Anda di halaman 1dari 20

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan p-ISSN 2548 – 298X

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012 e-ISSN 2548 – 5024


DOI: 10.24034/j25485024.y2017.v1.i1.1841

PENGARUH LINGKUNGAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP


PENGEMBANGAN WIRAUSAHA DI KABUPATEN SLEMAN

Sri Haryani
bundaninik@gmail.com
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Yogyakarta

ABSTRACT

The emerge and growth of entrepreneurs are expected to reduce unemployment and increase the prosperity. The
research objective is to analyze the effect of entrepreneurial environment (government policies and procedures,
socio-economic conditions, skill of entrepreneurial and business, financial assistance, and non-financial assistance)
to the growth of entrepreneurship. Entrepreneurial environment conducive expected to bring new entrepreneurs
and develop existing entrepreneurs. Data were collected by a questionnaire distributed to 66 SMEs in Sleman.
The sampling method using purposive sampling, while data analysis using SPSS 17.00. In this research, test
instruments include the validity and reliability test, the results show that the entire statement item valid and
reliable. Normality test, multicollinearity, and heteroscedasticity showed normal distribution of data, between
independent variables does not occur multicollinearity problems, and found none problem heteroscedasticity. It
can be concluded that the fators that affecting entrepreneurial growth in Sleman is socio-economic conditions,
entrepreneurship and business skills, and financial assistance.

Key words: entrepreneur, entrepreneurial growth, entrepreneurial environment

ABSTRAK

Pertumbuhan dan perkembangan wirausaha diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran dan
meningkatkan kemakmuran. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh lingkungan kewira-
usahaan (kebijakan dan prosedur pemerintah, kondisi sosial ekonomi, ketrampilan kewirausahaan dan
bisnis, bantuan keuangan, dan bantuan non keuangan) terhadap pertumbuhan wirausaha. Lingkungan
kewirausahaan yang kondusif diharapkan dapat melahirkan dan mengembangkan wirausaha. Data
dikumpulkan dengan kuesioner yang disebarkan ke 66 pelaku UMKM di Kabupaten Sleman. Metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sedang analisis datanya menggunakan
Program SPSS 17.00. Dalam penelitian ini dilakukan uji instrumen yang meliputi uji validitas dan uji
reliabilitas yang hasilnya menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan valid dan reliabel. Uji
normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas menunjukkan data berdistribusi normal, antar
variabel independen tidak terjadi masalah multikolinearitas, dan tidak ditemukan masalah
heteroskedastisitas. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
wirausaha di Kabupaten Sleman adalah kondisi sosial ekonomi, ketrampilan kewirausahaan dan bisnis,
dan bantuan keuangan.

Kata kunci : wirausaha, pertumbuhan wirausaha, lingkungan kewirausahaan

PENDAHULUAN kerajinan bambu di kecamatan Mlati, dan


Kabupaten Sleman mempunyai potensi kambing PE di kecamatan Turi, Pakem dan
unggulan yang berupa komoditas pertani- Berbah. Pengembangan potensi unggulan di
an, yang utama yaitu salak pondok dengan kabupaten Sleman dimaksudkan untuk
sentra di kecamatan Tempel, Turi, dan meningkatkan perekonomian masyarakat
Pakem, mendong di kecamatan Minggir, dan mengurangi angka pengangguran.
24
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 25

Upaya pengembangan potensi tersebut ngan pada tingkat yang sama dalam me-
antara lain dilakukan dalam bentuk program wujudkan ide dan intensi berwirausaha
pelatihan dan pendampingan bagi masya- menjadi kenyataan. Oleh karena itu perlu
rakat. Hadisoegondo (2006) menyatakan dilakukan analisis faktor-faktor lingkungan
bahwa untuk menjadikan seseorang menjadi kewirausahaan yang mendukung terhadap
wirausaha mandiri tidak cukup dilakukan pertumbuhan wirausaha, sehingga dapat
dengan pelatihan dan pendampingan saja, disusun kondisi lingkungan kewirausahaan
harus diikuti dengan program untuk yang optimal untuk mendukung per-
membangun suatu jaringan usaha, sehingga tumbuhan wirausaha.
terbentuk sekelompok usaha sejenis (sentra) Penelitian dengan judul “Pengaruh
dan dalam bentuk pengembangannya men- Lingkungan Kewirausahaan Terhadap Pe-
jadi jaringan kluster. ngembangan Wirausaha Di Kabupaten Sle-
Untuk membentuk suatu sentra, pe- man” dilakukan di Kabupaten Sleman”
merintah perlu menyediakan lingkungan dengan tujuan untuk menganalisis lingku-
kewirausahaan yang mendukung lahirnya ngan kewirausahaan seperti apa yang dapat
wirausaha baru dan sekaligus dapat me- mendukung pertumbuhan wirausaha. De-
ngembangkan wirausaha yang ada. Secara ngan diketahuinya lingkungan kewira-
umum lingkungan merupakan segala se- usahaan yang kondusif untuk pertumbuhan
suatu yang ada disekitar obyek dan dapat wirausaha diharapkan akan mempermudah
mempengaruhi maupun dipengaruhi su- pihak-pihak yang terkait dalam melahirkan
byek tersebut. Dengan demikian lingkungan wirausaha baru. Hasil penelitian ini di-
wirausaha merupakan segala sesuatu yang harapkan dapat memberikan masukan bagi
ada di sekitar wirausaha dan dapat mem- pemerintah, lembaga keuangan, lembaga
pengaruhi dan dipengaruhi oleh wirausaha. sosial, dan dunia pendidikan dalam me-
Dalam konteks upaya untuk melahirkan lahirkan wirausaha baru.
wirausaha baru dan mengembangkan wira-
usaha yang ada, yang dimaksud lingkungan TINJAUAN TEORETIS
adalah lingkungan eksternal yang terdiri Pertumbuhan Wirausaha
dari pelanggan, pemasok, pesaing, kreditor, Pertama kali gagasan tentang kewira-
usahaan dan pertumbuhan ekonomi me-
ekonomi, sosial, politik, teknologi, dan
miliki hubungan yang sangat erat dan positif
ekologi, namun tidak semua lingkungan disampaikan oleh Schumpeter pada tahun
eksternal ini mempunyai signifikansi yang 1911, di mana peningkatan jumlah wira-
sama dalam mempengaruhi lahir dan usaha menyebabkan peningkatan per-
berkembangnya wirausaha. tumbuhan ekonomi suatu negara (Bygrave,
Lahirnya usaha baru dimulai dari 2004). Ada lima alasan yang melatar-
belakangi gagasan Schumpeter ini, yakni: (1)
intensi atau minat seseorang untuk memulai
wirausaha mengenalkan produk baru dan
usaha. Ketika seseorang mempunyai intensi
kualitas baru dari suatu produk, (2) wira-
untuk memulai usaha baru, perlu didukung usaha mengenalkan metode baru ber-
dengan lingkungan yang dapat mendorong produksi yang lebih komersial, baik ber-
minat tersebut menjadi kenyataan. Dari ber- dasarkan pengalaman maupun hasil kajian
bagai lingkungan kewirausahaan di atas, ilmiah dari suatu penelitian (3) wirausaha
tidak semua lingkungan memberikan duku- membuka pasar baru, baik dalam negeri
ataupun di negara yang sebelumnya belum
26 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

