Anda di halaman 1dari 10

1.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Coca – Cola, label softdrink yang sudah terkemuka di dunia. Telah dikembangkan di
hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Dengan berbagai macam produk
minuman yang telah dikembangkan membuat masyarakat dunia lebih mengenal Coca  –
Cola. Berbagai usaha pemasaran dilakukan untuk dapat dikonsumsi konsumen. Termasuk
distribusi hingga ke seluruh penjuru negeri untuk melayani konsumen.
Di Indonesia terdapat main-office Coca – Cola Indonesia, yaitu Coca-Cola Amatil
Indonesia (CCAI), Jakarta Plant berlokasi di Jl. Teuku Umar Km. 46 Rawamaju Desa
Sukadanau Cikarang Barat, Jawa Barat. Merupakan pusat jalannya manajemen Coca – Cola
di Indonesia.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk dapat mengetahui analisis SWOT pemasaran Coca-Cola
Amatil Indonesia (CCAI), Jakarta Plant. SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts),
kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats). Berguna dalam
menganalisis manajemen dalam suatu perusahaan. Pengumpulan data digunakan metode
observasi di lapangan dengan mengunjungi minimarket, serta studi pustaka untuk mendukung
teori serta materi tentang Coca - Cola.
Makalah ini diharapkan dapat sebagai referensi bagi penulis mengenai analisis SWOT
Coca - Cola Amatil Indonesia (CCAI) serta bahan studi untuk mengembangkan dalam dunia
ilmu perpustakaan sebagai penulis pelajar. Untuk pengelola perpustakaan diharapkan dapat
mencontoh metode pemasaran Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI). Sehingga dunia
perpustakaan menjadi dunia yang lebih menarik dan tentunya dapat mencerdaskan bangsa.

2. Pembahasan

2.1. Coca-Cola
2.1.1. Sejarah Coca-Cola di Dunia
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth
Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama
kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M.

1
Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena
berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia
menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling
terkenal di dunia.

Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai
macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian
dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang
inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta
serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatkan
nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.

Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan
kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut:
"Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong
penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan
akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama
dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada
tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

2.1.2.      Sejarah Coca-Cola di Indonesia

Coca-Cola pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 1927, ketika Netherland Indische
Mineral Water Fabrieck ( Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) membotolkan untuk pertama
kalinya di Batavia (Jakarta). Produksi Coca-Cola lumpuh pada zaman penjajahan Jepang
(1942-1945) tetapi tepat sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia, pabrik tersebut
beroperasi dibawah nama The Indonesia Bottles Ltd Nv (IBL) dengan status perusahaan
Nasional.
Tercatat sampai saat ini 11 pabrik Coca-Cola yang beroperasi di berbagai provinsi di
Indonesia, berturut-turut berdasarkan tahun pendiriannya adalah Jakarta (1971), Medan
(1973), Surabaya (1976), Semarang ( 1976), Ujung Pandang (1981), Bandung (1983), Padang
(1985), Bali (1985), Manado (1985), Banjarmasin (1981), dan Lampung (1995).
2.1.3.      Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI), Jakarta Plant
Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI), Jakarta Plant berlokasi di Jl. Teuku Umar Km. 46
Rawamaju Desa Sukadanau Cikarang Barat, Jawa Barat 17520. Coca-Cola Amatil Indonesia,
Jakarta Plant memiliki luas area sebesar+ 22 hektar dan memiliki beberapa unit produksi dan

