ABSTRACT
Sampel
Bulan Lebih dari 1 1 obat Total Presentase
No Obat
1. Mei 2020 1 1 2 3,44%
2. Juni 2020 3 6 9 15,51%
3. Juli 2020 5 7 12 20,68%
4. Agustus 2020 2 6 8 13,79%
5. September 2020 8 10 18 31,03%
6. Oktober 2020 7 2 9 15,51%
Total 26 32 58 100%
Dalam penelitian ini diperoleh Jumlah 1 obat dengan total 32 lembar resep memiliki
sampel resep racikan non steril adalah 58 persentase sebesar 55,2 %, dimana total
lembar resep. Lembar resep racikan non steril persentase adalah 100% yang mana masing-
pasien pediatri paling banyak terdapat pada masiing variabel memiliki interval kebenaran
bulan September 2020 dengan resep racikan yang mendukung untuk menunjukkan bahwa
sebanyak 18 lembar resep dan presentase sampel yang diperoleh 100% benar atau valid.
31,03%. Pada lembar resep racikan pediatri,
Dengan Berdasarkan analisa statisktik Profil identitas pasien yang di cantumkan
dengan metode Descriptive statistics hanya Jenis kelamin dan Berat Badan,
Frequencies diketahui bahwa selama periode sedangkan umur dari pasien tidak dicantumkan.
penelitian Mei-Oktober 2020 sampel yang Profil identitas pasien yang menggunakan resep
lebih dari 1 obat dengan total 26 lembar resep racikan obat berdasarkan jenis kelamin dapat
memiliki persentase sebesar 44,8% dan untuk dilihat pada table 3.
Tabel 3 Profil Peresepan Resep Racikan Non Steril Pasien Pediatri Berdasarkan Jenis Kelamin
Periode Mei - Oktober 2020
No Identifikasi Jenis Kelamin Jumlah Lembar Resep Presentase
1. Laki-laki 26 44,82 %
2. Perempuan 32 55,17%
Total 58 100%
Pencantuman jenis kelamin dalam resep di cantumkan adalah Berat Badan. Tujuan
sangat penting dikarenakan memudahkan pencantuman Berat Badan adalah untuk
dalam mengenal pasien laki-laki atau melihat kembali ketepatan dosis obat yang
perempuan. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa digunakan, dalam beberapa obat penggunaan
Jumlah pasien anak laki-laki yang dosis harus disesuaikan dengan berat badan
mendapatkan resep sebanyak 26 lembar resep pasien, khususnya peresepan obat untuk anak-
dengan presentase 44, 82 % dan pasien anak anak (Rauf,2020). Profil identitas pasien yang
perempuan sebanyak 32 lembar resep dengan menggunakan resep racikan obat berdasarkan
presentase 55,17 %.Berdasarkan tabel 3 dapat interval Berat Badan di buat berdasarkan
diketahui bahwa pasien anak yang lebih pembagian berat badan anak menurut WHO.