ada pasar (4) wirausaha menggali sumber keputusan yang telah diambil tidak seperti
pasokan bahan baku baru bagi industri yang diharapkan. Marini dan Hamidah
setengah jadi atau industri akhir, dan (5) (2014) yang melakukan penelitian pada
wirausaha menjalankan organisasi baru dari
siswa SMK Boga di Yogyakarta menyimpul-
industri apapun. Wirausaha mendorong
peningkatan produktivitas yang selanjutnya kan adanya pengaruh efikasi diri lingkungan
akan mendorong pertumbuhan ekonomi keluarga, dan lingkungan sekolah secara
negara. parsial maupun simultan terhadap minat
Pentingnya kewirausahaan mendorong berwirausaha.
negara untuk merencanakan program ke- Seseorang dengan intensi untuk ber-
wirausahaan melalui amanat GBHN 1993 wirausaha akan memiliki kesiapan dan
Angka 8 butir f ”pembinaan usaha ekonomi kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang
rakyat diutamakan pada pengembangan dijalankan dibandingkan seseorang tanpa
kewirausahaan” yang selanjutnya diimple- intensi berwirausaha. Intensi kewirausahaan
mentasikan melalui INPRES No. 4 Tahun diyakini berkaitan dengan perilaku terbukti
1995 Tentang Gerakan Nasional memasya- dapat menjadi cerminan dari perilaku yang
rakatkan dan membudayakan Kewira- sesungguhnya. Oleh karena itu pemahaman
usahaan. Dalam perkembangan terakhir ini, tentang intensi seseorang untuk berwira-
justifikasi perhatian pemerintah antara lain usaha (entrepreneurial intention) dapat men-
didasarkan pada data Kementrian Koperasi cerminkan kecenderungan orang untuk
dan UKM pada tahun 2013 jumlah ke- mendirikan usaha secara riil.
seluruhan unit usaha baik mikro, kecil, dan Bygrave (2004) menyebutkan bahwa
menengah maupun besar sebanyak faktor internal yang dapat memicu lahirnya
57.900.787, mampu menyerap 117.681.244 wirausaha antara lain terdiri dari pen-
tenaga kerja, dan sumbangannya terhadap capaian, lokus kendali (locus of cotrol),
PDB sebesar 9.014.951,2. toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pri-
Penelitian Haryani (2013) menunjukkan badi, pendidikan dan pengalaman. Lahirnya
bahwa karakteristik personal (personality wirausaha juga dipicu oleh faktor faktor
characteristics) yang terdiri dari kebutuhan eksternal seperti peluang, adanya wirausaha
untuk berprestasi (need for achievement) dan yang sukses/sebagai panutan, sumberdaya,
efikasi diri (self efficacy) secara signifikan inkubator, kebijakan pemerintah, pesaing,
berpengaruh terhadap intensi wirausaha. pelanggan, pemasok, dan investor/bank.
Kebutuhan untuk berprestasi ini tercermin Selain menambah jumlah wirausaha,
dalam perilaku yang menunjukkan tang- dalam pertumbuhan wirausaha ini peme-
gung jawab terhadap keputusan yang rintah juga bermaksud meningkatkan kelas
diambil dan mengawal keputusan tersebut wirausaha ke tingkat yang lebih tinggi.
sampai pada pencapaian tujuan yang Berdasar data Kementrian Koperasi dan
diinginkan. Pada umumnya wirausaha yang UKM, pada tahun 2013 terdapat 53.504.416
sukses mempunyai kebutuhan untuk ber- unit usaha mikro, 568.397 unit usaha kecil,
prestasi pada tingkat yang tinggi. Seseorang 42.008 unit usaha menengah, dan 5.150 unit
dengan efikasi diri tinggi mempunyai usaha besar. Pemerintah bermaksud me-
komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan ningkatkan tingkatan wirausaha, sehingga
masalah dan tidak mudah menyerah ketika terjadi pergeseran proporsi dari unit usaha
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 27

mikro, ke unit usaha kecil, menengah, dan Lingkungan Kewirausahaan


besar. Kewirausahaan beroperasi dalam suatu
Seperti halnya benih yang disemai lingkungan yang dinamis, yang pada
umumnya tidak dapat dikendalikan oleh
ditanah yang subur, maka kemungkinan
wirausaha itu sendiri. Lingkungan kewira-
besar benih akan tumbuh dan berkembang. usahaan itu sendiri sangat luas, sehingga
Demikian halnya dengan lingkungan bisnis penelitian yang dilakukan peneliti-peneliti
yang kondusif, maka semakin besar ke- terdahulu juga bervariasi secara luas.
mungkinan bahwa bisnis baru akan lahir Literatur-literatur lingkungan kewirausaha-
dan bisnis yang sudah ada akan ber- an secara umum membahas lingkungan
kembang. Orang akan lebih mungkin di- kewirausahaan yang meliputi kerangka
hukum dan kelembagaan, kehadiran peng-
dorong dan merasa kompeten untuk me-
usaha berpengalaman, kehadiran tenaga
mulai bisnis ketika lingkungan sosial kerja terampil, aksesibilitas pemasok,
menghargai kewirausahaan, ketika berbagai aksesibilitas pelanggan atau pasar baru,
peluang tersedia bagi pengusaha, dan ketika tingkat kompetisi antar perusahaan, ke-
mereka memiliki pengetahuan dan ke- bijakan pemerintah yang mendukung,
terampilan yang dibutuhkan untuk memulai penyediaan pelatihan dan dukungan layan-
an, dan infrastruktur. Selain itu, karakteristik
dan mengelola sebuah bisnis yang cukup.
orang, keterampilan, pengalaman, dan
Kemauan dan kemampuan untuk memulai
motivasi, memainkan peran penting dalam
bisnis dapat lebih ditingkatkan jika peng- penciptaan usaha baru. Gnyawali dan Fogel
usaha potensial (calon pengusaha) tidak (1994) mengelompokkan lingkungan ke-
menghadapi rintangan selama proses awal wirausahaan menjadi lima (5) kelompok
pendirian usahanya dan ketika mereka yakin yaitu kebijakan dan prosedur pemerintah,
bahwa tenaga ahli bisa diperoleh dengan kondisi sosial dan ekonomi, keterampilan
kewirausahaan dan bisnis, bantuan ke-
mudah bila diperlukan. Pemerintah baik
uangan, dan bantuan non keuangan.
secara langsung maupun tidak langsung Penelitian yang dilakukan Supriyanto
mempengaruhi perkembangan lingkungan (2009) menunjukkan adanya faktor di luar
yang dapat mendukung kewirausahaan. ekonomi, misalnya kultur di Indonesia yang
Kebutuhan untuk pengembangan ling- masih menganggap profesi wirausaha
kungan yang kondusif berbeda-beda, di sebagai profesi kurang terhormat, sehingga
negara-negara berkembang kebutuhan akan banyak orang tua yang lebih menginginkan
kewirausahaan lebih besar dari pada di anak-anaknya berprofesi sebagai PNS, ABRI
negara maju karena rendahnya tingkat atau Pegawai Swasta. Oleh karena itu dalam
aktivitas kewirausahaan. Selain itu ke- beberapa kasus ditemukan adanya orang tua
butuhan untuk lingkungan yang kondusif yang kurang mendukung proses dan
akan lebih besar dalam kasus usaha kecil, perkembangan wirausaha.
karena usaha kecil memiliki sedikit kontrol
Penelitian yang dilakukan Ayuningtias
atas lingkungan di mana mereka beroperasi.
dan Ekawati (2015) terhadap mahasiswa
Perusahaan skala kecil mempunyai ke-
Fakultas Ekonomi Universitas Taruma-
kuatan menawar (bargaining power) yang
nagara menunjukkan bahwa lingkungan
lemah yang biasanya diperlukan untuk
keluarga, lingkangan kampus, kepribadian,
mempengaruhi lingkungan suatu per-
dan motivasi baik secara parsial maupun
usahaan.
simultan berpengaruh terhadap minat
28 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

berwirausaha. Penelitian Marini dan bisnis. Agar masyarakat termotivasi untuk


Hamidah (2014) menyimpulkan adanya memulai bisnis diperlukan kebijakan
pengaruh efikasi diri lingkungan keluarga, pemerintah dalam hal adanya perundangan
dan lingkungan sekolah secara parsial dan peraturan yang berpihak pada bisnis,
maupun simultan terhadap minat berwi- penurunan pajak untuk usaha kecil,
rausaha. Lingkungan keluarga dapat men- memberikan peluang usaha bagi usaha kecil,
jadi lingkungan yang kondusif untuk pemberian pinjaman, dan mempermudah
menumbuhkan minat berwirausaha dalam perizininan untuk usaha baru.
bentuk dorongan kemandirian, prestasi, dan Kajian teori dan beberapa penelitian
tanggung jawab. Selain itu orang tua juga terdahulu menunjukkan pentingnya lingku-
dapat memberikan dukungan moril dalam ngan kewirausahaan dalam menumbuhkan
bentuk kepercayaan dan pemberian ide/pe- kewirausahaan di masyarakat. Meskipun
mikiran serta dukungan materiil dengan teori dan penelitian-penelitian tentang
memberikan modal, penyediaan alat/per- lingkungan kewirausahaan di atas dengan
lengkapan usaha atau lokasi/tempat usaha. berbagai variasi namun intinya menyatakan
Sesuai dengan misi Sekolah Menengah bahwa lingkungan kewirausahaan baik
Kejuruan untuk mencetak lulusan yang siap lingkungan internal maupun eksternal
berwirausaha, maka sekolah perlu men- berpengaruh terhadap pertumbuhan wira-
transformasikan karakteristik wirausaha usaha. Pengaruh tersebut dapat bersifat
kepada siswanya. Tansformasi tersebut langsung maupun tidak langsung. Dalam
dapat dilakukan melalui lingkungan sosial penelitian ini yang termasuk dalam ling-
sekolah yang terdiri dari guru, tenaga kungan kewirausahaan adalah kebijakan
kependidikan, teman-teman sekolah, dan dan prosedur pemerintah, kondisi sosial
budaya sekolah serta lingkungan non sosial ekonomi, kewirausahaan dan ketrampilan,
sekolah yang terdiri dari kurikulum, bantuan keuangan, dan bantuan non
program, dan sarana prasarana. keuangan.
Penelitian Wulandari (2009) menunjuk-
kan lingkungan eksternal dan internal baik Kebijakan dan Prosedur Pemerintah
secara memiliki pengaruh positif terhadap Dalam suatu sistem ekonomi yang
orientasi wirausaha. Lingkungan eksternal kompleks, diperlukan peran pemerintah
diukur melalui perubahan lingkungan, sebagai regulator yang akan mengatur
sumber daya, peraturan, persaingan, inter- sistem yang ada sehingga sistem dapat
nasionalisasi, teknologi, dan karakteristik berjalan dan sesaui dengan realitas sosial.
industri sedang lingkungan internal diukur Fungsi regulatori tersebut antara lain di-
melalui ukuran perusahaan, struktur organi- wujudkan dalam bentuk peraturan per-
sasi, strategi perusahaan, proses pembuatan undangan yang dimaksudkan untuk meng-
strategi, sumber daya perusahaan, budaya atur sistem perekonomian. Beberapa per-
perusahaan, dan karakteristik tim mana- aturan perundangan yang diharapkan dapat
jemen puncak. Sementara penelitian yang mendorong pertumbuhan wirausaha antara
dilakukan Ferediouni (2010) menunjukkan lain hukum kepailitan, dengan tujuan untuk
bahwa lingkungan eksternal mempengaruhi melindungi kepentingan debitur maupun
motivasi masyarakat Iran untuk memulai krediturnya. Undang-undang yang me-
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 29

