Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT

AN “A” DENGAN IMUNISASI CAMPAK


DI PUSKESMAS TIMIKA
TAHUN 2021

DISUSUN OLEH:
FASRIAH
NIM : 202006090322

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada.... ”.Bayi Sehat An. A Dengan Imunisasi Campak” mahasiswa atas
nama :

Nama. : FASRIAH
NIM : 202006090322

Telah disahkan pada tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Weni Tri P, SST,M.Kes Wagiem, S.Tr Keb


NIP. 197607012006052001
TINJAUAN TEORI

I. Teori Imunisasi
A. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atan resisten. Anak
diimunisasi berarti memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
Anak kebal atan resisten terhdap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal
terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 2007).

Imunisasi berarti menginduksi agar terbentuk imunitas atau kekebalan


dengan berbagai cara baik aktif maupun pasif. Sedangkan vaksinasi adalah
tindakan pemberian vaksin (Ranuh, 2008). Menurut Kamus Kedokteran
Dorland (2012), vaksinasi hanya berarti menyuntikkan “suspensi
mikroorganisme dilemahkan atau dibunuh, diberikan untuk pencegahan atau
pengobatan penyakit menular.”

Imunisasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk meningkatkan


kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga jika nanti
terjangkit penyakit, tubuh tidak akan menderita penyakit tersebut karena telah
memiliki sistem memori (daya ingat), ketika vaksin dimasukan kedalam tubuh
maka akan terbentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem
memori akan menyimpan sebagai suatu yang pernah terjadi (Mulyani, 2013).

Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat


yang sangat penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang
luar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah
penyakit menular (Depkes RI, 2010).

Imunisasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk


mencegah teıjadinya penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah suatu obat
yang dimasukan kedalam tubuh untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Pemberian vaksin terbukti dapat menurunkan risiko terkena berbagai penyakit
yang dapat mengakibatkan kematian maupun kecacatan. Beberapa contoh di
antaranya adalah pemberian vaksin cacar pada usia anak-anak dapat membantu
mencegah mereka terjangkit cacar di kemudian hari. Begitupun dengan
pemberian vaksin campak dan rubella yang dapat membantu menurunkan risiko
penularan virus tersebut dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya
maupun kepada bayi yang bam lahir, secara drastis.
Dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1059/MENKES/SK/IX/20tH imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut
(Purnamaningrum, 2010).

B. Tujuan Imunisasi

Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi


penyakit yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah dengan
pemberian imunisasi sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak (Kemenkes RI,
2012).

Menurut Kemenkes RI (2010), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk


mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong
pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian pada bayi, balita/anak-anak pra sekolah.

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi


agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan
oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi antara lain:
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular. 2.
Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular. 3. Imunisasi menurunkan
angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita
(Proverawati, 2010)

C. Manfaat Imunisasi

Adapun manfaat imunisasi yaitu: 1. Untuk anak: mencegah penderitaan


yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atan kematian. 2. Untuk
keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. 3. Untuk negara: memperbaiki
tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati, 2010).

D. Jenis - Jenis Imunisasi

Imunisasi telah dipersiapakan sedemikian rupa, agar tidak menimbulkan


efek efek yang merugikan, Imunisasi ada 2 macam yaitu:

1. Imunisasi aktif merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah


dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi
tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi uktif adalah
imunisasi campak.

2. Imunisasi pasif merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan


cara pemberian zat imunoglobulin yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu
proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang di
dapat bayi dari ibu melalui plasenta) atan binatang (bias ular) yang
digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah ATS (Anti Tetanus Serum) pada
orang yang mengalami luka kecelakaan (Proverawati, 2010).

E. Imunisasi Dasar Pada Bayi

1. Vaksin BCG (Bacillius Calmette Guerine) Diberikan pada umur sebelum 3


bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas. Departemen
Kesehatan menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan.

2. Hepatitis B Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinisasi hepatitis B


merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai
penularan melalui transmisi maternal dari ibu pada bayinya

3. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus) Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT
tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.
4. Polio Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program
pengembangan imunisasi (PPI) sebagai tambahan untuk mendapatkan
cakupan yang tinggi. 5. Campak rutin dilanjutkan dalam satu dosis 0,5 m1
secara sub-kutan dalam. Pada umur 9 bulan (Proverawati, 2010).