mendominasi adalah dengan jenis kelamin Profil identitas pasien yang menggunakan resep
perempuan. racikan obat berdasarkan interval Berat Badan
Profil identitas pasien yang selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Profil Peresepan Resep Racikan Non Steril Pasien Pediatri Berdasarkan Berat Badan
Periode Mei - Oktober 2020
No Interval Berat Badan (Kg) Jumlah Lembar Resep Presentase
1. 3-5 11 18,96 %
2. 5-7 5 8,62 %
3. 7-9 25 43,10%
4. 10-12 6 10,34%
5. 12-14 1 1,72 %
6. 14-16 6 10,34%
7. 16-18 0 0
8. 18-20 2 3,44 %
9. 20-22 1 1,72 %
10. 22-24 0 0
11. 24-26 0 0
12. 26-28 1 1,72 %
13. 28-30 1 1,72 %
Total 58 100%
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa pasien obat dalam lembar resep racikan pasien pediatri
pediatri yang banyak mendapatkan resep rawat jalan yaitu Kemoterapeutik ( antibiotik
racikan adalah pasien pasien pediatri dengan dan antivirus), Sistem Respirasi (mukolitik,
berat badan pada interval Berat Badan 7-9 Kg antihistamin, bronkodilator dan Antitusif),
dengan jumlah resep sebanyak 25 lembar resep Kardiovaskular (Diuretik dan Antihipertensi),
dengan presentase 43,10 %. Vitamin, Endokrin (Antitiroid dan
Resep racikan pasien pediatri rawat kortikosteroid), Saluran cerna (Antasida),
jalan diberikan seseuai dengan penyakit yang NSAID (analgesik–antipiretik), SSP
diderita oleh pasien. Setiap resesp racikan yang (Antikovulsan, Antipsikotik, Antidepresan)
diberikan memiliki berbagai kelas terapi obat Anti Tuberkulosis dan Pelarut batu empedu,
dengan jenis obat yang berbeda-beda. Dimana dengan obat kelas terapi yang sering
kelas terapi obat dan jenis obat yang diresepkan adalah kelas terapi kemoterapeutik
diresepkan pada resep racikan pasien pediatri (Antibiotik) dengan jumlah resep sebanyak 10
dapat dilihat pada tabel 5 dan 6. lembar resep dengan presentase sebesar 17,24
Pada tabel 5 terdapat 10 kelas terapi %.
Tabel 5 Profil Kelas Terapi Obat yang di Racik di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum
Daerah Aeramo Mbay Nagekeo Periode Mei 2020 – Oktober 2020
No Kelas Terapi Jumlah Resep Presentase
1. Kemoterapeutik Antibiotik 10 17,24 %
Antivirus 2 3,44 %
2. Sistem Respirasi Mukolitik 9 15,51 %
Bronkodilator 6 10,34%
Antitusif 1 1,72 %
Antihistamin 4 6,89 %
3. Kardiovaskular Diuretik 4 6,89 %
Antihipertensi 2 3,44 %
4. Vitamin 3 5,17 %
5. Endokrin Kortikosteroid 3 5,17 %
Antitiroid 2 3,44 %
6. Saluran Cerna Antasida 3 5,17 %
7. NSAID Analgesik antipiretik 3 5,17 %
8. SSP Antikonvulsan 2 3,44%
Antidepresan 1 1,72 %
Neuroleptik 1 1,72 %
9. Anti Tuberkulosis 1 1,72 %
10. Pelarut batu empedu 1 3,44%
Total 58 100%
Tabel 6 Profil Jenis Obat yang diracik pada Resep Racikan Anak di Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Aeramo Mbay Nagekeo Periode Mei 2020 – Oktober 2020.
No Nama Obat Jumlah Resep Obat Persentase
1. N. acetylcysteine 8 13,79%
2. Salbutamol 6 10,34%
3. Paracetamol 3 5,17%
4. Isoniazid 2 3,44%
5. Sprironolakton 2 3,44%
6. Urdafalk 1 1,72%
7. Metrodinazole 3 5,17%
8 Furosemid 2 3,44%
9 Metylprednisolon 2 3,44%
10 Cetrizine 2 3,44%
11 Cefixime 1 1,72%
.
12 Vit. C (Asam Askorbat) 2 3,44%
.
13 Triprolidine HCl dan Pseudoefedrin HCl 2 3,44%
.
14 Eritromisin 2 3,44%
.
15 Dexamethasone 1 1,72%
.
16 Acyclovir 2 3,44%
.
17 Amoxicillin 1 1,72%
.
18 Ranitidin 2 3,44%
.
19 Propiltuirasil 2 3,44%
.
20 Phenobarbital 1 1,72%
.
21 Vit. B kompleks 1 1,72%
.
22 Lisinopril 1 1,72%
.
23 Prazinamid 1 1,72%
.
24 Amitriptilin 1 1,72%
.
25 Codein 1 1,72%
.
26 Ambroxol 1 1,72%
.
27 Haloperidol 1 1,72%
.
28 Fenitoin 1 1,72%
.
29 Omeprazole 1 1,72%
.
30 Rifampfisin 1 1,72%
.
31 Nipedifin 1 1,72%
.