lindungi hak-hak kepemilikan (property akan di ekspor, dapat memenuhi ketentuan


right), yang mencakup hak individu dalam standar yang berlaku dan mampu bersaing
bentuk Hak Cipta (UU No 9 tahun 2001) dengan produk negara lain.
maupun hak industri dalam bentuk Paten Kemudahan persyaratan prosedural
(UU no 14 tahun 2001) dan Merek (UU no 15 untuk pengurusan berbagai perizinan usaha
tahun 2001). UU No 5 tahun 1999 tentang yang meliputi Surat Izin Tempat Usaha
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan (SITU), Surat Izin Usaha Perdagangan
Usaha Tidak Sehat dengan tujuan untuk (SIUP), dan Tanda Daftar perusahaan (TDP)
menjaga kepentingan umum dan me- dilakukan oleh pemerintah tingkat kabu-
ningkatkan efisiensi ekonomi nasional se- paten/kota dengan menyusun pelayanan
bagai salah satu upaya untuk meningkatkan satu atap. Pelaku usaha yang melakukan
kesejahteraan rakyat dan mewujudkan iklim pengurusan izin tidak perlu mendatangi
usaha yang kondusif melalui pengaturan berbagai kantor dan berbagai meja, sehingga
persaingan usaha yang sehat sehingga men- menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Bagi
jamin adanya kepastian kesempatan ber- perusahaan manfaktur yang izin usahanya
usaha yang sama bagi pelaku usaha besar, harus dilampiri dengan AMDAL, prosedur
pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha pengurusannya juga dipermudah.
kecil. Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)
Pemerintah melakukan pembatasan yang berada di bawah Kementerian Kope-
impor yang dikenal dengan pembatasan rasi dimaksudkan sebagai lembaga pen-
kuota misalnya untuk produk buah-buahan damping bagi pelaku usaha. Para pelaku
dan pakaian jadi guna melindungi per- usaha dapat mengadukan masalahnya ke
usahaan di dalam negeri. Pembatasan ekspor PLUT, yang akan ditangani oleh konsultan
juga dilakukan, dengan tujuan untuk me- bisnis yang ada di PLUT tersebut. Terhadap
menuhi kebutuhan di dalam negeri dan permasalahan pemasaran produk-produk
untuk meningkatkan nilai tambah bagi UMKM yang sering dikeluhkan oleh pelaku
produk yang akan diekspor. Selain itu usaha, saat ini kementerian bekerja sama
pembatasan impor juga dilakukan dengan dengan Kadin menyusun e-commerce yaitu
mengenakan tarif bea masuk yang relatif ukmmarket.co.id yang merupakan pusat jual
tinggi, sehingga harga produk impor ter- beli online untuk produk UKM Indonesia.
sebut sampai di tangan konsumen dengan Semua upaya pemerintah di atas di-
harga yang relatif mahal. maksudkan untuk dapat meningkatkan per-
Kebijakan pemerintah yang berpihak tumbuhan dan perkembangan wirausaha.
pada wirausaha antara lain diwujudkan Penelitian yang dilakukan Setyawati et al.
dalam bentuk keringanan pajak, pemberian (2013) menyatakan bahwa pemerintah ber-
kredit dengan bunga murah, pendidikan, peran dalam pertumbuhan usaha mebel dan
pelatihan, dan inkubator, serta bantuan anyaman rotan di Kabupaten Hulu Sungai
pemasaran dan teknologi. Dengan adanya Utara, Kalimantan Selatan. Dari kajian teori
kebijakan pemerintah ini harga barang dan penelitian terdahulu dapat disusun
dalam negeri diharapkan menjadi murah, hipotesis pertama (H1): kebijakan dan
sehingga mampu bersaing dengan produk- prosedur pemerintah (KPP) berpengaruh
produk impor. Apabila produk tersebut terhadap pertumbuhan wirausaha (PW).
30 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

Kondisi Sosial dan Ekonomi (UMKM), dengan rata-rata pertumbuhan


Kondisi lingkungan menunjukkan ada- per tahun 4,23%. Bidang usaha UMKM
nya hubungan antar individu di suatu bermacam-macam, meskipun demikian
wilayah atau daerah tertentu atau seringkali mayoritas UMKM bergerak di bidang
merujuk pada kondisi masyarakat tertentu. perdagangan, industri rumah tangga, dan
Sikap yang positif dari masyarakat terhadap berbagai jasa seperti cuci mobil, loundry,
kewirausahaan dan dukungan masyarakat bengkel, tukang jahit, salon, rumah makan,
luas untuk kegiatan kewirausahaan akan dan transportasi.
memotivasi orang untuk memulai usaha Kesuksesan finansial yang dapat di-
baru. Sebaliknya, sikap yang negatif ter- peroleh dari mereka yang membangun
hadap kewirausahaan dapat menyebabkan usaha sendiri jauh lebih banyak dibanding
kewirausahaan tidak berhasil. Faktor-faktor yang bekerja sebagai karyawan, PNS,
psikologis yang terlanjur terbentuk di maupun militer mendorong orang untuk
masyarakat yang bersifat negatif terhadap memilih memulai usaha sendiri. Dari me-
wirausaha antara lain pelit, egois, tidak jujur, reka yang sukses menjadi wirausaha
agresif dan materialistik, sedangkan yang tersebut, kemudian masyarakat mengana-
bersifat positif antara lain pandangan bahwa lisis karakteristik wirausaha yang tidak
wirausaha adalah inovator, kreatif, rajin, dimiliki oleh bukan wirausaha antara lain
ulet, mempunyai motivasi tinggi, dan mem- berani mengambil risiko, kerja keras dan
punyai naluri untuk melihat peluang. disiplin, mandiri dan realistik, berpikir
Peningkatan efektivitas program pe- positif dan bertanggung jawab, dapat me-
ngembangan kewirausahaan memerlukan ngendalikan emosi, dan berusaha mencari
dukungan yang luas dari seluruh struktur jalan keluar dari setiap permasalahan. Dari
masyarakat dan organisasi yang ada. Pe- karakteristik-karakteristik ini, kemudian se-
nelitian Haryani (2013) menunjukkan bahwa seorang yang mempunyai intensi untuk
lingkungan berpengaruh positif terhadap berwirausaha akan meniru karakeristik
intensi berwirausaha, di mana orang tua dan tersebut.
kerabat dapat membantu calon pengusaha Bagi wirausaha yang sukses, peme-
dalam membangun jaringan, bantuan ke- rintah menganugerahkan penghargaan
uangan yang dibutuhkan, serta dukungan Upakarti karena dedikasinya dalam me-
moral. Demikian dengan penelitian Crissanti ngembangkan industri kecil dan menengah.
dan Tjiptono (2012) menunjukkan bahwa Penghargaan ini merupakan salah satu
instrumental readiness seperti akses ke sumber bentuk pemenuhan kebutuhan untuk
modal, akses informasi, dan jaringan sosial berprestasi bagi wirausaha. Secara teoritis
berpengaruh positif terhadap intensi ber- kebutuhan untuk berprestasi ini diyakini
wirausaha. menjadi faktor pendorong intensi ber-
Perkembangan saat ini menunjukkan wirausaha, seperti hasil penelitian Winarno
peningkatan jumlah orang yang memilih (2010) yang menyebutkan adanya hubungan
untuk memulai usaha sendiri. Data Ke- positif antara motivasi berprestasi dengan
menterian Koperasi dan UKM menunjukkan sikap wirausaha. Namun dalam penelitian
bahwa pada tahun 2013 terdapat 57.895.721 Crissanti dan Tjiptono (2012) kebutuhan
unit usaha mikro kecil dan menengah untuk berprestasi tidak berpengaruh ter-
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 31

