lakmus !
7. Rumuskan kesimpulan dari prcobaan !
Tujuan : Menentukan pH larutan asam dan basa
Cara kerja :
1. Siapkan pH meter atau kertas indikator universal
2. Siapkan gelas kimia 100 mL jika menggunakan pH meter, atau siapkan
pelat tetes jika menggunakan kertas indikator universal untuk menyimpan
larutan :
HCl 0,01 M dan 00,2 M
CH3COOH 0,01 M dan 0,02 M
NaOH 0,01 M dan NaOH 0,02 M
Ca(OH)2 0,01 M dan Ca(OH)2 0,05 M
NH4OH 0,01 M dan NH4OH 0,02 M
3. Catat hasil pengamatanmu dan bandingkan dengan hasil perhitungan
pada tabel berikut !

4. Buat kesimpulan dari percobaanmua !


Tujuan : Menentukan pH larutan dengan iNdikator
Cara kerja :
1. Siapkan larutan Na2CO3 0,1M, NaOH 0,1 M, NH4OH 0,1 M, CH3COOH
0,1 M, NH4Cl 0,1 M, Na2HPO4 0,1 M, Na3PO4 0,1 M, NaCl 0,1 M.
2. Uji masing-masing larutan pada No. 1 dengan menggunakan indikator
metil violet, metil jingga, metil merah, brom timol biru, fenol merah,
fenolftalein, dan alizarin kuning. Ukur pH dengan kertas indikator universal
Amati perubahan warnanya dan perkirakan harga pHnya !
3. Catat data pada lembar berikut, dan berikan kesimpulanmu !

4. Berikan kesimpulan berdasarkan data yang anda temukan !


Percobaan 2
Tujuan : Menentukan Harga Ka Asam Asetat dengan pH meter
Cara kerja :
1. Siapkan pH meter (kalibrasi dahulu terhadap pH 4 dan pH 9)
2. Buat masing-masing 50 mL larutan CH3COOH 0,1M; 0,05 M; 0,01M;
0,005 M; dan 0,001M. Buat dahulu larutan CH3COOH 50 mL 1M,
kemudian encerkan untuk membuat larutan yang diperlukan
3. Ukur pH masing-masing larutan dengan pH meter dan catat datanya pada
tabel. Lampirkan lembar perhitungan Ka
5. Berikan kesimpulanmu !

Konsentrasi
CH3COOH
(M)
pH hasil
pengukuran [H+] Ka (dihitung)
0,1
0,05
0,01
0,005
0,001
Harga Ka rata-rata ................................

Anda mungkin juga menyukai