2
disebut dengan line produksi. Ada 13 line produksi yang terdapat pada Coca-Cola Amatil
Indonesia, Jakarta Plant.
Puncak pimpinan di PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Cibitung disebut Plant
Manager. Plant Manager memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap semua aktivitas
produksi dan operasi perusahaan serta bertugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinasi
dan mengevaluasi kegiatan penyelenggaraan perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan. Dalam melaksanakan tugasnya Plant Manager dibantu dan bekerja sama
dengan bagian-bagian lain yang ada di bawah wewenangnya. Bagian-bagian lainnya
adalah Secretary Cibitung Plant Manager, Plant Improvement Manager, Plant Human
Resources Manager, One Way Package (OWP) Manager, Returnable Glass Bottler (RGB)
Manager, Tetra Waste Aseptic (TWA) Manager, Ware And Transportation (WT) Manager,
Distribution Operation Planning (DOP) Manager, Quality Assurance (QA) Manager,
Maintainance And Engineering (ME) Manager.
2.2.       Program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-
produk
a.       Program promosi
Mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan
penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk
b.      Layanan konsumen
Didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus menerus
terhadap produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada
seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.
c.       Area Marketing Contractor
Mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis
Usaha Kecil dan Menengah (UKM ) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua
kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area
Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.
d.      Layanan Pendingin Produk
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen kami lebih menyukai membeli produk-produk
Coca-Cola dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink
Equipment (Peralatan Pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan
penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
e.       HoReCa

3
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, memberikan
beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini.
f.       Produk dan Distribusi
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola Bottling Indonesia
diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang tersebar di seluruh
Indonesia. diproses melalui beberapa tahapan, yaitu: persiapan bahan, pencampuran,
pencucian, pengisian dan penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, dan
pengangkutan. Tim penjualan kami yang sangat besar tidak saja menjual produk-produk kami
kepada para pelanggan, tetapi mereka juga memberikan saran bagaimana sebaiknya mereka
menjual produk-produk Coca-Cola. Supervisor penjualan kami juga tertaur mengunjungi para
pelanggan dan memberikan bimbingan, serta menampung masukan yang disampaikan para
pelanggan.
g.      Inovasi
Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia
semakin besar, dikenal luar, serta memberikan konstribusi bagi masyarakat dan bangsa
Indonesia. Dengan memahami kebutuhan dan prilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam
Indonesia, Coca-cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan
produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Strategi
pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri yang unik dan kreativ. Berbagai
program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui
konser music, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV.
Pada tahun 2004 ini,

2.3.  Produk dan Penjelasan
Beberapa produk Coca-cola Amatil Indonesia beserta penjelasannya :
a.      Coca-cola
Coca-cola merupakan merek minuman ringan terpopuler dan paling laris dalam sejarah
hingga saat ini. Diciptakan oleh Dr.John S. Pemberton, di Atlanta, Georgia. Pertama
diperkenalkan sebagai minuman fountaindengan mencampurkan sirup rasa Cola dengan air
berkarbonasi.
b.      Diet Coke

4
Diet Coke adalah minuman bagi mereka yang menginginkan minuman tanpa kalori tetapi
kaya akan rasa. Merupakan minuman bebas gula nomor 1 di masyarakat Amerika yang peduli
diet.
c.       Sprite
Sprite adalah minuman ringan dengan aroma rasa lemon yang paling digemari.
Diperkenalkan tahun 1960, memiliki daya pikat yang besar di kalangan muda dan dijual di
190 negara di dunia termasuk Indonesia.
d.      Fanta
Fanta merupakan merek dari The Coca-Cola Company untuk minuman dengan rasa
buah-buahan yang sangat menonjol. Fanta berasal dari kata “Fantasie” yang artinya imajinasi
atau khayalan. Di seluruh dunia ada lebih dari 70 jenis rasa dengan rasa jeruk (Orange)
sebagai volume terbesar. Di Indonesia, Fanta mulai dipasarkan tahun 1973 dan memiliki tiga
varian rasa (Strawberry, Orange, dan Blueberry)
e.       Schweppes
Tahun 1783, Jacob Schweppe mematenkan proses khusus pembuatan air berkarbonasi
dan awal PD II menjadi manufaktur terkemuka di Inggris. Tahun 2000, Schweppes telah
menjadi bagian dari produk Coca-Cola di Indonesia.
f.       A&W
A&W merupakan singkatan dari nama penciptanya, Roy Allen dan Frank Wright.
Berkembang dalam produk Root Beer-nya. Masyarakat dunia menyukai A&W Rott Beer
yang kaya akan rasa, lembut, dan lapisan atasnya yang tebal.
g.      Frestea
Merek ini dikembangkan secara lokal dan merupakan bagian dari Beverage Partners
Worldwide (BWP), yaitu perusahaan patungan hasil kemitraan yang sukses antara The Coca-
Cola Company dengan Nestle. Proporsi Frestea dikembangkan untuk menangkap pengalaman
dalam menikmati teh tubruk, dengan rasa, aroma, dan warna menjadi faktor terpenting.
h.      Ades
Akhir tahun 2000, perusahaan Coca-Cola telah menjalin kemitraan jangka panjang
dengan PT AdeS Alfindo Putrasetia Tbk dengan mengakuisisi merek dagang AdeS. AdeS
merupakan air minum dalam kemasan yang murni, aman, dan tepercaya.
i.        Powerade Isotonik
Powerade Isotonik merupakan minuman isotonik dari The Coca-Cola Company yang
mengandung ion elektrolit yang seimbang dari garam dan mineral, sehingga mudah diserap