hadap intensi berwirausaha mahasiswa di usaha menjanjikan kehidupan yang lebih


DIY. Hasil penelitian Janah dan Winarno baik.
(2015) juga menunjukkan bahwa motivasi Melalui INPRES Nomor 4 Tahun 1995
tentang Gerakan Nasional Memasyarakat-
berprestasi tidak berpengaruh secara signi-
kan dan Membudayakan Kewirausahaan,
fikan terhadap intensi berwirausaha siswa pemerintah menetapkan bahwa konsep
SMK N I Banyuwangi. kewirausahaan harus menjadi materi resmi
Pertumbuhan ekonomi akan mem- dalam pendidikan di sekolah-sekolah me-
pengaruhi lahir dan berkembangnya wira- nengah dan atas dan disebarluaskan bagi
usaha, karena dengan ekonomi yang semua pihak, khususnya generasi muda.
berkembang maka kesempatan usaha juga Manurung (2013) menyebutkan perlunya
kewirausahaan sekolah untuk menciptakan
ikut berkembang. Peningkatan Produk Do-
sesuatu yang baru, unik bermakna (bernilai),
mestik Bruto (PDB) sebagai salah satu melalui pemikiran kreatif dan inovatif demi
indikator pertumbuhan ekonomi akan terciptanya peluang, ruang, dan uang.
menyebabkan peningkatan daya beli, se- Dalam perkembangannya di beberapa Per-
hingga akan menyerap produk yang ada di guruan Tinggi di Indonesia seperti di STIM
pasar. Kebijakan mempermudah masuknya YKPN Yogyakarta sudah di bentuk Pusat
investasi asing ke Indonesia maupun Wirausaha, dan bahkan Universitas Ciputra
mengkalim universitasnya sebagai “Entre-
investasi pemerintah akan menyebabkan
preneur University”. Selain itu beberapa
peningkatan barang dan jasa yang dihasil- institusi juga berperan dalam pengemba-
kan yang selanjutnya akan menyebabkan ngan kewirausahaan, salah satunya Program
pertumbuhan ekonomi. Wirausaha Mandiri dari Bank Mandiri.
Berdasar penelitian terdahulu dan Program peningkatan ketrampilan ke-
landasan teori di atas disusun hipotesis wirausahaan dan bisnis disesuaikan dengan
kedua (H2): kondisi sosial ekonomi (KSE) masalah yang dihadapi wirausaha, sehingga
berpengaruh terhadap pertumbuhan wira- dapat membantu menyelesaikan masalah
usaha (PW). yang dihadapi dan meningkatkan motivasi
bagi calon wirausaha untuk memulai usaha
Ketrampilan Kewirausahaan dan Bisnis baru. Hasil penelitian Dian et al. (2014)
Ketrampilan kewirausahaan dapat menunjukkan bahwa pelatihan kewira-
diberikan secara formal melalui pendidikan usahaan mampu meningkatkan kualitas jiwa
dan pelatihan yang diberikan oleh lembaga
wirausaha yang dibuktikan dengan muncul-
pendidikan maupun lembaga pelatihan.
Hasil penelitian Rosmiati et al. (2015) nya aspek kreativitas, inovasi, dan ke-
menunjukkan bahwa sikap dan motivasi beranian dalam mengambil risiko. Pelatihan
tidak berpengaruh terhadap minat maha- pembukuan berjalan baik, terbukti dengan
siswa untuk berwirausaha. Hal ini disebab- munculnya kemampuan UMKM dalam
kan ketidakpahaman mahasiswa untuk menentukan biaya produksi, catatan per-
menjalankan usaha, kurang menyukai
sediaan bahan baku dengan metode FIFO,
tantangan, dan kurang berani mengambil
dan pembuatan laporan keuangan dengan
risiko. Memberikan wawasan, pelatihan,
dan bimbingan wirausaha merupakan salah aplikasi MYOB.
satu pilihan untuk memupuk jiwa ke- Selain menjadi modal utama pem-
wirausahaan dengan harapan dapat meng- bangunan, wirausaha yang kuat dan handal
ubah pendapat mahasiswa bahwa wira- menjadi bearing dalam menghadapi gejolak
32 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

ekonomi global, serta menghadapi era baru (PLUT) yang merupakan lembaga yang
liberalisasi ASEAN Economic Community menyediakan jasa non finansial yang me-
(Sijabat, 2012). Untuk itu wirausaha khusus- nyeluruh dan terintegrasi bagi koperasi dan
nya UMKM memerlukan peningkatan UKM juga menyediakan konsultan teknis
kapasitas yang mencakup akses informasi, untuk membantu UMKM. Sementara itu
teknologi, pembiayaan, dan pasar. dalam beberapa kasus, bantuan teknologi
Secara umum wirausaha pada skala yang berupa peralatan yang diberikan
kecil dan menengah menghadapi kendala pemerintah tidak sesuai dengan kebutuhan
dalam mengakses informasi, yang antara UMKM, yang disebabkan pada proses
lain ditunjukkan dengan penggunaan jaring- pengadaannya tidak mengikutsertakan
an telepon, jaringan telepon bergerak, dan UMKM sebagai pihak yang akan meng-
penggunaan website yang masih relatif gunakan. Hipotesis ketiga yang disusun
rendah. Selain itu, bagi wirausaha yang adalah: H3: ketrampilan kewirausahan dan
sudah menggunakan jaringan telepon dan bisnis (KKB) berpengaruh terhadap per-
telepon bergerakpun proporsi pengguna- tumbuhan wirausaha (PW).
anya untuk mencari peluang usaha relatif
lebih kecil dibanding untuk keperluan Bantuan Keuangan
keluarga dan sosial. Pengembangan dalam Kebijakan pemerintah melalui Bank
bidang desain dan teknologi sebagaimana Indonesia dalam pengembangan UMKM
untuk menjembatani kesenjangan antara
dimaksud pada pasal 16 UU Nomor 20 tahun
UMKM dan perbankan dalam rangka
2008 dilakukan dengan cara (1) meningkat- meningkatkan akses keuangan dilakukan
kan kemampuan di bidang desain, teknologi, dengan memperbaiki 3 kesenjangan yaitu
dan pengendalian mutu; (2) meningkatkan kesenjangan skala, formalitas, dan informasi
kerja sama dan alih teknologi; (3) me- (Wibowo dan Artati, 2012). Kesenjangan
ningkatkan kemampuan UKM di bidang skala muncul karena adanya perbedaan
penelitian untuk pengembangan desain dan antara jumlah kebutuhan dana UMKM yang
umumnya relatif kecil sementara jumlah
teknologi baru; 4) memberikan insentif
kredit yang diberikan perbankan relatif
kepada UMKM yang mengembangkan besar. Kesenjangan formalitas disebabkan
teknologi dan melestarikan lingkungan ketidakmampuan UMKM dalam memenuhi
hidup; serta (5) mendorong sertifikasi persyarakat administrasi bank, khususnya
UMKM unutk memperoleh sertifikat hak dalam hal agunan, sedangkan kesenjangan
atas kekayaan intelektual. informasi muncul karena ketidaktahuan
UMKM terhadap prosedur dan produk
Hasil kajian Kementerian Koperasi dan
perbankan, serta ketidaktahuan perbankan
UKM tahun 1999 menunjukkan adanya
mengenai UMKM yang dapat dibiayai.
ketertinggalan UMKM di bidang teknologi Perusahaan modal ventura yang diawali
yang disebabkan oleh (1) ketidakmampuan dengan pembentukan PT Bahana Pembinaan
membeli teknologi karena profit margin Usaha Indonesia (BPUI) dengan tujuan
UMKM yang relatif rendah; (2) lemahnya self utama untuk berinvestasi pada perusahaan
learning dalam mengadaptasi teknologi baru; yang memiliki resiko tinggi sehingga tidak
dan (3) akses informasi pasar input maupun memenuhi persyaratan standar sebagai per-
output serta informasi teknologi yang masih usahaan terbuka ataupun tidak memenuhi
kurang. Pusat Layanan Usaha Terpadu standar untuk memperoleh modal pinjaman
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 33

