Telaah Kasus PRR M. Iqbal

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

TELAAH KASUS

Preventive Resin Restoration

Oleh :
M. Iqbal
2041412012

Pembimbing :
drg. Alfiah Pujiyati., MDSc., Sp. KGA.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Umum
Preventive Resin Restoration (PRR) adalah suatu perawatan pencegahan yang
merupakan pengembangan dari pemakaian sealant pada permukaan oklusal, yaitu
integrasi dari pencegahan karies dengan sealant dan penambalan karies dengan resin
komposit pada permukaan yang sama. Lesi awal permukaan gigi dihilangkan dengan
preparasi seminimal mungkin, ditambal kemudian untuk mencegah terjadinya karies di
masa mendatang permukaan tambalan diberi sealant.
Tujuan Preventive Resin Restoration adalah untuk menghentikan proses awal
karies yang terdapat pada pit and fissure, terutama pada gigi molar permanen yang
memiliki pit and fissure yang dalam, serta untuk melakukan tindakan pencegahan
karies pada pit dan fisura yang belum terkena karies. di gigi yang sama.
Manfaat dari PRR adalah untuk mempertahankan struktur jaringan yang sehat dengan
cara menumpat fissure yang karies dengan resin komposit dengan melapisi sealant di
atas komposit dan jaringan sekitarnya.

Indikasi

 Eksplorer tertahan pada pit dan fisur dari permukaan oklusal yang utuh yang
mengidentifikasi adanya karies.
 Pit dan fisur yang dalam, yang menghalanagi penetrasi yang sempurna dari silen
atau terdapat karies pada dasar pit dan fisur.
 Gambaran yang opak, sepanjang pit dan fisur, yang mengidenifikasi karies dini

Kontraindikasi

 Diperlukan restorasi karies interproksimal


 Melibatkan karies yang luas sehingga memerlukkan restorasi seluruh permukaan
dengan amalgam atau restorasi komposit posterior
Tiga jenis bahan yang digunakan dalam PRR (tipe A, tipe B dan tipe C)
diklasifikasikan berdasarkan ekspansi dan kedalaman karies. Klasifikasi ini untuk
menentukan material restorasi yang akan digunakan. Material yang digunakan adalah
sealant tanpa partikel pengisi (unfilled) untuk tipe A, resin komposit encer yang dilapisi
untuk tipe B dan resin komposit filler untuk tipe C.
Ada tiga tipe restorasi preventif yang diperkenalkan oleh Simonsen (1980) dan
Hicks (1984) :
1. Tipe A : Memerlukan preparasi minimal pada pit danfisur dengan menggunakan
round bur ¼ atau ½ untuk penempatan silent.

2. Tipe B : Pembuangan karies dengan menggunakan round bur no.1 atau no 2.


Pembuangan karies lebih dari satu setengah total kedalaman enamel yang terlibat.