Total 58 100 %
Jenis obat perlu diketahui agar yang tidak stabil serta lingkungan dan pola
memudahkan peneliti dalam mengolah data hidup yang kurang sehat. Disisi lain banyak
untuk menentukan aspek farmaseutik dari resep penduduk Nagekeo yang tinggal didaerah
racikan pasien pediatri. Jenis obat yang pegunungan dimana pada daerah pegunungan
diresepkan pada resep racikan pasien pediatri memiliki suhu yang dingin. Anak-anak yang
dapat dilihat pada Tabel 6. tidak tahan terhadap suhu tersebut akan mudah
Hasil analisis data menggunakan untuk terserang penyakit terutama pada saluran
metode Descriptive statistics Frequencies pernafasannya sehingga mengakibatkan banyak
menunjukkan terdapat 31 jenis obat yang pasien pediatri dengan keluhan pada area
diperoleh dalam penelitian ini, dengan jenis pernafasannya.
obat yang sering diresepkan adalah N. Resep racikan dapat mengandung satu
Acetylcysteine (21,6%) dan Salbutamol obat ataupun lebih obat. Untuk melihat ada
(16,2%). N. Acetylcysteine adalah obat tidaknya potensi inkompatibilitas pada resep
golongan kelas terapi mukolitik yang racikan maka perlu diketahui obat apa saja
digunakan untuk mengencerkan dahak pada yang dikombinasi resep racikan pasien pediatri
saluran pernafasan sedangkan salbutamol di instalasi rawat jalan RSUD Aeramo.
adalah bronkodilator golongan β2-agonis yang Kombinasi obat pada peresepan Resep racikan
digunakan untuk mengobati asma. Adapun non steril pasien peditari yang dikombinasi
alasan anak-anak banyak menderita penyakit berbeda-beda dapat dilihat pada tabel 7.
pada saluran pernafasan, dikarenakan Cuaca
Tabel 7. Pofil Peresepan Resep Racikan Pediatri Non Steril Berdasarkan Kombinasi Resep Obat
Racikan yang Berbeda
No Jenis kombinasi Obat Jumlah Presentase
Resep Kombinasi
Obat
1. N. Acetylcysteine + Salbutamol+ Metylprednisolon 1 3,84%
2. Phenobarbital + Sprinolakton + Furosemid 1 3,84%
3. N. Acetylcysteine + Salbutamol 8 30,76%
4. N. Acetylcysteine + Salbutamol+ Cetrizine 1 3,84%
5. Cefixime + Paracetamol 1 3,84%
6. Vit. C+ (Triprolidine HCl dan Pseudoefedrin HCl) 1 3,84%
7. N. acetylcysteine + Vit.C 1 3,84%
8. Vit. B kompleks+B1+B6+B12 1 3,84%
9. N. Acetylcysteine + Ursodeoxycholic Acid 2 7,69%
10. N. Acetylcysteine + Salbutamol+ Eritromicin 1 3,84%
11. Furesemid + Lisinopril + Sprinolakton 1 3,84%
12.
N. acetylcysteine + Triprolidine HCl dan Pseudoefedrin HCl 1 3,84%
13. Rimpafisin+ Isoniazid+ Pyrazinamide 1 3,84%
14. PCT + Amitriptilin + Codein 1 3,84%
15. PCT + Dexamethason 1 3,84%
16. Cetrizine + Salbutamol 1 3,84%
17. Ambroxol + Salbutamol 1 3,84%
18. Amoxicillin + cetirizine + dexamethasone 1 3,84%
Total 26 100%
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah 2007, RPS21th dan Brithis pharmacope 2016 .
kombinasi resep racikan anak non steril yang Pada penelusuran pustaka yang
berbeda sebanyak 18 kombinasi obat pada dilakukan dalam penelitian ini di dapatkan data
resep yang mengandung dua sampai tiga obat stabilitas dan kompatibilitas yang berkaitan
didalamnya, dengan kombinasi obat yang dengan obat yang terdapat di dalam resep
sering diresepkan berulang terdapat 8 lembar racikan pasien pediatri di Instalasi rawat jalan
resep dengan presentase sebesar 30,67% Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo dimana
dengan jenis kombinasi didalamnya adalah N. data ini merupakan data awal yang menjadi
acetylcysteine + salbutamol. dasar untuk menganalisa potensi kemungkinan
Setelah ditentukan profil peresepan pada terjadinya instabilitas (ketidakstabilan) dan
data penelitian, selanjutnya dilakukan studi Inkompatibilitas.
