Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

“TERAPI LAIN PADA ANAK SAKIT KRONIS DAN TERMINAL”

DOSEN PENGAMPUH : DEWI MODJO S.KEP., NS., M.KEP

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

 MOHAMAD ARIYANTO TUNA (C01419065)


 CINDY PRATIWI DEHIMELI (C01419026)
 NADIA HUNOWU (C01419071)
 SHEINTA INADO (C01419104)
 TITIN ISMAIL (C01419125)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILM KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
TAHUN 2021-2022
Kata pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan “Terapi Lain Pada
Anak Sakit Kronis Dan Terminal”.

Dalam menyusun tugas ini, kami banyak menemui kesulitan dan hambatan sehingga
kami tidak terlepas dari segala bantuan, arahan, dorongan semangat dari berbagai pihak. Dan
akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang
telah membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas
kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan masukan, motivasi dan bimbingan selama
penyusunan tugas ini.

Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa kami selaku penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Penulis berharap semoga hasil tugas kami ini memberikan manfaat bagi kita
semua, Aamiin.

Gorontalo, Oktober 2021

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keganasan merupakan penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja, baik pada
anak-anak maupun orang dewasa. Seiring perkembangan IPTEK, terjadi perubahan
gaya hidup dan pe-rubahan kondisi lingkungan. Sebagian masya-rakat cenderung
memilih hidup yang serba praktis, misalnya memilih makanan instan, gizi tidak
seimbang dan kurang aktivitas olah-raga. Perubahan lingkungan meliputi pening-
katan kepadatan penduduk, polusi udara, papa-ran radiasi dan lain sebagainya. Hal ini
secara tidak langsung menyebabkan insiden kasus keganasan terus meningkat dari
tahun ke tahun (Hockenberry & Wilson, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO) penyakit kronis fisiologis,


lingkungan adalah merupakan penyakit dengan durasi yang panjang umumnya
berkembang secara lamabat dan merupakan akibat faktor genetik,fisiologi,
lingkungan dan perilaku.secara global,regional,dan nasional pada tahun 2030 di
proyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular. (World Health Organization, 2018)

Penyakit terminal adalah penyakit yang dialami oleh seseorang dan tidak dapat
disembuhkan sehingga mengakibatkan kematian (Campbell & L, 2013, hal.13).
Penyakit terminal mengacu pada seseorang yang menderita penyakit yang tidak ada
obatnya yang mengancam jiwa atau dengan kata lain penyakit terminal (Roberts &
Albert R, 2009, hlm. 176). Penyakit terminal adalah suatu kondisi yang dialami oleh
individu yang menjalani suatu kondisi medis dan akhirnya berakhir dengan kematian
dalam waktu yang sangat terbatas (Rosdahl, Caroline & Kowalski, 2014, hlm. 163).
Kematian merupakan bagian dari kehidupan bagi setiap orang yang hidup.Kemajuan
teknologi dan dunia kedokteran saat ini telah berkembang sangat maju, namun
terkadang penyakit tidak dapat disembuhkan bila dikatakan penyakit terminal. Setiap
individu merasa sangat sulit untuk membayangkan kematiannya sendiri (Rosdahl,
Caroline Kowalski, 2014, hlm. 161). Kematian adalah sesuatu yang akan dialami
seseorang (Sutjahjo Ari, 2015, hlm. 159). Beberapa di antaranya penyakit terminal
seperti TBC, HIV/AIDS, pneumonia, kanker payudara, cedera kepala, penyakit ginjal.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban tuberkulosis terbesar.

Pneumonia merupakan penyakit karena adanya inflamasi maupun pembengkakan di


sebabkan bakteri, virus, jamur yang mengakibatkan infeksi pada saluran pernapasan
dan jaringan paru (Agustyana dkk, 2019).

Secara umum pneumonia adalah pembunuh tunggal terbesar anak – anak di bawah 5
tahun serta penyebab infeksi utama kematian anak (Niluh GY & Efenddy C,
2010).Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala
panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas > 50 kali/ menit),
sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah, dan nafsu makan berkurang)
(Riskesdas, 2013).

Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO), 15% dari kematian anak
dibawah umur 5 tahun disebabkan oleh pneumonia ditahun 2017 lebih dari 800.000
anak. Lebih dari 2 juta anak meninggal tiap tahun karena pneumonia (WHO,
2019).Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, pneumonia masih
menjadi penyebab tertinggi keatian pada bayi di bawah usia lima tahun (balita)
maupun bayi baru lahir. Pada tahun 2018 menunjukan prevalensi pneumonia naik dari
1,6% pada 2013 menjadi 2% dari populasi balita yang ada di Indonesia pada 2018.

Fisioterapi Anak adalah salah satu tenaga kesehatan yang menangani adanya


keterlambatan, gangguan dan kelainan pada alat dan fungsi gerak pada anak – anak
dari lahir sampai dengan remaja. Fisioterapi anak mulai berperan melalui pijat bayi
baik terhadap bayi normal ataupun prematur dan juga sampai skrining tes terhadap
tumbuh kembang si bayi yang tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah bayi
tersebut mengalami gangguan secara motorik kasar, motorik halus, perilaku sosial,
dan bahasa yang disesuaikan dengan usianya.

1.2 rumusan masalah

Bagaimana terapi lain (fisioterapi ) pada anak sakit kronis dan terminal (pneumonia )

1.3 ujuan

Mengetahui terapi lain (fisioterapi ) pada anak sakit kronis dan terminal (pneumonia )
BAB II

Tinjauan Puastaka

2.1 Definisi

2.1.1 penyakit kronis

Penyakit kronis adalah gangguan kesehatan yang berlangsung lama, biasanya lebih
dari 1 tahun. Kebanyakan penyakit kronis disebabkan oleh gaya hidup yang tidak
sehat. Jenis penyakit ini sering tidak disadari sampai kondisinya sudah terlanjur parah,
dan tidak jarang berujung pada kematian.

Sementara itu, penyakit kronis memiliki ciri seperti berikut ini :

 Gejala tidak langsung terasa dan baru akan memburuk setelah beberapa waktu

 Penyakit masih bertahan setelah 6 bulan sejak pertama kali muncul

 Seringkali disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, kondisi sosial dan
mental yang tidak mendukung, maupun karena faktor keturunan atau genetik

 Lebih sering terjadi pada lansia.

 Perkembangan penyakitnya lambat, dan pada tahap awal sering tidak disadari

 Tidak bisa disembuhkan secara total, tapi bisa dikontrol.

 Cakupannya lebih luas atau sistemik, termasuk mengubah gaya hidup, terapi fisik,
dan konsumsi obat jangka panjang

2.2.2 penyakit terminal

Penyakit terminal merupakan penyakit yang dialami oleh seseorang dan tidak dapat


disembuhkan sehingga mengakibatkan kematian, dimana jumlah kematian meningkat
akibat penyakit terminal. Perawat adalah orang yang memberikan asuhan keperawatan
kepada semua pasien yang dirawat.

Suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi penderita
untuk sembuh. Kondisi tersebut adalah suatu proses yang rpogresif menuju kematian
berjalan melalui suatu proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu.
Jenis penyakit terminal diantaranya penyakit-penyakit kanker/penyakit-penyakit
infeksi, Congestif Renal Failure (CRF), Stroke Multiple Sclerosis, AIDS dan akibat
kecelakaan fatal.

Ada beberapa kriteria untuk penyakit terminal, yakni :

 Penyakit tidak dapat disembuhkan

 Mengarah pada kematian


 Diagnose medis sudah jelas

 Tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit

 Prognosis jelek

 Bersifat progresif

2.3 Berikut ini beberapa jenis penyakit kronis pada anak.

1. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 pada anak adalah kondisi di mana tubuh anak Anda tidak lagi
memproduksi hormon insulin. Anak membutuhkan insulin untuk bertahan hidup,
sehingga insulin yang hilang perlu diganti dengan suntikan atau pompa insulin.
Diagnosis diabetes tipe 1 pada anak bisa sangat berat, terutama pada tahap awal.