3. Tipe C : Pembuangan karies dengan roundbur no. 2 atau lebih. Kavitas sudah
mencapai dentin dan memerlukan kalsium hidorsikda sebagai basis restorasi
B. Prosedur Perawatan
PRR tipe A
1. Bersihkan permukaan oklusal
2. Isolasi gigi dengan cotton rolls atau rubber dam
3. Hilangkan decalcified enamel pada pit & fissure menggunakan low speed
round bur (no ½ atau ¼)
Pada pembuangan jaringan karies, maka daerah pit dan fisur yang buang
adalah daerah yang mengalami dekalsifikasi atau yang dicurigai telah
terjadi karies dengan menggunakan round bur kekuatan rendah. Daerah
retensi tidak diperlukan karena restorasi ini mendapatkan perlekatan ke
jaringan dengan tehnik etsa asam. Tujuannya adalah untuk membuang
seluruh jaringan karies dan struktur gigi seminimal mungkin.
4. Selanjutnya dilakukan profilaksi dengan pumis.
Dilakukan menggunakan pumis yang tidak mengandung fluor sehingga
permukaan email benar-benar bersih dan dibur sebelum dietsa. Sebagai
alternatif untuk memperoleh tujuan yang sama, dapat menggunakan sikat
gigi dan pasta gigi. Dengan metode ini nilai retensi yang diperoleh
sebanding dengan metode menggunakan profilaksis pumis (Yoga,1997).
5. Etsa 20’-60’, bilas 20’ dan keringkan 15’.
Tahap selanjutnya adalah penetsaan asam menggunakan asam fosfat 37%
yang diletakkan pada permukaan email di oklusal gigi (pit dan fisur).
Pengetsaan ini menghasilkan pori-pori yag memungkinakan infiltrasi
nikroskopis resin ke dalam permukaan gigi yang kemudian resin akan
berpolimerisasi dan membentuk ikatan dengan gigi (Simonsen 1980;
Yoga, 1997).
6. Aplikasi sealant, hindari gelembung
7. Polimerisasi sinar 20’(atau sesuai aturan pabrik.
PRR Tipe B
Menggunakan diluted komposit
resin Teknik aplikasinya :
1. Bersihkan permukaan oklusal
2. Isolasi gigi dengan cotton rolls atau rubber dam

3. Hilangkan karies dengan low speed bur


4. Bersihkan dentin dan sisa serbuk gigi dengan air sampai permukaan
dentin bersih
5. Aplikasikan liner kalsium hidroksida Ca(OH)2 pada permukaan
dentin yang terbuka
6. Etsa 20-60 detik, bilas 20 detik dan keringkan 15 detik
7. Aplikasi bonding agent pada dinding gigi yang dpreparasi, disinar 20 detik
8. Aplikasikan bahan resin komposit, disinar 20 detik
9. Aplikasi sealant pada seluruh permukaan oklusal, disinar 20 detik
10. Oklusal adjustment dan dilakukan pemolesan

PRR Tipe C
Untuk lesi karies yang dalam dan membutuhksn preparasi mendalam pada
dentin. Bahan restorasi menggunakan filled composit resin dan Glass Ionomer
Cement (GIC) serta sebagian besar membutuhkan anastesi lokal.
Teknik aplikasinya :
1. Bersihkan permukaan oklusal secara menyeluruh
2. Isolasi gigi dengan cotton rolls atau rubberdam
3. Gigi di anastesi lokal, hilangkan karies dengan low speed bur,
permukaan cavosurface margin enamel dibevel.
4. Bersihkan dentin dan sisa serbuk gigi dengan air sampai permukaan
dentin bersih
5. Aplikasikan liner kalsium hidroksida Ca(OH)2 pada permukaan
dentin yang terbuka
6. Aplikasikan bahan Glass Ionomer Cement (GIC), ditunggu hingga setting.
7. Aplikasikan bahan Etsa pada permukaan oklusal selama 60 detik, bilas
20 selama 20 detik dan keringkan 15 detik.
8. Aplikasi bonding agent pada gigi yang telah dipreparasi, disinar selama
20 detik
9. Aplikasikan komposit resin dan disinar selama 20 detik
10. Aplikasi sealant pada seluruh permukaan oklusal, disinar 20 detik
LAPORAN KASUS
Nama Operator : M. Iqbal
Nomor BP : 2042412012
A. DATA PASIEN
Nama : RS
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 11 tahun
Alamat : Kota Payakumbuh
No. Rekam Medik : -
Elemen Gigi : 24

