7. Carica Papaya
Perkembangan obat-obat kanker dari tumbuhan atau bahan-bahan alami memberikan efek terapi
sebagai antikanker yang optimal, salah satunya adalah pemanfaatan biji pepaya sebagai alternatif
antikanker pada payudara (Carcinoma mamae). Biji pepaya mempunyai kandungan alkaloid dan fl
avonoid yang berfungsi untuk antikanker. Kandungan biji pepaya yang sudah matang banyak
mengandung benzyl isothiocyanat merupakan zat yang secara invivo menunjukkan aktivitas sebagai
agen antikanker. Konsentrasi benzyl isothiocyanat menurun pada daging buah seiring kematangan
buah, sedangkan pada biji sebaliknya.
Biji dan daging buah pepaya diketahui mengandung benzyl isothiocyanat merupakan zat yang
secara invivo menunjukkan aktivitas sebagai agen antikanker. Pada penelitian terbaru tentang
kandungan pepaya menghasilkan bahwa pepaya dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker
dengan melibatkan sistem imunitas tubuh baik pada kandungan buah maupun biji pepaya (Ulfa, N.,
dkk., 2018).
Komponen daun pepaya yang potensial sebagai antitumor adalah alfa tokoferol, likopene,
flavonoid, dan benzylisothiosianat. Penelitian menyatakan bahwa fraksi kloroform daun pepaya yang
kandungan utamanya alkaloid memiliki aktivitas antikanker dengan menginduksi apoptosis terhadap
kultur sel kanker myeloma dengan mekanisme penghambatan enzim DNA topoisomerase II.
Alkaloid yang terkandung dalam daun pepaya adalah karpaina, pseudokarpaina (golongan
piperidina) dan senyawa golongan piperidina yang punya aktvitas antikanker dengan menginduksi
apoptosis adalah flavopiridol (hasil sintesa alkaloid piperidina dan flavonoid) (Peristiowati, Y., dan
Yenny, P., 2018).
8. Benalu
Salah satu herbal yang banyak digunakan untuk pengobatan alternatif penyakit kanker adalah
benalu. Hasil penelitian pada 2003–2006 terhadap ekstrak air benalu nangka (Macrosolen
cochinchinensis) menunjukkan aktivitas antioksidan in vitro dan antikanker in vitro serta in vivo.
Ekstrak ini relatif tidak toksik berdasarkan hasil uji toksisitas in vitro dengan metode brine shrimp
lethality test (BSLT), dan toksisitas akut in vivo pada hewan coba mencit. Walaupun M.
cochinchinensis tergolong dalam satu famili dengan Dendrophthoe pentandra, yaitu Lo ranthaceae,
tetapi tidak terdapat kandungan senyawa utama quercitrin (quercetin-3-ramnosida) ketika tumbuh
pada inang nangka ataupun inang lainnya. Hasil hidrolisis ekstrak air benalu nangka menunjukkan
terbentuknya quercetin, yang berarti ekstrak air ini mengandung glikosida quercetin lainnya. Di
Eropa, benalu spesies Viscum album yang tumbuh pada berbagai inang telah digunakan sebagai obat
alternatif untuk mengobati kanker. Obat-obatan ini sudah bermerk dagang, di antaranya Iscador,
Helixor, dan Eurixor yang sudah dalam tahap uji klinis.
Benalu merupakan tumbuhan parasit yang dianggap se bagai tumbuhan yang merugikan karena
dapat menurunkan produktivitas tumbuhan inangnya. Namun, benalu juga dikenal sebagai salah
satu tumbuhan obat. Dengan strategi bioactivity guided isolation terhadap aktivitas antioksidan,
telah berhasil diisolasi senyawa quercitrin (Gambar 1) dari benalu belimbing (Dendrophthoe
pentandra)35. Senyawa ini terdapat dalam jumlah mendekati 90% dari total ekstrak dengan aktivitas
antioksidan yang tinggi (IC50=5,19 µg/ml)35.
Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.), adalah obat tra disional anti-inflamasi, antikanker,
dan hepatoprotektif. Ekstrak etanol H. corymbosa menunjukkan aktivitas penghambatan sel kanker
payudara manusia YMB-1 dengan IC50 6,51 µg/ml. Dengan bioactivity guided isolation dari fraksi
metilen klorida (IC50 2,75 μg/ml), berhasil diisolasi lead compound asperulosida (Gambar 2)36.
Senyawa ini menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap sel kanker manusia YMB-1 (sel kanker
payudara), HL60 (sel kanker leukemia), dan KB (sel kanker nasofaring) dengan nilai IC50 masing-
masing sebesar 0,7, 11,0, dan 104,2 µg/ml36.