dari perbankan (tidak bankable). Pada Bantuan Non Keuangan


umumnya modal ventura disertakan pada Tingkat ketrampilan kewirausahaan
perusahaan yang baru berdiri, sehingga dan bisnis para wirausaha berbeda-beda,
belum memiliki riwayat operasional yang sehingga tidak semua mampu mengatasi
dapat dijadikan pertimbangan dalam masalah yang mereka hadapi pada berbagai
analisis pemberian kredit bank. Meskipun tahap perkembangan bisnis mereka. Ber-
demikian, operasionalisasi BPUI dalam bagai jenis pelatihan dan pendampingan
membantu wirausaha mengakses dana dari pemerintah dan lembaga lain di-
belum optimal, karen PT BPUI yang dimiliki harapkan dapat mengatasi masalah mereka.
pemerintah ini meskipun tidak murni ber- Dian et al. (2014) menemukan bahwa pelaku
orientasi laba namun “tidak boleh mem- UMKM kripik Salak di kabupaten Sleman
bebani anggaran negara”. dalam proses produksinya belum meng-
Kredit Untuk Rakyat (KUR) merupakan gunakan continuous sealler, kemasan tidak
kredit modal kerja dan/atau kredit investasi tertutup dengan sempurna sehingga kripik
yang dibiayai sepenuhnya oleh dana Salak cepat “mlempem”. UMKM tersebut
perbankan, diberikan kepada koperasi dan kemudian mendapat hibah 1 unit mesin
wirausaha dalam skala mikro, kecil, dan continuous sealler dan pendampingan peng-
menengah yang produktif, serta secara bisnis operasian dan perawatan mesin. Untuk
layak tetapi dari sudut pandang perbankan meningkatkan produktivitas, UMKM ini
belum layak atau belum bankable. Besaran juga mendapat hibah 1 unit genset, yang
nilai pinjaman dari KUR mikro maksimum digunakan untuk menggerakkan mesin
Rp 25 juta dan KUR ritel maksimum Rp 500 vacuum frying, apabila terjadi pemadalan
juta, dengan suku bunga awal 9% kemudian listrik. Sedang untuk masalah pemasaran
diturunkan menjadi 7%. Penurunan suku produk, UMKM ini difasilitasi untuk pem-
bunga pinjaman ini dapat mengurangi beban buatan desain web untuk meningkatkan
yang ditanggung wirausaha, namun dengan pemasarannya sehingga dapat melalui e-
menggunakan bank sebagai lembaga pe- commerce. Perkembangan teknologi infor-
nyalurnya maka jumlah yang dapat meng- masi dan transportasi diharapkan dapat
akses kredir KUR belum optimal. Karena mendekatkan wirausaha ke pasar lokal,
menurut UU Nomor 36 tahun 2013 dalam nasional, maupun pasar luar negeri.
menyalurkan pinjaman, bank harus me- Untuk menanggulangi masalah per-
nerapkan prinsip kehati-hatian dengan syaratan agunan seperti diuraikan di atas,
menerapkan prinsip 5C sehingga wirausaha pemerintah menyusun beberapa program
akan terkendala dengan persyaratan colla- yang dimaksudkan dapat mengatasi masa-
teral/agunan. lah agunan antara lain dengan Lembaga
Berbagai bantuan keuangan di atas Pengembangan Dana Bergulir (LPDB),
dimaksudkan untuk dapat menumbuhkan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jam-
wirausaha di Kabupaten Sleman. Hipotesis krindo), PT Permodalan Nasional Madani
keempat (H4) yaitu bantuan keuangan (BK) (PT Madan), dan Perusahan Penjamin Kredit
berpengaruh terhadap pertumbuhan wira- Daerah (PPKD) yang saat ini baru didirikan
usaha. (PW) di Jawa Timur dan Bali. Wacana pem-
34 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

bentukan lembaga penjamin modal yang strategis dalam pengembangan ekonomi


sesuai dengan karakteristik wirausaha skala nasional.
mikro dan kecil yaitu bahwa lembaga Berbagai bantuan seperti adanya
tersebut dibentuk di kalangan mereka inkubator, kegiatan jaringan kewirausahaan
sendiri sehingga sudah saling mengenal dan antara lain dalam kegiatan promosi, per-
sudah ada saling kepercayaan dan di- tukaran informasi, pembelian bahan baku,
dasarkan prinsip tolong menolong dan kegiatan riset dan pengembangan, serta
kesetiakawanan. Lembaga tersebut hendak- pengunaan fasilitas pendukung untuk
nya berbadan hukum, dengan bentuk yang kegiatan bersama dimaksudkan untuk me-
disepakati diantara mereka (Syarif, 2012). numbuhkan wirausaha. Hipotesis terakhir
Semua bisnis memerlukan dukungan (H5) yaitu bantuan non keuangan (BNK)
jaringan, terlebih bagi bisnis yang baru saja berpengaruh terhadap pertumbuhan wira-
berdiri yang mempunyai keterbatasan usaha (PW).
sumberdaya dan sumberdana. Arti penting
pembentukan jaringan bisnis semakin me- METODE PENELITIAN
ningkat dengan diberlakukanya perdagang- Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Sleman, dengan populasi wirausaha di
an bebas dan MEA. Para pelaku usaha dalam
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogya-
skala apapun perlu bersinergi untuk karta. Dalam penelitian akan dilakukan
menghadapi musuh bersama yaitu serbuan analisis multivariate (regresi linear berganda)
produk dan perusahaan asing ke Indonesia. maka jumlah anggota sampel minimal 10
Bentuk-bentuk kegiatan jaringan kewira- kali dari jumlah variabel yang diteliti
usahaan antara lain dalam kegiatan promosi, (Wiyono, 2011). Sampel penelitian ini
menggunakan 6 variabel, maka jumlah
pertukaran informasi, pembelian bahan
minimal responden 60. Metode pengambilan
baku, kegiatan riset dan pengembangan,
sampel menggunakan Nonprobability Samp-
serta pengunaan fasilitas pendukung untuk ling, yaitu dengan Purposive Sampling, yaitu
kegiatan bersama. Inkubator bisnis me- sampel dipilih dari anggota populasi yang
nyediakan fasilitas bagi percepatan pe- sudah menjalankan usahanya minimal 4
numbuhan wirausaha melalui fasilitas dan tahun sehingga sampel memahami adanya
layanan, khususnya bagi bisnis yang baru kebijakan dan prosedur pemerintah yang
berhubungan dengan wirausaha, serta
saja berdiri.
adanya bantaun keuangan dan non ke-
Suatu perusahaan yang masih berada di uangan yang dapat membantu wirausaha
tahap awal (early stage) dapat memanfaatkan pada saat memulai maupun dalam
fasilitas dan layanan yang disediakan oleh mengelola usahanya.
inkubator, sehingga dapat mengatasi masa- Pengumpulan data dengan kuesioner,
lah yang dihadapi dalam menjalankan sedang skala pengukuran dengan meng-
bisnisnya. Bagai perusahaan yang sudah gunakan skala likert dengan skor 1 sampai 5,
melewati tahap awal, adanya inkubator di mana skor 1 menunjukkan sangat tidak
diharapkan dapat mengembangkan dan setuju dan skor 5 menunjukkan sangat se-
memperkuat usaha yang dijalankannya. tuju dengan pertanyaan/pernyataan. Ana-
Pengusaha mikro dan kecil merupakan lisis data dengan menggunakan bantuan
bagian terbesar dari pelaku bisnis di Program SPSS 17.00, yang meliputi uji
Indonesia, sehingga mempunyai peran yang instrumen, uji asumsi klasik, uji hipotesis,
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 35

dan analisis regresi linear berganda yang 94%) responden berusia antara 40 sampai 49
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan tahun, kemudian disusul usia 30 sampai 39
fungsional dan kausal antara kebijakan dan tahun. Jumlah responden perempuan sedikit
prosedur pemerintah, kondisi sosial eko- lebih banyak dibanding laki-laki yaitu
nomi, ketrampilan kewirausahan dan bisnis, sebesar 51,52%.
bantuan keuangan, bantuan non keuangan Lapangan usaha responden yang paling
terhadap pertumbuhan wirausaha. banyak adalah industri (39,40%) yang
meliputi handycraft, herbal, konveksi, tahu,
ANALISIS DAN PEMBAHASAN tempe, aneka makanan ringan (snack), dan
Deskripsi Responden abon. Sementara itu untuk lama usaha, yang
Tabel 1 menunjukkan deskripsi demo- paling banyak lama usahanya kurang dari 5
grafi responden yang di survei. Temuan tahun yaitu sebanyak 25,76%.
menunjukkan bahwa sebagian besar (43,