F. Kontra indikasi Pemberian Imunisasi

Kontra indikasi dalam pemberian imunisasi ada 3 yaitu:

1. Analfilaksis atan reaksi hipersensitivitas yang hebat merupakan kontra


indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam
dan panas lebih dari 38OC merupakan pemberian DPT atau HB1 dan
campak.

2. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda-tanda dan
gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan. 3. lika orang
tua sangat berkeberatan terhadapat pemberian imunisasi kepada bayi yang
sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali ketika
bayi telah sehat (Proverawati, 2010).

II. Imunisasi Campak


A. Pengertian Campak

Campak adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus


measles dengan gejala prodromal seperti demam, batuk, coryza/pilek,
konjungtivitis dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau
putih kebiru biruan dengan dasat kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak
koplik). Tanda khas bercak kemerahan di kulit timbul pada hari ketiga sampai
ketujuh, dimulai di daerah muka, kemudian menyeluruh, berlangsung selama
4-7 hari, dan kadang-kadang berakhir dengan penelupasan kulit berwarna
kecoklatan (Ranuh, 2010).

B. Penyebab Penyakit Campak

Penyakit ini disebabkan oleh viris campak, merupakan virus RNA


berserat negatif yang terselubung (ber envelope), anggota genus Morbilivirus,
famili Paramyxoviridae. Virus RNA serat negative mengkode dan mengemas
transcriptase sendiri, tetapi mRNA hanya disentesis pada saat virus tidak
berselubung berada di dalam sel yang diinfeksi. Replikasi virus terjadi sesudah
sintesis mRNA dan sintesis protein virus dalam jumlah banyak (Ranuh, 2010).

C. Gejala Penyakit Campak

Penyakit campak mempunyai masa inkubasi 10-14 hari, merupakan


jangka waktu dari mulai mendapat paparan sampai munculnya gejala klinis
penyakit. Gejala prodromal pertama penyakit adalah demam, lemas, anoreksia,
disertai batuk, pilek, dan konjungtivitis. Gejala prodromal berakhir 2 sampai 3
hari. Selama periode ini, pada mukosa pipi muncul lesi punctat kecil berwarna
putih, yang merupakan tanda diagnotik dini penyakit campak yang disebut
Kopliks Spots (Ranuh, 2010).

D. Cara Penularan Penyakit Campak

1. Penularan dan orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui
udara terutama batuk, bersin atan sekrsesi hidung.

2. Masa penularan 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash,
puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal), yaitu pada 1-3 hari
pertama sakit (Kemenkes RI, 2008)

E. Pengertian Imunisasi Campak

Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan


kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili/measis). Kandungan vuksin
campak ini adalah virus yang dilemahkan. Sebenarnya, bayi sudah mendapat
kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya mia, antibody dari
ibunya semakin menurun sehingga butuh antibody tambahan lewat pemberian
vaksin campak. Penyakit campak mudah menular, dan anak yang daya tahan
tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus
morbili ini. Namun, untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi
sekali terkena campak, setelah itu biasanya tidak akan lagi (Maryunani, 2010).
Imunisasi campak merupakan suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh
dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu
sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan
dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan
menyimpannya sebagai suatu pengalaman. lika nantinya tubuh terpapar dua atau
tiga kali oleh antigen yang sanna dengan vaksin maka antibodi akan tercipta
lebih kuat dari vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya (Atikah, 2010).

Imunisasi campak merupakan salah satu program yang berupaya untuk


pemberantasan penyakit yaitu dengan cara memberikan kekebalan, sehingga
diharapkan dapat melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Imunisasi
memiliki dimensi tanggung jawab ganda yaitu selain untuk memberikan
perlindungan kepada anak agar tidak terkena penyakit menular, namun juga
memberikan kontribusi yang tinggi dalam memberikan sumbangan bagi
kekebalan kelompok (herd immunity) yaitu anak yang telah mendapat
kekebalan imunisasi akan menghambat perkembangan penyakit di kalangan
masyarakat (Dewi, 2008).

