DOCRPIJM 1480391301BAB 7 Keterpadauan Strategis Pengembangan Kabupaten Gowa Ok
DOCRPIJM 1480391301BAB 7 Keterpadauan Strategis Pengembangan Kabupaten Gowa Ok
BAB VII
Keterpadauan Strategi
Pengembangan KabupatenGowa
7.1.
Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Gowa (KSK)
berdasarkan RTRW
KAWASAN STRATEGIS SUDUT LOKASI/BATAS
KABUPATEN GOWA KEPENTINGAN KAWASAN
(1) (2) (3)
Kawasan Perdagangan Pasar Pertumbuhan Kawasan Metropolitan
Regional Gowa Ekonomi Mamminasata
Kawasan Baru Gowa-Maros kota satelit Metropolitan
Mamminasata
Kota Satelit Pattallassang dan Pattallassang Parangloe
Parangloe
Kawasan Industri Gowa (KIWA) Kecamatan Pattallassang
Terminal Tipe A Kota Baru Kota Baru Gowa-Maros
Mamminasata Kecamatan Pattallassang
Pusat Kegiatan Lingkungan Kawasan Borimatangkasa
promosi (PKLp) Ibukota Kecamatan Bajeng
Barat
Sektor Perkebunan dan seluruh wilayah kecamatan
Palawija Kabupaten Gowa
Kawasan strategis untuk Sosial Budaya Balla Lompoa, Kuburan
pengembangan kepentingan syeh Yusuf, Mesjid Tua
sosial budaya Katanggka, Kuburan
Sultan Hasanuddin dan
Kawasan Pendidikan PKG
Kawasan Strategis Sumberdaya Alam Kabupaten Gowa(PLTA)
Kepentingan Pendayagunaan Dan Teknologi Tinggi Bili-Bili
Sumberdaya Alam Dan
Teknologi Tinggi
Kawasan strategis untuk Fungsi Dan Daya Waduk Bili-Bili, Danau
kepentingan lingkungan hidup Dukung Lingkungan Mawang, Air Terjun
Hidup Parangloe, Industri
Pengelolaan Sampah
Regional Mamminasata,
Taman Buruh Biringbulu,
Suaka Margasatwa
Bungaya dan Gunung
Bawakaraeng
LAPORAN FINAL VII-6
RPI2-JM KABUPATEN GOWA TAHUN 2015-2019
darat, maupun udara untuk menjaga keasrian dan kelestarian ragam hayati, yang
juga merupakan mata rantai sistem ekologi wilayah, seperti ruang terbuka hijau,
baik berupa hutan kota, jalur hijau di sempadan sungai, sempadan danau, dan
sempadan jalan .Dalam skala lingkungan mikro terutama di daerah perdesaan
diarahkan tumbuh berkembangnya tatanan desa mandiri pangan dan energi yang
didukung alam yang asri dan lestari. Pola pemanfaatan daerah perkotaan
diarahkan juga dapat terwujud tatanan lingkungan yang swatata dalam
memproduksi dan mengolah daya penentralisiran limbah. Lihat Tabel 7.2.berikut;
Tabel 7.2.
Luas Penggunaan Lahan berdasarkan Rencana Pola Ruang
Kabupaten Gowa
N0. RINCIAN KAWASAN LUAS (HA) %
1 Kaw. Budidaya Agroforestry 13419,43 7,44
2 Kaw. Budidaya Hortikultura 12073,23 6,69
3 Kaw. Budidaya Perikanan 5,89 0,00
4 Kaw. Budidaya Perkebunan 14363,01 7,96
5 Kaw. B..P. Lahan Basah 39357,17 21,81
6 Kaw. B.P. Lahan Kering 17756,36 9,84
7 Kaw. Hutan Lindung 23668,56 13,12
8 Kaw. Hutan Produksi 23102,04 12,80
9 Kaw. H. Produksi Konversi 309,76 0,17
10 Kaw. H. Produksi Terbatas 20543,62 11,38
11 Kaw. Konservasi 3983,77 2,21
12 Kaw. Lindung lainnya 1783,23 0,99
13 Kaw. Perairan 4046,54 2,24
14 Kaw. Permukiman 6054,69 3,36
Total 180467,30 100,00
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2009
LAPORAN FINAL VII-9
RPI2-JM KABUPATEN GOWA TAHUN 2015-2019
Saluran drainase berjenjang mulai dari saluran primer berupa saluran alam
yaitu sungai kemudian sekunder sebagai saluran pengumpul sebelum menuju
sungai dan terakhir tersier yang langsung terkait dengan daerah tangkapan
(Cathment Area). Misi pengembangan drainase tidak hanya membuang air larian
secepat-cepatnya tetapi lebih penting dari itu adalah membuang air dalam waktu
yang tepat sesuai dengan kapasitas saluran.