Tabel 1
Profil Responden

Variabel Frekuensi Prosentase (%)


1.Usia
Kurang dari 20 0 0
tahun 7 10,60
20 – 29 tahun 17 25,76
30 - 39 tahun 29 43,94
40 - 49 tahun 13 19,70
Lebih dari 50 tahun
2.Jenis Kelamin 32 48,48
Laki-laki 34 51,52
Perempuan
3.Lapangan Usaha 22 33,33
Jasa 18 27,27
Perdagangan 26 39,40
Industri
4.Lama Usaha 17 25,76
Kurang dari 5 tahun 15 22,73
5 –9 tahun 14 21,21
10 - 14 tahun 9 13,63
15 - 19 tahun 11 16,67
Lebih dari 20 tahun

Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas menunjukkan bahwa


Penelitian semua instrumen atau item pernyataan yang
Uji validitas pada penelitian ini digunakan untuk mengukur keenam varia-
dilakukan dengan melihat nilai pearson bel mempunyai nilai pearson correlation di
correlation dari setiap item pertanyaan- atas r tabel (0,243). Dengan demikian ke-
pernyataan yang diberikan kepada respon- seluruhan dari item pernyataan dinyatakan
den. valid.
36 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

Uji reliabilitas dengan menggunakan normal. Pengujian normalitas dengan uji


metode Cronbach’s Alpha di mana pernyataan One Sampel Kolmogorof-Smirnov, data di-
dinilai reliabel apabila Cronbach’s Alpha nyatakan berdistribusi normal jika signi-
>0,60. Hasil uji reliabilitas untuk semua fikansi lebih besar dari 0,05 (Wiyono, 2011).
variabel mempunyai koefisien Alpha >0,60. Dengan menggunakan taraf signifikansi
Dapat dinyatakan bahwa semua item 0,05, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
variabel penelitian adalah reliabel dan dapat 0,768> dari 0,05. Dengan demikian data
digunakan sebagai dasar pengumpulan dinyatakan berdistribusi normal.
data. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam
model regresi adalah tidak ada hubungan
Uji Asumsi Klasik linear antar variabel independen dalam
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi (tidak ada multikolinearitas).
model regresi adalah data berdistribusi

Tabel 2
Hasil Uji Normalitas

Standardized Residual
N 65
Normal Parametersa Mean 0,0000000
Std 0,96014322
Deviation 0,665
Kolmogorov-Smirnov Z 0,768
Asymp. Sig. (2-tailed)

Pengujian multikolinearitas dengan ketrampilan sebesar 3,159 variabel bantuan


nilai varince inflation factor (VIF), apabila VIF keuangan sebesar 2,715 dan variabel bantuan
< 5 maka antar variabel independen tidak non keuangan sebesar 3,676. Dari kelima
terjadi masalah multikolinearitas (Wiyono, variabel tersebut masing-masing hasilnya
2011). Nilai variance inflation factor (VIF) <5, sehingga dapat disimpulkan antar
variabel kebijakan dan prosedur pemerintah variabel independen tidak terjadi masalah
sebesar 1,686, variabel kondisi sosial ekono- multikolinearitas.
mi sebesar 1,810 variabel kewirausahaan dan

Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statictics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Kebijakan & Prosedur Pemerintah 0,593 1,686
Kondisi Sosial Ekonomi 0,552 1,810
Ketrampilan Kewirausahaan & Bisnis 0,317 3,159
Bantuan Keuangan 0,368 2,715
Bantuan Non Keuangan 0,272 3,676
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 37

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam prosedur pemerintah sebesar -0,317, variabel
model regresi adalah tidak adanya varian kondisi sosial ekonomi sebesar -1,144,
dari residual untuk semua pengamatan variabel ketrampilan kewirausahaan dan
dalam model regresi (tidak ada heteros- bisnis sebesar -0,272, variabel bantuan
kedastisitas). Pengujian heteroskedastisitas ekonomi sebesar 0,273, dan variabel bantuan
dengan uji park, yaitu meregresikan nilai non ekonomi sebesar -0,744, sedangkan t
residual (Lnei2) dengan masing-masing tabel dengan df = n-2 atau 66-2 = 64, adalah
variabel independen. Apabila –t tabel ≤ t sebesar 1,6690. Karena nilai t hitung berada
hitung ≤ t tabel maka tidak terjadi masalah pada –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka dapat
multikolinearitas (Wiyono, 2011). disimpulkan bahwa tidak ditemukan
Hasil uji heteroskedastisitas menunjuk- masalah heteroskedastisitas pada model
kan nilai t hitung variabel kebijakan dan regresi.

Tabel 4
Hasil Uji Heterokedastisitas

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
Β Std. Error Beta
1 (Constant) 3,383 0,880 3,843 0,000
Kebijakan & Prosedur Pemerintah -0,011 0,034 -0,050 -0,317 0,752
Kondisi Sosial Ekonomi -0,030 0,026 -0,187 -1,144 0,257
Ketrampilan Kewirausahaan & Bisnis -0,016 0,058 -0,059 -0,272 0,787
Bantuan Keuangan 0,011 0,042 0,055 0,273 0,786
Bantuan Non Keuangan -0,026 0,035 -0,173 -0,744 0,460

Regresi Linier Berganda kebijakan dan prosedur pemerintah, kondisi


Analisis regresi linier berganda di- sosial ekonomi, ketrampilan kewirausahaan
gunakan untuk mengetahui bagaimana naik dan bisnis, bantuan keuangan, dan bantuan
turunnya serta arah hubungan variabel non keuangan, sedangkan 34% dijelaskan
independen kebijakan dan prosedur pe- oleh variabel lain.
merintah (KPP), kondisi sosial ekonomi,
ketrampilan kewirausahaan dan bisnis, Uji Hipotesis
bantuan keuangan, dan bantuan non ke- Hasil uji F menunjukkan nilai proba-
uangan terhadap variabel dependen per- bilitas Pvalue (sig) sebesar 0,000 kurang dari
tumbuhan wirausaha di Kabupaten Sleman. 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0
Dengan bantuan SPSS 17.00 diperoleh ditolak, artinya bahwa variabel bebas yang
persamaan regresi linier berganda PW = terdiri dari variabel kebijakan dan prosedur
5,152 – 0,094KPP + 0,142KSE + 0,218KKB + pemerintah, kondisi sosial ekonomi, ke-
0,177BK + 0,058BNK + e. Nilai Adjusted R trampilan kewirausahaan dan bisnis, bantu-
square sebesar 0,653 atau 65,3% artinya an keuangan, dan bantuan non keuangan
bahwa 65,3% variabel pertumbuhan wira- secara simultan berpengaruh terhadap per-
usaha (PW) dapat dijelaskan oleh variabel tumbuhan wirausaha di Kabupaten Sleman.
38 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

Tabel 5
Hasil Uji F

ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 298.385 5 39.277 25.122 .000a
Residual 139.215 59 2.360
Total 435.600 64

Uji t (signifikansi parsial) menunjukkan pemerintah, kondisi sosial ekonomi, ke-


sejauh mana pengaruh variabel bebas secara trampilan kewirausahaan dan bisnis, bantu-
individual dalam menerangkan variasi an keuangan, dan bantuan non keuangan
variabel terikat (Wiyono, 2011). Dalam secara parsial terhadap pertumbuhan wira-
penelitian ini uji t untuk mengetahui usaha di Kabupaten Sleman.
pengaruh variabel kebijakan dan prosedur

Tabel 6
Hasil Uji t dan Regresi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
Β Std. Error Beta
1 (Constant) 5,152 1,488 3,463 0,001
Kebijakan & Prosedur Pemerintah (KPP) -0,094 0,057 -0,159 -1,663 0,102
Kondisi Sosial Ekonomi (KSE) 0,142 0,044 0,323 3,262 0,002
Ketrampilan Kewirausahaan & Bisnis (KKB) 0,218 0,099 0,288 2,205 0,031
Bantuan Keuangan (BK) 0,177 0,071 0,303 2,498 0,015
Bantuan Non Keuangan (BNK) 0,058 0,059 0,139 0,982 0,330