B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama (Chief Complain)
Pasien datang untuk pemeriksaan gigi rutin.
2. Perjalanan Penyakit (Present Illnes)
Dari hasil pemeriksaan ditemukan karies superfisial pada gigi 24 serta fissure
yang dalam.
3. Riwayat Kesehatan Gigi (Past Dental History)
Pasien pernah ke dokter gigi bersama ibunya untuk cabut gigi geraham pertama
sulung. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari (pagi setelah makan dan malam
sebelum tidur). Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk seperti, mengunyah satu
sisi, bruxism, bernafas melalui mulut dll. Pasien tidak memiliki keluhan di
rongga mulutnya.
4. Riwayat Kesehatan Umum (Past Medical History)
Pasien tidak dicurigai menderita penyakit sistemik. Pasien tidak pernah dirawat
di rumah sakit. Tidak memiliki riwayat ataupun sedang mengonsumsi obat-
obatan jangka panjang. Tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat.
5. Riwayat Keluarga (Family History)
Ayah, ibu, dan keluarga sedarah pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
6. Riwayat Sosial (Social History)
Pasien seorang siswa kelas VI SD, pasien tinggal bersama dengan kedua
orangtua. Pasien makan 3 kali sehari, konsumsi buah dan sayur cukup, minum ±8
gelas perhari, dan tidur 7-8 jam per hari.

C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Elemen Gigi : 24
Sondasi :+
Perkusi :-
Palpasi :-
Termal :+
Terdapat karies superfisial dan fissure yang dalam gigi 24
Gambaran klinis gigi

D. DIAGNOSIS
Karies supperfisial dengan pulpa normal pada gigi 24
E. RENCANA PERAWATAN
Preventive Adhesive Restoration gigi 24
F. PROGNOSIS
Baik
G. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan

 Diagnostic Set  Pumice


 Diamond bur  Cotton pellet
 Brush  Cotton Roll
 Microbrush  Etching and Bonding Agent
 Light cure  Flowable Resin
 Bur Poles Komposit / White stone  Articulating Paper
bur

Teknik Aplikasi
 Isolasi gigi dari kontaminasi saliva
 Lakukan pembuangan karies pit dan fisur yang terdeteksi mengunakan round
bur dengan handpiece kecepatan tinggi.
 Lakukan propilaksis permukaan gigi memakai rubber cup atau brush dengan
bahan pumis yang tidak mengandung fluor
 Jika dasar kavitas mencapai denin maka basis kalsium hidroksida harus
diletakan pada dasar kavitas (dentin) sebelum dilakukan pengetsaan
 Aplikasikan bahan etsa 37% asam fosfat pada permukaan enamel gigi dengan
fine brush atau cotton pellet selama 60 detik.
 Permukaan gigi dicuci dengan semprotan air dan udara selama 10 detik,
kemudian dikeringkan selama 5 detik.
 Letakan selapis tipis bonding resin atau bonding dentin kedalam preparasi
kavitas, kemudian diikuti dengan komposit yang dicairkan yang tediri dari
unfiller dan filler untuk mengisi kavias tipe B dan komposit filler yang
sebelumnya diaplikasikan bonding unfiller resin untuk tipe c yang dilanjutkan
dengan penyinaran selama 60 detik.
 Apllikasi bahan silen diatas daerah restorasi, pit dan fisur sekitarnya yang elah
dietsa, kemudian sinar selama 40 detik. Untuk restorasi preventif ipe A hanya
bahan silen yang diaplikasikan pada permukaan oklusal termsuk enamel yang
diprepasrasi.
 Dengan memakai eksplorer jelajahi pit dan fisur, jika ada yang belum terisi
bahan silen dapat ditambahkan kembali.
 Lakukakan evaluasi oklusi, lakukan pebaikan jika diperlukan dengan bur poles
DAFTAR PUSTAKA

Sunyaruri, E., Nainggolan, TR., Angelia, P., Sumantadireja, YH., dan Gartika M.
(2019). PRR Using Cention NR in Childrens Teeth. Journal Of Applied Dental
Medical Science.
April, AD. (2020). Perawatan Preventive Resin Restoration (PRR).
Simonsen, RJ. 2006. Preventive Resin Restoration and sealants in light of crrent
evidence. J Am Dent Assoc 100 (4). 535-9
Swift Edward. 1987. JADA: preventive resin restoration. Vol 114. 819-821.

Anda mungkin juga menyukai