Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Bismillah
Assalamualaikum.wr.wb
Alhamdulillah syukur kita ucapkan atas Rahmat Allah SWT, karna berkat rahmat
dan karunia-Nya kita di beri kesehatan hingga saat ini. Shalawat beserta salam
kita ucapkan buat junjungan kita yakni Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti
Yang saya hormati Ibu Meilan Lestari,SH,MH. selaku dosen pengampu yang
Saya juga meminta maaf kepada para pembaca jika ada terdapat kesalahan
Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
1. FILSAFAT.......................................................................................................6
1. Pengertian filsafat.........................................................................................6
2. Lingkup pengertian filsafat..........................................................................7
3. Cabang-cabang filsafat dan aliran-alirannya................................................8
2. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT............................................10
Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia...........11
3. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
FILSAFAT.........................................................................................................12
1. Dasar Antropologis Sila-Sila Pancasila.....................................................12
2. Dasar Epistemologis Sila-Sila Pancasila....................................................13
3. Dasar Aksiologis Sila-Sila Pancasila.........................................................16
BAB III...................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
A. KESIMPULAN.............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umunya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang
menyongkong Negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh,teguh, serta agar tidak
terombang ambing oleh persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakiatnya
dalam mengejar kehidupan yang layak dan leboh baik, untuk mencapai masyrakat
dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau pindah. Bagi bangsa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
filsafat
1. FILSAFAT
1. Pengertian filsafat
“filsafat”.
Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani, bangsa yunanilah yang mula-mula
berfilsafat seperti lazimnya dipahami orang sampai sekarang. Kata ini bersifat
majemuk, berasal dari kata “philos” yang berarti “sahabat” dan kata “shopia”
Jadi istilah filsafat pada mulanya merupakan suatu istilah yang secara umum
sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti, manusia, alam, benda,
binatang, dan lain sebagainya, maupun sesuatu yang bersifat abstrak misalnya
material tersebut, suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai
macam sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu terdapat berbagai macam
sudut pandang filsafat yang merupakan cabang-cabang filsafat, antara lain dari
tingkah laku baik dan buruk bidang etika, keindahan bidang estetika dan lain
maka lingkup pengertian filsafat menjadi sangat luas. Berikut berbagai bidang
konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori, sistem atau tertentu, yang
merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
B. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil
dari aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri
khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses
metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini
Metafisika: yang berkaitan dengan persoalan tentang hakikat yang ada (segala
kata Yunani meta ta physika yang dapat diartikan sesuatu yang ada di balik
yang ada dalam alam? Apa hakikat hubungan sebab dan akibat? Apakah mang
hubungan antara badan dan jiwa? Apakah manusia itu memiliki kebebasan
pengetahuan. Istilah Epistemologi ini dipakai pertama kali oleh J.F. Feriere.
berlaku. Pada garis besarnya ada beberapa paham pengetahuan, antara lain:
tentang metode, dan khususnya metode ilmiah. Tetapi metodologi juga dapat
dapat melalui berbagai cara. Akan tetapi secara garis besarnya dapat di
golongkan menjadi dua diantarnya yaitu logika induktif dan logika deduktif.
Etika: Kata "etika" berasal dari bahasa Yunani "etos" yang mempunyai arti
yakni kebiasaan. Etika berbeda dengan moral dan moralitas dalam etika
tersebut yang menunjukkan teori tindakan yang benar dan kebaikan yang lebih
pada tindakan spesifik dan kode moral yang didefinisikan, namun mencakup
cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan
serta tanggapan manusia terhadapnya. Berdasarkan asal mula kata dan arti
dari manusia terhadap suatu keindahan. Selain itu, ada pula yang memandang
sebagai suatu bagian penting filsafat. Dari sudut pandang filsafat, pengertian
estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang keindahan. Bukan saja
Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesia Kedudukan dan fungsi Pancasila
hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia. fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat
negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila ini pada hakikatnya
adalah sistem nilai yang mana merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan
bangsa Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu
melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai dalam
Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan
bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta
Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaranajaran
beragam budaya dan etnis dari Sabang sampai Merauke. Dari kenyataan inilah
Indonesia
bangsa Indonesia
hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut
ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat raga dan
jiwa jasmani dan rohani. Sifat Kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu
dan makhluk social serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi
bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu).
Maka dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya
Menurut Titus (1984: 20), terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam
sebagai suatu objek kejian pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber
Sumber pengetahuan pancasila yaitu nilai-nila yang ada pada bangsa Indonesia itu
memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila
Pancasila maupun isi arti sila-sila Pancasila itu. Susunan sila-sila pancasila
bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal, yang memiliki arti sebagai berikut :
Sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya. Pada sila
pertama pancasila ini terkadung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah
sebagai tujuan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Maka dari itu,
kebebasan dan hak asasi warga Negara harus di jiwai nilai-nilai ketuhanan yang
maha esa
Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga,
keempat, dan kelima. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis
antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan
raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk
pribadi berdiri sediri dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa
Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama, yakni terkandung nilai Negara
adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
merupakan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas yang membentuk
Negara.
Sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga serta
mendasari dan menjiwai sila kelima. adalah bahwa hakikat Negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.
kuantitasnya serta menyangkut isi arti silasila Pancasila tersebut. Sila Ketuhanan
Pancasila mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak, hal ini sebagai tingkat
antara potensipotensi kejiwaan manusia, yaitu akal, rasa dan kehendak manusia
untuk mendapatkan kebenaran yang tertinggi. Selain itu, dalam sila ketiga,
terutama berkaitan dengan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena
harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius
manusia. Itulah sebab pancasila serta epistemologis harus menjadi dasar moralitas
Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada
Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan
Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang
Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta
manusia.
A. KESIMPULAN
objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang bersifat
jenis pengetahuan ilmu konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori,
system atau tertentu, yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan
berfilsafat. Juga filsafat sebagai suatu proses Dalam hal ini filsafat
ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat
raga dan jiwa jasmani dan rohani. Mengenai susunan Pancasila sebagai
formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti