Tinjauan Umum
A. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa (language skill) mencakup empat segi:
Menyimak
Berbicara
Membaca
Menulis
B. Membaca
1) Pengertian Batasan Membaca
Membaca adalah proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan penulis lewat media kata-kata.
Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan alat
untuk menerima komunikasi.
Berbicara dan menulis berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk
mengutarakan makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan pesan.
(Anderson 1972: 3).
Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan penulis dan
penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan ketetapan membaca.
Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran
pembaca.
Menyimak dan berbicara haruslah mendahului kegiatan membaca.
2) Tujuan Membaca
Tujuan utamanya adalah untuk menangkap serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan.
a. Membaca untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan
oleh tokoh.
b. Untuk mengetahui ide utama.
c. Untuk mengetahui urutan, organisasi cerita.
d. Untuk menyimpulkan.
e. Untuk mengklarifikasikan.
f. Untuk mengevaluasi.
g. Untuk memperbandingkan (Anderson 1972: 214).
BAB II
Membaca Nyaring
A. Pengertian
Proses membaca dapat dibagi atas:
1. Membaca nyaring
Dalam membaca nyaring yang digunakan adalah penglihatan, ingatan, ingatan
pendengaran, motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot
kita).
2. Membaca dalam hati
Dalam membaca dalam hati yang digunakan adalah mata, penglihatan, visual
memory (ingatan visual).
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang merupakan alat bagi guru, murid,
ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pedengar untuk
menangkap serta memahami informasi, fikiran, dan perasaan seorang pengarang.
Membaca nyaring yang baik menuntut agar pembaca memiliki kecepatan mata
yang tinggi serta pandangan mata yang jauh.
Tujuan menyimak adalah untuk memahami yang dibacakan orang.
Kelas II
Membaca dengan terang dan jelas.
Membaca dengan penuh perasaan.
Membaca tanpa terbata-bata.
Kelas III
Membaca dengan penuh perasaan.
Mengerti serta memahami bahan bacaan.
Kelas IV
Memahami bahan bacaan pada tingkat dasar.
Kecepatan mata dan suara: 3 patah / detik.
Kelas V
Membaca dengan pemahaman dan perasaan.
Aneka kecepatan membaca bergantung bacaannya.
Dapat membaca tanpa terus menerus melihat bahan bacaan.
Kelas VI
Membaca nyaring dengan penuh ekspresi.
Membaca dengan penuh kepercayaan.
B. Membaca Ekstensif
Dengan isi bahan bacaan yang menjadi tujuan dan tuntutan kegiatan membaca
ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga
dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana.
Membaca ekstensif terbagi atas:
1. Membaca Survei
2. Membaca Sekilas
3. Membaca Dangkal
1. Membaca Survei
Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan
jalan:
a) Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam
buku-buku.
b) Melihat-lihat, memeriksa-meriksa, meneliti judul bab-bab yang terdapat
dalam buku-buku yang bersangkutan.
c) Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.
2. Membaca Sekilas
Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak
dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta
mendapatkan informasi penerangan.
Tujuan utama membaca sekilas adalah:
a) Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku.
b) Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan.
c) Untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam
perpustakaan (Albert (et al) 1961:30).
3. Membaca Dangkal
Membaca dangkal bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang
bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.
Membaca ekstensif biasanya lebih banyak dilakukan diluar kelas.
C. Membaca Intensif
Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci
yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua-
empat halaman setiap hari.
Membaca intensif terbagi atas:
a. Membaca telaah isi
b. Membaca telaah bahasa
Kelas II
Membaca tanpa gerakan bibir/ kepala.
Membaca lebih cepat secara dalam hati daripada bersuara.
Kelas III
Membaca tanpa menunjuk dengan jari.
Memahami bahan bacaan.
Lebih cepat membaca dalam hati.
Kelas IV
Mengerti serta memahami bahan bacaan.
Kecepatan mata dalam membaca 3kata/detik.
Kelas V
Membaca dalm hati jauh lebih cepat.
Membaca dengan pemahaman yang baik.
Membaca tanpa menunjuk-nunjuk dengan jari.
Menikmati bahan bacaan.
Kelas VI
Membaca tanpa gerakan bibir.
Dapat menyesuaikan kecepatan membaca.
Dapat membaca 180 patah kata/ 1 menit.
BAB IV
Membaca Telaah Isi
A. Pendahuluan
Membaca telaah isi terbagi atas:
Membaca teliti
Membaca pemahaman
Membaca kritis
Membaca ide
B. Membaca Teliti
Membaca teliti membutuhkan sejumlah keterampilan, antar lain:
Survei yang cepat untuk menemukan organisasi tulisan.
Membaca secara seksama dan membaca ulang kembali.
Penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan.
3. Membuat catatan
Proses aktual pembuatan catatan akan membantu kita dalam tiga hal penting,
yaitu:
a. Menolong kita untuk memahami apa yang kita baca/ dengar.
b. Membuat kita teus-menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide yang
penting.
c. Membantu ingatan kita.
2) Menandai buku
Orang yang membuat catatan serta coretan dalm buku bukanlah merupakan
tindakan yang merusak, tetapi justru karena kecintaan terhadapnya, memliki
sebuah buku tidaklah berarti menjaga agar buku itu tetap bersih tetapi tidak
mengerti isinya. Bahkan jauh lebih baik memiliki buku yang rusak jilidnya,
serta penuh dengan coretan dan catatan. Daripada buku yang masih utuh
tetapi tidak pernah dibaca.
4. Dalam kelas
Hal-hal yang dapat menolong membuat catatan-catatan yang bermanfaat:
Jangan berusaha mencatat segala sesuatu yang dikatakan oleh guru.
Dengarkanlah benar-benar isyarat yang diberikan oleh guru.
Kalau ada ketinggalan, maka tinggalkan satu spasi dalam halaman.
Perhatikan kembali seluruh catatan, setelah usai pelajaran.
5. Menelaah tugas
Agar pelajaran di kelas lebih mantap dipahami oleh murid, guru sering
memberikan tugas. Agar para sisiwa dapat mengerjakan tugas itu dengan baik,
mereka seyogyanya sudah dibiasakan dengan cara studi SQ3R (survey,
question, read, recite, review).
C. Membaca pemahaman
Membaca pemahaman bertujuan untuk:
Standar-standar/ norma kesastraan.
Resensi kritis
Drama tulis
Pola-pola fiksi
1. Standar kesastraan
Para penulis kreatif dalam bidang fksi, non fiksi memiliki beberapa
pengalaman hidup yang hendak disampaikannya pada pembaca. Pengarang
ingin agar kita merasakan apa yang telah dirasakannya mengenai emosi
kemanusiaan sejati.
Kesusastraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, antara lain:
Puisi atau prosa
Fakta atau fiksi
Klasik atau modern
Subjektif atu objektif
Eksposisi atau normatif
2. Resensi kritis
3. Drama tulis
Agar pembaca dapat mengembangkan suatu sikap kritis yang logis terhadap
drama, antar lain:
Prinsip-prinsip kritik drama
Unsur-unsur drama
Jenis-jenis drama
c. Jenis-jenis drama
Tragedy
Komedi
Melodrama
Farce
4. Pola-pola fiksi
a. Pengertian
Fiksi adalah istilah yang dipergunakan untuk membedakan uraian yang
tidak bersifat historis dari uraian yang bersifat historis dengan penunjukan
khusus/ penekanan khusus pada segi sastranya (Brooks, Purser and
Warren, 1952: 9)
c. Unsur-unsur fiksi
Tema
Plot
Pelukisan watak
Konflik
Latar
Pusat
d. Jenis-jenis fiksi
1. Berdasarkan bentuk:
Novel
Novelette
Cerpen
Cerita singkat
Vignette
2. Berdasarkan isi (Lubis; 1960:38, 45)
Impersionisme
Romantik
Realisme
Sosialis-realisme
Naturalisme
Ekspresionisme
Realisme sebenarnya
Simbolisme
D. Membaca kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya
mencari kesalahan (Albert (et al) 1961b: 1).
Membaca kritis merupakan modal utama bagi para mahasisiwa untuk
mencapai kesuksesan dalam studinya.
E. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari,
memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang ada pada bahan bacaan.
Prinsip yang harus diingat selalu, yaitu bahwa suatu sumber yang kaya akan
ide-ide merupakan dasar bagi komunikasi.
Berikut ini akan diperbincangkan apa yang dimaksud pembaca yang baik:
1) Pembaca yang baik tahu mengapa dia membaca
Syarat pertama bagi setiap pembaca yang baik adalah bahwa dia tahu
mengapa dia membaca. Dua buah maksud yang paling umum adalah:
Mencari informasi;
Menikmati bacaan.
2) Pembaca yang baik memahami apa yang dibacanya.
3) Pembaca yang baik harus menguasai kecepatan membaca.
Dia harus mengetahui beberapa hal:
Membaca sekilas
Membaca dengan cepat
Membaca demi kesenangan
Membaca secara serius bahan-bahan yang penting, rata-rata 300-
500 kata/ menit.
4) Pembaca yang baik harus mengenal media cetak.
Media cetak itu antara lain:
Papersbacks (buku saku);
Media grafika (komik, foto, diagram, peta, dan lain-lain);
Majalah;
Suratkabar (cf. Salisbury: 1955 : 317 -80).
BAB V
Membaca Telaah Bahasa
A. Pendahuluan
Membaca telaah bahasa mencakup:
Membaca bahasa
Membaca sastra
B. Membaca Bahasa
Tujuan utama dalam membaca bahasa adalah:
Memperbesar daya kata
Mengembangkan kosa kata
c) Bagian-bagian kata;
Prefiks (awalan)
Root (dasar kata)
Suffiks (akhiran)
Infiks (sisipan)
d) Penggunaan kamus
Kamus adalah rekaman kata-kata yang membangun sesuatu bahasa.
Dari kamus, kita dapat belajar bentuk, jenis, dan kekerabatan kata.
e) Aneka makna
Homonim yaitu kata-kata yang sam bentuk bunyinya, tetapi
berlainan maknanya.
Contoh:
Tanjung I “sejenis bunga”
Tanjung II “tanah yang menjorok ke laut”
f) Idiom (ungkapan)
Idiom adalah kelompok kata-kata yang mengandung makna khusus.
Idiom merupakan ekspresi yang tidak dapat dimengerti dari makna
terpisah.
Misalnya:
Buah baju “kancing”
Buah tangan “oleh-oleh”
h) Konotasi
Konotasi tambahan adalah bahwa kata-kata tersebut bermakna lebih
daripada yang dikatakannya.
Secara umum, terdapat dua jenis konotasi, yaitu: konotasi pribadi dan
konotasi umum.
i) Derivasi kata
Derivasi kata adalah asal usul kata.
c) Petunjuk-petunjuk konteks
Ada lima cara konteks mencerminkan makna, yaitu:
Definisi atau batasan
Contoh
Uraian baru
Mempergunakan pengubah
Mempergunakan kontras
C. Membaca Sastra
Seorang pembaca harus dapat membadakan bahas ilmiah dan bahasa sastra.
Dia harus mengenal serta memahami jenis-jenis gaya bahasa.
2. Gaya Bahasa
Pembicaraan mengenai gaya bahasa ini akn dibatasi pada hal-hal yang umum
saja, antara lain:
a. Perbandingan, yang mencakup metafora, kesamaan dari analogi.
b. Hubungan, yang mencakup metoninia, dan sinekdok.
c. Taraf pernyataan, yang mencakup hiperbola, litotes, dan ironi (Perrin;
1968 : 350 – 3).
,
a. Perbandingan
1. Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat,
padat, tersusun rapi.
Didalamnya terdapat dua ide, yang satu adalah suatu kenyataan, yang satu
lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi.
2. Kesamaan berbeda dari metafora dalam hal: kalau metafora menyatakan
secara tidak langsung adanya kesamaan antara dua hal.
3. Analogi, biasanya melihat beberapa titik persamaan, bukan hanya satu
saja.
b. Hubungan
Sinekdok dan metonimia termasuk gaya bahasa hubungan.
Sinekdok memberi nama suatu bagian apabila yang dimaksud
adalah keseluruhan atau sebaliknya: keseluruhan pengganti
sebagian.
Metonimia adalah penggunaan suatu kata bagi yang lainnya yang
dimaksud: materi bagi objek yang terbuat daripadanya, metonimia
suatu gaya bahasa umum menggambarkan salah satu cara
perubahan makna kata;
c. Pernyataan
Dari segi tarafnya, pernyataan ini terbagi atas tiga jenis, yaitu:
1. Pernyataan yang berlebih-lebihan (hiperbola).
2. Pernyataan yang dikecil-kecilkan (litotes).
3. Ironi;