kesesuiana farmaseutik. Berdasarkan Penulusuran pustaka
B. Studi Kesesuaian Farmaseutik diketahui bahwa ada beberapa obat yang
Berdasarka Peraturan Menteri mengalami higroskopis. Higroskopis adalah
Kesehatan RI No. 72 tahun 2016 tentang kemampuan suatu bahan untuk menarik dan
pelayanan kefarmasian di rumah sakit, aspek mengikat molekul air dari udara atmosfer yang
farmaseutik meliputi bentuk sediaan, kekuatan ada di lingkungan sekitar pada suhu kamar
sediaan, stabilitas dan inkompatibilitas obat. (Arigo et al 2018).
Bentuk sediaan dari penelitian ini sudah Stabilitas produk farmasi tergantung
diketahui dengan jelas bahwa sediaan akhir pada faktor-faktor Lingkungan seperti suhu,
yang diteliti adalah pulveres. Dimana bentuk kelembababan, dan cahaya; pada sisi lain dapat
sediaan obat yang yang didapatkan dalam disebabkan karena adanya faktor-faktor yang
penelitian ini adalah 100% dalam bentuk tablet berhubungan dengan produk, seperti sifat kimia
yang sediaan akhirnya 100% dalam bentuk dan fisika dari bahan aktif dan eksipien, bentuk
puyer atau pulveres. Dan untuk kekuatan sediaan dan komposisinya. Seperti kita ketaui
sediaan 100% tidak dicantumkan pada setiap bahwa dalam pembuataan obat, suatu industri
lembar resep (dicantumkan tetapi bukan tulisan farmasi telah mempertimbangkan semua
dokter melainkan apoteker), tetapi dokter tahapan untuk membuat suatu obat mulai dari
mencantumkan dosis pada setiap obat sehingg awal obat di formulasi sampai pada tahap
apoteker dapat memilih kekuatan sediaan yang pengemasan agar zat aktif yang dibuat dalam
sesuai untuk digunakan. Dokter menyerahkan bentuk sediaan tetap dalam keadaan stabil.
sepenuhnya kepada Apoteker dalam Dengan adanya peracikan, zat aktif obat yang
menentukan kekuatan sediaannya asalkan bersifat higroskopis dapat mempengaruhi
dosisnya tercapai, maka tidak terjadinya kestabilan dari obat itu sendiri. Suatu sediaan
kesalahan dalam kekuatan sediaan. Pada yang telah dibuat sedemikian rupa agar
penelitian ini, instabilitas obat dapat terjadi stabilitasnya terjaga potensi terjadinya
pada resep racikan yang mengandung satu obat perubahan stabilitas sangat mungkin karena
atau lebih. dalam peracikan dilakukan proses
Pengolahan data mengenai stabilitas dan penghancuran, pencampuran dan pengemasan
inkompatibilitas obat pada resep racikan non kembali, dalam proses tersebut zat aktif obat
steril pada pasien pediatri di instalasi rawat tentunya terpapar di udara, terpapar cahaya dan
jalan RSUD Aeramo, ditinjau berdasarkan terpapar kelembaban. Adapun Resep Racikan
berbagai literatur yaitu Martindale 36th, Non Steril pada pasien Pediatri yang
Pharmaceutical Codex Twelfth Edition, berpotensi tidak stabil karena higroskopis pada
Farmakope Indonesia Edisi VI, Excipient 6th penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8.