Selain faktor-faktor alam sebagaimana disebutkan sebelumnya, permasalahn
drainase di Kabupaten Gowa adalah dalam penyediaan prasarana yang telah ada.
Saluran-saluran drainase yang ada saat ini sebagian besar fungsi hidrolisnya tidak
memenuhi syarat teknis. Hal ini terlihat dari banyak terjadinya sedimentasi pada
saluran, terjadinya aliran yang diam yang menjadikan munculnya beberapa
genangan. Kondisi saluran drainase sebagian besar kurang terawat, sehingga
terlihat pendangkalan saluran oleh erosi dinding saluran, banyak tumbuhan dan
dijumpainya sampah di saluran drainase.
Program pengembangan saluran juga masih tidak terintegrasi sehingga
penanggulangan daerah genangan di satu tempat hanya mengalihkan genangan
di tempat lain. Pengembangan saluran tersier tidak terkoneksi dengan saluran
sekunder dan primer.
Untuk mencegah terjadinya genangan maka pengembangan sistem drainase
diarahkan secara terintegrasi. Langkah-langkah pengembangan prasarana dapat
dilakukan melalui:
o Penetapan satuan-satuan pembuangan, didasarkan pada daerah tangkapan
masing-masing sungai. DAS tersebut menjadi satuan pembuangan air
limpahan berdasarkan batas DASnya dengan saluran primer masing-masing
sungai.
o Saluran sekunder dibangun melintang terhadap sungai dengan
memperhatikan sub daerah tangkapan. Dimensi masing-masing saluran
mempertimbangkan sub daerah tangkapan air maksimal.
o Saluran tersier dibangun mempertimbangkan penggunaan lahan setempat
Selain pengembangan jaringan prasarana, masih terdapat faktor-faktor lain
di luar sistem drainase yang sangat mempengaruhi kinerja drainase di Kabupaten
Gowa. Beberapa faktor tersebut adalah sedimentasi dan besarnya debit air larian
(run off) permukaan. Sedimentasi terutama terjadi di muara sungai sebagai akhir
LAPORAN FINAL VII-11
RPI2-JM KABUPATEN GOWA TAHUN 2015-2019
pembuangan dimana pencampuran antara air tawar dan air payau menyebabkan
sedimentasi terangkut menjadi mengendap. Sedangkan tingginya air larian
disebabkan rendahnya daya serap terutama daerah-daerah yang memiliki tutupan
vegetasi yang kurang.
Dari dua permasalahan tersebut jika ditarik kebelakang maka hanya terdapat
satu sumber masalah yaitu kerusakan di daerah tangkapan air. Kerusakan daerah
tangkapan disebabkan perusakan hutan sehingga air hujan langsung mengalir
tanpa adanya pelindung. Tingginya air larian akan membawa sedimentasi terlarut
semakin besar. Akibatnya air sungai menjadi sangat keruh pada saat terjadi hujan.
Dari beberapa identifikasi baik langsung terhadap kondisi hutan di daerah
tangkapan maupun tidak langsung melalui pengamatan kekeruhan air dapat
diketahui bahwa telah terjadi kerusakan DAS.
