Anda di halaman 1dari 6

NEGARA HUKUM

Negara Hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan


atas dasar hukum yang adil dan baik. Ada dua unsur dalam negara hukum, yaitu pertama:
hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan
melainkan berdasarkan suatu norma objektif, yang juga mengikat pihak yang memerintah;
kedua: norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara formal,
melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan idea hukum. Hukum menjadi landasan
tindakan setiap negara. Ada empat alasan mengapa negara menyelenggarakan dan
menjalankan tugasnya berdasarkan hukum yaitu:
1.      Demi kepastian hukum.
2.      Tuntutan perlakuan yang sama.
3.      Legitimasi demokrasi.
4.      Tuntutan akal budi.
Negara hukum berarti alat-alat negara mempergunakan kekuasaannya hanya sejauh
berdasarkan hukum yang berlaku dan dengan cara yang ditentukan dalam hukum itu. Dalam
negara hukum, tujuan suatu perkara adalah agar dijatuhi putusan sesuai dengan kebenaran.
Tujuan suatu perkara adalah untuk memastikan kebenaran, maka semua pihak berhak atas
pembelaan atau bantuan hukum.
Ditinjau dari sudut sejarah,  pengertian Negara Hukum berbeda-beda, berdasarkan
sisitemnya diantaranya yaitu Negara Hukum Eropa Kontinental dan Negara Hukum Anglo
Saxon (Rule of Law).
1.   Negara Hukum Eropa Kontinental
Negara Hukum Eropa Kontinental ini dipelopori oleh Immanuel Kant. Tujuan negara
hukum menurut Kant adalah menjamin kedudukan hukum dari individu-individu dalam
masyarakat. Konsep negara hukum ini dikenal dengan negara hukum liberal atau negara
hukum dalam arti sempit atau “nachtwakerstaat”. Dikatakan negara hukum liberal karena
Kant dipengaruhi oleh paham liberal yang menentang kekuasaan absolute raja pada waktu
itu. Dikatakan negara hukum dalam arti sempit karena pemerintah hanya bertugas dan
mempertahankan hukum dengan maksud menjamin serta melindungi kaum Boujuis (tuan
tanah) artinya hanya ditujukan pada kelompok tertentu saja.
Dikatakan Nechtwakerstaat (Negara Penjaga Malam) karena negara hanya berfungsi
menjamin dan menjaga keamanan sebagaimana pendapat John Locke mengenai fungsi negara
yaitu:
1)  Legislatif
2)  Eksekutif
3) Federatif (Pertahanan Keamanan)
2.  Negara Hukum Anglo Saxon (Rule of  Law)
Negara Anglo Saxon tidak mengenal negara hukum atau rechtstaat, tetapi mengenal atau
menganut apa yang disebut dengan “The Rule of Law” atau Pemerintahan oleh Hukum atau
Goverment of Judiciary.
Rule of Law (Rol) adalah sebuah konsep hukum yang sesungguhnya lahir dari sebuah
bentuk protes terhadap sebuah kekuasaan yang absolute disebuah negara. Dalam rangka
membatasi kekuasaan yang absolute tersebut maka diperlukan pembatasan-pembatasan
terhadap kekuasaan itu, sehingga kekuasaan tersebut ditata agar tidak melanggar kepentingan
asasi dari masyarakat, dengan demikian masyarakat terhindar dari tindakan-tindakan
melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa.
Rule of Law pada hakekatnya adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak
dari seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Rule of Law dapat dilakasanakan dengan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia karena salah satu ciri dari Rule of Law (negara
hukum) adalah terlindunginya Hak Asasi Manusia di negara yang bersangkutan.
Asal usul Rule of Law merupakan satu doktrin dalam hukum yang muncul pada abad 19,
bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Kehadirannya dapat dikatakan
sebagai reaksi dan koreksi terhadap negara absolute yang telah berkembang sebelumnya.
Negara absolute sebagai perkembangan keadaan di Eropa yaitu negara yang terdiri atas
wilayah-wilayah otonom. Negara absolute (sebagai negara modern) menyerap kekuasaan
menyerap kekuasaan yang semula ada pada wilayah-wilayah ke dalam satu tangan yaitu
tangan raja.
Rule of Law lahir dengan semangat yang tinggi bersama-sama dengan demokrasi,
parlemen dan sebagainya, kemudian Rule of Law mengambil alih akomodasi yang dimiliki
ancient regime yang terdiri dari golongan-golongan ningrat, prajurit dan kerajaan. Munculnya
keinginan untuk melakukan pembatasan yuridis (mennurut hukum/secara hukum) terhadap
kekuasaan, pada dasarnya disebabkan oleh politik kekuasaan yang cenderung korup. Hal ini
dikhawatirkan akan menjauhkan fungsi dan peran negara bagi kehidupan dan masyarakat.
Atas dasar pengertian tersebut maka terdapat keinginan yang sangat besar untuk melakukan
pembatasan terhadap kekuasaan secara normatif, untuk menghindari kekuasaan yang
dispotik.
Dalam hubungan inilah maka kedudukan konstitusi sangat penting bagi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu lahirlah negara konstitusi yang melahirkan doktrin Rule of Law,
inilah awal dari kelahiran Doktrin Egalitarian dalam hukum yang menjadi ciri utama Rule of 
Law. Disinilah kemudian Rule of Law merupakan doktrin dengan semangat dan idealisme
keadilan yang tinggi seperti supremasi hukum dan kesamaan setiap orang di depan hukum.

HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN HAM


Perumusan ciri-ciri negara hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl. Yang kemudian
ditinjau ulang oleh Internasional Commision of Jurist pada konferensi yang diselenggarakan
di Bangkok tahun 1965, yang memberikan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu konstitusi
harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak
yang dijamin.
2. Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan Umum yang bebas.
4. Kebebasan menyatakan pendapat.
5. Kebebasan berserikat atau berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan Kewarganegaraan.
Seperti dijelaskan diatas, jelaslah sebuah Negara Hukum haruslah memiliki ciri atau
syarat mutlak bahwa negara itu melindungi dan menjamin hak asasi manusia setiap
warganya.
Dengan demikian jelas sudah keterkaitan antara Negara Hukum dan Hak Asasi
Manusia, dimana Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi hak asasi manusia setiap
warganya.

PRINSIP NEGARA HUKUM DALAM KEHIDUPAN SEBAGAI WARGA NEGARA

 Prinsip Negara Hukum yang berkembang pada abad 19 cenderungmengarah pada konsep
negara hukum formal, yaitu pengertian negara hukumdalam arti sempit. Dalam Prinsip ini
negara hukum diposisikan ke dalamruang gerak dan peran yang kecil atau sempit. Seperti
dalam uraian terdahulunegara hukum dikonsepsikan sebagai sistem penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur - unsur
lembaganya dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku.
Peran pemerintah sangat kecil dan pasif.
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara
hukum dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan
tuntutan dan dinamika perkembangan jaman. Prinsip Negara Hukum material yang
dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara
hukum atau Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut :
1. HAM terjamin oleh undang-undang.
2. Supremasi hukum.
3. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum.
4. Kesamaan kedudukan di depan hukum.
5. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
6. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi.
7. Pemilihan umum yang bebas.
8. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
KESIMPULAN

Pengertian Negara hukum  yang berbeda beda memiliki makna yang sama yaitu
Negara yang menjamin keamanan warga Negara nya dan Negara yang menjadikan hukum
sebagai kekuasaan tertinggi. Hukum itu ada yang di sebut dengan hukum Formil dan hukum
Materil,hukum formil dapat di sebut juga dengan hukum dasar tertulis (UUD) yang diartikan
sebagai hukum yang mengatur tentang brita cara mengajukan perkara baik gugatan maupun
permohonan,memeriksa perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk
mempertahankan hukum materil sedangkan hukum Materil dan di sebut juga dengan hukum
dasar yang tidak terulis (Convensi) memiliki arti aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.Negara
hukum memiliki ciri-ciri yaitu percaya akan adanya tuhan dan pengakuan dari perlindungan
hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang politik,sosial,ekonomi dan
kebudayaan serta peradilan yang bebas dan tidak memihak dan tidak terpengaruhi sesuatu
kekuasaan apapun.
Negara hukum dan HAM adalah satu kesatuan yang tidah di pisahkan satu sama
lainnya, karena kalau salah satunya tidak ada maka tidak akan berjalan dengan semestinya
sebab itu yang dapat membuat warga Negara Indonesia mendapat suatu
keadialan,perlindungan dan  pengakuan secara sah dan sebagai pembentuk suatu Negara yang
adil makmur dan sejahtera.
B.     SARAN
Walau masih bangsa muda dibandingkan dengan Negara-negara barat, namun waktu
seperti itu bukanlah sempit bagi pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun mari
kembali lagi pada kenyataannya. Bangsa Indonesia belum menjamin HAM warganya.
Di butuhkan keseriusan pemerintah untuk mempelopori penegakkan HAM di Indonesia.
Tentu saja itu tidak cukup, hanya pemerintah namun,partisipasi dan kerja sama warga
nemasih sangat dibutuhkan kerjasama warna Negara Indonesia yang semoga baik-baik saja.
Kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus bangsa, sudah semestinya membantu
pemerintah untuk terus menegakkan HAM di Indonesia. Kondisi HAM di Indonesia sudah
saatnya dibenahi dan ditata ulang agar terbentuk good goverment. Segala jenis hambatan dan
tantangan yang dapat mengganggu terwujudnya pelaksanaan HAM harus segera dihilangkan.
Demikinlah makalah yang dapat kami sampaikan , kami sadar kalau dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami mohon maaf . atas perhatiannya,
saya ucapkan terima kasih

https://www.academia.edu/34190129/NEGARA_HUKUM

http://lina-maria-ulfa-fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-115117-pkn-Makalah
%20PENDIDIKAN%20KEWARGANEGARAAN%20%20NEGARA%20HUKUM
%20DAN%20HAK%20ASASI%20MANUSIA.html

https://www.slideshare.net/AdityaSetiaBasuki/362666914-
hubunganantarahamdgnnegarahukumdanhamdgndemokrasi

Anda mungkin juga menyukai