Anda di halaman 1dari 6

Nama : Khalid Gusti

NPM : 18110301

Kelas : APN – U3

Dosen : Prof. Dr. Endang Wirjatmi, TL., M.Si.

Mata Kuliah : Teknik dan Praktik Implementasi Kebijakan

“TUGAS POLICY BREIF”

Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi umat manusia dan juga
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, yang dimana dalam pendidikan adalah satu penopang diri
manusia dalam berkehidupan. Pendidikan juga menentukan perkembangan dan perwujudan
sumber daya manusia khususnya pembangunan bangsa dan negara, lalu pendidikan jugalah yang
memiliki peranan yang krusial dalan membentuk sumber daya manusia yang cerdas, cakap,
kreatif, beriman, dan berakhlak mulia. Pendidikan ialah mutlak untuk setiap manusia baik di
lingkup keluarga maupun bangsa dan negara. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari
bagaimana perkembangan pendidikan yang terdapat dari bangsa tersebut. Pendidikan merupakan
upaya secara sadar, nyata, dan terencana untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi
peserta didik.

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan tersendiri
bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut
pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, pembatasan
sosial berskala besar (PSBB), hinga perlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah
di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun
perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses
pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing
siswa.
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung
seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang tentu saja harus
terhubung dengan koneksi internet.

1. Data Sabaran dan Varian COVID-19

Dari data yang ter-Update pada tanggal 14 Juli 2021, dari 223 Negara yang terkonfrimasi
bahwasanya yang telah terjangkit COVID-19 sebesar 187.519.798 jiwa dan yang meninggal
sebesar 4.049.372 jiwa. Dari data yang telah didapatkan bahwa sebesar 2.670.046 telah terpapar,
sebesar 2.157.363 jiwa telah sembuh setelah terjangkit, dan 69.210 jiwa meninggal dunia di
Indonesia. [ CITATION Cov21 \l 1033 ]

COVID-19 sangat meresahkan bagi umat manusia, yang dimana semakin hari semakin
banyak korban yang terjangkit, angka yang terjangkit pun semakin hari semakin meningkat dan
yang paling mencengangkan ialah dengan adanya mutasi dari virus COVID-19 hingga menjadi
10 varian baru. Untuk variannya, ialah[ CITATION Kom21 \l 1033 ] :

1. Varian virus corona Inggris B.1.1.7 disebut Alpha Varian ;


2. Varian virus corona Afrika Selatan B.1.351 disebut Beta ;
3. Varian virus corona Brasil P.1 disebut Gamma Varian ;
4. Varian India B.1.617.2 disebut Delta ;
5. Varian Amerika Serikat B.1.427/B.1.429 disebut Epsilon ;
6. Varian virus corona Brasil P.2 disebut Zeta ;
7. Varian B.1.525 disebut Eta ;
8. Varian Filipina P.3 disebut Theta ;
9. Varian Amerika Serikat B.1.526 disebut Iota ; dan
10. Varian India B.1.617.1 disebut Kappa.
2. Proses Pembelajaran Daring

Semakin meningkatnya jumlah varian COVID-19 menunjukan adanya perkembangan yang


signifikan terhadap perkembangan pemutasian virus yang membahayakan kehidupan masyarakat
termasuk kehidupan pendidikan. Oleh karena akan hal satu dan lainya, inilah alasan pemerintah
kala itu mengeluarkan surat edaran dari Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 untuk melaksanakan
proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Akhirnya Pembelajaran “daring” sebagai
pilihan tunggal dalam kondisi pencegahan penyebaran covid 19 memberi warna khusus pada
masa perjuangan melawan virus ini. Bahkan bentuk pembelajaran ini juga dapat dimaknai
pembatasan akses pendidikan. Pendidikan yang lumrah berlangsung dengan interaksi langsung
antar unsur (pendidik dan peserta didik) beralih menjadi pembelajaran interaksi tidak langsung.
Pembatasan interaksi langsung dalam pendidikan terkadang terjadi pada situasi tertentu namun
tidak dalam rangka pembatasan sosial seperti yang masyarakat jalani sebagai upaya pencegahan
penyebaran virus. Pembatasan ini membawa dampak potitif dan negatif dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Pembatasan sosial memberi dampak pada kebijakan penyelenggaraan pendidikan,
pembelajaran harus diupayakan tetap berlangsung dengan berbagai konsekuensi yang
ditimbulkan. Hal ini sangat berpengaruh pada masa adaptasi akibat perubahan mekanisme dan
sistem pembelajaran tersebut[ CITATION Ike17 \l 1033 ].

Dalam setiap hal yang terjadi kita semua akan menemukan suatu hal yang positif dan yang
negatif, begitu juga keadaan yang sedang kita rasakan pada pandemi COVID-19, termasuk ketika
kita harus melakukan pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain secara online atau daring, dimana para
praktisi pendidikan melaksanakan kegiatan akademik dengan bekerja dari rumah (work from
home). WFH membuat setiap individu harus melakukan aktivitasnya menjadi lebih mandiri
dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi dan informasi. Sebelumnya, para praktisi
pendidikan ini tidak semuanya individu memiliki kebiasaan bekerja berbasis IT, namun
dikarenakan kita semua dalam kondisi seperti ini membuat mereka bisa lebih terbiasa dan
terampil menyelesaikan pekerjaan berbasis IT. Akan tetapi hal ini tidak semuanya individu dapat
beradaptasi dengan cepat walaupun keadaan menuntut para praktisi beradaptasi secepat kilat,
walaupun sangat dimengerti jikalau banyak sekali praktisi pendidikan yang masih kebingungan
ketika hendak memberikan pembelajaran. Akan tetapi para praktisi harus bisa mengikuti
perkembangan kemajuan teknologi.[ CITATION Lil20 \l 1033 ]
Penguasaan teknologi harus dimiliki oleh setiap individu seperti orang tua, mahasiswa dan
praktisi pendidikan. Praktisi pendidikan dibenturkan pada kondisi yang memaksa dan
mengharuskan mereka menjadi mahir secara instan. tapi dengan adanya pembelajaran daring ini
banyak juga yang mengakui bahwasanya dengan pembelajaran daring ini mereka menjadi lebih
kreatif dan kompeten.