Tidak ada obat untuk mengatasi diabetes tipe 1 pada anak, tetapi penyakit ini bisa
dikontrol. Pemantauan kadar gula darah secara rutin dan pemberian insulin telah
meningkatkan kontrol gula darah dan meningkatkan kualitas hidup anak yang
mengidap diabetes tipe 1.

Penyebab diabetes tipe 1 belum diketahui secara pasti, tapi biasanya diabetes tipe
1 disebabkan sistem kekebalan tubuh yang salah menghancurkan sel penghasil
insulin di pankreas. Faktor genetik dan lingkungan juga berperan dalam proses ini.

Kurangnya hormon insulin menyebabkan penumpukan gula di aliran darah anak.


Inilah penyebab komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.
Kenali gejala diabetes tipe 1 pada anak sejak dini, seperti rasa haus meningkat,
sering buang air kecil, kelelahan, kelaparan, penurunan berat badan tanpa
penyebab yang jelas, iritabilitas, dan napas berbau buah.

2. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan yang memengaruhi kemampuan


seseorang untuk bergerak, menjaga keseimbangan, dan menjaga postur tubuh. Ini
merupakan disabilitas motorik yang paling umum dialami pada masa kanak-
kanak.

Menurut CDC Autism and Developmental Disabilities Monitoring


(ADDM),diperkirakan sekitar 1 dari 323 anak telah diidentifikasi memiliki
cerebral palsy. gangguan motorik ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki
daripada perempuan.

Sekitar 75% hingga 85% anak dengan cerebral palsy mengalami cerebral palsy
tipe spastik, yaitu kondisi di mana otot anak kaku sehingga mengakibatkan
pergerakan menjadi kaku. Lebih dari setengahnya, yaitu sekitar 50% hingga 60%
anak dengan cerebral palsy terdapat berjalan sendiri. Berikut ini adalah beberapa
tanda dan gejala cerebral palsy pada anak.

Pada bayi berusia 3 sampai 6 bulan:

 Terasa kaku.

 Tubuh terkulai.

 Kaki menjadi kaku dan menyilang saat diangkat.

 Leher tampak menjulur ke belakang saat dipeluk.

 Kepala jatuh ke belakang saat diangkat sambil berbaring telentang.

Pada bayi berusia lebih dari 6 bulan:

 Tidak bisa menyatukan tangan.

 Tidak terguling ke salah satu arah.

 Mengalami kesulitan saat mendekatkan tangan ke mulut.

 Menjangkau sesuatu hanya dengan satu tangan sambil tetap mengepalkan


tangan lainnya.

 Pada bayi yang berusia lebih dari 10 bulan:

 Bergeser dengan pantat atau melompat dengan lutut, bukan merangkak.

 Merangkak miring, kemudian mendorong dengan satu tangan dan kaki sambil
menyeret tangan dan kaki yang berlawanan.

3. Kanker

Pada semua jenis kanker, beberapa sel tubuh mulai membelah tanpa henti dan
menyebar ke jaringan di sekitarnya. Normalnya, sel baru akan terbentuk saat
tubuh membutuhkannya untuk menggantikan sel lama yang mati. Terkadang
proses ini berjalan salah, karena sel-sel baru terbentuk saat tubuh tidak
membutuhkannya dan sel-sel lama tidak mati pada saat yang seharusnya.

Sel ekstra bisa membentuk tumor jinak atau ganas. Tumor jinak bukan kanker
sedangkan tumor ganas dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Tumor-tumor ini
juga bisa pecah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Anak-anak bisa terkena kanker di bagian tubuh yang sama dengan orang dewasa,
tetapi ada sedikit perbedaan. Kanker pada anak terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala
awal dan memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi daripada orang
dewasa. Leukemia merupakan jenis kanker pada anak yang paling umum. Kanker
lain yang mungkin menyerang anak yaitu tumor otak, limfoma, dan sarkoma
jaringan lunak.

Gejala dan pengobatan yang dianjurkan dokter tergantung pada jenis kanker dan
stadiumnya. Pengobatan termasuk pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi,
transplantasi sel induk, dan terapi target.

4. Kerusakan Gigi

Kerusakan gigi atau karies adalah penyakit menular kronis yang paling umum
pada masa kanak-kanak. Sebab itu, kesehatan gigi harus dijaga sejak dini, karena
kerusakan gigi dapat berkembang saat gigi pertama tumbuh.