5
tubuh. Mengandung vitamin B3, B5, B6, B12, dan vitamin C. Mulai diluncurkan di Indonesia
tahun 2006 untuk menggantikan varian isotonik sebelumnya, Aquarius.
j.        Minute Maid Pulpy Orange
Minute Maid Pulpy Orange adalah minuman rasa buah jeruk dengan vitamin C & Pulp
(Bulir Jeruk Asli)

2.4 Dampak Kesehatan Mengkonsumsi Coca-Cola


Penelitian menunjukkan bahwa soda dan minuman manis merupakan sumber utama
kalori yang tinggi. Banyak ahli gizi mengatakan bahwa Coca-Cola dan minuman ringan
lainnya dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama untuk anak-anak muda
yang sering meminum minuman ringan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengguna
secara teratur minuman ringan memiliki asupan rendah kalsium, magnesium, asam askorbat,
riboflavin, dan vitamin A. Minuman ini juga telah menimbulkan kritik untuk penggunaan
kafein, yang dapat menyebabkan ketergantungan fisik. Sebuah situs menunjukkan bahwa
mengonsumsi dalam jangka panjang yang teratur menyebabkan osteoporosis pada wanita
yang lebih tua (tapi tidak laki-laki). Hal ini diperkirakan karena adanya asam fosfat.
Sebuah kritik umum Coke berdasarkan tingkat keasaman diduga beracun yang telah
ditemukan untuk menjadi tidak berdasar oleh para peneliti; tuntutan hukum berdasarkan
gagasan ini telah diberhentikan oleh pengadilan Amerika beberapa alasan ini. Meskipun
banyak kasus pengadilan telah diajukan terhadap The Coca-Cola sejak tahun 1920-an,
menyatakan bahwa keasaman minuman ini berbahaya, tidak ada bukti yang menguatkan
klaim ini telah ditemukan. Dalam kondisi normal, bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan
keasaman Coca-Cola tidak mengakibatkan kerusakan langsung pada tubuh.
Sejak tahun 1980 di AS, Coca-Cola telah dibuat dengan sirup jagung tinggi fruktosa
(HFCS) sebagai bahan pembuatan. Beberapa ahli giji menyarankan untuk berhati-hati
terhadap konsumsi HFCS karena dapat memperburuk obesitas dan diabetes yang lebih dari
gula tebu . Selain itu, sebuah penelitian pada 2009 menemukan bahwa hampir setengah dari
sampel yang diuji dari HFCS komersial mengandung zat berbahaya yaitu merkuri.
Di India, ada sebuah kontroversi besar apakah ada pestisida dan bahan kimia berbahaya lain
terdapat di dalam produk kemasan, termasuk Coca-Cola. Pada tahun 2003 Pusat Sains dan
Lingkungan (CSE), sebuah organisasi non-pemerintah di New Delhi, mengatakan air soda
yang diproduksi oleh produsen minuman ringan di India, termasuk raksasa multinasional
PepsiCo dan Coca-Cola, mengandung racun termasuk lindan, DDT, yang dapat berkontribusi
terhadap kanker dan gangguan sistem kekebalan tubuh. CSE menemukan bahwa India
menghasilkan produk minuman ringan Pepsi telah 36 kali tingkat residu pestisida
diperbolehkan sesuai dengan peraturan Uni Eropa; minuman ringan Coca-Cola ditemukan
memiliki 30 kali jumlah yang diizinkan. CSE mengatakan telah menguji produk yang sama
dijual di Amerika Serikat dan tidak menemukan residu seperti Setelah tuduhan pestisida
dilakukan pada tahun 2003., Coca-Cola penjualan di India mengalami penurunan sebesar 15
persen. Pada tahun 2004 sebuah komite parlemen India didukung temuan CSE dan sebuah
komite yang ditunjuk pemerintah bertugas dengan mengembangkan standar pertama di dunia

