Anda di halaman 1dari 4

Nama : Khalid Gusti

NPM : 18110301

Kelas : APN - U3

Dosen : Prof. Dr. Endang Wirjatmi Tri Lestari, M.Si.

Mata Kuliah : Teknik dan Praktek Implementasi Kebijakan

1. Tabel Keseragaman Variabel menurut Edward III

Indikator Ukuran
Apakah ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan kebijakan dipahami oleh individu-
individu yang bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan kebijakan
Komunikasi (pemahaman ukuran dan tujuan kebijakan oleh implementor). Dalam
penerapanya harus adanya bagan jejaring sehingga dapat diketahui peran
masing-masing aktor.
1. Jumlah staf
2. Keahlian para pelaksana
3. Implementasi yang relevan dan cukup untuk
mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumbersumber terkait
Sumber Daya dalam pelaksanaan program.
4. Adanya kewenangan yang menjamin bahwa program dapat
diarahkan kepada sebagaimana diharapkan.
5. Adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk
melakukan kegiatan program seperti dana dan sarana prasarana.
1. Respon implementor terhadap kebijakan.
2. Kesadaran pelaksana, petunjuk/arahan pelaksana untuk merespon
Disposisi
program kearah penerimaan atau penolakan.
3. Intensitas respon
1. Kesesuaian karakteristik dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai
hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki
dalam menjalankan kebijakan.
2. Kesesuaian norma-norma dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai
Struktur Birokrasi hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki
dalam menjalankan kebijakan.
3. Kesesuaian pola-pola hubungan yang terjadi berulang-ulang badan-badan
eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata
dengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan.
2. Unsur-unsur
A. Dalam upaya pengumpulan data yang telah dilakukan perseorangan, yang pertama
dilakukan adalah memahami dan mengumpulan data secara luas. Dari metode
pengumpulan data terdapat beberapa cara, sama seperti panduan pengumpulan data yang
terdiri dari variabel, indikator-indikator, dan daftar pertanyaan saya disini menggunakan
metode pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan berbasis data primer(hasil
wawancara virtual atau langsung, hasil wawancara, dan hasil pengamatan/obeservasi
langsung yang mengehasilkan dokumentasi) dan data sekunder berupa studi pustaka
(Jurnal, skripsi, berita, dan beberapa dokumen lainya). Salah satu contoh pengumpulan
data yang teah dilakukan adalah analisis kebijakan terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ)
yang dimana dalam proses pencarian informasi, dilakukan pengumpulan data secara
primer dan sekunder, setelah memperhatikan peristiwa-peristiwa yang terjadi, memilah
informasi-informasi untuk dipelajari, dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang
ada dalam memori barulah dilakukan penyaringan dan mengubah bentuk informasi ke
dalam bentuk yang lebih sistematis. Dalam pengolahan datanya sendiri langkah pertama
yang dilakukan yang sudah pasti mengunmpulkan data-data yang dibutuhkan dan jangan
lupa untuk mengecek keabsahanya (salah satu contohnya adalah dengan mengumpulkan
informasi dari website resmi maupun jurnal dari para ahli dan analisis data). Yang kedua
dengan persiapan data, yang dimana pada proses ini adalah proses menyaring data yang
penting dan terus memperbaiki kata yang salah dalam penulisan, inti dari proses ini
adalah untuk menghilangkan data yang buruk seperti data yang berlebihan, tidak lengkap,
atau tidak benar. Langkah selanjutnya yaitu menginput data dan menggabungkanya,
seperti yang telah dilakukan pada tugas “ANALISIS PEMBELAJARAN JARAK JAUH
(PJJ) DI MASA PANDEMI COVID-19 MELALUI TAHAPAN KOMPETENSI
ANALISIS KEBIJAKAN LEVEL 5”
B. Dalam tugas yang telah dilaksanakan Telaah dokumen dengan mengacu pada regulasi-
regulasi yang mengatur kegiatan pembelajaran jarak jauh, lalu melakukan telaah
dokumen dengan mengumpulkan dan menganalisis data sebaran covid 19 secara rutin.
terakhir melakukan telaah dokumen dengan mengumpulkan data target vaksinasi.
C. Policy Breif
Malasah Utama

Virus corona di Indonesia ini berdampak pada semua sektor tak terkecuali sektor pendidikan.
Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa
proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar dirumah dapat
difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemic COVID-19.

Seluruh jenjang pendidikan dari sekolah dasar/ibtidaiyah sampai perguruan


tinggi (universitas) semuanya memperoleh dampak negatif karena pelajar, siswa dan
mahasiswa “dipaksa” belajar dari rumah karena pembelajaran tatap muka ditiadakan
untuk mencegah penularan COVID-19. Padahal tidak semua pelajar, siswa dan
mahasiswa terbiasa belajar melalui Online. Apalagi guru dan dosen masih banyak
belum mahir mengajar dengan menggunakan teknologi internet atau media sosial
terutama di berbagai daerah. Dampak yang signifikan terlihat yang dimana pemahaman
siswa/mahasiswa yang berkurang akibat banyaknya kendala dalam pembelajaran daring,
penyebabnya utamanya ialah jaringan internet yang terganggu, pemahaman akan teknologi yang
kurang, interaksi antara siswa dan pengajar banyaknya kendala dalam proses pembelajaran
daring.

Rekomendasi Kebijakan

Dalam penerapan pembelajaran online banyak sekali kendala yang terjadi, makanya dari itu saya
merumuskan beberapa rekomendasi untuk jangka panjang dan pendek, seperti berikut:

A. Rekomendasi Jangka Pendek


1. Penerapan kebijakan pelaksanaan KBM daring penuh, dimana pembelajran kbm
dilaksanakan ditempat mahasiswa/dosen berdomisili.
2. Perlunya dibuat aturan pembatasan bagi mahasiswa/civitas akademika untuk menerapkan
pembatasan mobilitas dan beraktifitas dirumahnya masing-masing.
3. Penyiapan materi/bahan ajar yang dituangkan kedalam modul agar dapat dipelajari
masing-masing mahasiswa.
4. Pelaksanaan kuliah secara hybrid (kombinasi kuliah tatap muka dan daring) dilaksanakan
hanya di daerah zona hijau saja, yaitu daerah yang tidak terdampak dan tidak memiliki
kasus COVID-19.
5. Pemotongan biaya UKT bagi mata kuliah yang harus menerapkan praktikum di kampus
dan sebagai gantinya biaya hasil pemotongan tersebut dialokasikan kepada mahasiswa
untuk melaksankan praktikum mandiri dirumahnya masing-masing untuk mata kuliah
praktikum yang memungkinkan.
6. Pelaksanaan KBM secara daring dilaksanakan maksimal 60 menit untuk mata kuliah
dengan bobot 3 Sks.

B. Rekomendasi Jangka Panjang


1. Pelaksanaan kuliah secara hybrid yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-
masing
2. Pemberian bantuan subsidi kuota bagi mahasiswa dan juga praktisi pendidikan tepat
waktu.
3. Pemberian subsidi buku/bahan ajar kepada mahasiswa yang bedomisili di daerah yang
sulit aksebilitas koneksi internet.
4. Melakukan evaluasi secara bertahap/bulanan secara komprehensif yang dilakukan
pemangku kepentingan seperti, pihak kampus, dosen, orang tua agar terkendali.

Anda mungkin juga menyukai