Kerusakan gigi terjadi saat mulut bayi terinfeksi oleh bakteri penghasil asam.
Orangtua dan pengasuh dapat menularkan bakteri ke bayi melalui air liur.
Misalnya, bakteri menyebar dengan berbagi air liur di sendok atau cangkir,
mencoba makanan sebelum diberikan kepada bayi, dan membersihkan empeng
dengan mulut.

Ini juga bisa terjadi ketika gigi dan gusi anak terpapar cairan atau makanan selain
air dalam waktu yang lama atau sering sepanjang hari. Gula alami atau tambahan
dalam makanan atau minuman akan diubah menjadi asam oleh bakteri di mulut.
Asam ini kemudian melarutkan bagian luar gigi yang menyebabkannya
membusuk.

Gejala kerusakan gigi pertama kali muncul sebagai bintik putih di garis gusi pada
gigi depan bagian atas. Bintik-bintik ini pada awalnya sulit dilihat tanpa peralatan
yang memadai. Seorang anak yang memiliki kerusakan gigi perlu diperiksa dan
dirawat sejak dini untuk menghentikan penyebaran kerusakan dan mencegah
kerusakan lebih lanjut.

5. Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan adalah penyakit jantung yang mulai bermasalah saat


bayi lahir. Bayi Anda mungkin memiliki lubang kecil di dalam jantungnya atau
sesuatu yang lebih parah. Meskipun tergolong penyakit kronis pada anak, tapi
banyak penyakit jantung bawaan yang dapat diobati dengan operasi.

Dalam beberapa kasus, dokter dapat menemukan kemungkinan bayi menderita


penyakit jantung bawaan selama kehamilan. Anak Anda mungkin tidak merasakan
gejala sampai dewasa atau mungkin tidak mendapatkan gejala sama sekali.
Namun, gejala yang paling umum yaitu sesak napas.

Dokter tidak selalu tahu penyebab kelainan jantung bawaan pada bayi. Beberapa
faktor yang mungkin menjadi penyebabnya yaitu:

 Penyalahgunaan obat tertentu atau alkohol selama kehamilan.


 Infeksi virus, seperti rubella pada trimester pertama kehamilan.

 Masalah dengan gen atau kromosom pada anak, seperti Down syndrome.

Sebenarnya, tidak ada contoh penyakit terminal secara spesifik. Individu yang
divonis menderita penyakit terminal bisa saja menderita hanya satu penyakit atau
lebih dari satu. Beberapa contoh penyakit yang bisa menjadi terminal adalah

1) Kanker

Pada semua jenis kanker, beberapa sel tubuh mulai membelah tanpa henti dan
menyebar ke jaringan di sekitarnya. Normalnya, sel baru akan terbentuk saat
tubuh membutuhkannya untuk menggantikan sel lama yang mati. Terkadang
proses ini berjalan salah, karena sel-sel baru terbentuk saat tubuh tidak
membutuhkannya dan sel-sel lama tidak mati pada saat yang seharusnya.

2) Demensia

Demensia merupakan sekumpulan gejala yang menunjukkan penurunan


kemampuan kognitif secara bertahap. Dalam kondisi tersebut, seseorang
mengalami gangguan pada daya ingat, kemampuan berpikir, berlogika, dan
merencanakan sesuatu. Keadaan ini pun semakin lama semakin memburuk
dengan berjalannya waktu.

3) Penyakit motor neuron

Penyakit saraf motorik atau motor neuron disease (MND) adalah sekelompok


gangguan neurologis progresif yang dapat menghancurkan saraf
(neuron) motorik. Neuron motorik adalah sel saraf yang mengirimkan sinyal
keluaran listrik ke otot, yang memengaruhi kemampuan otot untuk berfungsi

4) Penyakit paru

Penyakit paru-paru adalah kondisi yang membuat paru-paru tidak dapat


berfungsi secara normal. Beberapa yang paling umum, di antaranya
asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, tuberkulosis, dan
kanker paru.