Melihat kondisi saat ini maka perlu dilakukan program-program penunjang
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Program tersebut antara lain:
o Pengerukan sedimentasi saluran,
o Pengembangan hutan rakyat,
o Konservasi lahan kritis, dan
o Reboisasi hutan
2. Air Limbah
Berdasarkan sumbernya, air limbah di Kabupaten Gowa dibedakan menjadi
air limbah industri dan air limbah domestik. Volume buangan air limbah yang
berasal dari kegiatan domestik masih lebih besar dari kegiatan industri namun
demikian air limbah hasil kegiatan industri walaupun volumenya kecil tetapi pada
umumnya mempunyai tingkat pencemaran yang tinggi. Termasuk didalamnya
kegiatan-kegiatan hotel dan rumah sakit sehingga membutuhkan penanganan
khusus.
Untuk produksi limbah domestik perlu dibedakan perlakuan khusus antara
limbah cair dari kegiatan sehari-hari dengan limbah tinja. Limbah tinja memiliki
karakteristik yang berbeda sehingga perlu dilakukan sistem pembuangan
tersendiri.
Adapun prasarana dan sarana air limbah yang ada di Kabupaten Gowa saat
ini masih terbatas pada on side system. Pelayanan air limbah di Kabupaten Gowa
melalui prasarana dan sarana seperti jamban keluarga, jamban umum, dan MCK
LAPORAN FINAL VII-12
RPI2-JM KABUPATEN GOWA TAHUN 2015-2019
Potensi air baku yang ada berupa air sumur, sungai, dan air pegunungan
yang merupakan air bersih utama bagi masyarakat perdesaan, sedangkan pada
kawasan perkotaan sebagian besar memanfaatkan air yang bersumber dari
PDAM.
Tabel 7.3.
Arahan RTRW Kabupaten Gowa untuk Bidang Cipta Karya
Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang
(1) (2)
Rencana Kaw. Permukiman Rencana Pengembangan Dan
Kriteria Sistem Perkotaan
pengembangan sistem Rencana Pengembangan
jaringan drainase Sistem Drainase dan Limbah
kawasan terbuka hijau kota Rencana Jaringan Air Bersih
Kawasan Permukiman pengembangan sistem
Perkotaan dan Pedesaan jaringan sumberdaya air.
b. penyediaansumurresapandan/atauwadukpadalahan
terbangunyangsudahada;dan
c. penerapanprinsipzero deltaQ policyterhadapsetiap kegiatan budi
daya terbangun yang diajukan izinnya.
4. Peraturan zonasi untuk sempadan sungai dan kawasansekitar waduk
disusun dengan memperhatikan:
a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
b. ketentuanpelaranganpendirianbangunankecuali
bangunanyangdimaksudkanuntukpengelolaanbadanair dan/atau
pemanfaatan air;
c. pendirianbangunandibatasi hanyauntuk menunjang fungsi taman
rekreasi; dan
d. penetapanlebar
sempadansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.
5. Peraturanzonasiuntukruangterbukahijaukotadisusun dengan
memperhatikan:
a. pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi;
b. pendirianbangunandibatasihanyauntukbangunan
penunjangkegiatanrekreasidanfasilitasumumlainnya; dan
c. ketentuanpelaranganpendirianbangunanpermanen selain yang
dimaksud pada huruf b di atas.
6. Peraturanzonasiuntukkawasansuakaalamdisusun dengan
memperhatikan:
a. pemanfaatan ruang untuk kegiatan wisata alam;
b. pembatasan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam;
c. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat mengurangi
dayadukungdandayatampunglingkungan;dan
d. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat merubah ekosistem.
7. Peraturanzonasiuntuktamanhutanrayadisusundengan memperhatikan:
a. pemanfaatanruanguntukpenelitian,pendidikan,dan wisata alam;
b. ketentuanpelarangankegiatanselainyangdimaksudpada huruf a;
c. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan
sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan
LAPORAN FINAL VII-16
RPI2-JM KABUPATEN GOWA TAHUN 2015-2019
pariwisata.