6
pestisida untuk minuman ringan. The Coca-Cola telah menjawab bahwa pabrik filter air
untuk menghilangkan kontaminan potensial dan yang produknya diuji untuk pestisida dan
harus memenuhi standar kesehatan minimum yang sebelum Coca-Cola didistribusikan. Di
negara bagian India Kerala penjualan dan produksi Coca- cola, bersama dengan minuman
ringan lainnya, pada awalnya dilarang setelah tuduhan, sampai Pengadilan Tinggi di Kerala
terbalik hanya memutuskan bahwa pemerintah federal bisa melarang produk makanan. Coca-
Cola juga telah dituduh penggunaan air yang berlebihan di India.
2.5.            Analisa SWOT
2.5.1.      Pengertian Analisa SWOT
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang
(Opportunities), dan ancaman (Threats). Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan
untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang
dihadapi.
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan
internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
2.5.2.      Kekuatan Perusahaan
1.Menguasai pangsa pasar dunia, begitu juga di Indonesia. Telah merambah dari pusat
perbelanjaan, pertokoan, hingga pedagang asongan.
2.Beroperasi hingga lebih dari 200 negara.
3.Memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman
4.Perusahaan minuman terbesar sedunia
5.Sebagai inovator dalam industri soft drink. Memberikan varian serta inovasi yang kreatif
hingga menarik bagi pembeli, serta dapat berinovasi produk di negara yang
mengembangkannya.
6.Melakukan bottling investment dengan beberapa investee
7.Mempunyai struktur organisasi yang sangat baik
8.Memiliki kepopuleran merk yang tinggi dan dikenal oleh masyarakat sedunia
9.Memiliki divisi di beberapa negara, termasuk Indonesia
10. Nomor 1 dalam penjualan minuman jus dan Nomor 1 dalam penjualan minuman teh dan
kopi
11.Coca Cola memenangkan penghargaan untuk kategori kemasan kaleng dari jenis produk
yang paling inovatif dan atraktif.
12.Perbedaan geografi perusahaan memberikan keseimbangan

7
13.Memiliki social responsibilities yang sangat baik

2.5.3.      Kelemahan Perusahaan
Isu kesehatan mungkin salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh  produk Coca-
Cola. Masalah kandungan kalori berlebih yang diantisipasi dengan cara meluncurkan produk
sugar free ternyata juga masih mendapat hambatan dari adanya isu kesehatan mengenai
pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti. Selain itu
produk ini juga belum mulai beralih ke produk ramah lingkungan, sementara mulai banyak
minuman ringan yang memakai isu keseahatan dan lingkungan dalam kampanye produk
mereka. Selain itu masih memiliki beberapa kelemahan lainnya meliputi :
1.      Inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan
pasar
2.      Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain
3.      Bagan struktur organisasi yang tidak mencakup semua jabatan yang ada