Imunisasi dalam sistem kesehatan national adalah salah satu bentuk


intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka
kematian bayi dan balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif
merupakan prioritas utama. Dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak
atan balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga
berdampak kepada anak lainnya karena terjadi tingkat imunitas umum yang
meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

F. Tujuan Imunisasi Campak

Tujuan diberikannya imunisasi campak adalah untuk mencegah bayi tidak


tertular penyakit campak atau biasa disebut penyakit tampek yang disebabkan
oleh virus morbili (Maryunani, 2010)

G. Pemberian Imunisasi Campak

Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali pada mia 9-11
bulan (Maryunani, 2010).

H. Usia Pemberian Imunisasi Campak

Imunisasi campak diberikan 1 kali pada usia 9 bulan, dan dilanjutkan


pemberiannya sesuai jadwal. Selain karena antibody dari ibu sudah menurun di
usia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak mia balita. Jika
sampai mia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak, muka pada
mia 12 bulan ini anak ham diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella)
(Maryunani, 2010).
I. Cara Pemberian Imunisasi Campak

Sebelum di suntikan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan


pelarut. Kemudian disuntikan lengan kiri atas secara subkutan dengan dosis 0,5
ml (Maryunani, 2010)

s. Efek Samping Imunisasi Campak

Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam


ringan dan terdapat efek kemerahan/ bercak merah pada pipi di bawah telinga
pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan. Kemungkinan juga terdapat
pembengkakan pada tempat penyuntikan (Maryunani, 2010).

K. Kontra Indikasi Imunisasi Campak

Kontra indikasi pemberian imunisasi campak adalah anak:

(a) Dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam

(b) Dengan penyakit gangguan kekebala

(c) Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan

(d) Dengan kekurangan gizi berat

(e) Dengan penyakit keganasan

(f) Dengan kerentanan tinggi terhadap protein telur, kanamisin dan eritromisin
(antibiotic) (Maryunani, 2010).

L. Tempat Untuk Mendapatkan Imunisasi Campak

Untuk memaksimalkan pelayanan imunisasi dan mengoptimalkan


keberhasilan program imunisasi, telah disediakan tempat-tempat khusus yang
bisa diperlukan untuk pemberian imunisasi. Imunisasi dapat dilakukan di
posyandu, puskesmas, poskesdes, polindes, rumah sakit, bidan desa, praktek
dokter, dantempat lain yang telah disediakan (Proverawati dan Andhini, 2010).
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT


AN “A” DENGAN IMUNISASI
CAMPAK DI PUSKESMAS TIMIKA
TAHUN 2021
Tanggal pengkajian : 11-10-2021 Jam : 09.00 WIT

No register

I. PENGKAJIAN
A. DATA S UBYEKTIF
1. Biodata
Nama klien : An. A
Umur : 9 bulan 5
hari

Nama Ibn : Ny. E Nama Ayah : Tn. H


Umur : 25 tahun Umur : 26
Agama : Islam Agama. : Islam
Pendidikan : PT Pendidikan. : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan. : Pedagang
Penghasilan : 5 juta Penghasilan : 2 jt
Alamat : Jln. Irigasi Alamat : Jln.
Irigasi

2. Alasan datang
Ibu mengatakan membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi campak

3 Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan bayi tidak pernah menderita penyakit batuk, pilek dan panas.

b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan bayi tidak sedang menderita sakit.

c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun
seperti hipertensi, DM, jantung, dan penyakit menular seperti
TBC,hepatitis.

d. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Tgl/Bln/Th Usia Teınpat Jenis Pcnolong Pcnyulit Anak Usia
No Nifas - .-.k
persalinan Kehaınila persalina persalinan kehaınila JK BB PB
n n n
1 19-4-2000 9 bln Puskeınas Spontan Bidan Tidak ada L 2.700 49cın Baik 11 thn
gr 6thn
2 20-2-2015 9 bln Puskesınas Spontan Bidan KPD P 3.300 50cın 9bln
gr 50cın
3 27-4-2020 9 bln RSUD SC Dokter Heınorhoid P 3.000
gr
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Ibn menyatakan hasil pemantauan berat badan dan panjang badan tiap bulan
dalam kategori normal.
b. Perkembangan
- Motorik :
Bayi bisa mengangkat badan ke posisi berdiri
Bayi belajar berdiri selama 30 detik atan berpegangan pada kursi
Bayi mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diinginkan
Bayi bisa menggenggam erat pensil
Bayi memasukkan benda ke mulut
- Adaptif
Bayi mengeksplorasi sekitar,ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
Bayi bereaksi terhadap suara yang pelahan atau bisikan
Bayi senang diajak bermain cilukba
- Bahasa
Bayi mengulang menirukan bunyi yang didengar
Bayi menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
Social personal:
Bayi mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum dikenali
5. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan anaknya diasuh sendiri oleh orangtua dibantu oleh nenek bila
orangtua bekerja
Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga baik dan
harmonis Ibu mengatkan anaknya senang bermain dengan teman
sebaya
Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih dan rapi
6. Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang telah didapat :
- HBo 08-01 - 2021
- DPT HB 1: 06-03-2021, DPT HB 2: 10-04-2021, DPT HB3: 08-05-2021
- Campak : Belum pernah.
- BCG : 06-02-2021.
Poliol : 06-02-2021 Polio 3 : 10-04-2021
Polio 2 : 06-03-2021 Polio 4 : 08-05-2021

Reaksi setelah pemberian imunisasi: Ibu mengatakan bayi tidak mengalami


gangguan penyakit berat
setelah diimunisasi.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
- Nutrisi:
Ibu mengatakan bayi diberikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan, dan sete
lah umur 6 bulan sampai 8 bulan bayi diberikan MP ASI berupa bubur halus,
setelah umur 8 bulan sampai sekarang diberikan bubur kasar.
- Eliminasi:
Ibu mengatakan bayi BAK 5-6 kali sehari, warna kuning
jernih. Ibu mengatakan bayi BAB 1 kali sehari, konsistensi
lunak.
- Istirahat:
Ibu mengatakan bayi tidur siang 3 jam, tidur malam 8 jam
- Aktivitas:
Ibu mengatakan bayinya sangat aktif bila diajak bermain

B. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi. :100 x/menit
RR : 30 x/menit
Suhu : 36,5 'C
BB : 9,4 kg
PB : 75 cm
Lila : 14 cm
LK : 45 cm
B. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
Bersih, tidak ada luka
Kepala Rambut Wajah
Bersih, warna
Mata
hitam, tidak
rontok Tampak
Hidung Telinga Mulut
kemerahan,
Leher Dada Abdomen
tidak pucat
Genitalia
Simetris, konjunctiva merah muda, sklera
Ekstremitas
putih, tidak ada sekret mata.
Simetris, bersih, tidak ada
benjolan dan sekret.
Simetris, tidak ada
pengeluaran
Bibir warna merah muda, lidah bersih, tidak
ada stomatitis. Tidak ada pembesaran
kelenjat tyroid
Simetris, tidak ada
retraksi dada Tidak
ada nyeri tekan,
tidak kembung
Normal, tidak ada
kelainan
Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada oedema.
2. Palpasi

UUK : sudah Menutup

UUB : Sudah menutup

Turgor. : Baik

3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
pemeriksaan

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa: Bayi Sehat An A dengan Imunisasi Campak
DS : Ibu mengatakan membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi campak
Ibu mengatakan bayi tidak pernah menderita penyakit batuk, pilek dan
panas. Ibu mengatakan bayinya berumur 9 bulan, tanggal lahir 06 Oktober
2021

DO :KU :Bak Kesadaran : CM

T HR : 100 x/menit

RR : 30 X/menit S : 36,5 'C

BB : 9,4 kg PB : 75 cm

LILA : 14 cm LK : 45 cm

Bayi tampak sehat dan geraknya aktif.