edition, Handbook of Vitamins fourth edition
Tabel 8 Resep Racikan Non Steril Pasien Pediatri yang berpotensi tidak stabil karena higroskopis
Periode Mei-Oktober 2020
No Nama Obat Jumlah Resep yang Mengandung obat
Higroskopis
1. Asam askorbat (Vit.C) 2
2. Triprolidine HCl dan Pseudoefedrin 2
HCl
3. Eritromisin 2
4. Ranitidin hydrochloride 2
5. Vit. B kompleks (Thiamine) 1
Total 9
Presentase instabilitas 15,51 %
Beberapa obat pada penelitian ini yang menyerap air dari udara, sehingga pada saat
mengalami higroskopis yaitu Vitamin C , dicampurkan dengan obat-obat lain serbuk
Vitamin B kompleks yang dimana akan menjadi basah, obat ini sebaiknya
mengandung zat aktif (vitamin B1 (Thiamine) disimpan dalam wadah tertutup rapat agar
yang bersifat higroskopis) menurut Brithis dapat memperlambat basahnya serbuk. Obat-
pharmacope 2016, Ranitidin hydrochloride, obat yang dipengaruhi kelembapan dapat
Tiprolidine HCl+Pseudoefedrin HCl dan obat memicu pertumbuhan mikroba, merusak
Eritromycin yang bersifat higrokopis menurut estetika dan merusak bahan aktif. Adapun
martindale 36th. Menurut penelitian Potensi persenan instabilitas pada penelitian ini
Nurjannah,2021 menyatakan bahwa Vitamin C adalah pada obat Vitamin C 3,44%, Vitamin
mempunyai sifat higroskopis dan tidak tahan B1 1,72%, Tremenza 3,44% dan Ranitidin
terhadap kelembapan dan Ranitidin HCL HCL 3,44%.
merupakan senyawa higroskopis yang Pada hasil penelusuran pustaka secara
mengabsorbsi kelembapan dari lingkungan. stabilitas terdapat obat yang sensitif terhadap
Tremenza yang mengandung bahan cahaya seperti Metilprednisolone, Nifedipin,
Triprolidine HCl dan Pseudoefedrin HCl, dan Metronidazole karena stabilitas dari obat
meskipun disimpan dalam wadah tertutup rapat tersebut dipengaruhi oleh adanya cahaya
masih bisa mengalami penurunan stabilitas (fotolisis). Obat Metronidazole berubah
(Kurniawan 2013). Tremenza yang menjadi gelap ketika terpapar cahaya,
mengandung zat aktif Triprolidine HCl dan Haloperidol bersifat sensitif terhadap cahaya
Pseudoefedrin HCl bersifat higrokopis, dan Rifamipisin yang tidak stabil terhadap
menurut penelitian Kurniawan BR (2013) cahaya, panas, udara dan kelembapan dimana
bahwa tremenza bersifat Hygroskopik ini sesuai dengan penenelitian yang telah
(kemampuan suatu zat untuk menyerap dilakukan oleh Yanti et al, 2016. Adapun obat-
molekul air dari lingkungan sehingga terjadi obat yang mengalami fotolisis pada penelitian
lembab) dan deliquescent (kemampuan suatu ini dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
zat menyerap kelembaban dari atmosfer
sehingga zat tersebut menjadi cair) akan
Tabel 9 Resep Racikan Non Steril Pasien Pediatri yang berpotensi tidak stabil karena sifat fotolisis
Periode Mei - Oktober 2020
No Nama Obat Jumlah Resep Yang Mengandung Obat
Fotolisis
Salbutamol 6
Paracetamol 3
Isoniazid 2
Metrodinazole 3
Metylprednisolon 2
Cetrizine HCl 2
Vitamin C 2
Triprolidine HCl+ 2
Pseudoefedrin HCl
Dexamethasone 1
10. Ranitidin 2
11. Propiltuirasil 2
12. Vitamin B kompleks (Pyridoxine) 1
13. Amitriptylin 1
14. Codein 1
15. Ambroxol 1
16. Haloperidol 1
17. Omeprazole 1
18. Rimfampisin 1
19. Nipedifin 1
Total 35
Persen instabilitas 60.34%
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa terdapat paracetamol harus di simpan pada suhu kurang
obat yang mengalami fotolisis dan tidak dari 45 lebih disukai antara 15-30 oC dan
mengalami fotolisis. Obat mengalami fotolisis amoxicillin harus disimpan pada suhu 20 oC
artinya obat tersebut dipengaruhi oleh adanya atau lebih rendah. Apotek Rumah Sakit Umum
cahaya sedangkan tidak mengalami fotolisis Daerah Aeramo sendiri memiliki pengatur suhu
(Non fotolisis) artinya tidak dipengaruhi oleh ruangan yang Baik yaitu dengan menjaga suhu
cahaya. Obat yang mengalami fotolisis akan ruangan dengan suhu 25oC, dengan kondisi
mengalami perubahan warna, bau, tekstur, seperti ini dimana suhu ruangan yang terjaga
bentuk atau penampilan. Untuk mengatasi maka memungkinkan tidak terjadinya potensi
bahan obat yang tidak stabil terhadap cahaya instabilitas suhu terhadap sediaan obat racikan.