6. penyakit saraf

Penyakit saraf adalah semua gangguan yang terjadi pada sistem saraf tubuh,


meliputi otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat), serta saraf yang
menghubungkan sistem saraf pusat dengan seluruh organ tubuh
(sistem saraf perifer).

7. penyakit jantung serius

Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk


gangguan itu sendiri bermacam-macam, bisa berupa gangguan pada pembuluh
darah jantung, katup jantung, atau otot jantung. Penyakit jantung juga dapat
disebabkan oleh infeksi atau kelainan lahir

2.1 Jenis-jenis penyakit kronis:

1. Diabetes

 Diabetes tipe 1

 Diabetes tipe 2

2. Cerebral palsy

 Cerebral palsy spastic

 Cerebral palsy athetoid

 Cerebral palsy ataxia

3. kanker

 Leukemia

 Retinoblastoma

 Kanker otak

 Neuroblastoma

 Limfoma

 Kanker tulang

 Kanker nasofaring

4. Kerusakan gigi

 Gigi tumbuh

 2.sariawan

 3.gigi berlubang

 4.gigi patah

 5.radang gusi

 6.gigi maju (tonggos)

 7.gigi tidak rapi

5. Penyakit jantung bawaan


 Penyakit jantung kongenital

 Arteriosklerosis

 Aritmia

 Penyakit kawasaki

2.4 Jenis-jenis penyakit terminal

1. Kanker

 Leukemia
 Retinoblastoma
 Kanker otak
 Neuroblastoma
 Limfoma
 Kanker tulang
 Kanker nasofaring

2. Demensia

 Demensia frontotemporal
 Demensia dengan Lewy body
 Demensia vaskular
 Demensia pada penyakit Alzheimer
 Demensia campuran

3. Penyakit motor neuron

 Amyotrophic lateral sclerosis (ALS)


 Primary lateral sclerosis (PLS)
 Progressive muscular atrophy (PMA)
 Spinal muscular atrophy (SMA)
 Progressive bulbar palsy (PBP)

4. Penyakit paru

 Paru
 Pneumonia
 Bronkitis
 Asma

5. penyakit saraf

 Spina bifida
 Epilepsi
 Hidrosefalus
 Cerebral palsy
 Autisme
 Sindrom moebius

6. penyakit jantung serius

 Kelainan jantung bawaan
 Aterosklerosis
 Aritmia
 Penyakit kawasaki
 Murmur jantung
 Perikarditis.
 Penyakit jantung rematik
 Miokarditis
BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Pneumonia

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan
akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut
dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agen infeksius seperti virus,
bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi (Nurarif & Kusuma, 2015). Menurut Ridha (2014)
Pneumonia adalah peradangan dari parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan
radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding dinding
alveoli dan rongga interstisium yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau
nafas sesak pada anak usia balita (Ridha, 2014). Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan pneumonia adalah peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu
infeksi saluran pernafasan bawah akut dimana asinus terisi dengan cairan radang yang
ditandai dengan batuk dan disertai nafas cepat yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan
mycoplasma(fungi).

B. Klasifikasi Pneumonia

Klasifikasi menurut Zul Dahlan 2001 dalam Padila (2013) :

a. Berdasarkan cirri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :

1) Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas lobus


atau loburis.

2) Pneumonia atipikal, ditandai gangguan repirasi yang meningkat lambat dengan


gambaran infiltrast paru bilateral yang difus.

b. Berdasarkan factor lingkungan :

1) Pneumonia komunitas

2) Pneumonia nosokomial

3) Pneumonia rekurens

4) Pneumonia aspirasi

5) Pneumonia pada gangguan imun

6) Pneumonia hipostatik

c. Berdasarkan sindrom klinis :

1) Pneumonia bakterial berupa: pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama


mengenal parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta
pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan
jarang disertai konsolidasi paru.

2) Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan


Mycoplasma, Chlamydia pneumonia atau Legionella.