Hasil olah data dengan SPSS 17.00 me- ningkatkan perekonomian, mengurangi
nunjukkan nilai signifikansi variabel ke- pengangguran dan masalah sosial di
bijakan dan prosedur pemerintah sebesar masyarakat. dengan menyusun program
0,102, lebih besar dari nilai taraf signifikansi yang berhubungan dengan infrastruktur
(0,05). Dengan demikian secara parsial seperti fasilitas jalan, jembatan, listrik,
variabel kebijakan dan prosedur pemerintah pemasaran dan jaringan, serta pendidikan
tidak berpengaruh terhadap variabel per- dan pelatihan.
tumbuhan wirausaha. Temuan ini sangat Untuk kondisi di kabupaten Sleman,
mengejutkan, karena pemerintah telah me- infrastuktur jembatan dan jalan peng-
nyusun berbagai kebijakan dan prosedur hubung antar desa sudah ada dan bahkan
yang dimaksudkan untuk mendorong per- sebagian besar sudah beraspal, dan semua
tumbuhan wirausaha, karena dari berbagai wilayah sudah ada jaringan listrik, oleh
penelitian terdahulu wirausaha dapat me- karena itu pembangunan jalan, jembatan,
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 39

dan jaringan listrik yang diharapkan dan kelasnya, maka bantuan non keuangan ini
memunculkan berbagai usaha seperti toko tetap diperlukan. Bantuan non keuangan ini
kelontong, rumah makan, bensin eceran dan tetap harus disediakan oleh pemerintah,
SPBU, tambal ban, dan bengkel ternyata sebagai buffer stock, jika sewaktu-waktu
tidak berhasil. diperlukan oleh wirausaha.
Selain itu juga dilakukan dengan me- Temuan ini berbeda dengan hasil
nyusun program non infrastruktur seperti penelitian Obaji dan Olugu (2014) yang
peraturan perundangan dan lembaga yang menyatakan bahwa keberhasilan wirausaha
diperlukan untuk mendukung pember- di banyak negara banyak bergantung pada
dayaan UMKM. Pusat Layanan Terpadu kebijakan pemerintah di negara tersebut.
(PLUT) yang dimaksudkan untuk mem- Hasil penelitian Setyawati et al. (2013 me-
berikan bantuan pemasaran dan jaringan nyatakan bahwa pemerintah berperan dalam
serta berbagai pelatihan sesuai yang di- pertumbuhan usaha mebel dan anyaman
butuhkan wirausaha tenyata tidak ber- rotan di Kabupaten Hulu Sungai Utara,
pengaruh terhadap pertumbuhan wira- Kalimantan Selatan. Dapat dijelaskan bahwa
usaha. Adanya PLUT tidak mampu menarik kondisi lingkungan di Kabupaten Sungai
seseorang untuk menjadi wirausaha, namun Utara yang belum semaju Kabupaten
berfmanfaat bagi wirausaha yang sudah ada. Sleman, sehingga peran pemerintah baik
Jika mereka mempunyai masalah dalam dalam bidang infrastruktur maupun non
pengelolaan usahanya, mereka dapat me- infrastruktur pengaruhnya akan lebih besar.
minta bantuan ke PLUT. Dalam proses Hal lain yang dapat ditangkap pada
pengumpulan data, sebagian besar respon- proses pengumpulan data bahwa program
den menyatakan bahwa pemerintah telah kredit murah masih sulit untuk dapat
berhasil melakukan pemangkasan perizinan, dijangkau oleh wirausaha karena keter-
sehingga lebih mudah dan cepat. batasan agunan. Modal Ventura meskipun
Variabel bantuan non keuangan secara demikian bagi wirausaha yang dapat
parsial tidak berpengaruh terhadap per- mengakses kredit murah, mengakui adanya
tumbuhan wirausaha, yang ditunjukkan keringanan beban bunga yang harus mereka
dengan nilai signifikansi t 0,330> dari taraf tanggung. Sementara untuk prosedur per-
signifikansi 0,05. Berbagai program bantuan izinan wirausaha menilai sudah mengalami
non keuangan dalam bentuk konseling baik perbaikan, baik dalam hal lamanya proses
melalui PLUT maupun dengan dinas terkait, pengurusan maupun biaya yang lebih
inkubator, penelitian dan pengembangan, transparan.
jaringan informasi, serta transportasi dan Nilai signifikansi t untuk variabel
komunikasi secara parsial tidak berpe- kondisi sosial ekonomi sebesar 0,002 lebih
ngaruh terhadap pertumbuhan wirausaha. kecil dari nilai taraf signifikansi (0,05).
Dengan sampel penelitian semuanya adalah Dengan demikian, artinya secara parsial
masyarakat yang mempunyai unit usaha, terdapat pengaruh antara variabel keadaan
mereka tetap dapat menjalankan aktivitas sosial ekonomi terhadap variabel per-
usaha meskipun tanpa adanya bantuan non tumbuhan wirausaha. Variabel sosial eko-
keuangan ini. Meskipun demikian agar nomi seperti sikap positif masyarakat ter-
wirausaha yang sudah ada ini meningkat hadap wirausaha, adanya keluarga maupun
40 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

contoh wirausaha sukses, berbagai bidang mendapat mata kuliah kewirausahaan lebih
usaha yang dapat dilakukan oleh wirausaha, berminat untuk menjadi wirausaha di-
serta pertumbuhan ekonomi yang relatif banding mahasiswa yang tidak men-
tinggi mampu mendorong pertumbuhan dapatkan mata kuliah ini.
wirausaha. Pada umumnya wirausaha mengem-
Upaya pemerintah untuk mewujudkan bangkan sendiri teori manajemen dan
kondisi sosial ekonomi yang mendukung organisasi yang ada, disesuaikan dengan
wirausaha ini dapat dilakukan dalam bentuk kondisi dan situasi yang dihadapi. Meng-
kampanye positif wirausaha, mengekspos ingat bahwa ketrampilan kewirausahaan
dan memberikan penghargaan kepada wira- dan bisnis secara parsial berpengaruh
usaha yang sukses, serta mempertahankan terhadap pertumbuhan wirausaha, maka ke
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. depan perlu kajian tentang praktek mana-
Lebih rinci lagi disebutkan oleh Lestari dan jemen yang diaplikasikan oleh wirausaha.
Wijaya (2012) bahwa untuk memunculkan Nilai signifikansi t untuk variabel
wirausaha muda perempuan maka masya- bantuan keuangan sebesar 0,015 lebih kecil
rakat harus dapat menghilangkan pandang- dari nilai taraf signifikansi (0,05). Dengan
an negatif terhadap wirausaha perempuan. demikian, variabel bantuan keuangan secara
Nilai signifikansi t untuk variabel parsial berpengaruh dalam meningkatkan
ketrampilan kewirausahaan dan bisnis se- pertumbuhan wirausaha. Upaya pemerintah
besar 0,031 lebih kecil dari nilai taraf untuk meningkatkan jumlah wirausaha dan
signifikansi (0,05). Dengan demikian, varia- meningkatkan kelas wirausaha yang sudah
bel kewirausahaan dan ketrampilan secara ada dilakukan dengan modal ventura, kredit
parsial berpengaruh signifikan dalam me- yang relatif murah, kesediaan lembaga
ningkatkan petumbuhan wirausaha di keuangan termasuk perbankan dalam
Kabupaten Sleman. Masyarakat yang mem- membiayai usaha kecil, dan adanya lembaga
punyai ketrampilan, jiwa, dan semangat penjamin kredit.
wirausaha lebih yakin dalam menentukan
wirausaha sebagai jalan hidupnya. Modal SIMPULAN DAN SARAN
ketrampilan wirausaha dan bisnis membuat Simpulan
mereka yakin dengan pilihannya sebagai Variabel kebijakan dan prosedur pe-
wirausaha, yakin mampu mengelola usaha- merintah, kondisi sosial ekonomi, ketrampil-
nya, dan yakin akan meraih kesuksesan an kewirausahaan dan bisnis, bantuan
dalam berwirausaha. keuangan, dan bantuan non keuangan
Keyakinan ini diperkuat dengan adanya berpengaruh terhadap pertumbuhan wira-
sikap positif masyarakat terhadap wirausaha usaha di kabupaten Sleman. Secara parsial,
dan adanya dukungan finansial maupun variabel kondisi sosial ekonomi, kewira-
non finansial dari pemerintah maupun usahaan dan ketrampilan, dan bantuan
lembaga lain. Temuan ini mendukung hasils keuangan berpengaruh terhadap pertumbu-
penelitian Lestari dan Wijaya (2012) yang han wirausaha, sedangkan variabel ke-
menyebutkan bahwa pendidikan kewira- bijakan dan prosedur pemerintah dan
usahaan berpengaruh signifikan terhadap bantuan non keuangan tidak berpengaruh
minat berwirausaha. Mahasiswa yang terhadap pertumbuhan wirausaha.
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 41