matahari atau sinar UV, pada saat proses Potensi persenan instabilitas fotolisis pada
pembuatan dan penyimpanan harus dijauhkan penelitian ini adalah yaitu Ambroxol (1,72%),
dari jangkauan sinar matahari dan tidak boleh Cetirizine (3,44%), Codein (1,72 %),
dikemas dalam plastik klip biasa karena dapat Dexametasone (1,72 %), Metilprednisolone
merusak obat. (3,44%), Isoniazid (1,72 %), Metronidazole
Tabel 9 menunjukkan bahwa Obat yang (5,17%), Nifedipin (1,72 %), Omeprazole
mengalami fotolisis yaitu Obat Ambroxol, (1,72%), Paracetamol (5,17%), Propilturasil
Amitriptylin, Cetirizine, Codein, Haloperidol, (3,44%), Ranitidin (3,44%), Rifampisin (1,72
Isoniazid, Metilprednisolone, Metronidazole, %), Salbutamol (10,34%), Tiprolidin
Nifedipin, Omeprazole, Paracetamol, HCl+Pseudoefedrin HCl (3,44%), Vitamin B
Propilturasil, Ranitidin, Rifampisin, kompleks (1,72%), dan Vitamin C (3,44%).
Salbutamol, Triprolidin HCl+Pseudoefedrin Dalam proses peracikan puyer, biasanya
HCl, Vitamin B kompleks dari B 6 melakukan perubahan bentuk sediaan dengan
(Pyridoxine) dan vitamin C stabilitasnya membentuk sediaan lainnya (tablet diubah
dipengaruhi oleh adanya cahaya dimana menjadi bentuk serbuk, menjadi bentuk larutan,
mengakibatkan terjadi fotodegrasi pada obat. bentuk suspensi dan lain-lain). Perlakuan
Obat vitamin B Kompleks yang memiliki tersebut dapat merubahn stabilitas suatu obat.
kandungan zat aktif Vitamin B6 Menurut Dimana stabilitas produk farmasi dapat
Handbook of Vitamin Fourth edition vitamin dipengaruhi oleh lingkungan seperti cahaya,
B6 bersifat fotosensitif dimana jika terpapar suhu dan kelembapan.
cahaya mengakibatkan hilangnya efektifitas Selain stabilitas obat yang dapat
dari vitamin B6. Selain itu adapun obat mengalami perubahan, inkompatibilitas obat
Nifedipine menurut The Pharmaceutical mungkin akan terjadi. Inkompatibilitas adalah
Codex Twelfth Edition apabila terkena cahaya ketidakcampuran obat baik secara fisika
siang hari dan cahaya buatan dengan panjang maupun kimia dan akan berakibat hilangnya
gelombang tertentu, maka dengan mudah efek terapi serta dapat meningkatkan toksisitas
berubah menjadi turunan ataupun efek samping lainnya. Inkompatibilitas
nitrosophenylpyridine. dapat terjadi pada resep racikan yang
Potensi instabilitas yang di pengaruhi mengandung lebih dari satu obat. Pada
oleh hidrolisis karena suhu yaitu obat penelitian ini obat yang berpotensi mengalami
Paracetamol dan Amoxicillin menurut AHFS inkompatibilitas dapat dilihat pada tabel 10
Drug Information 2004 dimana obat berikut.
Tabel 10. Resep Racikan Non Steril Pasien Pediatri yang berpotensi inkompatibilitas pada obat-
obat kombinasi Periode Mei 2020 - Oktober 2020.