Klasifikasi Pneumonia pada Anak Berdasarkan Umur

Kelompok Umur Kriteria Gejala Klinis


Pneumonia

2 bulan - < 5 Batuk Bukan Tidak ada nafas


tahun Pneumonia cepat dan tidak
ada tarikan
dinding dada
bagian bawah

Pneumonia Adanya nafas


cepat dan tidak
ada tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam

Pneumonia Berat Adanya nafas


cepat dan
adanya tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam

<2 bulan Bukan Pneumonia Tidak ada nafas


cepat dan tidak
ada tarikan
dinding dada
bagian bawah
kedalam yang

kuat

Pneumonia Berat Adanyan nafas


cepat dan tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam

yang kuat
3. Etiologi Pneumonia

a) Bakteri

Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organism gram positif :
Steptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram
negative seperti Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
(Padila, 2013)

b) Virus

Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.


Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
(Padila, 2013)

c) Jamur

Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar melalui


penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung, tanah serta kompos. (Padila, 2013)

d) Protozoa

Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia. Biasanya menjangkiti


pasien yang mengalami immunosupresi. (Padila, 2013)

4. Patogenesis Pneumonia

Gambaran patologis dalam batas tertentu tergantung pada agen etiologis, Pneumonia
bakteri ditandai oleh eksudat intraalveolar supuratif disertai konsolidasi. Kasus
pneumonia bakteri kebanyakan disebabkan oleh bakteri Pneumonia pneumococcus.
Proses infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi. Pneumonia lobaris
menunjukkan daerah infeksi yang terjadi pada satuatu lebih lobus.Pneumonia
lobularis atau bronkopneumonia menunjukkan penyebaran daerah infeksi yang
ditandai dengan bercak berdiameter sekitar 3-4 cm mengelilingi dan mengenai
bronchus. (Irman Somantri, 2007)

Stadium dari pneumonia bakteri yang disebabkan oleh bakteri Pneumonia


pneumococcus yang tidak diobati adalah:

a.Penyumbatan ( 4-12 jam pertama): eksudat serosamasuk kedalam alveolus dari


pemnuluh darah yang bocor.

b.Hepatilasi Merah (48 jam berikutnya): paru – paru tampak merah dan tampak
bergaula karena eritrosit, fibrin, dan leukositpolimorphonuceus(PMN) mengisi
aleveolus.
c.Hepatitasi Kelabu (3-8 hari): paru – paru tampak berwarna abu –abu karena leukosit
dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveolus yang terserang.

d.Pemulihan (7-11 hari): eksudat mengalami lisis dan diireabsorbsi oleh makrofag
sehingga jaringan kembali kepada struktur semula.(Irman Somantri,2007)

5. Patofisilogi Pneumonia

Penyebab pneumonia dapat virus, bakteri, jamur, protozoa, atau riketsia, pneumonitis
hipersensitivitas dapat menyebabkan penyakit primer. Pneumonia terjadi akibat
aspirasi. Pada klien yang diintubasi, kolonisasi trakhea dan terjadi mikroaspirasi
sekresi saluran pernapasan atas yang terinfeksi. Tidak semua kolonisasi akan
mengakibatkan pneumonia. Mikroorganisme dapat mencapai paru melalui beberapa
jalur :
a. Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme
dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain.
b. Mikroorganisme dapat juga terinpirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari
peralatan terapi pernapasan yang terkontaminasi.
c. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring
dapat menjadi patogenik.
d. Staphylococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi
dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi(Asih & Effendy,
2004)

6. Tanda Gejala Pneumonia

Sebagian besar Gambaran klinis pneumonia anak-balita berkisar antara ringan sampai
sedang hingga dapat berobat jalan saja. Hanya sebagian kecil berupa penyakit berat
mengancam kehidupan dan perlu rawat-inap. Secara umum gambaran klinis
pneumonia diklasifikasi menjadi 2 kelompok yaitu :

a. Gejala umum : Demam, sakit kepala, maleise, nafsu makan kurang, gejala
gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare.

b. Gejala respiratorik : Batuk, napas cepat (tachypnoe / fast breathing), napas sesak
(retraksi dada/chest indrawing), napas cuping hidung, air hunger dan sianosis.

Hipoksia merupakan tanda klinis pneumonia berat. Anak pneumonia dengan


hipoksemia 5 kali lebih sering meninggal dibandingkan dengan pneumonia tanpa
hipoksemia (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Anda mungkin juga menyukai