2.5.4.      Peluang Perusahaan
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang terjadi pada pasar minuman ringan non  soda dan 8,5%
pada air mineral kemasan merupakan peluang yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh
Coca-Cola. Hal ini sudah dilakukan dengan produknya yaitu Air mineral Ades dan produk
minuman Isotonik. Selain itu menurut data masih banyak pasar di wilayah Asia Tengah dan
Afrika yang tingkat konsumsi minuman ringan bersodanya masih rendah. Ini merupakan Blue
Ocean bagi pemasaran Coca Cola dimasa depan. Selain itu peluang lain yang dimiliki coca-
cola adalah :
1.      Meningkatnya gaya hidup beberapa konsumen akan softdrink
2.      Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena luasnya jaringan
3.      Kerjasama dengan berbagai pihak. Telah ada Coca-Cola Foundation yang di Indonesia
Coca-Cola Foundation Indonesia. Bergerak di bidang pendidikan. Dengan salah satu
programnya yaitu PerpuSeru yang telah bermitra dengan perpustakaan umum 35
kabupaten/kota di Indonesia. Program PerpuSeru diselenggarakan dalam rangka membantu
mengembangkan perpustakaan umum menjadi pusat belajar masyarakat, termasuk
diantaranya memiliki kemampuan untuk memberdayakan perempuan, remaja, dan wirausaha.
4.      Pengembangan produk baru jenis makanan
5.      Pertumbuhan iklan di internet karena penggunaan internet telah meningkat

8
2.5.5.   Ancaman Perusahaan
1.      Banyak konsumen yang mulai meninggalkan minuman berkarbonasi
2.      Di beberapa negara seperti India melarang penjualan coca-cola
3.      Invasi AS ke Irak yang mempengaruhi penjualan coca-cola
4.      Tingginya harga bahan mentah
5.      Kesulitan mengatur seluruh anak perusahaan sedunia

3. Penutup

 3.1. Simpulan
Sebuah perusahaan besar selalu memulai dari tingkat terbawah. Belajar untuk
mengembangkan produknya, melakukan evaluasi secara berkala, berusaha dapat menguasai
pasar. Coca - Cola berusaha menerapkan manajemen pemasaran dengan baik hingga diterima
masyarakat di seluruh dunia. Dengan berbagai produk minuman yang ada, Coca – Cola
menjadikan seluruh masyarakat berpikir bahwa softdrink yaitu Coca – Cola.
Pemasaran di Indonesia juga mengesankan. Memberi jangkauan distribusi hingga
pelosok negeri. Memberi donasi kepada setiap program pemerintah. Memberi andil juga
dalam membangun pendidikan terutama di bidang Perpustakaan melalui PerpuSeru. Kerja
sama yang baik inilah yang dapat dijadikan pembelajaran bagaimana perpustakaan sebaiknya
memanajemen pemasaran yang ada.
Coca - Cola memiliki Kekuatan (Strenghts) yang banyak. Berbagai macam keunggulan
dapat dimanfaatkan dengan mengurangi kelemahan yang dimiliki. Sehingga peluang yang
didapat masih banyak. Walaupun dengan berkembangnya jaman, banyak tantangan yang
dihadapi sehingga suatu perusahaan tetap berjaya.

3.2. Saran
Pemasaran tidak hanya bertumpu pada produksi barang. Perpustakaan dan pustakawan
memiliki potensi pemasaran jasa untuk tetap dapat “eksis”  dan semakin berkembang.
Memulai dari hal yang rasional dengan memperbaiki kualitas pustakawan dan sarana
perpustakaan dan selanjutnya berkembang ke tingkat yang lebih rumit. Perpustakaan dapat
mencontoh pemasaran yang dilakukan Coca – Cola.

9
Daftar Pustaka
e-journal.uajy.ac.id/3917/3/2KOM03793.pdf
www.coca-cola.co.id/id/sejarah
https://id.wikipedia.org/wiki/Coca-Cola
www.amazine.co › Gaya Hidup › Makan & Minum
http://kemysthery.mhs.narotama.ac.id/2013/04/14/59/
http://www.docstoc.com/docs/69384713/Makalah-Analisis-Sistem-Informasi-
Manajemen-Coca-Cola-Botling Makalah Analisis Sistem Informasi Manajemen Coca-
Cola Bottling Indoneisa, by : Muhammad Ridwan
http://mfile.narotama.ac.id/files/Arasy%20Alimudin/BSC,kasus%20strategi%20dan
%20CAuse%20Root/kasus%20coca-cola-company.PDF
etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian...sub...
ska.web.id/artikel/read/A0061/sistem-informasi-manajemen-coca-cola
fportfolio.petra.ac.id/.../Membangun%20Merek%20dengan%20Mengak...

10

Anda mungkin juga menyukai