Jenis Kombinasi Obat Jumlah Resep Yang Berpotensi
Inkompatibilitas
N. acetylcysteine + Salbutamol+ 1
Eritromisin
Persen Inkompatibilitas 3,84%
Pada tabel 21 dapat dilihat bahwa terdapat inkompatibilitas sebesar 3,84%. Potensi
satu lembar resep yang berpotensi mengalami Inkompatibilitas dari obat N. acetylcysteine +
inkompatibilitas yaitu racikan obat N. Salbutamol + Eritromisin menyebakan
acetylcysteine + Salbutamol + Eritromicin hilangnya efek terapi dan meningkatkan
yang berjumlah 1 lembar resep dengan persen toksisitas pada obat. Menurut Martindale36th
menyatakan bahwa Asetilsistein tidak cocok Pseudoefedrin HCl (3,44%), Ranitidin
dengan beberapa logam, termasuk besi dan (3,44%), dan Eritromisin (3,44%).
tembaga, dengan karet, dan dengan oksigen b. Obat yang berpotensi mengalami
dan zat pengoksidasi. Beberapa antimikroba instabilitas Fotolisis yaitu Ambroxol
termasuk amfoterisin B, natrium ampisilin, (1,72%), Cetirizine (3,44%), Codein
eritromisin laktobionat, dan beberapa (1,72 %), Dexametasone (1,72 %),
tetrasiklin secara fisik tidak sesuai dengan, atau Metilprednisolone (3,44%), Isoniazid
mungkin dinonaktifkan pada campuran dengan (1,72 %), Metronidazole (5,17%),
asetilsistein.. Berdasarkan penjelasan literatur, Nifedipin (1,72 %), Omeprazole
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa (1,72%), Paracetamol (5,17%),
potensi inkompatibilitas pada resep tersebut Propilturasil (3,44%), Ranitidin
dapat terjadi (3,44%), Rifampisin (1,72 %),
Menurut buku Excipient 6th edition Salbutamol (10,34%), Triprolidine HCl
Vitamin C Inkompatibel terhadap alkali, ion + Pseudoefedrin HCl (3,44%), Vitamin
logam berat, terutama tembaga dan besi, bahan B kompleks (1,72%), dan Vitamin C
pengoksidasi, methenamine, phenylephrine (3,44%).
hydrochloride, pyrilamine maleate, 3. Keseusaian dari segi Inkompatibilitas
salicylamide, sodium nitrit, sodium salicylate, ditemukan 3,84% resep (1 lembar resep)
theobromine salicylate, dan picotamide, yang mengalami inkompatibilitas yaitu obat
dimana berdasarkan resep diatas tidak N. Acetylcysteine + Salbutamol +
ditemukan kombinasi Vitamin C dengan Eritromicin dan sebanyak 96,15 % (25
bahan-bahan yang diinkompatibelkan. lembar resep) di temukan pada sampel
Sementara untuk Ambroxol, Amoxicilin, penelitian ini berpotensi tidak mengalami
Cetirizine, Dexametasone, Metilprednisolone, inkompatibilitas.
Paracetamol, Nifedipin, Isoniazid, Furosemid,
Cefixime, Spironolakton, Lisinopril,
(Tiprolidin HCl+Pseudoefedrin HCl), SARAN
Ursodeoxycholic Acid, Acyclovir, Ranitidin, Adapun saran dalam penelitian ini yaitu:
Prazinamid, Phenobarital, Haloperidol, a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat
Fenitoin, Omeprazole dan Salbutamol tidak di dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dapatkan inkompatibilitas dengan obat yang dalam penanganan resep racikan pasien
lain. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi pediatri dalam bentuk puyer.
inkompatibilitas pada kombinasi obat resep b. Untuk obat yang berpotensi mengalami
racikan tersebut yang berjumlah 25 lembar higroskopis sebaiknya disimpan dalam
resep dengan persen inkompatiilitas sebesar wadah kedap udara dan dalam proses
96,15%. pembuatannya ditambahkan bahan yang
bersifat adsorben, misalnya seperti
KESIMPULAN Saccharum lactis.