Jaringan internet juga menjadi kendala pada pembelajaran daring maupun untuk siswa,
mahasiswa, orang tua , dan juga para praktisi pendidikan. Belum semua daerah memiliki jaringan
internet karena geografi daerah yang berbeda–beda. Ada daerah yang kuat sinyal internet, lemah
sinyal dan tidak ada sama sekali sinyal internetnya. Baik dossen maupun mahasiswa harus
terlebih dahulu mencari sinyal internet terutama daerah pedesaan. Mereka harus meninggalkan
rumah, berjalan kaki dan sebagainya guna mencari sinyal internet. Lalu untuk mahasiswa sendiri,
selain itu merekapun merasakan sulit menerima materi yang telah diberikan oleh dosen
dikarenakan salah satunya akibat jaringan yang tidak stabil, kadang mendapatkan kelas
pembelajaran yang memakan waktu yang lama dan mendapatkan banyak tugas, terakhir mereka
sudah jenuh dan lebih inggin kelas tatap muka dan bertemu teman-temannya di
kampus[ CITATION Ayi20 \l 1033 ].

Pembelajaran daring pasti membutuhkan kuota internet. Penyediaan kuota internet menjadi
kendala. Pembelian kuota internet menjadi lonjak. Belum lagi setiap individu belum tentu siap
untuk menambahkan anggaran kuota internet kedalam anggaran. Biaya yang harus dikeluarkan
menjadi ekstra. Belum lagi perekonomian sedang mengalami penurunan, maka dari itu
diharapkan kampus untuk memberikan bantuan kuota mahasiswa dan praktisi pendidikan tepat
waktu.
3. Rekomendasi Kebijakan

Dalam penerapan pembelajaran online banyak sekali kendala yang terjadi, makanya dari itu saya
merumuskan beberapa rekomendasi untuk jangka panjang dan pendek, seperti berikut:

A. Rekomendasi Jangka Pendek


1. Penerapan kebijakan pelaksanaan KBM daring penuh, dimana pembelajran kbm
dilaksanakan ditempat mahasiswa/dosen berdomisili.
2. Perlunya dibuat aturan pembatasan bagi mahasiswa/civitas akademika untuk menerapkan
pembatasan mobilitas dan beraktifitas dirumahnya masing-masing.
3. Penyiapan materi/bahan ajar yang dituangkan kedalam modul agar dapat dipelajari
masing-masing mahasiswa.
4. Pelaksanaan kuliah secara hybrid (kombinasi kuliah tatap muka dan daring) dilaksanakan
hanya di daerah zona hijau saja, yaitu daerah yang tidak terdampak dan tidak memiliki
kasus COVID-19.
5. Pemotongan biaya UKT bagi mata kuliah yang harus menerapkan praktikum di kampus
dan sebagai gantinya biaya hasil pemotongan tersebut dialokasikan kepada mahasiswa
untuk melaksankan praktikum mandiri dirumahnya masing-masing untuk mata kuliah
praktikum yang memungkinkan.
6. Pelaksanaan KBM secara daring dilaksanakan maksimal 60 menit untuk mata kuliah
dengan bobot 3 Sks.

B. Rekomendasi Jangka Panjang


1. Pelaksanaan kuliah secara hybrid yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-
masing
2. Pemberian bantuan subsidi kuota bagi mahasiswa dan juga praktisi pendidikan tepat
waktu.
3. Pemberian subsidi buku/bahan ajar kepada mahasiswa yang bedomisili di daerah yang
sulit aksebilitas koneksi internet.
4. Melakukan evaluasi secara bertahap/bulanan secara komprehensif yang dilakukan
pemangku kepentingan seperti, pihak kampus, dosen, orang tua agar terkendali.
DAFTAR PUSTAKA

Ayi. (2020, May 17). Curhat Mahasiswa Tentang Kuliah Daring Selama Pandemi. Retrieved Juli 16, 2021,
from News Unimal.

Covid-19, S. (2021, Juli 15). Peta Sebaran COVID-19. Retrieved Juli 16, 2021, from covid19.

Kompas.com. (2021, Juni 10). Inilah 10 varian baru virus corona hasil mutasi, kenali gejala dan cara
mencegahnya. Retrieved Juli 16, 2021, from kesehatan.kontan.co.id.

Lily Ulfia, S. (2020, Desember 14). DINAMIKA PEMBELAJARAN “DARING” PADA MASA PANDEMI COVID
2019. Retrieved Juli 16, 2021, from IAIN Kendari.

Purwanti, I. D. (2017, Mei 2). Praktisi dan Akademisi. Retrieved Juli 16, 2021, from kompasiana.

Anda mungkin juga menyukai