Berdasar analisis regresi linear berganda modal ventura, kredit yang relatif murah,
menunjukkan bahwa variabel kondisi sosial kesediaan lembaga keuangan termasuk
ekonomi, ketrampilan kewirausahaan dan perbankan dalam membiayai usaha kecil,
bisnis, bantuan keuangan, dan bantuan non dan adanya lembaga penjamin kredit.
keuangan berpengaruh positif terhadap Variabel kebijakan dan prosedur pe-
pertumbuhan wirausaha, sedang kebijakan merintah yang diharapkan berpengaruh
dan prosedur pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuh-
negatif terhadap pertumbuhan wirausaha. an wirausaha, ternyata justru sebaliknya,
Implikasinya, apabila pemerintah bermak- oleh karena itu perlu dilakukan kajian
sud meningkatkan jumlah wirausaha, maka khusus tentang kebijakan dan prosedur
dari kelima variabel tersebut variabel ke- pemerintah, sehingga kebijakan dan pro-
trampilan dan kewirausahaan yang paling sedur yang dibuat pemerintah benar-benar
ditekankan. sesuai dengan kebutuhan wirausaha. Ke-
Variabel kebijakan dan prosedur peme- bijakan kredit murah tanpa mengubah
rintah, kondisi sosial ekonomi, ketrampilan persyaratan dalam akses dana tidak akan
kewirausahaan dan bisnis, bantuan keua- berdampak signifikan pada pertumbuhan
ngan, dan bantuan non keuangan mampu wirausaha, karena adanya keterbatasan
menjelaskan variasi pertumbuhan wira- agunan. Kebijakan pemberian peralatan
usaha di kabupaten Sleman. menjadi tidak berdampak signifikan, karena
tidak sesuai dengan kebutuhan wirausaha.
Saran Sementara kebijakan pemangkasan prosedur
Berdasar hasil penelitian ini, per- perizinan sudah dirasakan manfaatnya oleh
tumbuhan wirausaha di kabupaten Sleman wirausaha.
dapat ditingkatkan dengan menjaga kondisi Variabel bantuan non keuangan secara
sosial ekonomi yang kondusif, meningkat- parsial tidak berpengaruh terhadap per-
kan ketrampilan kewirausahaan dan bisnis, tumbuhan kewirausahaan, namun sebaik
dan memberikan bantuan ekonomi kepada nya pemerintah dan lembaga pendidikan
wirausaha. Variabel sosial ekonomi seperti tetap menyelenggarakan bantuan non ke-
sikap positif masyarakat terhadap wira- uangan. Apabila dalam perjalannya ada-
usaha, adanya keluarga maupun contoh wirausaha yang membutuhkan bantuan
wirausaha sukses, berbagai bidang usaha misalnya dalam bentuk pemasaran online,
yang dapat dilakukan oleh wirausaha, serta informasi pasar, dan jaringan kewira-
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi usahaan bantuan tersebut siap diberikan.
mampu mendorong pertumbuhan wira-
usaha. Modal ketrampilan wirausaha dan DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2008. Undang-undang Republik
bisnis membuat mereka yakin dengan Indonesia Nomor 20 tahun 2008 Tentang
pilihannya sebagai wirausaha, yakin mampu Usaha Mikro Kecil dan Menengah
mengelola usahanya, dan yakin akan meraih (UMKM). Kementrain Koperasi dan
kesuksesan dalam berwirausaha. Upaya UKM. Jakarta.
pemerintah untuk meningkatkan jumlah Ayuningtias, H. A. dan S. Ekawati. 2015.
wirausaha dan meningkatkan kelas wira- Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa
usaha yang sudah ada dilakukan dengan
42 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 24 – 43

Fakultas Ekonomi Universitas Taruma- Manurung, H. 2013. Peluang Kewirausaha-


nagara. Jurnal Ekonomi XX(01): 49-71. an Sekolah Melalui Kreativitas dan
Bygrave, W. D. 2004. The Portable MBA in Inovasi. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan 1
Entrepreneurship. Third Edition. John (1): 59-86.
Willey & Sons Inc., New Jersey. Marini, C. K. dan S. Hamidah. 2014.
Chrissanti, M. A. dan F. Tjiptono. 2012. Pengaruh Self-Efficacy, Lingkungan
Faktor-faktor yang Memperngaruhi Keluarga, Dan Lingkungan Sekolah
Intensi Berwirausaha di Kalangan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa
Mahasiswa. Telaah Bisnis 13(1): 17-34. SMK Jasa Boga. Jurnal Pendidikan Vokasi
Dian, R., R. I. Sundari, E. Riswanto, dan 4(2): 195 – 207.
Paryanto. 2014. Peningkatan dan Pe- Obaji, N. O., and U. O. Mercy. 2014. The Role
ngembangan Daya Saing bagi UMKM of Government Policy in Entre-
Kripik Salak di Kabupaten Sleman. preneurship Development. Science
Telaah Bisnis 14(1): 30-40. Journal of Business and Management 2 (4):
Fereidouni, H. G., T. A. Masron, D. Nikbin, 109-115.
and R. E. Amiri. 2010. Consequences of Setyawati, E. C. N., Nugraha, H. Susanta,
External Environment on Entre- dan A. Ilham. 2013. Karakteristik
preneurial Motivation in Iran. Asian Kewirausahaan dan Lingkungan Bisnis
Academy of Management Journal 15(2): Sebagai Faktor Penentu Pertumbuhan
175-196 Usaha: Studi IKM Sentra Kerajinan
Gyawali, D. R. and D. S. Fogel (1994). Rotan Amuntai kabupaten Hulu Sungai
Environments for Entrepreneurship Utara, Provinsi Kalimantan Selatan.
Development: Key Dimention and Jurnal Administrasi Bisnis 2 (1): 41-50.
research Implications. Intrepreneurship: Rosmiati, D. T. S. Junias, dan Munawar. 2015.
Theory and Practice 18: 43-62. http:// Sikap, Motivasi, dan Minat Berwira-
www.researchgate. net/publication/ usaha Mahasiswa. Jurnal Manajemen
263733348 diakses 5 September 2015. Dan Kewirausahaan 17(1): 21–30.
Hadisoegondo, S. 2006. Upaya Penumbuhan Sijabat, S. 2012. Pengembangan Teknologi
Wirausaha Baru: Masalah dan Pen- dan Pemasaran Produk KUKM Menuju
dekatannya. Jurnal INFOKOP 29: 48-62. Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Haryani, S. 2013. The Analysis of Entre- Jurnal INFOKOP 21: 94-130.
preneurship Intention of Santri in Supriyanto. 2009. Business Plan Sebagai
Pesantren (Islamic Boarding School) in Langkah Awal Memulai Usaha. Jurnal
Yogyakarta Special Region. Proceeding of Ekonomi dan Pendidikan 6(1): 73-83.
The 4th Global Islamic Marketing. Turkey: Syarif, T. 2012. Dukungan Infrastruktur
106-112. Dalam Proses Pemberdayaan Koperasi
Janah, W. O. dan A. Winarno. 2015. dan UMKM. Jurnal INFOKOP 21: 159-
Pengalaman Praktik Kerja Industri, 186.
Motivasi Berprestasi, dan Keyakinan Wibowo, Y. S. dan R. Artati. 2012. Penguatan
Diri Pengaruhnya Terhadap Intensi Infrastruktur Keuangan Bagi UMKM:
Berwirausaha Siswa SMK. Jurnal Pen- Menyingsing MEA 2015. Jurnal
didikan Bisnis dan Manajemen 1(3): 214- INFOKOP 21: 36-52.
221. Winarno. 2010. Entrepreneurship Attitude.
Lestari, R. B. dan T. Wijaya. 2012. Pengaruh ENRICHMENT: Journal Of Management 1
Pendidikan Wirausaha Terhadap Minat (1): 66-76.
Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, Wiyono, G. 2011. Merancang Penelitian Bisnis
STMIK MDP, dan STIE MUSI. Jurnal dengan alat analisis SPSS 17.0 & SmartPLS
Forum Bisnis dan Kewirausahaan 1(2): 112- 2.0. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
119.
Pengaruh Lingkungan Kewirausahaan ...– Haryani 43

Wulandari, A. 2009. Pengaruh Lingku- ngan


Eksternal dan Lingkungan Internal
Terhadap Orientasi Wirausaha Dalam
Upaya Meningkatkan Kinerja Per-
usahaan. Jurnal Pengembangan Wirausaha
11(2): 142-152.

Anda mungkin juga menyukai