Berdasarkan hasil penelitian yang c. Untuk obat yang berpotensi mengalami
dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit fotolisis pada saat proses pembuatan dan
Umum Daerah Aeramo Periode Mei 2020 – penyimpanan harus dijauhkan dari
Oktober 2020 dapat ditarik kesimpulan bahwa jangkauan sinar matahari dan tidak boleh
Kesesuaian farmasetik yang diperoleh dikemas dalam plastik klip biasa karena
mengenai: dapat merusak obat. Sebaiknya disimpan
1. Kekuatan sediaan 100% tidak dicantumkan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
pada setiap lembar resep, tetapi dokter dari sinar matahari atau UV.
mencantumkan dosis pada setiap obat d. Untuk obat yang berpotensi mengalami
sehingga apoteker dapat memilih kekuatan inkompatibilitas, sebaiknya Dokter dan
sediaan yang sesuai untuk digunakan,maka Apoteker saling berkomunikasi dalam
tidak terjadinya kesalahan dalam kekuatan pemilihan obat yang tepat untuk pasien,
sediaan. sehingga tidak terjadinya potensi
2. Kesesuaian stabilitas terjadi potensi inkompatbilitas obat.
instabilitas berupa higroskopis dan fotolisis
obat pada resep. DAFTAR PUSTAKA
a. Obat yang berpotensi mengalami Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan
instabilitas Higroskopis yaitu Vitamin Farmasi, diterjemahkan oleh
B kompleks (1,72%), Vitamin C, Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis
(3,44%), Triprolidine HCl + Aisyah, Edisi keempat, UI
Press, Jakarta
Sweetman, S.C. 2009. Martindale: The
British Pharmacopoiea Commision. (2016). Complete Drug Reference 36th
British pharmacopoeia. edition,Pharmaceutical
London: The Pharmaceutical Press,London
Press.
Rochjana Anna U. H,Mahdi Jufri, Retnosari
David, B.T, 2005, Remington. The Scince and Andrajati, Ratu A. D. Sartika,
Practice of Pharmacy Edisi 21. 2019., Masalah Farmasetika dan
Lippincot William, Philadelpia Interaksi Obat pada Resep
Racikan Pasien Pediatri: Studi
Daftar Obat Esensial Nasional 2008, Retrospektif pada Salah Satu
Departemen Kesehatan Rumah Sakit di Kabupaten
Republik Indonesia, Jakarta Bogor, Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia,Vol. 8 No. 1, hlm 42–
Kurniawan, B.R 2013, Stabilitas Resep 48, ISSN: 2252–6218
Racikan Yang Berpotensi
Mengalami Inkompatibilitas Rucker, R.B., Zempleni, J.,Suttie, J.W.,
Farmaseutik Yang Di Simpan McCormick, D.B. (2007).
Pada Wadah Tertutup Baik, Handbook of Vitamins, Fourth
Universitas Surabaya, Surabaya, Edition. CRC Press
Vol 2, no. 2, pp 9, 11-12.
Scoville 1957, The Art of Compounding, In
Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig, McGraw-Hill Book Company
J.L., 1994, Teori dan Praktik Niath edition, New York, pp
Industri Farmasi, 436, 441 dan 450.
diterjemahkan oleh Suyatmi,
S., UI Press, Jakarta Syamsuni, H.A. 2006, Ilmu Resep, Penerbit:
Buku Kedokteran EGC,
Lund, Walter 1994, The Pharmaceutical codex, Jakarta.
12th edition, The
Pharmaceutical Press London. Yanti Aryanti, Fetri Lestari, Umi Yuniarni,
2016, Studi Peresepan Obat
Mc Evoy, GK 2004, AHFS Drug Information, Racikan Untuk Anak di Satu
Bethesda, American Society of Klinik di Kota Bandung: Kajian
Health System Pharmacists. Permasalahn Stabilitas, Prodi
Farmasi, Fakultas Matematika
Notoatmodjo, S. 2010, Metodologi Penelitian dan Ilmu Pengetahuan Aalam,
Kesehatan, Rineka Cipta, Universitas Islam Bandung
Jakarta