Imunisasi yang telah di dapatkan : HB, BCG, DPT, POLIO

a. Masalah : tidak ada

b. Kebutuhan : tidak ada

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


- Demam ringan
- Kemerahan/ bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah
penyuntikan.
Pembengkakan pada tempat penyuntikan

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Pemberian paracetamol

V. INTERVENSI
Diagnosa : Bayi Sehat An A dengan Imunisasi
Campak Tujuan :
- Bayi mendapat imunisasi campak
Jika terjadi efek samping dapat segera diatasi
Kriteria Hasil :
Tidak terjadi efek samping yang lebih berat pada bayi.
Intervensi :

ı. Lakukan pendekatan pada bayi dan ibu bayi dengan melukukan komunikasi
terapeutik.
Rasional : Menjalin hubungan dan menciptakan kepercayaan terhadap
petugas serta ibu dapat kooperatif tindakan yang dilakukan Bidan.
2. Jelaskan pada ibu tentang imunisasi campak.
Rasional : Menambah pengetahuan ibu tentang imunisasi campak.
3 Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
Rasional : Ibu mengetahui keadaan dan kebutuhan bayi saat ini.
4. Persiapkan alat dan posisi bayi untuk diimunisasi.
Rasional : Alat dan posisi yang benar mendukung keberhasilan imunisasi.

5. Periksa label kadaluarsa.


Rasional : Label kadaluarsa menunjukkan batas pemakaian vaksin.
6. Berikan dosis dan cara pemberian vaksin.
Rasional : Dosis dan cara pemberian yang tepat mendukung proses kekebalan
yang efektif.
7. Berikan vaksin campak secara SC pada lengan kiri bagian atas.
Rasional : Imunisasi campak membentuk kekebalan terhadap virus
campak. s Berikan antipiretik yang sesuai untuk mengatasi demam
pada bayi.
Rasional : dengan memberikan antipiretik yang sesuai diharapkan dapat
mengurangi efek samping yang mungkin muncul setelah pemberian vaksin.
9. Catat hasi1 atan tanggal pemberian imunisasi kekebalan terhadap virus campak.
Rasional : Dokumentasi agar tidak terjadi penyuntikan ulang vaksin
yang
10. Jelaskan pada ibu agar tidak menggosok daerah suntikan dan jika terjadi infeksi
dari hasil imunisasi, pembengkakan atau yang lain segera datang ke pelayanan
kesehatan.
Rasional : efektifitas vaksin berkurang dan deteksi dini komplikasi lebih lanjut
imunisasi campak
11. Jelaskan pada ibu tentang efek samping imunisasi campak
Rasional : Ibu mengetahui kebutuhan anaknya dan segera datang ke pelayanan
kesehatan.
12. Anjurkan pada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu setiap bul ada n sekali.
Rasional : Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan Perkembangan bayi.
VI. IMPLEMENTASI
Dx : Bayi Sehat An A dengan Imunisasi Campak

1. Melakukan pendekatan pada bayi dan ibu bayi dengan melakukan komunikasi
terapeutik.
2. Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi campak.
3. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
4. Menyiapkan alat dan posisi bayi untuk diimunisasi.
5. Memeriksa label kadaluarsa.
6. Memberikan dosis dan cara pemberian
vaksin. Vaksin campak 0,5 ml
7. Memberikan vaksin campak secara SC pada lengan kiri bagian atas.
8. Memberikan antipiretik yang sesuai untuk mengetasi demam pada
bayi Paracetamol syrup 120 gram 3 x Zı sendok/hari
9. Mencatat hasil atau tanggal pemberian imunisasi kekebalan terhadap virus campak.
ıo. Menjelaskan pada ibu agar tidak menggosok daerah suntikan dan jika terjadi
infeksi dari hasil imunisasi, pembengkakan atau yang lain segera datang ke
pelayanan kesehatan.
11. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping imunisasi campak.
12. Menganjurkan pada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu setiap satu bulan
sekali.

VII. EVALUASI

Diagnosa : Bayi Sehat An A dengan Imunisasi Campak

S: Ibu mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan.

Ibu mengatakan bayi sudah mendapatkan imunisasi campak

O:KU:Bak

Bayi menangis

Terlihat bekas suntikan pada daerah lengan kiri atas

A : Bayi Sehat An A dengan Imunisasi Campak

P: Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi di posyandu bulan depan

Anda mungkin juga menyukai