Cindy Pratiwi Dehimeli
Cindy Pratiwi Dehimeli
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan
Osteomielitis ini dengan lancar dan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah
III”. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya pada dosen
pembimbing dan juga kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan makalah ini sehingga
berjalan dengan lancar Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi para
pembaca dan penyusun. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan dan saya mengucapkan mohon
maaf bila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyajian makalah ini. Semoga bermanfaat
untuk menambah pemahaman dan wawasan pembaca tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Osteomielitis ini.
Kelompok 2
i |Page
DAFTAR ISI
KATA PENGAANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan 2
D. Metode Penulisan 2
E. Sistematika Penulisan 3
J. Asuhan Keperawatan 13
ii | P a g e
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
System musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung
jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system utama system
muskulokeletal adalah jaringan ikat. System ini terdiri dari tulang, sendi, otot
rangka, tendon, ligament bursa, dan jaringan – jaringan khusus yang
menghubungkan struktur – struktur ini. Beragamnya jaringan dan organ system
musculoskeletal dapat menimbulkan berbagai macam gangguan. Beberapa
gangguan tersebut timbul pada system itu sendiri, sedangkan gangguan yang
berasal dari bagian lain tubuh tetapi menimbulkan efek pada system
musculoskeletal. Tanda utama gangguan system muskulo adalah nyeri dan rasa
tidak nyaman, yang dapat bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai
yang berat (Price, Wilson, 2005).
Salah satu gangguan tersebut adalah osteomilitis. Osteomilitis adalah radang
tulang yang di sebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen
infeksi lain juga dapat menyebabkan, gangguan ini dapat terokalisasi atau dapat
tersebar melalui tulang, melibatkan sum-sum, korteks, jaringan konselosa, dan
periosterum (Dorland, 2002)
Osteomilitis merupakan inflamasi pada tulang yang di sebabkan infeksi
piogenik atau non piogenik seperti mikrobakterium tuberkolosa atau
staphyloccus aureus. Infeksi dapat terbatas pada Sebagian kecil tempat pada
tulang atau melibatkan beberapa daerah seperti sumsum, periosteum, dan
jaringan lunak sekitar tulang. Kunci keberhasilan oesteomilitis adalah diagnosis
dini dan operasi yang tepat serta pemilihan jenis antibiotic yang tepat. Secara
umum, di butuhkan pendekatan multidisipliner yang melibatkan ahli ortopedi,
spesialis penyakit infeksi, ahli beda plastic pada kasus berat dengan hilangnya
jaringan lunak.
Dari penilitian yang di lakukan riset total insiden, tahunan terjadinya
osteomilitis pada anak adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomilitis paling sering
terjadi pada anak dibawah 3 tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang
tepat, proknosis untuk osteomilitis adalah baik. Jika ada penundaaan yang lama
pada diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang
1
atau jaringan lunak sekelilingnya yang dapat menjerumus pada deficit-defisit
yang permanen. Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan
sepenuhnya tanpa komplikasi berkepanjangan.
B. Rumusan Masalah
1.apa yang dimaksud dengan osteomyelitis?
2.bagaimana anatomi fisiologi dari system skelet?
3.apa saja penyebab dari osteomilitis?
4.bagaimana klasifikasi dari osteomilitis?
5.apa saja manifestasi klinis dari osteomilitis?
6.bagaimana patofisiologi dari osteomilitis?
7.apa saja pemeriksaan penunjang untuk osteomilitis?
8.apa saja pentalaksaanaan medis untuk osteomilitis?
9.bagaimana pencegahaan untuk osteomilitis?
10.bagaimana asuhan keperawatan untuk osteomilitis?
C. Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan osteomilitis
2. Untuk memahami anatomi fisiologi dari system skelet
3. Untuk mengetahui apa saja etiologi atau penyebab dari osteomilitis
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari osteomilitus
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari osteomilitis
6. Untuk memahami bagaimana patofisiologi dari osteomilitus
7. Untuk mengetahui apa saja pemeriksanaa penunjang untuk osteomilitis
8. Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan medis untuk osteomilitis 9.
Untuk mengetahui bagaimana pencegahaan dari osteomilitus
10. Untuk memahami bagaimana asuhan keperawatan untuk osteomilitus
D. Metode penulisan
Metode yang di pakai dalam makalah ini adalah metode pusat yaitu , metode
yang dilakukan mempelajari dan menyimpulkan data dari Pustaka yang
berhubungan dengan alat baik berupa buku maupun informasi di internet.
2
E. Sistem penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab utama, bab 1 berisi
tentang latar belakang dari penulisan makalah, rumusan masalah , tujuan
penulisan, metode penulisan,. Bab 2 merupakan bagian yang berisi penjelasan
tentang tinjauan teoritis, yang membahas materi atau pokok bahasan dari
makalah ini yaitu tentang ‘asuhan keperawatanklien dengan osteomilitus’. Bab
3 merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.
3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan dari pada
infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah , respons jaringan terhadap
inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan
tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah
kronis yang akan terpengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan
ekstremitas. (brunner, suaddarth. (2001). Beberapa ahli memberikan definisi terhadap
Osteomielitis sebagai berikut :
1. Osteomyelitis adalah infeksi bone marrow pada tulang-tulang panjang yang
disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang haemophylus influensac
(Depkes RI, 1995).
2. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
3. Osteomylitis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh darah yang disebabkan oleh
staphylococcus (Henderson, 1997)
Jika tulang terinfeksi, bagian dalam tulang yang lunak (sumsum tulang) sering
membengkak. Karena pembengkakan jaringan ini menekakan dinding sebelah luar
tulang yang kaku, maka pembuluh darah di dalam sumsum bisa tertekan,
menyebabkan berkurangnya aliran darah ke tulang. Tanpa pasokan darah yang
memadai, bagian dari tulang bias mati.
Interaksi juga bisa menyebar keluar dari tulang dan membentuk abses
(pengumpulan nanah) di jaringan lunak di sekitarnya, misalnya di otot. Infeksi
jaringan tulang di sebut sebagai osteomyelitis, dan dapat timbul akut atau kronik.
Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistematik maupun manifestasi
local yang berjalan dengan cepat. Osteomielitis kronik adalah akibat dari
osteomyelitis akut yang ditangani dengan baik
4
B. Anatomi Fisiologi Sistem Skelet
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan, dan otot
menyusun kurang lebih 50%. Kesehatan dan baiknya fungsi sistem musculoskeletal
sangat tergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang memberi perlindungan
terhadap organ vital, termasuk otak,jantung,dan paru. Kerangka tulang merupakan
kerangka yang kuat untuk menyanggah struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang
memungkinkan tubuh bergerak. Matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium,
dan fluor. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat dalam tulang. Sumsum tulang
merah dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoiesis. Kontraksi otak
menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk
mempertahankan terperatur tubuh. Anatomi sistem skelet. Ada 206 tulang dalam tubuh
manusia, yang terbagi dalam 4 kategori: tulang panjang (misalnya femur), tulang pendek
(misalnya tulang tarsalia), tulang pipih (misalnya sternum), tulang tak teratur (misalnya
vertebra). Bentuk dan kontruksi tulang tertentu di tentukan oleh fungsi dan gaya yang
berkerja padanya.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselut (trabecular atau spongius) atau kortikal
(kompak). Tulang panjang (misalnya semur berbentuk seperti tangkai atau batang
panjang dengan ujung yang membulat). Batang, atau diafisis, terutama tersusun atas
tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinmakan epifisis, dan terutama tersusun oleh
tulang kanselus. Plat efifisis memisahkan efifisis Dari diafisis dan merupakan pusat
pertumbuhan longitudinal pada anak-anak,. Pada dewasa, mengalami klasifikasi. Ujung
tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang di
susun untuk menyanggah berat badan dan gerakan. Tulang pendek (misalnya
metakarpal) terdiri dari tulang kanselus di tutupi selapis tulang kompak. Tulang pipih
(sternum) merupakan tempat penting untuk hematopoiesis dan sering memberikan
perlindungan bagi organ fital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara dua
tulang kompak. Tulang tak teratur (vertebra) mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan
fungsinya. Secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas 3
jenis dasar osteoblast, osteosil,dan osteoklas. Osteoblast berfungsi dalam pembentukan
tulang dan mensekreasikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% skolagen dan 2%
subtansi dasar (glukosaminogolikan [asam polisakarida] dan prateoglikan). Matriks
merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anurganik di timbun. Osteosis adalah
sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan tulang dan terletak dalam osteon (unit
5
matriks tulang). Osteoklas adalah sel multinuklir (berinti banyak) yang berperan dalam
penghancuran, resorpsi dan remodeling.
C. Etiologi
Bisa disebabkan oleh bakteri antara lain :
1. Staphyococcus aureus sebanyak 90%
2. Haemophylus influenza (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun
6
3. Streptococcus hemolitikus
4. Pseudomonas aureginosa
5. Escherechia coli
6. Clostridium perfrigen
7. Neisseria gonorheae
8. Salmonella thyposa
Bagian tulang bisa mengalami infeksi 3 cara yaitu
1. Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ketulang.
Infeksi biasanya terjadi diujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan
ditulang belakang (pada dewasa).
Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalagunaan obat suntik illegal,rentan
terhadap infeksi tulang belakang (osteomilitis verbal). Infeksi juga terjadi jika
sepotong logam telah ditempelkan paa tulang,seperti yang terjadi pada perbaikan
panggul atau patah tulang lainnya.
2. Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka
selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.
infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan dan bisa
menyebar ketulang didakatnya.
3. Infeksi dari jaringan lunak didekatnya
Infeksi pada jaringan lunak disekitar tulang bisa menyebar ketulang setelah
beberapa hari atau minggu.infeksi jaringan lunak bisa timbul didaerah yang
mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau ulkus dikulit yang
disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes ( kencing manis). Suatu
infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ketulang tengkorak.
D. Klasifikasi
Dari urian diatas maka dapat di klasifikasikan dua macam osteomilitis yaitu :
7
1. Osteomilitis primer, yaitu penyebaraan nya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.
2. Osteomilitiis sekunder, yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya
akibat dari bisu, luka fraktur dan sebagainya.
Berdasarkan lama infeksi, ostemilitis terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Ostemilitis akut
Osteomilitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul. Osteomilitis akut ini biasanya terjadi pada anak-anak daripada
orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi didalam darah
(osteomilitis hematogen). Osteomilitis akut terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Osteomilitis hematogen
Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomilitis
hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah
yang jauh. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering
terinfeksi biasanya merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan metafisis
menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serat pertumbuhan bakteri pada
tulang itu sendiri. Osteomilitis hematogen akut mempunyai perkembangan kliknik
dan onset yang lama
b. Osteomilitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma atau
pembedahan. Osteomilitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi
bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus infeksi atau
sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomilitis direk
lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organism.
2. Osteomilitis sub-akut
Yaitu osteomilitis yang terjadi dalam satu sampai dua bulan sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomilitis kronis
Yaitu osteomilitis yang terjadi dalam dua bulan atau lebih sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomilitis sub-akut dan kronis biasanya
terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma
(osteomilitis kontangiosa), misalnya osteomilitis yang terjadi pada tulang yang
fraktu
8
E. Manifestasi Klinik
1. Demam
2. Nafsu makan menurun
3. Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
4. Gangguan sendi karena adanya pembengkakan
Pada anak-anak, infeksi tulang yang di dapat melalui aliran darah, menyebabkan
demam, menyebabkan nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah diatas tulang bisa
mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan akan menimbulkan nyeri. Infeksi
tulang belakang biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan nyeri punggung dan
nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan memburuk bila penderita bergerak dan tidak
berkurang dengan istirahat.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang berasal
dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah di atas
tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan
demam, dan pemeriksaan darah menunjukan hasil yang normal. Penderita yang
mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri
yang menetap di daerah tersebut. Jika suatu infeksi tulang tidak berhasil di obati, bisa
terjadi osteomielitis menahun (osteomielitis kronis). Kadang-kadang infeksi ini tidak
terdeteksi selama bertahun-tahun dan tidak menimbulkan gejala selama beberapa
bulan atau beberapa tahun.
Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak di atas
tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau hilang timbul dari
kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang terinfeksi menembus
permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk dari tulang menuju kulit.
F. PATOFISIOLOGI
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme
patogenik lainnya yang sering dijumpai pada osteomielitis meliputi : Proteus,
Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi
penisilin nosokomial, garam negative dan aneorobik.
9
Awitan Osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama
(akut fulminan-stadium 1) dan sering berhubungan dengan penumpukan hematoma atau
infeksi superficial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan
setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran
hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi,
dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, thrombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat
tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan peningkat
pertekanan jaringan dan medulla. Infeksi kemudian berkembang ke kavtas medularis dan
ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya.
Kecuali bila proses infeksi dapat di control awal, kemudian akan membentuk abses
tulang.
Pada perjalanan alimiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus
dilakukan insis dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya
terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar.
Rongga tidak dapat mengepis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak
lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involokrum) dan mengelilingi squestrum. Jadi
meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun squestrum infeksius kronis yang
ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan
osteomielisis tipe kronik.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap
darah.
2. Pemeriksaan titer antibody-anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan
uji sensitivitas.
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi
oleh bakteri salmonella.
4. Pemeriksaan biopsy tulang
10
Merupakan proses pengambilan contoh tissue yang akan digunakan untuk
serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologic. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat
difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
7. Pemeriksaan tambahan :
a. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
MRI : jika terdapat focus gelap pada T1 dan focus yang terang pada T2, maka
kemungkinan besar adalah oste
H. Penatalaksanaan Medis
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri sesuai kepekaan
penderita dan reaksi alergi penderita.
2. Penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam
4. Cephazolin 2gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 buan
6. Pemebrian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Dranise bedah apabila tidak ada perubahan selama 24 jam pengobatan
antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan jaringan
nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta ruang kosong
yang ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan tulang, otot, atau
kulit sehat
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemat energi dan mengurangi hambatan
aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein vit A, B, C, D dan K
a. vitamin K
Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat mengikat
kalsium, karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K membantu
mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.
11
b. Vitamin A B dan C
untuk dapat membantu pembentukan tulang
c. Vitamun D
Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur untuk kalsium
dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang kemudian diendapkan
pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara pengerasan tulang ini
adalah pada tulang kalsitrio dan hormon paratiroid merangsang pelepasan
kalsium dan pembukaan tulang masuk ke dalam darah.
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status Kesehatan klien. Pengkajian yang di lakukan pada klien
dengan osteomilitis meliputi :
a. Identiras Klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa,
Pendidikan, Bahasa yang digunakan , pekerjaan dan alamat.
b.Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan masa lalu
13
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka, atau infeksi lainya (bakteri
pneumonia, sinusitis, kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa
lalu, tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan, adanya nyeri dan demam
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan (misalnya diabetes,
terapi kortikosteroid jangka Panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi
sebelumnya
4. Riwayat Psikososial
Adakah ditemukan depresi, maupun stress.
c. Kebiasaan sehari – hari
1. Pola nutrisi : anoreksia, mual, muntah.
2. Pola eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi, karena pada yang kurang
aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi dan bisa berakibat urine
tertahan apabila kalsium pada tulang kandungannya terlalu tinggi
d. Pemeriksaan fisik
1. kaji gejala akut seperti nyeri local, pembengkakan, aritema, demam, dan keluarnya
pus dari sinus di sertai nyeri.
2. kaji adanya factor resiko identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi
sistemik infeksi. (pada osteomilitis akut)
3. Observasi adanya daerah inflamasi pembengkakan nyata, dan adanya cairan
purulent.
4. Identifikasi peningkatan tanda – tanda vital
5. Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di
palpasi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Kperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskkan tentang respon
manusia dari individua tau kelompok dimana perawat akountabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
Kesehatan. Diagnosa pada pasien dengan osteomilitis adalah sebagai berikut
a. Nyeri akutberhubungan dengan agen injury fisk
b. Hambatan mobilitas fisik berhubunngan dengan kerusakan integritas tulang
14
c. Gangguan Integritas kuit berhubungan dengan imobilitas fisik
d. Ansietas berhubungan dengan status Kesehatan
e. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan tahap pada proses keperawatan yang dibuka
setelah penegakan diagnosa keperawatan perencanaan keperawatan adalah suatu
rangkaian kegiatan penentuan langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnyaa,
perumusan tujuan, renacan tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien
atau klien berdasarkan analisa data dan diagnose keperawatan. (Ghofur, 2016)
Perencanaan merupakan pengembangan dari strategi untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentitifikasi pada diagnose keperawatan. Pada
tahap ini perawat membuat rencana tidakan keperawatan untuk mengatasi masalah
dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan keperawatan adalah suatu
rangkaian kegiatan penentuan langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya,
perumusan tujuan,rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien
atau klien berdasarkan analisa data dan diagnose keperawatan. (Ghofur,2016)
15
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit untuk disembuhkan
dari pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon
jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan
involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).
Etiologi osteomyelitis bakteri terdiri dari dari staphylococcus aureus sebanyak
90% Hemophylus influenza (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun,
streptococcus hemolitikus, pseudomonas aurenginosa, Escherechia ooli,
Clastridum perfringan, Neisseria gonorhoeneae, dan Salmonella thyposa.
Manifestasi klinik dari osteomyelitis adalah demam, nafsu makan menurun,
nyeri tekan saat pemeriksa fisik dan gangguan sendi karena adanya
pembengkakan. cara pencegahan Osteomielitis dapat dilakukan dengan cara
berhenti merokok, diet sehat, mengelola berat badan, mengihndari alkohol dan
olahraga teratur.
B. Saran
Cukup sekian makalah dari kami semoga memberi masukkan yang positif
terhadap pembaca, semoga pembaca semakin mengetahui tentang penyakit
osteomelitis dan dapat menjaga pola hidup sehingga dapat terhindar dari
penyakit osteomielitis.
DAFTAR PUSTAKA
16
Anjarwati, Wangi. 2010. Tulang Dan Tubuh Kita. Yogyakarta: Getar Hati
Brunner, Suddart. 200. Buku Ajar Keperewatan – Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3.
Jakarta : EGC
Mansjoser, Arif, 2000. Kpita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aeaculaapius FKUI
Prince, Sylvia Anderson, 1999. Patofisiologis: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit,
Ed. 4. Jakarta: EGC
17