13. Peraturanzonasiuntukkawasanrawanbencanaalamgeologi disusun
denganmemperhatikan:
a. pemanfaatanruangdenganmempertimbangkankarakteristik, jenis, dan
ancaman bencana;
b. penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman
penduduk;dan
c. pembatasanpendirianbangunankecualiuntukkepentingan
pemantauanancamanbencanadankepentinganumum.
14. Peraturanzonasiuntukkawasanimbuhanairtanahdisusun dengan
memperhatikan:
a. pemanfaatanruangsecaraterbatasuntukkegiatanbudi daya tidak
terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan
limpasan air hujan;
b. penyediaansumurresapandan/atauwadukpadalahan
terbangunyangsudahada;dan
c. penerapanprinsipzero delta Q policyterhadapsetiap kegiatan budi
daya terbangun yang diajukan izinnya.
15. Peraturanzonasiuntukkawasansempadanmataairdisusun dengan
memperhatikan:
a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau; dan
b. pelarangankegiatanyangdapatmenimbulkanpencemaran terhadap
mata air.
Arahan zonasi untuk kawasan budidaya ini dimaksudkan untuk mendapatkan
kesesuaian lahan untuk berbagai fungsi/kegiatan pada kawasan yang bukan
merupakan kawasan lindung. Arahan kesesuaian lahan untuk kegiatan budidaya
ini meliputi kesesuaian lahan untuk budidaya pertanian dan budidaya non
pertanian.
Tabel 7.4.
Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten GowaTerkait Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya.
Merupakan Instansi
Usulan Program Sumber
No Lokasi KSK Pelaksan
Utama Pendanaan
(YA/TIDAK) a
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pengembangan Bili-bili YA APBD/P/N/K/ PDAM
sumber daya air BLN
minum
2 Pemb. Industri Kec. Pattallasang YA APBD/P/N/K/ Dinas PU
pengolahan BLN Kab.
sampah regional
Mamminasata
3 Pembangunan/Pe Seluruh Ibukota YA APBD-K Din. PU
ningkatan Kec Kab.
RTH/tempat
bermain/LOR
4 Penyusunan Seluruh Ibukota YA APBD-K/P/N Din. PU
Master Plan RTH Kec. Kab.
5 Pembangunan/Pe APBD-K Din. PU
ningkatan Kab.
RTH/tempat
bermain/LOR
6 Pembangunan/Pe Seluruh PPL YA APBD-K Din. PU
ningkatan Kab.
RTH/tempat
bermain/LOR
LAPORAN FINAL VII-19
RPI2-JM KABUPATEN GOWA TAHUN 2015-2019
Merupakan Instansi
Usulan Program Sumber
No Lokasi KSK Pelaksan
Utama Pendanaan
(YA/TIDAK) a
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7 Rencana TPA Caddika TIDAK APBD- P/K Din. PU
pengembangan Kab.
tempat
pengolahan
sampah akhir
(TPA)
8 Rencana Pusat PKLp, PPK TIDAK APBD- Din. PU
pengolahan N/P/K/Masy. Kab.
sampah organis
menjadi kompos
skala kecil
9 Rencana Sistem Skala PKLp, PPK TIDAK APBD-P/K Din. PU
Jaringan Kab.
Prasarana
Sanitasi berupa
rencana IPLT
10 Pengelolaan Kec. Pattallassang YA APBN/APBD- Kantor LH
Industri P/K/Swasta Kab.
Pengelolaan Gowa
Sampah Regional
Mamminasata;
12 Pengelolaan TPA Kec. Bajeng TIDAK APBN/APBD Kantor LH
Caddika Kab.
Gowa
juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPI2-JM. Oleh karena itu,
dalam hal ini RPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta
pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada program
tahunan.
Tabel 7.5.
Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL KSK
Dokumen
Deleniasi Strategi Pembangunan
Rencana Indikasi Program
Kawasan Prioritas Kawasan Prioritas
Kawasan
(1) (2) (3) (4)